Anda di halaman 1dari 55

Why an agent is used ( action ) / kenapa

suatu obat digunakan

When to use an agent ( indication ) /


kapan obat tersebut digunakan

How to use an agent ( dosage ) /


bagaimana menggunakannya

What to watch out for ( precaution ) /


awasi
OBAT – OBAT INOTROPIK
1. Dopamin
2. Dobutamin
3. Ephedrine
4. Epinephrine
5. Metaraminol
6. Nor epinephrine
7. Digoxin
8. Milrinone
DOPAMIN
A. KEUNTUNGAN
1. RBF ↑ → URINE (+)
2. Inotropic (+) Vasokonstriksi perifer

B. KERUGIAN
1. Takikardi, Aritmi
2. Nekrosis
3. Vasokonstriksi Pulmonal

C. INDIKASI
1. Low CO
2. GGL / Insufisiensi Ginjal

D. DOSIS
1 – 20 μ/kgBB/Min
DOPAMINE, why…
 Low dose (1-2 µg/kg/min) : merangsang
reseptor dopaminergik menyebabkan vasodilatasi
serebral, renal dan mesenterik , tapi
menyebabkan meningkatnya tonus vena.
 pada dosis 2 – 10 µg/kg/min : meningkatkan
curah jantung dan sedikit meningkatkan
resistensi vaskuler sistemik
DOPAMINE, why …

Pada dosis lebih dari 10 µg/kg/min:


vasokonstriksi renal, arteri perifer,
mesenteric, venous. Menyebabkan
meningkatnya SVR, PVR, dan preload.
DOPAMINE, when …

 Hipotensi tanpa ada hipovolemia.

 Bradikardia simtomatik dengan


hipotensi, atau setelah kembalinya
sirkulasi spontan stlh CPR.
DOPAMINE, how …
 Dosis infus awal: 1–5 microgram/ kg/min,
dapat ditingkatkan hingga TD dan output urin
membaik.
 Rentang dosis : 5 – 20 microgram/ kg/min
 Sebaiknya gunakan volumetric infusion pump
agar laju infus stabil.
DOPAMINE, watch out …
 meningkatkan laju jantung, dapat
menginduksi aritmia.
 Pada dosis rendahpun dapat pula
menyebabkan kongesti paru dan perburukan
curah jantung.
 Mual, muntah, terutama pada dosis tinggi.
DOPAMINE, watch out …

 Nekrosis jaringan bila terjadi


ekstravasasi.

 Menjadi tak aktif pada keadaan basa;


jangan dicampur dengan sodium
bikarbonat.
DOBUTAMIN
A. KEUNTUNGAN
1. Kontraktilitas Jantung
2. Sedikit takikardi
3. RBF ↑
4. PVR ↓

B. KERUGIAN
Disritmia

C. INDIKASI
Low CO

D. DOSIS
2 – 20 μ/kgBB/min
DOBUTAMINE, why …
 Inotropic effect ; meningkatkan curah jantung
 menurunkan resistensi vaskuler perifer
 Tidak terlalu menyebabkan takikardia
dibandingkan dopamin.
 Meningkatkan aliran darah ke ginjal dan
mesenterik dengan cara karena meningkatnya
curah janutng.
 Dapat dikombinasi dengan Dopamin
DOBUTAMINE, when …

 Edema paru dengan curah jantung


rendah atau.
 Disfungsi ventrikel kiri yg tak dapat
diberi vasodilator.
DOBUTAMINE, how …
 Dicampur dengan D5W atau normal saline
 Dose : 2 – 20 microgram/kg/menit.

DOBUTAMINE, watch out . . .

 Dapat menyebabkan takikardia, arrhythmia


dan fluktuasi TD.
 Dapat memprovokasi iskemia miokard.
EPINEPHRINE
A. KEUNTUNGAN
1. Inotropic kuat
2. Efektive bronkodilator

B. KERUGIAN
1. Takikardi & disritmia
2. Iskemia

c. INDIKASI
1. Kardiac arrest
2. Anaphylactic shock
3. Bronchospasme

d. DOSIS
SC : 10 μ / kgBB
IV : low – moderate 2 – 10 μg
infus 1 – 16 μ/min
High dose : 0,5 – 1 mg
EPINEPHRINE, why…. .

Meningkatkan :

 Resistensi vaskuler sistemik


 Tekanan darah sistolik dan diastolik
 Aktivitas listrik di miokardium
 Aliran darah ke serebral dan koroner
EPINEPHRINE, why….
Meningkatkan :

 Kekuatan kontraksi miokard


 Kebutuhan oksigen miokard
 Automatisitas
EPINEPHRIN, when…

 Henti jantung karena pulseless VT atau VF yang


tidak respon dengan DC, asistole, PEA
 Bradikardia simtomatik
EPINEPHRIN , how…
 1 mg IV, ulangi setiap 3-5 menit
 Henti jantung dan bradikardia simtomatik yang
diikuti hipotensi: continuous infusion, 30 mg
Epinephrine HCl ditambahkan kedalam 250 mL
normal saline atau D5W diberikan 100mL / jam
dan dititrasi sampai efek hemodinamik yang
diinginkan
EPINEPHRINE, watch out…

 Auto-oksidasi
 Memperburuk iskemia miokard
 Merangsang ventricular ectopy
 Menyebabkan hipertensi pada pasien yang tidak
henti jantung.
EPHEDRINE
A. KEUNTUNGAN
1. Mudah digunakan
2. Durasi singkat ( 3 – 10 menit)
3. Sedikit takikardia
4. Vasokonstriksi uterus (-)

B. KERUGIAN
1. Potensiasi dengan MAO inhibitor
2. Dosis ulang → Takipilaksis

C. INDIKASI
Hipotensi & Depresi miokard

D. DOSIS : 5 - 10 mg bolus (IV)


METARAMINOL / ARAMINE
 KEUNTUNGAN
1. SVR ↑, Low Resistance Perifer
2. Tensi ↓, HR ↓

 KERUGIAN
1. CBF ↓
2. PVR ↑
3. arteri uterina kontraksi

 INDIKASI : Hipotensi

 DOSIS : Infus : 20 – 500 μ/min


Bolus : 500 μ / 1x
IM & SC : 2 – 10 mg
NOR EPINEPHRINE
 Seperti epinephrine tapi terhadap ά <<

 DOSIS
1 – 2 μ / kgBB / min
biasanya bersama NTG
DIGOXIN / LANOXIN
 KEUNTUNGAN
1. SVES ↓
2. Ventrikuler Rate ↓

 KERUGIAN
1. Terapeutic Index Rendah
2. Half Life Panjang

 INDIKASI
1. AF
2. SVES

 DOSIS : Loading : 0,02 – 0,05 μ/kgBB – mnt


Maintenance : 0,125 – 0,2 μ/kgBB/mnt
MILRINONE / CORITROPE
 KEUNTUNGAN
1. PVR ↓
2. sedikit takikardia

