Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN

DASAR MANUSIA GANGGUAN ELIMINASI ALVI dengan DIARE

DosenPembimbing : Pawiono, SST, MPH

Oleh :

Fanni Nindiya Endika Fertama

NIM : 192102010

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus sebagai tugas Praktik Klinik Keperawatan I pada Program Studi DIII
Keperawatan STIKES Pemkab Jombang.

Nama : Fanni Nindiya Endika Fertama


NIM : 192102010
Telah dikonsulkan dan di revisi sebagai laporan kasus Praktik Klinik Keperawatan I pada
Program Studi DIII Keperawatan STIKES Pemkab Jombang pada :

Hari :
Tanggal :

Jombang, 20 Januari 2021


Pembimbing Akademik

Pawiono, SST, MPH


NIK.………………….
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Menurut Tarwoto & Wartonah (2015), menyatakan bahwa eliminasi merupakan proses
pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh baik yang melalui ginjal berupa urin maupun
melalui gastrointestinal. Eliminasi alvi (defekasi) adalah pengeluaran feses dari anus dan
rectum. Defekasi juga disebut bowel movement atau pergerakan usus (Kozier et al.,2011).

Eliminasi alvi adalah proses pengosongan usus yang sering disebut dengan buang air besar.
Sistem tubuh yang berperan dalam eliminasi alvi. Sistem tubuh yang memiliki peran dalam
eliminasi fekal adalah sistem gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus, usus besar,
rektum dan anus (Hidayat, 2006)

B. Etiologi
1) Umur
Pada bayi, makanan akan lebih cepat melewati sitem pencernaan bayi karena gerakan
peristaltik yang cepat. Sedangkan pada lansia adanya perubahan pola fungsi digestif dan
absorpsi nutrisi lansia lebih disebabkan oleh sistem kardiovaskular dan neurogis lansia,
daripada sistem pencernaan itu sendiri
2) Diet
Diet atau pola atau jenis makanan yang dikonsumsi dapatmempengaruhi proses defekasi.
Makanan yang memiliki kandungan serattinggi dapat membantu proses percepatan defekasi
dan jumlah yangdikonsumsi pun dapat memengaruhi
3) Asupan cairan
Pemasukan cairan yang kurang akan menyebabkan feses menjadilebih keras, disebabkan
oleh absorpsi cairan yang meningkat
4) Aktivitas fisik
Aktivitas dapat mempengaruhi proses defekasi karena melalui aktivitas tonus otot abdomen,
pelvis, dan diafragma dapat membantukelancaran proses defekasi, sehingga proses gerakan
peristaltik pada daerah kolon dapat bertambah baik dan memudahkan dalam membantu
proses kelancaran proses defekasi
5) Pengobatan
Pengobatan dapat memengaruhi proses defekasi, dapatmengakibatkan diare dan konstipasi,
seperti penggunaan laksansia atauantasida yang terlalu sering
C. Patofisiologi
1) Konstipasi : penurunan frekuensi defekasi, yang diikuti oleh pengeluaran feses yang
lama atau keras dan kering
2) Diare : peningkatan jumlah feses dan peningkatan pengeluaran feses yang cair dan tidak
berbentuk. Diare adalah gejala gangguan yang mempengaruhi proses pencernaan,
absorbs, dan sekresi didalam saluran GI
3) Inkontenensia : ketidakmampuan mengontrol keluarnya feses dan gas anus
4) Flatulen : penyebab umum abdomen menjadi penuh, teraa nyeri dan kram

D. Gejala Klinis
1. Feses lembek dan cair.
2. Nyeri dan kram perut.
3. Mual dan muntah.
4. Nyeri kepala.
5. Kehilangan nafsu makan.
6. Haus terus-menerus.
7. Darah pada feses.
E. Penatalaksanaan
1. Pemberian huknah rendah dengan memasukan cairan hangat kedalam colon
desendens dengan menggunakan kanula recti melalui anus
2. Pemberian gliserin dengan memasukan cairan gliserin kedalam poros usus
menggunakan spuit gliserin
3. Pemberian huknah tinggi dengan memasukan cairan hangat kedalam colon desendens
dengan menggunakan kanula usus melalui anus
4. Menolong BAB dengan menggunakan pispot

F. Fokus Pengkajian
a Riwayat perawatan
1) Pola defekasi : frekuensi, pernah berubah
2) Perilaku defekasi : penggunaan laksatif, cara mempertahankan pola
3) Deskripsi feses : warna, bau, dan tekstur
4)  Diit: makanan yang mempengaruhi defekasi, makanan yang biasa dimakan, makanan
yang dihindari, dan pola makan yang teratur atau tidak.
5) Cairan : jumlah dan jenis minuman perhari
6) Aktifitas: kegiatan sehari-hari
7) Kegiatan yang spesifik
8) Penggunaan medikasi : obat-obatan yang mempengaruhi defekasi
9) Stres : stres berkepanjangan atau pendek, koping untuk menghadapi atau bagaimana
menerima
10) Pembedahan atau penyakit menetap
b Pemeriksaan fisik
1) Abdomen : distensi, simetris, gerakan peristaltik, adanya masa pada perut, tenderness
2) Rektum dan anus: tanda-tanda inflamasi, perubahan warna, lesi, fistula, hemoroid,
adanya massa, tenderness
c Keadaan feses
Konsistensi, bentuk, bau, warna, jumlah, unsur abnormal dalam feses: lendir.
d Pemeriksaan diagnosis
1) Anuskopi
2) Proktosigmoidoskopi
3) Rongent dengan kontras

G. Diagnosa Keperawatan
1. Konstipasi
Kemungkinan berhubungan dengan ketidakcukupan diet, ketidakcukupan asupan
serat, ketidak cukupan asupan cairan
yang ditandai dengan nyeri, penurunan bising usus, mual, adanya massa pada
abdomen bagian kiri bawah
2. Diare
Kemungkinan berhubungan dengan pola makan yang salah
yang ditandai dengan feses berbentuk cair
3. Inkontinesia Defekasi
Kemungkinan berhubungan dengan menurunnya tingkat kesadaran, gangguan,
sfinkter anus, gangguan neuromuskuler, fekal impaction
yang ditandai dengan tidak terkontrolnya pengeluaran feses
H. Intervensi Keperawatan dan Rasional
1. Konstipasi
Intervensi Rasional
1. Periksa tanda dan gejala konstipasi 1. pengkajian dasar untuk
mengetahui masalah
konstipasi
2.   Periksa pergerakan usus, karakteristik feses 2.deteksi dini penyebab
konstipasi
3.   Monitor tanda dan gejala rupture usus dan atau 3.  deteksi dini penyebab
peritonitis konstipasi
4.   Identifikasi faktor resiko konstipasi  4.  deteksi risiko dari
konstipasi
5.    Anjurkan diet tinggi serat 5.   membantu untuk
melancarkan BAB
6.  Lakukan masase abdomen 6.   membantu merangsang
peristaltik usus dan
memperkuat otot-otot
abomen
7.  Lakukan evakuasi feses secara manual 7.   membantu mengeluarkan
feses agar bisa BAB
8.  Berikan enema atau irigasi 8.  membantu feses lebih lunak

9. Jelaskan etiologi dan masalah tindakan 9. mengurangi atau


menghindari keadaan
semakin parah
10. Anjurkan peningkatan asupan cairan 10. membantu memperlancar
BAB
11. Latih buang air besar secara teratur 11. membantu memperlancar
BAB
12. Ajarkan cara mengatasi konstipasi atau 12. menghindari konstipasi
impaksi berkelanjutan atau semakin
parah
13. Konsultasi dengan tim medis tentang 13. mengetahui perkembangan
penurunan/peningkatan frekuensi suara usus sudah membaik atau belum
sama sekali
14. Kolaborasi penggunaan obat pencahar 14. mengatasi konstipasi
dengan obat

2. Diare
Intervensi Rasional
Manajemen Diare 1.03101
1.   Identifikasi penyebab diare 1.   mengkaji penyebab diare
2.  Identifikasi riwayat pemberian makanan 2.    menentukan diet yang tepat
3.  Indentifikasi gejala invaginasi 3.    mengkaji obstruksi usus
4.  Monitor warna, volume, frekuensi, dan 4.   memantau perkembangan feses
konsistensi tinja
  
