Kep
Konstipasi
Adalah suatu penurunan defekasi yang normal
pada seseorang, disertai dengan kesulitan
keluarnya feses yang sangat keras dan kering
(Wilkinson, 2006).
Konstipasi
merupakan dimana terjadi penurunan motilitas
(pergerakan) usus, yang ditandai dengan
kesulitan buang air besar (BAB).
Konstipasi
Adalah > Konstipasi merupakan gejala, bukan
penyakit, yaitu menurunnya frekuensi BAB
disertai dengan pengeluaran faeces yang sulit
keras dan mengedan.
BAB keras dapat menyebabkan nyeri rectum.
Kondisi ini terjadi karena faces berada di
intestinal lebih lama, sehingga banyak air
diserap (Brunner & Suddarth).
Mengejan selama BAB lebih
dari 25% waktu
Kotoran keras lebih dari 25%
Tidak lempias paska BAB
lebih dari 25%
Frekuensi BAB kurang
dari 2 kali dalam seminggu
Potter dan Perry, 2005 adalah sebagai berikut:
1. Kebiasaan defekasi yang tidak teratur dan
mengabaikan keinginan untuk defekasi dapat
menyebabkan konstipasi.
2. Klien yang mengonsumsi diet rendah serat
dalam bentuk hewani (misalnya daging, susu,
telur) dan karbohidrat murni (makanan
penutup yang berat) sering mengalami
masalah konstipasi, karena bergerak lebih
lambat didalam saluran cerna.
3. Asupan cairan yang rendah juga Memperlambat
peristaltik
3. Tirah baring yang lama atau kurangnya
olahraga .
4. Sering pemakaian obat laksatif ( hilangnya
reflex defekasi normal ).
5. Obat penenang, opiat, antikolinergik, zat
besi (zat besi mempunyai efek menciutkan
kerja yang lebih secara lokal pada mukosa usus )
6. Lansia mengalami perlambatan peristaltic,
(kehilangan elastisitas otot abdomen, dan
penurunan sekresi mukosa usus dan
mengonsumsi makanan rendah serat )
7. kelainan saluran GI (gastrointestinal), seperti
obstruksi usus, ileus paralitik
8. Kondisi neurologis yang menghambat implus saraf
ke kolon (misalnya cedera pada medula spinalis,
tumor)
9. Penyakit-penyakit organik, seperti hipotirodisme,
hipokalsemia, atau hypokalemia
10. Peningkatan stres psikologi / Emosi labil
( menghambat gerak peristaltik usus melalui kerja
dari epinefrin dan sistem syaraf simpatis).
11. Umur
Pada orang tua otot semakin melemah ( melemahnya
tonus spinkter ) .
1. Distensi abdomen / Perut terasa begah,
penuh
2. Tinja berwarna lebih gelap , jumlahnya lebih
sedikit (bahkan dapat berbentuk bulat-bulat
kecil bila sudah parah).
3. Pada saat BAB tinja sulit dikeluarkan , kadang-
kadang harus mengejan
4. Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.
5. bagian abdomen teraba massa fecal
6. Bagian anus terasa penuh, dan seperti
terganjal sesuatu disertai sakit .
7. Frekuensi platus meningkat disertai bau yang
lebih busuk daripada biasanya (jika kram
perutnya parah, bahkan penderita akan
kesulitan atau sama sekali tidak bisa platus)
8. Menurunnya frekuensi buang air besar,
(biasanya buang air besar menjadi 3 hari sekali
atau lebih).
9. Sakit kepala dan terkadang mengalami mual
bahkan muntah jika sudah parah.
Makan makanan tinggi serat ( buah-
buahan, roti gandum utuh, atau sereal).
Minum minimal 8 gelas air sehari.
Olahraga teratur
Jangan terlalu sering menahan BAB
a. Biodata Pasien
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Kesehatan
1). Pola defekasi : frekuensi, pernah berubah
2). Prilaku defekasi : penggunaan laksatif, cara
mempertahankan pola
3). Deskripsi feses: warna, bau, dan tekstur
4) Diet : makanan yang mempengaruhi
defekasi,makanan yang dihindari, dan pola
makan yang teratur atau tidak
5). Cairan : jumlah dan jenis minuman/ hari
6). Aktivitas : kegiatan sehari-hari
7). Kegiatan yang spesifik
8). Penggunaan medikasi : obat-obatan yang
mempengaruhi defekasi
9). Stress : stress yang berkepanjangan
10). Pembedahan/ penyakit menetap
d. Pemeriksaan fisik
1). Abdomen : distensi, simetris, gerakan peristaltic,
adanya massa pada perut
2). Rectum dan anus : tanda-tanda imflamasi,
perubahan warna, lesi, fistula, hemoroid, adanya
massa
3). Keadaan feses
Konsistensi, bentuk bau, warna, jumlah, unsur
abnormal dalam feses, lendir
e. Pemeriksaan diagnostic
1) Anuskopi
2) Proktosigmoidoskopi
3) Rontgen dengan kontras
Gangguan Eliminasi BAB ; konstipasi (aktual/ resiko)
adalah kondisi dimana seseorang mengalami
perubahan yang normal dalam berdefekasi dengan
karakteristik menurunnya frekuensi BAB dan feses
yang keras.
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Immobilisasi
b. Menurunnya aktivitas fisik
c. Illeus
d. Stress
e. Kurang privasi
f. Menurunnya mobilitas intestinal
g. Perubahan atau pembatasan diet