Anda di halaman 1dari 8

PEMBERIAN OBAT LIVE SAVING

No.Dokumen : IV/ /bulan/tahun


No. Revisi : 01
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3

UPT Puskesmas Fahrudin, SKM, M.Kes


Mranti NIP.19640727 198703 1 017

1. Pengertian Obat live saving adalah obat-obat yang digunakan untuk kasus-kasus darurat.

2. Tujuan 1. Mempertahankan nyawa pasien


2. Mempermudah dan mempercepat pertolongan pasien gawat darurat di
IGD
3. Kebijakan Obat live saving adalah obat-obat yang digunakan untuk kasus-kasus darurat.

4. Referensi

5. Langkah-langkah 1. ISDN
a. Indikasi: Penanganan dan pencegahan AMI.
b. Hati-Hati:
1) Pasien dengan peningkatan TIK, Hipovolemia, anak-
anak, ibu hamil dan menyusui.
2) Parodoxical bradycardi, hipertropic cardiomyopathy
c. Dosis: Dosis awal ½ - 1 Tablet , Sublingual
Dosis lanjutan 1-2 tablet Sublingual setiap 2-3 hari.

2. Aspilet/Asetosal
a. Indikasi : Penanganan dan prophilaksis, Angina pectoris dan
Myocard infark
b. Hati-Hati :
1) diberikan pada penderita dispepsia, gangguan hati dan ginjal.
2) Bila diberikan pada anak-anak, ibu hamil dan menyusui.
c. Dosis: 80mg – 100mg/hari.

3. Aminophilin
a. Indikasi: Meringankan dan mengatasi serangan asma bronkial
b. Hati-hati:
1) Pada penderita hipoksemia,hipertensi, atau penderita yang
mempunyai riwayat tukak lambung
2) Hati-hati pemberian pada wanita hamil, menyusui dan anak-anak.
3) Hati-hati pemberian pada penderita kerusakan fungsi hati, usia
diatas 55 tahun terutama pada pria dan pada penderita penyakit
paru-paru kronik
4) Hentikan penggunaan jika terjadi jantung berdebar-debar.
PEMBERIAN OBAT LIVE SAVING
No.Dokumen :IV/ /bulan/tahun

SOP
No. Revisi : 01

Tanggal Terbit :

Halaman :2/3

c. Dosis:
1) Dosis awal 6 mg/kgBB IV pelan (≤25 mg/menit), kurangi 50% jika
penderita telah menerima teofilin dalam 24 jam terakhir.
2) Dosis pemeliharaan
a) <9 tahun : 1mg/kgBB/jam
b) >9 tahun : 0,8 mg/kgBB/jam
c) dewasa merokok : 0,8 mg/kgBB/jam
d) dewasa tidak merokok : 0,5 mg/kgBB/jam
e) penderita dekompensasi jantung atau gangguan fungsi hati :
0,2mg/kgBB/jam.
f) Kurangi dosis jika mual, muntah, sakit kepala, atau takikardi.

4. Deksametasone
a. Indikasi:
1) Penyakit kolagen dan Rematik.
2) Penyakit kulit
3) Penyakit neoplastik
4) Penyakit alergi
5) Penyakit Gastrointestinal (Ulcerative colitis,regional enteritis)
6) Penyakit Hematologi (Acquired hemolytic anemia,Congenital
hypoplastic anemia)
b. Hati-hati:
1) Jangan diberikan pada penderita occular hepes simplex
2) Hati-hati pada pasien pyogenik atau infeksi jamur
c. Dosis:
1) Dosis awal bervariasi dari 0.75-9 mg.
2) Dosis rumatan ditentukan dengan menurunkan dosis awal yang
memiliki efek terapi yang cukup.
5. Stesolid supp
a. Indikasi:
Pasien kejang termasuk pasien kejang demam
PEMBERIAN OBAT LIVE SAVING
No.Dokumen :IV/ /bulan/tahun

SOP
No. Revisi : 01

Tanggal Terbit :

Halaman :2/3

b. Hati-hati:
1) .Pasien Myasthnia Gravis, edema paru, dan respiratory distress
2) Hati-hati pada pasien disfungsi renal atau hepar, penyakit paru
kronik, dan glaukoma tertutup.
3) Turunkan dosis pada pasien lanjut usia
4) Tidak disarankan digunakan pada wanita dengan kehamilan
trimester 1 dan 3.
5) .Jangan digunakan pada ibu menyusui
c. Dosis
Anak BB ≤ 10 kg : 1 tube (5 mg) masukkan sedalam 2,5 cm.
Anak BB ≥ 10 kg : 1 tube (10 mg) masukkan sedalam 2,5 cm
6. Valium/Diazepam Injeksi
a. Indikasi:
Pasien kejang termasuk pasien kejang demam
b. Hati-hati:
1) Pasien Myasthnia Gravis, edema paru, dan respiratory distress
2) Hati-hati pada pasien disfungsi renal atau hepar, penyakit paru
kronik, dan glaukoma tertutup.
3) Turunkan dosis pada pasien lanjut usia
4) Tidak disarankan digunakan pada wanita dengan kehamilan
trimester 1 dan 3.
5) Jangan digunakan pada ibu menyusui
c. Dosis
0,5 mg/kgBB intravena pelan. Ulangi satu kali dosis pemberian jika
kejang menetap
7. D 40% S
a. Indikasi:
1) Koma hipoglikemia
2) Tidak sadar dan curiga hipoglikemia
3) Sumber Nutrisi
4) Peningkatan glikogen hepar dan otot jantung
5) Edema cerebral
PEMBERIAN OBAT LIVE SAVING
No.Dokumen :IV/ /bulan/tahun

SOP
No. Revisi : 01

Tanggal Terbit :

Halaman :2/3

6) Kolaps osmotik diuretic


b. Hati-hati:
1) Larutan injeksi D40% ini merupakan larutan yang amat hipertonis,
sehingga harus disuntikkan secara pelan untuk menghindar iritasi
setempat serta perlonjakkan osmotik setempat.
2) Hati-hati pemberian karbohidrat pada penderita dalam keadaan
asidosis laktat.
3) Larutan ini sebaiknya tidak ditambahkan pada tranfusi darah, karena
akan menggumpalkan sel darah merah dan kemungkinan terjadi
hemolisis
4) Hati-hati pada penderita ”glucose-galactose-malabsorption-syndrome”
5) Hiperhidrasi
6) ”Post-operative impaired glucose utilization”
c. Dosis
D40% sebanyak 2 flakon (50cc) bolus intra vena. Lanjutkan D10% per
infus,6 jam per kolf.
Cek GDs 1 jam setelah pemberian D40% :
- Bila GDs < 50 mg/dl → + bolus D40% 50 mL IV
- Bila GDs < 100 mg/dl → + bolus D40% 25 mL IV
- Bila GDs 100-200 mg/dl → tanpa bolus D40%
- Bila GDs > 200 mg/dl → turunkan kecepatan drip D10%
8. Epineprine/Adrenalin
(Sediaan 1:1000 atau 1:10.000)
a. Hati-hati: Peningkatan tekanan darah dan HR bisa menyebabkan:
1) Iskhemia miokard
2) Angina
3) Peningkatan kebutuhan oksigen otot jantung
4) Dosis tinggi tidak memperbaiki survival
maupun outcome neurologis dan berkontribusi thd disfungsi
miokard postresusitasi
5) Dosis lebih tinggi mungkin diperlukan untuk
mengatasi racun/obat yang menginduksi syok.
b. Dosis:
Henti Jantung:
1). Dosis IV: 1mg ( 10 mL larutan 1:10.000) diberikan tiap 3-5 menit
selama resusitasi. Setiap pemberian diikuti 20 mL IV flush.
2). Dosis lebih tinggi: Dosis lebih tinggi: sampai 0.2 mg/kg bisa
PEMBERIAN OBAT LIVE SAVING
No.Dokumen :IV/ /bulan/tahun

SOP
No. Revisi : 01

Tanggal Terbit :

Halaman :2/3

digunakan jika dosis 1 mg gagal.


3). Infus kontinyu: Tambahkan 30mg epinefrin (30 ml larutan
1:1000) dalam 250 mL normal salin atau D5%, dg kecepatan 100
mL/jam dan titrasi sesuai responnya.
4). Per Trakheal: 2.0 – 2.5 mg larutkan dalam 10 ml normal salin.
Bradikardi atau Hipotensi: 2-10 μg/menit infuse ( tambahkan 1
mg larutan 1:1000 dalam 500 mL normal salin; infuskan 1-5
mL/menit

6. Bagan Alir (jika -


dibutuhkan)
7. Hal-hal yang
Diperhatikan
8. Dokumen terkait

9. Unit terkait

10. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai


diberlakukan
Historis
Perubahan
DAFTAR TILIK

TIDAK
NO KEGIATAN YA TIDAK
BERLAKU

A Apakah ada Anamnese dan Pemeriksaan Fisik ?


P

1. Adanya riwayat terpapar alergen

2. Sesak, sianosis

3. Hipotensi

4. Takikardi

5. Edena periorbital, mata berair,hiperemi konjungtiva

6. Urtikaria dan eritema pada kulit

Apakah ada Penatalaksanaan ?

7. Posisi trendelenburg (berbaring dengan kedua tungkai


diangkat)
8. Oksigen 3-5 liter/menit

9. Pemasangan infus dengan cairan Dextran (pilihan utama)


atau Ringer Laktat, NaCl
10. Adrenalin 1:1000 0,3 – 0,5 ml diberikan intramuskuler dan
dapat diulang 5 – 10 menit.
11. Jika pemberian i.m kurang efektif dapat diberikan i.v
dengan cara melarutkan 0,1- 0,2 ml adrenalin dalam 10 ml
NaCl fisiologis, bolus pelan
12. Bila masih ada bronkospasme dapat diberikan aminophilin
250 mg i.v bolus pelan 10 menit
13. Antihistamin dan kortikosteroid dapat diberikan setelah
gejala klinik mulai membaik. Antihistamin : difenhidramin
HCL 5 – 20 mg i.v . Kortikosteroid: deksametason 5 – 10
mg i.v atau hidrokortison 100 – 250 mg i.v
14. Resusitasi kardiopulmuner bila terjadi henti jantung

15. Rujukan ke rumah sakit untuk perawatan dan penanganan


lanjutan
16. Mencari penyebab reaksi anafilaktik dan mencatatnya di
rekam medis, konseling dan edukasi pada keluarga

Compliance rate (CR) : .........................% ……………,


………………
Observer Tindakan

………………………
….
NIP.
……………………..

1/1
PEMBERIAN OBAT LIVE SAVING
No.Dokumen :IV/ /bulan/tahun

SOP
No. Revisi : 01

Tanggal Terbit :

Halaman :2/3
1/1

Anda mungkin juga menyukai