5.  Monitor jumlah pengeluaran diare 5. frekuensi BAB yang meningkat
menyebabkan iritasi kulit sekitar
anus
6.  Monitor keamanan penyiapan makanan 6.  memastikan diet yang di berikan
sesuai dengan anjuran
7.    Berikan asupan cairan oral 7.  mengurangi dehidrasi
8.Pasang jalur intravena    8.  mengurangi dehidrasi
9. Ambil sempel feses untk kultur jika perlu 9. mengetahui factor penyebab
lanjutan
10. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering 10. menghindari kontraksi usus yang
dan secara bertahap berlebihan

11. Anjurkan menghindari makanan 11. menghindari terjadinya iritasi


berbentuk gas, pedas, dan mengandung pada pencernaan
laktosa
12. Pemberian obat antimotilitas 12. menghambat Gerakan usus
13. Kolaborasi pemberian obat 13. memberikan efek relaksasi
antispasmodic atau spasmolitik
14. Kolaborasi pemberian obat pengeras 14. mengatasi diare dengan obat
feses

3. Inkontinesia Defekasi
Intervensi Rasional
1. Identifikasi masalah usus dan 1. memberikan data dasar untuk
penggunaan obat pencahar memberikan asuhan keperawatan
2.identifikasi pengobatan yang berefek 2.  pasien terganggu ADL karena takut
pada kondisi gastrointestinal BAB
3. monitor buang air besar (mis.warna, 3.    menentukan pola inkontinensia
frekuensi, konsistensi, volume)
4. Berikan air hangat setelah makan 4.    membantu mengontrol BAB
5. Jadwalkan waktu defekasi bersama 5.    membantu mengontrol BAB
pasien
6. sediakan makanan tinggi serat 6.    menguatkan otot dasar pelvis
7.  Jelaskan jenis makanan yang 7.   mengontrol frekuensi BAB
membantu meningkatkan keteraturan
peristaltic usus
8. anjurkan mencatat warna, frekuensi, 8. memantau perkembangan
konsistensi, volume feses
9. anjurkan pengurangan asupan makanan 9. mengurangi resiko diskonentenensia
yang meningkatkan pembentukan gas
10. Anjurkan mengkonsumsi makanan 10. membantu mengontrol BAB
yang mengandung tinggi serat
11. Anjurkan meningkatkan asupan cairan, 11. membantu mengontrol BAB
jika tidak ada kotraindikasi
12. Kolaborasi pemberian obat supositoria 12. membantu mengontrol BAB
anal, jika perlu

Daftar Pustaka
Hidayat Alimul, Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika

Tarwoto & Wartonah. 2004. Kebutuhan Dasar manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
salemba medika

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKES PEMKAB JOMBANG
Jalan dr.Sutomo No. 75-77 Telp / Fax (0321) 870214, 850028 -
JOMBANG
PROGRAM STUDI : S-1 KEPERAWATAN, D-III KEPERAWATAN,
D-III KEBIDANAN, PENDIDIKAN PROFESI NERS

            Pada tanggal 17 Januari 2021, pukul 11.30 WIB Ny. F datang ke UGD dengan
keluhan diare Klien berumur 52 th dan mengatakan sudah diare selama 3 hari. BAB encer
dengan frekuensi 4-5 kali setiap harinya. Menurut hasil observasi perawat badan klien panas,
warna dan bau feses khas. Setelah ditanya kembali klien mengatakan sebelumnya makan
makanan pedas. TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 70x/menit, frekuensi nafas 20x/menit,
suhu 37,5 0C, keseimbangan cairan minus 600cc/24 jam. Pasien mendapat infuse NaCl 30
tetes/menit.
FORMAT PENGKAJIAN PADA USIA DEWASA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. F
Umur : 52
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/ Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tanngga
Pendidikan : SLTA
Alamat : JL.Imam Bonjol No.138
No. Register : 2006
Tanggal MRS : 17 Januari 2021
Diagnosa Medis : Gastroenteritis
Penanggung Jawab : Suami klien

II. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)


1. Riwayat Penyakit Sekarang
KeluhanUtama : Klien menyatakan diare 3 hari.
Riwayat MRS : -
Terapi / operasi yang pernah dilakukan : -

