Anda di halaman 1dari 16

MODUL PATOFISIOLOGI 3

(KES208)

MODUL SESI 9
PATOFISIOLOGI PERINATAL

DISUSUN OLEH
dr.Noor Yulia., M.M

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 16
PATOFISIOLOGI PERINATAL

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Memahami dan dapat menguraikan gangguan atau patofisiologi yang sering terjadi pada
usia perinatal

B. Uraian dan Contoh

Kondisi perinatal adalah masa dimulainya kehamilan dari umur 28 minggu dalam uterus
sampai dengan umur 7 (tujuh) hari setelah kelahiran.Periode Perinatal adalah periode yang
sangat penting dalam kehidupan. Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50 % kematian
bayi terjadi pada periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Perinatal termasuk
dalam kelompok yang memiliki ketergantungan sangat tinggi terhadap lingkungan sekitarnya
Kondisi perinatal saat ini sangat penting mendapat perhatian, karena angka kematian perinatal
menjadi salah satu indikator kesehatan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir
sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup,
bahkan kematian. Misalnya karena hipotermi pada bayi baru lahir akan menyebabkan
hipoglikemia dan akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah
perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan tumbuh
kembang
IMD (Inisiasi Menyusu Dini) : Proses menyusu segera yang dilakukan dalam satu jam
pertama setelah bayi lahir. Setelah bayi lahir, akan mengalami fase yang sama, yaitu fase
untuk mempertahankan fungsi kehidupannya atau insting untuk mencari sumber makanan
yaitu dengan cara menyusu.

Klasifikasi dan kodefikasi gangguan dan prosedur medis pada periode perinatal. Pada
ICD-10 Bab XVI Kondisi Tertentu yang Dimulai Pada Periode Perinatal (P00-P96)
• P00-P04 Janin dan neonatus terganggu oleh faktor-faktor maternal dan komplikasi
kehamilan, persalinan dan kelahiran.
• P05-P08 Kelainan yang berhubungan dengan lama kehamilan dan pertumbuhan janin.
• P10-P15 Trauma lahir.
• P20-P29 Kelainan pernafasan dan kardiovaskuler khusus pada masa perinatal.
• P35-P39 Infeksi yang khusus pada masa perinatal.
• P50-P61 Kelainan perdarahan dan hematologis pada janin dan neonatus.
• P70-P74 Kelainan endokrin dan metabolik sementara khusus pada janin dan neonatus.
• P75-P78 Kelainan sistem pencernaan janin dan neonatus.
• P80-P83 Kondisi yang melibatkan integumen dan pengaturan suhu janin dan neonatus.
• P90-P96 Kelainan lain yang berawal pada masa perinatal.

PATOFISIOLOGI PERINATAL
Merupakan permasalahan yang menimbulkan gangguan atau masalah kesehatan yang sering
terjadi pada kondisi perinatal . Patofisiologi perinatal : Masalah Kesehatan Berhubungan
Dengan Suhu Badan . Masalah Kesehatan Berhubungan Dengan Berat Badan . Masalah
Kesehatan Berhubungan Dengan Infeksi dan Masalah Kesehatan Lainnya

1. MASALAH KESEHATAN BERHUBUNGAN DENGAN SUHU BADAN


Masalah kesehatan yang berkaitan dengan suhu tubuh, yaitu hipotermi. Hipotermi adalah bayi
baru lahir °C. masalah pertama kelahiran yang sering
terjadi pada neonatus 24 jam adalah Hipotermi, sering tejadi pada pada neonatus dengan berat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 16
badan lahir rendah karena jaringan lemak sub kutan masih tipis dan luas permukaan tubuh
lebih lebar. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hipotermi neonatorum adalah.
Berat bayi lahir rendah (BBLR). Bayi terpisah dari ibunya setelah lahir. Asfiksia dan
hipoksia. Prosedur penghangatan tubuh bayi baru lahir yang tidak adekuat. Kondisi suhu
ruangan yang dingin.

Hipotermi neonatorum
Suhu ruangan netral atau neutral thermal environtment adalah rentang suhu lingkungan di
sekitar bayi di mana bayi dapat mempertahankan suhu tubuhnya dengan konsumsi oksigen
yang minimal. Beberapa tindakan yang dilakukan untuk mencegah hipotermi neonatorum
dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut.
1) Pencegahan hipotermi pada saat lahir. Beberapa tindakan yang dilakukan untuk
pencegahan hipotermi neonatorum pada saat lahir adalahSediakan ruangan yang hangat untuk
melahirkan. Selimuti bayi dengan pakaian yang hangat dan penutup kepala. Dekatkan bayi
dengan ibu. Lakukan tindakan kangaroo mother care.(Kangoroo Mother Care : Kontak
kulit diantara ibu dan bayi secara dini, terus-menerus dan dikombinasi dengan pemberian ASI
eksklusif). Mandikan bayi setelah 6-12 jam kelahiran dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut: menggunakan air hangat dan ruangan hangat; memandikan dengan cepat dan lembut;
segera keringkan dengan cepat dan bersih; bungkus bayi dengan handuk kering dan hangat;
pakaikan penutup kepala; dan dekatkan bayi dengan ibunya.
2) Pencegahan hipotermi selama transportasi. Beberapa tindakan yang dilakukan untuk
pencegahan hipotermi neonatorum selama transportasi adalah: menjaga suhu badan stabil
sebelum transportasi; memonitor suhu badan; menggendong bayi dengan cara mendekatkan
ke dada; menyelimuti dengan baik, dan mencegah jangan sampai terbuka; dan menggunakan
inkubator dengan kain penghangat.

2. MASALAH KESEHATAN BERHUBUNGAN DENGAN BERAT LAHIR


Masalah kesehatan yang yang berkaitan dengan berat lahir adalah bayi berat lahir rendah
(BBLR). Berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang
dalam 1 (satu) jam setelah lahir yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok sebagai
berikut:
1. bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah berat lahir 1500-2500 gram;
2. bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) adalah berat lahir <1500 gram;
3. bayi berat lahir eksterm rendah (BBLER) adalah berat lahir <1000 gram.

Penyebab, pemeriksaan fisik dan hasil anamnesa, masalah yang sering muncul dan tindakan
pada BBLR.
1. Penyebab. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya BBLR, yaitu sebagai
berikut.
a. Faktor Ibu. Beberapa kondisi faktor ibu yang dapat menyebabkan BBLR adalah: asupan
nutrisi kurang pada saat hamil; umur ibu hamil kurang dari 20 tahun atau di atas 35 tahun;
jarak hamil terlalu dekat dengan kehamilan sebelumnya atau kurang dari 2 tahun;
penyakit ibu selama kehamilan, seperti anaemia, sipilis, atau infeksi TORCH;
b. Faktor kehamilan ibu. Beberapa kondisi faktor kehamilan ibu yang dapat menyebabkan
BBLR adalah: komplikasi yang tejadi pada saat kehamilan(perdarahan antepartum, pre-
eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm; hamil dengan hidramnion; dan hamil
gemeli/kembar.
c. Faktor Janin. Beberapa kondisi faktor janin yang dapat menyebabkan BBLR adalah
cacat bawaan janin dan infeksi dalam rahim.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 16
2. Hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik yang ditemukan pada BBLR adalah sebagai berikut:
a. berat badan lahir kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala
kurang dari 33 cm, dan lingkar dada kurang dari 30 cm;
b. masa gestasi kurang dari 37 minggu, gerakan kurang aktif, dan otot masih hipotonik
lemah;
c. kepala bayi lebih besar dari badan, rambut kepala tipis dan halus, serta sutura melebar;
d. Dinding torak elastis, putting susu belum terbentuk;
e. distensi abdomen, kulit perut tipis dan pembuluh darah kelihatan;
f. kulit tipis transparan, lanugo banyak terutama di dahi, pelipis dan lengan;
g. pernafasan belum teratur dan sering mengalami apneu;
h. lemak subkutan kurang;
i. genetalia belum sempurna, yaitu pada laki-laki testis belum turun, dan pada wanita labia
mayora belum terbentuk;
j. reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah; dan
k. jumlah pernafasan 45-50 kali permenit dan frekuensi nadi 100 -140 kali permenit.

Masalah yang sering muncul dan tindakannya yang diberikan pada BBLR adalah Gangguan
pola nafas. disebabkan oleh karena: pusat pengatur pernafasan belum sempurna; surfaktan
paru-paru masih kurang sehingga perkembangannya tidak sempurna; dan otot pernafasan dan
tulang iga masih lemah. Tindakan yang dilakukan terhadap gangguan pola nafas yaitu
observasi irama, kedalaman dan frekuensi pernafasan; berikan terapi oksigen sesuai dengan
indikasi; dan hisap jalan nafas sesuai kebutuhan.

BBLR
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya BBLR, yaitu.
Faktor Ibu. Beberapa kondisi faktor ibu yang dapat menyebabkan BBLR adalah: asupan
nutrisi kurang pada saat hamil; umur ibu hamil kurang dari 20 tahun atau di atas 35 tahun;
jarak hamil terlalu dekat dengan kehamilan sebelumnya atau kurang dari 2 tahun; dan
penyakit ibu selama kehamilan, seperti anaemia, sipilis, atau infeksi TORCH;
Faktor kehamilan ibu. Beberapa kondisi faktor kehamilan ibu yang dapat menyebabkan
BBLR adalah:komplikasi yang tejadi pada saat kehamilan seperti perdarahan antepartum, pre-
eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm; hamil dengan hidramnion; dan hamil gemeli/
kembar.
Faktor Janin. Beberapa kondisi faktor janin yang dapat menyebabkan BBLR adalah cacat
bawaan janin dan infeksi dalam rahim

Hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik.


Beberapa hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik yang ditemukan pada BBLR adalah berat
badan lahir kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang
dari 33 cm, dan lingkar dada kurang dari 30 cm; masa gestasi kurang dari 37 minggu, gerakan
kurang aktif, dan otot masih hipotonik lemah; kepala bayi lebih besar dari badan, rambut
kepala tipis dan halus, serta sutura melebar; Dinding torak elastis, putting susu belum
terbentuk; distensi abdomen, kulit perut tipis dan pembuluh darah kelihatan; kulit tipis
transparan, lanugo banyak terutama di dahi, pelipis dan lengan; pernafasan belum teratur dan
sering mengalami apneu; lemak subkutan kurang; genetalia belum sempurna, yaitu pada laki-
laki testis belum turun, dan pada wanita labia mayora belum terbentuk; reflek menghisap dan
menelan serta reflek batuk masih lemah; dan jumlah pernafasan 45-50 kali permenit dan
frekuensi nadi 100 -140 kali permenit.

Masalah yang sering muncul dan tindakan yang diberikan pada BBLR sebagai berikut.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 16
• Gangguan pola nafas. Gangguan pola nafas disebabkan oleh karena: pusat pengatur
pernafasan belum sempurna; surfaktan paru-paru masih kurang sehingga
perkembangannya tidak sempurna; otot pernafasan dan tulang iga masih lemah. Tindakan
yang dilakukan terhadap gangguan pola nafas adalah observasi irama, kedalaman dan
frekuensi pernafasan; berikan terapi oksigen sesuai dengan indikasi; dan hisap jalan nafas
sesuai kebutuhan.
• Suhu tubuh. Gangguan suhu tubuh disebabkan oleh karena: pusat pengatur nafas badan
masih belum sempurna; luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah;
otot bayi masih lemah dan lemak sub kutan kurang; dan kemampuan metabolisme panas
masih rendah sehingga perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas
°c sampai 37°c. Tindakan yang dilakukan untuk
mempertahankan suhu tubuh bayi atau mencegah hipotermi adalah manajemen
lingkungan dengan cara memberikan selimut atau pakaian hangat dan memberikan
penghangat badan secara bertahap; monitor tanda-tanda vital; dan memberikan oksigen
sesuai terapi
• Gangguan kebutuhan nutrisi. disebabkan oleh karena: alat pencernaan belum berfungsi
sempurna, sehingga penyerapan makanan masih lemah atau kurang baik; aktivitas otot
pencernaan makanan masih belum sempurna, sehingga pengosongan lambung kurang
sempurna; dan mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi
pneumonia.Tindakan yang dilakukan terhadap gangguan kebutuhan nutrisi berikan enteral
tube feeding dengan porsi kecil tapi sering, dan masukkan secara perlahan; apabila reflek
hisap bayi baik dan keadaan umum bayi baik dapat di berikan air susu ibu (ASI); dan jika
pemberian nutrisi secara oral dan enteral masih kurang, dapat dilakukan tindakan
pemberian secara parenteral
• Resiko infeksi. Beberapa tindakan yang dilakukan untuk mencegah infeksi BBLR adalah
sebagi berikut: observasi keadaan umum dan tanda vital; jaga kebersihan bayi dan
lingkungannya; selalu cuci tangan sebelum kontak dengan bayi; dan lakukan perawatan
tali pusat.

Masalah kesehatan yang berkaitan dengan infeksi


Sepsis neonatorum adalah infeksi sistemik yang terjadi pada neonatus. penyebab kematian
utama neonates selain asfiksi, hipotermi, dan BBLR.
Beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan sepsis neonatorum terbagi menjadi dua
kelompok sebagai berikut. Pada saat persalinan: Beberapa kondisi persalinan yang menjadi
faktor resiko terjadinya sepsis neonatorum adalah ketuban pecah dini (KPD), infeksi saat
hamil, amniositis, prematuritas dan persalinan tidak steril . Sesudah persalinan : Beberapa
kondisi sesudah persalinan yang menjadi faktor resiko terjadinya sepsis neonatorum adalah
resusitasi bayi yang tidak steril, BBLR, dan ruang pelayanan kesehatan yang tidak memadai.

SEPSIS NEONATORUM
Tanda dan gejala. dikelompokkan menjadi 4 bagian sebagai berikut:
1. gejala umum atau kondisi sakit, yaitu, tidak mau minum dan suhu badan kadang naik dan
juga turun;
2. gejala gastrointestinal, yaitu, muntah, diare dan perut kembung;
3. gejala saluran pernafasan, yaitu, dispneu, tacipneu dan apneu;
4. gejala hematologi, yaitu, icterus, ptekie dan leukopeni.
Penatalaksanaan. Beberapa tindakan penatalaksanaan yang dilakukan sebagai berikut:
perawatan umum, yaitu, dengan tindakan pearwatan tali pusat yang benar dengan memenuhi
nilai aseptik; pemberian cairan, elektrolit dan asupan nutrisi yang kuat; dan pemberian obat-
obatan anti kejang dan fototerapi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 16
3. MASALAH KESEHATAN LAINNYA PADA PERINATAL
Asfiksi Neonatorum. ikterus neonatorum, kejang neonatorum

Asfiksi Neonatorum,
adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah
lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus yang berhubungan dengan faktor-
faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan atau segera setelah bayi lahir.
Penyebab asfixia neonatorum: Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan
gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi
berkurang. Hipoksia bayi di dalam rahim ditunjukkan dengan gawat janin yang dapat
berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir.

Faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum dibagi menjadi tiga,


Faktor ibu. Beberapa kondisi ibu selama kehamilan dan persalinan yang menjadi faktor
penyebab asfiksi neonatorum adalah Hipoksia ibu. Hipoksia terjadi karena hipoventilasi
akibat pemberian obat analgetika atau anesthesia. Hipoventilasi dapat menimbulkan hipoksia
janin. Gangguan aliran darah uterus. Berkurangnya aliran darah pada uterus menyebabkan
berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan kejanin. Hal ini disebabkan oleh: gangguan
kontraksi uterus, misalnya hipertoni dan hipotoni; hipotensi mendadak pada ibu karena
perdarahan; dan hipertensi pada penyakit eklampsia dan lain-lain.
Faktor plasenta. Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi
plasenta. Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta,
misalnya solusio plasenta, perdarahan plasenta dan lain-lain.
Faktor bayi dibagi menjadi Faktor fetus : Kompresi umbilikus akan mengakibatkan
terganggunya aliran darah dalam pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas
antara ibu dan janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan tali pusat
menumbung, tali pusat melilit leher, kompresi tali pusat antar janin dan jalan lahir dan lain-
lain. Faktor neonates :Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena
pemakaian obat anestesia atau analgetika yang berlebihan pada ibu yang secara langsung
dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin

Pemeriksaan penunjang. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menegakkan


diagnosa asfiksi. Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoksia
atau hipoksia janin. Diagnosis anoksia atau hipoksia janin dapat ditegakkan dalam persalinan
dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin.Tiga hal yang perlu mendapat perhatian adalah
sebagai berikut. Denyut jantung janin. Peningkatan kecepatan denyut jantung pada
umumnya tidak banyak artinya, akan tetapi apabila frekuensi turun sampai di bawah 100 kali
per menit di luar his, dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan tanda bahaya
hipoksia janin. Mekonium dalam air ketuban. (Mekonium : Feses atau tinja pertama bayi
yang baru lahir, yang kental, lengket, dan berwarna hitam kehijauan. Terdiri dari cairan
ketuban, lendir, lanugo atau rambut halus yang menutupi tubuh bayi, empedu). Mekonium
pada presentasi sungsang tidak ada artinya, akan tetapi pada presentasi kepala mungkin
menunjukkan gangguan oksigenisasi dan harus diwaspadai. Adanya mekonium dalam air
ketuban pada presentasi kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila
hal itu dapat dilakukan dengan mudah.

Pemeriksaan PH janin.Dengan menggunakan amnioskop yang dimasukkan lewat serviks


dibuat sayatan kecil pada kulit kepala janin, contoh darah janin. Darah ini diperiksa pH-nya.
Adanya asidosis menyebabkan turunnya pH. Apabila pH itu turun sampai di bawah 7,2 hal itu
dianggap sebagai tanda bahaya gawat janin mungkin disertai asfiksia.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 16
Penatalaksanaan.
Tindakan penatalaksanaan asfiksi pada bayi batu lahir mengikuti langkah-langkah tahapan
berikut,Memastikan saluran pernafasan terbuka, hal ini dilakukan dengan cara: mencegah
kehilangan panas, termasuk menyiapkan tempat yang kering untuk melalukan pertolongan;
meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3 cm; bersihkan jalan nafas
dengan alat penghisap yang tersedia, lakukan tindakan menghisap mulut, hidung dan kadang
trachea; keringkan tubuh bayi dengan kain kering dan hangat, setelah itu gunakan kain kering
dan hangat yang baru, sambil melakukan rangsangan taktil. Memulai pernafasan. Memakai
rangsangan taksil untuk memulai pernafasan, setelah itu letakkan kembali bayi pada posisi
yang benar, kemudian nilai usaha nafas, denyut jantung dan warna kulit. Bila tindakan yang
dilakukan belum memperoleh hasil yang baik, lakukan ventilasi tekanan positif (VTP).
Ventilasi tekanan positif (VTP) adalah memasukkan sejumlah udara ke dalam paru dengan
tekanan positif, membuka alveoli untuk bernafas secara spontan dan teratur. Langkah-langkah
dalam melaksanakan VTP adalah sebagai berikut: pastikan bahwa alat resusitasi telah tersedia
dan berfungsi baik; cuci tangan dan gunakan sarung tangan sebelum memegang bayi; selimuti
bayi dengan kain kering dan hangat, kecuali muka dan bagian dada atas, kemudian letakkan
bayi pada tempat yang kering; periksa ulang posisi bayi, pastikan kepala pada posisi sedikit
ekestensi; letakkan sungkup melingkupi dagu, hidung dan mulut sehingga terbentuk pertautan
antara sungkup dan wajah; tekan balon resusitasi dengan dua jari atau dengan seluruh jari
tangan tergantung ukuran balon; lakukan pengujian tautan dengan melakukan ventilasi
sebanyak dua kali dan periksa gerakan dinding dada; bila pertautan baik dan dinding dada
mengambang, maka lakukan ventilasi dengan menggunakan oksigen; pertahankan kecepatan
ventilasi sekitar 40 kali per menit dengan tekanan yang tepat sambil melihat gerakan naik
turun dada selama ventilasi; dan bila dinding dada naik turun berarti ventilasi berjalan dengan
baik.

Ikterus Neonatorum
Ikterus neonatorum adalah kondisi munculnya warna kuning di kulit dan selaput mata pada
bayi baru lahir karena adanya bilirubin (pigmen empedu) pada kulit dan selaput mata akibat
peningkatan kadar bilirubin dalam darah (hiperbilirubinemia).Ikterus neonatorum dapat
bersifat fisiologis atau patologis..
Ikterus fisiologis. adalah ikterus yang terjadi karena metabolisme normal bilirubin pada bayi
baru lahir pada usia minggu pertama. Peninggian kadar bilirubin terjadi pada hari ke-2 dan
ke-3 serta mencapai puncaknya pada hari ke-5 sampai ke-7, kemudian menurun pada hari ke
10 - 14. Ikterus fisiologis atau joundice terjadi akibat deposisi bilirubin yang terjadi bila kadar
bilirubin darah mencapai 2 mg/dl. Tanda dan gejala ikterus fisiologi adalah: Ikterus timbul
pada hari ke-2 dan hari ke-3 dan tidak mempunyai dasar patologis, dan icterus menghilang
pada hari ke-10; kadar bilirubin direct tidak melebihi 10mg% pada neonates cukup bulan dan
12,5mg% pada neonates kurang bulan; kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi
5mg% per hari; letargi dan malas; bagian putih bola mata bayi terlihat kuning; bayi yang tidak
mau menyusu atau tidur terus menerus; bila kulitnya ditekan beberapa detik akan terlihat
warna kekuning-kuningan; tangisan bernada tinggi; dan kulit berwarna kuning.
Ikterus patologis. Ikterus patofisiologis adalah ikterus yang memiliki dasar patologis dengan
kadar bilirubin mencapai nilai yang disebut dengan hiperbilirubinemia. Tanda dan gejala
ikterus patologis adalah: ikterus muncul dalam 24 jam pertama dan tidak menghilang setelah
2 minggu; kadar bilirubin direct melebihi 10mg% per hari; peningkatan bilirubin lebih dari 5
mg% per hari; dan kadar bilirubin indirect melebihi 1 mg%.

