Anda di halaman 1dari 59

RUMAH SAKIT

MITRA SIAGA RESUSITASI JANTUNG DAN PARU


TEGAL CUTI TAHUNA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur
Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Resusitasi jantung dan paru adalah suatu usaha untuk mengembalikan
fungsi jantung dan paru pada penderita dengan tanda tanda :
- tidak sadar
- tidak ada denyut jantung
- tidak teraba adanya pulsasi pembuluh darah besar
- henti nafas
- death like appearance
- gambaran ECG dapat berupa : Pulseless VT, VF, Asystole atau
PEA.

Tujuan Mengembalikan fungsi pernafasan, peredaran darah dan syaraf yang


sewaktu-waktu agar menjadi normal kembali.

Agar pemberian bantuan hidup dasar yang meliputi tahapan ABC dapat
Kebijakan dilakukan secara adekuat dan memberikan hasil yang optimal
diperlukan suatu pedoman yang harus dikuasai oleh tenaga medis dan
paramedis di IGD.
RJP tidak dilakukan pada penderita :
- stadium terminal suatu penyakit
- massive pneumothorax
- kematian normal
Prosedur 1. BANTUAN HIDUP DASAR ( BHD )
Tahap-tahap : ABC ( Airway, Breathing, Circulation )

1.1 Jaga agar jalan nafas tetap terbuka.


Periksa jalan nafas.
Extensi kepala, pada anak jantung jangan terlalu
dekat.
Mulut dibuka dan dagu ditarik ke bawah.
Cegah aspirasi.
Bersihkan jalan nafas.
2.1. Jalan nafas spontan (-) ventilasi buatan.
2.1.1. Mulut ke mulut.
2.1.2. Mulut ke hidung dan mulut ( pada bayi / anak kecil ).
2.1.3. Mulut ke hidung.
2.1.4. Dengan ambu bag.
2.1.5. Pasang O2
2.2. Bila ada benda asing -----> Hentak abdomen ( Manuver
Heimlich ).
2.3. Bila semua diatas gagal -----> intubasi endotrakhea /
trakeostomi.
3.1. Bila denyut arteri tidak teraba ------- > pasien dibaringkan
dialas yang keras untuk kompresi jantung luar.
3.1.1. Satu Penolong : 30 kompresi 2 ventilasi.
3.1.2. Dua Penolong : 30 kompresi 2 ventilasi.

1
3.2. Sesudah 4 siklus kompresi ventilasi ------> Evaluasi, bila

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA RESUSITASI JANTUNG DAN PARU
TEGAL CUTI TAHUNCUTI TAHUNA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur
Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Prosedur denyut arteri carotis masih (-) lanjutkan lagi.
Hasil : Penderita sadar kembali.
3.3. Penderita dinyatakan meninggal.
3.4. Penderita belum dapat dinyatakan meninggal. Bila timbul
denyut jantung spontan --------> Bantuan hidup lanjut.

1. BANTUAN HIDUP LANJUT ( BHL )


Tahap-tahap : DEF ( Drugs & Fluid, EKG, Fibrilation Treatment).

1. Pemberian cairan.
2. Pemberian obat-obatan :
Adrenalin.
Dosis dewasa ½ - 1 ml (konsentrasi 1/1000 iv
dosis dapat diulang setelah 5 menit. Dosis anak 0,1
ml / kg BB iv larutan 1/10.000.
Setelah sirkulasi spontan berikan infus D 5% + 1
ampul adrenalin 5-10 tetes/menit.
Ca Klorida
Pada orang dewasa diberikan Ca Klorida 10 %
dengan dosis awal 5 ml iv, dapat diulang setiap 10
menit.
Dosis anak-anak 20-50 mg/kg BB iv ( 0,2 – 0,5
ml/kg BB )
Na Bikarbonat
Dosis awal 1 meq/kg BB iv ( diencerkan dulu dengan D
5% ), dapat diulang ½ dosis setelah 5-10 menit.
Sulfas Atropin
Digunakan bila denyut nadi , 50 x /menit dan
hipotensi.
Digunakan dewasa 0,25-0,5mg (1-2 ampul) iv,
dapat diulang seperlunya.
Dosis anak-anak 0,00mg/kg BB iv.
Lidokain.
Digunakan bila ada multi fokal takikardi
ventrikuler.
Dosis : 1 mg/kg BB dengan bolus in secara pelan.
2. EKG --------> Mengevaluasi jenis aritimia dan menentukan
therapi.
3. Terapi Fibrilasi.

Unit Terkait Diklat, Unit Keperawatan, Farmasi.

2
RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA STERILISASI ALAT DAN KAIN
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

. 1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian Prosedur yang dilakukan untuk mensuci hamakan alat medis dan tenun

Tujuan Menentukan langkah sterilisasi alat dan kain.

Kebijakan 1. Untuk alat-alat medis, tenun dan kassa


2. Dilakukan sesuai dengan prosedur
.

Prosedur 1. Menyiapkan sterilisator.


2. Menyiapkan alat dan kain yang akan disteril oleh perawat yang
bertugas .
3. Alat disteril setiap kali habis pakai oleh perawat yang bertugas .
4. Kasa, kain steril dan linen disteril setiap 2 hari kerja (pagi hari)
oleh urusan umum.

Unit Terkait Implacement

3
RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA PELAYANAN IBU DALAM PROSES PERSALINAN DI IGD
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian Ibu dalam proses persalinan adalah ibu yang saat datang ke IGD berada
dalam fase fase persalinan, mulai dari kala I sampai kala IV.

Tujuan Agar proses persalinan dapat berjalan dengan baik dan pertolongan
persalinan diberikan dengan cepat dan tepat

Kebijakan Sebagai acuan dalam melakukan pertolongan persalinan di IGD.

Prosedur 1. Pasien yang inpartu yang datang ke IGD dalam kondisi


pembukaan belum lengkap langsung dikirim ke ruang bersalin.
2. Bila sebagian anggota badan bayi sudah keluar (pada persalinan
patologis) cepat-cepat menghubungi dokter spesialis kebidanan
dan melaksanakan perintahnya.
3. Bila kepala bayi sudah sebagian keluar atau bayi sudah lahir
(pada persalinan normal) maka lakukan proses persalinan di
IGD.
4. Pada kasus kehamilan dengan kegawatan, pasien distabilkan di
IGD kemudian dikirim ke VK untuk kemudian dilakukan
konsultasi dengan dokter spesialis guna tindakan selanjutnya.

Unit Terkait IGD, VK, IRNA

4
RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA PERSALINAN NORMAL
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Persalinan normal adalah proses persalinan dengan jumlah janin tunggal,
cukup bulan, letak kepala, presentasi belakang kepala,dalam waktu yang
normal dengan kekuatan ibu sendiri dan tidak ada komplikasi
kehamilan.
Tujuan Memberikan pertolongan secara aman dengan prinsip 3 B (bersih
linkungan, bersih alat, bersih petugas).
Kebijakan Apabila saat pasien datang ke IGD sudah dalam proses persalinan kala II
maka pertolongan dilakukan di IGD.

Prosedur 1. Pada Kala I.


Pemeriksaan vital sign.
Observasi his, DJJ, PPV.
Mengosongkan kandung kencing dan rektum.
Kolaborasi medis bila ada kelainan dalam pemeriksaan.
2. Pada Kala II.
Menyiapkan posisi pasien untuk pertolongan persalinan.
Semua alat-alat didekatkan pasien.
Mengenakan skort, masker, tutup kepala dan sarung tangan.
Memberikan bimbingan dan pertolongan persalinan.
Setelah bayi lahir laksanakan prosedur tetap penanganan bayi baru lahir.
3. Pada Kala III.
Memberikan pertolongan pasien untuk melahirkan plasenta.
Merawat dan menilai keadaan dari kelengkapan plasenta.
Menyerahkan plasenta kepada keluarganya.
Memberikan injeksi Uteretonika.
4. Pada Kala IV.
Mengamati dan menilai keadaan pasien tentang robekan, jalan lahir,
kontraksi uterus dan lain-lain.
Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai kebutuhan pasien.
Merapiokan segera setelah persalinan.
Memindahkan pasien ke kamar bersalin untuk observasi selama 2 jam.
Membereskan dan merapikan kembali alat dan obat.
Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan dalam catatan perawatan.

Unit Terkait IRNA, IGD, VK

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
TEGAL

5
No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian Bayi baru lahir adalah bayi yang berada dalam waktu jam pertama
setelah dilahirkan.

Tujuan Memberikan pelayanan perawatan kepada bayi baru lahir.

Kebijakan Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan kepada bayi baru lahir
yang dilahirkan di IGD.

Prosedur 1. Setelah bayi lahir usap hidung dan mulut dengan kain kasa
kering atau kain.
2. Tentukan nilai APGAR.
3. Identifikasikan kelamin bayi dan langsung tunjukan kepada
pasien.
4. Klem tali pusat +8 cm dari pangkal, klem lagi 2 cm dari klem 1,
oles betadin dan potong diantara 2 klem. Ikat dengan benang tali
pusat steril, sisa benang ikatan di ikatkan lagi pada 2 cm dari
pangkal. Bungkus dengan kasa alkohol.
5. Segera selimuti agar tidak kedinginan.
6. Posisi kepala lebih rendah dari badan dalam keadaan ekstensi
dan kepala dimiringkan ke lateral.
7. Hisap lendir secara cermat dan harus mulai dari mulut kemudian
ke hidung.
8. Periksa adanya kelainan kongenital.
9. Timbang berat badan dan ukur meliputi PB, LK, LD, dan LILA.
10. Kedua kaki bayi dan jempol tangan ibu dicap dalam CM.
11. Catat semua data dalam status dengan lengkap.
12. Pindahkan bayi ke ruang bayi.

Unit Terkait IGD, Perinatologi, IRNA.

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA KEBERSIHAN RUANG IGD
TEGAL

6
No. Dokumen No. Revisi Halaman

. 1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian Prosedur yang dijalankan agar ruang IGD selalu terjaga kebersihannya.

Tujuan Menjaga kebersihan ruang IGD.

Kebijakan Agar supaya kebersihan ruang IGD dapat terjaga dan memberikan
kenyamanan pada pasien .

Prosedur 1. Setiap jam 07.00 – 10.00 pagi petugas cleaning service


membersihkan lantai, dinding, plavon, wastafel, kamar mandi, kaca
jendela dan sekitar ruang IGD, termasuk tempat sampah.
2. Setelah jam 10.00 petugas kebersihan mengontrol kebersihan
setaip 1 jam sekali.
3. Apabila petugas IGD sewaktu-waktu membutuhkan bantuan,
petugas cleaning service dipanggil di Pos stand by di belakang
ruang IGD.
4. Setiap jam 13.00 sampai 14.00 petugas cleaning service
membersihkan lantai kembali dan mengontrolnya setiap 2 jam
sekali.
5. Setiap jam 19.00 lantai di pel ulang.

