Anda di halaman 1dari 17

EVALUASI PERSIAPAN PASIEN

PRA ANESTESIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
04/02/Ans/001 3 1/1

SPO Tanggal Terbit Di tetapkan Direktur

02-Feb-15 Dr Abdul Rahman SH.SP THT-KL. Mkes


Melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya
PENGERTIAN
sebelum pasien dilakukan tindakan anestesi.

1 . Menilai kelayakan pasien yang akan dilakukan tindakan anestesi


TUJUAN
2 . Merencanakan jenis anesthesia. Anestesi yang dilakukan.

Dokter anestesi melakukan evaluasi persiapan pada setiap pasien yang


KEBIJAKAN akan dilakukan tindakan anetesi minimal 60 menit sebelum dilakukan
tindakan anestesi

1 . Dilakukan pemeriksaan fisik, menilai keadaan umum ,tanda-tanda


vital,berat badan pasien
2 . Melakukan anamnesa/alloanamnesa riwayat penyakit pasien yang
pernah di derita,riwayat pembiusan,alergi obat dan lain-lainnya.
3 . Menilai hasil pemeriksaan penunjang seperti
laboratorium,radiologi,
konsultasi yang pernah dilakukan USG,EKG, Obat yang pernah dan
PROSEDURE
sedang diberikan dan lain-lain.
4 . Menetapkan layak atau idaknya pasien untuk dilakukan anestesi.
5 . Jika pasien belum layak dilakukan tindakan anestesi berikan
penjelasan kepada dokter operasi,pasien dan keluarga pasien jika
diperlukan dapat memberi saran untuk konsul kedokter terkait atau
dilakukannya pemeriksaan tambahaan

UNIT TERKAIT Unit Kamar bedah


PREMEDIKASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


04/02/Ans/002 3 1/1

SPO Tanggal Terbit Di tetapkan Direktur

02-Feb-15 Dr Abdul Rahman SH.SP THT-KL. Mkes

PENGERTIAN
Pemberian obat-obatan sebelum dilakukan induksi anestesi

Memberi ketenangan dan menurunkan ketegangan pada pasien


TUJUAN
sebelum dilakukan operasi

Dokter anestesi melakukan premedikasi dan dapat dibantu oleh


KEBIJAKAN
perawat kamar bedah

1 .Memberitahu pasien sebelum premedikasi diberikan


2 . Pemberian intra vena diberikan 5-15 menit sebelum induksi dan
pemberian intra muskular 30-45 menit sebelum induksi
3 . Pemberian dapat di kombinasikan 2 atau 3 macam jenis obat
(seperti Morfin+ sulfas atropin )
4 . Tetap melakukan monitor tanda vital dan tingkat kesadaran setelah
Pemberian premedikasi
PROSEDURE
5 . Untuk neonatus dan bayi lihat prosedure tetap anestesi pada bayi.
Obat-Obatan yang dapat diberikan untuk premedikasi :
Jenis Obat Dosis (mg/kg BB) Max dosis (mg)
Midazolam 0,1-0,2 10
Petidin 1 50
Deazepam 0,1-0,2 10
Sulfas Atropin 0,01-0,02 0,5
Fentamy 0,001-0,002 0,05

UNIT TERKAIT Unit Kamar bedah


ANASTESI UMUM PADA PASIEN DEWASA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


04/02/Ans/003 3 1/2

SPO Tanggal Terbit Di tetapkan Direktur

02-Feb-15 Dr Abdul Rahman SH.SP THT-KL. Mkes

PENGERTIAN Anestesi umum dalah pemberian obat-obat anestesi untuk mecapai


trias anestesi Yaitu : hipnotik, analgesia dan relaksasi

Membuat keadaan pasien tetap berada pada pengaruh obat-obat


TUJUAN
anetesi secara penuh selama pembedahaan dilakukan dengan
menurunkan tingkat kesadaran dan memiliki efek analgetik

KEBIJAKAN Setiap pembedahan dengan anestesi umum dilakukan oleh dokter


anestesi
1 . Memberitahu pasien tentang anestesi yang akan dilakukan dan
tahap-tahap pembiusan
2 . Tentukan jenis anestesi umum yang akan dilakukan :
a. Anestesi umum intravena (pembedahan,lamaya 20-30
menit)
b. Anestesi umum sungkup intravena (pembedahan,lamanya 30-
60 menit)
c. Anestesi umum intubasi (pembedahan yang akan memakan
waktu lama daerah kepala atau leher serta posisi pasien
terlungkup / prone saat pembedahaan )
PROSEDURE
d. Anstesi umum lariyn laryngeal mask (sebagai anestesi
alternatif selain sungkup muka atau intubasi).
3 . Melakukan premedikasi (lihat protap premedikasi).
4 . lakukan induksi yaitu pemberian obat-obat untuk mencapai
stadium II
Anestesi, Obat-obat yang dapat digunakan untuk induksi :
a. Natiopontal 3-5 mg/kg BB
b. Profopol 2-2,5 mg/kg BB
c. Diazepam 0,2-0,5mg/kg BB
d. Midazolam 0,2-0,5 mg/kg BB

UNIT TERKAIT Kamar Bedah


ANASTESI UMUM PADA PASIEN DEWASA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


04/02/Ans/003 3 2/2

SPO Tanggal Terbit Di tetapkan Direktur

02-Feb-15 Dr Abdul Rahman SH.SP THT-KL. Mkes

5 . Melakukan intubasi yaitu memasukan pipa endotrakeal


kedalam trakea
Obat-obat yang dapat digunakan untuk intubasi dengan
melumpuhkan
Otot-otot. :
a. Succinil colin 1-2 mg/kg BB
b. Rocuronium brand 0,4-0,6 mg/kg BB
c. Atrocorium 0,5-0,6 mg/kg BB
6 . Pertahankan trias anestesi (rumatan anestesi) dengan :
a. N2O : O2 dengan O2 minimal 33,3%
b. Obat inhalasi anestesi
isoflurance
PENGERTIAN sevoflurance
Ethrance
Halotane
c. Untuk operasi yang memerlukan pelumpuh otot dapat
digunakan :
succinil colin 1-2 mg/kg BB
atrocorium 1-2 mg/kg BB
7 . Monitor keadaan pasien dengan EKG, Tekanan darah dan
pulse oximeter.
8 . Pemberian cairan : sesuai protap pemberian cairan / darah
selama pembedahan
9. Untuk memulihkan dari pelumpuh otot (revers) dapat digunakan
kobinasi prostigimin+sulfas atropin dengan perbandingan 2:1

Unit terkait Unit kamar Bedah


ANASTESI UMUM PADA PASIEN BAYI DAN ANAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


04/02/Ans/004 3 1/2

SPO Tanggal Terbit Di tetapkan Direktur

02-Feb-15 Dr Abdul Rahman SH.SP THT-KL. Mkes


Anestesi umum adalah pemberian obat-obat anestesi untuk mencapai
PENGERTIAN
trias anestesi Yaitu : Hipnotik, Analgesia, dan Relaksasi.
Membuat keadaan pasien tetap berada pada pengaruh obat-obat
TUJUAN anestesi secara penuh selama pembedahan dilakukan dengan
menurunkan tingkat kesadaran dan memiliki efek analgetik.
Setiap pembedahan dengan anestesi umum dilakukan oleh dokter
KEBIJAKAN
anestesi.
Bayi / anak dipuasakan :
Neonatus s/s 6 bulan : 4 jam
6 bulan s/d 3 tahun : 6 jam
>. 3 tahun : 8 jam
1 . tentukan jenis anastesi umum yang dilakukan
a. Anastesi sungkup muka
( pembedahan lamanya 20-60 menit)
b. Anastesi umum intubasi
PROSEDURE
( pembedahan yang memakan waktu lama dan serta posisi pasien
terlungkup / prone saat pembedahan )
c. Anastesi umum laringea mask
( anastesi alternatif selain sungkup muka /intubasi )
2 . Melakukan Premedikasi
a. Neonatus s/d 1 tahun / bayi / anak dengan BB < 10 kg,
diberikan aulfas atropin 0,01-0,02 mg/kg BB
b. Anak >1 tahun selain sulfas atropin di berikan :
Ketamin 0,2-0,5 mg/kg BB
Midazolam 1- 1,5 mg/kg BB
Phetidin 1 mg/kg BB
Phentanil 0,0001 mg/kg BB
UNIT TERKAIT Kamar Bedah
ANASTESI UMUM PADA PASIEN BAYI DAN ANAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
04/02/Ans/004 3 2/2

SPO Tanggal Terbit Di tetapkan Direktur

02-Feb-15 Dr Abdul Rahman SH.SP THT-KL. Mkes

3 . Melakukan intubasi :
a. Neonatus < 1 dilakukan inibasi sadar
Pentoal 3-5 mg/kg BB
Ketalar 1-2 mg/kg BB
b. Obat pelumpuh otot yaitu atracium 0,5-0,6 mg/kg BB atau
rocuronium 0,4-0,6mg/kg BB
4 . Rumatan anastesi (mempertahankan trias anastesi) :
PENGERTIAN
a. Pada bayi biasanya secara inhalasi O2,N2O dan halothene
(0,5-1,5%) dan sefoflurance (1-2,5%) mengunakan jackson
ress
b. Mengunakan jackson ress dengan gas N2O dan O2 sebesar 2-3
kali ventilasi permenit
5 . monitor kesadaran pasien EKG, tekanan darah pulse oksimetri
monitor dan gunakan pula steteskope pre kardial
6 . untuk memulihkan dari pelumpu otot (revers) dapat diberikan
prostigmin dan ulfas aropin (2:2)
7 . pemberian cairan ( sesuaiprotap pemberian cairan/darah selama
pembedahan )

Unit Terkait
Unit Kamar Bedah
TINDAKAN ANSTESI REGIONAL DENGAN
EPIDURAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
04/02/Ans/005 3 1/1

SPO Tanggal Terbit Di tetapkan Direktur

02-Feb-15 Dr Abdul Rahman SH.SP THT-KL. Mkes

PENGERTIAN Tindakan analgesia dengan memasukkan obat anastesika lokal


kedalam ruang epidural dari medula spinalis

TUJUAN Tercapainya keadaan analgesia pada daerah saraf yang dipersarafi


oleh saraf yang telah di lumpuhkan untuk sementara

KEBIJAKAN Tindakan analgesia dengan epidural dikamar bedah dilakukan olleh


dokter anastesia
1 . cuci tanggan sebelum melakukan tindakan anastesi
2 . check dan ukur tekanan darah,denyut jantung ,pulse oksigen pasien
3 . memritahukan pasien sebelum tindakan dilakukan
4. atur pasien untuk miring kiri/kanan, lutut di lipat keperut dan
kepala menunduk atau posisi pasien duduk dengan kepala menunduk
sehingga celah vetrebrata terbuka maksimal
5 . pakai sarung tangan steril
6 . lakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada daerah penusukan
(lumbal)
7 . pilih celah intervetebra L4-L5 atau L3-L4 dengan beracunan pada
SIAS
8 . lakukan anastesi lokal dengan lidokain 2% pada tempat yang akan
di tusuk jarum epidural secara infiltrasi
9 . jarum epidural ditusuk +1-1,5 cm
PROSEDURE 10 . cabut mandrin epidural dan masukan udara atau nacl 0,9%
dengan spuit 20 cc
11 . spuit dilepas dan yakinkan tidak keluar cairan less
12 . masukkan markain /xylocain 2% + epineprin 1:2000 / untuk test
dose, tunggu 1 menit dan tanyakan pada pasien , apakah terasa
mendenging di telinga atau tidak , bila tidak masukkan kembali
bivipacain sesuai dengan dosis yang di kehendaki
13 . bila mengunakan kateter epidural masukkan kateter sampai
pangkal jarum epidural dan masukan obat anastesi sesuai dosisyang
dikehendaki.
14 . tempat suntikan ditutup dengan kasa steril dan diplester
15 . pasien kembali posisi terlentang dan atur keposisi operasi yang di
kehendaki
16 . selama anastesi dilakukan monitor dan tanda vital setiap 5-10
menit
Unit terkait
Kamar Bedah
TINDAKAN ANSTESI REGIONAL DENGAN SPINAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


04/02/Ans/006 3 1/1

SPO Tanggal Terbit Di tetapkan Direktur

02-Feb-15 Dr Abdul Rahman SH.SP THT-KL. Mkes


Tinadakan analgesia dengan cara memasukkan obat anastesika lokal
PENGERTIAN yang memblok saraf tertentu kedalam ruang subaraknoid dari
mendula spinalis
Tercapainya keadaan analgesia pada daerah saraf yang dipersarafi
TUJUAN oleh saraf yang telah diblokir (dilumpuhkan sementara )

Setiap tindakan anastesi regional dengan spinal dilakukan oleh dokter


KEBIJAKAN
anastesi
1 . cuci tanggan sebelum melakukan tindakan anastesi
2 . periksa kembali tekanan darah ,irama denyut jantung ,gambaran
fungsi jantung (EKG) dan pulse oksigen pada pasien
3 . Atur posisi pasien miring kiri/kanan dengan lutut dilipat keperut
dan kepala menunduk sehingga celah intervertebrata terbuka
maksimal atau dengan posisi pasien duduk dan kepala menunduk
4 . pakai sarung tangan steril
5 .lakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada daerah penusukan
(lumbal)
6 . cari daerah penusukan pada celah intervetebrata L4-L5 atau L3-L4
yang akan berpatokan pada SIAS
PROSEDURE 7 . lakukan anastesi lokal pada daerah yang akan ditusuk dengan
suntikan lidokain 2%
8. tusukan jarum spinal hingga menembus duramater(bag yang keras)
dan di teruskan 2mm lebih dalam
9 . cabut mandrin pada jarum dan tunggu sampai cairan les keluar
hingga menetes
10 . masukkan dengan spuit yang sudah terisi obat anastesi
11 . setelah obat selesai disuntikkan, cabut jarum spinal dan tutup luka
suntikan dengan kasa steril lalu di plester
12 . atur posisi pasien terlentang untuk siap dilakukan tindakan
pembedahan
13 . monitor keadaan pasien dan ukuran tanda vital setiap 5 menit
UNIT TERKAIT Unit Kamar bedah
ANASTESI DENGAN TEHNIK HIPOTENSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


04/02/Ans/007 1 1/2

SPO Tanggal Terbit Di tetapkan Direktur

02-Feb-15 Dr Abdul Rahman SH.SP THT-KL. Mkes


Suatu tehnik dengan mengusahakan tekanan tekanan darah sistolik
PENGERTIAN dapat diturunkan sampai 30% dari tekanan darah sebelumnya dengan
mengunakan obat medikamentosa.
Memberikan kemudahan kepada operator dimana lapangan operasi
TUJUAN
diminimalkan (terbatas) dari adanya perdarahan .
1 . setiap tindakan anastesi teknik hipotensi khususnya untuk operasi
KEBIJAKAN craniotomi, mastoidektomi dan FESS dilakukan oleh dokter anastesi.
2 . pedoman pelayanan anestesiologi dan reanimasi Depkes RI
1 . check keadaan umum pasien dan ukur tanda-tanda vital pasien
2 . Beritahu pasien sebelum tindakan dilakukan
3 . lakukan premedikasi dengan midazolam 0,05-0,2mg/kg BB.
4 . lakukan induksi dengan phentotal 5mg /kg BB atau dipripam 2-
2,5mg/kg BB.
5 . intubasi dapat dilakukan ,diusahakan mengunakan ETT non king
dengan obat :
a. Succinil colin 1-2mg/kg BB
b. Rocuronium bran 0,4-0,6mg/kg BB
c. Atrocorium 0,5-0,6mg/kg BB
6 . rumatan anastesi dengan :
PROSEDURE
N20:O2 (60 sampai 40)
Isoflurance / ethrance sampai kebutuhan pasien
Pelumpuh otot : 0,1/kg BB atau esmeron 0,5 mg /kg BB
7 . untuk induksi hipotensi dengan :
Nitrosin 10 mg /10ml / amp. Diencerkan dengan 10 ml nacl
0,9 % dalam spuit 20 cc sehingga dosisnya 500 microgram/ml
Dosis awal 25mg setiap 5 menit sampai tekanan darah sistolik
turun 30% (80%mmhg) di berikan dengan sirip pump
Dapat pula dosis awal 25mmg dengan 240ml nacl 0,9% dalam
infusen pump
Pemberian nutrosin dimulai setelah induksi

UNIT TERKAIT Unit Kamar bedah


ANASTESI DENGAN TEHNIK HIPOTENSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


04/02/Ans/003 1 2/2

SPO Tanggal Terbit Di tetapkan Direktur

02-Feb-15 Dr Abdul Rahman SH.SP THT-KL. Mkes


8 . pemberian cairan sesuai protap pemberian cairan / darah dikamar
bedah
9 . Penghentian anatesia :
Nitrosin dihentikan bila hipotensi tidak diperlukan lagi
Kalau perlu dapat diberikan prostigmin dengan sulfas atropin
untuk menghilangkan efek pelumpuh ototnya
10 . perawatan diruang pulih sesuai protap diruang pulih

Unit Terkait Unit kamar Bedah


PERAWATAN PASCA BEDAH DI RUANG PULIH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


04/02/Ans/008 3 1/2

SPO Tanggal Terbit Di tetapkan Direktur

02-Feb-15 Dr Abdul Rahman SH.SP THT-KL. Mkes


Perawatan pasca bedah diruang pulih dalah pengamatan dan
PENGERTIAN perawatan pasien dengan anastesi umum maupun regional sampai
pasien dinyatakan bisa kembali ke ruangan
1 . mengamati kemajuan pasien sewaktu masa pulih
2 . Melihat komplikasi yang terjadi pada tahap dini
TUJUAN
3 . Menilai pasien yang mempunyai resiko tinggi terhadap komplikasi
pada saat sekarang dan yang akan datang
Perawatan paskah bedah di ruang pulih dilakukan oleh penata

KEBIJAKAN anastesi dan perawat yang bertugas diruang pulih ,di bawah
pengawasan dokter spesialis anastesi.

1 . Menerima pasien postop dari kamar operasi


2 . pasien di tidurkan sesuai yang dibutuhkan
3 . pasang monitor pasien ,saturasi,tekanan darah dan EKG, catat
setiap 10 menit
4 . Periksa jalan nafas untuk pasien dengan pembiusan umum
5 . Jika ada lendir isap dengan dengan memakai section
6 . berikan oksigen sesuai kebutuhan
7 . cek infus apakah tetesan sudahn sesuai dengan kebutuhan
8 . berikan selimut / penghangat bila ada
PROSEDURE 9 . bila pasien telah sadar dan kondisinya telah sesuai dengan skor
aldrete yang telah di sepakati, dapat dipindahkan ke ruang inap.
10 . semua tindakan yang telah dilakukan di catat dalam status dan
tulis nama jelas petugas
11 . serah terima pasien dengan perawat ruang rawat inap dan semua
peralatan yang dibawa pasien ,dan juga bila ada pemeriksaan jaringan
ke patologi anatomi dan sebagainya
12 . Bila terjadi hasil pengamatan menunjukkan kondisi pasien kurang
baik di perlukan intensive, maka pasien dikirim ke ICU/NICU dan
operator serta anastesi segera diberitahukan kepada keluarganya.

UNIT TERKAIT Unit Kamar bedah


PERAWATAN PASCA BEDAH DI RUANG PULIH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


04/02/Ans/008 3 2/2

SPO Tanggal Terbit Di tetapkan Direktur

02-Feb-15 Dr Abdul Rahman SH.SP THT-KL. Mkes


PENYULIT YANG DI TEMUKAN PASCA ANASTESI
1. Obstruksi jalan nafas
Misalnya karena retensi dari sputum / lendir darah ,muntah
,lidah yang jauh kebelakang
Intensive : isap dengan section , pasang pharyngeal airway, O2
2. Respirasi yang tidak kuat, misalnya pengaruh anastetika,obat
premedikasi,nyeri pasca bedah
Intervensi : Antidotum ,analgetika,oksigenisasi
3. Respiratory arest intervensi : resusitasi paru(tindakan A dan B)
Oksigenisasi
PENTYULIT KARDIOVASKULER (sirkulari)
PROSEDURE 1. Hipotensi sampai shok, misalnya sampai pendarahan nyeri
pasca bedah
Intervensi : lapor dokter kemungkinan perlu masuk kamar
operasi
2. Kelainan jantung ,misalnya : Arytmia ,kegagalan jantung
Intervensi : obat-obatan anti arytmia serta obat-obatan jantung
lainya , misalnya : kardiotonika
3. Henti jantung intervensi lanjutan lainya bila diperlukan
PENYULIT SALURAN PENCERNAAN
1. Enek (mual) intervensinya : nafas dalam,beri obat-obat anti
mual
2. Muntah ,intervensinya : isap dan beri obat anti muntah

Unit terkait
Kamar Bedah
PERSIAPAN PASIEN BEDAH DARI IGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman


04/02/Ans/009 3 1/3

SPO Tanggal Terbit Di tetapkan Direktur

02-Feb-15 Dr Abdul Rahman SH.SP THT-KL. Mkes


Adalah suatu periode persiapan dan pengkajian fisik dan fsikologis
PENGERTIAN yang di butuhkan pasien secara individu sejak pasie masuk di IGD dan
di nyatakan harus di operasi sampai dilakukannya tindakan operasi.
1. Mempersiapkan pasien secara fisik dan mental agar dapat
mengikuti prosedur operasi yang telah di tetapkan.
2. Mengkaji kondisi fisik dan psikologis pasien sehingga potensi
masalah dapat di antisipasi dan di cegah
TUJUAN
3. Memperkecil resiko infeksi post operasi
4. Mencegah terjadinya kemungkinan terjadinya kompilkasi yang
tidak diharapkan
5. Adanya keseimbangan cairan elektrolit dalam tubuh

KEBIJAKAN Perawatan dilakukan oleh perawat IGD dibawah pengawasan dokter


spesialis anastesi / dokter IGD

Hasil yang diharapkan :


1. Secara fisik dan mental pasien layak untuk di operasi
2. dapat mengatsi resiko infeksi post operasi
3. Dapat mencegah atau menghindari kompilkasi yang mungkin bisa
terjadi

PROSEDURE
Persiapan administrasi dan obat-obatan :
1. Surat ijin operasi
2. Status lengkap
3. Hasil pemeriksaan laboratorium
4. Hasil Ro Foto dan Ct Scan bila perlu
5. Daftar cheklis pre operasi
6. Obat-obat, darah, FFP (jika diperlukan)

UNIT TERKAIT Unit Kamar bedah


PERSIAPAN PASIEN BEDAH DARI IGD
No. Dokumen No. Revisi Halaman
04/02/Ans/009 1 2/3

SPO Tanggal Terbit Di tetapkan Direktur

02-Feb-15 Dr Abdul Rahman SH.SP THT-KL. Mkes


Cara Kerja :
1. Kaji keadaan secara fisik dan psikologis
2. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya sudah mengerti tindakan
operasi yang akan dilakukan
3. Catat tekanan darah,nadi,Pernafasan,suhu, dan berat badan pasien
4. check apakah pasien telah dilakukan pemeriksaan Laboratorium,
EKG, dan radiologi, Dan sertakan hasil-hasilnya didalam status pasien.
5. Lengkapi Checklist list pre operasi dengan langsung menenyakan
langsung dengan pasien ,cek catat perawatan sebelum pasien
dioperasi
1. Cek kapan pasien makan dan minum terkahir
2. Catat apakah pasien mengunakan gigi palsu
3. Pastikan gigi palsu,lensa kontak,protese telah diangkat atau
dilepas
4. Lepaskan kacamata dan letakkan pada tempat yang mudah
PROSEDUR
dicari
5. Hearing Aids ( alat bantu dengar) tetap dipakaikan sampai
pasien dilakukan tindakan anastesi
6. Semua alat-alat perhiasan ,kosmetika,kuku bercat harus
dilepaskan dan dibersihkan
7. Jika ada barang-barang berharga lainya ,seperti surat
berharga,perhiasan ,uang ,telepon genggam,berikan kepada
keluarga
8. Cek SIO secara lengkap dan benar apakah surat tersebut
ditanda tanggani serta diberikan tanggal
9. Setelah di panggil perawat OK dilantai 2,pasien diantarkan
dengan mengunakan brandcard,rostur, dan di dampinggi oleleh
perawat, pasein di tempatkanya diruang persiapan
10. Setibanya diruang persiapan operasi, perawat harus serah
terima dengan perawat OK

UNIT TERKAIT Unit Kamar bedah


PERSIAPAN PASIEN BEDAH DARI IGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman


04/02/Ans/009 3 3/3

SPO Tanggal Terbit Di tetapkan Direktur

02-Feb-15 Dr Abdul Rahman SH.SP THT-KL. Mkes


Serah Terima Meliputi :
1. Nama pasien apakah sudah benar atau sesuai dengan pasien,status
yang dibawa.
2. Pasien telah mendapatkan penjelasan dan mengerti tentang
opoerasi-operasi yang yang akan dijalankannya
3. Perawat OK mengecek kembali kebenaran Checklist Dan SIO
4. Menginformasikan keadaan pasien yang alergi ,riwayat
asma,hipertensi dll(kalau ada), kepada dokter yang akan
melaksanakan tindakan
5. Keadaan Umum Pasien
Hal hal yang perlu diperhatikan :
1. Pasien dan keluarganya setelah mendapatkan keterangan dan
penjelasan dengan baik dan benar harus menandatanggani SIO
PROSEDUR 2. Penjelasan ini penting sekali dan sangat jelas banyak mengurangi
rasa cemas pasien dan keluarganya.
3. Pasien sudah harus dipuasakan sesuai protap puasa, kecuali harus
emergency
4. Pasien (keluarga) harus telah menandatanggani SIO sebelum pasien
dibawa ke kamar operasi
5. Sudah melepaskan semua jenis rambut,gigi palsu dan perhiasan
sebelum masuk OK
6. Rambut yang tumbuh dipermukaan kulit sekitar darah yang akan
dioperasi di cukur untuk mengurangi kemungkinan tumbuh
kembangnya aktivitas mikro organisme, kecuali ahli bedah
mengatakan tidak perlu di cukur
7. Keluarga pasien dipersilahkan menunggu di ruang tunggu

UNIT TERKAIT IGD, SMF Kebidanan, SMF Pendukung


PEMBERIAN CAIRAN DARAH ORANG DEWASA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


04/02/Ans/010 3 1/2

SPO Tanggal Terbit Di tetapkan Direktur

02-Feb-15 Dr Abdul Rahman SH.SP THT-KL. Mkes

PENGERTIAN
Pemberian cairan diperlukan pada pasien yang menjelani operasi

TUJUAN
Mempertahankan keseimbangancairan tubuh

KEBIJAKAN Cairan yang diberikan sesuai kebutuhan dan pemberian darah


berdasarkan indikasi
1. Ada 3 (tiga) komponen pemberian cairan selama pembedahan
A. Kebutuhan cairan pengganti puasa
B. Kebutuhan cairan Maintenance
Kebutuhan maintenance dihitung 2 ml/kg/jam
C. Kebutuhan operasi
Kebutuhan kecil : 4 ml/kg/bb/jam
Kebutuhan sedang : 6 ml/kg bb/jam
Kebutuhanbesar : 8 ml/kg bb/jam
2. Cara pemberian cairan :
Jam I : 50 % Komponen A + B+ C
Jam II : 25 % Komponen A + B + C
PROSEDURE Jam III : 25 % Komponen A + B + C
Jam IV : B + C
3. Jenis Cairan:
Pengganti puasa dapat diberikan maintenance seperti:
- Dextrose 5%
- Dextrose 10%
- Martos 10 %
Untuk cairan pengganti replacement seperti:
- Ringer lactate atau asering
- RD 5% atau asering
- NACL 0,9%
- Potacol

UNIT TERKAIT
Unit Kamar bedah
PEMBERIAN CAIRAN DARAH ORANG DEWASA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


04/02/Ans/010 3 2/2

SPO Tanggal Terbit Di tetapkan Direktur

02-Feb-15 Dr Abdul Rahman SH.SP THT-KL. Mkes

PENGERTIAN
Pemberian cairan diperlukan pada pasien yang menjelani operasi

TUJUAN
Mempertahankan keseimbangancairan tubuh

KEBIJAKAN Cairan yang diberikan sesuai kebutuhan dan pemberian darah


berdasarkan indikasi
4. Pemberian darah:
- Jika diberikan 20 % dari total darah tubuh dapat diberikan
plasma expander, yang jumlahnya sesuai dengan jumlah
perdarahan atau dapat diberikan cairan pengganti seperti
PROSEDURE ringer lactate 2 3 kali jumlah perdarahan
- Juka perdarahan diperkirakan lebih dari 20 % harus
diberikan darah sesuai dengan jumlah perdarahan

UNIT TERKAIT Unit Kamar bedah

Anda mungkin juga menyukai