Penatalaksanaan.
Ikterus neonatorum fisiologis dilakukan tindakan dijemur di bawah sinar matahari pagi
antara 7-9 pagi selama 15 menit. Sinar dapat mengubah bilirubin indirect/indirek menjadi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 16
bilirubin yang lebih mudah dibuang. Selain itu, matahari pagi berguna sebagai sumber
vitamin D.
Ikterus neonatorum patologis dilakukan tindakan fototerapi untuk mengubah bilirubin
indirek agar menjadi bentuk bilirubin yang lebih mudah dibuang hingga keluar dari dalam
tubuh dan tidak berbahaya. Apabila kadar bilirubin indirek tetap tinggi walaupun telah
dilakukan fototerapi, dapat dilakukan tranfusi tukar agar kadar bilirubin dapat menurun.
Apabila ikterus neonatorum patologis tidak diterapi dengan adekuat dapat menyebabkan
terjadinya kern ikterus.Bilirubin indirek dapat menembus lapisan otak yang dapat merusak
dari sel-sel saraf otak yang dapat menyebabkan kecacatan

Kern icterus : suatu bentuk kerusakan otak yang disebabkan oleh penyakit kuning pada bayi
yang baru lahir

Kejang Neonatorum
Kejang Neonatorum adalah kejang yang terjadi pada bayi sampai dengan usia 28 hari. Kejang
pada bayi baru lahir (BBL) sering tidak dikenali,kejang yang berulang menyebabkan
berkurang nya oksigenisasi, ventilasi, dan nutrisi otak. Manifestasi bentuk kejang dapat
dibedakan menjadi 3 kelompok sebagai berikut.
Kejang tersamar. Hampir tidak terlihat, menggambarkan perubahan tingkah laku. Bentuk
kejang ini adalah sebagai berikut: gerakan otot muka pada daerah mulut, lidah menunjukkan
gerakan menyeringai; gerakan terkejut-kejut pada mulut dan pipi secara tiba-tiba; gerakan
menghisap, mengunyah, menelan dan menguap; gerakan bola mata, deviasi bola mata secara
horisontal, kelopak mata berkedip-kedip, dan gerakan cepat dari bola mata; dan gerakan pada
ekstremitas, seperti pergerakan seperti berenang, mengayuh pada anggota gerak atas dan
bawah.
Kejang klonik, ini adalah keadaan kejang yang: berlangsung selama 1-3 detik, terlokalisasi
dengan baik, tidak disertai dengan gangguan kesadaran; dapat disebabkan oleh trauma lokal;
dan bayi baru lahir (BBL) dengan kejang klonik perlu pemeriksaan USG, pemeriksaan kepala
untuk mengetahui adanya perdarahan otak , untuk mengetahui adanya kemungkinan infark
serebral.
Kejang mioklonik adalah keaadaan kejang yang ditunjukkan oleh: gerakan ekstensi dan
fleksi lengan atau keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya cepat, gerakan
menyerupai refleks moro; gerakan dominan adalah gerakan tremor; dan pergerakan ritmik
anggota gerak pada gemetar dihentikan dengan melakukan fleksi anggota gerak.
Kejang tonik, adalah keadaan dengan ciri-ciri berikut: terjadi pada bayi baru lahir (BBL),
masa kehamilan kurang dari 34 minggu, dan pada bayi dengan komplikasi perinatal berat;
bentuk kejang berupa pergerakan tonik satu ekstremitas, pergerakan tonik umum dengan
ekstensi lengan dan tungkai, menyerupai sikap ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah
dengan bentuk dekortikasi.

Penyebab kejang neonatorum. Beberapa kondisi yang menyebabkan kejang neonatorum


adalah: kejang yang terjadi pada 48 jam pertama kelahiran disebabkan oleh: asfiksia, trauma
lahir dan hipoglikemi; kejang yang terjadi pada hari ke 5-7 kelahiran disebabkan oleh:
hipokalsemia yang terjadi bukan karena komplikasi; dan kejang yang terjadi pada hari ke 7
sampai ke 10 kelahiran disebabkan oleh: infeksi dan kelainan genetik.

Pemeriksaan penunjang diagnostik . yang dilakukan pada kejang neonatorum adalah:


pemeriksaan gula darah, elektrolit darah, analisa gas darah (AGD), darah tepi. lumbal pungsi;
foto rontgen , pemeriksaan USG kepala

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 16
Penatalaksanaan. Yang dilakukan pada kejang neonatorum adalah dengan: mengidentifikasi
penyebab; melakukan pemberian oksigen; melakukan pemberian cairan infus; dan melakukan
pemberian anti kejang

Kondisi dari ibu dengan risiko tinggi kehamilan : Riwayat Kehamilan.Persalinan yang pernah
dialami oleh ibu dengan perdarahan, abortus, partus prematuritas, kematian janin dalam
kandungan, preeklampsia/eklampsia, Ketuban Pecah Dini (KPD), kehamilan muda, kelainan
letak pada hamil tua, hamil dengan tumor (mioma atau kista ovari),semua persalinan tidak
normal yang pernah dialami ibu

4. PENYAKIT ATAU KELAINAN BAWAAN PADA JANIN


Morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) perinatal mempunyai kaitan sangat erat
dengan kehidupan janin dalam kandungan dan waktu persalinan. Secara umum, penyebab
morbiditas dan mortalitas janin antara lain anoksia dan hipoksia, infeksi, trauma lahir, dan
cacat bawaan

Gangguan Periode Perinatal Karena Penyakit


Penyakit Infeksi
Infeksi terjadi karena kuman yang menulari janin dengan cara kontak langsung dengan
daerah-daerah yang sudah dicemari kuman, misalnya: pada keadaan ketuban pecah dini,
kuman dari vagina masuk ke dalam rongga amnion; partus lama dan sering dilakukan
pemeriksaan vagina yang tidak memperhatikan teknik aseptik dan antiseptik memungkinkan
masuknya kuman ke rongga vagina dan kemudian ke dalam rongga amnion; dan pada ibu
yang menderita gonore, kuman menulari janin pada saat janin melalui jalan lahir.

Penyakit Hemolitik
Penyakit ini terbilang berbahaya karena adanya masalah darah antara bayi dan sang ibu.
Penyebabnya yaitu perbedaan rhesus dari golongan darah bayi dan ibunya. Perbedaan tersebut
yang akan mengakibatkan kesalahan pada sistem imun yang masuk ke plasenta, yang justru
akan menyerang sel darah merah pada bayi yang baru lahir

Hirschsprung Disease.
suatu kondisi langka yang menyebabkan feses menjadi terjebak di dalam usus besar. Hal ini
terjadi karena ketiadaan sel-sel saraf di otot-otot sebagian atau seluruh usus besar bayi akibat
proses pertumbuhan janin yang tidak sempurna dalam kandungan. Bayi baru lahir memiliki
Megacolon Congenital, nama lain penyakit Hirschsprung, akan mengalami kesulitan buang
air besar, tinja banyak tertahan dalam usus besar sehingga terlihat perutnya membuncit.
kadang mempermudah terjadinya infeksi usus serius yang disebut enterocolitis jika tidak
diidentifikasi dan diobati sejak dini.