 KERUGIAN
1. Vasodilatasi
2. Disritmia

 DOSIS
37,5 – 50 μ / kgBB – 10
Maintenance = 0,375 – 0,75 μ/kgBB/mnt
SEDASI
Prosedur Sedasi
 Istilah “prosedur sedasi” mengacu pada teknik mengelola
rasa sakit dan kecemasan pasien untuk memfasilitasi
perawatan medis yang tepat dengan cara yang aman,
efektif dan manusiawi
Skor
Skor
Sedasi Ramsay
Tingkat sedasi
Level 1 pasien sadar,cemas dan gelisah atau keduanya
Level 2 pasien sadar,koperatif,orientatif dan tenang.
Level 3 pasien tidur,respon hanya terhadap perintah lisan.
Level 4 pasien tidur,respon cepat terhadap ketukan ringan di glabella
atau stimulus suara yang keras.
Level 5 pasien tidur,respons yang lamban terhadap ketukan ringan di
glabella atau stimulus suara yang keras.
Level 6 pasien tidur,tidak respons terhadap terhadap ketukan ringan di
glabella atau stimulus suara keras.
Level 2 atau 3 biasanya menunjukan skala sedasi yang ideal.
Riker Sedation Agitation Scale
Nilai Uraian Definisi
7 Agitasi berbahaya Mencabut pipa trakeal, infus, katetether,
melawan petugas
6 Sangat agitatif Ribut terus walau sering diingatkan, perlu dibatasi
gerakannya dan menggigit pipa trakeal.
5 Agitatif Gelisah dan agitasi tetapi tenang bila diperintah
lisan.
4 Tenang,koperatif Tenang, mudah dibangunkan,mengikuti perintah.
3 Tersedasi Sulit bangun, tapi mudah bangun bila distimulus
dengan lisan atau goyangan tetapi tidur lagi
2 Sangat tersedasi Bangun dengan stimulus fisik tetapi tidak
berkomuikasi maupun ikut perintah.
1 Tak bisa bangun Minimal atau tidak respons walaupun stimulus
nyeri,tak bisa komunikasi atau ikut perintah.
Level 3 atau 4 menunjukkan tingkat sedasi yang ideal
Skala intensitas nyeri deskriptif
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah api masihrespon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya,tidak dapat diatasi dengan alih
posisi nafas panjang dan distraksi
10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,
memukul
Penilaian Pra-sedasi
Alergi

Riw. Kesehatan

Riw. penggunaan obat

Makan terakhir

Prosedur medis yg akan dilakukan


Resiko

 Punya riw.masalah medis terkait dgn anestesi dan


sedasi
 Prediksi intubasi sulit (+)
 Terdpt penurunan refleks proteksi jalan napas (mis.
GCS <8)
 Obesitas
 Pasien dgn masalah motilitas gaster
Alat
Oksigen

Suction

Alat bantu napas

Obat-obat emergensi
Monitoring

Continuous:
 EKG
 Saturasi O2

Tekanan darah
 tiap 5 menit untuk sedasi sedang-dalam
 tiap 15 menit untuk lain
Farmakologi Sedasi
Respon Individu tergantung pada:

 Usia

 Status penyakit saat ini

 Penggunaan obat saat ini


Midazolam
 Gol. benzodiazepin
 Paling sering digunakan u/ sedasi pre-operatif & pre-
prosedural (mis.sedasi CT-scan dll)
 Mengalami metab. di hepar dan ekskresi melalui ginjal
 Efek dpt memanjang pada penurunan fungsi hepar &
ginjal
 Bersifat:Sedasi, amnesia anterogad and ansiolotik tanpa
ada kemamp. analgesi
 Dapat dikombinasikan dgn analgesik opioid( misal
Fentanyl®)
Fentanyl
 Opioid sintesis
 Dpt sbg kombinasi midazolam agar onset dan
keefektifan ↑
 Used in combination with Versed for many
years due to rapid onset and effectiveness
 Synthetic opioid
 Dimetab. di hepar
 Durasi singkat
 Analgesik murni (efek sedatif (-),ansiolitik (-))
Ketamine

Ketamine turunan pensiklidin

Menghasilkan analgesia dan sedasi


Dikelompokkan sbg obat anestesi
umum
Anestesi disosiasi (+), mata nistagmus
(+)
Hipersekresi
KI : Pasien dgn TIK/TIO tinggi
Propofol
• Agen anestesi umum
• TIDAK PUNYA efek analgesi
• Keuntngn:
– Onset cepat
– Pulih sadar cepat
• Hati2:
– Menurunkan SVR
– Dpt menyebabkan depresi napas
– Riw alergi telur  ≠
Gambaran Umum
 Penggunaan anestesi, sedasi, dan intervensi bedah
merupakan proses yang kompleks dan sering dijumpai
di rumah sakit

