Anda di halaman 1dari 11

OBAT ANESTESI FARMAKOKINETIK = -

OBAT ANESTESI REAKSI OBAT = Hipotensi, aritmia, depresi pernapasan,


a.Ether peningkatan aliran darah ke otak dan tekanan intrakranial,
KEMASAN = Cairan volatile. gangguan fungsi ginjal, hipertermia maligna.

DOSIS = Induksi : 2 – 15 vol%. Anestesi ringan : 3 - 5 f.N2O


vol%. Anestesi dalam : 5 – 6 vol%. Kontrol dengan KEMASAN = Gas berbentuk cair dalam silinder berwarna
pelumpuh otot : 2 – 4 vol%. biru.

FARMAKOKINETIK = - DOSIS = Diberikan pada perbandingan 50 – 70 % dengan


O2 Dihentikan 10 menit sebelum operasi selesai.
REAKSI OBAT = Iritasi mukosa saluran napas, rangsang
sekresi bronkus, bronkodilatasi, peningkatan tekanan FARMAKOKINETIK = -
darah, relaksasi otot sekletal, penurunan tonus otot usus,
mual muntah post anestesi, RBF dan GFR menurun, REAKSI OBAT = Menyebabkan hipoksia difusi, zat
peningkatan kadar glucose. anestetik yang lemah namun analgesianya kuat, sirkulasi
dan pernapasan tidak banyak terpengaruh.
b.Halothane
KEMASAN = Cairan volatil g.Penthotal
KEMASAN = Serbuk dalam vial 500 mg dan 1 gr Inj. 25
DOSIS = Induksi : 2 – 4 vol%. Rumatan : 0,5 – 2 vol% mg/ml.

FARMAKOKINETIK = - DOSIS = Induksi i.v 3 – 5 mg/kg BB

REAKSI OBAT = Depresi korteks cerebral dan medula, FARMAKOKINETIK =.iv onset : 10 – 20 detik. peak : 30
peningkatan CBF dan CSS, efek analgesik kurang, - 40 detik. duration : 5 - 15 menit
vasodilatasi sehingga hipotensi, bradikardia, peningkatan
kepekaan myocard terhadap katekolamin, depresi jantung, Indikasi :
relaksasi yang moderat, bahaya terhadap janin, anestesi tunggal untuk operasi kecil < 15 menit
hepatotoksik ringan. induksi anestesi umum
suplemen anestesi regional
c.Enflurane kasus-kasus konvulsi
KEMASAN = Cairan volatile
Kontra indikasi :
DOSIS = Induksi : 3 – 4 vol%. Rumatan : 1 – 2 vol%. Absolut
tidak ditemukan vena
FARMAKOKINETIK = - hipersensitif barbiturat
status asmatikus
REAKSI OBAT = Mendepresi SSP, efek epileptiform, laten/manifes porphyria
peningkatan aliran darah ke otak, depresi myocard, depresi
ventilasi, relaksasi yang moderat. Relatif
penyakit jantung berat
d.Isoflurane hipotensi/shock
KEMASAN = Cairan volatile efek hipnotik panjang jika premedikasi >>, peny. ginjal
dan hati,
DOSIS = Induksi : 3 – 4 vol%. Rumatan : 1 – 2 vol%. myxedema
TIK tinggi
FARMAKOKINETIK = - Asma
Myasthenia gravis
REAKSI OBAT = Depresi pernapasan, TV dan RR
menurun, dilatasi bronkus, hipotensi karena penurunan REAKSI OBAT = Metabolisme otak menurun, hipotensi
resistensi perifer, relaksasi otot baik, potensial sementara, tachicardia, depresi napas dengan premedikasi
menyebabkan gangguan ginjal karena efek flourida. opioid, kepekaan terhadap CO2 menurun, rangsangan
parasimpatis (hidung tersumbat, batuk, bronchospasme,
e.Sevoflurane spasme laring), nyeri dan nekrosis pada injeksi di luar
KEMASAN = Cairan volatile vena, depresi napas janin.

DOSIS = Induksi : 3 – 4 vol%. Rumatan : 1 – 2 vol%. h.Ketamin


KEMASAN = Vial 500 mg dan 1 gr. Inj. 10 mg/ml.
DOSIS = Induksi i.v 1 –2 mg/kg BB, i.m 5 – 10 mg/kg A: Airway Pipa mulut-faring ( Guedel, orotracheal airway
BB. Batas sistole 140 mmHg dan diastole 90 mmHg. ) atau pipa hidung-faring ( naso-tracheal airway ). pipa ini
untuk menahan lidah saat pasien tidak sadar untuk
FARMAKOKINETIK = i.v onset : < 30 detik. peak : 1 menjaga supaya lidah tidak menyumbat jalan napas.
menit. duration : 5 – 15 menit. i.m onset : 3 – 4 menit.
peak : 5 – 20 menit. duration : 12 – 25 menit. T: Tape Plaster untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong
atau tercabut.
REAKSI OBAT = Nyeri per i.m, hipersalivasi, mual
muntah, anestesi assosiatif, TIK dan TIO meningkat, I : Introduser Mandrin atau stilet dari kawat dibungkus
hipertensi, tachicardia, relaksasi kurang, analgesik kuat, plastik ( kabel) yang mudah dibengkokan untuk memandu
peningkatan CO, merangsang pengeluaran katekolamin supaya pipa trachea mudah dimasukan.
sehingga hati-hati kombinasi dengan halotan, hati-hati
pada asma. C: Conector Penyambung antara pipa dan peralatan
anestesia.
i.Profopol
KEMASAN = Cairan emulsi lemak dalam ampul 10 S: Suction Penyedot lendir, ludah dan lain-lainya.
mg/ml.
INDUKSI INTRAVENA
DOSIS = Induksi 2 – 2,5 mg/kg BB. Maintenance 0,1 –
0,2 mg/kg BB. Tidak boleh dicampur dengan ringer laktat Induksi intravena paling banyak dikerjakan an digemari,
Dapat dicampur dengan lidokain untuk mengurangi nyeri apalagi sudah terpasang jalur vena ( infus ), karena cepat
induksi dengan dosis 0,1 mg/kgBB. dan menyenangkan. Induksi intravena hendaknya
dikerjakan dengan hati-hati, pelan-pelan, lembut dan
FARMAKOKINETIK = iv onset : dalam 40 detik. Peak :1 terkendali. Obat induksi disuntikan dalam kecepatan antara
menit duration : 5 – 10 menit. Kontraindikasi : Pada alergi 30 - 60 detik. Selama induksi anestesi, pernapasan pasien,
telur dan kacang kedelai. nadi dan tekanan darah harus diawasi dan selalu diberikan
oksigen. Induksi cara ini dikerjakan pada pasien yang
REAKSI OBAT = Hati – hati pada gangguan napas, kooperatif.
hipovolemia dan kelainan metabolisme lemak, bradikardia Jenis - jenis Obat induksi intravena :
atau tachikardia, mual muntah, hati – hati pada sectio, 1. Tiopental ( tiopenton, pentotal) diberikan sacara
peningkatan TIK, kurangi dosis pada manula, intravena dengan kepekatan 2,5% dan dosis antara 3 - 7
hipovolemikjuga pada penggunaan narkotik dan hipnotik mg/kgBB. Keluar vena menyebabkan nyeri. pada anak dan
sedative. manula digunakan dosis rendah dan dewasa muda sehat
dosis tinggi.
2. Propofol ( Recofol, diprivan ) intravena dengan
Induksi dan ruwatan anestesi kepekatan 1 % menggunakan dosis 2 - 3 mg/kgBB,
suntikan Propofol intavena sering menyebabkan nyeri,
sehingga satu menit sebelumnya sering diberikan lidokain
1 mg/kgBB secara intravena.
Induksi Anestesi
3. Ketamin ( Katalar ) intravena dengan dosis 1 - 2
mg/kgBB. Pasca anestesia dengan ketamin sering
Induksi anestesi adalah tindakan untuk membuat pasien menimbulakan halusinasi, karena itu sebelumnya
dari sadar menjadi tidak sadar, sehingga memungkinkan dianjurkan menggunakan sedatif seperti midazolam (
dimulainya anestesi dan pembedahan. Induksi anestesi dormikum ). ketamin tidak dianjurkan pada paien dengan
dapat dikerjakan secara intravena, inhalasi, intramuskular tekanan darah tinggi ( tekanan darah > 160 mmHg.
atau rectal. Setelah pasien tidur akibat induksi anestesi Ketamin menyebabkan pasien tidak sadar, tetapi dengan
langsung dilanjutkan dengan pemeliharaan anestesia mata terbuka.
sampai tindak pembedahan selesai. Sebelum memulai Induksi Inhalasi
induksi diperlukan, sehingga seandaninya terjadi keadaan Induksi inhalasi hanya dikerjakan dengan halotan ( fluotan
gawat dapat diatasi dengan lebih cepat dan lebih baik. ) atau sevofluran. Cara induksi ini dikerjakan pada bayi
Untuk persiapan induksi anestesi kita ingat kata STATICS atau anak-anak yang belum terpasang jalur vena atau pada
: orang dewasa yang takut dengan suntik.
Induksi halotan memerlukan gas pendorong O2 atau
S : Scope Stetoskop, untuk mendengar suara paru dan campuran N2O dan O2 induksi dimilai dengan aliran O2>
jantung. laringo-scope. Pilih bilah atau daun yang sesuai 4 liter/menit atau campuran N2O : O2 = 3 : 1 aliran > 4
dengan usia pasien. lampu harus cukup terang. liter, dimulai dengan halotan 0,5 vol % sampai konsentrasi
yang dibutuhkan. Kalau pasien batuk konsentrasi halotan
T: Tubes Pipa trakea. pilih sesuai usia, usia <> 5 tahun diturnkan untuk kemudian kalau sudah tenang dinaikan
dengan lagi sampai konsentrasi yang diperlukan.
balon.
Ruwatan Anestesia dengan TIVA, pernafasannya secara spontan
Ruwatan anestesia dapat dikerjakan dengan secara cenderung bergerak secara tiba-tiba jika
intravena ( anestesia intravena total ) atau dengan anestesinya terlalu ringan, dan dapat terjadi henti
campuran intravena inhalasi. Ruwatan anestesia biasanya nafas jika anestesinya terlalu dalam.
mengacu pada Ttias anestesia yaitu Tidur ringan ( hipnotis • Teknik anestesi dengan TIVA mulai populer pada
) sekesdar tidak sadar, analgesia cukup, diusahakan agar sekitar tahun 1970-an, dengan ditemukannya
pasien selama pembedahan tidak menimbulakan nyeri dan obat-obat induksi non-barbiturat dan
relaksasi otot luruk yang cukup. pengunaannya semakin meluas dengan
Ruwatan anestesi intravena misalnya denganmenggunakan ditemukannya propofol. Teknik ini dapat
opioid dosis tinggi, fentanil 10 - 50 microgram/ kgBB. digunakan untuk anestesia umum atau sedasi pada
Dosis tinggi opioid menyebabkan pasien tidur dengan anestesi regional, dan dapat pula dikombinasikan
anlgesia cukup, sehingga tinggal memberikan relaksasi dengan obat-obat anestesia inhalasi. Teknik ini
pelumpuh otot, ruwatan intravena dapat juga menggunakan sering digunakan pada ambulatory patiens, dan
opioiddosis biasa, tetapi pasien ditidurkan dengan infus tindakan-tindakan pembedahan yang memerlukan
propofol 4 -12 mgkbBB/jam. Bedah lama dengan anestesi waktu yang singkat. Yang perlu diperhatikan
totol intravena menggunakan opioid, pelumpuh otot dan disini adalah peralatan resusitasi ( air viva, ET
ventilator, untuk mengembangkan paru digunakan inhalasi tube, laringoskop dan lain-lain) harus selalu siap
dengan udara dengan O2 atau N2O dengan O2. apabila sewaktu-waktu terjadi henti nafas pada
pasien yang kita lakukan anestesi dengan teknik
TIVA ini.
TOTAL INTRAVENOUS ANESTHESIA (TIVA) • Obat-obat anestesi intravena dapat digolongkan
dalam dua golongan, yaitu :
PENDAHULUAN o 1. Obat yang terutama digunakan untuk
induksi anestesia (misalnya golongan
• Dalam melakukan suatu tindakan anestesi barbiturat).
terhadap pasien yang akan dilakukan tindakan o 2. Obat yang digunakan baik sendiri atau
operasi, kita dapat memilih berbagai macam kombinasi untuk mendapatkan keadaan
pilihan cara anestesi. Dari berbagai macam seperti pada neurolepanalgesia
pilihan tersebut, sebagian besar operasi (70%- (droperidol), anestesia dissosiasi
75%) dilakukan dengan cara anestesi umum. (ketamin) atau sedativa (diazepam,
Sedangkan sisanya dilakukan dengan cara midazolam).
regional atau anestesi lokal. Operasi yang
dilakukan di daerah kepala, leher, intra toraks, Pertimbangan dalam pemilihan cara anestesi
intra abdomen akan lebih baik jika dilakukan
dengan cara anestesi umum dengan pemasangan • Pertimbangan dalam pemilihan anestesi meliputi :
pipa endotrakea. Hal ini akan menjadikan jalan o Umur
nafas lebih mudah dikontrol, selain jalan nafas o Status fisik
menjadi lebih bebas . o Riwayat penyakit dan anestesi
• Pilihan cara anestesia harus selalu terlebih dahulu o Fungsi kardiorespirasi - Kondisi psikis
mementingkan segi-segi keamanan dan o Bentuk tubuh
kenyamanan pasien. Faktor-faktor yang o Posisi pembedahan
mempengaruhi pemilihan cara anestesia antara o Ketrampilan dan kebutuhan dokter
lain adalah umur, status fisik pasien, posisi bedah
pembedahan, ketrampilan dan kebutuhan dari o Ketrampilan dan pengalaman
dokter pembedah, serta ketrampilan dan anestesiolog
pengalaman dokter anestesi. o Resiko
• Salah satu pilihan cara anestesi umum yang cukup o Pendidikan
sering digunakan adalah teknik total intravenous
anesthesia (TIVA). Kegunaan dan Cara pemberian obat anestesi intravena