Intrauterine acidosis
suatu keadaan dimana janin dalam rahim kekurangan oksigen dan kemudian diikuti dengan
penimbunan asam asetat dan karbon dioksida (CO2) sehingga mengakibatkan keadaan
asidosis intrauterin

Intrauterine anoxia
keadaan uptake oksigen yang jelek dalam jaringan dan mencakup kondisi seperti shock
postnatal Intrauterine asphyxia : merupakan kondisi kekurangan oksigen pada pernapasan
yang bersifat mengancam jiwa.
Hypoxia : Penurunan kadar oksigen dalam darah

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 16
tachypnoea of newborn : bayi baru lahir (newborn) mengalami pernapasan yang cepat dan
butuh usaha tambahan karena kondisi di paru-paru

Ophthalmia neonatorum
suatu infeksi mata pada bayi baru lahir yang didapat ketika bayi melewati jalan lahir.
Neonatal conjunctivitis : Peradangan conjuntiva pada bayi baru lahir

Tindakan Pada Periode Perinatal


Exchange Transfusion : prosedur medis di mana darah bayi diganti dengan darah plasma
atau donor. Blue light (phototerapy) : terapi dengan menggunakan penyinaran sinar dengan
intensitas tinggi yaitu 425-475 nm (biasa terlihat sebagai sinar biru) untuk menghilangkan
bilirubin tak langsung dalam tubuh. Terapi sinar dilakukan selama 24 jam atau setidaknya
sampai kadar bilirubin dalam darah kembali ke ambang batas normal . Nebulizer: alat yang
digunakan untuk memberikan obat ke dalam paru – paru seseorang dalam bentuk partikel
halus (aerosol)

5. KLASIFIKASI DIAGNOSIS DILIHAT DARI ICD10 :

JANIN DAN NEONATUS TERGANGGU OLEH FAKTOR MATERNAL DAN


KOMPLIKASI KEHAMILAN, PERSALINAN DAN KELAHIRAN (P00-P04)
P00. Janin dan neonatus terganggu oleh kondisi maternal yang mungkin tidak
berhubungan dengan kehamilan sekarang. kelainan hipertensif maternal, penyakit ginjal
dan saluran kemih maternal. terganggu oleh penyakit infeksi dan parasit maternal. penyakit
sirkulasi dan respirasi maternal lain. kelainan gizi ibu manutrisi maternal , cedera materna,
prosedur bedah maternal. prosedur medis maternal lain, pemeriksaan radiologis maternal.
terganggu oleh kondisi maternal lain misal systemic lupus erythematosus ibu, infeksi saluran
genital ibu dan infeksi lokal lainnya ;
P001.Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi kehamilan maternal, serviks
inkompeten, ketuban pecah dini oligohydramnia, polyhydramnia, kehamilan ektopik,
kehamilan abdomen (sectiocaesaria), kehamilan ganda(Gmelli), kehamilan triplet, kematian
ibu, malpresentasi sebelum persalinan, presentasi muka, presentasi sungsang, letak lintang,
letak tak stabil, versi eksternal, komplikasi kehamilan lain pada ibu, abortus spontan,
komplikasi kehamilan pada ibu, tidak dijelaskan
P02 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi plasenta, umbilikus, dan membrane.
plasenta praevia, pemisahan dan perdarahan lain plasenta. abruptio placentae, pemisahan
prematur plasenta, perdarahan tak sengaja, haemorrhagia antepartum, kehilangan darah ibu.
kerusakan plasenta akibat amniosentesis, seksio sesar atau induksi bedah. kelainan bentuk dan
fungsi lain dan yang tidak dijelaskan pada plasenta, gangguan fungsi, insuffisiensi, atau infark
plasenta, sindroma transfusi plasenta, kelainan plasenta dan umbilikus yang menyebabkan
transfusi twin-to-twin atau transplasenta lainnya. umbilikus yang turun (prolapsed cord).
penekanan lain umbilicus, umbilikus: (melilit ketat) di leher, kusut, bersimpul, kondisi
umbilikus lain dan tidak dijelaskan. umbilikus pendek, vasa previa. Chorioamnionitis.
amnionitis, membranitis, plasentitis, kelainan lain pada membran
P03 Janin dan neonatus terganggu oleh komplikasi lain persalinan dan kelahiran,
kelahiran dan ekstraksi sungsang, malpresentasi, malposisi dan disproporsi lain selama
persalinan dan kelahiran, pelvis sempit, oksipito-posterior persisten, letak lintang, kelahiran
forceps, kelahiran dengan ekstraksi vakum [ventouse], kelahiran sesar. kelahiran presipitatus,
kala II yang berlangsung cepat, kontraksi abnormal Rahim, persalinan hipertonik, inersia
uterus, komplikasi lain melahirkan yang dijelaskan,kelainan jaringan lunak ibu, induksi
persalinan, operasi destruktif untuk memudahkan kelahiran, prosedur partus komplikasi
partus yang tidak dijelaskan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 16
P04 Janin dan neonatus terganggu oleh pengaruh buruk yang masuk melalui plasenta
atau ASI, efek non-teratogenik dari zat-zat yang dikirim melalui plasenta, anestesia dan
analgesia ibu pada hamil dan partus, reaksi dan intoksikasi opiat dan penenang maternal yang
diberikan sewaktu partus, obat-obatan maternal lain, kemoterapi kanker, obat-obat sitotoksik,
penggunaan tembakau oleh ibu, penggunaan alkohol oleh , penggunaan obat-obatan addiksi
oleh ibu, penggunaan zat-zat kimia nutrisi oleh ibu, pembedahan ibu pada zat-zat kimiawi
lingkungan , pengaruh merusak lain terhadap ibu, pengaruh merusak terhadap ibu, tidak
dijelaskan

KELAINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA KEHAMILAN DAN


PERTUMBUHAN JANIN (P05-P08)
P05. Pertumbuhan janin lambat dan malnutrisi janin, Light for gestational age : berat
badan <10%, panjang >10% untuk usia kehamilan. Light-for-dates – ringan untuk usia
kehamilan , Small for gestational age : berat dan panjang badan <10 % untuk usia
kehamilan. Small for dates; small and light for dates – kecil untuk usia kehamilan.
Malnutrisi janin tanpa disebutkan ringan atau kecil untuk usia kehamilan. Neonatus, untuk
usia kehamilan tidak ringan atau kecil, tapi dengan tanda-tanda malnutrisi seperti kulit kering,
mengelupas, dan hilangnya jaringan subkutis.. Pertumbuhan lambat janin, tidak dijelaskan
dan Retardasi pertumbuhan janin NOS
P07. Kelainan yang berhubungan dengan kehamilan singkat dan berat lahir rendah.
Berat lahir sangat rendah, Berat lahir 999 gram atau kurang, Berat lahir rendah antara 1000-
2499 g. Immaturitas ekstrim(Kehamilan kurang dari 28 minggu lengkap (<196 hari lengkap).
Neonatus preterm lainnya(Kehamilan 28 sampai <37 minggu lengkap (196 sampai <259 hari
lengkap).Prematuritas NOS
P08. Kelainan yang berhubungan dengan kehamilan lama dan berat lahir tinggi. Bayi
sangat besar, berat lahir 4500 g atau lebih, Bayi berat untuk usia kehamilan lainnya Janin atau
bayi berat atau besar lainnya tanpa memperhatikan usia kehamilannya.. Bayi post-term, tapi
tidak berat untuk usia kehamilannya, Janin atau bayi dengan kehamilan 42 minggu lengkap
atau lebih (294 hari atau lebih), tidak berat atau besar untuk usia kehamilan. Postmaturitas
NOS

TRAUMA LAHIR (P10-P15)


