Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN UJIAN STASE DEPARTEMEN

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN KRITIS DENGAN


MATERI TITRASI OBAT DI RUANG ICU RSUD MARDI
WALUYO KOTA BLITAR

Oleh :
WILDAN YOGA SYAHPUTRA
NIM : 40219022

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KOTA KEDIRI
2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : WILDAN YOGA SYAHPUTRA


NIM : 40219022
PRODI : PENDIDIKAN PROFESI NERS
INSTITUSI : INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

PEMBIMBING INSTITUSI PEMBIMBING LAHAN

( ) ( )
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya pelayanan kesehatan terdiri dari dua aspek utama yaitu
perawatan dan pengobatan. Perawat saat ini dituntut mampu memberikan
asuhan keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah menggunakan
metode proses keperawatan. Disamping memberikan asuhan keperawatan,
perawat dituntut juga untuk mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang
memadai tentang pengobatan. Keikutsertaan perawat dalam kegiatan
kolaborasi pengobatan ini cukup bervariasi selaras dengan kemajuan
pembangunan dibidang kesehatan.

Pemberian obat yang aman dan dan akurat merupakan salah satu tugas
terpenting perawat. Obat adalah alat utama terapi yang digunakan dokter
untuk mengobati klien yang memiliki masalah kesehatan. Walaupun obat
menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan
efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya
bila tidak tepat diberikan. Perawat bertanggung jawab memahami kerja obat
dan efek samping yang ditimbulkan, memberikan obat dengan tepat,
memantau respon klien, dan membantu klien menggunakannya dengan benar
dan berdasarkan pengetahuan.

Selain mengetahui kerja suatu obat tertentu, perawat juga harus


memahami masalah kesehatan klien saat ini dan sebelumnya untuk
menentukan apakah obat tertentu aman untuk diberikan. Pertimbangan
perawat penting dalam pemberian obat yang tepat dan aman.Oleh karena itu,
dalam makalah ini penulis akan membahas teknik pemberian obat titrasi yang
bisa dijadikan pedoman perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
pemberian obat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pemberian obat titrasi?
2. Apa saja alat yang digunakan untuk pemberian obat titrasi
3. Bagaimana persiapan dan metode pemberian obat titrasi
4. Bagaimana penghitungan dosis obat titrasi?
5. Bagaimana prinsip dosis titrasi?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksut dengan pemberian obat titrasi
2. Untuk mengetahui alat yang digunakan untuk pemberian obat titrasi
3. Untuk mengetahui persiapan dan metode pemberian obat titrasi
4. Untuk mengetahuipenghitungan dosis obat titrasi
5. Untuk mengetahui prinsip dosis titrasi

D. MANFAAT
Mahasiswa mampu mengetahui dosis penghitungan pemberian obat titrasi
dengan tepat dan akurat. Dan mampu menerapkan ilmu keperawatan kritis
pemberian obat titrasi ditempat klinik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI TERAPI TITRASI

Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan


standar ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen
yang tidak dikenal. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah
diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan
menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar
primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan
melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi (konsentrasi
diketahuidari massa -volum larutan). Larutan standar sekunder adalah larutan
standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat
tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga konsentrasi diketahui dari
hasil standardisasi(Day Underwood, 1999).

Standardisasi larutan merupakan proses saat konsentrasi larutan


standar sekunder ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi dengan
larutan standar primer (John Kenkel, 2003). Titran atau titer adalah larutan
yang digunakan untuk mentitrasi (biasanya sudah diketahui scarapasti
konsentrasinya). Dalam proses titrasi suatu zat berfungsi sebagai titran dan
yang lain sebagai titrat. Titrat adalah larutan yang dititrasi untuk diketahui
konsentrasi komponen tertentu. Titik ekivalen adalah titik yg menyatakan
banyaknya titran secara kimia setara dengan banyaknya analit. Analit adalah
spesies (atom, unsur, ion, gugus, molekul) yang dianalisis atau ditentukan
konsentrasinya atau strukturnya.

Jadi, terapi titrasi adalah pemberian obat secara bertahap, perlahan-


lahan secara berkelanjutan sampai dosis maximum dicapai dengan tujuan
memberikan obat atau cairan secara bertahap, step by step, menyesuaikan
dengan respon yang dikehendaki, baik dengan menggunakan syringe pump,
infus pump, atau modifikasi tetesan infus.

B. ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Syringe pump
2. Spuit50cc/25cc
3. Three way stopcock
4. Extentiontube
5. Label
6. Jalurinfus
7. Kalkulator

C. PERSIAPAN
1. Beritahu pasien jika akan dilakukan tindakan, pastikan nama, tanggal, no
regristasi sesuai
2. Pastikan akses infus stabil dan paten
3. Monitor tanda plebitis

D. METODE PEMBERIAN
1. Syringe Pump
a. Tentukan jumlah yang akan diberikan sesuai dosis (kebutuhan/jam)
b. Buatpengencerandantentukankonsentrasiobat(konsentrasiper cc
larutan)
c. Aturkecepatanpemberian(kebutuhan/konsentrasi= cc/jam)
2. Drip atau Infus
a. Tentukan jumlah yang akan diberikan sesuai dosis(kebutuhan/jam)
b. Buatpengencerandantentukankonsentrasiobat(konsentrasiper cc
larutaninfus)
c. Hitungpemberiandenganmenghitungkecepataninfusdenganmemperhati
kanfaktortetesaninfusset

E. LABELING
1. Nama pasien
2. Berat badan
3. Nama obat
4. Dosis kemasan
5. Pengenceran obat
6. Konsentrasi larutan
7. Kecepatan

F. OBAT YANG DIBERIKAN


1. Dobutamin/ Dobuject/ Dobutrex
a. Indikasi
- Menghilangkan & mencegah gejala-gejala asma & bronkhospasme
yang bersifat reversibel yang berhubungan dengan bronkhitis kronis
& emfisema
- Syok Kardiogenik
- Kondisi hipotensi berat atau kecenderungan syok setelah mendapat
terapi cairan
b. Kontraindikasi
- Hipertiroidisme
- Feokromositoma
- Takiaritmia,
- Fibrilasi

c. Sediaan

Ampul 10 ml = 24mg/ml.

d. Dosis dan Cara Pemberian


1) Laju pemberian yang lazim 2 – 20 µg/kg per menit, titrasi
sehingga HR tidak sampai meningkat 10 % dari baseline
2) Untuk penggunaan yang optimal, disarankan memonitor
hemodinamik
3) Respon untuk pasien usia tua menurun signifikan
4) Rumus dosis dobutamin dalam syringe pump adalah :
- Sediaan dobutamine 1 ampul = 250 mg.
- Karena 1 mg = 1.000 mikrogram (mcg) maka 1 ampul =
250.000 mikrogram.
- Syringe pump menggunakan spuit 50 cc. Kecepatan pemberian
dalam satuan cc/ jam.
- Maka 1 cc cairan dalam syringe pump :

250.000 μg
 5.000g
50 cc

Dosis x BB x Waktu (60)


Konsentrasi

atau
Dosis  60xBB
5.000
Contoh:
Pasien dengan BB 50 kg. Dosis dobutamin dimulai dari 5
mg/kgBB/menit.

5  60x50 15.000
  3 cc/jam
5.000 5.000

5) Rumus hitung tetesan dobutamin per drip :


- Faktor pengencer
250.000
 500
500

- Rumus menggunakan kolf :


Dosis  60xBB
500
Hasil disesuaikan makro/ mikro

6) Rumus untuk low cardiac output.


- Dosis kecil : 1 –3 μg/kg/min (Renal dose)
Menstimulir Dopaminergic receptors, menyebabkan vasodilatasi.
- Dosis sedang : 3 –10 μg/kg/min
Menstimulir beta 1 receptor, menyebabkan
peningkatankontraktilitas myocard, heart rate dan konduksi.
- Dosis besar : 10 –15μg/kg/min.
Menstimuliralpha receptors.
- Alpha 1: vasokonstriksiarteriole danvenulaeSVR (systemicBP)
meningkat, PVR (pulmonary artery pressure)meningkat.
- Alpha 2: vasodilatasiarteriole
danvenulaesertadepresisympathicPenurunanSVR, PVR danheart
rate.
a. Hal-hal yang perlu Diperhatikan
- Cegah pemberian pada TDS < 100 mmHg dan ada tanda-tanda
syok
- Menyebabkan takiaritmia
- Tidak boleh mencampur dengan natrium bikarbonat
b. Kontra indikasi
- Resisten mekanik dari pengisian dan atau pengosongan
ventrikular seperti tamponade perikardial, perikarditis
konstriktif, penyumbatan kardiomiopati hipertrofik, & stenosis
aorta berat.
- Hipovolemik berstatus parah.
- Penggunaan bersama dengan obat-obat penghambat mono amin
oksidase.
c. Efek samping