TOTAL INTRAVENOUS ANESTHESIA (TIVA)


• Kegunaan obat anestesi intravena, antara lain :
o Sebagai Obat induksi anestesi umum
• Total intravenous anesthesia (TIVA) atau anestesi o Untuk Obat tunggal untuk anestesi
intravena total adalah suatu teknik yang dirancang pembedahan singkat
untuk menginduksi dan mempertahankan anestesi o Digunakan untuk tambahan untuk obat
umum dengan agen atau obat intravena saja. inhalasi yang kurang kuat
Induksi biasanya dilakukan dengan suntikan bolus o Bermanfaat untuk Obat tambahan
obat, disusul mempertahankan infus secara anestesia regional
kontinyu. Penderita yang dilakukan anestesi
o Menghilangkan keadaan patologis akibat • Diantara beberapa barbiturat dengan masa kerja
rangsangan SSP (sedasi) sangat singkat, thiopentone merupakan obat yang
paling banyak digunakan untuk induksi anestesi
• Cara pemberian anestesi intravena dan banyak digunakan dalam bentuk kombinasi
o Diberikan Sebagai obat tunggal, dengan anestetik inhalasi lainnya . Dengan
misalnya untuk Induksi anestesi atau penggunaan dalam klinis yang telah lebih dari 50
juga pada Operasi singkat, contohnya tahun, dapat dikatakan thiopentone merupakan
cabut gigi obat standar dari golongan barbiturat kerja sangat
o Dapat di berikan dengan Suntikan singkat .
berulang, dimana di lakukan sesuai • Semua barbiturate untuk keperluan klinik berada
kebutuhan, misalnya pada curetase dalam bentuk garam sodium (berupa bubuk
o Pemberiannya juga dapat dengan cara kuning). Dilarutkan dalam air menjadi larutan
diteteskan lewat infus, misalnya untuk 2,5% atau 5% dengan pH alkalis yaitu 10,8.
menambah kekuatan anestesi • Posologi dan sediaan
o Thiopentone dikemas dalam bentuk
• Teknik anestesia merupakan suatu teknik tepung warna kuning dan berbau
pembiusan dengan memasukkan obat langsung ke belerang. Sebelum digunakan dianjurkan
dalam pembuluh darah secara parenteral, obat- dilarutkan dengan akuades steril dalam
obat tersebut digunakan untuk premedikasi seperti larutan 2,5% (1 ml = 25 mg) atau 5% (1
diazepam dan analgetik narkotik. induksi anestesi ml = 50 mg) dan disuntikan perlahan-
seperti misalnya tiopenton yang juga digunakan lahan. Dalam waktu 30 – 40 detik,
sebagai pemeliharaan dan juga sebagai tambahan penderita akan tertidur setelah disuntik
pada tindakan analgesia regional. secara intravena dan kesadaran akan
• Dalam perkembangan selanjutnya terdapat pulih setelah 20 – 30 menit. Larutan ini
sangat alkalis dengan pH 10 – 11,
beberapa jenis obat – obat anestesi dan yang
sehingga jika sampai keluar vena akan
digunakan di indonesia hanya beberapa jenis obat
saja seperti, Thiopental, Diazepam , menimbulkan rasa nyeri yang hebat.
Degidrobenzperidol, Fentanil, Ketamin dan Suntikan intraarterial akan menimbulkan
Propofol. Berikut ini akan dijelaskan lebih jauh vasokonstriksi dan nekrosis jaringan.
o Obat ini juga stabil untuk beberapa
mengenai obat – obat anestesi intravena tersebut.
minggu. Hal ini membuat thiopental bisa
diberikan secara IV, juga membuatnya
tidak kompatibel untuk dicampur dengan
GOLONGAN OBAT NON OPIOID obat-obat yang bersifat asam, termasuk
beberapa opioid dan pelumpuh otot. pH
• Obat ini dapat dibagi ke dalam 3 bagian, yaitu yang tinggi juga dapat mengakibatkan
barbiturate, benzodiazepines dan obat-obat kerusakan jaringan pada tempat suntikan
lainnya, termasuk etomidate, ketamine, propofol, di luar jalur IV
dll.
• Metabolisme
GOLONGAN BARBITURAT o Metabolisme thiopental terutama terjadi
di hepar, hanya sebagian kecil yang
• Barbiturat diklasifikasikan berdasarkan waktu keluar lewat urin tanpa mengalami
aksi (duration of action) di dalam tubuh. Short perubahan. Waktu durasi yang singkat
acting barbiturates yang paling sering digunakan disebabkan oleh pemecahan dalam hepar
dalam anesthesia. Obat ini cepat menimbulkan yang cepat, dan juga merupakan hasil
efek klinis, hanya dalam beberapa menit, hal ini dari redistribusi obat yang cepat dari
sangat menguntungkan dalam induksi anesthesia. otak ke jaringan lain.
Thiopental merupakan obat yang sering o Pulih sadar yang cepat setelah pemberian
digunakan. disebabkan oleh karena pemecahan
thiopentone dalam hepar yang cepat.
Thiopental/Pentotal/Thiopentone Thiopentone dalam jumlah kecil masih
dapat ditemukan dalam darah 24 jam
setelah pemberian.

