Anda di halaman 1dari 6

“ Jaka Tarub “

Pemeran
1. Jaka tarub
2. Nawang sari
3. Nawang wulan
4. Nawang merah
5. Nawang putih
6. Ibu bidadari / ratu
7. Ayah bidadari /raja

Adegan I
(Alkisah, hiduplah ibu dengan anaknya yang hidup jauh dari kata mewah, sang ibu sudah
muak hidup tanpa kemewahan. Suatu hari sang ibu meninggalkan anaknya)
Jaka tarub : ibu mau kemana? Kok membawa tas sebesar ini
Mbok rondo : ibu sudah capek hidup miskin seperti ini, ibu ingin pergi
keluar negeri saja mencari uang yang banyak
Jaka tarub : Tapi bu, aku tidak ingin ibu meninggalkanku. Bagaimana
dengan kehidupanku setelah ibu meninggalkanku nanti?
Mbok rondo : Sudahlah aku tidak peduli dengan semua itu, urus diri
sendirimu sendiri ibu mau per ke luar negeri
Jaka tarub : tapi buuuuuu
Pada akhirnya mbok rondo pun meninggalkan jaka tarub tanpa memikirkan nasib anaknya
(di lain sisi, di sebuah kayangan terdapat kerajaan yang di pimpin oleh seorang raja bernama
Prabu Gajah Batok dan istrinya bernama Ratu Tapas. Mereka mempunyai anak 7 bidadari
yaitu : Nawang Sari, Nawang Wulan, Nawang Merah, Nawang Putih, Nawang Bombay,
Nawang Daun, dan Nawang Kucai.)

Nawang Sari : (memberi hormat) “Ayahanda, karena hujan telah reda kami
akan meminta izin kepada ayahanda untuk melakukan kebiasaan kami seperti biasanya!”
Prabu Gajah Batok : (mengangguk) “Kalau ayah sich terserah kamu aja!” “Gimana
mah boleh anak-anak kita turun ke bumi ?”
Ratu Tapas : “Boleh-boleh tapi hati-hati ya, takutnya ada manusia yang jail
… kalian kan bidadari-bidadari cantik.”
Semua Bidadari : “Baik ayahanda, bunda, kami berangkat !” (kemudian
meninggalkan kerajaan)
Prabu Gajah Batok : “Dadah!” (sambil melambaikan tangan)
Ratu Tapas : “Kakanda, anak-anak kita sekarang sudah besar ya!”
Prabu Gajah Batok : “Oowh,, pastinya ! siapa dulu donk ayahnya!”

Adegan II
(Setelah ditinggal ibunya, jaka tarub mulai terbiasa untuk hidup mandiri)
Jaka Tarub : (melihat-lihat ke arah langit sambil berbicara sendiri)
“Rupanya hujan sudah reda langit cerah kembali. Nah, saat seperti ini adalah waktu yang
tepat untuk berburu ke hutan.” (bergegas mengambil panah dan pergi).

Adegan III
(Bidadari berdatangan sampai di bumi, mereka turun tepat di sebuah telaga yang airnya
tenang dan bening).
Nawang Putih : “Hey lihat! Airnya bening sekali. Aku sudah tidak sabar buat
mandi! Udah 1 minggu kita gak mandi !”
Nawang Sari : “Iya, ya… Bener banget, buat minum aja masih beli”
Nawang Merah : “Abisnya ayahanda Prabu Gajah Batok kurang gaul… Padahal
kita bisa kanpasang air dari PAM ?”
Nawang Wulan : “Ngaco ! Emangnya dilangit ada saluran kran air ?”
Nawang Sari : (melerai) “Eh, sudah-sudah! Jadi acara kita jauh-jauh turun ke
bumi Cuma untuk perdebatan ?”(muka masam)
Nawang Putih : “Ya enggak donk teh !”
Nawang Sari : “Kalau begitu, ayo kita cepat-cepat mandi. Nanti keburu sore,
pelanginya hilang, dan kita tidak bisa pulang ke khayangan !”

4 Bidadari segera melepas selendang dan mandi


Tanpa diketahui, dari kejauhan ada seorang pemuda yang bernama Jaka Tarub sedang
tercengang melihat pelangi yang diujungnya terdapat 4 bidadari sedang asyik mandi dengan
air yang bening di telaga
Jaka Tarub bingung dengan hal yang terdapat didepannya, kemudian ditengah bebatuan
terdapat 7 selendang yang sesuai dengan karakter baju masing-masing. Dia mengambil salah
satunya dan disembunyikan kedalam bajunya sambil terus memperhatikan para bidadari
tanpa diketahui
Kemudian, setelah selesai mandi.
Nawang Wulan : (kebingungan mencari-cari sesuatu)
Nawang Sari : “Kenapa adinda ? Apa yang dinda cari ?”
Nawang Wulan : “selendangku hilang !!!!
Semua Bidadari : “Apa………….. XL?? Eh salah, salah ….!!” “Apa hilang ??”
Nawang Wulan : (Menangis)
Nawang Putih : “ Mungkin dinda lupa menyimpannya”
Nawang Wulan : “Enggak…aku persis menyimpannya disini aku nggak
mungkin lupa!”
Nawang Putih : “Kalau begitu, kita akan membantu mencarinya bersama!”
Semua bidadari mencari-cari selendang Nawang Wulan. Namun setelah lama mencari-cari
tidak ditemukan juga
Nawang Merah : ”selamat menikmati tinggal di bumi ya !” (tersenyum sinis)
Nawang Wulan : (Bersedih) “Aduh… bagaimana ini ? Apa yang harus saya
lakukan?”

Adegan IV
(Jaka Tarub tiba-tiba keluar dari persembunyiannya tanpa disadari Nawang Wulan yang
sedang bersedih dan kebingungan)
Jaka Tarub : (Menghampiri Nawang Wulan dan menyapanya) “Ehm… !!
Sedang apa kamu disini?”
Nawang Wulan : (Kaget) “Kamu siapa? Mau apa kesini? Tolong jangan ganggu
saya! Pergi kamu !”
Jaka Tarub : ”Tenang neng! Saya orang baik-baik. Saya hanya ingin
menolong neng, yang sore-sore ini dihutan sendirian!”
Nawang Wulan : ”Saya percaya kalau kamu manusia baik. Baiklah,
perkenalkan nama saya Nawang Wulan!”
Jaka Tarub : ”Saya Jaka Tarub sebenarnya bagaimana asal-usul neng?
Tolong ceritakan !”
Nawang Wulan : ”Sebenernya saya seorang bidadari dari negeri rempah, yang
tempatnya di khayangan. Saya turun bersama 6 saudara saya tetapi ketika hendak pulang,
selendang untuk pulang hilang dan akhirnya saya di tinggal sendiri di sini. Saya nggak tau
harus bagaimana, saya bingung !”
Jaka Tarub : ”Kalau bersedia neng ikut kerumah saya! Nggak jauh ko dari
sini! Disana aman, dan gak baik seorang gadis sendiri disini!”
Nawang Wulan : ”Jika memang kamu tidak keberatan saya akan menumpang
dirumah kamu sampai saya menemukan selendang untuk pulang!”
Jaka Tarub : ”Baiklah… Mari ikut saya!”
Adegan V
Prabu Gajah Batok : ”Selamat sore anak-anak…… bagaimana acaranya tadi?
Sukses?” (melirik-lirik, tetapi tidak ada satupun yang menjawab). “Loh kok? Tapi, baiklah
kita absen hari ini!”
Prabu Gajah Batok : ”Nawang Sari, Nawang Merah, Nawang Putih, ,Satu, dua,
tiga, “Rasa-rasanya ada yang kurang… aneh… Oiya, putrikukan ada 4, yang ada 3… 4 – 3 =
1…”
Ratu Tapas : ”Aduh… aduh… Nawang Wulan mana?”
Nawang Putih : ”Itu dia masalahnya, Nawang Wulan ketinggalan,, eh
maksudnya ketinggalan…”
Prabu Gajah Batok : ”Hah memangnya kenapa? Nawang Sari! Kenapa kamu tidak
bisa menjaga adikmu …?”
Nawang sari : (hanya menunduk)
Prabu Gajah Batok : (marah) “udah ah pokoknya ayah mau marah dulu,
hukumannya kalian gak dapet uang jajan dan harus beres-beres istana selama 10
tahun…”(Pergi meninggalkan 3 Bidadari)
Ratu tapas : ”Bunda juga setuju… Tapi bunda sedih bagaimana nasib
Wulan… kasihan dia tinggal di bumi tanpa sanak saudara…”(menyusul Prabu Gajah Batok)
Nawang Merah : (Marah-marah sambil mengomel) “Akh … sial! Gini deh
jadinya!! Rugi banget! Akh… boke deh!!!”
Nawang Sari : ”Udah jalanin aja … emang ini resiko kan?”

Adegan VI
(Setelah beberapa tahun, ternyata Nawang Wulan mulai nyaman dan terbiasa tinggal di bumi.
Tak di sangka ternyata ia mencintai Jaka Tarub dan begitupun sebaliknya)
Nawang Wulan : ”Jaka, aku senang sekali disini”
Jaka Tarub : ”Benarkah Wulan?”
Nawang Wulan :(Mengangguk)
Jaka Tarub : ”Aku mencintaimu Wulan!”
Nawang Wulan : (Tersipu malu) “Aku juga…!”
Setelah saling mengungkapkan perasaan, mereka merasa lega dan akhirnya mereka pun
menikah. Dan setelah usia pernikahan yang ke 2 tahun mereka pun dikaruniai seorang anak
Adegan VII
(Sementara itu di khayangan 3 bidadari sedang memperhatikan Wulan)
Nawang Merah : (kesal) “Kurang ajar… Kita susah-susah disini… karena
Wulan… Tapi dia malah seneng-seneng…”
Nawang Putih : ”Iya, gak nyangka bisa kayak gini”
Nawang Sari : ” Harus bagaimana lagi, mungkin ini takdirnya!”
Nawang Merah : ”Selalu aja kakak bela si Wulan ribet itu… “(sambil pergi)
Nawang Sari : (Menghela napas) “Hm… ”

Adegan VIII
Siang itu Nawang Mulan sedang membesihkan halaman belakang rumah, dan menemukan
sesuatu yang mirip selendangnya, selendang tersebut terjepit dan ditumpuk oleh batu
Nawang Wulan : (terkejut) “Inikan selendangku… jadi selama ini…!”
Nawang Mulan pun pergi menemui jaka tarub.

Adegan IX
Nawang Wulan :(datang tiba-tiba) “Jaka… selama ini kamu sudah bohongi
aku?… kamu jahat !!” (Menampar Jaka Tarub)
Jaka Tarub :(Mengejar) “Wulan tunggu…” (Menarik
tangan Wulan)
Nawang Wulan ”Jangan sentuh aku! Aku akan pulang”
Jaka Tarub : ”Wulaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan!”
Nawang wulan pergi meninggalkan jaka tarub

Adegan X
(Sampai di Khayangan)
Nawang Wulan : ”Ayah…. Bunda….. Kakak….. Wulan pulang!!”
Nawang Merah : (Mencegah masuk)”Heh… dasar gak tau diri… udah
nyusahin, masih berani pulang kesini!”
Nawang Wulan : ”Tapi kak, Wulan…”
Nawang Merah : ”Nggak ada tapi-tapi… pergi…!”
(Prabu Gajah Batok dan semua keluarga menghampiri sumber keributan)
Prabu Gajah Batok : ”Ada apa ini ribut-ribut?”
Ratu tapas : ”Nawang Wulan… putriku sayang!”
Nawang Wulan : ”Ayah, Ibu, Saudra-saudaraku…!!”
(ketika hendak melepas kerinduan dengan keluarganya kemudian prabu mencegah dan
menyuruh duduk pada semua keluarga )
Prabu Gajah Batok : ”Maaf Nawang Wulan putriku.. masa berlaku kamu tinggal di
sini sudah habis!”
Nawang Wulan : ”Ayah… apa tidak ada kesempatan lagi?”
Prabu Gajah Batok : ”Sudah terlalu lama kamu tinggal di bumi… dan kamu saling
mencintai dengan pemuda dari bumi… itu sudah menjadi suatu pantangan…”
Nawang Sari : ”Bukankah kamu mencintainya? Kembalilah kebumi dinda!
Janganlah ada salah satu dari kita yang menyakiti manusia!”
Nawang Wulan : (Menunduk) “Baiklah jika itu yang harus saya lakukan saya
akan jalankan sebaik mungkin!”
Ratu Tapas : ”Pergilah nak… jika kamu merindukan kami, maka tunggulah
pelangi yang datang!.. Dan kamu dapat menemui kami disana!”
(Nawang Wulan pun kembali ke bumi)

Adegan XI
Jaka Tarub :(Melamun)
Nawang Wulan : ”Jaka, aku kembali demi kamu dan keluargaku… aku akan
mencintaimu dan mendampingimu selamanya!!”
Jaka Tarub :(Kaget) ”Benarkah itu Wulan? Apa kamu sunggguh sungguh?”
Nawang Wulan :(Mengangguk)”iya”
Jaka Tarub :”Terimakasih Wulan! Aku janji akan mejaga serta
membahagiakan mu selamanya…!!”
(Akhirnya Jaka Tarub Dan Nawang Wulan hidup bahagia selamanya)
The End

Anda mungkin juga menyukai