Anda di halaman 1dari 4

RUMAH SAKIT

KHUSUS IBU DAN


GASTROENTERITIS AKUT
ANAK WIJAYAKUSUMA

No. Revisi Halaman


No. Dokumen 1 1 dari 8
RSKIA.WK/PPK/ANK/007

Jl. Gelatik No 1, Kebumen


Disusun Oleh: Diperiksa Oleh:
Telp (0287) 381954
SMF IKA Komite Medis
Ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
Wijayakusuma
PANDUAN Tgl. Terbit
01 April 2017
PRAKTIK KLINIS
dr. Indah Mukarromah
1. Pengertian Gastroenteritis akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24
jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu
dengan atau tanpa demam atau muntah atau nyeri perut.
Menurut Kesehatan Dasar 2007, diare merupakan penyebab kematian
pada 42% bayi dan 25,2% anak usia 1-4 tahun.
2. Anamnesis 1. Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan
konsentrasi tinja, lendir dan/darah dalam tinja.
2. Adakah muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, penurunan
berat badan kesadaran menurun, buang air kecil terakhir, demam,
sesak, kejang, kembung.
3. Jumlah cairan yang masuk selama diare.
4. Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare,
mengonsumsi makanan yang tidak biasa.
5. Apakah terdapat penderita diare di sekitarnya
6. Bagaiman dengan sumber air minum dan kebersihan / kondisi
tempat tinggalnya
7. Riwayat bepergian.
3. Pemeriksaan 1. Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital
- Tanda utama : keadaan umum gelisah/cengeng atau
Fisik
lemah / letargi / koma, rasa haus, turgor kulit abdomen
menurun.
- Tanda tambahan: Matadan ubun-ubun besar (UUB)
cekung, Kering pada mukosa bibir, mulut, dan lidah.
2. Napas cepat dan dalam (nafas Kauzmaull) tanda asidosis
metabolik
3. Kembung (hipokalemia), kejang karena gangguan
keseimbangan elektrolit (hipo atau hipernatremia).
RUMAH SAKIT
KHUSUS IBU DAN GASTROENTERITIS AKUT
ANAK WIJAYAKUSUMA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSKIA.WK/PPK/ANK/007 1 2 dari 8
Jl. Gelatik No 1, Kebumen
Telp (0287) 381954
4. Berat badan
5. Penilaian derajat dehidrasi
4. Kriteria 1. Diare Akut Tanpa dehidrasi :
- Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan NEW ORALIT
Diagnosis
diberikan 5-10 mL/kg.
BB setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu umur < 1
tahun sebanyak 50-100 mL, umur 1-5 tahun sebanyak 100-200
mL, dan umur di atas 5 tahun semaunya. Dapat diberikan
cairan rumah tangga sesuai kemauan anak. ASI harus terus
diberikan.
- Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat
komplikasi lain (tidak mau minum, muntah terus menerus,
diare frekuen dan profus).
2. Diare Akut dengan Dehidrasi ringan-sedang :
- Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak
- 75 mL/kgBB dalam 3 jam untuk mengganti kehilangan cairan
yang telah terjadi dan sebanyak 5-10 mL/ kgBB setiap diare
cair.
- Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah
setiap diberi minum walaupun telah diberikan dengan cara
sedikit demi sedikit atau melalui pipa nasogastrik. Cairan
intravena yang diberikan adalah ringer laktat atau KaEN 3B
atau NaCl dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan berat
badan. Status hidrasi dievaluasi secara berkala.
Berat badan 3-10 kg : 200 mL/kgBB/hari.
Berat badan 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari.
Berat badan > 15 kg : 135 mL/kgBB/hari.
3. Dehidrasi berat :
- Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat atau
ringer asetat 100 mL/kgBB dengan cara pemberian :
Umur kurang dari 12 bulan : 30 mL/kgBB dalam 1 jam
pertama, dilanjutkan 70 mL/ kgBB dalam 5 jam berikutnya.
Umur di atas 12 bulan : 30 mL/kgBB dalam jam pertama,
RUMAH SAKIT
KHUSUS IBU DAN GASTROENTERITIS AKUT
ANAK WIJAYAKUSUMA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSKIA.WK/PPK/ANK/007 1 3 dari 8
Jl. Gelatik No 1, Kebumen
Telp (0287) 381954
dilanjutkan 70 mL/kgBB dalam 2,5 jam berikutnya.
- Masukan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan
dapat minum, dimulai dengan 5 mL/kgBB selama proses
rehidrasi.
6. Diagnosis Gastroenteritis Akut.
7. Diagnosis Medis :
Banding - Demam tifoid.
- Kriptosporidia (pada penderita HIV).
- Kolitis pseudomembran.
- Infeksi Saluran Kemih (ISK).
- Pneumonia.
- Meningitis.
- Sepsis.
- Metabolik (misalnya diabetes militus).
Bedah :
a. Obstruksi usus (volvulus atau intussusepsi).
b. Apendisitis akut.

7. Pemeriksaan a. Pemeriksaan darah lengkap : dilakukan terutama pada penderita


Penunjang dengan muntah dan demam tanpa diare.
b. Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali
apabila ada tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis
Hal yang dinilai pada pemeriksaan tinja :
Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, bau.
Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit, bakteri.
c. Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan pada diare akut.
d. Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai
adanya gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
8. Terapi

9. Edukasi Orangtua dan pengasuh diajarkan cara menyiapkan oralit secara


benar.
Langkah promotif/preventif :
(1) ASI tetap diberikan.
(2) Kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan.
(3) Kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban.
(4) Immunisasi campak.
(5) Memberikan makanan yang sehat dan bersih.
(6) Penyediaan air minum yang bersih.
(7) Selalu memasak makanan.
10. Prognos Baik, jika tidak dalam dehidrasi berat.
is Buruk ,jika terlambat mendapatkan pengobatan di fasilitas kesehatan
11. Indikator BAB cair
medis
12. Syarat Pasien dapat dipulangkan apabila BAB sudah tidak cair (konsistensi
pulang untuk mulai kembali normal) selama 24 jam, nafsu makan membaik, klinis
pasien rawat inap perbaikan dan tidak dijumpai komplikasi. Pengobatan dapat
dilanjutkan di rumah.
Kunjungan ulang jika terdapat tanda-tanda berikut ini :
- Anak tidak bisa atau malas minum atau menyusu.
- Kondisi anak memburuk.
- Anak demam.
- Terdapat darah dalam tinja.
13. Kepusta - Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Pelayanan Medis Jilid
kaan 1. Jakarta : IDAI ; 2011; hal 58 -61.
- Guarino A, Shai A, Dominique G, et al. European Society for
Pedriatic Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition / European
Society for Pedriatric Infectious Disease Evidence Based
RUMAH SAKIT
KHUSUS IBU DAN GASTROENTERITIS AKUT
ANAK WIJAYAKUSUMA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RSKIA.WK/PPK/ 1 8 dari 8
ANK/007
Jl. Gelatik No 1, Kebumen
Telp (0287) 381954
Guidelines for The Management of Acute Gastroenteritis in
Children in Europe : Update 2014. J Pediatr Gastroenterol Nutr.
2014 ; 59 (1) : 132 152.
- Rerksuppaphol S, Rekrsuppaphol L. Randomized Study of
Ondansetron versus Domperidone in The Treatment of Children
With Acute Gastroenteritis. J Clin Med Res. 2013 ; 5 (6) : 460461.
Ketua SMF IKA
Ketua Komite Medik

dr. H. Wahyu Adiwinanto, M.Si, Med, Sp.A


dr. H. Sugijanto, Sp.A

Anda mungkin juga menyukai