Pemain
Narator
Jaka Tarub
Mbok Milah
Mbok Ranu
Laraswati
Samosa
Bra
Wanto
Elang
Gendhis
Rissa
Regina
Ayu
Nawang Wulan
ADEGAN 1
Pada zaman dahulu hidup seorang pemuda bernama Jaka Tarub di sebuah desa di daerah Jawa Tengah.
Ia tinggal bersama Ibunya yang biasa dipanggil Mbok Milah. Ayahnya sudah lama meningal. Sehari-hari
Jaka Tarub berburu dan Mbok Milah bertani padi di sawah.
Suatu pagi, di tengah tidurnya yang lelap, Jaka Tarub bermimpi misterius.
Jaka Tarub : “Apa arti mimpi barusan ya? Kok bisa aku bermimpi bertemu dengan seorang bidadari yang
sangat cantik? “ (gumam Jaka Tarub terbangun dar tidurnya)
Mbok Milah sedang sibuk menghias diri kemudian teman-teman Jaka menjemput Jaka Tarub untuk
berburu. Seperti Bra, Wanto, Alang, Andi, dan Samosa. Tak lupa Jaka Tarub berpamitan kepada ibunya.
Wanto, Alang, dan Samosa : “Ko Joko, agak cepat keburu matahari naik!” (Teman-temannya sampai di
depan rumah Jaka)
Mbok Milah : “Nak, sudah ada temanmu di depan mengajak berburu.” (ucap Ibu dari dalam rumah
mendengar suara teman-teman Jaka)
Jaka Tarub : “Iya bu, kalau begitu aku pamit pergi berburu dengan teman-teman.” (Jaka bergegas keluar
rumah)
ADEGAN 2
Selepas Jaka pergi berburu, Mbok Milah tetap melanjutkan menghias diri. Kemudian Mbok Ranu ingin
bertemu dengan Mbok Milah karena lama tidak bertemu dan ingin menanyakan kabar Mbok Milah.
Mbok Ranu : “Mbok, Mbok Milah! Lama ya kita nggak ketemu.” (Sapa Mbok Ranu antusias dari luar
rumah)
Mbok Milah : “Eh Mbok Ranu. Eh iya Mbok, belakangan ini saya istirahat di rumah.” (Menjawab sapa
Mbok Ranu dengan cipika-cipiki).
Mbok Ranu : “Waduh pantesan ya wajahnya makin glowing gitu. Kalau dilihat-lihat umur Jaka Tarub
sudah dewasa ya. Apa nggak kepikiran untuk menikah? Bagaimana kalau Jaka menikah dengan anakku,
Laraswati?”
Mbok Milah : “Idemu sangat bagus Mbok, umur Jaka dan Laraswati juga sudah cukup untuk menikah
bukan?”
Mbok Ranu : “Ya sudah Mbok kalau gitu, mari dicoba dulu. Bicarakan dengan Jaka ya Mbok.”
ADEGAN 3
Setelah Mbok Ranu pulang, ketika Jaka di hutan teringat mimpinya tadi malam yang baginya sangat
misterius. Di tengah-tengah perjalanan berburu, akhirnya Jaka menceritakan mimpinya pada teman-
temannya.
Jaka Tarub : “Kalian tahu nggak sih? Semalam aku bermimpi menikah dengan seorang bidadari yang
cantik jelita.” (Jaka menceritakan dengan antusias)
Teman-Teman : "Huuu.. Huu..."
Wanto : “Iya ya, mana mungkin ada bidadari di dunia ini yang mau denganmu?”
Alang dan Andi : “Sudahlah pasti itu halusinasimu, mana ada bidadari di dunia nyata.” (Teman-
temannya terkekeh dengan jawaban Alang dan Andi)
Jaka Tarub : “Aku yakin pasti mimpiku, mana mungkin aku halu. Sudahlah kalau kalian tidak percaya
(Jaka terlihat pasrah)
Matahari telah terbenam Jaka dan teman-teman kembali pulang dengan tangan kosong karena tidak
mendapat hasil buruan satupun. Saat Jaka pulang ternyata Ibu sudah menunggu di depan rumah.
Jaka Tarub : “Bu aku pulang, tapi sayangnya aku tidak mendapat hasil buruan.”
Mbok Milah : “Sudahlah nak, tidak apa-apa besok masih ada waktu. Nak, Ibu pengen berbicara
denganmu. Kamu akan Ibu nikahkan dengan anak Mbok Ranu, yaitu Laraswati. Karena Ibu sendiri sudah
semakin tua dan Ibu ingin melihat kamu menikah.”
Jaka Tarub : (Terdiam sejenak dengan perkataan ibu) “Baiklah bu, Jaka mau demi kebahagiaan Ibu.”
ADEGAN 4
Seminggu kemudian Jaka menikah dengan Laraswati dan hidup bahagia. Keseharian Jaka tetap berburu
dan Laraswati membantu Mbok Milah di rumah. Pada suatu pagi, Jaka kembali berburu dengan teman-
temannya.
Jaka Tarub : “Istriku, aku pergi berburu dulu ya. Seperti biasa dengan Samosa dan lainnya”
Laraswati : “Mas tunggu sebentar, tapi aku punya firasat jelek denganmu. Apa kamu yakin hanya pergi
berburu?” (Ucapnya dengan tatapan penuh khawatir)
Jaka Tarub : “Iya istriku sayang, percayalah padaku. Aku harus bergegas sebelum matahari semakin
terik.” (Sambil mengelus kepala istrinya yang salah tingkah)
ADEGAN 5
Jaka dan teman-temannya menuju ke sungai untuk menangkap ikan. Ketika tinggal beberapa langkah
Jaka dan teman-temannya mendengar suara gurauan sekelompok perempuan. Merekapun mengendap-
ngendap menuju sumber suara dan betapa terkejutnya mereka melihat para bidadari mandi di sungai.
Bra : “Itu orang mana ya? Kok aku nggak pernah kelihatan mereka.”
Jaka : “Tuh kan apa aku bilang, mimpi aku bukan sekedar halu.”
Wanto : “Stttt jangan berisik nanti kita ketahuan jika sedang mengintip.”
Saat sedang asik mengintip, Jaka dengan pikiran jahatnya mengendap-ngendap untuk mengambil
selendang dari salah satu bidadari.
Rissa : “Emm bentar-bentar tapi kalian ngerasa kayak ada yang ngintip nggak sih?” (semua bidadari
saling berpandangan keheranan)
Nawang Wulan : "Aaaaa lihat lihat! Di belakang ada yang ngintip kita dari tadi!
Rissa : "Gimana ini tempat ini sudah tidak aman untuk kita mandi."
Gendhis : "Iya ya, kayanya sudah dari tadi kita diintip. Iya nggak sih? Soalnya mereka langsung kabur
gitu."
Ayu : "Yaudah kita pergi aja dari sini kita kembali ke kayangan, lagian mataharinya sudah tenggelam."
Saat sibuk mencari selendang untuk kembali ke kayangan, Nawang Wulan tidak menemukan dengan
selendangnya. Raut mukanya semakin panik karena selendangnya tidak terlihat.
Nawang Wulan : "Gawat gawat selandangku nggak ada. Gimana ini?"
Nawang Wulan : "Kamu dari tadi nggak lihat aku cari-cari selendang. Kamu pikir aku santai-santai hah?!"
Nawang Wulan : "Waduh gimana ya ini, bantu cari dong jangan diam semuanya."
Regina : "Apa sih Nawang Wulan dari tadi ngegas mulu. Yaudah kita tinggalin aja biar dia urus dirinya
sendiri."
Nawang Wulan : "Oke fine tinggalin aku. Dasar kalian semua egois!"
ADEGAN 6
Nawang Wulan sedih ditinggalkan oleh saudari-saudarinya. Ia tidak menemukan selendangnya ada
dimana. Jaka Tarub menemui Nawang Wulan untuk membantunya.
Nawang Wulan : "Hiks.. Hiks.. Aku gabisa kembali ke kayangan karena selendang aku hilang. Saudariku
tadi meninggalkanku karena aku marah-marah."
Jaka Tarub : "Oh.. selendangmu hilang. Mendingan kamu ke rumahku aja untuk ganti baju dan
beristirahat sebentar karena sudah malam."
Jaka Tarub membawa Nawang Wulan ke rumah Ibunya dengan mengendap-endap menuju ke kamarnya.
Saat itu, Laraswati, Mbok Milah, dan Mbok Ranu sedang pergi bersama.
Jaka Tarub : "Kamu pilih sendiri saja bajunya ada di dalam lemari itu. Aku tinggal ke depan ya."
Nawang Wulan membuka lemari dan menemukan sesuatu yang mengejutkan. Sembari Laraswati datang
dan masuk ke kamar.
Nawang Wulan : "Lho bukannya ini selendangku ya? Aku sudah yakin kalau ini selendangku. Pasti dia
yang mencurinya sampai aku tidak bisa kembali ke kayangan." (Sibuk mencari baju ganti kemudian
melihat selembar kain mirip selendangnya)
ADEGAN 7
Nawang Wulan keluar kamar penuh amarah karena firasatnya yakin itu selendang miliknya. Namun
ketika Nawang Wulan keluar membuka pintu bersamaan dengan Laraswati masuk ke kamar.
Nawang Wulan : "Lah, kamu sendiri emangnya siapa? Sok sokan banget sih."
Laraswati : "Aku? Istrinya Jaka Tarub. Enaknya kamu bisa masuk kamar ini dengan bebas."
Laraswati : "Gatau ma, aku juga kaget ini perempuan main masuk ke kamarku sama Jaka."
Laraswati : "Apa lagi mas yang perlu dijelasin, semua udah jelas kamu selingkuh sama perempuan ini."
Nawang Wulan : "Ini maksudnya apa Jaka? Kamu sudah punya istri? Lalu apa maksudmu mencuri
selendangku dan membawaku kemari?"
Mbok Milah : "Astaga Jaka, aku sudah menikahkanmu dengan Laraswati tapi begini ternyata
kelakuanmu membawa perempuan lain kerumah ini, dasar anak tidak tahu diri. Merepotkan orang tua
saja."
Jaka Tarub : "Ma bukan seperti itu ceritanya. Sini biar kuluruskan dulu."
Mbok Ranu : "Sudah cukup! Laki-laki hidung belang tidak tahu diri! Sudah punya istri masih saja mencari-
cari wanita lain. Sudah Laraswati kita kembali ke rumah kita saja."
Jaka Tarub ditinggalkan oleh keluarganya. Mbok Milah, Laraswati, Mbok Ranu pergi meninggalkan Jaka
Tarub dan hidup nyaman bertiga. Nawang Wulan kecewa dengan perilaku Jaka Tarub dan pergi kembali
ke kayangan karena telah menemukan selendangnya. Jaka hidup merana sebatang kara ditinggalkan
kerabatnya.
TAMAT