Anda di halaman 1dari 11

JAKA TARUB DAN 7 BIDADARI

Tokoh drama:
1. Fito sebagai Jaka Tarub
2. Ulvi sebagai Ibu Joko Tarub
3. Rena sebagai Narator
4. Devi sebagai Devi
5. Amalia sebagai Rizkiati
6. Robiatul sebagai Robiatul
7. Laila sebagai Barida
8. Ayin sebagai Ayin
9. Amanda sebagai Manda
10. Wulan sebagai Wulan
Jaka Tarub dan 7 Bidadari
Scene 1: Scene Jaka Tarub berburu di hutan.
Scene 2: Jaka Tarub pulang dari berburu kemudian memberikan hasil buruanya untuk ibunya
Scene 3: Scene Jaka Tarub berbincang-bincang dengan ibunya mengenai jodoh untuk jaka
tarub
Scene 4: Scene mencari kayu bakar dan berburu
Scene 5: Bertemu dengan bidadari
Scene 6: Bidadari kehilangan selendangnya
Scene 7: Jaka Tarub dan Bidadari menari bersama
Scene 8: Jaka Tarub ketahuan berbohong, bidadari kecewa dan marah kepada jaka tarub
Scene 9: Bidadari pergi meninggalkan jaka tarub, jaka tarub bersedih

Narator
Scene 1:
Disuatu hari di hutan yang lebat, dibawah teriknya matahari terlihat seorang pemuda
sedang mengumpulkan kayu bakar, dia bernama Joko Tarub.
Jaka Tarub : (mengumpulkan kayu bakar)
Jaka Tarub : huffff…………. (mengusap keringat), teriknya matahari siang hari ini…..
(saat asik mencari kayu bakar tiba-tiba ada anak panah yang jatuh di dekat kaki Jaka
Tarub, kemudian muncul-lah Omar Tarub)
Omar Tarub 1 : aaaaaarrrggghhhhhh, sialan. Panahnya tidak mengenai buruan (sambil
berjalan mengambil anak panah tersebut)
Jaka Tarub : Omar!
Omar Tarub: Jaka!, kamu sedang apa di siang hari yang terik ini?
Jaka Tarub : apa kau tidak lihat aku sedang membawa apa ini! (sambil menunjukkan kayu
bakar yang ia bawa)
Omar : oooo kamu sedang mengumpulkan kayu bakar ya,
Jaka Tarub : kamu kenapa berburu di daerah ini? apakah kamu tidak tahu kalau daerah ini
disebut nerakanya pemburu?
Omar : Neraka Pemburu?
Jaka tarub : (sambil menarik tangan kawannya) ayo aku tunjukkan di mana kamu akan
mudah mendapatkan buruan!
Jaka Tarub dan Omar-pun tiba ditempat yang dituju. Mereka mencari dan terus
mencari hingga mendapatkan buruan yang sangat besar.)
Omar : lihat Jaka, aku berhasil mendapatkan kijang yang sangat gemuk. (sambil
menunjukkan hasil buruanya)
Jaka Tarub : Waahh.. sepertinya hari ini hari keberuntunganmu kawan
Omar : sebagai tanda terimakasihku padamu aku akan memberikan sebagian daging
buruanku ini kepada mu dan mbok rondho.
Jaka Tarub : tau saja kamu di rumah sedang tidak ada bahan makanan hari ini.
Omar : apa yang tidak aku ketahui tentangmu kawanku (sambil merangkul pundak Jaka
Tarub)
Jaka Tarub : (menyikut perut kawannya)
Scene 2
Jaka Tarub : Jaka pulang mbok
Mbok Rondho : selamat datang nak, lho! Ada Omar juga
Jaka Tarub : Omar, membawakan daging buruan untuk kita mbok
Mbok Rondho : Terimakasih ya nak.
Omar : Sama-sama mbok, aku bisa dapat buruan ini juga berkat Jaka mbok.
(mereka memakan hasil olahan daging buruan yang sudah didapat Omar)
Omar : saya pulang dulu ya mbok sudah malam
Mbok Rondho : Hati-hati ya nak, salam untuk ibuk di rumah
Jaka Tarub : Hati hati mar
Omar : Siap!

Scene 3
(Jaka Tarub dan Mbok Rondho sedang duduk-duduk di ruang makan sambal
berbincang-bindang kecil)
Mbok Rondho : pasti lelah yah nak seharian mencari kayu bakar
Jaka Tarub : tidak buk, Jaka tidak lelah
Mbpk Rondho : maafkan ibu ya nak kamu jadi harus bekerja keras untuk hidup kita sehari-
hari.
Jaka Tarub : Ibu jangan begini, Jaka tidak keberatan sama sekali. (sambil memegang
tangan mbok rondho)
Mbok Rondho : Terimakasih ya nak, ibu tidak tau lagi bagaimana ibu tanpa kamu nak,
Jaka Tarub : Jaka juga terimakasih pada ibu, ibu sudah menyayangi Jaka selama ini.
(sambil menatap langit Mbok Rondho berkata…..)
Mbok Rodho : Tak terasa umur ibu semakin tua ya nak, di umur yang semakin tua ini ibu
ingin sekali melihat Jaka menikah.
(Jaka hanya diam, kemudian mbok rondho menoleh kepada Jaka Tarub)
Mbok Rondho : Bagaimana kalau kamu berkenalan dengan Mawar nak, Ibu lihat-lihat dia
cocok denganmu.
Jaka Tarub : Bu tapi apa tidak terlalu terburu-buru?
Mbok Rondho : Nak, umur ibu sudah tua, kamu mau menunggu sampai kapan lagi.
Jaka Tarub : Baik bu Jaka akan mencobanya.

Scene 3
Keesokan harinya, Di suatu pagi.
Jaka : Pagi yang indah ….. (Suara burung)
Tiba-tiba datanglah seorang kembang desa yang terkenal di desanya. (Instrumen India)
Jaka : Siapa ya ? (sambal menggaruk kepalanya)
Mawar : Salam kenal, Mawar de geulis bingitts (sambil menyodorkan tanganya)
Jaka : Salam kenal (canggung)
Mbok Rondho : Oh nak Mawar silahkan masuk
Mawar : Iyaa mbok
Mbok Rondho : Jaka, ini nak Mawar yang mau mbok kenalkan kepadamu, silahkan di lanjut
mbok mau memasak di belakang.
Jaka : Iyaa mbok
Suara jangkrik (krik-krik-krik-krik)
Jaka : emmmm, Mawar umur kamu? Ehhh… apa yang kamu lakukan setiap pagi ?
Mawar : tentcu saja seperti yang dilakkukan wanita-wanita canci seperti pedicure, pakai sekin
care dan masih banyak lagi.
Jaka : Alamak !!!!!
Jaka yang tak kuasa menahan diri sedari tadi ingin beranjak dari tempatnya duduk,
terkejut gembira karena mendengar suara teman-temannya datang.

Scene 4
Omar : Jaka
Abduh : Tarub
Nijar : Rondho rondho
Jaka pun langsung lari kearah teman-temannya dengan wajah gembira.
Jaka : Kalian emang penyelamat
Omar : Penyelamat ?
Nijar : Kenapa wajahmu seperti telah melihat hantu Jaka ?
Abdu : Bee bee bee tuls …
Jaka : Sssssssstttt diam
Mbok Rondho : nak, kawan-kawanmu datang.
Jaka Tarub : Iya mbok, Jaka izin pergi berburu dulu ya ?
Mawar : Kok aku di tinggal?, gamau gamau gamauu…ikutt yaaa ?
Jaka : Emmm nanti aku ajak jalan-jalan sendiri ya .
Mawar ; Janji ya, beneran ya, ya yaaa yaaaa…. Okay aku pulang sekalian ya mbok kalo
begitu….byee byeee semuaa
Mbok Rondho : Byee artinya apa nak ?
Nijar : Mungkin semacam makanan mbok
Omar ; Hehhh byee itu artinya selamat malam
Mbok Rondho & Nijar : Oooooooo
Abdu : Saa saaa saa lahhh
Jaka : Sudah-sudah ayok lebih baik kita pergi berburu saja
Abdu, Omar & Nijar : Ayokkk
(Jaka Tarub dan kawan-kawanya pun pergi berburu, Di tengah-tengah
perburuannyaa…)
Omar : Eh, kalian tahu tidak, aku dengar-dengar di hutan ini ada bidadari-bidadari
yang berkeliaran lho
Abduh : Ah, aku tidak percaya, mana ada bidadari di dunia ini
Nijar : Tapi kalau ada asik bukan, pasti mereka cantik-cantik
Jaka Tarub : wanita cantik aja yang ada di pikiranmu.. ckckck
Omar : tau nih, tapi bisa aja bidadari-bidadari yang sebenarnya bukanlah wanita
cantik tapi siluman yang berwujud wanita cantik, hiih ngeri….
Abduh : eh jangan bilang gitu, hanya kita berempat lho ini di hutan (sambil menoleh
kanan ke kiri)
(horor)
Nijar : Iya juga ya hiiii.. (sambil memeluk Jaka Tarub)
Jaka Tarub : ih apa sih pegang-pegang.
(tiba-tiba mereka mendengar suara-suara asing yang berasal dari binatang buas. Jaka
dan temannya pun lari terbirit-birit)

Scene 5
(suara burung)
Jaka dan kawan-kawanya berlari hingga berhenti di dekat sungai. Betapa terkejutnya
Jaka dan kawan-kawanya Ketika melihat ada bidadari yang sedang berada di sungai.
Merekapun bersembunyi dari semak-semak sambal mengintip bidadari-bidadari
tersebut dari balik semak-semak.
Devi : Disini airnya jernih ya..
Rizkiati : Iya kamu benar dibandingkan yang ada di dekat bukit sebrang, disini lebih
jernih.
Robiatul : Siapa dulu dong yang mencarinya
Barida : Disini udaranya juga lebih sejuk.
Ayin : Kita jangan lama-lama di sini, takut ada manusia
Manda : Jangan terlalu khawatir begitu, disini jauh dari pemukiman warga kok
Wulan : Iya kita nikmati saja air sungai yang jernih ini
Devi : Aku senang sekali harini ini masih bias bermain dan mandi bersamIa kalian.
Barida : Iyaa betul, senang sekali rasanya
Manda : Semoga aja kesempatan seperti ini , dapat selalu kita nikmati
Rizkiati : Janji ya, kita semua harus tetep bersama
Wulan : Ayok kita mengikat janji kelingking sebagai symbol kita tidak akan
meninggalkan satu sama lain .
Semua Bidadari saling mengkaitkan jari kelingking mereka sebagai tanda
persaudaraan setia sampai akhir. Ditengah-tengah percakapan bidadari, Ada Jaka
Tarub dan kawan-kawanya terpukau melihat para bidadari. Sampai diam tak
berkutik.
Jaka Tarub : Wah ternyata bidadari itu memang ada ya (dengan wajah terperangah)
Omar : Kan sudah ku bilang, bidadari itu ada
Abduh : Ku kira hanya ada di cerita-cerita saja, wah ternyata bidadari ada ya
Nijar : Apakah mereka siluman?
(Jaka Tarub, Omar,2 menoleh ke Fajar)
Omar : yang benar saja wanita cantik seperti mereka adalah siluman!
Jaka Tarub : sudahlah hentikan fantasi gilamu Fajar

Scene 6
Tak terasa hari semakin gelap, sudah waktunya bidadari-bidadari itu untuk Kembali ke
kayangan.
Ayin : Ayo kita lekas Kembali, sudah sore ini
Rizkiati : Ayo, sudah mulai gelap juga ! (sambil berdiri)
Robiatul : Waktu cepat sekali ya berlalu, padahal aku masih mau bermain-main disini
(Bahasa madura)
Barida : Apa artinya itu ?
Ayin : Mungkin dia ingin buang air kecil, benar kan ?
Wulan : Slah salahh, itu salah yang benar itu dia kelaperan.
Robi : Hiihhhhh, artinya aku masih mau bermain-main disini
Semua : Ooooo begituu
Barida : Kita kan bisa kemari lain hari (sambil merangkul Robiatul menenangkan)
Devi : (kebingungan) di mana selendangku ya?
Rizkiati : Tadi kamu letakkan dimana?
Devi : Aku tadi meletakkan selendagku di dekat selendang Robiatul
Robiatul : Bagaimana ini, kamu tidak bisa Kembali tanpa selendangmu itu Devi
(khawatir)
Barida : Coba kamu cari lagi Devi! Kita sudah tidak ada waktu lagi
Ayin : Bagaimana ini, tidak lama lagi gerbang kayangan akan di tutup
Devi : Aku juga tidak tahu kenapa selendangku bisa tidak ada, kawan-kawan jangan
tinggalkan aku sendiri disini (sedih)
Rizkiati : maafkan kami Devi (pergi)
Karena hari semakin gelap, bidadari-bidadari pun kembali ke kayangan dengan
menggunakan selendang mereka untuk terbang, dan meninggalkan Devi sendirian.
Scene 7
Devi terduduk sambal menangis, dia sedih tidak bisa kembali ke Kayangan berasam
dengan kawan-kawanya yang lain. Kemudian Jaka Tarub –pun menghampiri Bidadari
tersebut.
Jaka Tarub : Mengapa kamu bersedih wahai bidadari?
Devi : (ketakutakan)
Jaka Tarub : Jangan takut, aku bukan orang jahat (meyakinkan)
Devi : (tetap diam)
Jaka Tarub : Apakah aku terlihat semenakutkan itu ya (bercanda)
Devi : (merasa tidak enak) tidak kok
Jaka Tarub : Kamu kenapa sendirian saja di hutan ini, bahaya lho sendirian apalagi di
hutan yang sepi ini
Devi : (ketakutakan) aku ditinggalkan oleh kawan kawanku yang lain, dan kau tidak
bisa Kembali karena kau kehilangan selendangku…
Jaka Tarub : Mau pulang ke rumahku?
Devi : (tidak yakin)
Jaka Tarub : tenang di rumahku ada ibuku juga.
Jaka Tarub dan Bidadari pun pulang Bersama-sama. Di perjalanan, Jaka Tarub dan
Bidadari berbincang-bincang ringan. Mereka terlihat saling tertarik satu sama lain.
Sesampainya di rumah Jaka Tarub mengenalkan Bidadari kepada mbok rondho.
Hari-hari terus berlalu, dan selama itu pula Bidadari telah tinggal dengan Jaka dan
Mbok Rondho. Jaka Tarub dan Bidadari semakin hari semakin dekat. Kedekatan anatar
keduanya membawa mereka hingga ke jenjang pernikahan.
Mereka terlihat sebagai pasangan yang sangat Bahagia. Bahkan orang-orang yang
tinggal disekitar rumah mereka sangat iri terhadap pasangan ini. Kebahagiaan mereka
bertambah dengan lahirnya anak mereka.
Scene 7: Bidadari dan Jaka Tarub bernyanyi Bersama
Scene 8
Di suatu pagi, Devi beranjak ke dapur untuk memasak. Ia pun membuka tempat penyimpanan
beras. Saat Devi akan mengambil beras, ia tidak sengaja melihat bungkusan kertas di bawah
tempat beras. Bidadari pun mengambilnya.
Devi : Apa ya ini?
Betapa kagetnya bidadari melihat isi dari gulungan kertas tersebut.
Devi : Ini kan selendangku
Tak lama Jaka Tarub datang.
Jaka Tarub : Kau sedang masak apa dinda?
(Jaka Tarub melihat benda yang dipegang oleh Devi)
Jaka Tarub : Istriku aku bisa menjelaskan ini…
Devi : Jadi, selama ini kamu yang sudah menyembunyikan selendangku kanda, jadi
selama ini kamu telah berbohong kepadaku kanda!
Jaka Tarub : Tidak.. istriku buakn seperti itu
Devi : ku kira kamu mencintaiku selama ini, ternyata kau hanya menipuku selama
ini!
Jaka Tarub : Tidak istriku bukan seperti itu maksudku… (mencoba memegang tangan
Devi, namun ditepisnya)
Devi : Kau penipu, kau pembohong (berlari keluar)

Scene 9
Jaka Tarub keluar mengejar Devi
Jaka Tarub : Kau mau kemana wahai istriku
Devi : Kau jahat kau telah menipuku selama ini, aku kira kau adalah orang baik,
ternyata kau hanya pembohong! Aku kira selama ini kau mencintaiku…
Jak Tarub : Aku mencintaimu, aku tidak bermaksud seperti itu, aku mohon maafkan aku
(memohon)
Devi : Tidak ada maaf untukmu, terimalah hukuman atas kebohonganmu itu
kepadaku. Aku tidak bisa lagi gidup dengan pembohong sepertimu.
Devi -pun mengangkat selendangnya kemudian pergi ke kayangan meninggalkan Jaka Tarub
yang menangis. Suara gemuruh datang disertai hujan lebat seperti menggambarkan perasaan
Jaka Tarub saat ini.

Anda mungkin juga menyukai