• Farmakologi
o Efek terhadap SSP
§ Seperti barbiturate yang lain,
rumus bangun thiopental thiopental menimbulkan sedasi,
hypnosis dan depresi perapasan, melindungi otak akibat kekurangan
tergantung dari dosis dan oksigen, karena obat ini menurunkan
kecepatan pemberian. Obat ini aliran darah otak, menurunkan tekanan
menimbulkan efek penurunan likuour dan tekanan intra kranial. Dosis
kesadaran hanya dalam rendah bersifat anti-analgesi.
beberapa detik. Dosis ulangan o Meskipun dosis thiopentone yang
dengan thiopental dapat dianjurkan untuk induksi anestesi adalah
meningkatkan saturasinya di antara 3 – 5 mg/kgBB, tapi ini bervariasi
jaringan dan memperpanjang antara pasien yang satu dengan yang
waktu kerja. lain. Hal ini paling banyak disebabkan
oleh efek tambahan dari obat
o Efek terhadap Sistem Pernapasan premedikasi atau obat lain, selain juga
§ Efek utamanya adalah depresi disebabkan oleh penyakit yang ada
pusat pernapasan. sebelumnya (seperti hipovolemi atau
penyakit jantung) atau usia tua.
o Efek terhadap KVS (sistem Beberapa ahli anestesi secara rutin
kardiovasculer) memberikan lebih dahulu dosis kecil
§ Tiopental mendepresi pusar thiopentone (25 – 50 mg, disebut sebagai
vasomotor dan kontraktilitas test dose), untuk meyakinkan bahwa
obat tersebut tidak masuk ke dalam
miokard yang mengakibatkan
jaringan subkutan dan untuk mengetahui
vasodilatasi,sehingga dapat
respon dari pasien sebelum memberikan
menurunkan curah jantung dan
dosis yang sebenarnya.
tekanan darah. Pada pasien
sehat hal ini akan dikompensasi o Tabel dosis dan kegunaan thiopenthal
dengan meningkatnya nadi
untuk mempertahankan tekanan Kegunaan Dosis dan cara
darah. pemberian

• Indikasi Induksi IV 3 – 5 mg/kg BB


o Induksi untuk anesthesia umum (anak 5 – 6 mg/kg BB,
o Operasi/tindakan yang cepat
o Sedasi pada analgesia regional bayi 7 – 8 mg/kg BB)
o Mengatasi kejang pada eklamsia, Suplemen IV 0,5 – 1 mg/kg BB
epilepsy, tetanus, dll.
anesthesia
• Kontra indikasi Anti konvulsan IV 0,5 – 2 mg/kg BB,
o Absolut: ulangi jika diperlukan
§ - Status asmatikus
§ - Porfiria Narkosis IV 8 mg/kg BB, infuse
0,05 – 0,35 mg/kg
o Relatif:
§ - Syok BB/menit
§ - Anemia, uremia, disfungsi
hepar, dosis harus dikurangi
• Komplikasi
§ - Dispnoe berat
o Lokal:
§ - Asma bronchial
§ Injeksi IV: akan menimbulkan
§ - Versi eksraksi
sakit, bengkak, kemerahan dan
§ - Miastenia gravis
nekrosis. Untuk mengurangi
§ - Vena yang sulit ditemukan
efek ini dapat digunakan
(pada anak di bawah 4 tahun)
suntikan procain 1% 10cc di
§ - Riwayat alergi terhadap
tempat tersebut.
thiopental
§ Injeksi intra arteri:
mengakibatkan rasa terbakar,
• Mekanisme dan Dosis dapat terjadi spasme arteri dan
o Bergantung pada besar dosis dan thrombosis.
kecepatan suntikan, obat ini akan
menyebabkan sedasi, hipnosis, anestesia
o Umum:
dan depresi nafas. Selain itu, obat ini
§ Depresi pernapasan
bersifat antikonvulsan dan diduga dapat
§ Hipotensi melindungi SSP pada pasien
§ Pasca operasi dapat timbul yang mendapat zat anestetik
vertigo, disorientasi dalam jumlah besar, sebaik
§ Reaksi anafilaksis memberikan perlindungan
pasien cedera kepala.

GOLONGAN BENZODIAZEPINES • Pada KVS (kardiovaskuler)


o Pada pasien yang sehat, dapat terlihat
• Obat golongan benzodiazepines yang biasa efek KVS yang minimal dari midazolam
digunakan untuk injeksi IV adalah diazepam atau diazepam. Tekanan darah sitol
(vaium), lorazepam dan midazolam. menurun 0 – 15%, dan peningkatan nadi
yang nyata terlihat pada penggunaan
midazolam untuk indusi anesthesia.
• Farmakologi
Dibanding diazepam, midazolam
o Obat golongan benzodiazepine memiliki
mengakibatkan penurunan tekanan darah
efek ansiolitik, hipnotik, amnesia, anti
yang lebih nyata, dan penurunan resisten
konvulsi dan bahan pelumpuh otot.
system vascular.
Dimana farmakodinamik diazepam dan
o Kombinasi obat anestetik lain dengan
midazolam sangat mirip, farmakokinetik
diazepam atau midazolam pada pasien
kedua obat ini sangat berbeda.
sehat dapat menyebabkan depresi
o Diazepam memiliki waktu paruh
hemodinamik yang lebih berat daripada
distribusi 30 – 60 menit dan waktu paruh
penggunaan obat tunggal. Pada pasien
eliminasi 20 jam atau lebih. Metabolit
yang tidak memiliki kelainan jantung,
primernya aktif dan memiliki waktu
kombinasi benzodiazepines dengan
paruh eliminasi 41 - 139 jam. Efek klinik
narkotik diperlukan untuk mencegah
dari dosis diazepam intravena dapat
perubahan hemodinamik saat
terlihat dalam 1 - 2 menit dan berakhir
pemasangan laringoskopi dan intubasi.
sekitar 1 - 3 jam, dengan respon
individual yang sangat bervariasi.
Eliminasi berlangsung di hati. • Sistem respirasi
o Midazolam larut dalam air, lebih poten o Dosis induksi midazolam secara
daripada diazepam dan tidak memiliki signifikan menurunkan respons
metabolit aktif. Waktu paruh pernapasan terhadap CO2 dan
distribusinya 7 – 15 menit, dan waktu mengakibatkan depresi pernapasan.
paruh eliminasi 2 -4 jam. Potensi yang Onsetnya lebih rendah dan lebih lama
tinggi dan waktu aksi yang lebih pendek dibandingkan thiopental.
membuat midazolam menjadi pilihan
menarik saat dibutuhkan obat golongan • Pada sistem tubuh yang lain
benzodiazepines. Eliminasi berlangsung o Diazepam dapat mengakibatkan ruam
di ginjal. kulit, thrombosis vena dan phlebitis pada
o Lorazepam merupakan obat yang paling tempat suntikan, mulut kering, hipotonia
jarang digunakan karena memerlukan dan hipertermia. Sedangkan midazolam
waktu 20 menit untuk mendapatkan efek dapat mengakibatkan salvias, muntah,
yang diharapkan. rasa asam, ruam, pruritus, hangat atau
o Pada SSP dingin pada tempat suntikan.
§ Diazepam dan midazolam
merupakan ansiolitik yang DIAZEPAM
poten, bekerja pada SSP yang
membangkitkan rasa takut,
cemas dan agresi. Di samping • Termasuk golongan benzodiazepin yang
menekan kecemasan, obat ini berkhasiat sebagai transquilizer. Suntikan akan
menyebabkan amnesia yang menberikan rasa seperti terbakar, untuk
unggul. Pada dosis tinggi, obat mengurangi dapat diencerkan dengan NaCl atau
Dekstrosa 5%. Pada dosis rendah akan timbul
ini juga dapat digunakan
sedasi, sedang dosis besar bersifat hipnotik. Dosis
sebagai zat induksi anesthesia,
meskipun kegunaan utamanya untuk induksi antara 0,2 – 1 mg/kgBB. Induksi
merupakan sedative atau sampai tidur biasanya perlu dosis yang besar.
Diazepam jangan dicampur dengan obat-obatan
ansiolitik.
lain dan harus disuntikkan dalam vena besar
§ Benzodiazepines meningkatkan
ambang kejang. Kemudian untuk menghindari tromboflebitis.
• Efek pada SSP bervariasi terhadap individu, yang mengubahnya menjadi alfa-hidroksimetil
mempunyai efek pelemas otot ringan dan midazolam.
menimbulkan amnesia anterograd. Pengaruh • Midazolam menyebabkan depresi ringan tahanan
terhadap kontraksi maupun denyut jantung vaskuler sistemik dan curah jantung. Laju jantung
minimal sekali, kecuali dosis yang digunakan biasanya tidak berubah. Perubahan hemodinamik
terlalu besar. Hipotensi kadang-kadang terjadi yang berat dapat terjadi bila dosis yang diberikan
akibat reflek relaksasi pembuluh darah perifer. terlalu besar atau bersama dengan obat narkotik.
Depresi ringan pernafasan dapat timbul, dan akan Pemberian obat ini juga menyebabkan depresi
lebih berat jika dikombinasikan dengan opioid. ringan pada volume tidal, laju nafas dan
Hiccup, batuk-batuk dan disritmia jarang terjadi, sensitivitas terhadap CO2. Hal ini makin nyata
sehingga obat ini menguntungkan untuk pasien bila digunakan bersama dengan opioid dan pada
usia tua, penyakit jantung resiko tinggi dan pasien pasien dengan penyakit jalan nafas obstruktif
resiko tinggi lainnya. kronis. Pada pasien yang sehat midazolam tidak
• Penggunaan klinis diazepam: menyebabkan bronkokonstriksi.
o - Premedikasi • Penggunaan klinis midazolam :
o - Amnesia o - Premedikasi
o - Sedatif/hipnotik o - Sedasi sadar
o - Induksi o - Obat induksi
o - Relaxan otot rangka o - Supplementasi anesthesia
o - Anti konvulsan
o - Anti anxietas • Dosis
o - Menghilangkan halusinasi karena o Sedasi sadar : IV 0,5 – 5 mg (0,025 – 0,1
ketamin1 mg/kg BB)
o Induksi : IV 50-350 µg/kg BB
• Dosis o Infus 0,25 – 1,5 µg/kg BB/menit
o Premedikasi : IV 2-10 mg (0,1 – 0,2 o Antikonvulsan : IV 2 – 5 mg (0,025 –
mg/kgBB) 0,1 mg/kg BB) setiap 10 – 15 menit.
o Induksi : IV 0,3 -0,5 mg
o Antikonvulsan : IV 0,05 – 0,2 mg/kgBB
setiap 10-15 menit, dosis max 30 mg Propofol ( 2,6 – diisopropylphenol )

MIDAZOLAM • Merupakan derivat fenol yang banyak digunakan


sebagai anastesia intravena dan lebih dikenal
• Midazolam merupakan benzodiazepin agonis dengan nama dagang Diprivan. Propofol berupa
yang mempunyai sifat ansiolitik, sedatif, larutan berwarna putih susu yang tidak larut
antikonvulsif dan amnesia anterograde. Obat ini dalam air. Pertama kali digunakan dalam praktek
banyak digunakan perioperatif, pH 3,5 dengan anestesi pada tahun 1977 sebagai obat induksi.
potensi 1,5 – 2 kali diazepam, larut dalam air dan • Propofol merupakan suatu emulsi lemak yang
dapat dicampur dengan larutan infus dan stabil terdiri dari 1% air; 10% minyak kedelai;
secara fisik maupun kimiawi untuk 24 jam pada 1,3%fosfatida telur dan 2,5% gliserol. Formula ini
suhu kamar. menyebabkan rasa nyeri pada tempat penyuntikan
• Midazolam bekerja pada reseptor benzodiazepin yang diakibatkan karena iritasi lokal, sehingga
yang spesifik yang terkonsentrasi pada korteks untuk mengurangi rasa nyeri dapat diberikan
serebri, hipokampus dan serebelum. Obat ini lidokain sebelumnya.
sebagian besar terikat pada protein plasma (95%) • Propofol digunakan untuk induksi dan
dan sisanya dalam bentuk fraksi bebas. pemeliharaan dalam anastesia umum, pada pasien
• Dosis yang diperlukan untuk induksi bervariasi dewasa dan pasien anak – anak usia lebih dari 3
sekitar 0,3 mg/kgBB. Dosis yang lebih rendah tahun. Mengandung lecitin, glycerol dan minyak
(0,05 – 0,1 mg/kgBB) akan menyebabkan rasa soybean, sedangkan pertumbuhan kuman
mengantuk dan amnesia. Efek puncak pada SSP dihambat oleh adanya asam
didapat setelah 2 – 3 menit pemberian intravena. etilendiamintetraasetat atau sulfat, hal tersebut
Setelah pemberian intramuskuler efek pertama 5 sangat tergantung pada pabrik pembuat obatnya.
menit dengan efek maksimum dalam 20 – 30 • Propofol bersifat isotonis dengan pH netral, harus
menit. Pemberian rektal peak plasma dicapai disimpan pada suhu kurang dari 25 derajat
dalam 16 menit. Obat ini diabsorbsi cukup cepat, Celcius, dan jika tidak diberikan dalam 6 jam
tergantung aliran darah pada tempat suntikan. setelah dibuka sebaiknya dibuang untuk
Absorbsi lebih cepat di deltoid atau vastus menghindari kontaminasi dengan bakteri.
lateralis daripada gluteus maksimus. Eliminasi • Mekanisme kerja
obat ini tergantung pada biotransformasi hepatik
o Mekanisme kerjanya sampai saat ini o Turunkan dosis pada orang tua atau
masih kurang diketahui ,tapi gangguan hemodinamik atau apabila
diperkirakan efek primernya berlangsung digabung penggunaanya dengan obat
di reseptor GABA – A (Gamma Amino anastesi yang lain.
Butired Acid). o Dapat dilarutkan dengan Dextrosa 5 %
untuk mendapatkan konsentrasi yang
• Farmakokinetik minimal 0,2%
o Digunakan secara intravena dan bersifat o Profofol mendukung perkembangan
lipofilik dimana 98% terikat protein bakteri, sehingga harus berada dalam
plasma, eliminasi dari obat ini terjadi di lingkungan yang steril dan hindari
hepar menjadi suatu metabolit tidak profofol dalam kondisi sudah terbuka
aktif, waktu paruh propofol diperkirakan lebih dari 6 jam untuk mencegah
berkisar antara 2 – 24 jam. Namun kontaminasi dari bakteri.
dalam kenyataanya di klinis jauh lebih
pendek karena propofol didistribusikan • Efek Samping
secara cepat ke jaringan tepi. Dosis o Dapat menyebabkan nyeri selama
induksi cepat menyebabkan sedasi ( rata pemberian pada 50% sampai 75%. Nyeri
– rata 30 – 45 detik ) dan kecepatan ini bisa muncul akibat iritasi pembuluh
untuk pulih juga relatif singkat. Satu darah vena, nyeri pada pemberian
ampul 20ml mengandung propofol propofol dapat dihilangkan dengan
10mg/ml. Popofol bersifat hipnotik menggunakan lidocain (0,5 mg/kg) dan
murni tanpa disertai efek analgetik jika mungkin dapat diberikan 1 sampai 2
ataupun relaksasi otot. menit dengan pemasangan torniquet
pada bagian proksimal tempat suntikan,
• Farmakodinamik berikan secara I.V melaui vena yang
o Pada sistem saraf pusat besar.
§ Dosis induksi menyebabkan o Gejala mual dan muntah juga sering
pasien tidak sadar, dimana sekali ditemui pada pasien setelah
dalam dosis yang kecil dapat operasi menggunakan propofol. Propofol
menimbulkan efek sedasi, tanpa merupakan emulsi lemak sehingga
disetai efek analgetik, pada pemberiannya harus hati – hati pada
pemberian dosis induksi (2mg pasien dengan gangguan metabolisme
/kgBB) pemulihan kesadaran lemak seperti hiperlipidemia dan
berlangsung cepat pankreatitis.
o Propofol menurunkan aliran darah otak
dan tekanan intrakranial. Pada dosis
o Pada sistem kardiovaskular
induksi sering menyebabkan penurunan
§ Dapat menyebakan depresi
volume tidal bahkan apneu, jarang
pada jantung dan pembuluh
terjadi spasme laring.
darah dimana tekanan dapat
turun sekali disertai dengan
peningkatan denyut nadi,
pengaruh terhadap frekuensi Ketamin (Ketalar)
jantung juga sangat minim.
• Merupakan derivat dari phenicyclidine, larut
o Sistem pernafasan dalam air, jernih, tidak berwarna, pH 3,5 – 5,5.
§ Dapat menurunkan frekuensi Termasuk dalam golongan non – barbiturat yang
pernafasan dan volume tidal, menimbulkan anestesia dengan cepat dan efek
dalam beberapa kasus dapat analgesik yang dalam. Selain itu juga
menyebabkan henti nafas menghasilkan keadaan yang disebut sebagai
kebanyakan muncul pada dissosiative anestesia.
pemberian diprivan • Induksi anestesi diberikan dengan dosis 1 – 2
mg/kgBB intravena, dengan dosis pemeliharaan
• Dosis dan penggunaan adalah 0,5 mg/kgBB. Efek analgesik dan
o Induksi : 2,0 sampai 2.5 mg/kg IV. kehilangan kesadaran setelah 30 detik pemberian
intra vena dan setelah 5 – 8 menit pemberian
o Sedasi : 25 to 75 µg/kg/min dengan I.V
infus intramuskuler.
o Dosis pemeliharaan pada anastesi umum • Ketamin hampir seluruhnya dimetabolisme dalam
: 100 - 150 µg/kg/min IV (titrate to tubuh, sangat sedikit yang diekskresikan (lewat
effect). urin) tanpa mengalami perubahan. Metabolisme
utama terjadi di hepar. Ketamin mempunyai diidentifikasikan. Reseptor Mu bertanggungjawab
kelarutan yang tinggi dalam lemak, dan kecepatan untuk fungsi analgetik, depresi pernapasan,
metabolisme tergantung pada aliran darah ginjal. euphoria dan pertahanan fisik. Reseptor Kappa
Norketamin merupakan metabolit dari ketamin bertanggungjawab pada daerah medulla spinal,
yang masih bersifat aktif. sedasi dan miosis. Reseptor lainnya
• Ketamin menyebabkan peningkatan tekanan bertanggungjawab untuk efek minimal dan
darah tergantung dari dosis yang diberikan. Selain beberapa efek negative dari opioid. Obat yang
itu juga meningkatkan isi semenit jantung biasanya digunakan adalah morfin, meperidine
(cardiac output), laju jantung, curah jantung, (Demerol), fentanyl, sufentanil dan remifentanil.
tekanan darah arteri paru, kebutuhan oksigen • Efek dari opioid dapat dipulihkan dengan
jantung karena rangsangan langsung SSP menggunakan obat antagonis opioid yang
sehingga tonus simpatis meningkat dan berkerja pada reseptor yang sama dan
menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah menghambat kerja opioid, contohnya Naloxone
tepi. Ketamin tidak menyebabkan pelepasan (narcan).
histamin. Induksi anestesi dengan ketamin juga
dapat meningkatkan tekanan cairan serebrospinal FENTANIL (Sublimaze)
dan tekanan intraokuler.
• Depresi pernafasan minimal, dan akan meningkat
• Turunan fenilpiperidin ini merupakan agonis
bila dosis yang diberikan cukup besar. Tonus otot
opioid poten yang dieliminasi di hati. Sebagai
akan meningkat selama induksi anestesi, pada
suatu analgesik, fentanil 75 – 125 kali lebih poten
wanita hamil akan meningkatkan tonus uterus. di banding morfin. Awitan yang cepat dan lama
Refleks laring dan faring biasanya tetap terjaga. aksi yang singkat mencerminkan kelarutan lipid
• Pemulihan terjadi secara lambat dan bertahap, yang lebih besar dari fentnil dibanding dengan
seringkali disertai dengan mimpi buruk yang morfin.
tidak menyenangkan, diikuti adanya suara dan