Unit Terkait Sanitasi.

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA PEMBERIAN OKSIGEN
TEGAL

7
No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian Pemberian oksigen melalui kanul atau sungkup.

Tujuan Untuk memberikan suplai oksigen pada pasien yang membutuhkan.

Kebijakan Pasien dengan gangguan oksigenasi.

Prosedur 1. Persiapan alat :


Tabung berisi oksigen dan flow meter.
Botol pelembab berisi air sesuai ukuran dipasang pada tempatnya.
Memasang slang nasal kanul/masker pada tempatnya.
2. Pelaksanaan.
Memberikan penjelasan pada pasien.
Mengatur posisi tidur pasien.
Membuka flow meter dan mengatur dosis secara bertahap.
Memasang slang nasal kaul/masker pada pasien.
Memperhatikan reaksi pasien, pernafasan dan nadi.
Mencatat dalam catatan tindakan perawatan waktu pelaksanaan,
dosis yang diberikan dan reaksi pasien.

Unit Terkait Logistik , IPSRS

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA MENGGUNAKAN AMBU BAG
TEGAL

8
No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian Adalah alat yang digunakan untuk memberikan nafas buatan secara
manual terhadap pasien yang mengalami gangguan pernafasan.

Tujuan Agar suplai oksigen tetap dapat berlagsung dengan baik pada pasien
yang tidak mampu bernafas spontan.

Kebijakan Bahwa untuk mengoptimalkan bantuan hidup dasar diperlukan prosedur


penggunaan ambubag untuk mencapai hasil yang maksimal

Prosedur 1. Disiapkan ambubag dan masker atau face mask susuai ukuran
pasien.
2. Mengatur posisi pasien ekstensi kepala.
3. Masker atau face mask kita pasang pada ambubag.
4. Memompa ambubag sesuai dengan keadaan umum pasien.
5. Mengawasi keadaan umum pasien.
6. Membersihkan saluaran atas dengan menghisap lendir.
7. Setelah selesai digunakan alat-alat kita bereskan dan di lakukan
sterilisasi.

Unit Terkait IGD.

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA MENGHISAP LENDIR
TEGAL

9
No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian Definisi operasional :


Suction adalah alat yang digunakan untuk menghisap lendir/cairan
/kotoran yang dapat dapat mengganggu fungsi normal dari system

Tujuan Untuk membebaskan jalan nafas dari lendir / cairan yang menyumbat
jalan nafas

Kebijakan Bahwa diperlukan prosedur menghisap lendir agar dicapai hasil maximal
dari pembebasan jalan nafas.

Prosedur 1. Persiapan Alat.


Mesin penghisap atau slim zuiqer.
Slang penhisap lendir sesuai kebutuhan.
Air untuk membilas pada tempatnya.
Cairan disinfektan dalam tempatnya untuk merendam slang.
Pinset anatomis untuk memegang slang.
Spatel yang terbungkus kain kasa.
2. Pelaksanaan.
Memberitahu pasien bila dalam keadaan sadar.
Alat-alat didekatkan pada pasien.
Slang dipasang pada mesin penghisap lendir.
Mesin penghisap lendir dihidupkan.
Mencoba apakah mesin penghisap berfungsi secara normal dengan cara
dicobakan untuk menghisap air bersih.
Setiap kali sesudah menghisap lendir, slang dibilas dengan air bersih
yang telah tersedia.
Setelah selesai mesin dimatikan.
Slang direndam dalam cairan disinfektan yang tersedia dan alat
dikembalikan pada tempatnya.
Mencatat dalam catatan perawatan reaksi pasien, warna dan jumlah
lendir yang dikeluarkan.

Unit Terkait IPSRS, IGD

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA VENA SEKSI
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

10
1/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Adalah membuat akses intravena dengan membuat sayatan pada daerah
tertentu guna memberikan rususitasi cairan dan therapi.
Tujuan Agar diperoleh akses intravena untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Kebijakan 1. Bahwa diperlukan sebuah prosedur dalam tindakan vena seksi
agar tindakan yang dilakukan efektif dan mencapai hasil
optimal.
2. Indikasi : Penderita dalam keadaan syok disertai kolaps
pembuluh darah vena sehingga tidak memungkinkan
pemasangan kanul perkutaneus
Prosedur 1. Bahan dan Alat :
Set infus dan cairan infus.
Gunting.
Skapel.
Naldvoeder.
Klem arteri.
Jarum cutting dan benang chromic, sutra.
2. Lokasi :
Pergelangan kaki : Vena Safena Meghalongus di anterior sampai
medial melleolus.
Fossa Cubitti : Vena Cubiti media.
Pergelangan tangan : Vena Cefalica diatas sendi radio carpalia.
3. Prosedur :
Operator menggunakan masker, kemudian mencuci tangan dengan
larutan antiseptik dan memakai sarung tangan.
Bersihkan kulit dengan larutan septik dan pasang tornuikuet
disebelah proksimalnya.
Daerah operasi dianastesi secara infiltrasi dengan lodokain 1 %
kemudian dibuat sayatan tranversal sepanjang 2-3cm pada
tempat yang dipastikan dilewati vena.
Setelah ditemukan vena ( pembuluh berwarna keputihan, pipih)
pisahkan vena dari jaringan sekitar dan dari Nervus Sufenus
dengan hati-hati.
Dengan bantuan forsep, ikat vena tersebut dengan 2 ikatan dibagian
distal dan proksimal dengan benang chromic atau cutgut 3.0
pada bagian distal dengan ikatan kuat sedangkan proksimal
dengan ikatan kendor, kontrol perdarahan dengan
menggunakan forcep.
Masukan kanul dan jarum nomor 14/16 melalui kulit tepat dibawah
sayatan kemudian tarik kembali jarumnya.
Buat sayatan kecil diujung vena dengan gunting yang tajam.
Masukan kanul kedalam vena melalui sayatan kecil tersebut dengan
hati-hati supaya tidak merusak tunika intima.
Lepaskan torniquet.
Sambungkan kanul dengan set infus dan buka klem infus.

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA VENA SEKSI
TEGAL

11
No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Prosedur Untuk menjamin bahwa aliran infus baik, ikat kuat ikatan bagian
proksimal yang dikendorkan tadi.
Tutup kulit dengan benang sutera no 3.0

Unit Terkait RM (inform concent), IGD

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA INTUBASI ENDOTRAKHEAL
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/3

12
Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Intubasi endotrakheal adalah suatu tindakan memasukan pipa
endotrakheal ke dalam trakheal melalui mulut/hidung dan laring.
Tujuan Agar jalan nafas dari mulut/hidung dan laring lancar.

Kebijakan Dilakukan sesuai dengan prosedu


.
Prosedur 1. Persiapan alat :
Laringoskop.
Alat untuk membuka mulut dan sekaligus mencapai laring dan
melihat glotis.
Pipa Endotrakheal.
Pipa ini mempunyai berbagi ukuran yang didasarkan atas
ukuran diameter sebelah dalam dan ada yang mempunyai
CUFF atau tidak hubungan antara ukuran pipa endotrakheal
dan umur/BB pasien adalah sebagai berikut :

Umur / Berat Badan Ukuran Pipa

Baru lahir (<1kg) 2,5 (mm)


Baru lahir ( 1-3,5 kg) 3.0 (mm)
1- 6 bulan 3,5 (mm)
6 – 12 bulan 4,0 (mm)
1–2 tahun 4,5 (mm)
3– 4 tahun 5,0 (mm)
5– 6 tahun 5,5 (mm)
6– 7 tahun 6,0 (mm)
8– 9 tahun 6,5 (mm)
9 – 10 tahun 7,0 (mm)
11 – 12 tahun 7,5 (mm)
12 – 15 tahun 8,9 (mm)
Pipa Orofaringeal (Guedel)
Untuk melindungi pipa endotrakheal dari gigitan pasien.
Penghisap lendir.
Persiapan lain seperti plester dan spuil tanpa jarum.
2. Persiapan obat-obatan :
Obat-obatan Emergency seperti adrenalin, sulfas atropin, calsium
glukonas, natrium bicarbonat, lidokain.
Obat untuk keperluan intubasi seperti lidokain semprot, pelumas

otot, obat sedativ/hipnotik, pelumas pipa ET.


3. Persiapan Lainnya
Ambu bag
Defibrilator.

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA INTUBASI ENDOTRAKHEAL
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

13
2/3

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Prosedur 4. Prosedur :
Intubasi Secara Terencana :
Siapkan segala alat dan obat serta yang diperlukan
seperti tersebut diatas.
Atur posisi pasien sedemikian rupa sehingga jalan
nafas bebas dan pasien dapat bernafas dengan baik,
misalnya dengan mengganjal pundak/leher pasien.
Berikan oksigen melalui sungkup (masker) dengan
aliran 5-6 1/menit selama 3-5 menit dalam keadaan
bernafas seperti biasa.
Berikan obat sedative (hipnotik) tergantung dengan
yang tersedia dan indikasi misalnya : sodium,
tiopentone, dengan dosis 5 mg/kg i.v.
Setelah reflek bulu mata hilang, berikan obat pelumas
otot (tergantung yang tersedia dan indikasinya)
Misalnya suxamethinium dengan dosis 1-1,5 mg/kg iv.
Begitu obat pelumas otot masuk segera lakukan nafas
buatan sesuai dengan pola pernafasan pasien
sebelumnya sampai efek obat pelumas otot terlihat
yang lemasnya/lumpuhnya otot rangka, salah satu cara
untuk mengetahuinya antara lain dengan mencoba
membuka mulut dengan tangan.
Kemudian buka mulut dengan laringoskop,
menyisihkan lidah kearah samping kiri, menyusur
sampai faring dan laring sampai terlihat epiglotis dan
glotis.
Lakukan penyemprotan dengan lidokain spray (larutan
4 %) kearah pangkal lidah, didinding belakang faring,
epiglotis dan glotis.
Tunggu sebentar sambil membuat nafas buatan lagi
(ingat pasien tidak dapat bernafas akibat kerja obat
pelemas otot) sampai 2-3 kali hembusan.
Lakukan tindakan seperti pada point 1.1.7 sampai
terlihat bentuk glotis dalam keadaan terbuka masukan
pipa ET melalui glotis dan gentle sedemikian rupa
sehingga ujung pipa ET terletak 4-5cm di Caudal atau
Cuff tepat di Caudal Glotis.
Masukan udara secukupnya ke dalam cuff salah satu
cara antara lain memasukan sedikit demi sedikit sambil
melakukan hembusan melalui pipa ET, bila tidak ada
suara kebocoran berarti udara yang kita masukan
sudah cukup.
Kontrol apakah suara hembusan nafas pada paru kanan

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA INTUBASI ENDOTRAKHEAL
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

14
3/3

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Prosedur sama dengan paru kiri, dan usahakan agar sama yaitu
dengan merubah letak atau sisi pipa ET.
Setelah semua beres dalam arti tepat masuk ke dalam
trakhea, pasang pipa orofangeal untuk melindungi pipa
ET dari gigitan kemudian fiksasi pipa ET pada pipi
dengan menggunakan plester.
Intubasi Darurat :
Segala persiapan seperti tersebut diatas harus tersedia
(kalau berada di ICU) atau cukup tersedia sesuai
dengan kebutuhan dan kedaruratan.
Buka mulut dengan laringoskop dan lakukan tindakan
seperti diatas. Bila mengalami kesukaran bisa dibantu
menggunakan obat sedative misalnya, Diazepam
dengan dosis 0,4 – 0,5 mg/kg iv.
Bersihkan dari segala lendir, sisa makanan atau lainnya
dengan jalan menghisapnya.
Setelah glotis terlihat lakukan tindakan selanjutnya
seperti pada intubasi sederhana.

Unit Terkait IGD, IPSRS, Farmasi

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA PEMASANGAN PIPA NASOGASTRIK
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/3

15
Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Pipa nasogastrik adalah saluran yang terbuat dari plastik atau karet yang
dimasukkan ke dalam lambung melalui hidung untuk beberapa tujuan
medis .
Tujuan 1. Dekompresi lambung.
2. Mengambil sekret lambung atau usus.
3. Memasukan makanan atau obat-obatan.
4. Mencuci lambung dari zat-zat toksik atau iritan .
5. Menghentikan perdarahan Dekompresi lambung.
6. Menghentikan perdarahan dari esophagus, lambung atau usus.
Kebijakan Bahwa pada beberapa kondisi pasien memerlukan pemasangan pipa naso
gastrik untuk diagnosa ataupun therapi .
Prosedur 1. Bahan dan Alat :
Pipa Nasogastrik.
Pipa levin terbuat dari karet dengan lumen tunggal untuk
intubasi lambung, dimasukan melalui hidung.
Variasi dari levin : nasogastrik plastik dan salem sump tube,
mempunyai lumen ganda, untuk drainage dan untuk
melindungi lambung dari tekanan negatif yang besar.
Pipa Ewald.
Pipa Miller Abbot, dengan lumen ganda, lumen pertama
untuk aspirasi cairan dan gas, lumen kedua dengan
kantong udara diujung distalnya untuk memacu
motilitas usus.
Cairan pelumas.
Semprit irigasi berukuran 50 ml.
Baskom untuk muntahan.
Plester perekat.
Gelas, es dan alat penghisap (suchsion).
2. Prosedur Tindakan :
Tentukan posisi penderita antara lain :
Posisi lateral kiri ; jika menghendaki pemsukan pipa ke
lambung.
Posisi tendelenburg : untuk penderita yang hipotensif atau
komatus.
Posisi duduk : memperkecil terjadinya refleks muntah dan
memudahkan pemasukan pipa nasogastrik ke
nasofaring.
Masukan pipa karet nasogastrik untuk memperkecil iritasi terhadap
mukosa.
Pipa dilumasi cairan pelumas untuk memperkecil iritasi terhadap
mukosa.
Pasang semprit irigasi pada ujung pipa.
Ukur panjang pipa yang dibutuhkan, caranya :

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA PEMASANGAN PIPA NASOGASTRIK
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/3

16
Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Prosedur Ukur jarak antara lubang hidung sampai processus xifodeus,
jarak ini kira-kira sama dengan pipa yang dibutuhkan
untuk mencapai lambung.
Tandai panjang jarak tersebut pada pipa dengan plester
Selidiki adakah riwayat trauma hidung untuk menentukan jalan yang
sesuai untuk pipa (nasak atau oral jika terdapat obstruksi hidung).
Masukan pipa :
Lakukan pelan-pelan dan hati-hati.
Jika ada tahanan, putar pelan-pelan dan arahkan
kebawah belakang.
Dorong pipa ketika penderita menelan untuk
memudahkan pemasukan pipa.
Mintalah penderita untuk mencapai bagian posteria
nasofaring. Hal ini akan memperkecil resiko
terjadinya muntah dan memedahkan pemasukan
pipa.
Masukan pipa nasogastrik sampai tanda plester dan
letakan plester tersebut ke hidung.
Pipa segera dicabut jika terjadi gangguan pernafasan karena ini
menandakan bahwa pipa masuk ke bronkus.
Periksa pipa nasogastrik gunakan satu atau lebih cara-cara berikut :
Ambil isi lambung dengan menghisap semprit 50 ml
yang terpasang pada ujung pipa.
Auskultasi dengan stetokop ketika 50 ml udara
dimasukan, jika posisi pipa benar suara aliran udara
akan terdengar.
Letakan ujung pipa berisi air untuk melihat apakah
terlihat gelembung udara karena adannya gelembung
menunjukan jpipa masuk ke bronkus.
Hubungkan ujung pipa dengan alat yang dikehendaki, misalnya
dengan suchtion, pembilas tabung, atau tabung makanan.
3. Catatan :
1. Pikirkan terjadinya lilitan pipa di orofaring atau esofagus dan
kemudaian pipa bantu jika penderita tersedak atau muntah
disekitar pipa.
2. Pikirkan kemungkinan pipa masuk paru-paru jika penderita jadi
cianotik dan oral tetap ada..
3. Perhatikan airway dengan penghisapan atau suchtion yang
teratur jika sekresi oral tatap ada.

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA PEMASANGAN PIPA NASOGASTRIK
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

3/3

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

17
Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Prosedur 4. Pertahankan agar pipa tidak buntu dengan irigasi dan reposisi.
5. Catat cairan yang masuk atau keluar.
6. Beri sedasi pada penderita jika ada indikasi untuk mencegah
7. terlepasnya pipa dan kemungkinan aspirasi isi lambung
.
4. Komplikasi :
1. Aspirasi.
2. Imblansi elektrolit.
3. Hiperventilasi.
4. Bradikardi.
5. Erosi mukosa hidung.
6. Trauma mukosa hidung.
7. Refleks esofagitis
.

Unit Terkait IGD, Logistik.

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA ELEKTROKARDIOGRAFI
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

18
Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian 1. Suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktifitas listrik otot jantung.
2. Merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil
dengan memasang elektroda pada badan.

Tujuan 1. Untuk mendukung diagnosis.


2. Untuk mengetahui kelainan dari irama jantung

Kebijakan 1. Dilakukan untuk pasien yang memerlukan penanganan


dan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Merupakan pemeriksaan penunjang rutin pada setiap
pasien dengan usia ≥ 40 th, atau pada pasien dengan indikasi
penyakit jantung.

Prosedur 1. Pasien diterima sesuai dengan prosedur penerimaan pasien.


2. Monitor TTV pasien.
3. Memasang elektroda pada badan pasien.
4. Melakukan perekaman jantung.
5. Mengembalikan peralatan sesuai dengan semula.

Unit Terkait Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap.

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA CEDERA KEPALA
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1
Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

19
dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes
NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian 1. Cedera yang terjadi akibat benturan pada kepala.


2. Kekerasan pada kepala yang dapat menyebabkan kerusakan yang
komplek di kulit kepala.

Tujuan Setalah dilakukan tindakan emergency di IGD diharapkan keluhan


pasien berkurang, kegawatdaruratan teratasi..

Kebijakan Dilakukan untuk pasien yang memerlukan penanganan segera dan


pemeriksaan lebih lanjut.

Prosedur 1. Diberikan pertolongan segera, dengan prinsip penanganan ABC.


2. Melengkapi pemeriksaan penunjang. (Rontgen Foto, CT SCAN,
Laboratorium).
3. Dokter jaga menghubungi dokter konsultan yang bersangkutan.
4. Petugas IGD menghubungi keluarga penderita untuk penanganan
selanjutnya.

Unit Terkait Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap.

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA EXPLORASI CORPUS ALINEUM TELINGA
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes

20
NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian Tindakan mengeluarkan benda asing di dalam rongga telinga dengan


menggunakan alat

Tujuan Menjaga rongga telinga tetap bersih, sehinga fungsi pendengaran dapat
berfungsi dengan baik

Kebijakan Explorasi corpaL (corpus alineum ) telinga bila tidak berhasil dilakukan
di IGD harus konsul ke dokter THT

Prosedur 1. Persiapan Alat :


1.1. Otoscope
1.2. Ring hak
1.3. Serumen hak
1.4. Water dragen
1.5. Lampu periksa
2. Persiapan Pasien :
2.1. Menjelaskan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan
2.2. Bila anak kecil dipegang dengan kuat
2.3. Menyiapkan pasien pada posisi yang dibutuhkan
3. Pelaksanaan :
3.1. Telinga pasien dilihat dengan otoskop
3.2. Setelah kelihatan corpus alineum diambil dengan hati-hati
memakai serumen hak/ring, haak/paak tang
3.3. Setelah corpus alineum diambil telinga dibersihkan dengan
water dragen.

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA IRIGASI MATA
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

21
Pengertian Adalah membersihkan mata dari benda asing dengan menggunakan
cairan pembersih
Tujuan Membersihkan mata dari adanya benda asing
Kebijakan Pengeluaran benda asing yang tertancap harus dilakukan dokter ahli di
ruang operasi
Prosedur 1. Persiapan alat :
1.1. Boorwater 3 % atau obat lain yang tersedia dalam tempatnya.
1.2. Spuit 20 cc atau Spuit khusus mata steril.
1.3. Kapas basah steril dalam tempatnya.
1.4. Kain kasa steril.
1.5 . Perlak dan alasnya.
1.6. Handuk.
1.7. Bengkok.
2. Persiapan pasien :
2.1. Melakukan pendekatan dengan Pasien / Keluarga.
2.2. Memberikan penjelasan tentang tujuan dan tindakan yang akan
dilakukan.
2.3. Pasien diatur dalam posisi duduk dengan kepala miring ke arah
mata yang akan dicuci.
3. Pelaksanaan :
3.1. Perawat cuci tangan.
3.2. Perlak dan alasnya dipasang pada dada pasien sampai bahu.
3.3. Pasien dianjurkan memegang bengkok.
3.4. Mata yang akan dicuci di lap dengan kapas basah dari arah luar
ke dalam.
3.5. Spuit diisi dengan cairan.
3.6. Kelopak mata dibuka dengan kapas basah
3.7. Cairan disemprotkan perlahan-lahan dari arah luar ke dalam.
3.8. Setelah bersih kelopak mata dibersihkan dengan kapas lembab,
muka dikeringkan dengan handuk.
3.9. Pemberian obat kalau perlu.
3.10. Setelah selesai pasien dirapikan kembali, peralatan
dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula.

