(KES208)
MODUL SESI 9
PATOFISIOLOGI PERINATAL
DISUSUN OLEH
dr.Noor Yulia., M.M
Kondisi perinatal adalah masa dimulainya kehamilan dari umur 28 minggu dalam uterus
sampai dengan umur 7 (tujuh) hari setelah kelahiran.Periode Perinatal adalah periode yang
sangat penting dalam kehidupan. Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50 % kematian
bayi terjadi pada periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Perinatal termasuk
dalam kelompok yang memiliki ketergantungan sangat tinggi terhadap lingkungan sekitarnya
Kondisi perinatal saat ini sangat penting mendapat perhatian, karena angka kematian perinatal
menjadi salah satu indikator kesehatan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir
sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup,
bahkan kematian. Misalnya karena hipotermi pada bayi baru lahir akan menyebabkan
hipoglikemia dan akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah
perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan tumbuh
kembang
IMD (Inisiasi Menyusu Dini) : Proses menyusu segera yang dilakukan dalam satu jam
pertama setelah bayi lahir. Setelah bayi lahir, akan mengalami fase yang sama, yaitu fase
untuk mempertahankan fungsi kehidupannya atau insting untuk mencari sumber makanan
yaitu dengan cara menyusu.
Klasifikasi dan kodefikasi gangguan dan prosedur medis pada periode perinatal. Pada
ICD-10 Bab XVI Kondisi Tertentu yang Dimulai Pada Periode Perinatal (P00-P96)
• P00-P04 Janin dan neonatus terganggu oleh faktor-faktor maternal dan komplikasi
kehamilan, persalinan dan kelahiran.
• P05-P08 Kelainan yang berhubungan dengan lama kehamilan dan pertumbuhan janin.
• P10-P15 Trauma lahir.
• P20-P29 Kelainan pernafasan dan kardiovaskuler khusus pada masa perinatal.
• P35-P39 Infeksi yang khusus pada masa perinatal.
• P50-P61 Kelainan perdarahan dan hematologis pada janin dan neonatus.
• P70-P74 Kelainan endokrin dan metabolik sementara khusus pada janin dan neonatus.
• P75-P78 Kelainan sistem pencernaan janin dan neonatus.
• P80-P83 Kondisi yang melibatkan integumen dan pengaturan suhu janin dan neonatus.
• P90-P96 Kelainan lain yang berawal pada masa perinatal.
PATOFISIOLOGI PERINATAL
Merupakan permasalahan yang menimbulkan gangguan atau masalah kesehatan yang sering
terjadi pada kondisi perinatal . Patofisiologi perinatal : Masalah Kesehatan Berhubungan
Dengan Suhu Badan . Masalah Kesehatan Berhubungan Dengan Berat Badan . Masalah
Kesehatan Berhubungan Dengan Infeksi dan Masalah Kesehatan Lainnya
Hipotermi neonatorum
Suhu ruangan netral atau neutral thermal environtment adalah rentang suhu lingkungan di
sekitar bayi di mana bayi dapat mempertahankan suhu tubuhnya dengan konsumsi oksigen
yang minimal. Beberapa tindakan yang dilakukan untuk mencegah hipotermi neonatorum
dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut.
1) Pencegahan hipotermi pada saat lahir. Beberapa tindakan yang dilakukan untuk
pencegahan hipotermi neonatorum pada saat lahir adalahSediakan ruangan yang hangat untuk
melahirkan. Selimuti bayi dengan pakaian yang hangat dan penutup kepala. Dekatkan bayi
dengan ibu. Lakukan tindakan kangaroo mother care.(Kangoroo Mother Care : Kontak
kulit diantara ibu dan bayi secara dini, terus-menerus dan dikombinasi dengan pemberian ASI
eksklusif). Mandikan bayi setelah 6-12 jam kelahiran dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut: menggunakan air hangat dan ruangan hangat; memandikan dengan cepat dan lembut;
segera keringkan dengan cepat dan bersih; bungkus bayi dengan handuk kering dan hangat;
pakaikan penutup kepala; dan dekatkan bayi dengan ibunya.
