Anda di halaman 1dari 69

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA HASIL PEMERIKSAAN GGT


(Gamma Glutamyl Transferase) DENGAN RIWAYAT PEMAKAIAN
ALKOHOL PADA PEMINUM ALKOHOL DI DESA NGESTI RAHAYU
DUSUN 1

Oleh :

BUNGA WIDIA PUTRI


1813353021

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2022
HUBUNGAN ANTARA HASIL PEMERIKSAAN GGT
(Gamma Glutamyl Transferase) DENGAN RIWAYAT PEMAKAIAN
ALKOHOL PADA PEMINUM ALKOHOL DI DESA NGESTI RAHAYU
DUSUN 1

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Pada
Program Studi Teknologi Laboratorium Medis Program Sarjana Terapan Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang

Oleh :

BUNGA WIDIA PUTRI


1813353021

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2022

ii
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM SARJANA TERAPAN
Skripsi, Juni 2022

Bunga Widia Putri

Hubungan Antara Hasil Pemeriksaan GGT (Gamma Glutamyl Transferase)


Dengan Riwayat Pemakaian Alkohol Pada Peminum Alkohol Di Desa Ngesti
Rahayu Dusun 1

xv + 31 halaman, 4 tabel, 5 gambar, dan 12 lampiran

ABSTRAK

Di Era globalisasi saat ini cara pandang penduduk dunia telah melahirkan kebiasaan-
kebiasaan baru yang tidak sesuai dengan gaya hidup yang sehat, salah satunya yaitu
mengonsumsi alkohol. Konsumsi alkohol yang berlebih dapat menyebabkan
gangguan fungsi hati seperti sirosis hati, perlemakan hati, hepatitis alkohol dan
lainnya. Salah satu pemeriksaan fungsi hati adalah Gamma Glutamyl Transferase
(GGT). Kombinasi peningkatan aktivitas Gamma Glutamyl Transferase di hepatosit
ditambah peningkatan kerusakan hepatoseluler akan memperbesar peningkatan
enzim Gamma Glutamyl Transferase serum pada orang yang banyak mengonsumsi
alkohol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemeriksaan
GGT dengn riwayat pemakaian alkohol pada peminum alkohol di Desa Ngesti
Rahayu Dusun 1. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dengan desain
penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Desa Ngesti Rahayu Dusun 1
pada bulan Juni-Juli 2022. Populasi sebanyak 50 orang laki-laki yang mengkonsumsi
alkohol di Desa Ngesti Rahayu Dusun 1 dan di dapatkan sampel penelitian ini
sebanyak 30 orang. Analis data yang digunakan adalah uji anova 2 arah (two way
anova). Hasil uji menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara
aktivitas enzim GGT dengan riwayat pemakaian alkohol pada peminum alkohol
dengan nilai Sig. = 0.762 (Sig. > 0.05).

Kata Kunci : Alkohol, Fungsi Hati, GGT (Gamma Glutamy Transferase)


Daftar Bacaan : 21 (2012-2021)

iii
BIODATA PENULIS

Nama : Bunga Widia Putri

NIM : 1813353021

Tempat/Tanggal Lahir : Lampung Tengah, 31 Januari 2000

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Dusun 1 Ngesti Rahayu RT/RW 001 Kecamatan


Punggur Kabupaten Lampung Tengah

Riwayat Pendidikan

1. TK (2004-2006) : TK Xaverius Ngesti Rahayu


2. SD (2006-2012) : SD Negeri 4 Ngesti Rahayu
3. SMP (2012-2015) : SMP Negeri 1 Punggur
4. SMK (2015-2018) : SMK Muhammadiyah 3 Metro
5. DIV (2018-2022) :Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Jurusan
Teknologi Laboratorium Medis

iv
LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA HASIL PEMERIKSAAN GGT (Gamma


Glutamyl Transferase) DENGAN RIWAYAT PEMAKAIAN
ALKOHOL PADA PEMINUM ALKOHOL DI DESA NGESTI
RAHAYU DUSUN 1

Penulis

Bunga Widia Putri/1813353021

Telah diperiksa dan disetujui Tim Pembimbing Skripsi


Program Studi Teknologi Laboratorium Medis
Program Sarjana Terapan
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Bandar Lampung, Juni 2022

Tim Pembimbing Skripsi


Pembimbing Utama,

Mimi Sugiarti, S.Pd., M. Kes

Pembimbing Pendamping,

Wiria Saputri, SST., M. Si

v
LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA HASIL PEMERIKSAAN GGT (Gamma Glutamyl


Transferase) DENGAN RIWAYAT PEMAKAIAN ALKOHOL
PADA PEMINUM ALKOHOL DI DESA NGESTI RAHAYU DUSUN 1

Penulis

Bunga Widia Putri/1813353021

Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir


Program Studi Teknologi Laboratorium Medis Program Sarjana Terapan
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
sebagai persyaratan menyelesaikan Pendidikan Sarjana Terapan

Tim Penguji

Sri Ujiani, S.Pd., M.Biomed


Ketua

Mimi Sugiarti, S.Pd., M. Kes


Anggota

Wiria Saputri, SST., M. Si


Anggota

Mengetahui,

Ketua Jurusan TLM Ketua Program Studi TLM


Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Program Sarjana Terapan

Dra. Eka Sulistianingsih, M.Kes Sri Ujiani, S.Pd., M.Biomed


NIP. 196604031993032002 NIP. 197301031996032001

vi
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Bunga Widia Putri

NIM : 1813353021

Program Studi/Jurusan : Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi
yang berjudul:

“Hubungan Antara Hasil Pemeriksaan GGT (Gamma Glutamyl Transferase)


Dengan Riwayat Pemakaian Alkohol Pada Peminum Alkohol Di Desa Ngesti
Rahayu Dusun 1”

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Lampung Tengah, Juni 2022

Bunga Widia Putri

vii
MOTTO

“Hidup bagaikan pesawat kertas

terbang dan pergi membawa impian.

Sekuat tenaga dan hembusan angin

terus melaju terbang.

Jangan bandingkan jarak terbangnya,

tapi bagaimana dan apa yang dilalui.

Karna itu satu hal yang penting selalu sesuai kata hati”

“Jangan bandingkan jarak terbang tiap orang,

karna tiap orang punya waktunya masing-masing.

Ikuti kata hati, alur dan waktu,

karna saat waktu itu tiba,

Maka jarak terbangmu akan jauh melampaui semua orang”

“Don’t despair and be discouraged”

viii
PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmaanirrahiim…

Sujud syukur kepada Allah Subhanawata’ala atas cinta dan kasih sayang-Mu yang
telah memberikanku kekuatan serta membekaliku dengan ilmu. Terima kasih Ya
Allah atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
Sollu Allaihi Wassalam.

Kupersembahkan karya ini untuk kedua orang tuaku. Ibu Dewi Rachmawati dan
Bapak Rudi Hartono sebagai tanda bakti dan rasa terima kasih yang tak terhingga.
Terima kasih tak henti-hentinya mendo’akan kelancaranku, memberikan kasih sayang
tulus, serta pengorbanan untuk keberhasilanku.

Untuk kedua adikku tersayang Clarista Salsabila, dan Alzidan Akbar Hartono terima
kasih atas senyum dan semangat yang selalu kalian berikan. Semoga kelak dapat
tumbuh menjadi sosok yang membanggakan dan senantiasa berbakti kepada
orangtua. Serta keluarga besarku terima kasih atas dukungannya dan semangat dari
kalian.

Untuk sahabat terbaik sepanjang masa, Adelia Shartika, Vivi Agnes Wulandari, dan
Deswari Olivia Yustina. Terima kasih atas canda tawa yang selalu kalian beri
untukku. Terima kasih atas segala bantuan, dukungan, semangat dan pengorbanan
yang selama ini kalian perbuat untukku, terima kasih tetap bertahan sejauh ini,
semoga persahabatan kita selalu terjaga hingga akhir masa.

Terima kasih untuk semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima
kasih banyak atas semuanya.

ix
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Hasil Pemeriksaan GGT
(Gamma Glutamyl Transferase) dengan Riwayat Pemakaian Alkohol pada Peminum
Alkohol di Desa Ngesti Rahayu Dusun 1” yang disusun untuk memenuhi salah satu
syarat menyelesaikan pendidikan program sarjana terapan di Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang Jurusan Teknologi Laboratorium Medis.
Proses penyusunan skripsi ini banyak sekali dukungan yang sangat berarti dari
berbagai pihak, baik keluarga, dosen, maupun sahabat dan teman. Penulis juga ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Warjidin Aliyanto, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang.
2. Dra. Eka Sulistianingsih, M.Kes selaku Ketua Jurusan Teknologi Laboratorium
Medis Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
3. Sri Ujiani, S.Pd., M.Biomed selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Tanjungkarang dan selaku
dosen penguji yang bersedia memberikan saran dan masukkan bagi penulis.
4. Mimi Sugiarti, S.Pd., M.Kes selaku pembimbing utama dalam skripsi.
5. Wiria Saputri, SST., M.Si selaku pembimbing pendamping dalam skripsi.
6. Teman-teman seangkatan Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium
Medis Politeknik Kesehatan Tanjungkarang 2018.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh
Bandar Lampung, Juni 2022

Penulis

x
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL LUAR
HALAMAN SAMPUL DALAM ii
ABSTRAK iii
BIODATA PENULIS iv
LEMBAR PERSETUJUAN v
LEMBAR PENGESAHAN vi
LEMBAR PERNYATAAN vii
MOTTO viii
PERSEMBAHAN ix
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
1. Tujuan Umum 3
2. Tujuan Khusus 3
D. Manfaat Penelitian 4
1. Manfaat Teoritis 4
2. Manfaat Aplikatif 4
3. Ruang Lingkup 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A.Tinjauan Teori 5
1. Konsep Dasar Alkohol 5
2. Konsep Dasar Hati 7
3. Konsep Dasar GGT (Gamma Glutamyl Transferase) 15
B. Kerangka Teori 19
C. Kerangka Konsep 19
D. Hipotesis 20

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Desain Penelitian 21
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 21
1. Lokasi 21
2. Waktu 21

xi
C. Populasi dan Sampel penelitian 21
1. Populasi 21
2. Sampel 21
D. Variabel dan Definisi Operasional 22
E. Pengumpulan Data 22
F. Pengolahan dan Analisa Data 23
G. Ethical Clearence 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil 25
B. Pembahasan 28

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan 31
B. Saran 31

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman


Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional 22
Tabel 4.1 Profil Aktivitas Enzim GGT (Gamma 26
Glutamyl Transferase) Pada Peminum Beralkohol Di
Desa Ngesti Rahayu Dusun 1.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Aktivitas Enzim GGT (Gamma 27
Glutamyl Transferase) Pada Peminum Alkohol Di Desa
Ngesti Rahayu Dusun 1.
Tabel 4.3 Hasil Uji Hubungan Antara Pemeriksaan Aktivitas 27
Enzim GGT (Gamma Glutamyl Transferase) Dengan
Riwayat Pemakaian Alkohol Pada Peminum Alkohol Di
Desa Ngesti Rahayu Dusun 1.

xiii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman


Gambar 2.1 Anatomi Hati Manusia 8
Gambar 2.2 Kerangka Teori 19
Gambar 2.3 Kerangka Konsep 19
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Lama Konsumsi Alkohol 25
Pada Peminum Beralkohol Di Desa Ngesti
Rahayu Dusun 1.
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Konsumsi Alkohol Pada 26
Peminum Beralkohol Di Desa Ngesti Rahayu
Dusun 1.

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran
Lampiran 1 Tabel Hasil Penelitian
Lampiran 2 Output Analisa Data
Lampiran 3 Penjelasan Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 Informed Consent
Lampiran 5 Lembar Kuesioner Penelitian
Lampiran 6 Standar Operating Procedur (SOP) Kerja
Lampiran 7 Dokumentasi Kegiatan Penelitian
Lampiran 8 Surat Laik Etik
Lampiran 9 Surat Pengantar Penelitian
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian
Lampiran 11 Lembar Kegiatan (Logbook) Penelitian
Lampiran 12 Kartu Konsultasi

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Era globalisasi saat ini sangat memberikan pengaruh dan dampak
luar biasa bagi perkembangan di berbagai bidang dan nilai kehidupan. Cara
pandang penduduk dunia telah melahirkan kebiasaan-kebiasaan baru yang
tidak sesuai dengan gaya hidup yang sehat, salah satunya yaitu mengonsumsi
alkohol (Rezkiani, 2016). Sebagian besar masyarakat sudah menganggap
biasa mengkonsumsi minuman beralkohol dan mempercayai mengkonsumsi
minuman beralkohol memiliki efek relaksasi dan membawa kesenangan bagi
peminumannya (Sabrina, 2020). Tanpa kita sadari bahwa kebiasaan meminum
minuman beralkohol juga memiliki dampak yang buruk untuk kesehatan.
Di Indonesia, pada tahun 2013 penyalahgunaan Narkotika, Alkohol,
Psikotropika serta Zat adiktif (NAPZA) mencapai 3,7 jiwa (22%). Pada tahun
2014 hadapi kenaikan, Badan Narkotika Nasional (BNN) memperkirakan
terdapat 3,2 juta orang (1,5% dari total populasi) di Indonesia memiliki
riwayat memakai NAPZA antara lain 46% merupakan perilaku minum
alkohol (Triyono, 2014). Serta sebanyak 64 juta orang di dunia yang
mengkonsumsi alkohol lebih dari 1 tahun menimbulkan 3,3 juta kematian
ataupun 5,9% dari segala kematian diseluruh dunia menurut World Health
Organization (Adelia, 2020).
Dampak negatif alkohol itu sendiri dapat memicu aktivitas mikrosom
dan menyebabkan kerusakan hepatoseluler, meskipun pada pecandu alkohol
yang gizinya terpenuhi. Apabila seseorang mengkonsumsi alkohol terus
menerus dan berlebihan dalam jangka panjang, enzim yang mengoksidasi
alkohol akan menjadi jenuh (Suaniti et al, 2012). Konsumsi alkohol yang
berlebih dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit, salah satunya adalah
gangguan fungsi hati seperti sirosis hati, perlemakan hati, hepatitis alkohol

1
2

dan lainnya. Kasus ini terjadi setelah penyalahgunaan alkohol bertahun-tahun.


Untuk mengetahui adanya gangguan fungsi hati, perlu dilakukan pemeriksaan
yang terkait dengan fungsi hati, salah satu pemeriksaan fungsi hati adalah
Gamma Glutamyl Transferase (GGT). Parameter Gamma Glutamyl
Transferase (GGT) ini yang paling banyak dipakai sebagai petunjuk adanya
pemakaian alkohol berlebih. Gamma Glutamyl Transferase (GGT) adalah
salah satu enzim mikrosom yang aktivitasnya meningkat pada orang yang
sering minum alkohol, dan obat-obat tertentu karena terjadinya induksi
sintesis enzim baru sebagai respon terhadap perjalanan zat- zat tersebut.
Kombinasi peningkatan aktivitas Gamma Glutamyl Transferase di hepatosit
ditambah peningkatan kerusakan hepatoseluler akan memperbesar
peningkatan enzim Gamma Glutamyl Transferase serum pada orang yang
banyak mengonsumsi alkohol. Sekitar 60% sampai 80% pasien yang dianggap
mengalami masalah kecanduan alkohol memperlihatkan peningkatan enzim
Gamma Glutamyl Transferase serum, dengan atau tanpa tanda-tanda fisik
adanya kerusakan hati (Ayu, 2019). Peningkatan sedang aktivitas enzim ini
ditemukan pada infeksi hati dan kanker prostat. Sedangkan peningkatan yang
sangat tinggi aktivitas enzim ini ditemukan pada alkoholisme, sehingga
pemeriksaan ini sangat sensitif untuk mendeteksi penyalahgunaan alkohol
(Benny dan Syazili, 2020).
Di Desa Ngesti Rahayu sebagian besar masyarakat seorang petani,
baik yang mempunyai lahan sendiri ataupun yang hanya penggarap, serta
pekerjaan dengan aktifitas fisik yang sangat berat lainnya, sehingga banyak
masyarakat yang kemudian membutuhkan alkohol untuk mengobati kelelahan
sekaligus penyegar badan setelah bekerja, dan masyarakat di Desa Ngesti
Rahayu tersebut juga mempunyai pengetahuan yang kurang tentang
dampaknya minum alkohol, sehingga menjadi salah satu penyebab
masyarakat di Desa Ngesti Rahayu memiliki kebiasaan mengkonsumsi
minuman beralkohol. Menurut Bapak Bayan di Desa Ngesti Rahayu Dusun 1
ada sebanyak 50 orang yang mengkonsumsi minuman beralkohol dan juga
3

biasanya masyarakat di Desa Ngesti Rahayu mengonsumsi alkohol dalam


suatu acara tertentu ataupun pada hari biasa. Kondisi ini tentu menjadi salah
satu faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan fungsi hati
mengingat kebiasaan masyarakat di Desa Ngesti Rahayu mengkonsumsi
alkohol yang sering dilakukan.
Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka penulis melaksanakan
penelitian dengan judul “Hubungan Antara Hasil Pemeriksaan GGT (Gamma
Glutamyl Transferase) Dengan Riwayat Pemakaian Alkohol Pada Peminum
Minuman beralkohol”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan
masalah penelitian yaitu “Bagaimana hubungan dari hasil pemeriksaan GGT
(Gamma Glutamyl Transferase) dengan riwayat konsumsi alkohol pada
peminum minuman beralkohol”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dari
pemeriksaan GGT (Gamma Glutamyl Transferase) dengan riwayat konsumsi
alkohol pada peminum minuman beralkohol.
2. Tujuan Khusus
a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi aktivitas enzim
GGT (Gamma Glutamyl Transferase) pada peminum beralkohol di Desa
Ngesti Rahayu Dusun 1.
b. Diketahui distribusi frekuensi lama konsumsi alkohol pada peminum
beralkohol di Desa Ngesti Rahayu Dusun 1.
c. Diketahui distribusi frekuensi konsumsi minuman beralkohol pada peminum
beralkohol di Desa Ngesti Rahayu Dusun 1.
d. Untuk mengetahui hubungan dari pemeriksaan GGT (Gamma Glutamyl
Transferase) dengan riwayat pemakaian alkohol pada peminum beralkohol di
Desa Ngesti Rahayu Dusun 1.
4

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
kepustakaan untuk penelitian selanjutnya di Poltekkes Tanjungkarang.
2. Manfaat Aplikatif
Memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat untuk
dapat merubah perilaku masyarakat dalam mengurangi bahkan meninggalkan
kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol yang memicu timbulnya
berbagai macam penyakit.
E. Ruang Lingkup
Bidang kajian penelitian ini adalah kimia klinik. Penelitian ini
merupakan penelitian Deskriptif untuk mengetahui adanya hubungan antara
riwayat konsumsi alkohol dengan aktivitas enzim GGT (Gamma Glutamyl
Transferase). Desain penelitian ini dengan rancangan Cross sectional.
Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu riwayat pemakaian
alkohol. Variabel terikatnya adalah aktivitas enzim GGT (Gamma Glutamyl
Transferase). Lokasi penelitian bertempat di Desa Ngesti Rahayu Dusun 1,
Kabupaten Lampung Tengah dan dilakukan pemeriksaan di Laboratorium
Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh laki-laki yang mengkonsumsi alkohol di Desa Ngesti Rahayu Dusun
1, Kabupaten Lampung Tengah. Dalam penelitian ini dimulai dari tahap Pra-
Analitik, Analitik dan Pasca Analitik. Hasil pemeriksaan dari GGT (Gamma
Glutamyl Transferase) selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel. Pengujian
hipotesis dengan menggunakan analisis uji statistik anova 2 arah (two way
anova). Metode pemeriksaan aktivitas enzim GGT (Gamma Glutamyl
Transferase) dengan menggunakan metode kinetic enzimatik (seseuai dengan
IFCC).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Konsep Dasar Alkohol
a. Pengertian Alkohol
Golongan senyawa kimia yang memiliki satu gugus–OH adalah
alkohol. Methanol, etanol dan isopropanol merupakan jenis alkohol yang
sering ditemukan dan banyak digunakan sebagai pelarut. Minuman beralkohol
dan alkohol keduanya merupakan jenis yang berbeda. Tidak ada satu orang
pun yang mampu minum bentuk murni dari alkohol (alkohol 100%)
dikarenakan bisa menyebabkan kematian. Minuman beralkohol merupakan
minuman yang mengandung alkohol dan etanol (C2H2OH) yang berasal dari
proses peragian berbagai bahan baku tumbuhan seperti bijibijian, buah-
buahan, atau nira yang mengandung karbohidrat yang merupakan hasil proses
peragian ataupun penyulingan (distilasi). Etanol (C2H2OH) merupakan
larutan alkohol terdapat dalam minuman alkohol pada umumnya. Etil alkohol
atau lebih dikenal etanol biasanya dipakai untuk pelarut, antiseptik, campuran
obat batuk, anggur obat, terdapat dalam minuman keras dan minuman lain
yang mengandung alkohol (Lestari, 2016).
Pengkonsumsi alkohol kronik dapat menyebabkan penyakit
multisistemik serta perubahan patofisiologi pada sebagai besar organ,
misalnya, sirosis hati, kanker payudara pada wanita, kanker kolon, penyakit
ginjal, penyakit pankreas, diabetes, defisiensi sistem imun, osteoporosis,
gangguan pencernaan, hipertensi, penyakit jantung, artritis dan gangguan
sistem saraf pusat (Purbayanti and Nafarin, 2019).
b. Golongan Minuman Berahkohol
Berdasarkan ketentuan Standard Industri Indonesia (SII) dari
Departemen Perindustrian RI, minuman berkadar alkohol dibawah 20% tidak
tergolongan minuman keras, tapi juga bukan minuman ringan.

5
6

Sedangkan dalam Peraturan Kementerian Kesehatan No.86/


Men.Kes/Per/IV/1977 tanggal 29 April 1977 yang mengatur produksi dan
peredaran minuman keras, dikelompokkan dalam golongan sebagai berikut
(Lestari, 2016):
1) Golongan A, mengandung etil alkohol atau etanol 1-5%
2) Golongan B, mengandung etil alkohol atau etanol 5-20%
3) Golongan C, mengandung etil alkohol atau etanol 20-55%
c. Metabolisme Minuman Beralkohol di Dalam Tubuh
Alkohol dimetabolisme ke dalam bentuk senyawa acetaldehyde dalam
tubuh melalui 2 jalan (Tritama, 2015) yaitu:
1) Alcohol Dehidrogrnase (ADH) metabolisme alkohol pada jalur utama
melibatkan enzim alcohol dehydrogenase (ADH), kelompok cytosolic enzyme
yang mengkatalisis konversi alkohol dalam bentuk acetaldehyde. Enzim ini
banyak terdapat pada organ hati, tetapi juga ditemukan di otak dan lambung
dalam jumlah sedikit. Saat terjadi konversi etanol oleh ADH menjadi
acetaldehyde, ion hidrogen ditransfer dari etanol ke kofaktor nicotinamide
adenine dinucleotide NAD+ untuk pembentukan NADH. Dihasilkan reducing
equivalents di hepar yang berlebih dari oksidasi alkohol. Produksi NADH
yang berlebih dapat berkontribusi dalam gangguan metabolisme terjadi pada
alkoholisme kronis dan pada alkoholisme akut dapat menimbulkan
hipoglikemia ataupun penyebab asidosis laktat (Tritama, 2015).
2) Microsomal Ethanol Oxidizing System (MEOS) mixed function oxidizing
system atau yang dikenal dengan istilah Microsomal Ethanol Oxidizing System
(MEOS), dalam metabolisme etanol menggunakan NADPH sebagai kofaktor
yang terdiri dari sitokrom P450 atau disebut juga CYP seperti CYP2E1,
CYP1A2 dan CYP3A4. Penginduksian aktivitas MEOS dikarenakan
konsumsi alkohol kronis. Akibat dari konsumsi alkohol kronis selain
menimbulkan peningkatan yang signifikan dalam metabolisme etanol, tetapi
juga terhadap obat lain yang dilakukan oleh sitokrom P450 dalam sistem
MEOS, serta pembentukan produk sampingan beracun dan reaksi sitokrom
P450 seperti toksin, radikal bebas dan H2O2 (Tritama, 2015).
d. Bahaya Minuman Beralkohol Bagi Kesehatan
Minuman keras beralkohol adalah faktor yang menyebabkan sekitar 60
jenis penyakit dan merupakan faktor komponen dari 200 jenis penyakit
lainnya. Disfungsi hati misalnya penyakit hati alkoholik (alcoholic liver
disease) adalah salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh konsumsi
alkohol (Conreng, Waleleng and Palar, 2014).
Konsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah yang kemudian menetap menjadi
hipertensi, kerusakan jantung, stroke, kanker payudara, kerusakan hati, kanker
saluran pencernaan dan gangguan pencernaan lainnya. Selain itu alkohol juga
dapat menyebabkan impotensi dan berkurangnya kesuburan, kesulitan tidur,
kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan suasana perasaan,
gangguan ingatan dan gangguan konsentrasi i (Tritama, 2015).
Konsumsi alkohol menimbulkan gangguan kesehatan fisik dan psikis
pada pengkonsumsi alkohol akut, tidak hanya itu juga dapat berdampak pada
pengkonsumsi kronis dan pecandu alkohol yang telah ketergantungan
terhadap konsumsi alkohol (Tritama, 2015)
2. Konsep Dasar Hati
a. Pengertian Hati
Hepar atau hati merupakan merupakan organ atau kelenjar terbesar di
dalam tubuh, memiliki berat sekitar 1-2,3 kg atau sekitar 2,5% dari berat
badan. Hepar memiliki struktur yang halus, lunak dan lentur, serta berada
dalam rongga perut sebelah kanan, tepat dibawah diafragma. Sebagian besar
hepar terletak di bawah acrus costalis kanan dan diaphragm setengah bagian
kanan, memisahkan hepar dari pleura, paru-paru, pericardium dan jantung
(Meutia, 2015).
Jaringan fibrosa yang tipis, tidak elastis yang membungkus hepar dan
beberapa bagian ditutupi oleh lapisan peritoneum disebut Capsula fibrosa
8

