DIARE AKUT
1. Pengertian Diare akut adalah buang air besarlebih dari 3 kali
dalam 24 jam dengan konsistensi cairdan
berlangsung kurang dari 1 minggu. Mneurut riset
kesehatan dasar 2007, diare merupakan penyebab
kematian pada 42% bayi dan 25,2% anak usia1-4
tahun.
4. Zinc
Usia < 6 bulan : 10 mg perhari
Usia >6 bulan : 20 mg per hari
5. Medikametosa
Tidak boleh berikan obat antidiare
Antibiotik : jika ditemukan indikasi
(disentri (diare berdarah)atau kolera)
dapat diberikan kotrimoksasol sesuai
dosis anak
Antiparasit
Metronidazol 50 mg/ kgBB/ hari
dibagi 3 dosis, obat pilihan untuk
amuba vegetatif
Pemberian probiotik sebagai terapi
suportif, lacto-B.
Kriteria Laboratorium
1. Trombositopenia < atau = 100.000/dl
2. Hemokonsentrasi, peningkatan
hematokrit >20% dibandingkan data
awal atau sesuai dengan umur
3. Demam disertai dengan dua atau lebih
manifestasi klinis, ditambah bukti
perembesan plasma dan trombositopenia
cukup untuk menegakkan diagnosis
DHF
Keterangan :
Kadar bilirubin yang digunakan adalah bilirubin total. Jangan dikurangi dengan bilirubin
direk. Faktor risiko adalah : penyakit hemolitik isoimun, def. G6PD, asfiksia, letargi yang nyata,
instabilitas suhu, sepsis, asidosis atau kadar albumin < 3 gr/dl (bila diukur). Untuk bayi usia 35 37
6/7 minggu bila keadaan umum bayi dapat dipertimbangkan kadar bilirubin pada garis risiko sedang,
terutama pada usia yang lebih mendekati batas 37 6/7. Fototerapi dapat dilakukan sampai kadar
bilirubin total 2 3 mg/dl dibawah garis pedoman.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
DIARE DEWASA
1. Pengertian Diare akut adalah buang air besar (defekasi) yang
ditandai dengan perubahan defekasi lebih dari
biasanya (> 3 kali sehari) yang disertai dengan
perubahan konsistensi tinja dengan/tanpa darah
dan/atau lendir yang terjadi dengan onset
mendadak dan berlangsung kurang lebih selama 7
hari
Non Medikamentosa
1. Oksigenasi 2-4 liter/menit (pada asma
sedang atau berat)
2. Infus cairan maintenance (pada asma
sedang atau berat)
3. Nutrisi adekuat
Medikamentosa
Reliever (pereda)
1. -adrenergik, adrenalin atau epinefrin
2. Beta agonis
Short acting beta agonis :
salbutamol, procaterol,
albuterol, fenoterol, terbutalin
3. Anti kolinergik
Ipratropium bromide
Controller (pengendali)
1. Kortikosteroid : inhalasi atau oral
Preparat inhalasi: budesonide,
fluticasone, beclometason, flunisolid,
mometasone, triamsinolon
Preparat oral: methylprednisolon,
prednison, triamsinolon, dexametason,
2. Long acting beta agonis (LABA)
Salmeterol, formoterol
3. Methylxantine
Sustained release theophyline
4. Kombinasi obat: biasanya steroid dan
LABA
Berat Serangan
Gejala dan Keadaan
Akut Sedang Berat
Tanda Mengancam jiwa
Ringan
Sesak napas Berjalan Berbicara Istirahat
Posisi Dapat tidur Duduk Duduk
terlentang membungkuk
Cara Satu kalimat Beberapa kata Kata demi
berbicara kata
Kesadaran Mungkin Gelisah Gelisah Mengantuk, gelisah,
gelisah kesadaran menurun
Frekuensi <20/ menit 20-30/ menit > 30/menit
napas
Nadi < 100 100 120 > 120 Bradikardia
Pulsus - 10 mmHg + / - 10 20 + > 25 mmHg - Kelelahan otot
paradoksus mmHg
Otot Bantu - + + Torakoabdominal
Napas dan paradoksal
retraksi
suprasternal
Mengi Akhir ekspirasi Akhir ekspirasi Inspirasi dan Silent Chest
paksa ekspirasi
APE > 80% 60 80% < 60%
PaO2 > 80 mHg 80-60 mmHg < 60 mmHg
PaCO2 < 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg
SaO2 > 95% 91 95% < 90%
ALUR TATALAKSANA ASMA
2. Anamnesis Keluhan:
1. Demam bifasik akut 2-7 hari
2. Nyeri kepala
3. Nyeri retroorbital
4. Mialgia/atralgia
5. Ruam Kulit
6. Gusi berdarah, mimisan
7. Nyeri perut
8. Mual/muntah
9. Hematemesis dan dapat juga melena.
Faktor Risiko
1. Tinggal di daerah endemis dan padat
penduduknya.
2. Pada musim panas (28-32 0C) dan
kelembaban tinggi.
3. Sekitar rumah banyak genangan air
2. Tanda Patognomonis
Suhu > 37,5 derajat celcius
Ptekie, ekimosis, purpura
Perdarahan mukosa
Rumple Leed (+)
Hepatomegali
Splenomegali
Untuk mengetahui terjadi kebocoran
plasma, diperiksa tanda-tanda efusi pleura
dan asites.
4. Kriteria diagnosis Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
Pemeriksaan Fisik, pemeriksaan darah dan
serologi dengue.
Kriteria WHO, diagnosis DBD ditegakkan bila
semua hal dibawah ini terpenuhi:
Demam atau riwayat demam akut, antara 2-
7 hari, biasanya bifasik/ pola pelana
Terdapat minimal satu dari manifestasi
perdarahan berikut
- Uji bendung positif
- Petekie, ekimosis atau purpura
- Perdarahan mukosa atau perdarahan dari
tempat lain
- Hematemesis atau melena
Trombositopenia (jumlah trombosit
<100.000/ul)
Terdapat minimal satu tanda-tanda
kebocoran plasma sebagai berikut:
- Peningkatan hematokrit >20%
dibandingkan standard sesuai dengan
umur dan jenis kelamin
- Penurunan hematokrit >20% setelah
mendapat terapi cairan, dibandingkan
dengan nilai hematokrit sebelumnya.
- Tanda kebocoran plasma seperti efusi
pleura, asistes atau hipoproteinemia
Klasifikasi
Derajat DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat
(pada setiap derajat sudah ditemukan
trombositopenia dan hemokonsentrasi)
Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas
dan satu-satunya manifestasi perdarahan
ialah uji bending Positif (bila ditemukan 10
atau lebih petekie per 2,5 cm2 ( 1 inci2)
Derajat II : seperti derajat I, disertai
perdarahan spontan di kulit dan atau
perdarahan lain ( petekie, memar di kulit,
atau perdarahan mukosa / saluran
gastrointestinal.)
Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi,
yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan nadi
menurun (20 mmHg atau kurang) atau
hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit
dingin dan lembab serta gelisah
Derajat IV : Syok berat, disertai dengan
nadi tak teraba, tekanan darah tak terukur.
Pada DBD derajat III dan IV dapat terjadi
berbagai kekacauan metabolisme:
Hipoksia Jaringan metabolisme anaerob
akumulasi asam laktat Asidosis
Asidosis diperhebat oleh oliguria akibat
perfusi yang sangat mengurangi pada ginjal.
Alkalosis repiratorik kompensator, terutama
pada masa penyembuhan dengan pemakaian
cairan Ringer Laktat.
Na+ menurun, sedang K+ meninggi , yang
kembali normal dengan pemakaian Ringer
Laktat.
Alternatif lain:
1. Tiamfenikol 4x500 mg
2. Kotrimoksazol 2x960 mg selama 2 minggu
3. Ampisilin dan amoksisillin 50-150 mg/KgBB
selama 2 minggu
4. Sefalosporin generasi III: ceftriakson 3-4
gram dalam dekstrosa 100 cc selama jam
per-infus sekali sehari, selama 3-5 hari
5. cefotaksim 2-3x1 gram
6. Fluorokuinolon
Ciprofloksasin 2x500 mg/hari (15
mg/KgBB) selama 5-7 hari
Ofloksasin 2x400 mg/hari (15 mg/KgBB)
selama 5-7 hari
10. Edukasi (Hospital Health Promotion) 1. Edukasi mengenai kebersihan air, makanan,
dan sanitasi