- Meningkatnya detak jantung, tekanan darah.


- Dapat memicu aritmia ventrikular baru & peningkatan aritmia
ventrikuler
- yang telah ada sebelumnya.
- Kadang-kadang terjadi kemerahan pada kulit, demam,
eosinofilia, bronkhospasme, tidak bisa menahan berkemih.
- Perubahan kadar gula pada penderita diabetes

2. Dopamin/ Doperba
a. Cara Kerja

Dopamine adalah agen vasopressor dan inotropic. Dopamine


bekerja dengan cara meningkatkan kekuatan memompa pada jantung
dan suplai darah ke ginjal dan digunakan untuk meningkatkan fungsi
jantung ketika jantung tak mampu memompa cukup darah.

b. Indikasi
- Obat pilihan kedua untuk bradikardia simtomatis (setelah atropin)
- Hipotensi (TDS 70 – 100 mmHg)

c. Sediaan

d. Dosis dan Cara Pemberian


1) 5 – 20 µg/kg/menit, titrasi sampai respon tercapai
2) Rumus perhitungan dopamin dalam syringe pump
- Sediaan dopamine 1 ampul = 200 mg.
- Karena 1 mg = 1.000 mikrogram maka 1 ampul = 200.000
mikrogram.
- Syringe pump menggunakan spuit 50 cc. Kecepatan pemberian
dalam satuan cc/ jam

- Maka 1 cc cairan dalam syringe pump :

200.000 μg
 4.000g
50 cc

Dosis x BB x Waktu (60)


Konsentrasi

atau

Dosis  60xBB
4.000

3) Rumus hitung tetesan dopamin per drip :


Memakai Mikro drip ( Buret).
Rumus: Dosis ( mcg) X kg BB X 60 tts(mikro) =
tts/menit

Konsentrasi

Contoh: 200 mg Dopamin dilarutkan dalam 100 cc D5%

dosis 5 mcg/BB/ menit dengan BB 50 kg

Hitung :

200 mg = 100 cc

2 mg = 1 cc

Konsentrasi : 2 mg X 1000 mcg = 2000 mcg

5 mcg X 50 kb X 60 tts = 15000

2000 2000

7,5 tts(mikro) / menit.

4) Hal-hal yang perlu Diperhatikan


- Turunkan bertahap (tapering)
- Jangan mencampur/ melarutkan dengan natrium bikarbonat,
lakukan pengenceran dengan D5%, D5 1/2 NS, D10 0,18 NS;
RL
- Diberikan dengan syringe pump atau infusion pump, harus
selalu drip, bukan IV bolus
- Bisa menyebabkan takiaritmia, vasokonstriksi yang eksesif

3. Raivas
a. Indikasi
- Hipotensi akut
- Terapi penunjang untuk henti jantung dan hipotensi berat
- Memperbaiki dan menjaga TD agar adekuat
b. Sediaan

Kemasan : 1 Amp = 4cc = 4 mg

c. Dosis dan Cara Pemberian


- Rumus :

Dosis x BB x Waktu (60)


Konsentrasi

4. Cedocard
a. Indikasi
1) Cedocard digunakan untuk mencegah atau mengobati nyeri dada
(angina).
2) Cedocard 5 mg, Cedocard 10 mg, dan Cedocard Retard 20 mg
- Angina pectoris
- Profilaksis serangan angina pada penyakit jantung koroner
kronis
- Angina setelah infark miokardium (rusaknya jaringan jantung
akibat suplai darah yang tidak adekuat)
- Gagal jantung

3) Cedocard 20 mg
- Pengobatan & pencegahan angina pektoris
- Angina pectoris yang parah
- Refractory CHF (Congenital Heart Failure)
4) Cedocard IV infusion
- Unresponsive CHF, terutama pasca infark miokard mengontrol
refractory angina pectoris

b. Sediaan

Ampul 10 ml = 1 mg/ml

c. Dosis dan Cara Pemberian


Rumus :
Dosis x waktu
Konsentrasi

1) Cedocard 5 mg
- Serangan angia akut: 1 tablet
- Profilaksis: 3-4 kali sehari 1-2 tablet.
- Pencegahan serangan malam: 1-2 tablet sebelum tidur
2) Cedocard 10 mg
1-3 tablet 4 x/hari (dewasa)
3) Cedocard Retard 20 mg
1 tablet 2 x/hari
4) Cedocard 20 mg
- Pencegahan serangan angina dimalam hari: 1 tablet
- Dosis umum: 30-160 mg/hari, dikonsumsi 3-4 kali sehari
- CHF tahap awal: ½ tablet
- Dosis efektif: 40-160 mg sehari, pada kasus yang berat hingga
240 mg sehari.
5) Cedocard IV infusion
2-10 g/jam

d. Hal-hal yang perlu Diperhatikan


1) Obat ini mengandung Isosorbide Dinitrat yang merupakan
vasodilator dan bekerja dengan merelaksasi pembuluh darah ke
jantung, sehingga suplai darah dan oksigen ke jantung meningkat.
2) Obat ini merupakan tablet sublingual (dihisap dibawah lidah).
3) Kontraindikasi
- Anemia
- Hipotensi
- Syok kardiogenik
- Pada penggunaan sildenafil, tadalafil, vardenafil
4) Efek samping : Pusing, Sakit kepala

5. Cordaron
a. Indikasi
- Takiaritmia atrial dan ventrikel
- VF/VT tanpa nadi yang tidak respon terhadap defibrilasi
- Takikardi dengan QRS yang melebar yang tidak jelas jenisnya
b. Sediaan
Kemasan : 1 Amp = 3 ml = 150 mg
c. Dosis dan Cara Pemberian

Rumus :

6. Lasix
a. Indikasi
1) Terapi ajuvan untuk edema paru akut (ALO : Acute Lung Oedem)
pada pasien dengan TDS > 90 mmHg (tanpa gejala dan tanda
syok)
2) Hipertensi emergensi
3) Peningkatan tekanan intrakranial

b. Sediaan

1 Ampul Lasix =20 mg = 2 cc


1 cc = 10 mg

12 ampul = 240 mg dioplos dengan 50 cc Nacl

c. Dosis dan Cara Pemberian

Rumus :

0,5 – 1 mg/kg diberikan 1 – 2 menit, jika tidak respon : 2 mg/kg


diberikan pelan 1 – 2 menit (pemberian lazim dengan drip/memakai
syringe pump)

d. Hal-hal yang perlu Diperhatikan


1) Dehidrasi
2) Hipovolemia
3) Hipotensi
4) Hipokalemia atau gangguan keseimbangan elektrolit lainnya

7. Heparin
a. Indikasi
- Pencegahan dan penanganan terhadap trombosis vena dan emboli
arteri
- Pencegahan terhadap pembekuan pada arteri dan pada bedah
jantung
- Sebagai antikoagulan pada transfusi darah
b. Kontraindikasi
- Penyakit perdarahan
- Trombositopenia
- Hemophilia
- Peptic ulcer
- Jaundice
- SeverehypertensioN
c. Sediaan

d. Dosis dan Cara Pemberian


Dosis: 1000 U / jam

1) Memakai Syringe Pump / infus pump

Dosis (dalam unit)


Rumus: ------------------------------- = cc / jam
jumlah unit / cc

Contoh:

1 cc = 5000 U

Kemasan: 1 flacon = 5 cc =25.000 U

Dosis: 1000 U / jam

Campuran 5 cc = 25.000 U heparin dalam 250 cc D5%

25.000 U
1cc = ------------------ =125
250
1000 U
= -------------- = 8cc/jam
125
2) Memakai Buret (mikro drip) :

Dosis (dalam unit)


Rumus : ------------------------------ = cc/jam
jumlah unit / cc

Contoh : Dosis = 1000 U / jam


Campuran 25.000 U heparin dalam 100 cc D5%

25.000 1000
1 cc = ------------ = 250, jadi = ---------- = 4 tts / menit
100 250

e. Hal-hal yang perlu Diperhatikan

Monitoring dengan pemeriksaan koagulasi (PTTK)

8. Insulin
a. Indikasi

Untuk terapi Diabetes Mellitus

b. Kontraindikasi

Hypoglycemia

c. Sediaan

d. Dosis dan Cara Pemberian

Rumus :

e. Hal-hal yang perlu Diperhatikan

Dosis disesuaikan dengan kadar gula darah (sleeding scale)

G. PRINSIP DOSIS TITRASI (TAILORING THE DOSE OF DRUG)


1. Dosis awal
Dosis anjuran
Dinaikkan secara cepat sampai mencapai dosis efektif
1. Dosis efektif
Dosis yang pertama kali berefek supresi terhadap gejala sasaran.
Dinaikkan secara gradual sampai mencapai dosis optimal
2. Dosis optimal
Dosis yang telah mampu mengendalikan gejala sasaran.
Dipertahankan sampai jangka waktu tertentu sambil disertakan terapi lain
(non medikamentosa).
Diturunkan secara gradual sampai mencapai dosis pemeliharaan
(maintenance dose)
Dosis pemeliharaan (maintenance dose)
3. Dosis terkecil yang masih mampu mencegah kambuhnya gejala
Dipertahankan sampai hasil terapinya cukup mantap
Diturunkan secara gradual sampai dihentikan (tapering off)
H. EVALUASI
1. Buat dan tempelkan label
2. Monitor kelancaran syringe pump
3. Monitor respon pasien terhadap obat
4. Tekanan darah
5. Hasil pemeriksaan koagulasi
6. Pemeriksaan Elektrolit
7. Lakukan tindak lanjut
8. Kolaborasi
9. Atur kecepatan baru / stop
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN

Titrasi adalah pemberian obat secara bertahap, perlahan-lahan secara


berkelanjutan sampai dosis maximum dicapai dengan tujuan memberikan obat
atau cairan secara bertahap, step by step, menyesuaikan dengan respon yang
dikehendaki, baik dengan menggunakan syringe pump, infus pump, atau
modifikasi tetesan infus. Jenis obat-obatan yang dititrasi untuk pasien kritis
antara lain: Dopamin, Debutamin, Reivas, Lasix, Insulin, Heparin dan lainya.
Dalam pemberian obat titrasi ada hal-hal yang dapat di perhatikan sebelum
pemberian seperti :
1. Beritahu pasien jika akan dilakukan tindakan, pastikan nama, tanggal, no
regristasi sesuai
2. Pastikan akses infus stabil dan paten
3. Monitor tanda plebitis

B. SARAN

Bagi pembaca khususnya keperawatan supaya memahami secara


mendalam tentang pemberian obat titrasi, dan mampu melakukan
penghitungan dosis secara tepat. Sehingga mampu meminimalisasikan
dampak dari kesalah pemberian dosis obat titrasi pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.Rumus Pemberian Obat Melalui Syringe Pump. Diakses pada Sabtu, 16 Juli
2016 19.00 WIB.
https://www.academia.edu/8916413/Rumus_Pemberian_Obat_Melalui_Syri
nge_Pump
Adi.Pemberian Obat Secara Titrasi.Diakses pada Sabtu, 16 Juli 2016 Pukul 19.10
WIB. https://www.scribd.com/doc/141586087/Pemberian-Obat-Secara-
Titrasi
Daniar.Terapi Tritasi. Diunggah pada 12 Juli 2015. Diakses pada Sabtu, 16 Juli 2016
Pukul 19.15 WIB. http://dokumen.tips/documents/terapi-titrasi.html
Potter, PA &Perry, AG.1999. Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC
Priharjo, Robert. 1994. Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. Jakarta : EGC
Yustiansah, Anang. Terapi Titrasi. Diakses pada Minggu, 17 Juli 2016 Pukul 10.00
WIB. https://www.academia.edu/22623483/Terapi_Titrasi

Anda mungkin juga menyukai