Anda di halaman 1dari 5

SOP ARTRITIS

Dinas Kesehatan UPT Puskesmas Rawat


No. Dokumen : 400/ /D.2 U.3/SOP/tahun
Kota Metro Inap Banjarsari
Disetujui oleh,
Tanggal terbit
Kepala UPT Puskesmas Banjarsari
SOP
No. Revisi

drg. Dwi Yanti


Halaman : 1/
NIP. 19690403 200212 2 008

a. Pengertian Artritis adalah istilah umum bagi peradangan (inflamasi) dan


pembengkakan di daerah persendian.
b. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanakan artritis yang datang di Balai
Pengobatan Umum Puskesmas Banjarsari.
c. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 400 / / D.2.U.3 /SK/ 2018 Tentang

d. Referensi Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2011

e. Alat dan a) Tensi meter


Bahan b) Stetoskop
c) Thermometer
d) Buku status pasien Balai Pelayanan Umum / Family folder
e) Lembar resep
f) Lembar rujukan
f. Prosedur Petugas:
a. Dokter umum
b. Perawat
Langkah-langkah:
a. Perawat melakukan pengukuran tekanan darah, BB dan TB serta
mencatat dalam rekam medis rawat jalan/status pasien.
b. Dokter melakukan anamnesa
Pada pasien dengan Osteoartritis, perlu diperhatikan:
a) Faktor risiko: umur (sering di atas 50 tahun), jenis kelamin (di atas
usia 50 tahun wanita lebih banyak), suku bangsa (suku Indian dan
orang-orang kulit putih), genetik, kegemukan, cedera sendi,
olahraga, pekerjaan berat, kelainan pertumbuhan, tingginya
kepadatan tulang.
b) Keluhan: nyeri sendi (bertambah dengan gerakan, berkurang
dengan istirahat), hambatan gerakan sendi, kaku pagi < 30 menit,
krepitasi dan perubahan gaya berjalan.

Pada pasien dengan Artritis Reumatoid, perlu diperhatikan:


a) Gejala pada awal onset: gejala prodromal (lelah, anoreksia, seluruh
tubuh terasa lemah) yg berlangsung berminggu-minggu atau
berbulan-bulan.
b) Gejala spesifik pada beberapa sendi (poliartrikular) secara simetris,
terutama sendi PIP (proximal interphalangeal), sendi MCP
SOP ARTRITIS

Dinas Kesehatan UPT Puskesmas Rawat


No. Dokumen : 400/ /D.2 U.3/SOP/tahun
Kota Metro Inap Banjarsari
Disetujui oleh,
Tanggal terbit
Kepala UPT Puskesmas Banjarsari
SOP
No. Revisi

drg. Dwi Yanti


Halaman : 1/
NIP. 19690403 200212 2 008

(metacarpophalangeal), pergelangan tangan, lutut, dan kaki.


Gejala sinovitis pada sendi yang terkena: bengkak, nyeri yang
diperburuk dengan gerakan sehingga gerakan menjadi terbatas,
kekakuan pada pagi hari > 1 jam.
c) Gejala ekstraartikular: mata (episkleritis), saluran napas atas (nyeri
tenggorok, nyeri menelan atau disfonia yang terasa lebih berat pada
pagi hari), kardiovaskular (nyeri dada pada perikarditis),
hematologi (anemia), dsb.
c. Dokter melakukan pemeriksaan fisik
Pada pasien Osteoartritis harus diperhatikan adanya hambatan gerak
sendi, pembesaran sendi, krepitasi, perubahan gaya berjalan,
pembengkakan sendi yang seringkali asimetris (karena efusi pada
sendi), kadang-kadang disertai tanda-tanda peradangan, perubahan
bentuk/deformitas sendi yang permanen, Heberden’s node
(nodul/osteofit pada sendi DIP), Bouchard’s node (nodul/osteofit pada
PIP).

Sedangkan pada pasien Artritis Reumatoid, dilakukan pemeriksaan


antara lain:
a) Manifestasi artikular: pada lebih dari 3 sendi (poliartritis) terutama
di sendi tangan, simetris, immobilisasi sendi, pemendekan otot
seperti pada vertebra servikalis, gambaran deformitas sendi tangan
(swan neck, boutonniere).
b) Manifestasi ekstraartikular: kulit (nodul rheumatoid pada daerah
yang banyak menerima penekanan, vaskulitis), soft tissue
rheumatism (carpal tunnel syndrome, frozen shoulder), mata
(kerato-konjungtivitis sicca yang merupakan manifestasi sindrom
Sjorgen, episkleritis/skleritis), sistem respiratorik (radang sendi
krikoaritenoid, pneumonitis interstitial, efusi pleura, fibrosis paru
luas), sistem kardiovaskuler (perikarditis konstriktif, disfungsi
katup, fenomena embolisasi, gangguan konduksi, aortritis,
kardiomiopati), hematologi (anemia akibat penyakit kronik).
c) Keluhan lain yang mirip dengan artritis adalah reumatism yang
sebenarnya berasal dari jaringan lunak di luar sendi. Yang di kenal
awam sebagai encok sebagian besar adalah reumatism.
d) Sendi yang terserang biasanya bengkak, merah dan nyeri.
e) Serangan AR biasanya dimulai dengan gejala prodromal berupa
SOP ARTRITIS

Dinas Kesehatan UPT Puskesmas Rawat


No. Dokumen : 400/ /D.2 U.3/SOP/tahun
Kota Metro Inap Banjarsari
Disetujui oleh,
Tanggal terbit
Kepala UPT Puskesmas Banjarsari
SOP
No. Revisi

drg. Dwi Yanti


Halaman : 1/
NIP. 19690403 200212 2 008

badan lemah, hilang nafsu makan, nyeri dan kaku seluruh badan.
Gejala pada sendi biasanya timbul bertahap setelah beberapa
minggu atau bulan.
f) Nyeri sendi pada AR bersifat hilang timbul, ada masa remisi,
bersifat simetris bilateral, dan berhubungan dengan udara dingin.
g) Serangan OA biasanya sesisi. Gejala utamanya adalah nyeri sendi
yang berhubungan dengan gerak. Pasien juga merasakan kaku pada
sendi yang terserang.
h) Pada pemeriksaaan radiologi OA biasanya memperlihatkan
pelebaran sendi pada tahap awal, osteofit, sklerosis tulang dan
penyempitan rongga antar sendi pada tahap lanjut.
i) Deformitas dapat terjadi pada OA maupun AR setelah terjadi
destruksi sendi.

2. Penatalaksanaan
a. Osteoartritis
a) Non medikamentosa:
Mengistirahatkan sendi diperlukan dalam keadaan akut.
Selanjutnya pada OA, mungkin pasien perlu memperbaiki sikap
tubuh, mengurangi berat badan, atau melakukan fisioterapi.
b) Medikamentosa:
- Analgesik:
(1) Analgesik sederhana: asetaminofen 2-4 g/hari
(2) Obat antiinflamasi non-steroid, seperti: natrium diklofenak 2-
3 x 25-50 mg, piroksikam.
(3) Opioid ringan: kodein
- Steroid oral jangka pendek untuk OA dengan inflamasi (efusi)
b. Artritis Reumatoid
a) Non medikamentosa:
Mengistirahatkan sendi diperlukan dalam keadaan akut.
Selanjutnya pada artritis reumatoid, mungkin pasien perlu
melakukan fisioterapi.
b) Medikamentosa:
Obat anti inlamasi non-steroid, seperti: diklofenak 50-100 mg
2x/hari, atau golongan steroid, seperti: prednison atau metil
prednisolon dosis rendah (sebagai bridging therapy)
SOP ARTRITIS

Dinas Kesehatan UPT Puskesmas Rawat


No. Dokumen : 400/ /D.2 U.3/SOP/tahun
Kota Metro Inap Banjarsari
Disetujui oleh,
Tanggal terbit
Kepala UPT Puskesmas Banjarsari
SOP
No. Revisi

drg. Dwi Yanti


Halaman : 1/
NIP. 19690403 200212 2 008

3. Mempertimbangkan untuk dilakukan rujukan untuk operasi perbaikan


deformitas, pengobatan lebih lanjut, atau jika terjadi komplikasi.

g. Hal-hal yang 1. Faktor resiko


perlu 2. Komplikasi
diperhatikan
h. Unit Terkait Laboratorium, apotek

i. Dokumen 1. Rekam Medis


Terkait 2. Lembar resep
3. Form rujukan

j. Rekaman historis perubahan


No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
SOP ARTRITIS

Dinas Kesehatan UPT Puskesmas Rawat


No. Dokumen : 400/ /D.2 U.3/SOP/tahun
Kota Metro Inap Banjarsari
Disetujui oleh,
Tanggal terbit
Kepala UPT Puskesmas Banjarsari
SOP
No. Revisi

drg. Dwi Yanti


Halaman : 1/
NIP. 19690403 200212 2 008

Anda mungkin juga menyukai