 Standar penilaian : 7

 Elemen penilaian : 51
Regulasi
 UU 44/2009 tentang Rumah Sakit

 Permenkes 290/2008 tentang Persetujuan Tindakan


Kedokteran

 Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran, KKI, 2006

 Permenkes 519/2011 tentang Pelayanan Anestesi dan Terapi


Intensif

 Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi oleh Komisi


Akreditasi Rumah Sakit tahun 2009
Standar PAB/ASC
Pengaturan dan Manajemen
PAB.1

 Layanan anestesi (termasuk sedasi sedang &


dalam) tersedia untuk memenuhi kebutuhan
pasien, & semua layanan itu memenuhi standar,
undang-undang & peraturan lokal dan nasional yang
berlaku serta standar-standar profesional
Sedasi Ringan
 Pemberian obat penghilang kecemasan, menenangkan pasien, dimana
pasien dapat merespon dengan terhadap verbal, fungsi kognitif dan
koordinatif mungkin dipengaruhi, pernafasan dan kardiovaskuler tidak
dipengaruhi

 Sedasi ringan  Skor Ramsay 1 & 2

 Dilakukan pemeriksaan Tanda Vital, Nadi, RR, tekanan darah

 Dipasang oksigen bila diperlukan

 Catat status fisiologi di dalam rekam medis

 Yang boleh melakukan : dokter yang pernah mendapatkan pelatihan


resusitasi kardio pulmoner
Sedasi Sedang
 Pemberian obat – obatan untuk mendepresi kesadaran pasien,
dimana pasien dapat merespon thd perintah (baik dgn kemauan
sendiri ataupun dibantu dengan rangsangan taktil) sehingga
diperlukan upaya untuk menjaga patensi jalan nafas & sistem
kardiovaskuler

 Sedasi sedang mempunyai nilai skor ramsay 3 & 4

 Pasien ditempatkan dan dipasang monitor dan dilakukan pemberian


obat untuk sedasi

 Catat dalam rekam medis

 Yang boleh melakukan : DPJP Anestesiologi


Sedasi Dalam
 Pemberian obat – obatan untuk mendepresi kesadaran pasien, dimana
pasien sulit dibangunkan, terdapat gangguan pernafasan & sistem
kardiovaskuler dapat berubah

 Sedasi dalam mempunyai nilai skor ramsay 5

 Pelayanan sedasi dalam meliputi sedasi dengan anestesi umum, anestesi


spinal, anestesi epidural dan anestesi blok syaraf perifer

 Pasien ditempatkan dan dipasang monitor dan dilakukan pemberian obat


untuk sedasi

 Catat dalam rekam medis

 Yang boleh melakukan : DPJP Anestesiologi


Pengaturan dan Manajemen
PAB.2

 Seseorang yang memenuhi kualifikasi


bertanggung jawab untuk mengelola layanan
anestesi (termasuk sedasi sedang dan dalam)

 RS Kariadi  Ka SMF Anestesi


Perawatan Sedasi
PAB.3
 Kebijakan dan prosedur mengatur perawatan pasien
yang sedang menjalani sedasi sedang dan dalam

 Tindak Lanjut  Pembuatan Protap Sedasi


Panduan paska sedasi
 Boleh keluar ruang pemulihan bila:
 Sadar, orientasi baik. Bila status mental awal abnormal,
pasien hrs kembali spt semula
 Tanda vital stabil dlm batas normal
 Pastikan tdk ada efek resedasi (bila perlu awasi slm 2 jam
paska prosedural)
 Pada pasien rawan jalan :
 harus ditemani seorangdewasa yg menjaganya
 Diberi instruksi terulis mengnai: waktu aktifitas, diet paska sedasi
serta no telp bila tjd kond darurat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai