Anda di halaman 1dari 6

Bahasa Indonesia

WELCOME
Cerita Pendek (Karya Fiksi)
Start
Start

Hasan Kusuma
Struktur Cerita Pendek
A. Abstrak
Ringkasan / inti dari cerita pendek yang akan dikembangkan menjadi sebuah rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga
sebagai gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional atau dalam artian bahwa setiap cerpen boleh tidak terdapat
struktur abstrak tersebut.

B. Orientasi
Pengenalan dengan waktu, suasana, dan tempat yang berkaitan dengan jalan cerita dari cerpen tersebut.

C. Komplikasi
Urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada komplikasi, biasanya mendapatkan karakter ataupun
watak dari berbagai tokoh cerita pendek tersebut, hal ini karena pada bagian komplikasi kerumitan mulai bermunculan.

D. Evaluasi
Struktur konflik yang terjadi dan mengarah pada klimaks serta sudah mulai mendapatkan penyelesaiannya dari konflik yang
terjadi tersebut.

E. Resolusi
Pengarang mulai mengungkapkan solusi yang dialami tokoh.

F. Koda
Terdapat nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari cerita pendek tersebut oleh pembacanya.
Kaidah Kebahasaan Cerita Pendek

1. Memuat kata sifat yang mendeskripsikan pelaku seperti penampilan fisik juga kepribadian tokoh yang
diceritakan dalam cerpen, seperti misalnya sosoknya tinggi atau perawakannya gagah, rambutnya
beruban dan sifat tokoh lainnya.

2. Memuat kata keterangan untuk mendeskripsikan latar waktu tempat dan suasana, sebagai contoh
misalnya: di pagi hari yang cerah, di kebun bambu yang rimbun dengan dedaunan dan lain sebagainya.

3. Menggunakan kalimat langsung dan juga tidak langsung untuk penulisan dalam percakapan di dalam
cerpen.

4. Bisa menggunakan gaya bahasa yang bersifat konotasi seperti misalnya : pucuk langit, memanggang bus,
bajing loncat dan mulut terminal.

5. Bahasa yang digunakan tidak baku dan tidak formal.

6. Bisa menggunakan gaya bahasa perbandingan, pertentangan, pertautan maupun perulangan.


Struktur Teks Cerpen tentang “kegigihan.”

Orientasi :
Aku anak seorang pemulung dan pekerja buruh. Ayahku buruh pabrik dan ibuku sering bekerja
mengumpuli barang bekas, untuk menambah biaya sekolah dan kehidupan aku dan adik-adikku.
Namun aku bahagia dan selalu bersyukur. Aku memiliki kedua orang tua yang baik dan penyayang.

Komplikasi :
Cukup untuk membiayai ibu dan adik-adikku sekolah. Aku sangat bersyukur karena selama ini banyak
kemudahan yang Allah berikan padaku. Sekali lagi aku ingin katakan jangan malu menjadi orang
miskin. Yang malu apabila diri kita tidak mampu menjadi orang yang tidak berguna.

Resolusi :
Walaupun aku telah sukses aku tetap meyakini kalau aku adalah anak miskin seorang pemulung yang
tetap bersyukur dan belajar terus menerus agar menjadi orang yang sukses.
Contoh Kaidah Kebahasaan Cerpen

Ketika kemudian dengan keramahan yang tidak dibuat-buat dipersilakannya saya untuk masuk, tanpa ragu-ragu
saya memilih langsung menuju amben di seberang ruangan.

Nikmat rasanya duduk di atas balai-balai bambu beralas tikar pandan itu. Diapun lalu turut duduk, tapi
pandangannya justru diarahkan ke luar jendela, pada pohon-pohon cengkeh yang berderet seperti barisan murid
kelas kami dahulu saat mengikuti upacara bendera tiap isnin.

Saya paham, kejutan ini pastilah membuat hatinya diliputi keharuan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-
kata. Dia butuh untuk menetralisirnya sebentar. Saya tersenyum, hanya sebentar kecanggungan di antara kami
sebelum kata-kata obrolan meluncur seperti peluru-peluru yang berebutan keluar dari magasin.

Bertemu dengannya, mau tidak mau mengingatkan kembali pada pengalaman kami dahulu. Pengalaman yang
menjadikan dia, walau tidak setiap waktu, selalu lekat diingatan saya. Tentu dia mengingatnya pula, bahkan saya
yakin rasa yang diidapnya lebih besar efeknya. Karena sebagai seorang sahabat, dia jelas jauh lebih tulus dan setia
daripada saya.
Contoh Kaidah Kebahasaan Cerpen

Kalimat “nikmat rasanya duduk di atas balaibalai..” merupakan penggunaan majas perbandingan. Kata “nikmat”
umumnya digunakan untukmenunjukkan cita rasa yang dibandingkan terhadap sesuatu.

Kemudian pada kalimat “pohon-pohon cengkeh yang berderetseperti barisan murid kelas kami,” menggunakan majas
personifikasi.

Untuk kalimat “hatinya diliputi keharuan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata,” menggunakan majas
hiperbola.

Kalimat “Dia butuh untuk menetralisirnya sebentar,”kata “menetralisir “ menggunakan kalimat majas personifikasi.

Dan kalimat “kata-kata obrolan meluncur seperti peluru-peluru,”menggunakan majas personifikasi. Sedangkan, kalimat

“Pengalaman yang menjadikan dia, walau tidak setiap waktu, selalu lekat diingatan saya”, menggunakan majas
sinekdoke.

Kemudian kalimat “rasa yang diidapnya lebih besar efeknya”, menggunakan majas hiperbola. Kalimat terakhir “dia jelas
jauh lebih tulus dan setia daripada saya,” menggunakan majas litotes.

Anda mungkin juga menyukai