• Depresi dari ventilasi tergantung pada dosis dan
gerakan yang tak terkoordinir. Penyulit tersebut
dapat berlangsung lebih lama dari analgesia.
dapat dicegah dengan memberikan benzodiazepin Stabilitas KVS dipertahankan walaupun dalam
sebagai premedikasi atau saat penderita mulai dosis besar saat digunakan sebagai anestetik
bangun. tunggal. Aliran darah otak, kecapatan metabolism
otak dan TIK menurun. Fentanil (dan opioid lain)
meningkatkan aksi anestetik local pada blok saraf
GOLONGAN OPIODS tepi. Keadaan sebagian disebabkan oleh sifat
anestetik local yang lemah (dosis yang tinggi
• Anestesi opioid umumnya dikenal sebagai menekan hantaran saraf), dan efeknya terhadap
golongan narkotik. Opioid biasanya digunakan reseptor opiate pada terminal saraf tepi. Fentanil
sebagai analgetik. Golongan obat ini sudah dikombinasi dengan droperidol untuk
digunakan sejak dahulu sebagai analgetik, dan menimbulkan neuroleptanalgesia.
pada dosis tertentu bisa bekerja sebagai • Awitan aksi IV berlangsung dalam 30 detik, efek
antiansietas dan sedatif. puncaknya dicapai dalam 5 – 15 menit, dan lama
• Efek dari opioid adalah analgetik, sedative dan aksinya berlangsung 30 – 60 menit. Mudah
depresi pernapasan. Efek yang dihasilkan melewati sawar darah otak. Metabolisme terjadi
tergantung dari dosis yang diberikan, yang berarti di hepar dengan cara dealkilasi, hidroksilasi dan
lebih banyak dosis yang diberikan lebih banyak hidrolisa amida menjadi metabolit tak aktif
pula efek yang dihasilkan. meliputi norfentanil dan desproprionilnorfentanil.
• Narkotik digunakan dalam anestesi karena Ekskresi melalui empedu dan urin, berada dalam
golongan obat ini tidak menekan fungsi jantung. feses dan urin dalam bentuk metabolit lebih dari
Karena itu, golongan obat ini aman digunakan 72 jam setelah pemberian dan kurang dari 8%
untuk pasien dengan kelainan jantung. Efek dalam bentuk asli. Waktu paruh eliminasi 185 –
samping dari obat golongan ini adalah mual 219 menit.
muntah, kekakuan dinding otot dada, kejang dan • Efek samping pada sistem KVS berupa hipotensi,
penurunan motilitas GIT. Pada pasien perlambatan EKG dan bradikardia. Pada sistem
hipovolemik, narkotik memperburuk keadaan respirasi berupa depresi pernapasan dan apnoe.
karena efek vasodilatasinya (khususnya morfin). Pada SSP berupa pusing, penglihatan kabur dan
Narkotik menyebabkan bradikardi hingga bisa kejang. Pada GIT berupa mual, emesis,
merangsang terjadinya reflex vagal. pengosongan lambung tertunda dan spasme
• Mekanisme dari opioid mencakup interaksi traktus biliaris. Pada mata didapatkan miosis.
dengan resptor opioid yang berada di otak Pada musculoskeletal berupa kekakuan otot.
(amigdala) dan medulla spinalis. Bermacam- Fentanil mendepresi ventilasi dan menyebabkan
macam tipe dari reseptor opioid telah
kekakuan otot rangka khususnya otot thorak, anorexia, mual muntah dan penundaan
abdomen dan ekstremitas. pengosongan lambung. Pada mata ditemukan
• Penggunaan: Analgesia, anesthesia miosis. Dan dapat menimbulkan efek alergi
• Dosis : berupa ruritus dan urtikaria.
o Analgesia: diberikan secara IV 25 – 100 • Penggunaan :
µg (0,7 – 2 µg/kg BB) o - Premedikasi
o Induksi: diberikan secara Bolus IV 5 -40 o - Analgesia
µg/kg BB dan juga lewat Infus 0,25 – o - Anestesia
0,2 µg/kg BB/menit selama kurang dari o - Pengobatan nyeri yang berkaitan
20 menit dengan ischemi miokard
o Suplemen anesthesia: diberikan secara o - Dispnoe yang berkaitan dengan
IV 2-20µg/kg BB dan juga di berikan kegagalan ventrikel kiri dan edema paru
secara Infus dengan dosis 0,025 – 0,25
µg/kg BB/menit • Dosis:
o Anestesia tunggal: Pada penggunaan o Analgesia : IV 2,5 – 15 mg (anak-anak
sebagai anestesi tunggal maka diberikan 0,05 – 0,2 mg/kg BB, max 15 mg)
secara IV dengan dosis 50 – 150 µg/Kg o Induksi : IV 1mg/kg BB
BB (dosis tunggal) ataupun dapat o Edema paru : IV 0,05 – 0,1 mg/kg BB,
diberikan lewat Infus dengan dosis 0,25 jika perlu tambahkan diuretic.
– 0,5 µg/kg BB/menit
MEPERIDINE HCL (DEMEROL)
MORFIN SULFATE (Morphine, MS Contin,
Astramorph, Duramorph, Infumorph)
• Opioid sintetik ini mempunyai kekuatan kira-kira
1/10 morfin dengan awitan yang sedikit lebih
• Alkaloid opium ini menimbulkan efek primernya cepat dan lama aksi yang lebih pendek.
terhadap SSP dan organ yang mengandung otot Dibandingkan dengan morfin, meperidin lebih
polos. Morfin sulfat menimbulkan analgesia, rasa efektif pada nyeri neuropatik. Meperidin
mengantuk, euphoria, depresi pernapasan terkait mempunyai efek vagolitik dan anti spasmodic
dosis, gangguan respons adrenokorteks terhadap ringan. Dapat menimbulkan hipotensi ortostatik
stress (pada dosis yang tinggi), dan penurunan pada dosis teraupeutik. Normeperidin, metabolit
tahanan perifer (dilatasi arteriol dan venosa) aktifnya, merupakan stimulant otak dan terutama
dengan sedikit atau tanpa efek terhadap indeks dieksresikan dalam urin. Pada pemberian
jantung. Morfin dieliminasi di hati. meperidin yang lama dapat terjadi akumulasi
• Efek terapeutik morfin pada edema paru (>3hari). Meperidin menurunkan aliran darah
merupakan akibat sekunder dari peningkatan pada otak, kecepatan metabolic otak dan TIK.
dasar kapasitasi. Efek konstipasi morfin akibat • Meperidin melintasi sawar placenta dan dapat
induksi dari kontraksi non propulsive melalui menimbulkan depresi pada neonates. Transfer
GIT. Morfin dan opioid lain dapat menyebabkan placenta maximum dan depresi neonatus terjadi
spasme traktus biliaris dan peningkatan tekanan 2-3 jam setelah pemberian parenteral. Sesudah
duktus biliaris komunis di atas kadar pra obat. diaktivasi, reseptor opioid menghambat pelepasan
Depresi reflex batuk adalah melalui efek langsung substansi P dari serat C afferent nosiseptif. Tidak
terhada pusat batuk dalam medulla. Morfin seperti opiate lain, meperidin mempunyai
mengurangi aliran darah otak, kecepatan aktivitas anestetik local yang poten dan analgesia
metabolism otak dan TIK. Dapat menimbulkan epidural atau spinal disertai blockade sensorik,
mual dan muntah dengan mengaktivasi zona motorik dan otonomik. Meperidin tidak
pemicu kemoreseptor. Morfin melepaskan digunakan sebagai anestetik topical karena
histamine dan dapat menyebabkan pruritus adanya iritasi local.
setelah pemberian oral atau sistemik. • Awitan aksi IV dicapai kurang dari 1 menit,
• Awitan aksi IV berlangsung kurang dari 1 menit. dengan efek puncak 5 – 20 menit dan lama aksi 2
Efek puncaknya dicapai dalam 5 – 20 menit – 4 jam.
dengan lama aksi 2 – 7 jam. • Efek samping pada KVS berupa hipotensi dan
• Efek samping pada sistem KVS berupa hipotensi, henti jantung. Pada sistem respirasi berupa
hipertensi, bradikardia, aritmia dan kekakuan depresi pernapasan, henti napas dan
dinding dada. Pada sistem respirasi ditemukan laringospasme. Pada SSP berupa euphoria,
bronkospasme dan laringospasme. Pada SSP disforia, sedasi, kejang, dan ketergantungan
berupa penglihatan kabur, sinkop, euphoria dan psikis. Pada GIT berupa konstipasi dan spasme
disforia. Pada sistem urogenital berupa retensi traktus biliaris. Pada musculoskeletal didapatkan
urin, efek anti diuretic dan spasme ureter. Pada kekakuan dinding dada. Dan dapat menimbulkan
GIT berupa spasme traktus biliaris, konstipasi, efek alergi seperti urtikaria dan pruritus.
• Penggunaan : o Suplemen anesthesia : bolus IV 0,6 - 4
o - Premedikasi µg/kg BB dan Infuse 0,005 – 0,5 µg/kg
o - Analgesia BB/menit
o - Pencegahan dan pengobatan menggigil o Anestetik tunggal : IV 10 – 30 µg/kg BB
pasca bedah (dosis tunggal) dan juga Infus 0,05 – 0,1
µg/kg BB/menit
• Dosis:
o Analgesia : IV lambat 25 – 100 mg (0,5
– 2 mg/kg BB)
o Pencegahan/pengobatan menggigil : IV
25 – 75 mg (0,5 – 2mg/kg BB)
o Dosis max yang dianjurkan: 1g/hari
(20mg/kg BB/hari). Kadar meperidine
serum (normal kurang dari 0,55µg/ml)
dan pada kadar normeperidin serum
(normal kurang dari 0,5µg/ml) pada
dosis yang lebih tinggi harus di monitor.