P10. Luka dan perdarahan intrakranium akibat cedera lahir, Perdarahan subdura akibat
trauma lahir, Haematoma subdura (terlokalisir) akibat trauma lahir, Perdarahan otak akibat
trauma lahir. Perdarahan intraventrikel akibat trauma lahir. Perdarahan subarakhnoid akibat
trauma lahir. Robekan tentorium akibat trauma lahir, [tentorium: bagian subdura yang
memisahkan serebellum dari hemisfer serebri]. Luka dan perdarahan intrakranium lain akibat
trauma lahir. Luka dan perdarahan intrakranium yang tidak dijelaskan akibat trauma lahir
P11. Cedera lahir lainnya terhadap sistem syaraf pusat, Edema serebri akibat trauma
lahir, Kerusakan lain yang dijelaskan pada otak akibat trauma lahir. Kerusakan yang tidak
dijelaskan pada otak akibat trauma lahir. Cedera lahir terhadap n. facialis Facial palsy
(kelumpuhan otot muka) akibat trauma lahir, Cedera lahir terhadap n. craniales lainnya.
Cedera lahir terhadap vertebra dan medulla spinalis. Fraktur vertebra akibat trauma lahir dan
Cedera lahir terhadap sistem syaraf pusat, tidak dijelaskan
P12 Cedera lahir terhadap kepala, Cephalhaematoma akibat trauma lahir, Chignon akibat
trauma lahir, Perdarahan sub-aponeurosis epikranium akibat trauma lahir, Lecet pada kepala
akibat trauma lahir. Cedera pengamatan pada kepala neonates. Insisi untuk pengambilan
sampel, cedera klip (elektroda) pada kepala. Cedera lahir lainnya terhadap kepala. Cedera
lahir terhadap kepala, tidak dijelaskan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10 /
16
P13 Cedera lahir terhadap skeleton, Fraktur tengkorak akibat trauma lahir. Cedera lahir
lain terhadap tengkorak, Cedera lahir terhadap femur, terhadap tulang panjang lain. Fraktur
klavikula akibat trauma lahir. Cedera lahir terhadap skeleton lain
P14 Cedera lahir terhadap sistem syaraf tepi, Paralysis Erb akibat cedera lahir – [paralisis
lengan pleksus brakhialis], Paralysis Klumpke akibat cedera lahir – [paralisis lengan bawah
dan tangan], Paralysis n. phrenicus akibat cedera lahir, Cedera lahir lain terhadap pleksus
brakhialis. Cedera lahir terhadap bagian sistem syaraf perifer
P15. Cedera lahir lainnya, Cedera lahir terhadap hati, Ruptur hati akibat cedera lahir.Cedera
lahir terhadap limpa, Ruptur limpa akibat cedera lahir. Cedera sternomastoid akibat cedera
lahir. Cedera lahir terhadap mata, Cedera lahir menyebabkan: perdarahan subkonjungtiva,
glaukoma traumatika. Cedera lahir terhadap muka, Kongesti muka (sembab karena aliran
darah terhambat) akibat trauma lahir, Cedera lahir terhadap genitalia externa. , Nekrosis
lemak subkutis akibat cedera lahir. Cedera lahir lain yang dijelaskan

KELAINAN PERNAFASAN DAN KARDIOVASKULER KHUSUS PERINATAL (P20-


P29)
P20. Hipoksia intrauterus, bunyi jantung anak (BJA) abnormal, meconium dalam liquor
(amnion). asidosis, anoxia, asphyxia, distress, hypoxia: pada janin atau intrauterus.
pengeluaran mekonium (feses pertama hijau gelap pada neonatus). Hipoksia intrauterus
pertama diketahui sebelum awal persalinan. Hipoksia intrauterus pertama diketahui sewaktu
persalinan dan kelahiran. Hipoksia intrauterus, tidak dijelaskan
P21. Asphyxia lahir. Asphyxia lahir berat: Nadi <100/menit ketika lahir dan menurun atau
tetap, pernafasan tidak ada atau megap-megap, warna kulit pucat, tonus tidak ada. Asphyxia
dengan nilai Apgar 1-menit 0-3; Asphyxia putih. Asphyxia lahir ringan dan sedang
Pernafasan normal tidak muncul dalam 1 menit, tapi nadi 100/>, terdapat beberapa tonus otot,
dan beberapa respons terhadap rangsangan. Asphyxia dengan nilai Apgar 1-menit 4-7;
Asphyxia biru. Asphyxia lahir, tidak dijelaskan Anoxia, asphyxia, hypoxia: NOS
P22. Respiratory distress of newborn – kesulitan bernafas neonates. Respiratory distress
syndrome [RDS] pada neonates. Hyaline membrane disease [HMD], Transient tachypnoea
pada neonates. Distress pernafasan lain pada neonates. Distress pernafasan pada neonatus,
tidak dijelaskan
P23. Pneumonia kongenital, pneumonia infektif yang didapatkan dalam rahim atau sewaktu
lahir, Pneumonia kongenital akibat virus, Pneumonia kongenital akibat Chlamydia.
Pneumonia kongenital akibat staphylococcus, Pneumonia kongenital akibat streptococcus,
group B. Pneumonia kongenital akibat Escherichia coli. Pneumonia kongenital akibat
Pseudomonas. Pneumonia kongenital akibat agen bakteri lainnya Haemophilus influenzae,
Klebsiella pneumoniae, Mycoplasma, Streptococcus, Kecuali group B. Pneumonia kongenital
akibat organisme lain. Pneumonia kongenital, tidak dijelaskan
P24. Sindroma aspirasi neonates, Termasuk: pneumonia neonatus akibat aspirasi, Aspirasi
mekonium oleh neonates, Aspirasi cairan amnion dan mukus oleh neonates, Aspirasi liquor
(ketuban), Aspirasi darah oleh neonates, Aspirasi susu dan makanan yang dimuntahkan oleh
neonates, Sindroma aspirasi oleh neonatus lainnya, Sindroma aspirasi oleh neonatus, tidak
dijelaskan. Pneumonia aspirasi pada neonatus NOS
P25. Emfisema interstitialis dan kondisi terkait yang dimulai pada masa perinatal,
Emfisema interstitialis yang dimulai pada masa perinatal, Pneumothorax yang dimulai pada
masa perinatal, Pneumomediastinum yang dimulai pada masa perinatal,Pneumoperikardium
yang dimulai pada masa perinatal, Kondisi lain yang terkait emfisema interstitialis yang
dimulai pada masa perinatal
P26. Perdarahan paru-paru yang dimulai pada masa perinatal, Perdarahan trakheo
bronkhialis yang dimulai pada masa perinatal, Perdarahan paru-paru masif yang dimulai

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 /
16
pada masa perinatal, Perdarahan paru-paru lainnya yang dimulai pada masa
perinatal, Perdarahan paru-paru, tidak dijelaskan, yang dimulai pada masa perinatal
P27. Penyakit pernafasan kronis yang dimulai pada masa perinatal, Sindroma Wilson-
Mikity, Dismaturitas paru-paru. Displasia bronkhopulmonalis yang dimulai pada masa
perinatal, Penyakit pernafasan kronis lain yang dimulai pada masa perinatal, Fibrosis
kongenital paru-paru, paru-paru ventilator pada neonates. Penyakit pernafasan kronis, tidak
dijelaskan, yang dimulai pada masa perinatal
P28. Kondisi pernafasan lain yang dimulai pada masa perinatal, Atelektasis primer
neonates, Kegagalan primer melebarkan unit-unit terminal pernafasan , Hipoplasia paru-paru
yang berhubungan dengan kehamilan singkat, Immaturitas paru-paru NOS, Atelektasis
neonatus lainnya dan yang tidak dijelaskan, Atelektasis: NOS, partial, sekunder, Atelektasis
resorpsi tanpa respiratory distress syndrome [RDS], Serangan sianotik pada neonates, Apnoea
tidur primer pada neonates, Apnoea tidur pada neonatus NOS, Apnoea lain pada neonates,
Kegagalan pernafasan pada neonates, Kondisi pernafasan lain yang dijelaskan pada neonates,
Snuffles pada neonatus (nafas ribut melalui hidung penuh mukus),Kondisi pernafasan pada
neonatus, tidak dijelaskan
P29. Kelainan kardiovaskuler yang dimulai pada masa perinatal, Gagal jantung neonatus
Disritmia jantung neonates, Hipertensi neonates, Sirkulasi janin persisten, Penutupan duktus
arteriosus terlambat, Iskemia miokardium sementara pada neonates, Kelainan kardiovaskuler
lain yang dimulai pada masa perinatal, Kelainan kardiovaskuler yang dimulai pada masa
perinatal, tidak dijelaskan

INFEKSI YANG KHUSUS PADA MASA PERINATAL (P35-P39)


Termasuk: infeksi yang diperoleh dalam rahim atau sewaktu lahir
P35. Penyakit viral kongenital,Sindroma rubella kongenital,Pneumonitis rubella kongenital
Infeksi cytomegalovirus kongenital,Infeksi herpesvirus [herpes simplex] kongenital Hepatitis
virus kongenital, Penyakit virus kongenital lainnya, Varicella [chickenpox] kongenital,
Penyakit virus kongenital, tidak dijelaskan
P36. Sepsis bakteri pada neonates, Termasuk: septikemia kongenital, Sepsis neonatus
akibat streptokokus, group B, Sepsis neonatus akibat streptokoki lain dan tidak dijelaskan ,
Sepsis neonatus akibat Staphylococcus aureus,Sepsis neonatus akibat stafilokoki lain dan
tidak dijelaskan,Sepsis neonatus akibat Escherichia coli, Sepsis neonatus akibat kuman
anaerob, Sepsis bakteri lain pada neonates,Sepsis bakteri pada neonatus, tidak dijelaskan
P37. Penyakit infeksi dan parasit kongenital lainnya, Tuberkulosis kongenital,
Toxoplasmosis kongenital, Hydrocephalus akibat toxoplasmosis kongenital, Listeriosis
neonatus (disseminata) , Malaria falsiparum kongenital, Malaria kongenital lainnya,
Kandidiasis neonates, Penyakit infeksi dan parasit kongenital lain yang dijelaskan dan tidak
dijelaskan
P38. Omphalitis neonatus dengan atau tanpa perdarahan ringan
P39. Infeksi lain yang khusus pada masa perinatal, Mastitis infektif
neonates, Konjungtivitis and dakriosistitis neonates, Konjungtivitis chlamydia neonatus,
ophthalmia neonatorum NOS,Infeksi janin intra-amnion, not elsewhere classified, Infeksi
saluran kemih neonates, Infeksi kulit neonates, Pioderma neonates,Infeksi lain yang khusus
pada masa perinatal, yang dijelaskan dan tidak dijelaskan

KELAINAN PERDARAHAN DAN HEMATOLOGIS JANIN DAN NEONATUS (P50-


P61)
P50. Kehilangan darah janin – fetal blood loss, Kehilangan darah janin dari vasa praevia,
Kehilangan darah janin dari ruptur umbilicus, Kehilangan darah janin dari plasenta,
Perdarahan ke dalam saudara kembar, Perdarahan ke dalam sirkulasi ibu, Kehilangan darah

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 /
16
janin dari ujung terpotong umbilikus saudara kembarnya, Kehilangan darah janin lainnya
Kehilangan darah janin dari, tidak dijelaskan, Perdarahan janin NOS
P51. Perdarahan dari umbilikus neonates. Perdarahan massif dari umbilikus
neonates. Perdarahan dari umbilikus neonatus lainnya,Kebocoran ligatur (pengikat)
umbilikus NOS, Perdarahan dari umbilikus neonatus, tidak dijelaskan
P52. Perdarahan non-traumatika intrakranium janin dan neonates, termasuk:
Perdarahan intra kranium akibat anoxia atau hypoxia, Perdarahan intraventrikel
(nontraumatika), tingkat 1, janin dan neonates, Perdarahan subependyma (tanpa perluasan ke
intraventrikel), [ependima: selaput pelapis ventrikel otak dan kanalis sentralis medulla
spinalis] Perdarahan intraventrikel (nontraumatika), tingkat 2, janin dan neonates, Perdarahan
subependyma dengan perluasan ke intraventrikel. Perdarahan intraventrikel (nontraumatika),
tingkat 3, janin dan neonates. Perdarahan subependyma dengan perluasan ke intraventrikel
dan intraserebri. Perdarahan intraventrikel (nontraumatika) janin dan neonatus, tidak
dijelaskan, Perdarahan intraserebri (nontraumatika) janin dan neonates, Perdarahan
subarakhnoid (nontraumatika) janin dan neonates,Perdarahan serebellum (nontraumatika) dan
fossa posterior janin dan neonates, Perdarahan intrakranium (nontraumatika) lain janin dan
neonates,Perdarahan intrakranium (nontraumatika) janin dan neonatus, tidak dijelaskan
P53. Penyakit perdarahan janin dan neonates, Defisiensi vitamin K neonatus
P54. Perdarahan neonatus lainnya. Haematemesis neonates. Melaena neonates. Perdarahan
rektum neonates. Perdarahan gastrointestinal neonatus lainnya. Perdarahan adrenal
neonates.Perdarahan kulit neonates. Lecet, ecchymoses, petechiae, hematomata superfisial:
janin dan neonates, Perdarahan vagina neonates, Pseudomenses. Perdarahan neonatus lain
yang dijelaskan dan tidak dijelaskan
P55. Penyakit haemolitika janin dan neonates, Isoimmunisasi Rh janin dan neonatus
P55.1 Isoimmunisasi ABO janin dan neonates,Penyakit hemolitika lain janin dan neonates,
Penyakit hemolitika janin dan neonatus, tidak dijelaskan
P56. Hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika. Hidrops fetalis akibat isoimmunisation.
Hidrops fetalis akibat penyakit hemolitika lain dan tidak dijelaskan
P57. Kern icterus [pigmentasi kuning ganglion basalis dan sel syaraf lain di otak dan
medulla spinalis]. Kernikterus akibat isoimunisasi. Kernikterus lain yang dijelaskan
P58. Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan lainnya. Jaundice neonatus akibat
lecet. Jaundice neonatus akibat perdarahan. Jaundice neonatus akibat infeksi. Jaundice
neonatus akibat polisitemia. Jaundice neonatus akibat obat atau toksin dari ibu atau yang
diberi pada neonates. Jaundice neonatus akibat darah maternal, Jaundice neonatus akibat
hemolisis berlebihan lain yang dijelaskan. Jaundice neonatus akibat hemolisis berlebihan,
tidak dijelaskan
P59. Jaundice neonatus akibat penyebab lain dan tidak dijelaskan, Jaundice neonatus
yang terkait dengan kelahiran preterm. Hiperbilirubinaemia pada prematuritas. Jaundice
akibat konjugasi terlambat yang terkait dengan kelahiran preterm. Inspissated bile syndrome –
[sindroma pemekatan empedu]. Jaundice neonatus akibat kerusakan lain dan tidak dijelaskan
pada sel-sel hati . Jaundice neonatus akibat inhibitor ASI. Jaundice neonatus akibat penyebab
lain yang dijelaskan, Jaundice neonatus, tidak dijelaskan. Jaundice fisiologis (berat)
(berlangsung lama) NOS
P60. Disseminated intravascular coagulation [DIC] pada janin dan neonates. Sindroma
defibrinasi janin dan neonatus
P61. Kelainan hematologis perinatal lain, Trombositopenia neonatus sementara,
Trombositopenia neonatus akibat: idiopathic maternal thrombocytopenia, isoimmunisasi,
exchange transfusion – [penukaran darah],Polycythaemia neonatorum. Anaemia pada
prematuritas, Anemia kongenital akibat kehilangan darah janin, Anemia kongenital lain, not
elsewhere classified, Anemia kongenital NOS. Neutropenia neonatus sementara. Kelainan
koagulasi neonatus sementara lainnya,Kelainan hematologis perinatal lain yang dijelaskan
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 13 /
16
Kelainan hematologis perinatal, tidak dijelaskan