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA WOUND TOILET (WT)
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

22
Pengertian Adalah proses membersihkan luka dari berbagai kotoran dengan
menggunakan bahan-bahan desinfektan
Tujuan Mengurangi resiko terjadinya infeksi pada luka
Kebijakan Tindakan ini dibedakan menjadi 3 kategori, berdasarkan jenis dan luas
luka tersebut.
Prosedur 1. Persiapan Alat
1.1. Kassa steril
1.2. Handscoon
1.3. WT Set
1.4. Cairan disenfektan / pembersih luka (H2O2, betadine, NaCL)
savlon
1.5. Plester / kassa gulung
1.6. Obat-obatan Anestesi topical bila perlu
2. Persiapan Pasien
Pasien diberitahu kemudian baringkan pada posisi yang paling
nyaman
3. Pelaksanaan
3.1. Peralatan didekatkan pasien
3.2. Perawat cuci tangan dan pakai handscoon
4. Luka baru
4.1. Bila perlu lakukan anestesi local pada area luka
4.2. Semprotkan H2O2 secukupnya pada area luka
4.3. Kalau luka sangat kotor gunakan alat bantu (sikat gigi) untuk
megeluarkan benda asing
4.4. Setelah luka bersih bilas dengan NaCL secukupnya
4.5. Keringkan luka dengan kassa steril
4.6. Beri betadine secukupnya
4.7. Berikan obat-obatan topical
4.8. Tutup dengan kassa steril
4.9. Fiksasi dengan plester / kassa gulung
5. Luka lama
5.1. Buka penutup luka
5.2. Bersihkan luka dengan NaCL
5.3. Apabila ada pus, usahakan untuk dikeluarkan dengan cara
ditekan
5.4. Setelah luka bersih, berikan betadine secukupnya
5.5. Berikan obat-obatan topical bila diperlukan
5.6. Tutup kembali luka dengan kassa steril.
5.7. Fiksasi dengan plester / kassa gulung
Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA CROSS INSISI
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian Adalah membuat irisan atau sayatan luka dengan bentuk menyilang.

23
Tujuan Mengurangi resiko terinfeksinya luka oleh bakteri an aerob.

Kebijakan Tindakan ini dilakukan pada luka dalam.

Prosedur 1. Persiapan Alat:


Obat-obatan anestesi
Spuit
Mesh
Kassa steril
Obat-obatan topical
Cairan pembersih luka (H2O2, NaCL, Betadine)
Handscoon
2. Persiapan Pasien :
2.1. Pasien diberi tahu dan harus menandatangani surat
persetujuan tindakan.
2.2. Berikan posisi yang nyaman
3. Pelaksanaan:
3.1. Cuci tangan
3.2. Pakai handscoon.
3.3. Suntikan obat anestesi pada area luka
3.4. Buat irisan menyilang pada area yang dikehendaki
3.5. Keluarkan darah atau kotoran yang mungkin ada
3.6. Semprot dengan H2O2 dan NaCL secukupnya
3.7. Bila sudah bersih beri betadine secukupnya
3.8. Beri obat topikal
3.9. Tutup dengan kassa steril.

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA PASANG GIPS
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Adalah tindakan fiksasi pada tulang yang patah dengan bahan gips.
Tujuan Mencegah terjadinya pergerakan tulang yang patah agar tidak
mempengaruhi pertumbuhan kalus.
Kebijakan 1. Sebelum dilakukan tindakan, pasien atau keluarganya harus

24
mengisi surat persetujuan tindakan
2. Tindakan ini dilakukan apabila garis fraktur masih baik

Prosedur 1. Persiapan Alat


Gips sesuai kebutuhan
Poliban sesuai kebutuhan
Air dalam baskom
Alkohol
Kassa
Perlak untuk alas
2. Persiapan Pasien
Pasien diberitahu kemudian baringkan pada posisi yang paling
nyaman
3. Pelaksanaan
Mereposisi tulang dengan cara ditarik perlahan sampai mendekati
posisi anatomis
Membersihkan daerah yang akan di gips dengan alcohol
Pasang perlak dibawah bagian tubuh yang akan digips
Pasang softband secara melingkar, sesuai dengan daerah yang akan
di pasang gips
Gips dicelupkan ke air sampai rata selama kurang lebih 3 detik.
Setelah tercelup rata, bahan gips sedikit diperas, dengan ujung
gulungan gips tetap dipegang
Pasang gips secara melingkar mengikuti alur softband yang
sudah terpasang sebelumnya.
Tunggu beberapa menit sampai gips mengering
Motifasi pasien untuk menjaga gips agar tidak kena air dan bila ada
keluhan sewaktu-waktu segera control
Membersihkan peralatan yang dipakai.
Untuk melihat hasilnya, lakukan foto ulang.

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA HEACTING
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Tindakan menyambungkan jaringan yang terputus akibat trauma
Tujuan Mengembalikan kontinuitas jaringan
Kebijakan Tindakan ini dilakukan pada vulnus apertum ringan dan tidak terlalu
kotor
Prosedur 1. Persiapan pasien : Pasien di beri tahu ( bila kondisi pasien
Sadar )

25
2. Persiapan alat :
2.1. Naldvoeder
2.2. Klem arteri / klem lurus
2.3. Pinset cirurgicum
2.4. Pinset anatomi
2.5. Gunting jaringan
2.6. Duk lobang
2.7. Kassa
2.8. Benang catgut /silk
2.9. Jarum jahit
2.10. Sarung tangan steril
2.11. Obat anastesi
2.12. Spuit
2.13. Alkhohol 70%
2.14. Iodin povidon
2.15. Cairan NaCl
2.16. Cairan H2O2
2.17. Plester dan sofratull
3. Pelaksanaan :
3.1. Pasien diberi tahu.
3.2. Operator cuci tangan.
3.3. Operator mengenakan sarung tangan steril
3.4. Bersihkan dearah sekitar luka dengan cairan alkhohol 70%.
3.5. Pasang duk lobang steril.
3.6. Suntikkan obat anastesi secukupnya pada daerah sekitar luka
3.7. Buka luka dengan pinset cirurgi, bersihkan luka dari kotoran,
semprot luka dengan cairan H2O2,lalu bilas dengan cairan
NaCl, apabila terjadi perdarahan lakukan ligasi,eksisi sebagian
jaringan yang kotor maupun kemungkinan necrose, bilas sekali
lagi dengan cairan NaCl, pastikan luka benar-benar bersih.
3.8. Semprotkan cairan iodine povidon pada luka yang telah
dibersihkan tersebut.
3.9. Jahit luka lapis demi lapis ( bagian dalam menggunakan catgut,
bagian luar menggunakan side ) Bersihkan daerah jahitan
dengan alkhohol 70%.

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA HEACTING
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Prosedur 3.10. Beri obat topical (sofratule) pada daerah jahitan.


3.11. Tutup luka dengan kassa steril lalu di plester.
3.12. Pasien di rapikan, alat-alat di bereskan.
3.13. Operator cuci tangan.
3.14. Berikan obat obatan antibiotic,analgetik, dan kalau perlu anti
tetanus.

26
Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA SIRCUMSISI (KHITAN)
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Adalah memotong sebagian preputium penis dengan tujuan tertentu
Tujuan 1. Memenuhi tuntutan sosial dan agama
2. Suatu keharusan karena kondisi medik ( fimosis, parafimosis,
kondiloma akuminata.)
Kebijakan Tindakan ini tidak boleh dilakukan di IGD bila disertai dengan kelainan
medis
Prosedur 1. Persiapan Pasen :
Pasien dan keluarga diberi tahu.

27
Pasien di suruh buka pakaian bawah.
Baringkan pasien pada tempat tidur.
2. Persiapan Alat :
Klem bengkok dan lurus
Klem panjang.
Naldvoeder.
Pincet anatomi / cirurgicum.
Gunting benang.
Kassa steril.
Duk lobang.
Benang catgut 0/3.
Jarum hecting.
Spuit 3 cc dan obat anaestesi local.
Alkhohol 70%, iodine povidon,cairan savlon 3 dan sofratull.
Seperangkat alat cauter diatermi.
3. Pelaksanaan :
Operator cuci tangan.
Bersihkan daerah genetalia dari kotoran dan bulu pubis.
Operator mengenakan sarung tangan.
Lakukan tindakan antiseptic dengan menggunakan kassa steril yang
telah di beri iodine povidon dengan pinset, oleskan pada daerah
penis lalu bilas dengan alkhohol 70%. Tehnik antiseptic seperti
lingkaran obat nyamuk yaitu dari tengah ke bagian tepi.Pinset
yang telah digunakan tadi tidak boleh digunakan lagi karena
dianggap telah on steril.
Pasang duk lobang steril pada daerah genetalia.
Lakukan anaestesi blok pada nervus dorsomedial, caranya suntikkan
pada bagian atas batang penis sampai terasa menembus kertas,
lalu aspirasi dan suntikkan 1-2 cc lanjutkan anaestesi infiltrasi
pada ujung preputium 1 cc.
Sambil menunggu efek anaestesi bersihkan bagian dalam preputium
dan gland penis dengan cairan savlon 3.
Pastikan pasien sudah tidak merasakan sakit, lalu pasang klem pada
bagian jam 12 dan jam 6, tarik kearah depan lalu pasang klem
panjang pada bagian peputium depan gland penis.

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA SIRCUMSISI (KHITAN)
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Prosedur Potong dengan menggunakan cauter diatermi pada depan klem


panjang, lakukan ligasi apabila terjadi perdarahan
menggunakan catgut 0/3.
Oleskan desinfektan iodine povidon pada mucosa bekas potongan,
jahit luka dengan menggunakan benang catgut 0/3.
Beri sofratull pada luka jahitan, tutup luka dengan kassa steril, lalu

28
plester.
Pasien di rapikan , alat-alat di bereskan.
Operator cuci tangan.
Berikan obat peroral minimal untuk 5 hari (Antibiotika,analgetika).

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA PEMASANGAN SPALK
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian Adalah melakukan tindakan immobilisasi pada daerah patah tulang


dengan bantuan

Tujuan 1. Menghindari terjadinya kerusakan yang lebih parah


2. Mengurangi nyeri
3. Menghindari pergerakan pada tulang yang patah
4. Memudahkan tindakan pemeriksaan penunjang

29
Kebijakan Tindakan ini di lakukan pada pasien dengan kecurigaan patah tulang,
sebelum dilakukan foto rontgen.

Prosedur 1. Persiapan pasien :


Pasien dan keluarga diberitahu prosedur dan tujuan tindakan.
2. Persiapan Alat :
Bahan spalk sesuai kebutuhan
Kapas.
Kassa gulung
Gunting verband
Alcohol
3. Pelaksanaan
Jika ada pasien dengan kecurigaan patah tulang lakukan pengukuran
panjang spalk, harus melalui 2 sendi.
Berikan kapas pada spalk.
Pasang spalk pada kedua sisi tulang yang patah ( jangan terlalu banyak
melakukan manipulasi).
Lakukan pengikatan pada spalk sesuai kebutuhan.
Ikatan jangan terlalu kencang, lakukan evaluasi dengan meraba nadi
distal.

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA EXPLORASI PELURU
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

. 1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Adalah suatu tindakan medis mengeluarkan benda asing berupa peluru
dari dalam jaringan tubuh.
Tujuan Memperkecil resiko infeksi akibat adanya benda asing.
Kebijakan Di lakukan pada pasien dengan corpal ringan, yang berdasarkan foto
rongent tidak terlalu dalam masuk ke jaringan

Prosedur 1. Persiapan pasien


1.1. Pasien diberitahu dan dijelaskan.
1.2. Pasien di posissikan sesuai tempat terjadinya luka akibat
peluru.

30
2. Persiapan alat.
Minor set.
Duk lobang.
Sarung tangan steril.
Iodine povidon.
Alkhohol 70%
Mess no 11
3. Pelaksanaan
Operator cuci tangan.
Tentukan area insisi berdasarkan letak peluru sesuai hasil Rongent.
Lakukan desinfeksi pada daerah yang akan dilakukan insisi dengan
menggunakan cairan iodine povidon dengan tehnik melingkar
ketepi, lalu bilas dengan cairan alkhohol 70%.
Pasang duk lobang sesuai tempat yang akan dilakukan insisi.
Lakukan insisi sesuai kedalaman peluru.
Explorasi peluru sampai ditemukannya peluru tesebut.
Pastikan bahwa tidak ada pecahan peluru tersebut.
Bersihkan jaringan bekas peluru sampai dengan jalan masuknya
(port d’entry),lalu bilas dengan cairan iodine povidon.
Jahit luka lapis demi lapis.
Tutup luka dengan kassa steril.
Peralatan dibereskan.
Berikan suntikan anti tetanus.
Pasien dibereskan.
Operator cuci tangan.

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA TERAPI INHALASI (NEBULIZER)
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Adalah suatu tindakan memberikan asap/uap kedalam paru-paru melalui
saluran pernafasan dengan menggunakan obat khusus
Tujuan 1. Membantu menambah kekurangan O2
2. Membantu kelancaran metabolisme
3. Pengobatan dan mencegah hipoksia
Kebijakan Tindakan ini dilakukan pada anak-anak dan penderita yang menolak
dilakukan injeksi aminophilin
Prosedur 1. Jelaskan pada pasien
2. Pastikan power sudah off / on
3. Sambungkan alat dengan listrik AC
4. Gerakkan/putar keatas kanule mulut dan penutup nebulizer
5. Gerakkan ujung alat inhalasi dengan cara :

31
Putar dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam
Letakkan tutup inhalasi tersebut
6. Ambil penutup obat yang berwarna biru/hilangkan udara dari gelas
obat
7. Tambahkan obat sesuai yang telah diresepkan pada mangkuk obat
8. Perhatikan :
Kapasitas mangkuk obat 2-7 ml
Sambungkan lagi buffle / tutup atas
9. Tutup kembali nebulizer dengan memutar kekanan
10. Pasang alat pernafasan yang diinginkan (masker/uropaid)
Pasang ujungnya dalam pengukuran-pengukuran gunakan dengan
penempelan yang mengurangi jumlah obat agar obat tidak keluar
lewat udara
11. Pilihlah alat sesuai kebutuhan
Pakai masker/uropaid
Masker dewasa / anak-anak
12. Pasang tabung udara
Pasang selang udara ke penyambung udara pada compresor
Pasang selang udara ke penyambung udara pada mangkuk obat
13. Kemudian tekan powernya dan tunggu reaksinya
14. Bila sudah, tanyakan pada pasien obatnya sudah ada reaksinya atau
belum
15. Tunggu ± 15-20 menit
16. Bilamana uap sudah habis maka matikan powernya
17. Alat-alat dirapikan kembali.

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA REPOSISI SENDI
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian Adalah suatu tindakan medis untuk mengembalikan posisi sendi kembali
pada posisi yang anatomis.

Tujuan Agar sendi kembali ke tempat semula.

Kebijakan Tindakan ini bisa untuk dislokasi sendi kecil (bahu, pergelangan tangan,
ruas jari) dan dilakukan setelah melihat hasil foto rongent.

32
Prosedur 1. Persiapan pasien :
Penderita dan keluarga diberitahu prosedur dan tujuan tindakan.

2. Persiapan alat :
2.1. Brancart atau tempat tidur pasien
2.2. Obat-obatan anestesi atau narkotik
2.3. Elastic bandage
2.4. Armsling

3. Pelaksanaan.
3.1. Pastikan bahwa sendi keluar dari mangkuk sendi yaitu dengan
hasil roentgen.
3.2. Pasien dalam posisi tidur telentang.
3.3. Perawat berdiri di samping pasien baik samping kanan/kiri
3.4. Kemudian tangan perawat memegang lengan pasien lalu siku
difleksikan kemudian dilakukan traksi yang sesuai
3.5. Humerus dirotasi eksterna
3.6. Selanjutnya humerus digeser ke medial (abduksi) diatas dada
pasien
3.7. Humerus di rotasi interna dengan memutar lengan bawah ke
dalam
3.8. Setelah post reposisi lakukan immobilisasi ± 1 bulan dan pakai
amsling

Unit Terkait Insalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA RANSEL VERBAND
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian Adalah suatu tindakan medis dengan cara pemakaian ransel verband
pada tulang selangka.

Tujuan 1. Membantu mengurangi sakit


2. Mencegah patah tulang yang lebih parah
3. Untuk mengurangi pergeseran / gerakan tulang.

Kebijakan Tindakan ini sebagai alternatif bila penderita menolak tindakan operatif.

33
Prosedur 1. Persiapan Alat :
Pembalut gulung (tricofix) sesuai kebutuhan.
Softband sesuai kebutuhan
Gunting verband

1. Persiapan pasien :
Pasien diberitahu prosedur dan tujuan tindakan
Pasien atau keluarga menandatangani surat persetujuan tindakan

2. Pelaksanaan :
Alat-alat didekatan pada pasien.
Pasien diminta duduk dengan cara kedua tangan diletakkan pada pinggang
dada dibusungkan kedepan.
Perawat berdiri dibelakang pasien.
Kemudian perawat memegang kedua ujung verband dan dilingkarkan di leher
belakang lalu lingkari ketiak, dan kedua ujung verband satukan lalu
ditarik. Pasien ditanya dengan tarikan tersebut pasien merasa nyeri /
sakit
Bilamana tidak sakit maka ujung verband baru diikat.
Setelah dipasang verband lakukan immobilisasi dalam 1 bulan dipakai
armsling.

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA MELEPAS GIPS
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian dalah membuka / melepas gipsona dengan cara membelah gipsona


menggunakan alat pemotong gipsona.

Tujuan Membuka ikatan gips setelah kurun waktu tertntu, agar segera dapat
dilakukan fisioterapi untuk mengembalikan fungsi anatomisnya.

Kebijakan Sebelum dilepas harus dilakukan foto ulang untuk memastikan adanya
pertumbuhan tulang.

34
Prosedur 1. Persiapan pasien :
Pasien diberitahu.
Pastikan tulang yang retak / fraktur sudah tersambung dengan pasien
melakukan rontgen ulang.
Pasien ditidurkan / duduk di tempat tidur
1. Persiapan alat :
Gergaji pemotong gipsona
Gunting.
Rontgen ulang.
Stop kontak / roll kabel
2. Pelaksanaan :
Taruh lokasi yang mau dilepas senyaman mungkin.
Sambungkan kabel alat pemotong gipsona pada aliran listrik / stop
kontak.
Potong gipsona dengan arah membujur.
Bila semua bagian gipsona sudah terpotong, bagian yang dibelah
direnggangkan dengan kedua tangan.
Potong softband dengan gunting
Setelah gipsona terlepas cuci area bekas gipsona.
Pasien disarankan tidak menggunakan ekstremitas yang cidera untuk
aktifitas terlebih dahulu.

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA ELASTIC BANDAGE
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian Adalah memakaikan bahan elastic pada ekstremitas secara melingkar

Tujuan Mempertahankan / mencegah bagian tubuh yang cidera menjadi lebih


parah

Kebijakan Tindakan ini dilakukan apabila hasil rontgen tindakan menunjukan


kelainan, tetapi rasa nyeri masih dirasakan oleh penderita

35
Prosedur 1. Persiapan Pasien :
Pasien diberitahu.
Tempatkan pasien di tempat tidur atau kursi sesuai kebutuhan

1. Persiapan Alat :
Elastic bandage sesuai kebutuhan

2. Pelaksanaan :
Tempatkan pasien pada tempat yang nyaman.
Bersihkan area yang akan dipasang elastic dengan alcohol.
Bila ada luka dirawat dulu lalu tutup dengan kassa.
Beri ruang yang longgar pada bagian yang ingin dipasang (diangkat /
digantung).
Buka pembungkus elastic bandage dan ambil pengaitnya.
Pasang melingkar dengan posisi elastic terbalik untuk memudahkan
pemasangan.
Bila sudah selesai pasangkan pengaitnya pada ujung elastic.
Pasien dirapikan dan disuruh control.

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat.

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA EKSTIRPASI CLAVUS
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Suatu tindakan menghilangkan jaringan yang tumbuh secara abnormal
pda permukaan kulit biasanya pada permukaan kulit telapak kaki dan
tangan yang disebabkan oleh karena trauma yang terus menerus.
Tujuan 1. Menghilangkan rasa sakit
2. Estetika
Kebijakan Pasien atau keluarga menandatangani persetujuan tindakan
Prosedur 1. Persiapan pasien.
Jelasakan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan.
Tempatkan pasien sesuai dengan kebutuhan.
2. Persiapan alat.
Hecting set.
Kasa steril.
Duk lubang.

36
Benang zide ukuran 2/o,catgut ukuran 3/0.
Plester.
Alcohol 70% ,betadin,
Sofratul.
Spuit 3 cc, obat anastesi local secukupnya.
Gunting perban/plester.
Sarung tangan steril
3. Pelaksanaan.
Tidurkan pasien sesuai dengan kebutuhan.
Operator cuci tangan.
Lakukan tehnik desinfektan pada daerah operasi dengan alcohol 70
% dilanjutkan dengan betadin.
Lakukan anastesi local pada darah operasi.
Tutup daerah oprasi dengan duk lubang.
Lakukan insisi dan excisi sesuai dengan kebutuhan.
Jahit luka lapis demi lapis.
Tutup luka dengan sofratul kemudian diperban.
Beritahu pasien tindakan telah selesai.
Rapikan pasien.
Bereskan alat-alat
3.12. Operator cuci tangan

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat.

