Anda di halaman 1dari 4

SYOK ANAFILAKTIK

No. Dokumen : 440/049/SOP/VII/412.43.09/2016

SOP
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 02 JUNI 2016
Halaman : 1-3
PEMERINTAH KABUPATEN Dr. Fitri Munira Pitaloka
BOJONEGORO
DINAS KESEHATAN
NIP. 198202042014062001
UPTD PUSKESMAS
NGASEM
KECAMATAN NGASEM

1. Pengertian Syok anafilaktik adalah suatu reaksi kepekaan berlebihan terhadap masuknya
protein/zat asing/antigen khusus/allergen ke dalam tubuh yang menimbulkan reaksi
sistemik dalam beberapa detik atau menit berupa :
 Gejala kardiovaskuler : hipotensi, renjatan
 Gejala saluran napas : secret hidung encer, hidung gatal, udema
hipopharing/laring,gejala asma
 Gejala pada kulit : pruritus, erithema, urtikaria dan angioedema
 Gejala intestinal : kolik abdomen, kadang disertai muntah dan diare
 Gejala SSP : pusing,sincope, gangguan kesadaran sampai koma

2. Tujuan sop ini dilakukan jika pasien mengalami syok anafilaktik

3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Sugihwaras Nomor 440/006/SK/VII/412.43.09/2016


tentang Penyusunan Recana Layanan Klinis
4. Referensi  PERMENKES RI NO.5 TENTANG PANDUAN PRAKTEK KLINIS BAGI
DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PRIMER, tahun
2014
 PEDOMAN PENGOBATAN DASAR PUSKESMAS 2007, DEPKES RI,
tahun 2008
5. Alat dan -
Bahan
6. Langkah- 1. Petugas menghentikan pemberian obat penyebab anafilaksis
Langkah 2. Pasien ditidurkan terlentang dengan kaki lebih tinggi/posisi shock
3. Petugas membebaskan jalan nafas dan bila ada gigi palsu harus dilepas
4. Petugas Memantau tensi dan nadi
5. Petugas segera menyuntikkan Adrenalin 1% atau 1:1000 sebanyak 0,3-0,5 ml
atau 0,01 ml/kg BB i.m, masukkan secara perlahan
6. Petugas memberikan oksigen 100% dengan oxygen mask, flow 4-6 L/mnt
7. Petugas memasang infus dengan larutan RL/NaCL 0,9% atau kolloid 20
ml/kgBB/10 menit atau grojok bila dengan adrenalin belum memberi
perbaikan perfusi jaringan,
7.1. Bila tekanan darah sistole <100mmHg, berikan infus 500ml dalam 30
menit
7.2. Bila tekanan darah sistole >100mmHg, berikan infus 500ml dalam 1 jam
8. Petugas memberikan Antihistamin : diphenhydamine 2 mg/kgBB i.m atau i.v
9. Petugas memberikan bronkodilator pada penderita yang menunjukkan gejala
asma : aminophylline i.v
10. Petugas memberikan kortikosteroid : hydrocortisone 6-8 mg/kgBB/6-8 jam
pada kasus khusus bila fase akut sudah teratasi
11. Petugas mengulangi pemberian 0,3-0,5 ml atau 0,01 ml/kgBB i.m adrenalin
1% atau 1:1000 10-15 menit kemudian (maksimal 3 kali)
12. Bila terjadi henti nafas usahakan nafas buatan dengan ambubag
13. Bila terjadi henti jantung lakukan RJP
14. Penderita yang sembuh jangan langsung dipulangkan tapi harus di observasi
secara seksama
15. Penderita yang tidak membaik dirujuk ke RS ditemani dokter, resusitasi
dilakukan terus menerus
16. Catat dalam rekam medis pasien
7. Bagan Alir
Petugas mengentikan Tidurkan pasien dg kaki
obat penyebab lebih tinggi
anafilaksis
Bebaskan jalan nafas

Pantau tensi

Suntik adrenalin (s.c)


1: 1000 sebanyak 0,3-0,5
ml
Beri O2 senamual 4-6
lt/mnt

Pasang infuse dg RL / PZ

Tensi ulang

Bila tekanan darah tak terukur, Bila tekanan darah Bila tekanan darah systole
grojok, larutan RL 20 ml/kg BB >100mmHg, berikan infus
500ml dalam 1 jam

Bila tekanan darah systole >100mmHg,


berikan infus 500ml dalam 30 mnt

Ulangi suntik adrenalin 1 : 1000


sebanyak 0,3-0,5 ml tiap 5-10 menit

- Henti nafas lakukan nafas buatan


Observasi Baik
-Henti jantung dilakukan RJP

Rujuk RS

8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait  Poli KIA
 Poli KB
 Poli Gigi
 Poli Umum
 Unit Rawat Inap
 Poli Indera
 Unit Kamar Bersalin
 Unit P2P
 Poli Imunisasi
10.Dokumen - Rekam medis
Terkait - Form resep
- Form rujukan
- Register UGD
- Buku rujukan
11.Rekaman
historis Tanggal
perubahan No. Yang diubah Isi Perubahan Mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai