Anda di halaman 1dari 3

Tindakan Dorsumsisi

No. Dokumen :
021/DIR-RSPR/Yanmed/I/2019 No. Revisi : 0 Halaman : 1-3

RSIA Pura Raharja

Standar Prosedur Tanggal terbit


Operasional 10 Januari 2019

Pengertian Dorsumsisi adalah teksisi sirkumsisi dengan cara memotong preputikum


pada bagian dorsal pada jam 12 sejajar sumbu panjang penis kearah
proksimal, kemudian dilakukan pemotongan sirkuler ke kiri dan kekanan
sejajar sulcus coronarius
Tujuan 1. Memisahkan kulit dengan glans penis sampai dengan coronaglans
(perlengketan preputium)
2. Memotong arah jam 12 (dorsum ) sampai corona glandis kemudian
dilakukan pemotongan dan penjahitan sekunder
Kebijakan Syrat Keptusuan No 37/DIR-RSPR/II/2016 Tentang “Pedoman Standar
Pelayanan Medis RSIA Pura Raharja”
Prosedur A. Persiapan
Setelah fisik dan mental dipersiapkan, informed consent didapat dari
penderita atau keluarganya, disiapkan alat-alat :
1. Sarung tangan steril 2 pasang
2. Kasa steril
3. Disinfektan, seperti povidone iodine
4. Klem untuk disinfeksi
5. Doek lubang steril
6. Spuit 2.5 atau 5 cc steril
7. Lidokain untuk anestesi infiltrasi
8. Miloz untuk General Anestesi
9. 2 atau 3 klem lurus
10. 2 atau klem arteri kecil
11. Sonde
12. Gunting jaringan
13. Gunting benang
14. Benang bedah yang cepat diserap, misalnya plain catgut 3/0
secukupnya
15. Jarum jahit cutting lengkungan ½ , atau lebih baik bila ada dengan
jarum jahit a-traumatic cutting
16. Needle holder
17. Pinset
18. Underpad

B. Pelaksanaan
1. Disinfeksi penis dan sekitarnya dengan cairan disinfeksi
Tindakan Dorsumsisi

No. Dokumen :
021/DIR-RSPR/Yanmed/ I/2019 No. Revisi : 0 Halaman : 2-3

RSIA Pura Raharja


Prosedur 2. Persempit lapangan tindakan dengan doek lubang steril
3. Lakukan anestesi infiltrasi subkutan dimulai dari pangkal penis
melingkar. Bila perlu tambahkan juga pada daerah preputium yang
akan dipotong dan daerah ventral
4. Tunggu 3 – 5 menit dan yakinkan anestesi lokal sudah bekerja
dengan mencubitkan pinset
5. Bila didapati phimosis, lakukan dilatasi dengan klem pada lubang
preputium, lepaskan perlengketannya dengan glans memakai sonde
atau klem sampai seluruh glans bebas. Bila ada smegma,
dibersihkan.
6. Jepit kulit preputium sebelah kanan dan kiri garis median bagian
dorsal dengan 2 klem lurus. Klem ketiga dipasang pada garis tengah
ventral. (Prepusium dijepit klem pada jam 11, 1 dan jam 6 ditarik
ke distal)
7. Gunting preputium dorsal tepat digaris tengah (diantara dua klem)
kira-kira ½ sampai 1 sentimeter dari sulkus koronarius
(dorsumsisi),buat tali kendali. kulit Preputium dijepit dengan klem
bengkok dan frenulum dijepit dengan kocher
8. Pindahkan klem (dari jam 1 dan 11 ) ke ujung distal sayatan (jam
12 dan 12) insisi melingkar kekiri dan keknan dengan arah serong
menuju frenulum di distal penis (pada frenulum insisi dibuat agak
meruncing (huruf V), buat tali kendali)
9. Cari perdarahan dan klem, ikat dengan benang plain catgut yang
disiapkan.
10. Setelah diyakini tidak ada perdarahan (biasanya perdarahan yang
banyak ada di frenulum) siap untuk dijahit.Penjahitan dimulai dari
dorsal (jam 12), dengan patokan klem yang terpasang dan jahitan
kedua pada bagian ventral (jam 6). Tergantung banyaknya jahitan
yang diperlukan, selanjutnya jahitan dibuat melingkar pada jam 3,6,
9,12 dan seterusnya
11. Tutup luka dengan kasa atau penutup luka lain, dan diplester.
Lubang uretra harus bebas dan sedapat mungkin tidak terkena urin

C. Indikasi medis dorsumsisi antara lain :


1. Phimosis atau paraphimosis
2. Infeksi glans penis (balanitis) rekurens
3. Adanya smegma
4. Kondiloma akuminata

D. Pemulihan
1. Pindah pasien dari meja operasi ke bed pasien
2. Letakkan pasien pada ruang pemulihan
3. Lakukan observasi tanda tanda vital taip 30menit
4. Catat hasil observasi pada lembar yang disediakan
Tindakan Dorsumsisi

No. Dokumen :
021/DIR-RSPR/Yanmed/ I/2019 No. Revisi : 0 Halaman : 3-3

RSIA Pura Raharja


Prosedur 5. Pindahkan pasien ke ruang rawat inap bila skor alderete >8 atau
bromage ≥ 2(tergantung jenis anestesi yang digunakan)

A. Observasi Lanjutan Paska Tindakan


1. Observasi tanda tanda vital pasien tiap 6 jam
2. Catat hasil observasi pada lembar CPPT dan laporkan DPJP jika
ada penurunan kondiasi selama observasi
3. Bila kondisi pasien stabil, pulangkan pasien
4. Namun bila kondisi belum stabil atau apabila ada keluhan tertentu
lakukan observasi lanjutan tiap jam

Unit terkait Unit UGD, Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kamar Operasi
Referensi Pedoman Standar Pelayanan Medis RSIA Pura Raharja

Anda mungkin juga menyukai