2. Riwayat Penyakit Dahulu


Penyakit yang pernah diderita: -
Obat-obat yang biasa dikonsumsi: -
Kebiasaan berobat: -
Alergi: -
Kebiasaan merokok / alkohol: -
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Genogram: -
4. Riwayat Kesehatan Lingkungan : -
5. Riwayat Kesehatan Lainnya
Pasienibu / keluarga berencana : -
Alat Bantu yang dipakai : -
 Gigi palsu :-
 Kacamata :-
 Pendengaran : -
 Lainnya :-

I. PENGKAJIAN 11 POLA GORDON


N POLA SEBELUM MRS SAAT DI RS
O
1. Pola persepsi terhadap kesehatan- Selama dirumah Setelah masuk
managemen kesehatan: tidak diberikan rumah sakit klien
penanganan untuk mengetahui
mencegah diare, pentingnya
keluarga kebutuhan obat
beranggapan bahwa yang benar.
diare bisa sembuh
sendiri.
2. Polanutrisimetabolis: Ny. F makan Ny. F rasa haus
3x/hari selalu habis meningkat. Ny. F
dan kadang lebih. hanya mau minum
jenis nasi yang air putih terkadang
dimakan teh sehari ± 3 gelas,
menggunakan nasi pasien tidak suka
yang dihaluskan, susu yang diberikan
kuah sayuran, dan oleh rumah sakit
sering minum susu dan tidak nafsu
makan
3. Polaeliminasi: Ny. F BAB encer Frekuensi BAB
berlendir dengan semakin berkurang.
frekuensi 4-5 kali
setiap harinya.
4. Pola aktivitas dan latihan Ny. F sangat aktif Ny. F banyak
dan tidak pernah tiduran dan selalu
rewel. minta didampingi
suami, Ny. F
terlihat lemas,
sering rewel dan
jarang keluar
kamar.
5. Pola istirahat tidur Ny. F tidur nyenyak Ny. F mengalami
tidak ada gangguan, gangguan tidurnya
tidur ± 8-9 jam. karena perut terasa
sakit, tidur siang ±
2-3 jam,dan tidur
malam ± 7-9 jam.
6. Pola sensori dan kognitif Sebelum dirawat di Setelah masuk
rumah sakit Ny. F rumah sakit rasa
mengatakan kram kram mulai
pada perut bagian berkurang.
atas.
7. Pola persepsi dan konsep diri Ny. F tidak mau Ny. F memikirkan
dibawa kerumah anaknya yang
sakit dan takut dirumah dan ingin
disuntik. cepat pulang.
8. Pola hubungan-peran Ny. F sangat senang Setelah masuk
bergurau dengan rumah sakit klien
suaminya. tidak pernah
bergurau dengan
suaminya.
9. Pola seksualitas Ny. F mengatakan Ny. F mengatakan
tidak ada gangguan tidak ada gangguan
10. Pola penanganan masalah stress Ny. F merasa Setelah masuk
bingung terhadap rumah sakit Ny. F
penyakitnya bisa tenang karena
berpikir pasti akan
sembuh
11. Pola keyakinan-nilai Ny. F sering Ny. F sholat dengan
melakukan sholat 5 keadaan duduk dan
waktu dibantu suaminya

Nyeri / Ketidaknyamanan
Subjektif (Gejala)
Lokasi: Perut Bagian Atas intensitas (1-10 dimana 10 sangat nyeri) : Frekuensi: 4
Kualitas : Sedang Durasi: ± 10 detik Penjalaran: Atas
Faktor-faktor pencetus : Makanan yang terkontaminasi oleh bakteri
Cara menghilangkan : Diet BRAT
Faktor-faktor yang berhubungan : Keracunan makanan
Dampak pada aktivitas : Aktivitas terganggu karena kram
Fokus tambahan :-
Obyektif (Tanda)
Mengkerutkan muka : Iya Menjaga area yang sakit: -
Responsemosional : Baik Penyempitanfokus: -
Perubahan TD :- Nadi: -

PemantauanResikoJatuhberdasarkanpenilaianSkala Morse Falls Scale (MFS)


No. Pengkajian Skala Skoring
1. Riwayat jatuh : apakah pasien pernah jatuh dalam 3 Tidak 0 0
bulan terakhir
Ya 25
2. Diagnosa sekunder :apakah pasien memiliki lebih dari Tidak 0 0
satu penyakit ?
Ya 15
3. Alat bantu jalan : 0 0
- Bed rest/dibantuperawat
- Kruk/tongkat/walker 15
- Berpeganganpadabenda –bendadisekitar 30
4. Terapiintrvena :apakah saat ini pasien terpasang Tidak 0 20
infuse?
Iya 20
5. Gaya jalan/caraberpindah : 0 0
- Normal/bed rest/immobile
(tidakdapatbergeraksendiri)
- Lemah (tidakbertenaga) 10
- Gangguan/tidak normal (pincang/diseret) 20
6. Status Mental : 0 0
- Pasien menyadari kondisi dirinya
- Pasien mengalami keterbatasan daya ingat 15
Total Nilai 20

Keterangan :
Tingkatanresiko Nilai MFS Tindakan
Tidakberisiko 0-24 Perawatan dasar
Risikorendah 25-50 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar
Risikotinggi ≥ 51 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko tinggi

II. PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)


1. Keadaanumum :
Composmentis
2. Tanda-tanda vital
 Suhu : 37,5
 Nadi : 70x/mnt
 Pernafasan : 20x/mnt
 Tekanandarah : 110/70 nnHg
3. Kepala
 Rambut:
Inspeksi : Berwarna putih , ada uban, lurus dan panjang
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
 Muka:
Inspeksi : Wajah simetris, bersih tidak luka
Palpasi : Tidak ada nyeri
 Mata:
Inspeksi : Konjugtiva berwarna merah/tidak pucat
Palpasi : Intraocular saat diraba sama kanan kiri
 Telinga:
Inspeksi : Simetris, tidak ada luka
Palpasi : Tidak ada nyeri
 Hidung dan sisnus-sinus:
Inspeksi : Simetris, tidak ada secret
Palpasi : Tidak ada fraktur tulang hidung

 Mulut-faring:
Inspeksi : Tidak ada caries, lidah bersih, tidak ada tonsil
 Leher:
Inspeksi : tidak terdapat pembesaran vena jugularis
4. Dada:
 Inspeksi: bentuk dada simetris,dan tidak menggunakan otot bantu nafas
 Palpasi: tidak ada nyeri tekan, vocal fremitus normal
 Paru:
o Palpasi : tidak ada nyeri tekan
o Perkusi: sonor
o Auskultasi: tidak ada ronkhi
 Jantung
o Amati dan palpasi: tidak ada pembengkakan diaera dada
o Auskultasi: bunyi jantung 1/S1 – Bunyi jantung 2/S2 (Lup –Dup)
5. Abdomen
 Inspeksi: tidak ada pembesaran abdomen
 Auskultasi: terdengar bising usus 10-45 kali per menit
 Palpasi: terdapat nyeri tekan perut bagian atas kanan, perut
terasa kosong
 Perkusi: redup
6. Genetalia laki-laki
 Inspeksi: -
 Palpasi: -
7. Genetaliawanita
 Inspeksi: tidak ada pembengkakan ataupun luka
8. Anus
 Inspeksi: anus terlihat kemerahan
9. Punggung
 Inspeksi: tidak ada luka
 Palpasi: tidak ada nyeri tekan
10. Ekstremitas
Superior : oedem (-/-), sianosis (-/-)
Inferior :oedem (-/-), sianosis (-/-)
III.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Pemeriksaan fisik
 Tes darah : Ketidak seimbangan elektrolit garam darah
X-Ray : -
USG :-
EKG :-
LAIN – LAIN :-

IV. TERAPI
- Pasien dianjurkan diet BRAT
- Meningkatkan konsumsi cairan
- Terpasang infus 30TPM

ANALISA DATA
TGL DATA ETIOLOGI MASALAH
17-1- Ds : Klien megeluh diare Iritasi Diare
2021 selama 3 hari, BAB encer gastroenttestinal
dengan frekuensi 4-5 kali
setiap harinya.

