Anda di halaman 1dari 2

Reaksi anafilaksis merupakan sindrom klinis akibat reaksi imunologis (reaksi alergi) yang bersifat

1. Pengertian sistemik, cepat dan hebat yang dapat menyebabkan gangguan respirasi, sirkulasi, pencernaan, dan
kulit.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pedoman pengobatan pasien dengan diagnosis
2. Tujuan
reaksi anafilaksis di Klinik Pratama STIK.
1. Permenkes RI No 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
3. Referensi 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Standar
Kegiatan Usaha Dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor
Kesehatan
- Epinefrin injeksi
- Difenhidramin injeksi
- Deksametason injeksi
- Alkohol swab
- Plester
4. Peralatan
- Infus set
- Oksigen set
- Spuilt 1 cc
- Spuilt 3 cc
- Nacl 0,9%
1. Petugas melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
2. Pasien tampak sesak, frekuensi napas meningkat, sianosis karena edema laring dan
bronkospasme. Hipotensi merupakan gejala yang menonjol pada syok anafilaktik. Adanya
takikardia, edema periorbital, mata berair, hiperemi konjungtiva. Tanda prodromal pada kulit
berupa urtikaria dan eritema.
3. Menentukan diagnosis reaksi anafilaksis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
5. Prosedur 4. Memberikan tatalaksana farmakologi dan non-farmakologi (edukasi)
5. Posisi trendeleburg atau berbaring dengan kedua tungkai diangkat akan membantu menaikkan
venous return sehingga tekanan darah ikut meningkat.
6. Pemberian Oksigen 3–5 ltr/menit
7. Pemasangan infus
8. Adrenalin/Epinefrin 0,3–0,5 ml dari larutan 1:1000 diberikan secara SC/IM yang dapat
diulangi 5–10 menit.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
REAKSI ANAFILAKTIK

Nomor Dokumen: Nomor Revisi: Halaman: 2/2

9. Antihistamin dan kortikosteroid merupakan pilihan kedua setelah adrenalin. Antihistamin yang
biasa digunakan adalah difenhidramin HCl 5–20 mg IV dan untuk golongan kortikosteroid
dapat digunakan deksametason 5–10 mg IV.
10. Resusitasi Kardio Pulmoner (RKP), seandainya terjadi henti jantung.
11. Algoritma Penatalaksanaan Reaksi Anafilaksis.

1
6. Algoritma

Anda mungkin juga menyukai