2) Pencegahan hipotermi selama transportasi. Beberapa tindakan yang dilakukan untuk
pencegahan hipotermi neonatorum selama transportasi adalah: menjaga suhu badan stabil
sebelum transportasi; memonitor suhu badan; menggendong bayi dengan cara mendekatkan
ke dada; menyelimuti dengan baik, dan mencegah jangan sampai terbuka; dan menggunakan
inkubator dengan kain penghangat.
Penyebab, pemeriksaan fisik dan hasil anamnesa, masalah yang sering muncul dan tindakan
pada BBLR.
1. Penyebab. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya BBLR, yaitu sebagai
berikut.
a. Faktor Ibu. Beberapa kondisi faktor ibu yang dapat menyebabkan BBLR adalah: asupan
nutrisi kurang pada saat hamil; umur ibu hamil kurang dari 20 tahun atau di atas 35 tahun;
jarak hamil terlalu dekat dengan kehamilan sebelumnya atau kurang dari 2 tahun;
penyakit ibu selama kehamilan, seperti anaemia, sipilis, atau infeksi TORCH;
b. Faktor kehamilan ibu. Beberapa kondisi faktor kehamilan ibu yang dapat menyebabkan
BBLR adalah: komplikasi yang tejadi pada saat kehamilan(perdarahan antepartum, pre-
eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm; hamil dengan hidramnion; dan hamil
gemeli/kembar.
c. Faktor Janin. Beberapa kondisi faktor janin yang dapat menyebabkan BBLR adalah
cacat bawaan janin dan infeksi dalam rahim.
Masalah yang sering muncul dan tindakannya yang diberikan pada BBLR adalah Gangguan
pola nafas. disebabkan oleh karena: pusat pengatur pernafasan belum sempurna; surfaktan
paru-paru masih kurang sehingga perkembangannya tidak sempurna; dan otot pernafasan dan
tulang iga masih lemah. Tindakan yang dilakukan terhadap gangguan pola nafas yaitu
observasi irama, kedalaman dan frekuensi pernafasan; berikan terapi oksigen sesuai dengan
indikasi; dan hisap jalan nafas sesuai kebutuhan.
BBLR
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya BBLR, yaitu.
Faktor Ibu. Beberapa kondisi faktor ibu yang dapat menyebabkan BBLR adalah: asupan
nutrisi kurang pada saat hamil; umur ibu hamil kurang dari 20 tahun atau di atas 35 tahun;
jarak hamil terlalu dekat dengan kehamilan sebelumnya atau kurang dari 2 tahun; dan
penyakit ibu selama kehamilan, seperti anaemia, sipilis, atau infeksi TORCH;
Faktor kehamilan ibu. Beberapa kondisi faktor kehamilan ibu yang dapat menyebabkan
BBLR adalah:komplikasi yang tejadi pada saat kehamilan seperti perdarahan antepartum, pre-
eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm; hamil dengan hidramnion; dan hamil gemeli/
kembar.
Faktor Janin. Beberapa kondisi faktor janin yang dapat menyebabkan BBLR adalah cacat
bawaan janin dan infeksi dalam rahim
Masalah yang sering muncul dan tindakan yang diberikan pada BBLR sebagai berikut.
SEPSIS NEONATORUM
Tanda dan gejala. dikelompokkan menjadi 4 bagian sebagai berikut:
1. gejala umum atau kondisi sakit, yaitu, tidak mau minum dan suhu badan kadang naik dan
juga turun;
2. gejala gastrointestinal, yaitu, muntah, diare dan perut kembung;
3. gejala saluran pernafasan, yaitu, dispneu, tacipneu dan apneu;
4. gejala hematologi, yaitu, icterus, ptekie dan leukopeni.
Penatalaksanaan. Beberapa tindakan penatalaksanaan yang dilakukan sebagai berikut:
perawatan umum, yaitu, dengan tindakan pearwatan tali pusat yang benar dengan memenuhi
nilai aseptik; pemberian cairan, elektrolit dan asupan nutrisi yang kuat; dan pemberian obat-
obatan anti kejang dan fototerapi
Asfiksi Neonatorum,
adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah
lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus yang berhubungan dengan faktor-
faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan atau segera setelah bayi lahir.
Penyebab asfixia neonatorum: Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan
gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi
berkurang. Hipoksia bayi di dalam rahim ditunjukkan dengan gawat janin yang dapat
berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir.
Ikterus Neonatorum
Ikterus neonatorum adalah kondisi munculnya warna kuning di kulit dan selaput mata pada
bayi baru lahir karena adanya bilirubin (pigmen empedu) pada kulit dan selaput mata akibat
peningkatan kadar bilirubin dalam darah (hiperbilirubinemia).Ikterus neonatorum dapat
bersifat fisiologis atau patologis..
Ikterus fisiologis. adalah ikterus yang terjadi karena metabolisme normal bilirubin pada bayi
baru lahir pada usia minggu pertama. Peninggian kadar bilirubin terjadi pada hari ke-2 dan
ke-3 serta mencapai puncaknya pada hari ke-5 sampai ke-7, kemudian menurun pada hari ke
10 - 14. Ikterus fisiologis atau joundice terjadi akibat deposisi bilirubin yang terjadi bila kadar
bilirubin darah mencapai 2 mg/dl. Tanda dan gejala ikterus fisiologi adalah: Ikterus timbul
pada hari ke-2 dan hari ke-3 dan tidak mempunyai dasar patologis, dan icterus menghilang
pada hari ke-10; kadar bilirubin direct tidak melebihi 10mg% pada neonates cukup bulan dan
12,5mg% pada neonates kurang bulan; kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi
5mg% per hari; letargi dan malas; bagian putih bola mata bayi terlihat kuning; bayi yang tidak
mau menyusu atau tidur terus menerus; bila kulitnya ditekan beberapa detik akan terlihat
warna kekuning-kuningan; tangisan bernada tinggi; dan kulit berwarna kuning.
Ikterus patologis. Ikterus patofisiologis adalah ikterus yang memiliki dasar patologis dengan
kadar bilirubin mencapai nilai yang disebut dengan hiperbilirubinemia. Tanda dan gejala
ikterus patologis adalah: ikterus muncul dalam 24 jam pertama dan tidak menghilang setelah
2 minggu; kadar bilirubin direct melebihi 10mg% per hari; peningkatan bilirubin lebih dari 5
mg% per hari; dan kadar bilirubin indirect melebihi 1 mg%.
Penatalaksanaan.
Ikterus neonatorum fisiologis dilakukan tindakan dijemur di bawah sinar matahari pagi
antara 7-9 pagi selama 15 menit. Sinar dapat mengubah bilirubin indirect/indirek menjadi
Kern icterus : suatu bentuk kerusakan otak yang disebabkan oleh penyakit kuning pada bayi
yang baru lahir
Kejang Neonatorum
Kejang Neonatorum adalah kejang yang terjadi pada bayi sampai dengan usia 28 hari. Kejang
pada bayi baru lahir (BBL) sering tidak dikenali,kejang yang berulang menyebabkan
berkurang nya oksigenisasi, ventilasi, dan nutrisi otak. Manifestasi bentuk kejang dapat
dibedakan menjadi 3 kelompok sebagai berikut.
Kejang tersamar. Hampir tidak terlihat, menggambarkan perubahan tingkah laku. Bentuk
kejang ini adalah sebagai berikut: gerakan otot muka pada daerah mulut, lidah menunjukkan
gerakan menyeringai; gerakan terkejut-kejut pada mulut dan pipi secara tiba-tiba; gerakan
menghisap, mengunyah, menelan dan menguap; gerakan bola mata, deviasi bola mata secara
horisontal, kelopak mata berkedip-kedip, dan gerakan cepat dari bola mata; dan gerakan pada
ekstremitas, seperti pergerakan seperti berenang, mengayuh pada anggota gerak atas dan
bawah.
Kejang klonik, ini adalah keadaan kejang yang: berlangsung selama 1-3 detik, terlokalisasi
dengan baik, tidak disertai dengan gangguan kesadaran; dapat disebabkan oleh trauma lokal;
dan bayi baru lahir (BBL) dengan kejang klonik perlu pemeriksaan USG, pemeriksaan kepala
untuk mengetahui adanya perdarahan otak , untuk mengetahui adanya kemungkinan infark
serebral.
Kejang mioklonik adalah keaadaan kejang yang ditunjukkan oleh: gerakan ekstensi dan
fleksi lengan atau keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya cepat, gerakan
menyerupai refleks moro; gerakan dominan adalah gerakan tremor; dan pergerakan ritmik
anggota gerak pada gemetar dihentikan dengan melakukan fleksi anggota gerak.
Kejang tonik, adalah keadaan dengan ciri-ciri berikut: terjadi pada bayi baru lahir (BBL),
masa kehamilan kurang dari 34 minggu, dan pada bayi dengan komplikasi perinatal berat;
bentuk kejang berupa pergerakan tonik satu ekstremitas, pergerakan tonik umum dengan
ekstensi lengan dan tungkai, menyerupai sikap ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah
dengan bentuk dekortikasi.
Kondisi dari ibu dengan risiko tinggi kehamilan : Riwayat Kehamilan.Persalinan yang pernah
dialami oleh ibu dengan perdarahan, abortus, partus prematuritas, kematian janin dalam
kandungan, preeklampsia/eklampsia, Ketuban Pecah Dini (KPD), kehamilan muda, kelainan
letak pada hamil tua, hamil dengan tumor (mioma atau kista ovari),semua persalinan tidak
normal yang pernah dialami ibu
Penyakit Hemolitik
Penyakit ini terbilang berbahaya karena adanya masalah darah antara bayi dan sang ibu.
Penyebabnya yaitu perbedaan rhesus dari golongan darah bayi dan ibunya. Perbedaan tersebut
yang akan mengakibatkan kesalahan pada sistem imun yang masuk ke plasenta, yang justru
akan menyerang sel darah merah pada bayi yang baru lahir
Hirschsprung Disease.
suatu kondisi langka yang menyebabkan feses menjadi terjebak di dalam usus besar. Hal ini
terjadi karena ketiadaan sel-sel saraf di otot-otot sebagian atau seluruh usus besar bayi akibat
proses pertumbuhan janin yang tidak sempurna dalam kandungan. Bayi baru lahir memiliki
Megacolon Congenital, nama lain penyakit Hirschsprung, akan mengalami kesulitan buang
air besar, tinja banyak tertahan dalam usus besar sehingga terlihat perutnya membuncit.
kadang mempermudah terjadinya infeksi usus serius yang disebut enterocolitis jika tidak
diidentifikasi dan diobati sejak dini.
Intrauterine acidosis
suatu keadaan dimana janin dalam rahim kekurangan oksigen dan kemudian diikuti dengan
penimbunan asam asetat dan karbon dioksida (CO2) sehingga mengakibatkan keadaan
asidosis intrauterin
Intrauterine anoxia
keadaan uptake oksigen yang jelek dalam jaringan dan mencakup kondisi seperti shock
postnatal Intrauterine asphyxia : merupakan kondisi kekurangan oksigen pada pernapasan
yang bersifat mengancam jiwa.
Hypoxia : Penurunan kadar oksigen dalam darah
Ophthalmia neonatorum
suatu infeksi mata pada bayi baru lahir yang didapat ketika bayi melewati jalan lahir.
Neonatal conjunctivitis : Peradangan conjuntiva pada bayi baru lahir
Referensi
• Ayu Niwang TD. (2016). Patologi dan Patofisiologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha
Medika
• Corwin, Elizabeth J. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
• Cunningham, F, Garry, MD. (2006). Obstretri Williams, Edisi 21, Vol.1. Vol.2. Jakarta:
EGC
• Pearce, Evelyn. (2006). Anatomi dan Fisologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
• WHO - ICD 10 https://ilmu056.blogspot.com/2015/10/terjemahan-icd-10-volume-1-bab-
16.html
• http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Klasifikasi-dan-
Kodefikasi-Penyakit-Masalah-Terkait-Kesehatan_SC.pdf