KELAINAN ENDOKRIN DAN METABOLIK SEMENTARA KHUSUS PADA JANIN


DAN NEONATUS (P70-P74)
Termasuk: kekacauan endokrin dan metabolik sementara akibat respons bayi terhadap
faktor endokrin dan metabolik ibu, atau penyesuaiannya pada kehidupan luar rahim.
P70 Kelainan sementara metabolisme karbohidrat khusus pada janin dan neonates
Sindroma bayi dari ibu dengan diabetes gestasional,.Sindroma bayi dari ibu dengan diabetes,
Diabetes mellitus maternal (ada sebelumnya) mengganggu janin atau neonatus (dengan
hipoglikemia), Diabetes mellitus neonates, Hipoglikemia neonatus iatrogenic, Hipoglikemia
neonatus lainnya, Hipoglikemia neonatus sementara. Kelainan sementara metabolisme
karbohidrat janin dan neonatus lainnya. Kelainan sementara metabolisme karbohidrat janin
dan neonatus, tidak dijelaskan
P71 Kelainan sementara metabolisme kalsium dan magnesium pada neonates.
Hipokalsemia susu sapi pada neonates. Hipokalsemia neonatus lainnya . Hipomagnesaemia
neonates.Tetani neonatus tanpa defisiensi kalsium atau magnesium . Tetani neonatus NOS
Hipoparatiroidism neonatus sementara. Kelainan metabolisme Ca dan Mg neonatus sementara
lainnya
P72 Kelainan sementara endokrin neonatus lainnya. Goiter neonatus, not elsewhere
classified, Goiter kongenital sementara dengan fungsi normal. Hyperthyroidisme neonatus
sementara. Tirotoksikosis neonates. Kelainan fungsi tiroid neonatus sementara lainnya , not
elsewhere classified. Hipotiroidism neonatus sementara. Kelainan endokrin neonatus
sementara lainnya yang dijelaskan
P74 Kekacauan sementara elektrolit dan metabolik neonatus lainnya. Asidosis metabolik
terlambat pada neonates. Dehidrasi neonates. Kekacauan keseimbangan sodium neonates.
Kekacauan keseimbangan potassium neonates. Kekacauan elektrolit neonatus sementara
lainnya.Tirosinaemia neonatus sementara,Kekacauan metabolik neonatus sementara lainnya
Kekacauan metabolik neonatus sementara, tidak dijelaskan

KELAINAN SISTEM PENCERNAAN JANIN DAN NEONATUS (P75-P78)


P75* Ileus mekonium E84.1†
P76. Obstruksi usus lain pada neonates. Meconium plug syndrome – [sindroma sumbatan
mekonium], Ileus neonatus sementara , Obstruksi usus akibat susu yang merembes. Obstruksi
usus neonatus lain yang dijelaskan. Obstruksi usus neonatus, tidak dijelaskan
P77. Enterokolitis nekrotikans janin dan neonatus
P78. Kelainan sistem pencernaan perinatal lainnya, Perforasi usus perinatal, Peritonitis
meconium, Peritonitis neonatus lainnya, Peritonitis neonatus NOS, Hematemesis dan melena
neonatus akibat darah ibu tertelan. Diare neonatus non-infektif, Diare neonatus NOS.
Kelainan sistem pencernaan perinatal lain yang dijelaskan. Sirosis (hepatis) kongenital, ulkus
peptikum neonates. Kelainan sistem pencernaan perinatal, tidak dijelaskan

KONDISI YANG MELIBATKAN INTEGUMEN DAN PENGATURAN SUHU JANIN


DAN NEONATUS (P80-P83)
P80. Hipotermia neonates. Cold injury syndrome – sindroma cedera dingin. Hipotermia
berat dan biasanya kronis, dengan kulit pink (pink flushed appearance), edema, serta kelainan
neurologis dan biokimiawi.Hipotermia neonatus lainnya, Hipotermia ringan neonates.
Hipotermia neonatus, tidak dijelaskan
P81. Kekacauan pengaturan suhu neonatus lainnya. Hipertermia lingkungan pada
neonates. Kekacauan pengaturan suhu neonatus lainnya yang dijelaskan. Kekacauan
pengaturan suhu neonatus, tidak dijelaskan. Demam neonatus NOS

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14 /
16
P83. Kondisi integumen lain yang khusus pada janin dan neonates, Sclerema neonatorum.
Erythema toxicum neonatorum. Hidrops fetalis yang bukan akibat penyakit hemolitika.
Hidrops fetalis NOS, Edema lain dan tidak dijelaskan khusus pada janin dan
neonates, Breast engorgement of newborn – pembesaran mammae neonates, Mastitis
noninfektif neonates,Hidrokel kongenital, Polip umbilikus neonates, Kondisi integumen
lain yang dijelaskan yang khusus pada janin dan neonates. Bronze baby syndrome,
skleroderma neonatus, urtikaria neonatorum. Kondisi integumen yang khusus pada janin dan
neonatus, tidak dijelaskan

KELAINAN LAIN YANG BERAWAL PADA MASA PERINATAL (P90-P96)


P90. Konvulsi neonatus
P91. Kekacauan status serebri lain pada neonates, Iskemia serebri neonates,Kista
periventrikel neonatus yang didapat. Leukomalasia serebri neonates, Irritabilitas serebri
neonates. Depresi serebri neonates. Koma neonates. Kekacauan status serebri lain yang
dijelaskan pada neonatus Kekacauan status serebri lain neonatus, tidak dijelaskan
P92. Masalah pemberian makanan neonatus - Feeding problems of newborn, Muntah
pada neonates. Regurgitasi dan ruminasi pada neonates. Pemberian makanan lambat pada
neonates.Pemberian makanan sedikit pada neonates. Pemberian makanan berlebihan pada
neonates. Kesulitan pemberian ASI pada neonates. Masalah pemberian makanan neonatus
lainnya. Masalah pemberian makanan neonatus, tidak dijelaskan
P93. Reaksi dan intoksikasi akibat obat yang diberikan kepada janin dan neonates. Grey
syndrome akibat pemberian chloramphenicol kepada neonates.
P94. Kelainan tonus otot neonates, Myasthenia gravis neonatus sementara. Hipertonia
kongenital . Hipotonia kongenital. Nonspecific floppy baby syndrome, Kelainan lain tonus
otot neonates. Kelainan tonus otot neonatus, tidak dijelaskan
P95. Kematian janin dengan penyebab yang tidak dijelaskan, Deadborn fetus NOS,
stillbirth NOS
P96. Kondisi lain yang berawal dari masa perinatal, Kegagalan ginjal kongenital. Uremia
neonates. Gejala putus obat neonatus akibat penggunaan obat addiksi oleh ibu . Sindroma
putus obat pada janin dari ibu yang tergantung obat tersebut, Gejala putus obat dari
penggunaan obat untuk terapi neonatus. Sutura kranialis lebar pada neonatus Kraniotabes
neonatus. Pengakhiran kehamilan, janin dan neonatus, Komplikasi prosedur intrauterus, not
elsewhere classified, Kondisi lain yang dijelaskan yang dimulai pada masa perinatal. Kondisi
yang dimulai pada masa perinatal, tidak dijelaskan. Debilitas kongenital NOS

Referensi
• Ayu Niwang TD. (2016). Patologi dan Patofisiologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha
Medika
• Corwin, Elizabeth J. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
• Cunningham, F, Garry, MD. (2006). Obstretri Williams, Edisi 21, Vol.1. Vol.2. Jakarta:
EGC
• Pearce, Evelyn. (2006). Anatomi dan Fisologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
• WHO - ICD 10 https://ilmu056.blogspot.com/2015/10/terjemahan-icd-10-volume-1-bab-
16.html
• http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Klasifikasi-dan-
Kodefikasi-Penyakit-Masalah-Terkait-Kesehatan_SC.pdf

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 /
16

Anda mungkin juga menyukai