SUFENTANIL SITRAT (SUFENTA)

• Obat ini merupakan suatu analog tiamil dari


fentanil dengan potensi analgesic 5 – 7 kali lipat.
Sufentanil memperlemah respon hemodinamik
terhadap intubasi endotrakhea dan manipulasi
bedah. Efek KVS lazimnya serupa dengan efek
fentanil.
• Sufentanil dapat menimbulkan bradikardia
tergantung dosis, kemungkinan melalui stimulasi
dari inti vagal dalam medulla. Ini cukup untuk
menurunkan curah jantung. Depresi ventilasi
disebabkan oleh penurunan respons dari pusat
pernapasan dalam batang otak terhadap
peningkatan CO2. Obat ini menyebabkan
penurunan kebutuhan metabolic otak terhadap
oksigen. Sufentanil, seperti alfentanil atau
fentanil, tidak memiliki efek bermakna terhadap
aliran darah otak atau TIK.
• Sufentanil memiliki awitan aksi IV yang dicapai
dalam waktu 1 – 3 menit. Sedangkan efek puncak
3 – 5 menit dan lama aksi 20 – 45 menit.
• Efek samping sufentanil pada KVS berupa
hipotensi dan bradikardi. Padas item respirasi
berupa depresi pernapasan dan apnoe. Pada SSP
berupa pusing, sedasi, euphoria, disforia dan
ansietas. Pada GIT berupa mual, muntah,
penundaan pengosongan lambung dan spasme
traktus biliaris. Pada mata di dapatkan miosis.
Sedangkan pada musculoskeletal berupa
kekakuan otot.
• Penggunaan: Analgesia anesthesia
• Dosis:
o Analgesia : IV 10-30µg (0,2 - 0,6µg/kg
BB)
o Induksi : bolus IV 2 - 10µb/kg BB dan
Infuse 0,1 – 0,5µg/kg BB/ menit kurang
dari 20 menit. Titrasi dosis sampai
respons pasien. Untuk menghindari
kekakuan dinding dada, berikan relaksan
otot serentak dengan dosis induksi.

Anda mungkin juga menyukai