Anda di halaman 1dari 27

KONSEP DASAR

ASUHAN KEPERAWATAN
KONSTIPASI

Ns. NURWAHIDAH. S.Kep


PENGERTIAN KONSTIPASI DARI BEBERAPA SUMBER SEBAGAI
BERIKUT:

Konstipasi
Adalah suatu penurunan defekasi yang normal
pada seseorang, disertai dengan kesulitan
keluarnya feses yang sangat keras dan kering
(Wilkinson, 2006).
Konstipasi
merupakan dimana terjadi penurunan motilitas
(pergerakan) usus, yang ditandai dengan
kesulitan buang air besar (BAB).
LANJUT...

Konstipasi
Adalah > Konstipasi merupakan gejala, bukan
penyakit, yaitu menurunnya frekuensi BAB
disertai dengan pengeluaran faeces yang sulit
keras dan mengedan.
BAB keras dapat menyebabkan nyeri rectum.
Kondisi ini terjadi karena faces berada di
intestinal lebih lama, sehingga banyak air
diserap (Brunner & Suddarth).
ANDA SUDAH DIKATAKAN MENGALAMI
KONSTIPASI > APABILA MENGALAMI
KONDISI:

Mengejan selama BAB lebih


dari 25% waktu
Kotoran keras lebih dari 25%
Tidak lempias paska BAB
lebih dari 25%
Frekuensi BAB kurang
dari 2 kali dalam seminggu
ETIOLOGI
Potter dan Perry, 2005 adalah sebagai berikut:
1. Kebiasaan defekasi yang tidak teratur dan
mengabaikan keinginan untuk defekasi dapat
menyebabkan konstipasi.
2. Klien yang mengonsumsi diet rendah serat
dalam bentuk hewani (misalnya daging, susu,
telur) dan karbohidrat murni (makanan
penutup yang berat) sering mengalami
masalah konstipasi, karena bergerak lebih
lambat didalam saluran cerna.
3. Asupan cairan yang rendah juga Memperlambat
peristaltik
LANJUT...

3. Tirah baring yang lama atau kurangnya


olahraga .
4. Sering pemakaian obat laksatif ( hilangnya
reflex defekasi normal ).
5. Obat penenang, opiat, antikolinergik, zat
besi (zat besi mempunyai efek menciutkan
kerja yang lebih secara lokal pada mukosa usus )
6. Lansia mengalami perlambatan peristaltic,
(kehilangan elastisitas otot abdomen, dan
penurunan sekresi mukosa usus dan
mengonsumsi makanan rendah serat )
LANJUT..
7. kelainan saluran GI (gastrointestinal), seperti
obstruksi usus, ileus paralitik
8. Kondisi neurologis yang menghambat implus saraf
ke kolon (misalnya cedera pada medula spinalis,
tumor)
9. Penyakit-penyakit organik, seperti hipotirodisme,
hipokalsemia, atau hypokalemia
10. Peningkatan stres psikologi / Emosi labil
( menghambat gerak peristaltik usus melalui kerja
dari epinefrin dan sistem syaraf simpatis).
11. Umur
Pada orang tua otot semakin melemah ( melemahnya
tonus spinkter ) .
MANIFESTASI KLINIS

1. Distensi abdomen / Perut terasa begah,


penuh
2. Tinja berwarna lebih gelap , jumlahnya lebih
sedikit (bahkan dapat berbentuk bulat-bulat
kecil bila sudah parah).
3. Pada saat BAB tinja sulit dikeluarkan , kadang-
kadang harus mengejan
4. Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.
5. bagian abdomen teraba massa fecal
LANJUT..
6. Bagian anus terasa penuh, dan seperti
terganjal sesuatu disertai sakit .
7. Frekuensi platus meningkat disertai bau yang
lebih busuk daripada biasanya (jika kram
perutnya parah, bahkan penderita akan
kesulitan atau sama sekali tidak bisa platus)
8. Menurunnya frekuensi buang air besar,
(biasanya buang air besar menjadi 3 hari sekali

atau lebih).
9. Sakit kepala dan terkadang mengalami mual
bahkan muntah jika sudah parah.
KONSIPASI
CARA MENCEGAH KONSTIPASI
Makan makanan tinggi serat ( buah-
buahan, roti gandum utuh, atau sereal).
Minum minimal 8 gelas air sehari.
Olahraga teratur
Jangan terlalu sering menahan BAB
PROSES KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN
KONSTIPASI
PENGKAJIAN
a.Biodata Pasien
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Kesehatan
1). Pola defekasi : frekuensi, pernah berubah
2). Prilaku defekasi : penggunaan laksatif, cara
mempertahankan pola
3). Deskripsi feses: warna, bau, dan tekstur
4) Diet : makanan yang mempengaruhi
defekasi,makanan yang dihindari, dan pola
makan yang teratur atau tidak
LANJUT..
5). Cairan : jumlah dan jenis minuman/ hari
6). Aktivitas : kegiatan sehari-hari
7). Kegiatan yang spesifik
8). Penggunaan medikasi : obat-obatan yang
mempengaruhi defekasi
9). Stress : stress yang berkepanjangan
10). Pembedahan/ penyakit menetap
LANJUT..

d. Pemeriksaan fisik
1). Abdomen : distensi, simetris, gerakan peristaltic,
adanya massa pada perut
2). Rectum dan anus : tanda-tanda imflamasi,
perubahan warna, lesi, fistula, hemoroid, adanya
massa
3). Keadaan feses
Konsistensi, bentuk bau, warna, jumlah, unsur
abnormal dalam feses, lendir
e. Pemeriksaan diagnostic
1) Anuskopi
2) Proktosigmoidoskopi
3) Rontgen dengan kontras
DIAGNOSE KEPERAWATAN
Gangguan Eliminasi BAB ; konstipasi (aktual/ resiko)
GANGGUAN ELIMINASI FEKEL : KONSTIPASI

adalah kondisi dimana seseorang mengalami


perubahan yang normal dalam berdefekasi dengan
karakteristik menurunnya frekuensi BAB dan feses
yang keras.
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Immobilisasi
b. Menurunnya aktivitas fisik
c. Illeus
d. Stress
e. Kurang privasi
LANJUT..
f. Menurunnya mobilitas intestinal
g. Perubahan atau pembatasan diet

Kemungkinan ditandai dengan :


a. Menurunnya bising usus
b. Mual
c. Nyeri abdomen
d. Adanya massa pada abdomen bag kiri
bawah
e. Perubahan konsistensi feses, frekuensi BAB
LANJUT..

Tujuan yang diharapkan :


1. Pasien kembali ke pola BAB normal
2. Terjadi perubahan pola hidup untuk
menurunkan faktor penyebab konstipasi
PEDOMAN PENULISAN KRITERIA HASIL DAPAT
MENGGUNAKAN SMART :
S : Specific
(tujuan harus specific dan tidak
menimbulkan arti ganda)
M : Measurable
(tujuan keperawan harus dapat di ukur,
khususnya pada prilaku kelayan, dapat dilihat,
didengar diraba dan dirasakan dan dibau)
A : Achieble (tujuan harus dapat di capai)
R : Reasonable (dapat dipertanggugjawabkan
secara ilmiah)
T : Times (tujuan keperawatan harus ada batasan
waktu yang ditentukan )
INTERVENSI
NO. INTERVENSI RASIONAL

1. Catat dan kaji kembali Pengkajian dasar untuk


warna,konsistensi,jumlah mengetahui adanya masalah
air,dan waktu buang air bowel
besar

2. Kaji dan catat pergerakan Deteksi dini penyebab


usus konstipasi

3. Lakukan pengeluaran Membantu mengeluarkan


manual dan lakukan feses
gliserin klisma
LANJUT..

NO. INTERVENSI RASIONAL

4. Konsultasikan dengan dokter tentang Meningkatkan eliminasi


pemeriksaan laksatif, enema, dan
pengobatan

5. Berikan cairan adekuat Membantu feses lebih


lunak

6. Berikan makanan tinggi serat dan Menurunkan konstipasi


hindari makanan yang banyak
mengandung gas dengan konsultasi
bagian gizi
LANJUT..
NO. INTERVENSI RASIONAL

7. Bantu klien dalam melakukan Meningkatkan


aktivitas aktif dan pasif pergerakan usus

8. Berikan pendidikan kesehatan Mengurangi/


menghindari
konstipasi
IMPLEMENTASI
a. Mencatat dan kaji kembali warna, konsistensi,
jumlah
air,dan waktu buang air besar
b. Mengkaji dan catat pergerakan usus
c. Melakukan pengeluaran manual dan lakukan
gliserin
klisma
d. Mengkonsultasikan dengan dokter tentang
pemeriksaan
laksatif, enema, dan pengobatan
LANJUT..
e. Memberikan cairan adekuat
f. Memberikan makanan tinggi serat dan hindari
makanan yang banyak mengandung gas
dengan konsultasi bagian gizi
g. Membantu klien dalam melakukan aktivitas
aktif dan pasif
h. Memberikan pendidikan kesehatan
EVALUASI
S = Subjective data (Data Subjektif ),
Keluhan pasien
O = Objective data (Data Objaktif)
A = Assessment (Pengkajian), Hasil
dari evaluasi yaitu :
a.Tujuan tercapai
b.Tujuan tidak tercapai
P = Planning (Perencanaan),
Pertahankan kondisi atau lanjutkan
intervensi
LANJUT..
Misalnya :
S = Pasien mengatakan nyeri pada saat ingin
buang air besar
O = Pasien tampak lebih nyaman dengan
skala 3(0-10)
A = Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi
a. Mengkaji skala nyeri (0-10)
b. Makan-makanan yang berserat
c. Banyak minum air

Anda mungkin juga menyukai