Pemeran
1. Jaka tarub
2. Ibu Jaka Tarub
3. Nawang sari
4. Nawang wulan
5. Nawang merah
6. Nawang putih
7. Nawang bombay
8. Nawang daun
9. Nawang kucai
10.Ibu bidadari / ratu
11.Ayah bidadari /raja
12.Anak nawang wulan
13.Bos jahat / raja Bintara
14.Anak buah
15.Anak buah
16.Adek kelas
17.Adek kelas
Adegan I
Prabu Gajah Batok : (mengangguk) “Kalau ayah terserah kamu aja!” “Gimana mah
Adegan II
Adegan III
(7 Bidadari berdatngan sampai di bumi, mereka turun tepat disebuah telaga yang
airnya tenang dan bening).
Nawang Putih : “Hey lihat! Airnya bening sekali. Aku sudah tidak
sabar buat mandi!”
Nawang Wulan : “Yang benar saja! Di langit tidak ada saluran air keran!”
Nawang sari : “Kalau begitu, ayo kita cepat-cepat mandi. Nanti keburu
sore, pelanginya hilang, dan kita tidak bisa pulang ke khayangan !”
(7 Bidadari segera melepas selendang dan mandi)
(Tanpa diketahui, dari kejauhan ada seorang pemuda yang bernama Jaka Tarub
sedang tercengang melihat pelangi yang diujungnya terdapat 7 bidadari sedang
asyik mandi dengan air yang bening di telaga)
(Jaka Tarub bingung dengan hal yang terdapat didepannya, kemudian ditengah
bebatuan terdapat 7 selendang yang sesuai dengan karakter baju masing-masing.
Dia mengambil salah satunya dan disembunyikan kedalam bajunya sambil terus
memperhatikan para bidadari tanpa diketahui)
Nawang Sari : ”Wulan, tidak ada satu pun dari kami yang
menemukan selendangmu… saya sebagai putri sulung
ingin meminta maaf karena kami tidak bisa membantu
kamu untuk menemukan selendang itu.”
Nawang Putih :”Berhubung hari sudah sore, kami semua harus pulang!”
Nawang Wulan : (Bersedih) “Aduh… bagaimana ini ? Apa yang harus saya
lakukan?”
(Jaka Tarub tiba-tiba keluar dari persembunyiannya tanpa disadari Nawang Wulan
yang sedang bersedih dan kebingungan)
Nawang Wulan :(Kaget) “Kamu siapa? Mau apa kesini? Tolong jangan
ganggu saya! Pergi kamu !”
Jaka Tarub :”Tenang neng! Saya orang baik-baik. Saya hanya ingin
menolong neng, yang sore-sore ini dihutan sendirian!”
Nawang Wulan :”Saya percaya kalau kamu manusia baik. Baiklah, perkenalkan
nama saya Nawang Wulan!”
Nawang Wulan :”Sebenernya saya seorang bidadari dari negeri rempah, yang
tempatnya di khayangan. Saya turun bersama 6 saudara saya
tetapi ketika hendak pulang, selendang untuk pulang hilang
dan akhirnya saya di tinggal sendiri di sini. Saya nggak tau
harus bagaimana, saya bingung !”
Jaka Tarub :”Kalau bersedia neng ikut kerumah saya! Kebetulan rumah
saya tidak jauh dari sini. Disana aman, dan tidak baik juga
seorang gadis sendiri disini!”
Nawang Wulan :”Jika memang kamu tidak keberatan saya akan menumpang
dirumah kamu sampai saya menemukan selendang untuk
pulang!”
Adegan IV
(Sementara itu, ketika para bidadari sampai di khayangan)
Nawang Merah :”Hm… Biarin aja si Wulan tinggal di bumi… Nanti kan
porsi makan dan uang jajan kita bisa di tambah!”
Nawang Kucai : ”Wulan emang penting dipikirin, nah kita juga bagaimana?”
Nawang Sari :”Sebaiknya kita bicara saja yang sebenarnya, karena jujur
itu lebih baik!”
(Para bidadari berbaris dengan rapi, Prabu Gajah Batok berkeliling sambil menyebut
nama dan menghitung)
Prabu Gajah Batok :”Nawang Sari, Nawang Merah, Nawang Putih, Nawang
Bombay, Nawang Daun, Nawang Kucai…,Satu, dua,
tiga, empat, lima,
enam…”(berfikir dan bingung) “Aneh, seperti ada yang
kurang. Putrikukan ada 7, yang ada 6… 7 – 6 = 1…
hanya 6”
Prabu Gajah Batok :”Kenapa bisa? Nawang Sari! Kenapa kamu tidak bisa
menjaga adikmu …?”
Prolog
Adegan V
(Setelah beberapa tahun, ternyata Nawang Wulan mulai nyaman dan terbiasa tinggal
di bumi. Tak di sangka ternyata ia mencintai Jaka Tarub dan begitupun sebaliknya)
Adegan VI
menjadi begini”
Raja bintara : hai dek..oy dek.. cuek nian itu. Boleh mintak pin dak dek ? kakak
nak kenalan!!!
Nawang wulan: ( nawang wulan tersipu malu, dan sambil berlalu meninggalkan raja
bintara)
Raja bintara : aiaiaiai sombong nian itu dek. ngilu laju ati kakak, adek cueki.
Dipertemuan pertama yang tidak cukup bagus Raja bintara pun berusaha lebih
keras untuk mendapatkan perhatian dari nawang wulan. Ketika sedang mencuci
di sungai Raja bintara membantu nawang wulan mengangkatkan keranjang
pakaian.
Raja bintara : halo nawang wulan ?
Raja bintara : ohh,, sini sini biar aku saja, mana mungkin saya biarkan wanita
cantik seperti kamu membawanya.
Nawang wulan : ohh tentu saja , ini kamu saja yang bawa semuanya.
Raja bintara : wahh, terima kasih ya nawang wulan kamu pengertian banget.
Hari demi hari Raja bintara terus mendekati nawang wulan dan terus membantu
nawang wulan. Sehingga mereka menjadi teman yang sangat dekat dalam sekejab.
Ternyata hal tersebut membuat jaka tarub terganggu. Diam-diam jaka tarub
menyelidiki Raja bintara dan menemuinya
Raja bintara : kamu yang siapa , tiba-tiba datang bilang seperti itu.
Jaka tarub : saya jaka tarub suaminya nawang wulan. Sepertinya kamu terlalu dekat
dengan istri saya dan saya tidak menyukainya. Tidak sepantasnya kamu begitu
kepada istri saya.
Raja bintara : Saya tidak peduli, saya menyukai dia dan saya akan membuat
dia pergi meninggalkan kamu selamanya.
Jaka tarub : (sangat marah) Jangan berani beraninya kamu mendekati istri saya!
Jaka tarub pergi meninggalkan Raja bintara, dengan suasana hati yang kesal dan
jengkel. Sesampainya di rumah jaka tarub langsung menemui istrinya di dapur
Nawang wulan : tidak......, ia hanya sebatas teman biasa , ia juga selalu membantuku.
Tidak mungkin aku bersikap jahat kepadanya.
Jaka tarub : yah benar sih tapi aku tidak menyukainya. Lagi pula kamu baru
mengenalnya, belum tentu ia itu baik untuk kamu dan keluarga kita.
Nawang wulan : mengapa kamu bilang begitu ? dia baik kok, buktinya ia selalu
menolong aku.
Jaka tarub : (jaka ingin memberi tahu yang sebenarnya tapi ia ragu )ahhh sudahlah
lupakanlah , intinya ia belum tentu baik. Jauhi dia.
Pergi dari dapur dan meninggalkan nawang wulan . sementara nawang wulan
melanjutkan untuk Membereskan kamar Jaka Tarub)
Adegan VII
Adegan VIII
Raja bintara : hei, nawang wulan apa yang kamu lakukan disini ? kenapa kamu
menangis ?
Nawang wulan : lihat ini ! kau tahu aku sebenarnya adalah seorang bidadari yang
terjebak di bumi karena kehilangan selendang ini, ternyata selama ini dia
membohongiku, tega sekali dia .
Raja bintara : ternyata kau sudah mengetahui hal itu, sebenarnya aku adalah
seorang raja di kayangan yang diutus ayahmu untuk menyelamatkanmu. Jadi,
jika kau mau, ikutlah bersamaku kembali ke kayangan ?
Nawang wulan : hah ? apa ? kamu utusan ayahku ? aku sudah rindu sekali
dengan mereka, aku ingin pulang.
Raja bintara : ayolah nawang wulan kita kembali ke kayangan, apa gunanya
kamu di sini ? dia telah berbohong kepadamu selama ini. Jika ia benar-benar
mencintaimu mana mungkin ia tega berbohong padamu ?
Nawang wulan : akupun berpikir begitu , tega sekali dia padaku ? aku benar-benar
ingin pulang ke kayangan. Ayo kita pergi dari sini.
Raja bintara tersenyum puas Mendengar ucapan nawang wulan tersebut . ketika
mereka mau pergi datanglah jaka tarub untuk menghentikan mereka.
Adegan IX
(Sampai di Khayangan)
(Prabu Gajah Batok dan semua keluarga menghampiri sumber keributan) Prabu
Prabu Gajah Batok :”Maaf Nawang Wulan putriku.. masa berlaku kamu tinggal
di sini sudah habis!”
Nawang Wulan :”Ayah… apa tidak ada kesempatan lagi?”
Prabu Gajah Batok :”Sudah terlalu lama kamu tinggal di bumi… dan kamu
saling mencintai dengan pemuda dari bumi… itu sudah
menjadi suatu pantangan…”
Nawang Wulan :(Menunduk) “Baiklah jika itu yang harus saya lakukan saya akan
jalankan sebaik mungkin!”
Adegan X
Nawang Wulan :”Jaka, aku kembali demi kamu dan keluargaku… aku
akan mencintaimu dan mendampingimu selamanya!!”
The End