Anda di halaman 1dari 15

NEGARA

Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik,
militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada
di wilayah tersebut.
 Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan
memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah
mendapat pengakuan dari negara lain.
 Syarat lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat
negara itu berada. Hal lain adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan, yakni
bahwa negara diakui oleh warganya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas
diri mereka pada wilayah tempat negara itu berada.
Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum, adalah untuk memudahkan
rakyat mencapai tujuan bersama atau cita-citanya. Keinginan bersama ini
dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai konstitusi, termasuk
didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat sebagai anggota negara.
Sebagai dokumen yang mencantumkan cita-cita bersama, maksud didirikannya
negara Konstitusi merupakan dokumen hukum tertinggi pada suatu negara.
A. Konsep Negara
Negara adalah integrasi dari kekuasaan politik, ia adalah organisasi
pokok dalam kekuasaan politik. Namun, negara juga merupakan alat (agency) dari
masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan - hubungan
manusia dalam masyarakat menertibkan fenomena kekuasaan dalam masyarakat.
Sebab manusia hidup dalam suasana kerjasama, sekaligus suasana antagonistic
yang penuh konflik. Oleh karena itu negara merupakan organisasi yang dalam
suatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua
golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan kehidupan
bersama tersebut. Secara singkat terdapat dua tugas negara:

1
 Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang asosial ataupun
bertentangan satu sama lain, supaya tidak menjadi antagonism yang
membahayakan.
 Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-golongan
kearah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakatseluruhnya.
Namun, yang lebih khusus lagi konsep ”negara” tersebut kecenderungan
umumnya mengacu kepada bentuk pemerintahan sipil, yang khususnya
berkembang seperti di Eropa sejak abad ke-16. Model tersebut telah banyak ditiru
denngan keberhasilan yang bervariasi. Persoalan yang muncul ditimbulkan oleh
bentuk pemerintah sipil ini dapat ditemukan melalu refleksinya dalam filsafat
politik Eropa. Negara adalah suatu struktur yang abstrak dan impersonal dari
jabatan yang dipelihara kondisional dijalanakan oleh individu-individu tertentu.

B. Pengertian Warga Negara


Warga Negara merupakan keanggotaan seseorang dalam
satuan politik tertentu (secara khusus: negara) yang dengannya
membawa hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik.Seseorang dengan
keanggotaan yang demikian disebut warga negara. Seorang warga negara berhak
memiliki paspor dari negara yang dianggotainya.
Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewargaan. Didalam
pengertian ini, warga suatu kota atau kabupaten disebut sebagai warga
kota atau warga kabupaten, karena keduanya juga merupakan satuan politik.
Dalam otonomi daerah, kewargaan ini menjadi penting, karena masing-masing
satuan politik akan memberikan hak (biasanya sosial) yang berbeda-beda bagi
warganya.
Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangsaan Yang
membedakan adalah hak-hak untuk aktif dalam perpolitikan. Ada kemungkinan
untuk memiliki kebangsaan tanpa menjadi seorang warga negara (contoh, secara
hukum merupakan subyek suatu negara dan berhak atas perlindungan tanpa
memiliki hak berpartisipasi dalam politik). Juga dimungkinkan untuk memiliki
hak politik tanpa menjadi anggota bangsa dari suatu negara. Dalam filosofi

2
"kewarganegaraan aktif", seorang warga negara disyaratkan untuk
menyumbangkan kemampuannya bagi perbaikan komunitas melalui partisipasi
ekonomi, layanan publik, kerja sukarela, dan berbagai kegiatan serupa untuk
memperbaiki penghidupan masyarakatnya. Dari dasar pemikiran ini muncul mata
pelajaran Kewarganegaraan (bahasa Inggris: Civics) yang diberikan di sekolah-
sekolah.

C. Rakyat
Rakyat adalah bagian dari suatu negara atau elemen penting dari suatu
pemerintahan.Rakyat terdiri dari beberapa orang yang mempunyai ideologi sama
dan tinggal di daerah/pemerintahan yang sama dan mempunyai hak dan kewajiban
yang sama yaitu untuk membela negaranya bila diperlukan.Elemen rakyat terdiri
dari wanita , pria , anak-anak , kakek dan nenek.Rakyat akan dikatakan rakyat jika
telah disahkan oleh negara yang ditempatinya dan telah memenuhi syarat-syarat
sebagai rakyat/warga negara Rakyat diambil dari kata Rahayat..artinya yang
mengabdi,pengikut,pendukung.Konotasinya sangat merendahkan karena dianggap
sebagai "hamba,budak dan sejenisnya" Sehingga agak berbeda dengan maksud
dari kata people ( Inggris )..apalagi kalau dengan konotasi rakyat sebagai sebuah
kekuatan atau pemilik sebuah Negara.

D. Bangsa
Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas
bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan / atau
sejarah. Mereka umumnya dianggap memiliki asal – usul keturunan yang sama.
Konsep bahwa semu manusia dibagi menjadi kelompok – kelompok bangsa ini
merupakan salah satu doktrin paling berpengaruh dalam sejarah. Doktrin ini
merupakan doktrin etika dan filsafat, dan merupakan awal dari ideologi
nasionalisme.

3
KONSTITUSI

Konstitusi merupakan segala ketentuan dan aturan dasar mengenai


ketatanegaraan. Berdirinya sebuah negara tidak lepas dari adanya konstitusi yang
mendasarinya. Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim disebut
Undang-Undang Dasar, dan dapat pula tidak tertulis. Konstitusi merupakan dasar
dari tatanan hukum sebuah negara, yang di dalamnya terdapat perlindungan
terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) dan mengatur tentang distribusi kekuasaan
(Distribution of Power) dalam penyelenggaraan negara. Konstitusi biasanya juga
disebut sebagai hukum fundamental negara, sebab konstitusi ialah aturan dasar.
Aturan dasar yang nantinya akan menjadi acuan bagi lahirnya aturan-aturan
hukum lain yang ada dibawahnya. Konstitusi dalam arti formal adalah suatu
dokumen resmi, seperangkat norma hukum yang hanya dapat diubah di bawah
pengawasan ketentuan-ketentuan khusus, yang tujuannya adalah untuk
menjadikan perubahan norma-norma ini lebih sulit. Konstitusi dalam arti material
terdiri atas peraturan-peraturan yang mengatur pembentukan norma-norma hukum
yang bersifat umum, terutama pembentukan undang-undang.

 Macam-Macam Konstitusi
Menurut C. F. Strong, konstitusi dapat dibagi menjadi dua jenis. Adapun
macam-macam konstitusi adalah sebagai berikut:
A. Konstitusi Tertulis
Yaitu suatu naskah atau dokumen yang di dalamnya terdapat penjelasan
kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintah serta menentukan
bagaimana cara kerja badan pemerintahan tersebut. Konstitusi tertulis ini disebut
juga dengan Undang-Undang Dasar. Adapun hukum dasar tertulis di Indonesia
adalah sebagai berikut:
1. Pancasila
Pancasila merupakan sumber hukum negara baik yang tertulis maupun
yang tak tertulis atau convensi. Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara
Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima

4
dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima dasar
penyusun pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4.
Pancasila lahir dengan proses yang panjang dan merupakan bagian dari
sejarah dan perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Setiap butir
Pancasila memiliki makna dan pengertian yang dalam sebagaimana merupakan
bagian dari identitas bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, tentunya Pancasila
merupakan sumber dasar hukum yang tertinggi. Dimana aturan aturan yang dibuat
tentu tidak diperkenankan melanggar aturn dan nilai yang terkandung dalam tiap
sila Pancasila.
Dalam kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia,
pada hakikatnya merupakan suatu dasar dan asas kerohanian dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara termasuk dalam penyusunan tertib hukum di Indonesia.
Maka kedudukan Pancasila sesuai dengan yang tercantum dalam pembukaan
UUD 1945 adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia seperti
pada contoh kasus pelanggaaran hak warga negara dan contoh hukuman denda .
2. UUD 1945
Hukum dasar tertulis (UUD) merupakan kerangka dan tugas-tugas pokok dari
badan-badan pemerintah suatu negara dalam menentukan mekanisme kerja badan-
badan tersebut seperti eksekutif, yudikatif dan legislatif. Undang-Undang Dasar
1945 merupakan hukum dasar yang tertulis, kedudukan dan fungsi dari UUD
1945 merupakan pengikat bagi pemerintah, lembaga negara, lembaga masyarkat,
warga negara Indonesia sebagai hukum dasar UUD 1945 memuat normat-norma
atau aturan-aturan yang harus diataati dan dilaksanakan sehingga tidak terjadi
sebagimana kasus pelanggaran hak warga negara dan menjadi bagian dari dampak
semokrasi liberal.
Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan atas hukum, oleh
karena itu dalam segala aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur

5
dalam sIstem peraturan perundang – undangan. Hal inilah yang dimaksud dengan
pengertian Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Republik Indonesia
sebagiamana tujuan hukuman mati. Hal ini tidaklah lepas dari eksistensi
pembukaan UUD 1945, yang dalam konteks ketatanegaraan Indonesia memiliki
kedudukan yang sangat penting karena merupakan suatu staasfundamentalnorm
dan berada pada hierarkhi tertib hukum tertinggi di Indonesia.
Dengan demikian seluruh peraturan perundang – undangan di Indonesia harus
bersumber pada Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terkandung dasar
filsafat Indonesia. Dapat kita bahwa pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI.
Dalam beberapa tahun ini Indonesia mengalami perubahan yang sangat mendasar
mengenai sistem ketatanegaraan. Dalam hal perubahan tersebut secara umum
dapat kita katakan bahwa perubahan mendasar setelah empat kali amandemen
UUD 1945 ialah komposisi dari UUD tersebut, yang semula terdiri atas
Pembukaan, Batang Tubuh dan Penjelasannya, berubah menjadi hanya terdiri atas
Pembukaan dan pasal-pasal.
Sebelum amandemen, kedaulatan yang berada di tangan rakyat, dilaksanakan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Majelis yang terdiri atas
anggota - anggota DPR ditambah dengan utusan dari daerah - daerah dan
golongan-golongan itu, demikian besar dan luas kewenangannya. Antara lain
mengangkat dan memberhentikan presiden, menetapkan garis-garis besar haluan
negara, serta mengubah Undang-Undang Dasar. Rumusan UUD 1945 tentang
semangat penyelenggaraan negara belum cukup didukung ketentuan konstitusi
yang memuat aturan dasar tentang kehidupan yang demokratis supremasi hukum,
pemberdayaan rakyat, penghormatan hak asasi manusia dan otonomi daerah
seperti juga tujuan hukum pidana.
Hal ini membuka peluang bagi berkembangnya praktek penyelengaraan
negara yang tidak sesuai dengan Pembukaan UUD 1945, antara lain sebagai
berikut:
 Tidak adanya check and balances antar lembaga negara dan kekuasaan terpusat
pada Presiden

6
 Infra struktur yang dibentuk, antara lain partai politik dan organisasi
masyarakat.
 Pemilihan Umum (Pemilu) diselenggarakan untuk memenuhi persyaratan
demokrasi formal karena seluruh proses tahapan pelaksanaannya dikuasai oleh
pemerintah.
 Kesejahteraan sosial berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 tidak tercapai, justru
yang berkembang adalah sistem monopoli dan oligopoli.
3. Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah (disingkat PP) adalah Peraturan Perundang-
undangan di Indonesia yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-
Undang sebagaimana mestinya. Materi muatan Peraturan Pemerintah adalah
materi untuk menjalankan Undang-Undang. Di dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan dinyatakan bahwa Peraturan Pemerintah sebagai aturan “organik”
daripada Undang-Undang menurut hierarkinya tidak boleh tumpang tindih atau
bertolak belakang.

