Disusun Oleh:
Golongan 5A
Dosen Pengampu:
Demiawan R.P.M., S.ST., M.Kes
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2021
CLINICAL PATHWAY DIARE AKUT
1. Langkah-langkah
a. Menetapkan penyakit diare akut pada pelayanan rawat inap.
b. PPK Diare Akut
1. Pengertian Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam
24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang
dari 1 minggu.
2. Anamnesis 1. Lama berlangsungnya diare, frekuensi diare sehari,
warna feses, adakah lender atau lender darah dalam
feses.
2. Adakah muntah, rasa haus, rewel, anak lemah,
kesadaran menurun, kapan buang air kecil terakhir,
demam, sesak nafas, kejang, perut kembung.
3. Jumlah cairan yang mask selama diare.
4. Jenis makanna dan minuman yang dimakan minum
selama diare.
5. Apakah mengonsumsi makanan minuman yang
tidak biasa.
6. Apakah terdapat penderita diare di sekitarnya.
7. Bagaimana dengan sumber air minum.
3. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum, tanda vital dan kesadaran :
Tanda Utama :
Gelisah, rewel, lemah/letargi coma, tampak
haus, turgor kurang atau buruk.
Tanda Tambahan :
Mulut, bibir, lidah, kering, mata dan UUB
cekung.
2. Nafas cepat dan dalam, tanda asidosis metabolic.
3. Kejang karena gangguan keseimbangan elektrolit,
dan kembung.
4. Berat badan.
5. Penilaian derajat dehidrasi.
4. Kriteria Diagnosis 1. Diare akut tanpa dehidrasi : Tidak ditemukan tanda
utama dan tambahan. Kehilangan cairan tubuh <
5%BB, KU baik sadar, UUB tidak cekung, mulut
dan bibir basah, turgor baik atau cukup, bising usus
normal, akral hangat.
2. Diare akut dengan dehidrasi ringan / sedang:
Kehilangan cairan 5% - 10% BB. Terdapat tanda utama
ditambah 2 atau lebih tanda tambahan. KU gelisah atau
cengeng. Turgor kurang. Akral masih hangat.
3. Diare akut dengan dehidrasi berat :
Kehilangan cairan > 10% BB. Terdapat 2 tanda utama
ditambah 2 atau lebih tanda tambahan. KU letargi atau
koma. UUB sangat cekung. Mata sangat cekung. Mulut
dan bibir kering. Turgor sangat kurang. Akral dingin.
5. Diagnosis Kerja Diare akut dengan atau tanpa dehidrasi
6. Diagnosis banding 1. Keracunan makanan
2. Disentri baksiler
3. Disentri amuba
7. Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan feses lengkap
2. Analisis elektrolit
3. Analisis gas darah bila perlu pada dehidrasi berat
dengan asidosis
8. Tata laksana 1. Cairan
a. Tanpa dehidrasi
Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan
ORALIT diberikan 5-10 mL/kg BB setiap diare
cair atau berdasarkan usia, yaitu umur < 1 tahun
sebanyak 50-100 mL, umur 1-5 tahun sebanyak
100-200 mL, dan umur di atas 5 tahun semaunya.
Dapat diberikan cairan rumah tangga sesuai
kemauan anak. ASI harus terus diberikan.
Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila
terdapat komplikasi lain (tidak mau minum,
muntah terus menerus, diare frekuen dan profus)
b. Dehidrasi ringan-sedang
Cairan rehidrasi oral (CRO) diberikan sebanyak 75
mL/kgBB dalam 3 jam untuk mengganti
kehilangan cairan yang telah terjadi dan sebanyak
5-10 mL/kgBB setiap diare cair.
Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak
muntah setiap diberi minum walaupun telah diberikan
dengan cara sedikit demi sedikit atau melalui pipa
nasogastrik. Cairan intravena yang diberikan adalah ringer
laktat atau KaEN 3B atau NaCl dengan jumlah cairan
dihitung berdasarkan berat badan. Status hidrasi
dievaluasi secara berkala.
- Berat badan 3-10 kg : 200 mL/kgBB/hari
- Berat badan 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari
- Berat badan > 15 kg : 135 mL/kgBB/hari
- Pasien dipantau di Puskesmas/Rumah Sakit selama
proses rehidrasi sambil memberi edukasi tentang
melakukan rehidrasi kepada orang tua.
c. Dehidrasi berat
Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan
ringer laktat atau ringer asetat 100 mL/kgBB
dengan cara pemberian:
- Umur kurang dari 12 bulan: 30 mL/kgBB dalam 1 jam
pertama, dilanjutkan 70 mL/kgBB dalam 5 jam
berikutnya
- Umur di atas 12 bulan: 30 mL/kgBB dalam ½ jam
pertama, dilanjutkan 70 mL/kgBBdalam 2,5 jam
berikutnya
Masukan cairan peroral diberikan bila pasien
sudah mau dan dapat minum, dimulai dengan 5
mL/kgBB selama proses rehidrasi
Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit
- Hipernatremia (Na >155 mEq/L)
Koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap dengan
pemberian cairan dekstrose 5% ½ salin. Penurunan kadar
Na tidak boleh lebih dari 10 mEq per hari karena bias
menyebabkan edema otak
- Hiponatremia (Na <130 mEq/L)
c. Formularium Obat RS
DIARE
Attapulgit Tablet (Pularex 630 mg. Neo
Diagon 650 mg. New
antides 600 mg) New
Diatab
Garam Oralit : NaCl Serbuk (Garam oralit0 Garam
0,52 g, KCl 0,30 g, untuk 200 Oralit, Pharolit
trinatrium sitrat dihidrat Ml air
0,58 g, glukosa anhidrat
2,70 g
Cholestiramin Serbuk 4 g Sequest
Kaolin 550 mg + Pektin Tablet -
20 mg
Syr. Neo Kaolana
Loperamid Tab. Salut Tidak 10 (Loperamid) Loperamid,
selaput 2 digunakan tab/kapsu Imodium
mg untuk l
anak
Probiotic Sachet -
Sinbiotic -
Zinc Tab. Harus (Zinc Tab) Zinc Tab
Dispersible diberikan
20 mg bersama
oralit
selama 10
hari
d. Menetapkan Perawatan
Selama 3-5 hari.
e. Menetapkan jenis dan urutan kegiatan pelayanan pada setiap hari
rawat
Jumlah Biaya
Nama Perawat: Diagnosis Akhir: ICD 10 Jenis Tindakan: ICD 9 - CM
Kuni Adilata Utama Diare Akut A 08.4 Visite/Konsul: Anamnesis 89.0
. Nama Dokter: Penyerta ……….. Visite/Konsul Pemeriksaan Fisik 89.7
Dr. Novita Nuraini, ……….. Pemeriksaan mikroskop darah 90.5
M.A.R.S Komplikasi ……….. AGD dan elektrolit
Nama Pelaksana ……….. Pemasangan IVFD 99.2
Verfikasi: ……….. Analisis Feses dan Urin lengkap
REFERENSI
1. Formularium Obat RSUD dr. Saiful Anwar Tahun 2017
2. Panduan Praktek Klinis (PPK) Tatalaksana Kasus RS Solok
3. Clinical Pathway Rumah Sakit Marinir Cilandak Jakarta Selatan Diare 2015
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Inonesia :
No.1165/MENEKES/SK/X/2007 Tentang Pola Tarif Rumah Sakit Badan Layanan Umum Menteri Kesehatan
Republik Indonesia.