Do :
 Defekasi lebih dari
tiga kali dalam 24
jam
 Fases lembek atau
cair
 Bising usus
hiperaktif

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO
TANGGA
DIAGNOS DIAGNOSA KEPERAWATAN
L
A
17-1-2021 1 Diare b.d iritasi gastroenttestinal ditandai dengan :
Ds : Klien megeluh diare selama 3 hari, BAB encer dengan
frekuensi 4-5 kali setiap harinya

Do :
 Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam
 Fases lembek atau cair
 Bising usus hiperaktif
INTERVENSI KEPERAWATAN
LuaranKeperawatan (SLKI) IntervensiKeperawatan (SIKI)
No DiagnosaKeperawatan
Outcome Indikator Intervensi Aktivitas
1. Diare b.d iritasi  Membaik  Konsitensi Manajemen Diare 1.03101
gastroenttestinal  Membaik fases
ditandai dengan :  Membaik  Frekuensi - Observasi - Identifikasi penyebab diare
Ds : Klien megeluh defekasi - Identifikasi riwat pemberian
diare selama 3 hari,  Peristaltik makanan
BAB encer dengan usus - Indentifikasi gejala invaginasi
frekuensi 4-5 kali setiap - Monitor warna, volume,
harinya frekuensi, dan konsistensi tinja
- Terapeutik - Monitor jumlah pengeluaran
Do : diare
 Defekasi lebih - Monitor keamanan penyiapan
dari tiga kali makanan
dalam 24 jam - Berikan asupan cairan oral
 Fases lembek - Edukasi - Pasang jalur intravena
atau cair - Berikan cairan intravena
 Bising usus - Ambil sempel feses untuk kultur
hiperaktif jika perlu
- Kolaborasi - Anjurkan makanan porsi kecil
dan sering dan secara bertahap
- Anjurkan menghindari makanan
berbentuk gas, pedas, dan
mengandung laktosa
- Pemberian obat antimotilitas
- Kolaborasi pemberian obat
antispasmodic atau spasmolitik
- Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses
IMPLEMENTASI / TINDAKAN KEPERAWATAN
N DIAGNOSA
TGL/JAM IMPLEMENTASI RESPON KLIEN TTD
O KEPERAWATAN
Diare b.d iritasi 17 – 1 -2021
gastroenttestinal ditandai 08.00 Klien menjawab
dengan : 1. Mengidentifikasi penyebab diare dengan benar
Ds : Klien megeluh diare 08.15
selama 3 hari, BAB encer 2. Mengidentifikasi riwat pemberian makanan
dengan frekuensi 4-5 kali 08.20 Klien menyetujui
setiap harinya dan tidak menolak
08.25 3. Mengindentifikasi gejala invaginasi
Klien tampak
08.30 4. Memonitor warna, volume, frekuensi, dan sedikit tegang
konsistensi tinja
08.35 Klien tampak
5. Memonitor jumlah pengeluaran diare tegang
09.00
6. Memonitor keamanan penyiapan makanan Klien tampak
09.15 mendengarkan

09.20 7. Mmberikan asupan cairan oral Klien tampak


menjalankan
anjuran yang
09.30 8. Memasang jalur intravena diberikan

9. Memberikan cairan intravena Klien tampak


10.00 menjalankan
anjuran yang
diberikan
11.00 10. Mengambil sempel feses untuk kultur jika perlu
Klien tampak
memahami
11.15
11. Menganjurkan makanan porsi kecil dan sering
11.20 dan secara bertahap

11.30
12. Menganjurkan menghindari makanan berbentuk
gas, pedas, dan mengandung laktosa

13. Memberikan obat antimotilitas

14. Mengolaborasi pemberian obat antispasmodic


atau spasmolitik

15. Mengolaborasi pemberian obat pengeras feses


CATATAN PERKEMBANGAN
DIAGNOSA PERKEMBANGAN
NO TGL/JAM
KEPERAWATAN (S O A P)
1. 20-1-2021 Diare b.d iritasi S : Pasien mengatakan sudah BAB normal
13.00 gastroenttestinal tidak encer dan
ditandai dengan :
Ds : Klien megeluh O :
diare selama 3 hari, - Defekasi normal 2x sehari
BAB encer dengan - Fases normal tidak encer
frekuensi 4-5 kali - Bising usus normal terdengar 5-35 kali
setiap harinya bunyi per menit.

Do : A : Masalah Diare teratasi


 Defekasi
lebih dari P : Intervensi dihentikan
tiga kali Pasien sudah boleh pulang
dalam 24
jam
 Fases
lembek atau
cair
 Bising usus
hiperaktif

Anda mungkin juga menyukai