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA EXTIRPASI LIPOM / ATEROM
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Suatu tindakan untuk menghilangkan jaringan tubuh yang tumbuh
abnormal pada jaringan lemak sampai dengan kulit dengan tehnik insisi
kemudian dilanjutkan dengan exisi
Tujuan 1. Menghilangkan jaringan tubuh yang tumbuh secara abnormal.
2. Estetika
Kebijakan Tindakan ini boleh dilakukan jika diameter lipom/aterom kurang dari 10
cm, tanpa penyulit, maupun infeksi
Prosedur 1. Persiapan pasien.
Jelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan.
Tempatkan pasien sesuai dengan kebutuhan.
1. Persiapan alat:
Hecting set.
Kasa steril.
Duk lubang.
Plester.

37
Benang zide 2/o,catgut 3/0.
Sarung tangan steril.
Sofratul.
Alkohol 70%, betadin.
Spuit 3 cc, obat anastesi local.
Gunting perban,plester.
2. Pelaksanaan.
Tidurkan pasien sesuai dengan kebutuhan.
Operator cuci tangan.
Lakukan desinfektan dengan betadin dengan cara melingkar dari
dalam keluar.
Lanjutkan menggunakan alcohol 70% dengan tehnik yang sama.
Lakukan anastesi local.
tutup daerah operasi dengan duk lubang.
lakukan insisi sesuai dengan tesktur dan arah lipatan kulit.
Perdalam irisan sampai terlihat jaringan yang tumbuh.
abnormal
Bebaskan lipoma/ateroma dari jaringan yang mengikatnya dengan
menggunakan klem.
Setelah semua terbebas, lipoma/aterom diangkat
Jahit luka lapis demi lapis.
Tutup luka dengan sofratul dan diperban.
Beritahu pasien tindakan telah selesai.

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA EXTIRPASI LIPOM / ATEROM
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2 / 2.

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Prosedur Rapikan pasien.


Bereskan alat.
Perawat cuci tangan.

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat.

38
RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA INSISI ABSES
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian Suatu tindakan pembedahan untuk mengeluarkan pus atau darah karena
proses infeksi.

Tujuan Mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.


Mencegah terjadinya pyemia ( penyebaran pus ).

Kebijakan Tindakan insisi abses bila tidak berhasil, konsul ke dokter Spesialis
Bedah.

Prosedur 1. Persiapan Alat :


Pinset 1.9. Gunting verban
Klem 1.10. Bethadin
Gunting jaringan 1.11. H2O2
Mess 1.12. Alkohol 70%

39
Kassa steril 1.13. Plester
Verban 1.14. Bengkok
Chloraethyl 1.15. Duk steril
Cucing
2. Persiapan Pasien :
Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan dilakukan tindakan.
Memberikan posisi pasien pada posisi yang nyaman.
3. Pelaksanaan :
Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
Dekatkan alat – alat didekat pasien.
Desinfektan daerah abses dan sekitarnya dengan bethadin dan alcohol.
Pasang duk steril.
Semprot chloraethyl pada daerah abses.
Sambil disemprot chloraethyl lakukan penyayatan pada daerah abses
sampai keluar pus atau darah.
Tekan terus sekitar abses sampai pus/darah habis kemudian bersihkan
dengan H2O2 dan NaCl dan tampon dengan kassa bethadin.
Tutup dengan kassa dan plester.
Bersihkan dan rapikan alat – alat serta taruh pada tempatnya.

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA PUNKSI BULI - BULI
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Suatu tindakan infasive langsung ke vesica urinaria dengan
menggunakan IV cateter ukuran besar.
Tujuan Untuk mengeluarkan penumpukan urin pada vesica urinaria yang
disebabkan karena penyempitan atau penyumbatan pada saluran
kencing.
Kebijakan Tindakan ini boleh dilakukan bila tidak berhasil setelah dilakukan
pemasangan DK.
Prosedur 1. Persiapan alat :
Pinset
Klem
Gunting jaringan
Gunting Verban.
Kassa steril.
Plester.
Bethadin.
IV catheter No. 16.
Urin bag.
Blood Set.
Alkohol 70%.
Cucing.

40
1. Persiapan Pasien:
Jelaskan pada pasien tentang tujuan dilakukan tindakan.
Pasien ditempatkan pada posisi terlentang/posisi yang lebih nyaman.
Lindungi privacy dengan memasang sekat penutup.
2. Pelaksanaan :
Dekatkan alat – alat didekat pasien.
Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
Desinfektan pada daerah yang akan dilakukan infasive ( vesica
urinaria ) dengan alcohol 70% dan bethadin.
Tusuk dengan IV catheter pada daerah yang sudah didesinfektan
sampai kelihatan keluar urin.
Pasang blood set dan hubungkan dengan urin bag untuk menampung
urin.
Tutup dengan kassa steril dan plester sekitar daerah penusukan.
Observasi urin yang keluar untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Cuci tangan sesudah melakukan tindakan.
4. Rapikan alat – alat dan tempatkan pada tempat semula.

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA EKSTRAKSI KUKU
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Suatu tindakan mengangkat/melepas kuku pada pasien yang mengalami
trauma / mengalami infeksi sekitar kuku.
Tujuan Mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut.
Kebijakan Tindakan ini dilakukan apabila ada kejelasan bahwa kuku sudah tidak
nyambung dengan jaringan

Prosedur 1. Persiapan alat :


Pinset.
Klem.
Gunting jaringan.
Gunting verban.
Kassa steril.
Verban.
Bethadin.
alcohol 70%.
Pehacain.
Spuit 3 cc.
Plester.
H2O2.
NaCl.
Cucing
1. Persiapan Pasien :

41
Jelaskan pada pasien tentang tujuan dilakukan tindakan.
Pasien ditempatkan pada posisi yang lebih nyaman.
2. Pelaksanaan :
Dekatkan alat – alat didekat pasien.
Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
Desinfektan pada daerah sekitar kuku kemudian lakukan anestesi
secara keliling atau system blok.
Tes reaksi pasien setelah dilakukan anestesi.
Cabut kuku dengan menggunakan klem sampai akarnya.
Bersihkan daerah kuku setelah dicabut dengan menggunakan H2O2
dan NaCl sampai betul – betul bersih.
Keringkan dengan kassa steril dan beri bethadin serta sofratull
kemudian tutup dengan kassa steril lagi dan bungkus dengan
verband.
Cuci tangan sesudah melakukan tindakan.
Rapikan alat – alat dan tempatkan pada tempat semula.

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA REPOSISI DAUN TELINGA
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengembalikan pada posisi
normal telinga
Tujuan Memberikan keindahan
Kebijakan Dilakukan pada pasien yang memiliki daun telinga dengan lubang anting
yang lebar akibat pemakaian anting yang besar
Prosedur
1. Persiapan alat :
Satu minor set yang berisi : nald voeder, gunting, klem, pinset
chirurgie dan anatomi, handle mess.
Mess.
Benang zide 3/0.
Kassa steril pada tempatnya.
Duk lubang.
Betadine.
Alkohol 70%.
Obat anasthesi local.
Spuit 3 cc.
Plester.
Sarung tangan
2. Persiapan Pasien:
Pasien dan keluarganya diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan dan posisikan pasien sesuai kebutuhan

42
3. Pelaksanaan :
Petugas memakai sarung tangan.
Desinfeksi permukaan kulit yang akan disayat dengan betadine dan
kemudian alcohol 70%.
Pasang duk lubang pada daerah yang akan disayat.
Berikan anasthesi pada daerah yang akan disayat.
Pasang mess pada handlenya.
Sayat daerah yang diperlukan ( bagian tengah lubang anting yang
lebar/dawir ).
Setelah sayatan terbentuk dengan baik.
Jahit kembali menggunakan benang zide.
Balut dengan kassa steril dan plester.
Cuci tangan sesudah melakukan tindakan.
Rapikan alat – alat dan tempatkan pada tempat semula.

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA DEFIBRILATOR
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian Kejut Listrik{ electric shock}dengan memberikan aliran depolirisasi sel


miokard dan akan terjadi repolarisasi yang seragam dan akan
menjadikan jantung berkontraksi dengan baik.

Tujuan Membuat kontraksi jantung menjadi lebih baik.

Kebijakan Tindakan ini dilakukan sebagai upaya lanjut dari RJPO.

Prosedur 1. Persiapan Alat :


Defibrilator dengan pedalnya.
EKG Monitor.
Jelly.
Troley emergency dengan obat-obatan jantung.
Oksigen.
Peralatan intubasi
2. Pelaksanaan :
Pastikan gambaran EKG Ventrikel Fibrilasi/ Pulseless VT.
Siapkan alat defibrilasi (defibrillator ).
Lakukan RJP jika alat belum siap.
Jika pasien terpasang Pace Maker maka matikan terlebih dahulu.

43
Lakukan defibrilasi dengan memperhatikan hal-hal berikut ini :
Kedua pedal diberi jelly yang rata.
On defibrillator,lalu pedal energi sesuai dengan kebutuhan.
Letakan pedalnya pada apek dan sternum.
Sebelum menekan knop berikan aba aba : “ I’m clear, you’re
clear, everybody clear”, lalu tekan knop pada kedua
pedal.
Evaluasi gambar EKG, jika tetap dapat diulang ( beban ke
dada ± 10 kg ) dengan menambahkan energi ( joule ) dan
dibantu dengan pemberian adrenalin.
Terapi dewasa 200-300 joule,anak 1-4 joule/kg/BB

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA PASANG INFUS
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Memasukan cairan obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dengan
mengguakan infuset
Indikasi :
1. Pasien dehidrasi.
2. Pasien yang akan transfusi.
3. Pasien yang akan operasi dengan anestesi umum.
4. Pasien yang tidak bisa makan dan minum.
5. Untuk pengobatan tertentu.
Tujuan 1. Sebagai pengobatan.
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit.
3. Memeberi zat makanan pada pasien yang tak dapat/tidak boleh
makan melalui mulut
Kebijakan Tindakan infus dilakukan Perawat atas advis dokter
Prosedur 1. Persiapan :
Beri penjelasan tentang tujuan dan prosedur tindakan.
Standar infuse/gantungan infuse.
Cairan yang akan diberikan.
Infus set.
Kapas alkohol.
Iodine Povidone ( betadine dll ).
Gunting Verband.
Plester/hipafik.
Pengalas.
Tourniquet.
Bengkok.

44
I.V Cateter sesuai ukuran.
Kassa pembalut,spalk,jika diperlukan.
2. Pelaksanaan :
Alat-alat didekatkan kepasien.
Perawat cuci tangan.
Meneliti ulang cairan yang akan diberikan dan gantungan infuse
pada tempatnya.
Tutup botol cairan dibuka,lalu tusukan infuset ke botol infuse.
Tutup jarum infuset dibuka, cairan dialirkan sampai keluar udara
tidak ada dalam selang infuse lalu diklem dan jarum infuset
ditutup kembali.
Menentukan vena yang akan ditusuk.
Pasang pengalas.
Lengan bagian atasnya yang akan ditusuk dibendung dengan
tourniquet.
Desinfeksi area akan ditusuk dengan iodine Povidone kemudian
dibersihkan dengan kapas alcohol dengan diameter 5-10 cm.
Memasukan jarum infuse / abocath pada vena yang telah

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA PASANG INFUS
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Prosedur ditentukan dengan ujung jarum menghadap keatas.


Bila berhasil darah akan keluar ( dapat dilihat pada pipa saluran ),
maka pembendung dilepaskan lalu jarum dilepaskan dan
infuset dipasang lalu klem dibuka.
Melakukan fixasi : Jarum dan tempat tusukan ditutup dengan
plester / hypafik.
Menghitung jumlah tetesan sesuai dengan kebutuhan.
Bagian yang dipasang infuse diatur letaknya supaya jangan degerak-
gerakan selama infuse dipasang agar jarum infus tidak
bergeser, bila perlu diapasang spalk dan informasikan jika buat
jalan atau ke toilet botol infuse letaknya lebih tinggi dari posisi
jantung supaya darah tidak keluat/lapor perawat sebelum ke
toilet.
Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan.
Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah tetesan serta
respon klien.

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat, Logistik farmasi

45
RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA OBSERVASI
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Pengawasan terhadap kondisi fisik dan tanda-tanda vital pasien setelah
mendapatkan terapi / tindakan.
Tujuan 1. Mengetahui perkembangan kondisi fisik pasien secara periodik.
2. Sebagai tolak ukur dalam memberikan tindakan / penanganan
selanjutnya.
Kebijakan 1. Pasien post trauma kepala.
2. Pasien post pemberian obat-obat tertentu (antibiotik, antiplasmodik,
analgetik kuat, dsb).
3. Pasien dengan pemberian oksigen.
Prosedur 1. Persiapan Alat :
Tempat tidur pasien.
Oksigen dengan peralatannya.
Tensimeter danlam stetoscop.
Obat-obatan yang diperlukan yang akan digunakan.
2. Pelaksanaan :
Tidurkan pasien pada posisi yang paling nyaman
Ukur tanda-tanda vital
Pasang oksigen bila diperlukan
Lakukan penyuntikan sesuai kebutuhan
Amati keadaan umum pasien selama dan setelah pemberian suntikan
Ukur tanda-tanda vital tiap 10 menit selama ½ jam.
Bila dalam waktu tersebut keluhan sudah berkurang, pasien
diperbolehkan pulang dan jika dalam waktu tersebut keluhan tidak
berkurang, pasien dianjurkan untuk rawat inap.
Unit Terkait IGD, Instalasi Rawat Inap

46
RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA EXPLORASI CORPUS ALIENUM PADA HIDUNG
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian Yaitu tindakan mengambil benda asing pada hidung.

Tujuan 1. Menghilangkan corpus alienum pada rongga hidung


2. Mencegah infeksi akibat corpus alienum
3. Menghilangkan rasa cemas akibat adanya corpal hidung.

Kebijakan Bila memungkinkan pasien diposisikan untuk bersandar.

Prosedur 1. Persiapan alat :


Pengait.
Pincet bengkok kecil.
Bengkok.
Spekulum hidung.
Kassa.
Lampu kepala / lampu tindakan / senter.
2. Pelaksanaan :
Petugas cuci tangan.
Petugas memakai lampu kepala.
Pastikan dan tentukan jenis dari korpal dengan menggunakan
spekulum hidung.
Ambil korpal sesuai dengan jenisnya dengan menggunakan alat yang
sesuai.
Bersihkan sekitar hidung dengan kassa.
Bereskan alat-alat.
Petugas cuci tangan

47
Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA MENYIAPKAN DAN MEMBERIKAN GLISERIN
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Memasukkan cairan gliserin kedalam poros usus dengan menggunakan
spuit gliserin
Tujuan Sebagai tindakan pengobatan serta untuk merangsang buang air besar
Kebijakan Dilakukan pada : pasien yang akan menjalani operasi, pasien yang
mengalami obstipasi serta pada pasien yang akan melahirkan bila
diperlukan
Prosedur 1. Persiapan alat :
Kain penutup, perlak, alas bokong.
Spuit gliserin serta bengkok.
Gliserin dalam tempatnya dan sebaiknya direndam air hangat.
Botol cebok atau tisu kloset
2. Pelaksanaan :
Jaga prifasi pasien dengan menutup ruangan pasien.
Pasien dimiringkan kekiri.
Pasang alat bokong.
Pakaian pasien dikeataskan dan ditutup pakai kain selimut.
Letakkan bengkok disisi bokong pasien.
Spuit diisi 10cc sampai 20cc.
Tangan kiri petugas menekan bokong keatas dan tangan kanan
masukkan spuit pelan-pelan dengan arah kedepan.
Masukkan gliserin pelan-pelan serta anjurkan pasien untuk menarik
nafas panjang.
Cabut spuit gliserin, pasang pispot.
Setelah selesai pasien dirapikan serta peralatan dibersihkan.
3. Catatan :
Hindari tindakan yang membuat pasien malu.
Tindakan ini tak boleh dilakukan pada pasien TYPOID serta
KEBAKATAN KEGUGURAN.
Observasi setelah dilakukan tindakan tersebut.

48
Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA PENANGANAN LUKA GIGITAN
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Luka gigitan adalah luka yang diakibatkan oleh gigitan atau sengatan
mulai dari mahluk yang paling kecil (semut) sampai mahluk yang paling
besar (ikan paus) atau bahkan oleh mahluk yang beradab yakkni
manusia.
Akibat gigitan bisa terjadi :
1. Luka.
2. Infeksi.
3. Akibat bisa atau racun.
Tujuan Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara
penatalaksanaan luka gigitan di IGD agar penderita dapat ditangani
dengan lebih tepat. Cepat dan cermat dalam upaya :
1. Memberikan perawatan luka.
2. Mencegah infeksi.
3. Menanggulangi akibat toksin yang masuk
Kebijakan Prosedur ini berlaku di IGD RS Mitra Siaga
Prosedur Secara umum penatalaksanaan meliputi :
1. Perawatan luka :
Luka tusuk (Vulnus ictum).
Dilakukan cross incise untuk membuat suasana aerob.
Dicuci dengan perhidrol.
Dibilas dengan PZ.
Luka terbuka (Vulnus appertum).
Dicuci dengan perhidrol dan PZ.
Dilakukan debridiment.
Dilakukan penjahitan.
Amputasi
Dilakukan hemostasis.
Merawat stomp amputasi
2. Perawatan infeksi:
Perawatan bergantung pada kuman penyebab
3. Perawatan akibat toksin :

49
Akibat toksin berbahaya adalah distress nafas dan gangguan
sirkulasi.
Perawatan seperti perawatan Basic Life Support.
Pemberian antidotum.
Secara spesifik perawatan bergantung pada penyebab gigitan

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat, Logistik farmasi, Apotek

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA PENANGANAN LUKA GIGITAN ANJING
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Adalah penanganan luka gigitan anjing yang dapat mengakibatkan :
1. Luka tusuk
2. Luka robek
3. Penularan virus Rabies (yang paling berbahaya)

Tujuan Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara


penatalaksanaan luka gigitan di IGD agar penderita dapat ditangani
dengan lebih tepat. cepat dan cermat

Kebijakan Dilakukan sesuai prosedur.

Prosedur 1. Perawatan luka :


Lakukan pencucian dengan air sabun.
2. Pada luka tusuk :
Lakukan cross incisi.
Cuci dengan perhidrol.
Bilas dengan PZ.
Lakukan cauterisasi dengan Asam nitrat untuk mematikan virus
Rabies.
3. Pada luka robek :
Cuci dengan perhidrol.
Bilas dengan PZ.
Lakukan debridement.
Cauterisasi dengan Asam Nitrat.
Lakukan penjahitan.

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat, Apotek

50
RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA PENANGANAN LUKA GIGITAN ULAR
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Adalah penanganan luka gigitan ular
Tujuan Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara
penatalaksanaan luka gigitan di IGD agar penderita dapat ditangani
dengan lebih tepat. cepat dan cermat.
Kebijakan Dilakukan sesuai prosedur.
Prosedur 1. Diperlukan sikap yang cermat dalam penanganan gigitan ular.
Sikap hati-hati menentukan apakah luka gigitan disebabkan ular
berbisa atau bukan.
2. Cara menentukan gigitan ular berbisa atau tidak :
Ular yang menggigit :
Hal ini sangat sulit karena biasanya ular yang menggigit tidak
berhasil ditemukan.
Bekas gigitan :
Ular Beracun : Ular tidak beracun
Bekas luka gigitan hanya 2 Bekas luka gigitan ada 4
lubang berjajar lubang berderet
Luka bekas gigitan ada Luka berbentuk goresan yang
gangguan perdarahan tidak dalam
Didapatkan ecchymosis Tidak didapatkan ecchymosis
Bisa berupa luka robek
Bengkak, didapatkan
vesiculer sampai dengan
nekrosis

3. Tanda-tanda klinis
Pada ular tak berbisa tidak didapatkan tanda-tanda klinis.
Pada ular berbisa tanda klinis tampak dalam beberrapa menit bergantung
pada jenis ular, jumlah toksin yang masuk dan tempat gigitan.
Tanda klinis bisa berupa :
Lokal
Kulit sekitar tampak oedema bisa terlihat vesicle
sampai necrosis.
Perdarahan sulit berhenti atau adanya

51
ecchymosis.
Kulit menjadi hipersensitif atau kadang
anaestasi.
Sistemik.
Hemolisis.
Gangguan pembekuan darah.
Terjadi perdarahan spontan : epistaksis,
hematuria.
Nyeri kepala.

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA PENANGANAN LUKA GIGITAN ULAR
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Prosedur Disorientasi.
Mual, muntah.
Berkeringat banyak.
Kejang.
Nadi meningkat tensi turun.
Gangguan pernafasan.
Penurunan kesadaran sampai coma.
4. Lakukan anamnesa dengan cermat, jenis ular, kapan dan dimana
terjadinya.
5. Periksa tempat gigitan dan cari tanda-tanda klinis.
6. Imobilisasi
Dilakukan imobilisasi dengan bidai. Gigitan ular 80% terjadi pada
ekstremitas, bila daerah ini terus digerakkan maka penyebaran toksin
akan dipercepat 30%.
7. Tourniket
Dahulu cara ini sangat efektif untuk mencegah penyebaran bisa ular,
tetapi akhir-akhir ini tidak banyak bermanfaat. Tourniket dibuka bila
infus sudah terpasang
8. Incisi dan irigasi
Dilakukan pada gigitan yang baru. Masih efektif dalam 30 menit
sampai I jam setelah gigitan
9. Eksisi luka
Dianjurkan melakukan eksisi luka yang baru (1-6 jam) bila lebih dari
6 jam, luka dicuci dengan cairan steril.
10. Diberika SABU (serum anti bisa ular)
SABU diberikan bila penderita tidak dalam keadaan shock
Grade 0-1 tidak perlu SABU, grade 2-3-4 ampul iv, grade 3 5-15
ampul perinfus, grade 4 20 ampul perinfus dalam 7 hari.
11. Pengobatan suportif
Volume darah yang hilang akibat lisis dari sel-sel darah dan
gangguan hemopoetik diatasi dengan tranfusi dan plasma
12. Analgetik
13. Antibiotika
14. ATS profilaksis

52
Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA REKONSTRUKSI
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian REKONTRUKSI adalah :
Tindakan mencoba menyatukan kembali kontinuitas jaringan yang
terputus sebagian oleh karena ruda paksa
AMPUTASI adalah :
Tindakan pemutusan jaringan jarri yang telah mengalami necrose atau
yang diperkirakan akan terjadi necrose disertai dengan informed concent
yang jelas
Tujuan 1. Penyembuhan lebih cepat tanpa mengabaikan nilai estetika.
2. Infeksi sekunder dapat dicegah / dikurangi
Kebijakan Dilakukan sesuai dengan prosedur.
Prosedur 1. Indikasi rekontruksi :
Vulnus apertum dengan rekontruksi masih baik, dan vulnus apertum
dengan vascularisasi jelek tetapi menolak di amputasi
2. Indikasi amputasi :
Vulnus apertum dengan vaskularisasi jelek.
Rekontruksi gagal.
Vulnus apertum dengan ujung jari tidak tertutup jaringan.
3. Persiapan Alat :
Minor set.
Handle mess.
Mess.
Pehacain lidocain.
Spuit 3 cc .
Gunting plester.
Kassa steril.
Bethadine.
H2O2.
RL / NaCL
Spalk.
Alkohol 70%
4. Pelaksanaan :
Cuci tangan dengan pakai handscoon.

53
Disinfeksi dengan alkohol kemudian alkohol diulang dengan
betadine.
Lakukan injeksi anaestesi local pada proximal luka.
Bersihkan luka dari corpal atau jaringan nekrose.
Pertimbangkanlah melakukan untuk dilakukan rekontruksi sebelum
melakukan amputasi.
Jika memungkinkan untuk rekontruksi, setelah luka bersih
pertemukan jaringan dan kulit dengan cara di jahit.
Jika tidak memungkinkan untuk direkontruksi lakukan pemisahan
antara jaringan dan tulang dengan cara diseksi menggunakan
mess.

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA REKONSTRUKSI
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Prosedur Diseksi ini dilakukan sampai dengan sendi di atas luka dan jika
jaringan kulit masih bisa menutup, diseksi tidak perlu sampai
sendi. Dalam kasus ini tidak perlu menghilangkan satu ruas jari
cukup tulang tersebut di potong kemudian jaringan kulit
disambungkan dengan cara dijahit.
Lakukan penutupan daerah luka dengan sofratulle kemudian tutup
dengan kassa steril.
Jika terdapat fraktur fixasi dengan spalk.
Rapikan alat dengan perawat cuci tangan

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

54
RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA PENANGANAN CEDERA MUKA DAN LEHER
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian Cedera muka dan leher adalah suatu ruda paksa / trauma yang terjadi
ddi daerah muka dan atau leher, baik itu trauma tajam maupun trauma
tumpul, termasuk disini fraktur maksilofasial.

Tujuan Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara melakukan
penanganan cedera muka dan leher di IGD agar penderita dapat
ditangani dengan baik tepat, cepat dan cermat.

Kebijakan Dilakukan sesuai dengan prosedur.

Prosedur Pada prinsipnya penanganan trauma muka dan leher meliputi :


1. Penanganan trauma muka dan leher dengan gangguan kesadaran :
Bebaskan airway kalau perlu dapat dilakukan trecheostomy, sambil
control cervical spine.
Kontrol breating dengan pemberian oksigen.
Kontrol sirkulasi.
Penanganan definitive bila ada fraktur maksilofasial yang sebagian besar
berupa jalan pembedahan, reposisi dan immobilisasi, bila kondisi
penderita sudah stabil.
2. Penanganan trauma muka dan leher tanpa gangguan kesadaran :
Penderita di masukkan IRNA dan diobservasi paling sedikit selama 24
jam, untuk mencegah kemungkinan terjadinya obstruksi jalan napas atas
karena proses oedema pada jaringan lunak di daerah leher.
Setelah 24 jam penderita diobservasi di RS, dan tidak ditemukan tanda-
tanda obstruksi jalan napas atas, penderita dapat dipulangkan dengan
pesan untuk kontrol keesokan harinya atau segera kembali ke rumah
sakit bila terjadi gejala sumbatan pada jalan napasnya .

55
Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA PENANGANAN PENDERITA COMBUSTIO
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000
Pengertian Combustio adalah luka yang disebabkanauma termis, listrik, bahan
kimia dan radiasi yang mengenai kulit maupun jaringan bawah kulit.
Tujuan Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk mengatur tata cara melakukan
perawatan penderita combustio di IGD agar penderita dapat ditangani
dengan tepat, cepat dan cermat dalam upaya :
1. Mempercepat penyembuhan dan kosmetik.
2. Mencegah terjadinya infeksi, komplikasi, kontraktur dan kecacatan.
Kebijakan Dilakukan sesuai dengan prosedur.
Prosedur 1. Persiapan alat :
Alat yang steril :
Waskom.
Pinset anatomis.
Pinset chirrugi.
Hand mess.
Doek.
Gass.
Handscoon.
Bistouri.
Disposible spuit.
Alat yang tidak steril :
Verband.
Gunting verband.
Plester.
Neirbecken.
Obat.
Boorwater
Svlon.
Silversulfadiazin cream.
Analgestik.
2. Pelaksanaan.
Jalan napas harus betul-betul diperhatikan.
Cairan :
Orang dewasa > 20% ) pada tingkat II dan III harus diberikan.
Anak-anak > 15% ) cairan.
Cairan yang dipilih : Ringer Laktat berdasarkan rumus
“Baxter”

56
Pada dewasa 4cc/kgBB/%/24 jam
Pada anak-anak 2cc/kgBB/% + kebutuhan cairan basal
dengan perbandingan kristaloid : koloid = 17 : 3
(menurut Moncrief).
½ nya diberikan 8 jam pertama
½ nya diberikan 16 jam berikutnya.

RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA PENANGANAN PENDERITA COMBUSTIO
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Prosedur Dalam hal ini semua yang paling penting ialah observasi
produksi urine setiap jam.
Bila tanda-tanda sepsis diberikan antibiotika sesuai hasil kultur,
sebagai dasar diberikan penisilin G, atau Sefalosporin Gen I.
Analgesik untuk mengurangi nyeri .
Makanan tinggi kalori.
Proflaksis tetanus diberikan toksoid, bila sebelumnya telah mendapat
dasar imunisasi. Bila sebelumnya tidak mendapat imunisasi
maka diberikan “human immune globulin” 500 unit.
Lukanya : diolesi krim silver sulfadiasin.
Untuk yang rawat inap  secara terbuka
Untuk poliklinik  secara tertutup.
Untuk luka bakar yang mengenai kaki/tangan melingkar jangan lupa
melakukan fasiotomi.
Tandur alih kulit dilakukan bila luka tersebut tidak sembuh-sembuh
dalam waktu 2 minggu dengan diameter > 3 cm.
Rehabilitasi
Untuk luka bakar listrik dan bahan kimia, prinsip perawatan
sama seperti pada luka bakar pada umumnya.

Unit Terkait Instalasi Gawat Darurat, Logistik farmasi, Apotek

57
RUMAH SAKIT
MITRA SIAGA SYOK ANAFILAKTIK
TEGAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/1

Ditetapkan,
Tanggal Terbit RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
Direktur

Prosedur Tetap

dr. Wahyu Heru Triyono, M.Kes


NIP. 205.30.08.63.000

Pengertian Syok adalah suatu kegagalan sisatem sirkulasi secara akut sehingga
menyebabkan perfusi jaringan tidak adekuat dan cedera pada beberapa
organ tubuh.
Syok anafilaktik adalah syok yang diakibatkan oleh reaksi anafilaktik
yang disertai hipotensi dengan atau tanpa penurunan kesadaran.

Tujuan Agar penanganan pasien dengan syok anafilaktik dapat dilakukan dengan
cepat dan benar sehingga dapat mencegah komplikasi yang lebih fatal.

Kebijakan Penanganan dilakukan sesuai dengan prosedur

Prosedur 1. Posisi terbaik, ventilasi tidak terhambat. Letakkan pasien dengan


posisi kaki lebih tinggi dari kepala untuk meningkatkan aliran darah
balik vena dalam usaha untuk meningklatkan curah jantung dan
meningkatkan tekanan darah.
2. Saluran nafas tetap terbuka.
3. Kateter IV : kristaloid
4. Obat-obatan :
Adrenalin 0,3 – 0,5 mg IM (sedang) 0,1 – 0,2 mg IV (berat)
diencerkan dalam NaCl 0,9, atau pada penderita anak dapat
diberikan 0,01μg/kgBB didapat diulang setiap 5 – 10 menit
dapat dilanjutkan dengan adrenalin/dopamin drips.
Difenhidraminn 50 mg IV/IM
Glukokortiroid 100-250 mg hidrokortison sodium suksinat IV atau
500 – 100 mg metilprednisolon sodium suksinat IV, dapat
diulang tiap 1 – 4 jam.
Aminofilin 6 mg / kg BB dalam 50 – 100 ml NaCl 0,9% selama 20-
30 menit, teruskan drips (bila ada spasmebronkhkus).
5. Jika syok sudah teratasi penderita diobservasi dulu selama kurang
lebih 4 jam atau atau dilakukan rawat inap untuk observasi.

58
Unit Terkait IGD, IRJA, IRNA

59

Anda mungkin juga menyukai