Anda di halaman 1dari 7

10/21/2014 Pemanfaatan Serat Rami Untuk Pembuatan Selulosa | Balitbang

http://www.balitbang.kemhan.go.id/?q=content/pemanfaatan-serat-rami-untuk-pembuatan-selulosa 1/7
BERANDA PROFIL PUBLIKASI GALERI FOTO UNDUHAN HUBUNGI KAMI BERITA
Home Nomor 18 Tahun 2007
Pemanfaatan Serat Rami Untuk Pembuatan Selulosa
Submitted by datinlitbang on Thu, 06/30/2011 - 05:09 BULETIN
Tanaman rami (Boehmeria nivea) merupakan tanaman tahunan yang mudah tumbuh dan berkembang baik di
daerah tropis. Rami merupakan tanaman yang serbaguna. Daunnya merupakan bahan kompos dan pakan
temak bergisi tinggi, pohonnya baik untuk bahan bakar, tetapi yang paling bernilai ekonomi tinggi adalah serat dari kulit kayunya.
Serat rami ini merupakan bahan yang dapat diolah untuk kain fashion berkualitas tinggi dan bahan pembuatan selulosa
berkualitas tinggi (selulose ). Selulosa berkualitas tinggi merupakan salah satu unsur pokok pembuatan bahan peledak dan
atau propelan (propellant) yaitu isian dorong untuk meledakkan peluru. Kayu dan serat rami dapat diolah menjadi pulp
berkualitas tinggi sebagai bahan baku pembuatan aneka jenis kertas berharga.
Tanaman rami juga sangat baik ditanam di lahan gundul atau di lereng ketinggian yang memiliki kemiringan besar.Karena rami
tumbuh dari tunas akar sehingga dapat tumbuh dan berkembang biak berumpun dengan cepat seperti halnya bambu. Oleh
karena itu tanaman rami sangat efektif untuk menahan erosi.
Pada dekade terakhir ini ada upaya percepatan dan perluasan penanaman rami di beberapa daerah baik di Jawa maupun luar
Jawa. Di Jawa rami dijumpai hampir di seluruh kabupaten dengan sentranya di daerah Wonosobo (Jateng) dan Garut (Jabar). Di
luar Jawa banyak dijumpai di Sumatra yaitu di Sumatra Selatan, Lampung dan Sumatra Utara. Boomingproduksi serat rami yang
diarahkan ke sasaran pokok sebagai bahan baku industri tekstil (substitusi kapas sebagai produk import), tidak dapat diserap
sepenuhnya oleh industri tekstil yang ada. Hanya kurang dari 25% yang dapat diserap oleh industri tekstil nasional. Untuk
diekspor, serat rami Indonesia kalah bersaing karena pengolahan serat rami kita umumnya masih tradisional walaupun ada
sebagian kecil yang diolah dengan mesin, tetapi karena menggunakan mesin pengolah kapas (serat pendek, sedangkan rami
serat panjang) sehingga hasilnya kurang baik.
Untuk mengantisipasi keberlimpahan serat rami pada tahun-tahun mendatang perlu dicarikan solusi agar gairah para petani
rami tetap dapat dipertahankan bahkan meningkat. Altematif solusi tersebut adalah pemanfaatan serat rami sebagai dasar pulp
yang menghasilkan selulosa. Selulosa dapat diolah lebih lanjut menjadi nitro selulosa (NC), sebagai salah satu unsur utama
dalam pembuatan propelan atau bahan peledak.
Pulp itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu material/bahan yang bersifat halus dan lembab yang terdiri dari bahan serat kayu.
Tampilannya dapat berwujud benda setengah cair hingga setengah padat dan padat (tergantung seberapa banyak kandungan
air/zat cair di dalamnya). Ketika berbentuk sebagai benda cair, pulp menyerupai "bubur". Oleh karena itu ada yang menyebutnya
sebagai "bubur kayu". Pulp ini merupakan bahan baku utama untuk aneka jenis kertas dan plywoods serta produk turunan yang
lainnya.
Selulosa merupakan bagian penyusun utama jaringan tanaman berkayu. Bahan tersebut utamanya terdapat pada tanaman
kertas, namun demikian pada dasamya selulosa terdapat pada setiap jenis tanaman, termasuk tanaman semusim, tanaman
perdu dan tanaman rambat bahkan tumbuhan paling sederhana sekalipun. Seperti: jamur, ganggang dan lumut.
Berdasarkan derajat polimerisasi (DP) dan kelarutan dalam senyawa natrium hidroksida (NaOH) 17,5%, selulosa dapat
dibedakan atas tiga jenis yaitu :
Selulosa a (Alpha Cellulose) adalah selulosa berantai panjang, tidak larut dalam larutan NaOH 17,5% atau larutan
basa kuat dengan DP (derajat polimerisasi) 600 - 1500. Selulosa a dipakai sebagai penduga dan atau penentu tingkat
kemumian selulosa.
Selulosa (Betha Cellulose) adalah selulosa berantai pendek, larut dalam larutan NaOH 17,5% atau basa kuat dengan
DP 15 - 90, dapat mengendap bila dinetralkan
Selulosa (Gamma cellulose) adalah sama dengan selulosa , tetapi DP nya kurang dari 15. Selain itu ada yang
disebut Hemiselulosa dan Holoselulosa yaitu :
Hemiselulosa adalah polisakarida yang bukan selulosa, jika dihidrolisis akan menghasilkan D-manova, D-galaktosa, D-
Xylosa, L-arabinosa dan asam uranat.
Holosefulosa adalah bagian dari serat yang bebas dan sari dan lignin, terdiri dari campuran semua selulosa dan
hemiselulosa.
Selulosa merupakan kualitas selulosa yang paling tinggi (mumi). Selulosa > 92% memenuhi syarat untuk digunakan sebagai
bahan baku utama pembuatan propelan dan atau bahan peledak. Sedangkan selulosa kualitas dibawahnya digunakan sebagai
bahan baku pada industri kertas dan industri sandang/kain (serat rayon).
Selulosa dapat disenyawakan (esterifikasi) dengan asam anorganik seperti asam nitrat (NC), asam sulfat (SC) dan asam fosfat
(FC). Dari ketiga unsur tersebut, NC memiliki nilai ekonomis yang' strategis daripada asam sulfat/SC dan fosfat/FC karena dapat
User login
Username: *
Password: *
Log in
Create new account
Request new password
Komentar Terbaru
pruqam qrlcdy
1 day 21 hours ago
ndxpog sjpnhf wdeqha unmoks gffhlk
fiehrr
1 day 21 hours ago
- zumbadoresweb
4 days 18 min ago
-specmedpro
4 days 3 hours ago
Search
10/21/2014 Pemanfaatan Serat Rami Untuk Pembuatan Selulosa | Balitbang
http://www.balitbang.kemhan.go.id/?q=content/pemanfaatan-serat-rami-untuk-pembuatan-selulosa 2/7
digunakan sebagai sumber bahan baku propelan/bahan peledak pada industri pembuatan munisi/mesin dan atau bahan
peledak.

LANDASAN TEORI
Tumbuh-tumbuhan yang mengandung selulosa cukup melimpah di Indonesia dan merupakan sumber alam yang dapat
diperbaharui dengan pembudidayaan diantaranya seperti yang sedang digalakkan pemeritah yaitu hutan tanaman industri (HTI)
untuk memasok kebutuhan bahan baku selulosa untuk kepentingan industri pulp kertas dan dissolving pulp. Produksi selulosa
kebanyakan sebagai pulp untuk pembuatan kertas, sedangkan dissolving pulp untuk serat rayon produksinya masih relatif
rendah. Kebutuhan produk-produk yang menggunakan bahan baku dissolving pulp di pasaran sudah banyak digunakan di
Indonesia.
Selulosa merupakan bagian utama susunan jaringan tanaman berkayu, bahan tersebut terdapat juga pada tumbuhan perdu
seperti paku, lumut, ganggang dan jamur. Penggunaan terbesar selulosa yang berupa serat kayu dalam industri kertas dan
produk turunan kertas lainnya. Industri lain yang banyak menggunakan bahan baku ini adalah industri pertekstilan yang dikenal
sebagai serat rayon. Indonesia memiliki sumber daya/hasil hutan maupun hasil pertanian sebagai potensi bahan selulosa yang
sangat kaya. Potensi selulosa alam yang melimpah ini merupakan cadangan bahan baku bagi kepentingan pembangunan baik
untuk keperluan kesejahteraan maupun untuk kepentingan pertahanan negara.
Selulosa telah mengalami proses esterifikasi dengan asam anorganik seperti asam nitrat (hasilnya disebut selulosa nitrat).
Selulosa nitrat memiliki arti penting dan nilai strategis dari segi pertahanan keamanan karena selulosa nitrat (Nitro selulosa/ NC)
dapat digunakan sebagai bahan dasar propellant dan atau bahan peledak. Tanaman Rami. Tanaman rami
atau haramay dengan nama latin Boehmeria nivea telah dikenal di Indonesia sejak jaman pendudukan Jepang (1943).
Tanaman ini memang lebih banyak ditanam masyarakat dibanding dengan tanaman abaka, karena keunggulan dan
kegunaannya telah terbukti lebih baik. Tanaman ini terdiri dari bagian kulit, yaitu penghasil serat terbanyak dan bagian kayu
yang masih mengandung serat.
Tanaman rami sangat cocok dikembangkan di Indonesia Bagian Barat yang beriklim basah, karena tanaman ini memerlukan
banyak curah hujan sepanjang tahun. Akhir-akhir ini beberapa pengusaha terutama swasta tertarik dan berusaha
mengembangkan rami di Indonesia, karena beberapa hal antara lain : pasar terjamin meskipun dalam jumlah terbatas, ada
peluang mengembangkan rami di lahan gambut, dan produk rami cukup diminati oleh konsumen luar negeri seperti Jepang,
Korea Selatan, Hongkong dan Amerika Serikat.
Tanaman rami tingginya dapat mencapai 2 m lebih dengan waktu/masa panen terbaik sekitar 55 hari pada daerah daratan
rendah sampai dengan 3 bulan di daerah dataran tinggi/penggunungan (Heyne, 1987).
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Lembaga Penelitian Tanaman Industri (LPTI) - Bogor, hasil rata-rata satu hektar
adalah sekitar 36 ton batang basah dengan rendemen antara 3,5 - 4,0 % sehingga hasil akhimya diperkirakan sekitar 1,3 ton/Ha
serat kering. Tanaman rami per hektar per tahun sebesar 125 ton terdiri dari daun hijau 40 % (50 ton) dan batang basah 60 %
(75 ton). Dari batang basah akan dihasilkan serat kering 3,5 % (2,625 ton) dan limbahnya 16 % (12 ton).
Pemanfaatan Serat Rami. Sebagai tanaman berserat (bast fiber), rami mempunyai banyak kegunaan, yaitu sebagai sumber
penghasil serat untuk industri tekstil (sebagai subsitusi kapas) maupun bahan baku pulp kertas. Kandungan selulosa rami relatif
tinggi (sekitar 50 %), sedangkan kadar ligninnya rendah (sekitar 10 %). Ditinjau dari sifat kimia tersebut, rami mempunyai
prospek ydng baik untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pulp kertas maupun pulp larut (dissolving pulp) yang lebih dikenal
sebagai pulp rayon.
Sebagai sumber serat panjang, rami sangat potensial untuk dikembangkan menjadi pulp putih serat panjang yang selama ini
masih diimpor. Pulp ini dapat digunakan sebagai substitusi serat panjang untuk membuat kertas tulis, kertas fotocopi, dll. Dengan
sifat seratnya yang panjang dan langsing, serat rami juga dapat dikembangkan untuk kertas khusus seperti kertas saring teh
celup, kertas dasar stensil, kertas rokok, dan kertas yang memerlukan ketahanan (security papers), daya simpan yang lama
seperti kertas uang, kertas surat berharga, kertas dokumen, dan kertas peta. Selain itu, serat rami dengan kandungan selulosa
yang tinggi dapat digunakan sebagai bahan baku rayon dan atau nitroselulosa/NC. Diantara tanaman penghasil serat alam yang
lain (kecuali kapas), rami paling potensial sebagai bahan baku selulosa.Perbandingan tersebut dapat tertihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Komposisi Kimia Serat Alam

NAMA

SELULOSA

HEMI SELULOSA
LIGNIN

KET

Abaka 60-65 6-8 5-10 Pisang
Coir 43 1 45 Sabut Kelapa
Kapas 90 6 - Bungkus, Biji
Flax 70-72 14 4-5 -
10/21/2014 Pemanfaatan Serat Rami Untuk Pembuatan Selulosa | Balitbang
http://www.balitbang.kemhan.go.id/?q=content/pemanfaatan-serat-rami-untuk-pembuatan-selulosa 3/7
Jute 61-63 13 3-13 -
Mesta 60 15 10 -
Palmirah 40-50 15 42-45 -
Nenas 80 - 12 Daunnya
Rami 80-85 3-4 0,5-1 Kulit Batang
Sisal 60-67 10-15 8-12 Daun
Straw 40 28 18 -
Sumber: Natural Organic Fiber by Hans Lilhot
Melihat keunggulan dari sifat serat rami sebagian bahan baku potensial untuk pulp cukup banyak dan tumbuhan semakin
berkembang, maka perlu dilakukan penelitian rami sebagai bahan baku pulp larut (rayon) dan pulp kertas. Khusus untuk
nitroselulosa, sangat diperlukan pemilihan bahan baku yang spesifik, selektif dan memiliki kekuatan serat yang tinggi. Hal ini
dimungkinkan karena tanaman rami terdiri dari berbagai jenis yang memiliki karakter yang berbeda. Hal ini memberikan
peluang untuk diteliti dan dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan baku untuk berbagai kebutuhan sehingga dapat
meningkatkan nilai tambah.
Manfaat Tanaman Rami Lainnya. Rami adalah tanaman yang serbaguna, selain seratnya yang berkualitas tinggi, akar, batang
dan daunnya juga sangat bemnanfaat. Sebagai tanaman berumpun (seperti bambu) rami sangat tepat dimanfaatkan sebagai
tanaman reboisasi. Batangnya dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar, hardboard dan limbahnya sebagai media jamur bergizi
tinggi. Daunnya dapat dimanfaatkan untuk pakan temak pemakan aimput seperti sapi, biri-biri, kambing dan lain sebagainya.
Dari daun muda dapat dibuat "teh rami" yang memiliki rasa yang khas dan bermanfaat untuk kesehatan (anti oksidan). Sebagian
besar daun berupa limbah merupakan bahan dasar kompos (pupuk organik) yang mengandung unsur-unsur hara yang tinggi.
Selulosa dan Pemanfaatannya. Secara kimia, selulosa merupakan senyawa polisakarida yang terdapat banyak di alam. Bobot
molekulnya tinggi, struktumya teratur berupa polimer yang linear terdiri dari unit ulangan -D-Glukopiranosa. Karakteristik
selulosa antara lain muncul karena adanya struktur kristalin dan amorf serta pembentukan micro fibril danfibril yang pada
akhirnya menjadi serat selulosa. Sifat selulosa sebagai polimer tercermin dari bobot molekul rata-rata, polidispersitas dan
konfigurasi rantainya. Dalam praktek, parameter yang banyak diukur adalah berupa derajat polimerisasi (DP) dan kekentalan
(viscositas) yang juga merupakan tolok ukur kualitas selulosa.
Pemisahan selulosa dari tumbuhan dapat dilakukan dengan cara hidrolisis melalui prosedur HoloselulosaTappi Standard
Tgm (Useful method 249, ASTM Standard D 1104 dan Sll) atau penentuan selulosa Cross dan Sevan dan selulosa Kursner.
Bagian dari selulosa yang tahan dan tidak larut oleh larutan basa kuat disebut selulosa ( -cellulose).Bagian yang terlarut
tetapi dapat mengendap apabila ekstrak dinetralkan dikenal sebagai selulosa (Betha Cellulosa)
Bagian yang tinggal dalam larutan walaupun sudah dinetralkan dikenal sebagai selulosa . Kemumian selulosa sering
dinyatakan melaui parameter selulosa . Biasanya semakin tinggi kadar selulosa , maka semakin baik mutu bahannya.Selulosa
dapat diesterkan(esterifikasi) dengan asam anorganik seperti asam nitrat, asam sulfat dan asam fosfat. Hasilnya berturut-turut
adalah selulosa nitrat, selulosa sulfat dan selulosa fosfat. Secara niaga selulosa nitrat/NC adalah yang terpenting yang banyak
digunakan untuk bahan dasar pembuatan bahan peledak atau propelan. Selulosa nitrat tersebut dibuat berdasarkan reaksi
alkohol dan asam nitrat dengan katalis asam sulfat pekat terhadap selulosa yang sebelumnya dibuat menjadi selulosa alkali.
Untuk mengetahui kualitas dari selulosa, antara lain dengan pemantauan derajat polimerisasi (DP), maka kita dapat mengetahui
kualitas dari selulosa yang ada dan viscositas (kekentalan). Di Indonesia jenis selulosa yang berkualitas baik untuk serat
panjang adalah tanaman keras seperti pinus, aghatis, bambu, kenaf, abaca, kapas dan rami serta untuk serat pendek adalah
albasia, acasia dan eucalyptus. Pengaruh panjang serat, untuk kasus tertentu ada korelasi antara panjang serat dengan kadar
selulosa, sebagai contoh : serat kapas mempunyai kadar selulosa yang tinggi dibanding selulosa kayu.
Pemanfaatan Selulosa di bidang Kesejahteraan. Penggunaan selulosa dan turunannya (derivat selulosa) dibidang industri
untuk kesejahteraan luas sekali. Industri-indusri yang menggunakan selulosa sebagai bahan baku meliputi industri kertas,
industri yang memproduksi bahan penyerap (absorbent) seperti popok bayi, kertas, tissue, pembalut wanita dan lain-lain. Industri
yang memproduksi Carboxy Methyl Cellulose (CMC) untuk digunakan pada industri makanan dan industri memproduksi
selulosa asetat dan selulosa nitrat sebagai bahan plastik dan tekstil (rayon). Berbagai jenis kayu dapat juga dimanfaatkan
sebelum diolah untuk diambil selulosanya, misalnya : untuk keperluan bahan bangunan seperti untuk lantai, dinding, pintu,
kusen dan untuk bantalan rel kereta api, tiang listrik, telepon, untuk alat musik, alat olahraga, bagian-bagian kapal, bus, kereta
api, aeromodelling dan lain-lain.
Pemanfaatan Selulosa di bidang Pertahanan. TNI sebagai komponen utama pertahanan negara dalam melaksanakan tugas
pokoknya, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI memerlukan berbagai jenis alat/sarana termasuk persenjataan.
Dalam penyelenggaraan operasi militer untuk perang diperlukan dukungan amunisi disamping dukungan logistik yang lain.
Amunisi inilah yang dapat berupa bahan peledak atau bahan pendorong (propelan) peluru dalam pembuatannya membutuhkan
nitro selulosa yang merupakan proses kimia lanjutan dari selulosa: Saat ini bahan baku untuk MKK (Munisi Kaliber Kecil) masih
10/21/2014 Pemanfaatan Serat Rami Untuk Pembuatan Selulosa | Balitbang
http://www.balitbang.kemhan.go.id/?q=content/pemanfaatan-serat-rami-untuk-pembuatan-selulosa 4/7
diimpor, sedangkan MKB (Munisi Kaliber Besar) bahkan secara keseluruhan masih tergantung dari produk luar negeri. Oleh
karena itu, upaya penelitian ini sejalan dengan rencana pemerintah yang akan membangun bahan peledak dan propelan dalam
upaya menuju kemandirian dibidang sarana pertahanan.
Pemanfaatan selulosa untuk mendukung tugas-tugas operas! selain perang (OPSP) adalah sebagai bahan baku peralatan yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas-tugas operasi tersebut seperti Kaportap contohnya. Tetapi yang diutamakan dalam
penelitian ini adalah pemanfaatannya untuk keperiuan operasi perang/tempur yaitu Nitroselulosa (NC) sebagai bahan baku
(yang memenuhi syarat) pembuatan bahan peledak/propelan. Untuk memperoleh NC yang memenuhi syarat sebagai bahan
peledak tersebut memiliki kandungan kadar nitrogen sekitar 12,5 - 13,5 %. Kondisi tersebut dapat tercapai apabila
kandungannya selulosa alfa dari pulp > 92 %. Kebutuhan selulosa yang diperlukan untuk membuat nitroselulosa yang perlu
disisihkan oleh industri pulp. Kebutuhan ini dapat dihitung dengan dikaitkan pada kebutuhan TNI atas munisi kaliber kecil (MKK)
dan munisi kaliber besar (MKB) yang diperlukan baik untuk kegiatan latihan maupun untuk kegiatan operasional.
Macam Pengujian. Macam-macam pengujian untuk memperoleh selulosa alfa dari tanaman rami adalah sebagai berikut:
* Uji Morfologi Serat. Uji morfologi serat dilaksanakan untuk menunjukkan panjang serat dalam keadaan utuh, dalam hal ini
panjang serat merupakan sifat utama untuk menentukan kekuatan pulp dan kekuatan kertas.
* Uji Bilangan Kappa. Uji bilangan kappa dilaksanakan untuk menentukan jumlah pemakaian bahan kimia yang digunakan
dalam proses pemutihan (bleaching).
* Uji Kadar Selulosa dalam Pulp. Uji kadar selulosa dalam pulp dilaksanakan untuk menentukan kadar selulosa , dan , yang
ada dalam pulp putih maupun pulp yang belum diputihkan.
* Uji Kadar Abu. Uji kadar abu dilaksanakan untuk menentukan kadar abu yang terdapat dalam contoh yang akan diuji (tanaman
rami yang terdiri dari batang, serat dan campuran batang dan serat rami).
* Uji Kelarutan Kayu (dalam Air Dingin dan Air Panas). Uji kelarutan kayu dalam air dingin dan air panas dilaksanakan untuk
menentukan banyaknya komponen kayu yang larut dalam air dingin maupun air panas , meliputi garam-garam organik, garam-
garam anorganik, gula, siklitol, pectin, galaktan, tannin, pigmen, polisakarida dan komponen lain yang temidrolisa.
* Uji Lignin. Uji lignin dilaksanakan untuk mengetahui jumlah lignin yang terdapat dalam kayu dan pulp. Lignin yaitu bagian yang
terdapat dalam lamela tengah dan dinding sel yang berfungsi sebagai perekat antar sel, merupakan senyawa aromatik
berbentuk amorf. Pulp akan mempunyai sifat fisik atau kekuatan yang baik apabila mengandung sedikit lignin,karena lignin
bersifat kaku dan rapuh.
* Uji KadarAir. Uji kadar air dilaksanakan untuk menentukan kebutuhan jumlah cairan pemasak. Demikian pula kadar air pulp
untuk menentukan jumlah kebutuhan bahan pemutih.
* Uji Kadar San. Uji kadar sari (ekstrak alkohol-benzena) dilaksanakan untuk mengetahui jumlah kandungannya yang terdapat
dalam pulp. Sari (ekstrak) alkohol benzena adalah zat dalam kayu atau pulp yang terekstrasi oleh alkohol benzena sebagai
pelarut, dilakukan pada titik didih pelarut dalam waktu tertentu.
* Uji dalam Larutan Natrium Hidroksida Satu Persen. Uji dalam larutan natrium hidroksida satu persen dilaksanakan untuk
menyatakan banyaknya komponen yang larut, meliputi senyawa anorganik dan organik, antara lain karbohidrat,tanin, kinon,
zat wama dan sebagian lignin.

PROSES PEMBUATAN SELULOSA *
Persiapan Bahan Baku. Bahan baku yang digunakan adalah batang rami tanpa serat, serat rami kasar(China grass) campuran
batang dan serat, dengan berat masing-masingnya 20 gram kering yang dikirim oleh produsen serat rami dari Koperasi Pondok
Pesantren (Koppontren) Darussalam, Garut. Bahan-bahan tersebut kemudian diserpih/dipotong-potong ukuran 3 - 5 cm
dihaluskan kemudian disaring dengan menggunakan saringan 40 mesh dan 60 mesh, hasil saringannya akan lolos di 40 mesh
dan tertaHan di 60 mesh. Selanjutnya dilakukan pemasakan, dan sebagian diserbuk untuk dianalisis komponen kimianya per
bahan baku.
Penentuan Morfologi Serat. Penentuan morfologi serat bertujuan untuk mengetahui dimensi serat dan turunannya. Hal itu
dilakukan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI). Setiap materi kayu dan bukan kayu bila dilihat dibawah mikroskop, akan
terlihat serat-seratnya yang melekat satu dengan yang lainnya. Dari penampang melintangnya serat-serat tersebut mempunyai
dinding dan lubang tengahnya yang disebut lumen. Senyawa yang melekat satu serat dengan serat lainnya disebut lignin, yang
terdapat didalam Lame/a tengah.
Lapisan dinding serat dibedakan karena molekul-molekul selulosa yang terdapat pada tiap lapisan mempunyai susunan arah
melingkar yang berbeda. Dinding serat dapat dibedakan menjadi:
1) Dinding primer; merupakan lapisan paling luardari serat.
2) Dinding sekunder; merupakan lapisan dibawah dinding primer.
Analisis Komponen Kimia Bahan Baku. Analisis komponen kimia bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia yang terdapat
dalam bahan baku, yang terdiri dari kadar holoselulosa, selulosa alfa, lignin, pentosan, ekstraktif, mineral (abu), kelarutannya
dalam 1 % NaOH serta kelarutannya dalam air yang dilakukan menurut SNI.
Prehidrolisa.
Prehidrolisa bertujuan untuk mempercepat penghilangan pentosan (hemiselulosa) dalam bahan baku rami pada waktu
pemasakan (cooking). Prehidrolisa menggunakan air lunak (soft water) atau larutan asam encer. Kondisi perhidrolisa adalah
sebagai berikut:
1) Temperatur maksimum : 135C
10/21/2014 Pemanfaatan Serat Rami Untuk Pembuatan Selulosa | Balitbang
http://www.balitbang.kemhan.go.id/?q=content/pemanfaatan-serat-rami-untuk-pembuatan-selulosa 5/7
2) Rasio bahan baku temadap cairan pemasak : 1 : 6
3) Waktu : 1 Jam
Setelah prehidrolisa, filtratnya dikeluarkan (ditiriskan), dan selanjutnya dilakukan pemasakan (cooking).
Pemasakan (cooking). Pemasakan terhadap batang rami, serat rami dan campuran batang dan serat rami bertujuan untuk
mendapatkan pulp belum putih (coklat) dengan menggunakan proses soda dan soda antrakinon (soda-Aq). Pulp hasil
pemasakan diouci dengan air lunak panas untuk menghilangkan lindi hitam. Pulp hasil pemasakan selanjutnya ditentukan
rendemen dan bilangan kappanya menurut SNI. Kondisi proses pemasakan sebagai berikut:
1) Temperatur : 135C
2) Rasio bahan baku terhadap cairan pemasak : 1 : 5
3) Waktu menuju suhu maksimum : 1,5 Jam
4) Waktu pada suhu maksimum : 2 Jam
Pemutihan Pulp (bleaching). Pemutihan pulp hasil pemasakan bertujuan untuk mendapatkan pulp larut (dissolving pulp) putih
dengan kadar selulosa a yang tinggi. selulosa alfa yang tinggi. Pemutihan pulp dilakukan tanpa menggunakan klorin (CI
2
),
tetapi menggunakan senyawa klor (CI0
2
) yang dikenal dengan proses elemental chlorine free (ECF), dengan 5 tahapan proses
yaitu DEDED (klordioksida awal; ekstraksi-1; klordioksida-1; ekstraksi-2; klordioksida-2). Pulp dari setiap tahap pemutihan
dicuci dengan air lunak panas hingga bersih (pH netral). Proses ECF dilakukan untuk menekan atau mengeliminasi dampak
negatif limbah kimia terhadap lingkungan. Kondisi proses pemutihan pulp seperti pada tabel 2.
TABEL 2. KONDISI PROSES PEMUTIHAN PULP

