Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

KONSTIPASI (K59.0)
1. Pengertian (definisi) Konstipasi adalah ketidakmampuan melakukan evakuasi
feses dengan sempurna, yang tercermin dari 3 aspek yaitu
berkurangnya frekuensi BAB dari biasanya, tinja yang
lebih keras daripada sebelumnya, dan pada palpasi
abdomen teraba massa feses (skibala) dengan atau tidak
disertai kecepirit (BAB sedikit-sedikit, cair, terlihat pada
pakaian dalam sebagai noda).
2. Anamnesis 1. Keluhan sulit BAB atau BAB kurang dari 3 x dalam
seminggu
2. Nyeri dan distensi abdomen yang menyertai retensi
feses dan menghilang sesudah defekasi
3. Riwayat feses yang keras atau feses yang besar hingga
menyumbat toilet, kecipirit di antara feses yang keras
4. Anoreksia dan berat badan sulit naik
5. Upaya menahan tinja dnegan menyilangkan kaki
6. Riwayat konsumsi obat-obatan: antasida,
antikolinergik, antikonvulsan, antidepresan diuretika,
preparat besi, relaksan otot
7. Riwayat diet; kurang sayur dan buah, banyak minum
susu
8. Riwayat masalah dalam keluarga, pindah rumah,
perubahan aktivitas, ketersediaan toilet dan
kemungkinan child abuse
9. Umur saat gejala timbul
10. Adanya demam, perut kembung anoreksia, muntah,
berat badan saat lahir, diare berdarah
3. Pemeriksaan Fisik 1. Distensi abdomen dengan bising usus normal,
meningkat, atau berkurang
2. Massa abdomen teraba pada palpasi abdomen kiri dan
kanan bawah dan daerah suprapubis
3. Fisura ani
4. Pemeriksaan colok dubur: dirasakan tonus sfingter,
ukuran rectum, jepitan rectum, feses yang mengeras,
adanya darah atau lendir, adakah feses menyemprot
bila jari dicabut.
5. Adanya gagal tumbuh, hilangnya lengkung
lumbosacral, kelainan pigmen di lumbosakral
4. Kriteria Diagnosis 1. Frekuensi defekasi dua kali atau kurang dalam
seminggu tanpa pemberian laksatif
2. Terdapat dua kali atau lebih episode kecipirit
(enkopresis) setiap minggunya
3. Terdapat periode pengeluaran feses dalam jumlah
besar setiap 7-30 hari
4. Teraba massa abdominal atau massa rektal pada
pemeriksaan fisik
5. Diagnosis Kerja Konstipasi (K59.0)
6. Diagnosis Banding 1. Penyakit Hirsprung
2. Enkopresis fungsional
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Foto polos abdomen: untuk melihat kaliber kolon dan
massa tinja dalam kolon
2. Pemeriksaan enema barium untuk mencari penyebab
organik seperti Morbus Hirschsprung dan obstruksi
usus.

8. Tata Laksana : 1. Mencari penyebab konstipasi


2. Tata laksana meliputi : obat utk evakuasi feses, terapi
rumatan, edukasi orangtua, modifikasi perilaku, dan
konsultasi
3. Evakuasi feses dengan enema bila terjadi retensi
feses/skibala yang bermakna
a. Per rektum :
Gliserin 10 ml/kgBB
Enema garam fisiologis (600-1000 mL)
b. Per oral :
Mineral oil 15-30 mL/tahun max 240 mL/hari,
tidak diberikan pada bayi
4. Terapi rumatan untuk menjaga kekerapan defekasi
minimal sekali sehari dengan tinja normal:
a. Laktulosa 1-3 mL/kgBB/hari dalam 2 dosis atau
b. Laksadin 1-3 mL/kgBB/hari dalam 2 dosis.
5. Edukasi orangtua mengenai pengertian, penyebab,
gejala dan komplikasi konstipasi
6. Modifikasi perilaku: Banyak minum dan diet tinggi
serat {10 + Umur (tahun)} gram, segera BAB 10-15
menit setelah makan.

9. Edukasi : 1. Kontrol teratur


(Hospital Health Promotion) 2. Memberikan terapi rumatan
3. Mengatur nutrisi yangs sesuai: banyak serat, air putih
4. Modifikasi gaya hidup: banyak aktivitas, toilet training
30 menit setelah makan
5. Mengenali tanda bahaya: Perut kembung, keluar darah
dari anus, keluar massa/daging dari anus, penurunan
berat badan, nyeri perut hebat dan segera ke RS bila
didapatkan tanda bahaya
10. Prognosis Dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens Tingkat evidens Ia
12. Tingkat Rekomendasi Rekomendasi A
13. Penelaah Kritis
14. Indikator 1. Frekuensi BAB menjadi lebih sering dan teratur
2. Konsistensi BAB tidak keras
3. Tidak dijumpai nyeri saat BAB
4. Tidak dijumpai massa abdomen pada pemeriksaan fisik
15. Lama hari rawat 3 – 7 hari
16. Kepustakaan 1. Wessle SK, Benninga MA. Fungctional constipation
and incontinence. textbook of pediatric
gastroenterology, hepatology and nutrition: a
comprehensive guide to practice..Springer Chan
Heidelberg New York, 2016.
2. Pudjiadi AH, dkk. Pedoman pelayanan medis Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Pengurus Pusat Ikatan Anak
Indonesia. Jakarta; 2010.h.58-62.
3. Juffrie M, dkk. Buku Ajar Gastroenterologi-hepatologi.
Badan Penerbit IDAI. Jakarta; 2010.h.201-14.
4. Croffie JM, Firzgerald JF. Idiopathic constipation.
Dalam: Walker, Goulet, Kleinman, penyunting.
Pediatric gastrointestinal disease. Edisi ke-1. Ontario:
BC Decker Inc; 2004.h.1000-12.
5. Candy D, Belsey J. Polyethylene glycol laxative in
Children with functional constipation and faecal
impaction: A systematic Review. BMJ Journal og
Gastroenterology. 2015;32:32-40.
6.Lu ML, He J, Lu S. Electrical stimulation therapy for
slow transit constipation in children: a systematic
review. International Journal of Colorectal Disease.
2015;30(5).h.697–702.

CLINICAL PATHWAY
Nama Pasien BB Kg
Jenis Kelamin TB Cm
Tanggal Lahir Tgl Masuk
Diagnosis Masuk RS Konstipasi Tgl.Keluar
Penyakit Utama Konstipasi Kode ICD : K59.0 K59.0
Rencana Rawat
Komplikasi Kode ICD: /
R.Rawat/Klas
Tindakan Kode ICD: Ya/Yidak
Rujukan
Dietary Counseling and Survaillance

HARI PENYAKIT
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 KETERANGAN

1. ASESMEN AWAL
ASESMEN AWAL Anamnesis
MEDIS Pemeriksaan Fisik
ASESMEN AWAL
KEPERAWATAN
2. LABORATORIU Tidak ada
M
3. RADIOLOGI/ Foto Polos Abdomen
IMAGING
Enema Barium

4. KONSULTASI
5. ASESMEN LANJUTAN
a. ASESMEN Anamnesis
MEDIS Pemeriksaan Fisik
b. ASESMEN
KEPERAWATA
N
c. ASESMEN GIZI
d. ASESMEN
FARMASI
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNISIS Konstipasi
MEDIS
b. DIAGNOSIS
KEPERAWATA
N
d. DIAGNOSIS
GIZI
7. DISCHARGE
PLANNING
8. EDUKASI TERINTEGRASI

a. EDUKASI / Penjelasan diagnosis


INFORMASI Rencana Terapi
MEDIS
Informed consent
c. EDUKASI &
KONSELING
GIZI
e. EDUKASI
KEPERAWATA
N
g. EDUKASI
FARMASI
PENGISIAN
FORMULIR
INFORMASI DAN
EDUKASI
TERINTEGRASI
9. TERAPI MEDIKA MENTOSA
a. CAIRAN INFUS

c. OBAT ORAL Mineral Oil 15-30ml/tahun


Laktulosa / Laksadin 1-3ml/kgBB dalam
2 dosis
d. LAIN-LAIN Gliserin 10ml/kgBB
Enema garam fisiologis
10. TATA LAKSANA / INTERVENSI(TLI)
a. TLI MEDIS

c. TLI
KEPERAWAT
AN
e. TLI GIZI
f. TLI FARMASI
11. MONITORING DAN EVALUASI (Monitoring Perkembangan Pasien)
a. DOKTER DPJP
b. KEPERAWATAN

c. GIZI Monitoring asupan makanan


Monitoring antropometri
Monitoring Biokimia
Monitoring fisik / klinis terkait gizi
12. MOBILISASI /REHABILITASI
a. MEDIS
b. KEPERAWAT
AN
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME / HASIL
a. MEDIS Frekuensi BAB menjadi lebih sering
dan teratur
Konsistensi BAB tidak keras
Tidak dijumpai nyeri saat BAB
Tidak dijumpai massa abdomen pada
pemeriksaan fisik

c. KEPERAWAT
AN
e. GIZI

g. FARMASI

14. KRITERIA Umum


PULANG
Khusus
15. RENCANA
PULANG/
EDUKASI
PELAYANAN
LANJUTAN
VARIAN

Bajawa,.............................

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat peanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

( ) ( ) ( )

Keterangan,

Yang harus dilakukan


Bisa atau tidak
√ Bila sudah dilakukan

Anda mungkin juga menyukai