Anda di halaman 1dari 4

ANESTESI LOKAL

No. Kode SOP/VII-204/II/2020


DitetapkanOleh
Kepala UPTD
Terbitan 02 PuskesmasGetasan

No. Revisi 01
SOP
UPTD
Tgl. 3 Januari 2020 PUSKESMAS GETASAN
DHARMOTAMA SATYA PRAJA
MulaiBerlaku
dr.Epsilon Dewanto.MM
NIP: 196312062002121 001
Halaman ½

1.Pengertian
a. Anastesi adalah pengurangan atau penghilangan sensasi sakit untuk
sementara, sebelum dilakukan tindakan pembedahan.

b. Anastesi lokal adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila


digunakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar yang cukup.
Obat bius lokal bekerja pada tiap bagian susunan saraf.

c. Anastesi lokal bekerja merintangi penghantaran impuls-impuls saraf ke


Sistem Saraf Pusat dengan demikian menghilangkan atau mengurangi
rasa nyeri

2.Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam melakukan anestesi lokal


3.Kebijakan Keputusan kepala Puskesmas Getasan Nomor 800/UKP/SK.005/01/2020
tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi
4.Referensi a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun
2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
b. UU Anastesi PMK No 290/MENKES/PER/III/2008 Tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran;
c. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/ MENKES/ 251/ 2015 Tentang Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran Anestesiologi Dan Terapi Intensif

5.Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


a. Alat Pelindung Diri
b. Povidone Iodone
c. Kapas Steril
d. Etyl Klorida atau Lidocain
e. Jarum suntik disposable 3cc

b. Langkah – Langkah Prosedur :

1
1. Menggunakan Etyl Klorida

- Petugas mencuci tangan dan memakai APD


- Untuk tindakan Umum, Semprotkan 30 cm dari permukaan
kulit hingga lapisan putih tipis dihasilkan untuk
menghilangkan rasa nyeri
- Untuk pencabutan gigi susu, Petugas menyiapkan alat-alat
yang akan digunakan kemudian Etyl Klorida disemprotkan
pada gulungan kapas kecil, kemudian diletakkan pada
bagian bukal/labial dan lingual/palatal dari gigi yang akan
dicabut. Setelah beberapa saat, baru gigi tersebut dicabut.
- Prosedur penyemprotan dapat diulang bila anestesi kurang
maksimal
- Selesai Prosedur Petugas melepas APD dan mencuci tangan

2. Anestesi Infiltrasi

- Petugas melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien dan


dicatat dalam Rekam Medis (RM)

- Petugas mencuci tangan dan memakai APD

- Petugas menyiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk


tindakan dan obat anestesi (Jarum suntik disposable ukuran
3cc, lidocain anestesi)

- Petugas memasukkan lidocain kedalam spuit.

- Petugas menghilangkan gelembung udara yang ada didalam


spuit.

- Petugas mengoleskan povidon iodium pada daerah


penyuntikan.

- Untuk tindakan pencabutan gigi, petugas menusukkan jarum


anestesi ke area muccobucal fold gigi yang akan dicabut
kemudian melakukan aspirasi selanjutnya melakukan
deponir obat anestetikum sebanyak 1,5 cc, kemudian
menusukkan jarum dan mendeponirkan anestesi sebanyak

2
0,5 cc di daerah lingual atau palatal.

- Petugas memonitoring anestesi dengan cara melakukan


pengukuran tanda-tanda vital pasien dan tes penebalan
setelah pemberian anestesi. Hasil monitoring fisiologis
anestesi sebelum dan sesaat setelah pemberian anestesi serta
setelah tindakan dicatat dalam form monitoring anestesi
untuk memastikan tidak adanya reaksi alergi atau syok.

3. Anestesi Blok Mandibula (khusus Pencabutan Gigi Geraham


bawah)

- Petugas melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien dan


dicatat dalam Rekam Medis (RM)

- Petugas mencuci tangan dan memakai APD

- Petugas menyiapkan alat-alat dan obat anestesi (Jarum suntik


disposable ukuran 3cc, lidocain anestesi)

- Petugas memasukkan lidocain kedalam spuit.

- Petugas menghilangkan gelembung udara yang ada didalam


spuit

- Petugas mengoleskan povidon iodium pada daerah


penyuntikan

- Palpasi fossa retromolar dengan jari telunjuk sehingga kuku


jari menempel pada linca oblique

- Posisikan spuit anestesi diantara kedua gigi premolar pada sisi


yang berlawanan

- Tusukkan jarum anestesi pada apeks trigonum


pterygomandibular, ubah posisi spuit sejajar dengan oklusal
gigi pada sisi mandibular yang akan di blok anestesi
mandibular dan teruskan gerakan jarum diantara ramus,
ligamenetum-ligamentum dan otot-otot mandibular sampai
ujungnya berkontak pada dinding sulcus mandibularis

- Setelah aspirasi tanpa deponirkan anestetikum kurang lebih

3
1,5cc pada sekitar nervus Alveolaris Inferior

- Tarik jarum, sampai tengah jalan deponirkan lagi 0,5 cc untuk


menganestesi nervus lingualis

- Tusukkan jarum dimuccobucal fold gigi yang akan dicabut,


deponirkan lagi 0,5 cc untuk menganestesi nervus buccalis
longus

- Petugas menunggu sampai reaksi obat anestetikum bekerja


baru melakukan tindakan

- Petugas memonitoring anestesi dengan cara melakukan


pengukuran tanda-tanda vital pasien dan tes penebalan
setelah pemberian anestesi. Hasil monitoring fisiologis
anestesi sebelum dan sesaat setelah pemberian anestesi serta
setelah tindakan dicatat dalam form monitoring anestesi untuk
memastikan tidak adanya reaksi alergi atau syok.

c.Unit Unit pelayanan dengan tindakan


Terkait
d.Rekam No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Historis diberlakukan
Perubahan 1 Format SOP Perubahan sesuai tata naskah 3 Januari 2020
prosedur
2 Kebijakan Perubahan SK Payung
menjadi kebijakan
Pemberian Pelayanan Klinis

Anda mungkin juga menyukai