B. Konstitusi Tidak Tertulis


Yaitu suatu aturan atau norma yang tidak tertulis yang telah ada dan
dilaksanakan oleh penyelenggaran negara. Konstitusi ini disebut juga dengan
istilah konvensi.
1. Musyawarah Untuk Mufakat
Musyawarah menjadi ciri khas Indonesia dan sesuai dengan pandangan
hidup Bangsa Indonesia, Pancasila, Secara resmi akta ini tidak ada dalam UUD
1945 sebagai konstitusi tertulis, tetapi digunakan pada berbagai pertemuan dalam
menyelesaikan berbagai masalah. Bangsa Indonesia lebih menyukai cara ini
dibandingkan voting.
2. Pidato Kenegaraan Presiden
Dimulai sejak zaman pemerintahan orde baru, Presiden menyampaikan
pidato kenegaraan sehari sebelum peringatan kemerdekaan Indonesia. Berarti
pidato disampaikan secara luas melalui berbagai media, 16 Agusutus 1945. Tidak

7
ada aturan mengenai hal ini, tetapi sebagai kebiasaan baik yang terus
dilaksanakan. Pidato bisanya berisi tentang kondisi Indonesia.
3. Pidato Presiden Awal Tahun
Selain pidato kenegaraan sebelum memperingati hari kemerdekaan, pidato
kenegaran juga disampaikan Presiden di hadapan anggota DPR. dalam pidato ini
Presiden menyampaikan RAPBN untuk tahun ini, karena pidato di sampaikan
awal tahun, bulan Januari.
4. Adat Istiadat
Dalam masyarakat Indonesia berlaku adat istiadat dan norma baik yang
selalu ditaati. Misalnya, upacara menghormati orang yang sudah meninggal
dunia, berjalan membungkuk di depan orang tua, dan sebagainya. Adat dan
norma termasuk ke dalam konstitusi tidak tertulis.

8
PERAN KONSTITUSI DALAM NEGARA
DEMOKRASI

Konstitusi memegang peran yang sangat penting bagi negara dalam kaitannya
dengan keberlangsungan proses penyelenggaraan negara dalam rangka mencapai
tujuan negara yang ingin diraih. Begitu pula dengan negara yang menganut
konsep demokrasi. Terdapat dua hal pokok yang penting bagi negara demokrasi
yaitu konstitusi yang demokratis dan penghargaan serta perlindungan terhadap
hak-hak asasi manusia dan hak-hak warga negara. Peran konstitusi dalam suatu
negara demokrasi dapat ditilik dan disarikan dari pengertian serta fungsi konstitusi
itu sendiri yang telah diungkapkan oleh para ahli serta berpijak pada dua hal
pokok bagi negara demokrasi sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya.
Berikut penjelasan mengenai peran konstitusi dalam negara demokrasi.
A. Konstitusi Berperan sebagai Dasar Pembentukan Negara
Secara istilah, konstitusi diartikan sebagai pembentukan. Asal
penggunaan kata “pembentukan” sebagai makna dari istilah konstitusi berawal
dari terjemahan kata constituer (Perancis) yang memiliki arti membentuk dalam
artian membentuk suatu negara. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
konstitusi mengandung arti berawalnya segala aturan atau kaidah dasar mengenai
hal-hal untuk membentuk suatu negara. Dalam ketatanegaraan, konstitusi
diartikan sebagai aturan dasar pembentukan suatu negara atau menyatakan sebuah
negara.
Dalam konteks Indonesia, UUD 1945 sebagai dasar hukum tertulis
tertinggi yang bisa disebut juga konstitusi sekaligus sebagai pembentuk negara. Di
dalam UUD 1945 sangat jelas dan detail mengenai peraturan dan seruan untuk
selalu sikap bela negara. Selain itu, dalam Pembukaan UUD 1945 juga memuat
pernyataan kemerdekaan serta tujuan nasional yang berlandaskan Pancasila. UUD
1945 juga mengatur kerangka ketatanegaraan serta tugas dan wewenang lembaga
Negara.

9
B. Konstitusi Berperan sebagai Perekat Bangsa
Konstitusi merupakan bentuk konsensus yang mencerminkan
keanekaragaman yang dibalut dalam suatu ikatan kebangsaan dan kenegaraan.
Heterogenitas dalam negara demokrasi diakui dan dilindungi keberadaannya.
Heterogenitas ini menuntut adanya sikap saling menghargai dan menghormati di
antara warga masyarakat. Sikap ini dibutuhkan guna meraih cita-cita dan tujuan
Negara yang telah disepakati. Sikap saling menghargai dan menghormati inilah
yang memicu tumbuh kembangnya sikap toleransi dalam masyarakat. Sehingga,
bisa dikatakan bahwa Indonesia memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika.

C. Konstitusi Berperan sebagai Hukum Dasar


Konstitusi dalam negara demokrasi hanya memuat hal-hal atau aturan-
aturan kehidupan berbangsa dan bernegara yang bersifat prinsip atau mendasar.
Konstitusi merupakan hukum dasar yang disusun untuk mengatur kedudukan dan
fungsi lembaga pemerintahan dan hubungan kerjasama antara Negara dengan
rakyat. (baca : Struktur Lembaga Negara Sebelum dan Sesudah Amandemen)
UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis bagi negara Indonesia. Di
dalamnya mengatur hal-hal mendasar mengenai tata cara penyelenggaraan
Negara, mekanisme pemberian kekuasaan serta tata cara penggunaan kekuasaan
itu oleh lembaga Negara.

D. Konstitusi Berperan sebagai Hukum Paling Tinggi


Konstitusi disebut sebagai sumber hukum tertinggi dalam tata hukum
suatu negara. Konstitusi merupakan acuan awal atau rujukan disusunnya peraturan
perundangan yang berada di bawah konstitusi. Dengan demikian, tidak boleh ada
satu pun peraturan perundangan yang bertentangan dengan konstitusi.
UUD 1945 adalah sumber hukum tertulis yang paling tinggi di Indonesia.
Hal ini berarti, sesuai dengan pernyataan di atas, UUD 1945 merupakan sumber
hukum tertulis tertinggi dan dasar bagi setiap pembentukan peraturan
perundangan di bawahnya agar tidak bertentangan dengan UUD 1945.

10
E. Konstitusi Berperan sebagai Perangkat Kehidupan Yang
Demokratis
Konstitusi dalam negara demokrasi mengatur kehidupan kemasyarakatan,
kebangsaan, dan kenegaraan. Melalui konstitusi yang demokratis, suatu
kekuasaan dan pemerintahan yang demokratis dapat terwujud dengan menerapkan
nilai-nilai demokratis yang tersirat dalam konstitusi oleh setiap anak bangsa
secara konsisten.

F. Konstitusi sebagai Penjaga Demokrasi


. Dalam Negara demokrasi, demokrasi diatur dan dibatasi oleh aturan
hukum. Dengan demikian, konstitusi sebagai hukum tertinggi dalam Negara
demokrasi mengatur prosedur demokrasi serta substansi pemerintahan yang
demokratis. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menjaga demokrasi dari
penggunaan kekuasaan yang membahayakan demokrasi itu sendiri.

G. Konstitusi sebagai Alat untuk Membatasi dan Memisahkan


Kekuasaan Negara
Pada hakekatnya, konstitusi memuat batasan-batasan tentang kekuasaan
Negara. Karenanya, konstitusi tidak dapat dilepaskan dari paham
konstitusionalisme. Konstitusionalisme adalah paham yang menyatakan bahwa
kekuasaan harus dibatasi agar proses demokrasi dapat berjalan. Jika kekuasaan
tidak dibatasi dengan konstitusi dikhawatirkan kekuasaan akan bertumpu pada
satu orang dan dapat dijadikan legitimasi bagi siapapun yang berkuasa.
Penyalahagunaan wewenang merupakan salah satu penyebab korupsi di
Indonesia.Sebagai pemerintahan yang berasal dari, oleh dan untuk rakyat
sejatinya demokrasi dijalankan tidak secara langsung. Proses demokrasi dilakukan
melalui sistem perwakilan. Maksudnya, rakyat memberikan mandat atau amanat
kepada penguasa serta lembaga Negara. Terkadang, kekuasaan yang diberikan

11
kepada penguasa tidak dijalankan sesuai dengan konstitusi. Untuk
menghindarinya diperlukan pembatasan-pembatasan melalui konstitusi.
Di Indonesia, pembatasan kekuasaan juga dilakukan melalui konstitusi.
Dalam UUD 1945, secara jelas diatur tentang kedudukan dan wewenang dari
setiap lembaga Negara. Hal ini dimaksudkan agar tercipta pengawasan dan
keseimbangan dalam penyelenggaraan Negara. Selain itu, pembatasan wewenang
ini dilakukan agar tidak terjadi adanya intervensi atau gangguan lainnya yang
dapat mengganggu jalannya pemerintahan.

H. Konstitusi sebagai Pelindung HAM dan Hak-hak Warga Negara


Konstitusi pada hakekatnya disusun guna mencegah terjadinya
penyalahgunaan kekuasaan Negara yang dapat berakibat pada adanya pelanggaran
HAM dan hak warga negara. Hal ini berdasarkan kilasan sejarah yang
menunjukkan banyaknya jenis-jenis pelanggaran hak-hak asasi manusia yang
ditimbulkan akibat penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan penguasa.
Bentuk atau jenis pelanggaran HAM tidak hanya berupa penghilangan hak
hidup manusia saja. Namun, dapat juga karena akibat adanya penyalahgunaan
wewenang yang dilakukan oleh penyelenggara Negara. Korupsi adalah
contohnya. Doktrin International Covenant Economic and Social Right
menyatakan bahwa tindak pidana korupsi yang dapat digolongkan sebagai
pelanggaran HAM berat. Hal ini karena korupsi menghilangkan hak warga Negara
untuk dapat menikmati pembangunan. (baca : Penyebab korupsi dan Cara
Mengatasinya)
Untuk mencegah selalu berulangnya masalah pelanggaran hak-hak asasi
manusia yang dilakukan oleh Negara maka diperlukan pembatasan kekuasaan
Negara melalui konstitusi. Pembatasan ini diperlukan guna melindungi hak-hak
asasi manusia seperti hak untuk hidup, kesejahteraan hidup, dan hak kebebasan.
Disebutkan sebelumnya bahwa unsur penting bagi negara demokrasi
adalah konstitusi yang demokratis dan perlindungan terhadap hak-hak asasi
manusia dan hak-hak warga negara. Sebagai negara yang menganut paham
demokrasi, Indonesia juga tidak terlepas dari dua unsur tadi. Hubungan demokrasi

12
dan hak-hak asasi manusia di Indonesia tersurat dengan jelas dalam UUD 1945.
Dalam Dalam UUD 1945 ketentuan mengenai hak-hak asasi manusia serta hak
dan kewajiban warga negara telah diatur dengan begitu jelas terutama setelah
dilakukannya Perubahan UUD 1945. Diaturnya hak-hak asasi manusia serta hak
dan kewajiban warga negara dalam UUD 1945 sebagai bukti bahwa sebagai
Negara demokrasi, Indonesia menjamin dan melindungi hak-hak asasi manusia
serta hak dan kewajiban warga negara.

13
KESIMPULAN
Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik
politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang
berada di wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki
suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut,
dan berdiri secara independent.
Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah,
dan memiliki pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah
mendapat pengakuan dari negara lain.
Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat
dalam suatu wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan
organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu
tempat negara itu berada. Hal lain adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan,
yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
atas diri mereka pada wilayah tempat negara itu berada.
Di suatu negara memiliki Konstitusi atau peraturan dasar mengenai
ketatanegaraaan. Tujuannya adalah supaya negara bisa tertata lebih baik dan
mudah dalam mencapai cita-citanya, seperti halnya Indonesia yang memiliki
tujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial (sesuai pembukaan UUD 1945 alenia ke-4).
Banyak peran konstitusi dalam negara demokrasi, seperti Indonesia. Hal itu
dilakukan supaya warga negara Indonesia lebih menaati aturan di kehidupan
berbangsa dan bernegara serta agar selalu memiliki rasa bela negara.

14
Daftar Pustaka

Bintan Saragih, Sistem Pemerintahan dan Lembaga Perwakilan di Indonesia,


Perintis Press, Jakarta, 1985
K.C. Wheare, Konstitusi-Konstitusi Modern, Pustaka Eureka, Surabaya, 2005,
hlm. 129. Ibid.hlm. 132

15

Anda mungkin juga menyukai