Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN PNEUMONIA


DI RUANG BAYI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

Tanggal 04 – 09 Februari 2019

Oleh:
CHAIRUNNISA MEI YUNI, S. Kep
NIM. 1830913320015

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Chairunnisa Mei Yuni, S.Kep

NIM : 1830913320015

JUDUL LP : Asuhan Keperawatan pada Bayi dengan Pneumonia di Ruang


Bayi RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin

Banjarmasin, Februari 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Emmelia Astika F.D., S.Kep., Ns., M.Kep Siti Rusmalina, S.Kep, Ns


NIK. 1990. 2011. 1. 098 NIP. 19751104 200803 2 001
LAPORAN PENDAHULUAN
PNEUMONIA

A. Definisi
Pneumonia adalah inflamasi parenkim paru,merupakan penyakit yang
sering terjadi pada bayi dan masa kanak-kanak awal (Wong, 2008).
Pneumonia adalah inflamasi atau infeksi pada parenkim paru. Pneumonia
disebabkan oleh satu atau lebih agens berikut: virus, bakteri (mikoplasma),
fungi, parasit, atau aspirasi zat asing. Secara klinis pada anak yang lebih tua
selalu disertai batuk dan nafas cepat dan tarikan dinding dada kedalam.
Namun pada bayi seringkali tidak disertai batuk.
B. Etiologi
Beberapa sebagian besar penyebab pneumonia:
1. Mikroorganisme (virus, bakteri), dan masuknya makanan, minuman, susu,
isi lambung ke dalam saluran pernafasan (aspirasi)
2. Respiratory Syncial Virus (RSV)
3. Bakteri yang ikut berperan terutama Streptococcus Pneumoniae dan
Haemophilus Influenzae type B (Hib) melalui percikan ludah (droplet),.
4. Infeksi dari vagina, Seperti ISK pada ibu
5. Infeksi nosokomial selama perawatan
C. Patofisiologi
Biasanya mikroorganisme penyebab terhirup masuk melalui saluran
pernapasan menuju ke paru - paru bagian perifer. Awalnya terjadi edema
akibat reaksi jaringan yang memudahkan proliferasi serta penyebaran kuman
ke jaringan sekitarnya. Bagian paru - paru yang terkena mengalami gangguan,
yaitu terjadinya gangguan pada sel polymorphonuclease (PMN), cairan
edema, fibrin, eritrosit dan terdapat kuman di paru - paru bagian alveoli.
D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala sepsis neonatorum umumnya tidak jelas dan tidak
spesifik. Tanda dan gejala umum meliputi hipertermia, sesak, napas cepat,
napas berbunyi, frekuensi napas >60 x/menit, retraksi dada, atau ≥2 faktor
predisposisi (demam intrapartum >38°C).
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis yaitu
dilakukan foto toraks. Foto toraks hanya menunjukkan arah dignosis etiologi
tidak dapat menentukan secara khas penyebab pneumonia. Pemeriksaan
penunjang lainnya dengan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui peningkatan jumlah leukosit biasanya lebih dari 10000/uL dan
bisa mencapai 30000/uL.
F. Pengobatan
1. Terapi untuk neonatus - 2 bulan (< 4 kg): Ampisillin + Gentamicin setiap
12 jam 100 mg/kgBB 2,5 mg/kg BB
2. Terapi untuk usia >2 bulan :
a. Lini pertama: Ampisillin: BBL <7hari: 30 mg/kg setiap 12 jam. BBL 7
- 21 hari: 30 mg/kg setiap 8 jam. BBL 21 - 28 hari : 30 mg/kg tiap 6
jam. Anak 1 bulan - 18 tahun: 25 mg/kg (max: 500 mg) setiap 6 jam.
Bila dalam 3 hari tidak ada perbaikan bisa ditambahkan
chloramphenicol.
b. Lini kedua: ceftriaxon BBL : 20 - 50 mg/kg 1x sehari (IV selama 60
menit). Anak 1 bulan – 12 tahun dengan BB <50 kg : 50 - 80 kg 1 x
sehari (IV atau IM) dan BB ≥ 50 kg : 1 g 1x sehari.
Antibiotik intravena diberikan pada pasien pneumonia yang tidak dapat
menerima obat per oral (misal karena muntah) atau termasuk dalam derajat
pneumonia berat. Pemberian antibiotik oral harus dipertimbangkan jika
terdapat perbaikan setelah mendapat antibiotik secara intravena.
Terapi pendukung untuk penderita pneumonia adalah :
a. Diberi oksigen pada pasien yang menunjukkan gejala sesak napas dan
hipoksemia.
b. Pengeluaran sputum dapat diatasi dengan melakukan fisioterapi dada.
c. Hidrasi yang cukup bisa melalui parenteral.
d. Pasien dengan penderita demam dapat diberikan antipiretik.
e. Bronkodilator untuk pasien dengan bronkospasme.
f. Pemberian nutrisi yang cukup.
PATHWAY PNEUMONIA

Normal (system pertahanan) terganggu Virus, Bakteri, Jamur


(penyebab)
Sal napas bag bawah pneumokokus Staphylococcus

Trombus
Eksudat Masuk ke alveoli

Toksin, koagulasi
Alveoli

Sel darah merah, leukosit,pneumokokus Permukaan


mengisi alveoli lapisan pleura
tertutup tebal ,
eksudat
Leukosit + fibrin mengalami konsolidasi
thrombus vena
pulmonalis
leukositosis

Suhu tubuh meningkat Nekrosis


Hemoragik

Hipertermia

Produksi Abses pneumatocele (kerusakan


Sesak pada
sputum jaringan parut )
bayi
meningkat

Ketidakefektifan Ketidakefektifan Pola Napas


Ketidakefektifan
Pola Menyusu bersihan jalan
Bayi napas
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan melalui anamnesis untuk mendapatkan data, yang
perlu dikaji adalah:
1. Riwayat perawatan antenatal, ada/tidaknya ketuban pecah dini, partus
lama atau sangat cepat.
2. Selama hamil ibu ada riwayat infeksi seperti ISK
3. Batuk dan pilek
Pemeriksaan fisik data yang akan ditemukan, sebagai berikut:
1. Letargi khususnya pada 24 jam pertama setelah persalinan
2. Refleks menghisap lemah
3. Pucat atau sianosis
4. Hipertermi
5. Pernapasan abnormal
6. Dehidrasi
Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan adalah:
1. Cek darah lengkap
2. Foto thorax
3. WBC
4. Hct
B. Diagnosis Keperawatan
1. Ketidakefektifan Pola Napas (00032) b.d. hipoventilasi
2. Hipertermi (00007) b.d penyakit
3. Ketidakefektifan Pola Menyusu Bayi (00107) b.d gangguan neurologis
4. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
C. Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
1. Ketidakefektidan pola nafas b.d. hipoventilasi Respiratory Status Oxygen Therapy
Definisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau Vital Sign Status 1. Perhatikan jalan napas paten
ekspirasi tidak adekuat Setelah dilakukan tindakan bayi
keperawatan selama 1 x 60 menit 2. Monitor respirasi
Batasan karakteristik : ketidakefektifan pola nafas 3. Atur peralatan oksigen
a. Penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi. teratasi dengan kriteria hasil: 4. Pertahankan posisi bayi
b. Penurunan pertukaran udara per menit. 1. Tanda tanda vital dalam 5. Monitor aliran oksigen
c. Menggunakan otot pernafasan tambahan rentang normal
d. Dyspnea 2. Peningkatan ventilasi dan Vital Sign Monitoring
e. Orthopnea oksigenasi yang adekuat 1. Monitor TD, nadi, suhu dan RR
f. Perubahan penyimpangan dada setiap 1 jam
g. Nafas pendek 2. Catat frekuensi dan irama napas
h. Pernafasan pursed-lip 3. Identifikasi sianosis perifer
i. Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama 4. Monitor turgor kulit
j. Peningkatan diameter anterior-posterior
k. Pernapasan rata-rata/minimal Bayi : < 25 atau
> 60
Usia 1-4 : < 20 atau > 30
Usia 5-14 : < 14 atau > 25
Usia > 14 : < 11 atau > 24
l. Bayi volume tidalnya 6-8 ml/Kg
m. Timing rasio
n. Penurunan kapasitas vital
Faktor yang berhubungan :
a. Hiperventilasi
b. Deformitas tulang
c. Kelainan bentuk dinding dada
d. Penurunan energi/kelelahan
e. Obesitas
f. Posisi tubuh
g. Kelelahan otot pernafasan
h. Hipoventilasi sindrom
i. Nyeri
j. Kecemasan
k. Disfungsi Neuromuskuler
l. Kerusakan persepsi/kognitif
m. Perlukaan pada jaringan syaraf tulang belakang
n. Imaturitas Neurologis
2. Hipertermi b.d penyakit Termoregulation Fever Treatment
Kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal, Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu sesering mungkin
serangan atau keperawatan selama 1 x 60 menit 2. Monitor warna dan suhu kulit
konvulsi (kejang), kulit memerah, pertambahan hipertermi teratasi dengan kriteria 3. Monitor intake dan output
respirasi, hasil: 4. Berikan antipiretik
takikardia, saat di sentuh tangan terasa hangat. 1. Suhu tubuh dalam rentang 5. Lakukan tapid sponge bed
normal 6. Selimuti bayi
2. Tidak ada perubahan warna 7. Monitor tekanan darah. Nadi
dan dan RR
3. kelembaban kulit 8. Monitor WBC, Hb, Hct
4. Nadi dan RR dalam batas 9. Berikan pengobatan untuk
normal mencegah terjadinya menggigil
10. Monitor penurunan tingkat
kesadaran
11. Kompres bayi pada lipat paha
dan aksila

Temperature Regulation
1. Monitor suhu tiap 2 jam
2. Monitor tanda-tanda hipertermi
dan hipotermi
3. Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
4. Monitor pola pernapasan
3. Ketidakefektifan Pola Menyusu Bayi b.d Breastfeeding Establishment: Breastfeeding assistance
gangguan neurologis Infant 1. Berikan ASI secara teratur
Breastfeeding Maintenance 2. Hitung kebutuhan minum bayi
1. Bayi tidak mampu untuk mengordinasikan Setelah dilakukan tindakan 3. Ukur masukan dan keluaran
mengisap, menelan, dan bernapas, dan atau keperawatan selama 3 x 24 jam 4. Monitor kemampuan bayi untuk
2. Bayi tidak mampu untuk memulai mengisap ketidakefektifan pola makan bayi menghisap
yang efektif, dan atau teratasi dengan kriteria hasil: 5. Dorong orang tua untuk lebih
3. Bayi tidak mampu mempertahankan 1. Bayi dapat menyusu dengan sering memberikan ASI 8-10
mengisap yang efektif. efektif kali/hari
2. Bayi menandakan kepuasan 6. Monitor kemampuan bayi untuk
menyusu menggapai putting
7. Diskusikan untuk penggunaan
pompa ASI
8. Jelaskan penggunaan susu
formula
hanya jika diperlukan

4. Ketidakefektifan bersihan jalan napas NOC : Respiratory Status: Airway NIC: Airway Management
Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan Patency 1. Posisikan pasien untuk
sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan Kriteria Hasil: memaksimalkan ventilasi
untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas. Setelah dilakukan tindakan 2. Auskultasi suara napas, identifikasi
keperawatan selama 1x60 menit adanya suara napas tambahan
Batasan Karakteristik : jalan nafas pasien menjadi lebih 3. Berikan oksigen jika diperlukan.
a. Dispneu, Penurunan suara nafas paten dengan kriteria hasil klien 4. Kolaborasi pemberian terapi
b. Orthopneu akan: farmakologi
c. Cyanosis a. Menunjukkan jalan nafas yang 5. Suctioning
d. Kelainan suara nafas (rales, wheezing) paten (tidak ada suara napas
e. Batuk, tidak efekotif atau tidak ada abnormal)
f. Mata melebar
g. Produksi sputum
h. Gelisah
i. Perubahan frekuensi dan irama nafas

Faktor-faktor yang berhubungan:


a. Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok,
infeksi
b. Fisiologis : disfungsi neuromuskular,
hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan nafas,
asma.
c. Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas,
sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya
jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya
eksudat di alveolus, adanya benda asing di
jalan nafas.
DAFTAR PUSTAKA

Arif, Mansjoer, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta: FKUI.

Bulechek G.M., Howard K.B., Joanne M.D. (Eds.). 2008. Nursing Intervention
Classification (NIC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.
Carpenito, LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktek Klinis, Edisi
6. Jakarta: EGC.

Depkes. 2007. Buku Acuan Pelayan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta :
Depkes RI.

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2014. NANDA International Nursing


Diagnoses: Definitions and Classification 2015-2017. Oxford: Wiley
Blackwell.
Moorhead Sue, Marion Johnson, Meridean L.M., et al. (Eds.). 2008. Nursing
Outcomes Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby
Inc.
Prawihardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
Wijayarini. 2005. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai