Anda di halaman 1dari 51

STANDART PROSEDUR

OPERASIONAL
MEDIS

KLINIK SITI KHODIJAH KABUPATEN TEGAL


JL. MT Haryono Kabupaten Tegal
2017
TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DOKTER
KLINIK RAWAT JALAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


01/VIII/2017 2 1 DARI 2
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

PENGERTIAN

Batasan-batasan yang boleh dikerjakan dan menjadi kewenangan dokter klinik rawat
jalan

TUJUAN

Dokter dapat melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya.

PROSEDUR.

1. Memberikan pelayanan medis kepada pasien yang datang berobat :


a. Pemeriksaan fisik
b. Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium
 Radiologi
c. Tindakan :
 Medikasi ringan
 Rujukan
d. Terapi
 Terapi farmakologi
 Terapi non farmakologi
e. Penentuan perawatan
2. Mengisi rekam medis rawat jalan
3. Membuat surat keterangan dokter baik surat keterangan sehat atau sakit
TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DOKTER JAGA
INSTALASI GAWAT DARURAT

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


01/VIII/2017 2 1 DARI 2
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

PENGERTIAN

Batasan-batasan yang boleh dikerjakan dan menjadi kewenangan dokter Instalasi


Gawat Darurat

TUJUAN

Dokter jaga Instalasi Gawat Darurat dapat melaksanakan tugas sesuai dengan
fungsinya.

PROSEDUR
1. Menilai penderita dalam kegawatan dan kedaruratan ( melaksanakan triage
).
2. Memberikan pelayanan medis kepada pasien gawat maupun tidak gawat
yang datang ke Instalasi Gawat Darurat
a. Pemeriksaan fisik
b. Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium
 Radiologi
c. Tindakan :
 Resusitasi
 Tindakan bedah dan non bedah
d. Terapi
 Terapi farmakologi
 Terapi non farmakologi
e. Penentuan perawatan
3. Mengawasi atau mengobservasi pasien yang dirawat di ruang observasi
a. Keadaan umum pasien
b. Tanda-tanda vital
c. Keadaan lain (missal : perdarahan, muntah, diare )
4. Mengisi rekam medis rawat jalan dan rawat inap
5. Membuat laporan dokter jaga untuk kasus-kasus penting
6. Berfungsi juga sebagai dokter jaga rawat inap
7. Menandatangani surat kematian bagi pasien yang meninggal di Instalasi Gawat
Darurat
BATASAN-BATASAN TINDAKAN MEDIS
DOKTER IGD

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


02/VIII/2017 2 1 DARI 1
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

I. Tindakan medis yang boleh / wajib dilakukan oleh dokter IGD

a. Melakukan toilet luka / Debridement sampai penjahitan luka, yang


terjadi pada perlukaan – perlukaan sederhan kecuali, perlukaan :
 Di mata
 Rongga mulut
 Tembus Rongga dada
 Yang mengenai saraf perifer
 Yang mengenai tendon
 Perlukaan yang sangat luas
b. Menghentikan perdarahan sementara
c. Tindakan-tindakan yang diperlukan untuk live saving
d. Tindakan medis lain atas seijin dokter konsulen juga

II. Dokter jaga IGD diperbolehkan melakukan tindakan medis tidak darurat
(elektif)

III. Melakukan Resusitasi


Tindakan untuk menyelamatkan hidup penderita yang meliputi:
a. Bantuan hidup dasar (BHD)
b. Bantuan hidup lanjut (BHL)

IV. Perawatan
Pemberian asuhan keperawatan oleh perawat IGD, khususnya untuk
pasien di ruang observasi.
RESUSITASI JANTUNG DAN PARU

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


03/VIII/2017 2 1 DARI 2
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

TUJUAN
Mengembalikan fungsi sistem pernafasan, peredaran darah dan saraf yang
terhenti sewaktu-waktu agar menjadi normal kembali.

PROSEDUR

I. Bantuan hidup dasar (BHD)


Tahap-tahap:
ABC ( airway, britiating, circulation )

A. 1. jaga agar jalan nafas tetap terbuka


- periksa jalan nafas
- ekstensi kepala, pada anak jangan terlalu dekat
- mulut dibuka dan dagu ditarik ke bawah
2. cegah aspirasi
3. bersihkan jalan nafas

B. 1. jalan nafas spontan (-) ventilasi buatan


- mulut ke mulut
- mulut ke hidung dan mulut (pada bayi / anak kecil )
- mulut ke hidung
- dengan ambubag
- pasang O2
2. bila ada benda asing =>hentak abdomen ( maneuver hemligh )
3. bila semua di atas gagal => intubasi endotrakhea/trakheostomi

C. 1. Bila denyut arteri tidak teraba => pasien dibaringkan dialas


yang keras untuk kompresi jantung luar
- 1 penolong : 15 kompresi 2 ventilasi
- 2 penolong : 5 kompresi 1 ventilasi
2. Sesudah 4 siklus kompresi – ventilasi -=> evaluasi, bila
denyut arteri carotis masih (-) lanjutkan lagi dst.
Hasil : penderita sadar kembali
3. Penderita dinyatakan meninggal
4. Penderita belum dapat dinyatakan meninggal bila timbul
denyut jantung spontan => bantuan hidup lanjut
RESUSITASI JANTUNG DAN PARU

HALAMAN
NO. DOKUMEN NO. REVISI 2 DARI 2
01/VIII/2017

II. BANTUAN HIDUP LANJUT (BHL )

Tahap-tahap : DEF ( Drug dan Fluid, EKG, Fibrilation Treatment )

D.1. Pemberian cairan


2. Pemberian obat-obatan :

a. Adrenalin
- Dosis dewasa ½ sampai 1 ml (konsentrasi 1/1000) IV
Dosis dapat diulang setelah 5 menit
Dosis anak : 0,1 ml / kg BB IV larutan 1/10000
- Setelah sirkulasi spontan berikan infus D5% + 1 ampul adrenalin
5-10 tetes permenit

b. Ca Clorida
- Pada orang dewasa diberikan Ca Clorida 10% dengan dosis awal
5 ml IV , dapat diulang setiap 10 menit

c. Na Bikarbonat
Dosis awal 1 meq/kg BB IV (diencerkan dulu dengan D5% ),
dapat diulang 1/2 dosis setelah 5-10 menit

d.Sulfas Atropin
- digunakan bila denyut nadi kurang dari 50 kali/menit dan hipotensi
- digunakan dewasa 0,25 mg ( 1-2 ampul ) IV, dapat diulang
seperlunya
- Dosis anak-anak 0,01 mg/kg BB IV

e. Lidokain
digunakan bila ada multi fokal takikardi ventrikel.
Dosis 1 mg/kg BB dengan bolus IV secara pelan.

E. EKG
Mengevaluasi jenis aritmia dan menentukan terapi.

F. Terapi Fibrilasi
HENTI JANTUNG

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


04/VIII/2017 2 1 DARI 1
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

TUJUAN

Memberikan pertolongan pertama pada penderita henti jantung

PROSEDUR

1. Segera melakukan resusitasi jantung paru atau bantuan hidup dasar


Hasil:
> penderita sadar
> penderita dinyatakan meninggal
> penderita belum dinyatakan meninggal
2. Bila penderita belum dinyatakan meninggal dan timbul denyut jantung
Spontan, lanjutkan dengan bantuan hidup lanjut
Hasil:
> penderita sadar kembali
> penderita dinyatakan meninggal
3. Bila penderita sadar kembali dengan denyut jantung dan jalan nafas spontan,
Rujuk segera ke RS
SYOK

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


05/VIII/2017 2 1 DARI 2
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

TUJUAN
Memperbaiki sirkulasi darah dan meningkatkan perfusi jaringan.

PROSEDUR

A. PENATALAKSANAAN UMUM
1. Posisi terlentang (kepala setinggi dada, tungkai lurus diangkat 20 derajat )
2. Jaga jalan nafas, pasang O2 jika perlu resusitasi
3. Pasang infus dan DC
4. Monitoring keadaan umum, vital sign dan diuresis
5. rujuk segera ke RS setelah dilakukan stabilisasi pada pasien

B. PENATALAKSANAAN KHUSUS
1. Syok hipovolemi
 Bila disebabkan oleh GE : infus RL guyur
 Bila disebabkan perdarahan, tranfusi, sementara infuse RL dulu dengan
tranfusi set.
2. Syok septik
 Biakan kuman
 Tes faal hemostatik : CT, BT, Ht, Trombosit
 Antibiotik parenteral sebelum ada hasil biakan kuman dapat
diberikan :
Golongan sefelosporin atau golongan penisilin – am inoglikosid
3. Syok neurogenik
 Berikan analgesik misalnya : profenid, tramal
4. Syok Kardiogenik
 Berikan analgesik : petidin 50-100 mg IM
 Sedatif : diazepam 3 x (2-5 mg ) per hari
 Obat-obatan lain sesuai dengan primer

SYOK
4. Syok Anafilaktik

Dewasa

 Adrenalin 1/10000 0,3-0,5 cc (SC/IM ) dapat diulang 5-15 menit


 Bila diberikan IV encerkan dahulu 10x (1 : 10 )
 Infus NaCl 0,9 % guyur
 Dexamethasone 0,5 /kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis
 Aminofilin 3-4 mg/kg BB/hari IV pelan

Anak

Adrenalin 1/1000 0,1 – 0,3 (SC ) dapat diulang 5 - 15 menit


Infus NaCL 0,9 % guyur
Dexamethasone 0,5/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis
Aminofilin 3-4 mg/kgBB/ hari IV pelan

PENANGANAN TRAUMA KEPALA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


06/VIII/2017 2 1 DARI 1
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

TUJUAN

- Memperbaiki keadaan umum dan gangguan fungsi vital


- Mengatasi gejala yang ada

PROSEDUR

1. Anamnesa

2. Periksa vital sign

3. Periksa luka-luka lain, patah tulang bila ada

4. Riwayat pingsan (-), lain-lain baik maka :


a. berikan terapi simtomatis seperti : analgetik dan antiemetik
b. pasien boleh pulang

5. Riwayat pingsan (+) pasien sadar maka :


a. berikan terapi simtomatis
b. sarankan rawat inap infus RL atau 2A, RD5% atau NaCl
c. obat – obatan : nicholin atau notropil homeostatic ( adona )
analgetik dan anti emetic

6. Penderita tidak sadar ( Penurunan kesadaran ) maka :


a. observasi vital sign
b. kaji tingkat kesadaran pasien (GCS )
c. bebaskan jalan nafas
d. berikan O2
e. rujuk segera pasien ke RS

PENANGANAN KOLIK GINJAL / URETER

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


06/VIII/2017 2 1 DARI 1
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

TUJUAN

- Mengurangi rasa sakit

PROSEDUR

1. Periksa tanda- tanda vital


2. Beri obat simtomatik, analgesik, antispasmodik ( misalnya baralgin )
3. Kalau perlu beri sedative ( misalnya diazepam )
4. Observasi
5. Pasien pulang/rawat inap

PENANGANAN KEJANG

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


07/VIII/2017 2 1 DARI 1
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

TUJUAN

Mengatasi kejang secepatnya agar tidak menimbulkan status konvulsif dan


apabila sudah dalam keadaan status konvulsif segera tertangani dengan adequat.

PROSEDUR

1 Bebaskan jalan nafas, beri O2, hisap lendir


2. Antara kedua rahang diletakkan tongue spatel yang telah dibalut
dengan kasa agar lidah tidak tergigit
3. Longgarkan pakaian
4. Monitor tingkat kesadaran, keadaaan umum dan tanda-tanda vital
5. Beri obat anti konvulsan
a. Anak-anak
> diazepam per rectal / stesolid rectal
dosis BB < 10 Kg = 5 mg/kali
BB >10 Kg = 10mg /kali
> diazepam intra vena
dosis = 0,3 – 0,5 mg/Kg BB/kali
tunggu 15 – 20 menit dan awasi tanda vital. Bila kejang belum
berhenti ulangi lagi dengan dosis yang sama.
Dapat diulang 3 kali.
b. Dewasa
diazepam intra vena dosis = 10 -20 mg iv pelan
Bila kejang belum berhenti, ulangi lagi dengan dosis yang sama
maksimal 3 kali, setelah 30-60 menit dari suntikan sebelumnya.
6. Bila panas tinggi kompres dengan air hangat
7. Pasang infus RL / D5% / D1/4 NS
8. Bila Status Konvulsivus drip Valium 3 mg/kgBB/jam
9. Obat – obatan tambahan :
> Parasetamol 10 – 20 mg/Kg BB/ kali
> Dexamethason ½ - 1 ampul / 6 jam
> Antibiotika bila ada infeksi
10. Rawat inap, bila kejang belum berhenti rujuk ke RS

SERANGAN ASMA AKUT DAN STATUS ASMATIKUS

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


08/VIII/2017 2 1 DARI 1
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

TUJUAN
1. Menghindari / mengobati faktor pencetus
2. Mempertahankan fungsi pernafasan

PROSEDUR
1. Anamnesa
2. Monitor tanda – tanda vital
3. Berikan O2
4. Nebulizer ( Pulmicort dan Terbutalin )
5. Berikan obat – obatan :
> Aminophilin dengan dosis 5-6 mg/Kg BB diencerkan dengan
D5% 10 cc Disuntikan secara pelan, atau bisa juga :
> Adrenalin 1/1000 yaitu 0,3 – 0,5 ml subcutan, dapat diulang
sampai 13 Kali
Adrenalin tidak boleh diberikan bila:
a. Hipertensi
b. Riwayat penyakit jantung
c. Umur pasien lebih dari 40 tahun
d. Denyut nadi lebih dari 120 kali permenit
5. Pasang infus D5 %
6. Berikan aminophilin drip ( 1 ampul aminophilin 240 mg, dalam D5% 500 cc
sebanyak 20 tetes permenit )
7. Beri kortikosteroid : Dexamethasom 5-10 mg per IV
8. Rawat inap jika keadaan memburuk segera rujuk ke RS

PENANGANAN PATAH TULANG

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


09/VIII/2017 2 1 DARI 1
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

TUJUAN
1. Mengatasi keadaan yang lebih penting yang terjadi bersama fraktur ,
Misalnya: perdarahan, syok
2. Mencegah kerusakan / komplikasi lebih lanjaut.

PROSEDUR
1. Anamnesa
2. Periksa vital sign
3. Bila ada perdarahan : hentikan bila perdarahan banyak, pasang infus RL
4. Frktur tertutup :
a. Lakukan fiksasi / mobilisasi sementara dengan pembidaian
b. Bila perlu berikan analgesik
c. Rujuk ke RS

2. Fraktur terbuka
a. Bersihkan luka dengan larutan garam fisiologis : NaCl
b. Pada luka yang dalam perlu dibersihkan bila perlu dengan
perhidrol 0,3 %
c. Penutupan luka dengan jahitan situasi
d. Fiksasi / imobilisasi sementara
e. Tutup luka dengsn kassa steril
f. Beriksn obat – obatan Analgetik, Antibiotik, ATS profilaksis

3. Rujuk pasien ke RS

PE
NANGANAN LUKA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


09/VIII/2017 2 1 DARI 2
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

TUJUAN
Mencegah komplikasi luka misalnya: infeksi, cacat dan gangguan sirkulasi

PROSEDUR
Penatalaksanaan luka tergantung pada jenis luka:
1. Contusio (memar )
- periksa apakah ada fraktur atau kerusakan organ dalam
- kompres es
- obat – obatan : lasonil, trombophop, dll

2. Abrasi / eksoriasi ( lecet )


- pembersihan luka
- pemberian antiseptik
- dapat dibiarkan terbuka atau tertutup

3. Hematom ( bengkak )
- biasanya diserap sendiri
- kalau perlu : aspirasi

4. laserasi ( luka robek/iris )


- debridement
- atasi perdarahan
- periksa apakah ada kerusakan syaraf, tendo atau benda asing
- penutupan atau penjahitan luka
- bila luka kotor / kena tanah, berikan ATS profilaksis
- obat-obatan : antibiotika, analgetika

5. Luka tusuk
a. kecil (misalnya : kena paku atau kawat )
- insisi silang
- ATS profilaksis
- Obat-obatan : antibiotika, analgetika
b. besar / dalam
- debridement
- atasi perdarahan
- periksa dalamnya luka dan kerusakan organ-organ
dalamnya

PENANGANAN LUKA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


09/VIII/2017 2 2 DARI 2

- penutupan / penjahitan luka


- ATS profilaksis
- Obat-obatan : antibiotika, analgetika

6. Benda asing
- bila terlihat langsung dikeluarkan
- bila tak telihat -> eksplorasi, bila bendanya logam -> rujuk RS
- Obat-obatan : antibiotika, analgetika,ATS

7. Luka tembak
- segera rujuk ke RS

8. Luka bakar
Tentukan luas luka bakar :
- Jaga pernapasan, berikan O2
- Bila sesak nafas segera pasang ET
- Terapi cairan : RL
Jumlah cairan : 4 cc/kg BB x % luka bakar
½ - > dalam 8 jam berikutnya
½ - . dalam 16 jam berikutnya
- Terapi topical : Burnazim zalf, dermasin salf
- ATS profilaksis
- Obat-obatan :antibiotika, analgetika
- Pencegahan stressulcer : cimetidin, ranitidine

9. Luka karena trauma listrik


- Awasi tanda-tanda vital
- Perawatan luka
- Jika kejang : diazepam IV/ rectal, O2, cairan yang sesuai
- Antibiotika
- Rujuk pasien ke RS

MIOKARD INFARK

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


10/VIII/2017 2 1 DARI 1
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)
TUJUAN
Meringankan kerja jantung dan mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
serta mengatasi komplikasi

PROSEDUR
1. Awasi kesadaran, tensi, nadi, pernafasan
2. Berikan O2 4-6 liter/menit
3. Infus D5%
4. Mengatasi nyeri dan kegelisahan
- vasodilator coroner ( cedocard 5 mg )
- nitrat 5 mg precardial
- morfin 5 – 10 mg SC dapat diulang setiap ½ jam
- petidin 50 – 100 mg IV
- diazepam 5 – 10 mg IV
5. Rujuk pasien ke RS

P
AYAH JANTUNG AKUT

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


11/VIII/2017 2 1 DARI 1
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)
TUJUAN

1. Memperbaiki fungsi miokard, dengan cara :


> meningkatkan kembali kontratilitas jantung
> menurunkan beban hemodinamis jantung
> mengatasi retensi cairan
2. Memperbaiki oksigenasi jaringan tubuh

PROSEDUR

1. Pasien dalam posisi duduk / setengah duduk


2. Pasang O2 4 – 6 liter/menit
3. Periksa tanda – tanda vital
4. Obat – obatan :
a. Morfin 5 – 15 mg sc/im/iv
b. Digitalis cepat :
- Cedilanid 0,2 mg iv/im
- Digoksin 0,25 mg iv
Digitalisasi cepat tidak selalu diberikan
- Aminofilin, dosis 5 – 6 mg/kg BB iv pelan per drip infus
c. Lasik 40 mg/iv
5. Rujuk pasien ke RS

D
ENGUE HEMORAGIC FEVER

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


12/VIII/2017 2 1 DARI 1
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

TUJUAN
1. Memperbaiki keadaan umum
2. Mencegah / mengatasi komplikasi

PROSEDUR

A. DHF TANPA SYOK


1. Periksa vital sign dan tanda – tanda perdarahan
2. Infus Ringer Laktat
3. Obat – obatan bila pelu :
- Antipiretik (parasetamol )
- Anti muntah (piralen )
- Hemostatik (adona)

B. DHF DENGAN SYOK / DSS ( DENGUE SYOK SINDROM )


1. Periksa vital sign dan kesadaran
2. Nadi teraba cepat dan lemah, tensi kurang dan sama dengan
80mmHg – infuse RL 20 ml/kg BB/jam,jika nadi tak teraba, tensi
tak terukur – infuse RL guyur.
3. Berikan O2 2 liter/menit
4. Pasang DC buat balance cairan .Hati – hati terhadap hipervolume
( oedema paru ), periksa auskultasi paru
5. Rujuk pasien ke RS

T
ATALAKSANA DENGUE HEMORAGIC FEVER
PADA ANAK

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


12/VIII/2017 2 1 DARI 1
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

TUJUAN
1. Memperbaiki keadaan umum
2. Mencegah / mengatasi komplikasi

PROSEDUR
TATALAKSANA DENGUE HEMORAGIC FEVER
PADA ANAK

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


12/VIII/2017 2 2 DARI 2
TATALAKSANA DENGUE HEMORAGIC FEVER
PADA ANAK

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


12/VIII/2017 2 2 DARI 2
TATALAKSANA DENGUE HEMORAGIC FEVER
PADA ANAK

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


12/VIII/2017 2 2 DARI 2
G
ASTRO ENTERITIS

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


13/VIII/2017 2 1 DARI 1
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

TUJUAN

1. Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi syok


2. Mengganti elektrolit yang hilang
3. Memberantas dan mengatasi komplikasi yang terjadi

PROSEDUR

1. Pasang infus RL / Kristaloid


Jumlah infus yang diberikan :
a. Dewasa
Skor x Kg BB x 0,1 x liter ( Skor Daldiyono )
b. Anak _ anak :
- Umur < 12 bulan
Pemberian awal : 30 ml/Kg BB/1 jam
Pemberian selanjutnya : 10 ml/Kg BB/0,5 jam
- Umur > 12 bulan
Pemberian awal : 30 ml/Kg BB/0,5 jam
Pemberian selanjutnya : 10 ml/Kg BB/2,5 jam
2. Monitor KU, Tanda – tanda Vital dan kesadaran
3. Berikan terapi simptomatik dan kausatif
4. Atasi komplikasi bila ada
5. Periksa Laborat : Hb, Leco, Thrombo, faeses rutin
6. Rawat inap

K
OMA NON TRAUMATIK

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


14/VIII/2017 2 1 DARI 1
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

TUJUAN

1. Mempertahankan fungsi vital dan mencukupi kebutuhan tubuh


akan oksigen, cairan dan kalori
2. Memelihara personal higiene ( miksi dan defekasi )
3. Pemberian therapi simptomatik

PROSEDUR

1. Anamnesa sebab timbulnya koma


2. Jaga jalan nafas tetap terbuka, bersihkan jalan nafas dengan hisap lendir
3. Pasang O2
4. Monitor KU pasien, tingkat kesadaran, Tanda – tanda vital
5. Rujuk pasien ke RS

P
ASIEN TAK DIKENAL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
15/VIII/2017 2 1 DARI 1

Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

Pengertian
Pasien tak dikenal adalah pasien yang tidak disertai pengantar, tak membawa
kartu identitas dan atau datang dalam keadaan tak sadar/sudah meninggal.

Tujuan
Memberi pelayanan pada pasien yang tak dikenal.

Prosedur
1. Pasien tak dikenal diatasi kegawatannya.
2. Identifikasi pasien tak dikenal meliputi :
 Jenis kelamin : Mr. X
Mrs. Y
 Rambut
 Warna kulit
 TB ( Tinggi Badan )
 BB ( Berat Badan )
 Perkiraan umur
2. Lapor polisi
3. Jika kemudian pasien tidak ada yang bertanggungjawab maka dibuat
laporan lengkap ke bagian keuangan.
S
TROKE

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


16/VIII/2017 2 1 DARI 1
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

TUJUAN
1. Memberikan aliran darah ke otak
2. Mencegah komplikasi lebih lanjut

PROSEDUR

A. STROKE NON HEMORAGI


1. Kaji keadaan umum pasien, tingkat kesadaran
2. Membuka jalan nafas
3. Monitor tanda-tanda vital
4. Pasang O2
5. Pasang infus RL
6. Mengamati fungsi kerja jantung bila ada kelainan segera rujuk ke RS
B. STROKE HEMORAGI
1. Kaji keadaan umum pasien, tingkat kesadaran
2. Membuka jalan nafas
3. Monitor tanda-tanda vital
4. Pasang O2
5. Pasng infus RL
6. Mengamati fungsi kerja jantung bila ada kelainan segera dilakukan
tindakan
7. Berikan homeristatik : transamin 6x4 ampul IV, notropil 1 ampul IV,
diazepam 10 mg IV bila kejang
8. Rujuk pasien ke RS
PEMBERIAN OKSIGEN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


17/VIII/2017 2 1 DARI 1
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

I. PERSIAPAN ALAT

1. Tabung berisi oksigen dan flow meter


2. Botol pelembab berisi air sesuai ukuran dipasang pada tempatnya
3. Memasang slang nasal kanul / masker pada tempatnya

II. PELAKSANAAN

1. Memberikan penjelasan pada pasien


2. Mengatur posisi tidur pasien
3. Membuka flow meter dan mengatur dosis secara bertahap
4. Memasang slang nasal kanul / masker pada pasien
5. Memperhatikan reaksi pasien, pernafasan dan nadi
6. Mencatat dalam catatan tindakan perawatan waktu pelaksanaan, dosis
yang diberikan dan reaksi pasien.
MENGHISAP LENDIR

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


18/VIII/2017 2 1 DARI 1
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

I. PERSIAPAN ALAT

1. Mesin penghisap atau slim zuiquer


2. Selang penghisap lendir sesuai kebutuhan
3. Air untuk membilas pada tempatnya
4. Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam selang
5. Pincet anatomis untuk memegang selang
6. Tongue spatel yang terbugkus kain kassa

II. PELAKSANAAN
1. Memberitahu pasien tentang tindakan hisap lendir bila pasien sadar
2. Alat-alat didekatkan pada pasien
3. Selang dipasang pada mesin penghisap lendir
4. Mesin penghisap lendir dihidupkan
5. Mencoba apakah mesin penghisap berfungsi secara normal dengan
cara menghisap air pada tempat yang telah disediakan ( kom berisi air )
6. Menghisap lendir pasien, setiap kali sesudah menghisap lendir selang
dibilas dengan air bersih yang telah tersedia
7. Setelah selesai, mesin dimatikan
8. Selang direndam dalam cairan desinfektan yang tersedia
9. Alat dirapikan dan ditempatkan pada tempatnya
10.Mencatat dalam catatan perawatan tentang reaksi pasien, warna dan
jumlah lendir yang dikeluarkan
PENGGUNAAN AMBUBAG

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


19/VIII/2017 2 1 DARI 1
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

TUJUAN
Agar paru-paru dan jantung berfungsi kembali

PROSEDUR
1. Disiapkan ambubag dan masker atau face masker sesuai dengan
ukuran pasien
2. Mengatur posisi pasien ekstensi kepala
3. Masker atau face masker kita pasang pada ambubag
4. Memompa ambubag sesuai keadaan pasien, kemudian dilakukan
pijatan dada (Resusitasi jantung paru)
5. Mengawasi keadaan umum pasien
6. Membersihkan saluran pernafasan atas dengan penghisap lendir
7. Alat-alat yang telah digunakan dicuci dengan cairan desinfektan
8. Merapikan alat pada tempatnya
PEMASANGAN PIPA NASOGASTRIK

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


20/VIII/2017 2 1 DARI 3
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

INDIKASI :
1. Dekompresi lambung
2. Mengambil secret lambung
3. Memasukkan makanan atau obat – obatan
4. Mencuci lambung dari zat-zat toksik atau iritan
5. Menghentikan perdarahan dari esophagus, lambung atau usus

BAHAN DAN ALAT :


1. Pipa Nasogastrik
> pipa Levin terbuat dari karet dengan lumen tunggal untuk
intubasi lambung
> variasi dari Levin : nasogastrik plastik dan slam sump tube,
mempunyai lumen ganda, untuk drainage dan untuk
melindungi lambung dari tekanan negatif yang besar.
> Pipa Ewald
> Pipa Miller-Abbot, dengan lumen ganda, lumen pertama untuk
aspirasi cairan dan gas, lumen kedua dengan kantong udara di
ujung distalnya untuk memacu motilitas usus.
2. Cairan pelumas
3. Semprit irigasi berukuran 50 ml
4. Baskom untuk muntahan
5. Plester perekat
6. Gelas, es dan alat penghisap ( suction )

PROSEDUR TINDAKAN :
1. Tentukan posisi penderita antara lain :
- Posisi lateral kiri : Jika menghendaki pemasukan pipa ke lambung
- Posisi tenderelenburg : Untuk penderita yang hipotensif atau
komatous
- Posisi duduk : Mempekecil terjadinya refleks muntah dan
memudahkan
pemasukan pipa nasogastrik ke nasofaring
2. Memasukkan pipa karet nasogastrik ke dalam es untuk memperkeras
pipa hingga insersinya lebih mudah
3. Pipa dilumasi dengan cairan pelumas untuk memperkecil iritasi
terhadap mukosa
4. Pasang semprit irigasi pada ujung pipa
PEMASANGAN PIPA NASOGASTRIK

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


21/VIII/2017 2 2 DARI 3
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

5. Ukur panjang pipa yang dibutuhkan, caranya:


 Ukur jarak antara lubang hidung sampai prosesus sifoideus,
jarak ini kira-kira sama dengan pipa yang dibutuhkan untuk
mencapai lambung
 Tandai panjang jarak tersebut pada pipa dengan plester
6. Selidiki adakah riwayat trauma hidung untuk menentukan jalan yang
sesuai untuk pipa (nasal atau oral jika terdapat obstruksi hidung ).
7. Masukkan pipa :
a. Lakukan pelan-pelan dan hati-hati
b. Jika ada tahanan, putar pelan-pelan dan arahkan pipa ke bawah belakang
c. Dorong pipa ketika penderita menelan untuk memudahkan pemasukan
pipa
d. Mintalah penderita untuk menghisap pelan-pelan air gelas yang
disediakan ketika pipa sudah mencapai bagian posterior nosofaring.
Hal ini akan memperkecil resiko terjadinya muntah dan memudahkan
pemasukan pipa.
e.Masukan pipa nasogastrik sampai tanda plester dan letakkan plester
ke hidung.
2. Pipa segera dicabut jika terjadi gangguan pernafasan karena ini
menandakan bahwa pipa masuk ke bronkus.
3. Periksa posisi pipa nasogastrik, gunakan satu atau lebih cara-cara berikut:
- Ambil isi lambung dengan menghisap semprit 50 ml yang terpasang
pada ujung pipa
- Auskultasi dengan stetoskop ketika 50 ml udara dimasukkan, jika
posisi pipa benar suara aliran udara akan terdengar.
- Letakkan ujung pipa berisi air untuk melihat apakah terlihat gelembung
menunjukkan pipa masuk ke bronkus.
4. Hubungkan ujung pipa dengan alat yang dikehendaki, misalnya dengan
suction, pembilas lambung atau tabung makanan.
PEMASANGAN PIPA NASOGASTRIK

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


21/VIII/2017 2 3 DARI 3
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

Catatan :
1. Pikirkan terjadinya lilitan di orofaring atau esophagus dan kemudian pipa
buntu jika penderita tersedak atau muntah disekitar pipa.
2. Pikirkan kemungkinan pipa masuk paru-paru jika penderita jadi cianosis
dan sesak nafas.
3. Pertahankan agar pipa tidak buntu dengan irigasi dan reposisi.
4. Catat cairan yang masuk atau keluar.
5. Beri sedasi pada penderita jika ada indikasi untuk mencegah terlepasnya pipa
dan kenungkinan aspirasi isi lambung.

Komplikasi :
1. Aspirasi
2. Imbalansi elektrolit
3. Hiperventilasi
4. Bradikardi
5. Erosi mukosa hidung
6. Trauma mukosa hidung
7. Reflek esofagitis
INTUBASI ENDOTRAKHEAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


22/VIII/2017 2 1 DARI 3
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

I. ARTI DAN TUJUAN


- Intubasi endotrakheal adalah suatu tindakan memasukan pipa endotrakheal
ke dalam tracheal melalui mulut/hidung dan laring.
- Tujuan tindakan ini ialah agar jalan nafas dari mulut/hidung dan laring lancar.

II. TEKNIK INTUBASI ENDOTRAKHEAL


1. Pesiapan Alat :
- Laringoskop
Alat untuk membuka mulut dan sekaligus mencapai laring melihat glotis
- Pipa Endotrakheal
Pipa ini mempunyai berbagai ukuran yang didasarkan atas ukuran diameter
sebelah dalam dan ada yang mempunyai CUFF atau tidak. Hubungan antara
Ukuran pipa endotrakheal dan umur/BB pasien adalah sebagai berikut :

Umur/Berat badan Ukuran pipa


Baru lahir ( < 1 kg ) 2,5 (mm)
Baru lahir ( 1 - 3,5 Kg ) 3,0 (mm)
1-6 Bulan 3,5 (mm)
6-12 Bulan 4,0 (mm)
1-2 tahun 4,5 (mm)
3-4 tahun 5,0 (mm)
5-6 tahun 5,5 (mm)
6-7 tahun 6,0 (mm)
8-9 tahun 6,5 (mm)
9-10 tahun 7,0 (mm)
11-12 tahun 7,5 (mm)
12- 15 tahun 8,0 (mm)

- pipa orofaringeal ( Guedel ) untuk melindungi pipa endotrakheal dari gigitan


pasien
- penghisap lendir
- Persiapan lain seperti plester dan spuit tanpa jarum
2. Persiapan obat-obatan :
- Obat-obatan Emergency seperti adrenalin sulfas atropine, calsium glukonas,
natrium bicarbonat, lidokain.
- Obat untuk keperluan intubasi seperi Lidokain semprot, pelumas otot, obat
sedative/hipnotik, pelumas pipa ET.
INTUBASI ENDOTRAKHEAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


22/VIII/2017 2 2 dari 3

3. Persiapan lainnya
- Ambu bag
- Defribilator

CARA :
1. Intubasi secara terencana
a. Siapkan segala alat dan obat serta yang diperlukan seperti tersebut di atas.
b. Atur posisi pasien sedemikian rupa sehingga jalan nafas bebas dan pasien
dapat bernafas dengan baik, misalnya dengan mengganjal pundak / leher
pasien.
c. Berikan oksigen melalui sungkup (masker) dengan aliran 5-6 /menit
selama 3-5 menit dalam keadaan bernafas seperti biasa.
d. Berikan obat sedative (hipnotik) tergantung dengan yang tersedia dan
indikasi misalnya : Sodium Tiopentone, dengan dosis 5 mg/Kg iv.
e. Setelah refleks bulu mata hilang, berikan obat pelumas otot (tergantung
yang tersedia dan indikasinya),misalnya : suxamethonium dengan dosis
1 - 1,5 mg/Kg iv.
f. Begitu obat pelumas otot masuk segera lakukan nafas buatan sesuai dengan
pola pernafasan pasien sebelumnya sampai efek obat pelumas otot terlihat
yang lemasnya/lumpuhnya otot rangka, salah satu cara untuk
mengetahuinya antara lain dengan mencoba membuka mulut dengan
tangan.
g. Kemudian buka mulut dengan laringoskop, menyisihkan lidah kearah
samping kiri, menyusur sampai ke faring dan laring sampai terlihat
epiglotis dan glotis
h. Lakukan penyemprotan dengan larutan Lidokain spray (larutan 4% )ke
arah pangkal lidah, dinding belakang faring, epiglottis dan glotis.
i. Tunggu sebentar sambil membuat nafas buatan lagi ( ingat pasien tidak
dapat bernafas akibat kerja obat pelemas otot ) sampai 2-3 kali hembusan.
j. Lakukan tindakan seperti pada poin g sampai melihat bentuk glotis dalam
keadaan terbuka masukkan pipa ET melalui glotis dengan gentle sedemikian
rupa sehingga ujung pipa ET terletak 4-5 cm di Caudal Glotis atau CUFF
tepat di Caudal glotis.
k. Masukkan udara secukupnya ke dalam CUFF salah satu cara antara lain
memasukkan sedikit demi sedikit sambil melakukan hembusan melalui pipa
ET , bila tidak ada suara kebocoran berarti udara yang kita masukkan sudah
cukup.
l. Kontrol apakah suara suara hembusan nafas pada paru kanan sama dengan
paru kiri, dan usahakan agar sama yaitu dengan merubah letak atau ke sisi
pipa ET.
m. Setelah semua beres dalam arti tepat masuk ke dalam trachea, pasang pipa
orofaringeal untuk melindungi pipa ET dari gigitan kemudian fiksasi pada
pipa ET pada pipa dengan menggunakan plester.
INTUBASI ENDOTRAKHEAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


22/VIII/2017 2 3 dari 3

2. Intubasi Darurat
a. Segala persiapan seperti tersebut di atas harus tersedia (kalau berada di
ICU) atau cukup tersedia sesuai dengan kebutuhan dan kedaruratan.
b. Buka mulut dengan laringoskop dan lakukan tindakan seperti pada poin G
di atas. Bila mengalami kesukaran bisa dibantu menggunakan obat
sedative misalnya diazepam dengan dosis 0,4 - 0,5 mg.Kg iv.
c. Bersihkan dari segala lendir, sisa makanan atau lainnya dengan jalan
menghisapnya.
d. Setelah glotis terlihat lakukan tindakan selanjutnya seperti pada intubasi
terencana.
PENGGUNAAN OBAT-OBATAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


23/VIII/2017 2 1 DARI 20
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

ADRENALIN BITARTRAS

KOMPOSISI
Tiap ml mengandung adrenalin 1/1000 mg

INDIKASI
Asma bronchiale, syok anafilaktik, menahan perdarahan bila dipergunakan pada
pedarahan dari permukaan kulit dan selaput lendir, resusitasi jantung paru.

DOSIS
Pada resusitasi:
- Dosis dewasa
0,5 - 1 ml (konsentrasi 1/1000) secara IV dapat segera diberikan
tanpa menunggu hasil EKG. Dosis dapat diulang kembali selama kurang
lebih 5 menit.
- Dosis Anak
0,1 ml (konsentrasi 1/1000) kg BB IV

pada Syok Anafilaktik:


- Dosis Dewasa
Adrenalin 1/1000 0,3 – 0,5 ml SC/IM dapat diulang tiap 5- 15menit.
Bila diberikan IV diencerkan dulu 10 kali.
- Dosis Anak
Adrenalin 1/1000 0,1 - 0,3 ml SC dapat diulang tiap 5-15 menit.

Pada Asma Bronkhiale:


- Dosis Dewasa : 0,3 – 0,5 ml SC

PERHATIAN
Adrenalin jangan dicampur dengan BICNAT dalam 1 semprit atau infus
karena efeknya akan hilang.
PENGGUNAAN OBAT-OBATAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


23/VIII/2017 2 1 DARI 20

AMINOPHYLLIN

KOMPOSISI
Tiap ml mengandung Theophyllin – Ethylendiamin 24 mg
INDIKASI
Menstimuli pernafasan, melebarkan brnchi dan pembuluh nadi (termasuk
pembuluh nadi tajuk jantung), bekerja sebagai stimulan otot jantung.
Dipakai dalam asma bronchial, kelemahan jantung, pernafasan yang tertekan
(respiratory depression)
DOSIS DAN CARA PENGGUNAAN
> Aminophyllin bolus 5 – 6 mg/kg BB dalam D5 % 10 cc IV pelan
> Aminophyllin drip 0,6 mg/kg BB/jam
(aminophyllin 1 ampul dalam infus D5% 500 cc).

ATROPIN SULFAS

KOMPOSISI
Tiap ml mengandung atropine sulfas 0,25 mg
INDIKASI
- Parasimpatolitika, bila diberikan pada dosis terapi, akibat utama pada jantung
adalah kenaikan frekuensi denyut jantung.
- Antispasmodik pada kejang yang disebabkan oleh rangsangan parasimpatik.
- Menahan atau mengurangi keluarnya air ludah dan keringat, mengendorkan
kejang lambung, saluran empedu,dan usus.
- Secara lokal dipakai untuk melebarkan pupil dan melumpuhkan daya
akomodasi.
- Sebagai antidotum pada keracunan anticholesterinase, antara lain oleh
insektisida.
KONTRAINDIKASI
Glaukoma
DOSIS
> Pada bradikardi (denyut jantung < 50 kali / menit).
Dosis Dewasa : 0,25 – 0,5 mg I.V dapat diulang seperlunya
sampai dosis total 2 mg.
Dosis Anak : 0,01 mg/kg BB I.V

> Pada keracunan insektisida dan persenyawaan karbomat dan organofosfat.


Dosis Dewasa : 2 mg SK/T.M tiap 15 menit sampai tercapai
atropinisasi (muka merah , midriasis, takikardi,
hipersalivasi berhenti).
Dosis Anak : 0,015 – 0,05 mg/kg BB I.V tiap 5 – 10 menit
sampai tercapai atropinisasi.

> Pada keracunan jamur dapat diberikan 1 – 2 mg IM/IV


PENGGUNAAN OBAT-OBATAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


23/VIII/2017 2 1 DARI 20

TRAMADOL

KOMPOSISI
Tramal 50 injeksi : Tiap ampul berisi 1 ml mengandung 50 mg tramadol
hidroklorida.
Tramal 100 injeksi : Tiap ampul berisi 2 ml mengandung 50 mg tramadol
hidroklorida per ml.
INDIKASI
- Nyeri akut dan kronik yang berat
- Nyeri pasca aperasi
- Nyeri akibat tindakan diagnostik
KONTRA INDIKASI
- Intoksikasi akut dengan alcohol, hipnotika, analgesic atau obat-obat yang
mempengaruhi ssp lainnya.
- Penderita yang mendapat pengobatan penghambat MAO
- Penderita yang hipersensitif terhadap tramadol atau opiate.
DOSIS
Dosis yang diberikan sebaiknya disesuaikan dengan intensitas nyeri.
Dosis untuk orang dewasa dan anak di atas 14 tahun:
- Tramal 50 injeksi : 1-2 ampul I.V/I.M/SC
- Tramal 100 injeksi : 1 ampul I.V/I.M/SC
PERHATIAN
- Hati-hati bila digunakan pada penderita trauma kepala, peningkatan tekanan
intracranial, gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat atau hipersekresi
bronkus, karena dapat meningkatkan resiko kejang atau rejatan (syok).
- Sama seperti analgesic sentral lainnya, efek samping berikut dapat terjadi pada
pengobatan termal : mual, muntah, dyspepsia, obstipasi,lelah, sedasi, pusing,
pruritus, berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering dan sakit kepala.
- Pada kelebihan dosis dapat terjadi miosis, muntah, kolaps kardiovaskuler,
sedasi, koma, kejang dan depresi pernafasan.
- Penggunaan tramadol bersama dengan obat-obat yang bekerja pada ssp
( seperti tranquiliser, hipnotika ) dapat meningkatkan efek sedasinya dan
efek analgesiknya.
PENGGUNAAN OBAT-OBATAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


23/VIII/2017 2 1 DARI 20

LASIX/FARSIX
KOMPOSISI
Tiap ampul (2 ml) mengandung 20 mg furosemid
INDIKASI
 Ascites pada sirosis hepatic, oedema karena payah ginjal,oedem paru-paru,
oedema otak,keracunan barbiturat (diuresis paksa) dan hipertensi krisis,
oedem karena terbakar, hipertensi ringan sampai sedang.
 Oedem dan ascites karena payah jantung
KONTRA INDIKASI
 Anuria, koma hepatikum, hipokalemia, hiponatremi dan/atau hipovolemi
dengan atau tanpa hipotensi, hipersensitif terhadap sulfonamide
EFEK SAMPING
 Gangguan saluran cerna, kadang-kadang reaksi alergi seperti ruam kulit.
DOSIS
> Dewasa : 1-2 ampul i.m atau i.v (single dosis)
> Anak : 1 mg/kg BB/hari, maksimum 20 mg sehari.

D5% GLUKOSE INTRAVENOUS INFUSION

KOMPOSISI
Setiap liter larutan mengandung 50 g glukosa anhidrat
PEMBERIAN
Larutan jernih, tidak berwarna, steril, dan bebas pirogen
INDIKASI
Secara umum dipergunakan sebagai larutan nutrisi dengan kandungan kalori
sekitar 200 kalori perliter.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
Harus diberikan hati - hati pada penderita diabetes insipidus serta penderita
dengan kegagalan fungsi ginjal, keadaan prepost trauma dan sepsis darah.
EFEK SAMPING
Hiperglisemia efek osmotiknya dapat menyebabkan iritasi lokal anuria, oliguria,
dan cilcullatory collapse. Thrombophlebitis dapat terjadi gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit seperti : edema, hipokalemia, hipomagnesia, dan
hipofosfatemia.
KONTRA INDKASI
Hiperglisemia, diabetes insipidus dan penderita dengan “glucosegalactose
malabsorption syndrome”. Penderita anuria, intracranial atau intraspinal,
haemorrhage.
INTERAKSI OBAT
Larutan ini sebaiknya tidak ditambahkan pada tranfusi darah, karena akan
menggumpalkan sel darah merah dan kemungkinan terjadi hemolisis.
KEMASAN
Botol plastik 250 ml, 500 ml, 1000ml.
PENYIMPANAN
Pada suhu tidak lebih dari 25 derajat celcius
PENGGUNAAN OBAT-OBATAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


023VIII/2017 2 1 DARI 20

MEYLON

KOMPOSISI
Tiap ml mengandung Sodium Bicarbonat 84 mg.

INDIKASI
Untuk mengatasi asidosis metabolik berat

DOSIS AWAL
1 meq/Kg BB, dapat diulang dengan ½ dosis awal dalam waktu 5 – 10 menit

PERHATIAN
Pemberian Sodium Bicarbonat harus IV dan jangan dicampur dengan adrenalin /
dopamine dalam satu semprit / infus karena dapat menginaktifkan adrenalin dan
dopamine.

NOOTROPIL

KOMPOSISI
Injeksi 200 mg/ml : setiap ml larutan injeksi mengandung piracetam 200 mg.

INDIKASI
- Pengobatan infark cerebral
- Gejala pasca trauma (sakit kepala, vertigo, agitasi, gangguan ingatan dan
astenia).

KONTRA INDIKASI
- Penderita yang hipersensitif terhadap piracetam
- Penderita dengan insufisiensi ginjal yang berat (kreatinin klirens < 20 ml/
menit).

DOSIS
- Dosis lazim dewasa : 3 x 1 gr/hari atau IV.

PERHATIAN
Hati-hati pemakaian pada penderita insufisiensi ginjal, wanita hamil dan
menyusui.
PENGGUNAAN OBAT-OBATAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


23/VIII/2017 2 1 DARI 20

METOKLOPRAMIDE

KOMPOSISI
Priperan injeksi : Tiap 1 ml injeksi mengandung Metoclopramide base 20 mg.

INDIKASI
- Untuk meringankan/mengurangi gastroparesis akut dan yang kambuh kembali.
- Untuk menghilangkan rasa panas sehubungan dengan reflux esophagus.
- Untuk menanggulangi mual dan muntah metabolik karena obat sesudah
operasi.

KONTRA INDIKASI
Penderita epilepsi, keadaan perdarahan intestinal, obstruksi mekanik atau
perforasi, pheochromocytoma.

DOSIS
Pada keadaaan akut : 1 amp / IM / IV dapat diulang bila perlu.

KETOPROFEN

KOMPOSISI
Profenid IM : Tiap ampul (2 ml ) mengandung 100 mg ketoprofen.

INDIKASI
- Rematik inflamasi kronik
- Artritis akut dan poliartritis
- Skiatika dan nyeri pada punggung bawah
- Eksaserbasi kongestif pada osteoarthritis
- Nyeri yang disebabkan oleh inflamasi akut dan kronis

KONTRA INDIKASI
Pasien-pasien peptic ulcer atau penyakit-penyakit inflamasi akut pada traktus
Gastrointestinal.

DOSIS
Profenid IM : 1 amp/hari.
PENGGUNAAN OBAT-OBATAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


23/VIII/2017 2 1 DARI 20

STESOLID RECTAL TUBE

KOMPOSISI
Tiap tube mengandung Diazepam 5 mg / 2,5 ml dan 10 mg/2,5 ml

INDIKASI
Stesolid rectal tube sangat sesuai untuk mengatasi keadaan-keadaan konvulsi
termasuk kejang demam pada anak, dimana saat kerja obat yang cepat harus
dipakai.

KONTRA INDIKASI
Myastenia

DOSIS
Dewasa : 10 – 20 mg ber kali
Anak : - Berat badan < 10 kg : 5 mg per kali
- Berat badan > 10 kg : 10 mg per kali

Dosis ini dapat diulang bilamana dianggap perlu.

PERHATIAN
- Depresi pernafasan, turunnya tekanan darah, ataxia dysarthia pernah
dilaporkan setelah pemberian diazepam dosis tinggi.
- Pada orang tua dosis hendaknya diperhatikan
- Terjadi efek potensial dengan alkohol, obat-obat sedative, hipnotik, analgetik
dan neuroleptik.
- Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin.
PENGGUNAAN OBAT-OBATAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


23/VIII/2017 2 1 DARI 20

RINGER’S DEXTROSE INJECTION

KOMPOSISI
Tiap liter larutan mengandung 50 g Glukosa Anhidrat 8,6 g Natrium Klorida 0,3 g
Kalium Klorida dan 0,48 g Kalsium heksahidrat.

PEMBERIAN
Larutan jernih, tidak berwana, steril dan bebas pirogen.

INDIKASI
Secara umum dipergunakan sebagai replenisher cairan dan elektrolit serta
sekaligus sumber kalori.Dipakai untuk menambah volume cairan darah pada
keadaan dehidrasi, shock, dan haemorrhage.

DOSIS
Takaran pemakaian disesuaikan dengan kebutuhan penderita secara individual.
Kandungan kalorinya adalah 200 kalori.

EFEK SAMPING
Tidak ada efek samping yang nyata, hanya saja pada pemakaian jangka panjang
gambaran darah penderita harus diamati secara klinis, agar keseimbangan
elektrolit dan cairan dalam darah tidak terganggu.

KONTRA INDIKASI
Penderita dengan sindroma malabsorpsi glukosaa galaktosa.
PENGGUNAAN OBAT-OBATAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


23/VIII/2017 2 1 DARI 20

RINGERS SOLUTION FOR INJECTION

KOMPOSISI
Setiap liter larutan mengandung 0,3 g Kalium Klorida 8,6 g Natrium Klorida dan
0,48 g Kalsium Klorida Heksahidrat.

PEMBERIAN
Larutan jernih tidak berwarna, steril dan bebas pirogen

INDIKASI
Secara umum dipergunakan sebagai replenisher caian dan elektrolit. Dapat
dipergunakan pada setiap keadaan dimana cairan infus Natrium Klorida isotonis
dipergunakan. Bahkan pada penderita dengan hipoproteinemia, kemungkinan
timbulnya edema oleh karena retensi abnormal Natrium dan air kecil sekali. Infus
ringers dapat dipegunakan untuk meningkatkan volume darah secara temporer.

DOSIS
Takaran pemakaian disesuaikan dengan kebutuhan penderita secara individual.
Takaran lazim per intravena adalah 1000 ml.

PERINGATAN DAN PERHATIAN


Harus diberikan dengan hati-hati pada penderita dengan kegagalan fungsi ginjal.

EFEK SAMPING
Tidak ada efek samping yang nyata, hanya saja pada pemakaian jangka panjang
gambaran darah penderita harus diamati secara klinis, agar keseimbangan
elektrolit dan cairan dalam darah tidak terganggu.

INTERAKSI OBAT
Sebaiknya preparat ini tidak dicampur pada transfuse darah oleh karena
mengandung Kalsium yang dapat mengakibatkan penggumpalan darah.

KEMASAN
Botol plastic 500 ml dan 1000 ml.

PENYIMPANAN
Pada suhu kamar.
PENGGUNAAN OBAT-OBATAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


23/VIII/2017 2 1 DARI 20

SODIUM CHLORIDE INTRAVENOUS INFUSION

KOMPOSISI
Setiap liter larutan mengandung 9,0 g Natrium Klorida

PEMBERIAN
Larutan jernih, tidak berwarna, steril dan bebas pirogen.

INDIKASI
Secara umum mengatasi defesiensi ion Natrium serta ion Klorida dalam darah,
misal pada keadaan dehidrasi dan lain-lain. Sebagai pelarut medikamen untuk
pemakaian secara parenteral.

POSOLOGI
Takaran pemakaian disesuaikan dengan kebutuhan. Takaran lazim menurut
USP adalah satu liter 0,9 % Chloride Injection.

KONTRA INDIKASI
Pemberian secara parenteral dapat menimbulkan edema, apabila diberikan dalam
jumlah yang sangat berlebihan atau apabila kecepatan pemberiannya melebihi
kapasitas yang dapat disirkulasikan dalam darah.
Hal ini terutama terjadi pada penderita dengan komplikasi kegagalan fungsi
jantung/ginjal.
Sekalipun demikian pada umumnya tidak didapati adanya kelainan yang berarti
oleh karena larutan iso-osmotik.

KEMASAN
Botol plastik 250 ml, 500 ml, 1000 ml.

PENYIMPANAN
Pada suhu tidak lebih dari 25 derajat celcius.

PERINGATAN
Jangan dipakai : bila larutan keruh, wadah dan tutup rusak.
PENGGUNAAN OBAT-OBATAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


23/VIII/2017 2 1 DARI 20

VALIUM

KOMPOSISI
Setiap ml mengandung 5 mg zat aktif diazepam

INDIKASI
Kejang obat dan konvulsi, tetanus, epilepsi, kejang demam, eklamsi, sedasi basal
premedikasi anestesi.

KONTRA INDIKASI
- Pasien yang hipersensitif terhadap benzodiazepine atau ketergantungan pada
obat lain termasuk alkohol.
- Glaukoma sudut sempit dan glaucoma sudut lebar.

DOSIS
Dosis Dewasa : 5 – 10 mg IM / IV pelan ( kurang lebih ½ -1 ml /menit)

Dosis Anak-anak : 0,1 – 0,2 mg / kg BB IM/IV pelan kalau perlu dapat


diulang s/d 3 kali selang 15 – 20 menit.

PERHATIAN
- Hati-hati pada kelainan kardiorespirasi, karena dapat menyebabkan depresi
pernafasan. Pemberian yang terlalu cepat dapat menyebabkan apnoe. Juga hati-
hati terhadap orang tua dan pasien sakit berat ( harus digunakan dosis rendah )
PENGGUNAAN OBAT-OBATAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


23/VIII/2017 2 1 DARI 20

INDOP

KOMPOSISI
Tiap ml mengandung Dopamin HCL 200 mg ( untuk suntikan infus IV )

INDIKASI
- Digunakan pada syok yang sudah pasti bukan karena hypovolemik.
- Syok septic, syok kardiogenik, syok anafilaktik, syok neurogenik.
- Pankreatitis akut
- Bahaya kegagalan akut pada penyakit jantung dan ginjal kronik
- Intoksikasi akut oleh obat-obatan antiaritmia, barbiturate dan senyawa-
senyawa lain yang diekskresi melalui ginjal.

KONTRA INDIKASI
Freokromositoma

DOSIS DAN CARA PEMAKAIAN


Dosis rata-rata 200 meg/menit : lebih kurang 3 meg/kg BB per menit
(jarak dosis =175 -250 meg/menit).

PERHATIAN
- Sebelum pemberian infus dopamine, hipovolemia harus diperbaiki dulu
- Pengobatan takiaritmia sebaiknya dilakukan sebelum atau bersama-sama
dengan pemberian infus dopamine
- Pada pemakaian dopamine dalam larutan infus yang bersifat basa
(ph > 8), Dopamin akan diinaktifkan bila infus diberikan pada waktu
lebih dari 4 jam.

Larutan infus yang dianjurkan :


- Larutan Natrium klorida 0,9 %
- Larutan Dextrose 5 %
- Larutan Ringer Laktat.
PENGGUNAAN OBAT-OBATAN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


23/VIII/2017 2 1 DARI 20

DEXAMETHASONE

KOMPOSISI
Tiap ml mengandung Dexamethasone Sodium Phosphate 5 mg

INDIKASI
Digunakan pada kondisi alergi-inflamasi atau penyakit-penyakit lain yang
memerlukan pengobatan dengan glukokortikoid.
- Penyakit-penykit alergi yang berat, status asmatikus, syok karena luka
bakar, syok anafilaktik, hipersensitifitas terhadap obat.
- Oedema otak yang disebabkan oleh encefalopati, meningioma, dll.

KONTRA INDIKASI
Tidak dianjurkan pada penderita dengan luka lambung, sindroma cushing, infeksi
virus yang akut, psikosis, herpes simplek. Pada keadaan gawat dan untuk
menyelamatkan jiwa penderita, pemberian dosis tunggal yang tinggi bukan
merupakan kontra indikasi.

DOSIS
- Dosis lazim untuk pemakaian intra muskuler dan intra vena adalah
4-20 mg dana dapat dilanjutkan bila perlu dengan dosis 4-8 mg setelah
dilakukan pengobatan awal.
- Pada syok dosis 2 – 6 mg/kg BB boleh diberikan sebagai dosis tunggal.
- Dosis biasanya tidak boleh lebih dari 80 mg/hari.

PERINGATAN DAN PERHATIAN


Glukokortikoid sebaiknya diberikan secara hati-hati pada penderita diabetes
mellitus, tuberkulosa, osteoporosis, kelainan mental, hipertensi, insufisiensi
ginjal, kelemahan otot jantung.
PENANGANAN LUKA BAKAR

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


23/VIII/2017 2 1 DARI 1
Ditetapkan oleh :
Direktur,
TGL. TERBIT
PROSEDUR TETAP 1/ 08 / 2017

(Dr. Nurhidayat)

I. KEBIJAKAN
Setiap penderita luka bakar mendapatkan pertolongan secara cepat dan tepat
serta pencegahan kecacatan dan kematian.

II. PROSEDUR KERJA


1. Pasien diperiksa tanda-tanda vital.
2. Ditentukan derajat luka bakar dan klasifikasinya.
3. Dilakukan penambahan cairan sebagai berikut:
24 jam pertama (dihitung mulai saat kejadian luka bakar)
- Metode : Evans : - Elektrolit 1 cc / Kg BB / %
- Kolloid 1 cc / Kg BB / %
* NaCl 0,9 %
- D5 % 2000 cc dewasa 1000 cc anak-anak
- Metode : Brook : - Elektrolit 1,5 cc / Kg BB / %
* RL
-Kolloid 0,5 cc / Kg BB / %
* NaCl 0,9 %
- D5 % 2000 cc dewasa 1000 cc anak-anak
Cara pemberian:
-Separoh kebutuhan cairan 24 jam pertama diberikan dalam 8 jam
pertama (dihitung mulai saat kejadian luka bakar)
-Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.

24 jam kedua diberikan cairan sebanyak separoh kebutuhan


cairan 24 jam pertama.
4. Dilakukan perawatan luka bakar dan pencegahan infeksi
Cuci luka bakar dengan antisepsis.
Irigasi luka dengan aqua steril.
Bulla dipecah dan jaringan nekrotik diangkat.
Luka ditutup verban steril yang diberi combustin zalf.
Diberikan anti biotik
Diberikan anti tetanus untuk luka bakar derajat II dan III
5. Menjaga jalan nafas (air way) pada luka bakar pernafasan.
6. Pasang kateter menetap pada luka mengenai kelamin.
7. Rehabilitasi seawal mungkin untuk mencegah timbulnya kontraktur.

Anda mungkin juga menyukai