badan lemah, hilang nafsu makan, nyeri dan kaku seluruh badan.
Gejala pada sendi biasanya timbul bertahap setelah beberapa
minggu atau bulan.
f) Nyeri sendi pada AR bersifat hilang timbul, ada masa remisi,
bersifat simetris bilateral, dan berhubungan dengan udara dingin.
g) Serangan OA biasanya sesisi. Gejala utamanya adalah nyeri sendi
yang berhubungan dengan gerak. Pasien juga merasakan kaku pada
sendi yang terserang.
h) Pada pemeriksaaan radiologi OA biasanya memperlihatkan
pelebaran sendi pada tahap awal, osteofit, sklerosis tulang dan
penyempitan rongga antar sendi pada tahap lanjut.
i) Deformitas dapat terjadi pada OA maupun AR setelah terjadi
destruksi sendi.
2. Penatalaksanaan
a. Osteoartritis
a) Non medikamentosa:
Mengistirahatkan sendi diperlukan dalam keadaan akut.
Selanjutnya pada OA, mungkin pasien perlu memperbaiki sikap
tubuh, mengurangi berat badan, atau melakukan fisioterapi.
b) Medikamentosa:
- Analgesik:
(1) Analgesik sederhana: asetaminofen 2-4 g/hari
(2) Obat antiinflamasi non-steroid, seperti: natrium diklofenak 2-
3 x 25-50 mg, piroksikam.
(3) Opioid ringan: kodein
- Steroid oral jangka pendek untuk OA dengan inflamasi (efusi)
b. Artritis Reumatoid
a) Non medikamentosa:
Mengistirahatkan sendi diperlukan dalam keadaan akut.
Selanjutnya pada artritis reumatoid, mungkin pasien perlu
melakukan fisioterapi.
b) Medikamentosa:
Obat anti inlamasi non-steroid, seperti: diklofenak 50-100 mg
2x/hari, atau golongan steroid, seperti: prednison atau metil
prednisolon dosis rendah (sebagai bridging therapy)
SOP ARTRITIS