PARAMETER


D
100

E

D
1

E

D
2
- CIO2, % 0,22 KN - 1 - 0,5
- NaOH, % - 1 - 1 -
- Konsistensi, % 10 10 10 10 10
- Temperatur,
U
C
60 70 75 70 75
- Waktu reaksi, menit 65 90 180 90 180
Penentuan Kualitas Pulp Putih. Pulp larut (dissolving pulp) putih yang diperoleh selanjutnya dianalisis komponen kimianya
termasuk kadar selulosa alfanya. Selain itu ditentukan pula viskositas dan derajat putih pulpnya, yang terlebih dahulu pulp dibuat
lembaran dan dikeringkan dalam ruangan terkondisi pada suhu 23 C selama 24 jam sesuai prosedur SNI.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Morfologi Serat. Hasil analisa morfologi serat terhadap tanaman rami, dimana dari ketiga sampel yang ada yaitu batang,
serat/CG dan campuran batang dan serat/CG, Serat dari CG termasuk kedalam serat yang panjang yaitu > 4 mm, sedangkan
batang rami serta campuran batang dan serat termasuk kedalam serat pendek yaitu < 1 mm, dengan demikian, serat rami
kasar/CG merupakan bahan baku pulp larut (dissolving pulp) yang paling baik.
Analisis Komponen Kimia Bahan Baku. Dari analisis komponen kimia, kadar holoselulosa dan selulosa alfa tertinggi diperoleh
dari serat rami/CG (selulosa menjpakan komponen utama dalam pulp larut). Holoselulosa merupakan polisakarida yang terdiri
atas selulosa dan hemiselulosa. hemiselulosa ditentukan sebagai pentosan. Kadar pentosanterendah diperoleh dari serat/CG
yaitu 4,64 %, sedangkan pada batang dan campuran batang dan serat/CG % pentosannya tinggi. Pulp larut kualitas tinggi
yaitu dissolving pulp harus sesedikit mungkin mengandung pentosan,sehingga pentosan yang terkandung dalam bahan baku
harus dihilangkan dalam proses pembuatan pulpnya. Kandunganlignin dalam serat/CG yang paling rendah apabila
dibandingkan dengan batang serta campuran batang dan serat/CG. Hal ini menunjukkan bahwa serat rami/CG dalam proses
pembuatan pulpnya dapat mengurangi penggunaan bahan kimia pemasak dan bahan kimia pemutih, sehingga akan
mengurangi pencemaran lingkungan.
Hasil Pemasakan (cooking). Dari hasil pemasakan ketiga jenis bahan baku rami pada kondisi pemasakan yang sama, serat/CG
menghasilkan rendemen tersaring rata-rata lebih tinggi dan bilangan kappa yang paling rendah, baik untuk proses soda maupun
Soda antrakinon (soda-Aq) apabila dibandingkan dengan kedua jenis bahan yaitu batang dan campuran. Hal ini sesuai dengan
kandungan holoselulosa dan kandungan lignin dalam bahan bakunya. Bilangan kappapulp menunjukkan tingkat kematangan
atau perkiraan kandungan lignin yang ada dalam pulp.
Proses soda-Aq dengan penambahan antrakinon 0,1 % dapat menghasilkan pulp dengan kualitas yang baik daripada proses
soda. Ini dikarenakan antrakinon merupakan katalisator yang dapat mempercepat delignifikasi sehingga dapat mengurangi
10/21/2014 Pemanfaatan Serat Rami Untuk Pembuatan Selulosa | Balitbang
http://www.balitbang.kemhan.go.id/?q=content/pemanfaatan-serat-rami-untuk-pembuatan-selulosa 6/7
Reply
Comments
potensi rami
Submitted by datinlitbang on Sun, 04/29/2012 - 10:20.
Terima kasih atas komentarnya. Semoga saja hasil penelitian ini dapat menjadikan referensi untuk sektor yang
membutuhkan.
Post new comment
Subject:
Comment: *
Motivasi Nilai Juang Melalui Kesejahteraan up Pembuatan Prototipe Jaringan Global Positioning
System (GPS) Untuk Menentukan Posisi Pasukan
degradasi karbohidrat. Hal ini sesuai dengan pemyataan Casey, J.P., 1980 dan Grace, T.M., 1989, bahwa penambahan
antrakinon dapat melarutkan lignin lebih sempuma karena lebih banyak terjadi pemutusan ikatanlignin. Antrakinon merupakan
salah satu katalisator yang dapat meningkatkan kecepatan pelarutan lignin dan sekaligus meningkatkan stabilitas karbohidrat
serta dapat meminimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan akibat pencemaran zat kimia beracun (karena proses
pelarutan lignin yang lebih cepat).
Pemutihan Pulp . Terhadap pulp rami campuran batang dan serat hasil pemasakan proses soda tidak dilakukan pemutihan
karena bilangan kappa pulpnya terlalu tinggi (>100) yang akan banyak mengkonsumsi bahan kimia pemutih. Pulp putih yang
dihasilkan dengan tahapan DEDED mempunyai viscositas yang cukup tinggi, yaitu 15,68 cP . Begitu juga dengan derajat putih
dan rendemen pulp putihnya.
Viskositas pulp putih yang tinggi menunjukan panjangnya rantai selulosa sehingga akan menghasilkan kualitas rayon atau
nitroselulosa yang tinggi. Hal ini terlihat pula pada kelarutan dalam NaOH 18 % yang cukup rendah.
Nilai derajat putih masih di bawah 90 % ISO. Hal ini kemungkinan karena air yang digunakan dalam proses masih mengandung
mineral (senyawa logam).
Anaiisis Komponen Kimia Pulp Putih. Serat/CG menghasilkan pulp putih dengan kadar selulosa sangat tinggi (di atas 90 %)
yaitu berkisar antara 94,04 - 98,16 %. Hal ini terlihat pula dari nilai selulosa beta dan selulosa gamma, pentosan dan kelarutan
dalam alkali (NaOH) yang cukup rendah dan memenuhi persyaratan SNI (14-0938-1989).
Serat rami yang diprehidrolisa dan dimasak dengan proses soda maupun proses soda antrakinon serta diputihkan dengan
tahapan DEDED dapat menghasilkan pulp putih sebagai bahan baku rayon atau nitroselulosa dengan kualitas yang tinggi.
Viskositas pulp ditentukan dengan metoda Cupri Ethilendiamin (CED). Nilai viscositas pulp putih larut yang diperoleh dengan
menggunakan metoda CED cukup tinggi, di atas 9 cP, yaitu berkisar antara 9,99 - 15,68 cP, terutama pulp larut dari jenis
serat/CG. Nilai viscositas dengan metoda CED sebesar 9 cP sama dengan 18 cP menurut metodaCupram (SNI).

Kesimpulan
* Penelitian serat rami untuk pembuatan selulosa bertujuan, pertama untuk mencari altematif pemanfaatan serat rami yang
belum terserap oleh industri tekstil, kedua, untuk membuktikan apakah serat rami dapat dijadikan bahan dasar pembuatan
selulosa alfa berkualitas tinggi yang dapat diproses lebih lanjut menjadi nitroselulosa sebagai bahan baku pembuatan propelan
dan bahan peledak.
* Dari ketiga unsur tanaman rami yaitu : batang, serat (China grass) dan campuran batang dan serat setelah diproses melalui
serangkaian tahapan pemasakan dan pemutihan menunjukkan bahwa serat (China grass) mempunyai kadar selulosa yang
paling tinggi dan sekaligus, kadar pentosan, sari dan lignin paling rendah. Proses pemutihan melalui lima tahapan klordioksida
dan ekstraksi serta pencucian secara bemlang dapat menghasilkan pulp putih larut (dissolving pulp)dengan kadar selulosa
diatas 90% yaitu antara 94,06% - 98,16% yang memenuhi syarat untuk menghasikan nitro selulosa sebagai bahan baku
propelan/bahan peledak.
Saran.
Selulosa berkadar tinggi yang dihasilkan dari penelitian ini potensial untuk dijadikan bahan dasar pembuatan NC (nitro
selulosa). Untuk itu disarankan ada penelitian lebih lanjut guna mengetahui sejauh mana NC yang dihasilkan dari serat rami dan
bagaimana prospeknya (peluang dan kendalanya) bilamana digunakan sebagai bahan baku propelan/bahan peledak.
Oleh : Tim Puslitbang Indhan Balitbang Dephan (Kol. Umar S. Tarmansyah)
10/21/2014 Pemanfaatan Serat Rami Untuk Pembuatan Selulosa | Balitbang
http://www.balitbang.kemhan.go.id/?q=content/pemanfaatan-serat-rami-untuk-pembuatan-selulosa 7/7
CAPTCHA
This question is for testing whether you are a human visitor and to prevent automated spam submissions.
Preview
Copyright 2012. Balitbang Kemhan RI
Home Balitbang Organisasi Galeri Foto Berita Buletin Hubungi Kami Web Design

Anda mungkin juga menyukai