perivascularis (Glisson). Lipatan peritoneum berbentuk ligament penunjang


yang melekatkan hepar pada permukaan inferior diaphragm (Meutia, 2015).
Hepar memiliki 4 lobus. Lobus kanan adalah lobus yang berukuran
paling besar dan jelas terlihat, sedangkan lobus kiri berukuran lebih kecil dan
berbentuk baji. Diantara kedua lobus tersebut terdapat vena portae hepatis,
jalur masuk dan keluarnya pembuluh darah, saraf dan ductus. Lobus quadratus
dan lobus caudatus merupakan bagian dari lobus kanan karena adanya vesical
biliaris, fisurra untuk ligamentum venosum. Hilus hepatis atau porta hepatis
terdapat pada permukaan posteroinferior dan terletak diantara lobus caudatus
dan lobus quadratus. Bagian atas ujung bebas omentum minus melekat pada
pinggir porta hepatis dan terdapat ductus hepaticus dexter dan sinister, cabang
dextra dan sinistra arteria hepatica, vena porta, serabut-serabut saraf simpatik
dan para simpatik, serta beberapa kelenjar limfe hepar (Meutia, 2015).

Sumber: (https://www.harapanrakyat.com/2020/12/anatomi-hati-manusia/).
Gambar 2.1 Anatomi Hati Manusia

Hati merupakan organ terbanyak serta secara metabolisme sangat


lingkungan di dalam badan. Organ hati ikut serta dalam metabolisme zat
santapan dan sebagian besar obat serta toksikan. Hati ialah organ badan yang
sangat berarti buat mendetoksifikasi zat kimia yang tidak bermanfaat ataupun
merugikan badan. Ada banyak aspek yang pengaruhi kehancuran hati
semacam virus, kuman, toksisitas dari obat- obatan serta bahan kimia dan
mengkonsumsi alkohol yang kelewatan (Iga, 2016).
9

b. Fungsi Hati
Hati adalah organ yang sangat penting dan mempunyai berbagai
fungsi. Fungsi fisiologis pada hati dalam tubuh yakni sebagai tempat
metabolisme (karbohidrat, protein dan lemak), deteksifikasi racun, tempat
pembentukan sel darah merah serta penyaring darah, berperan dalam
penggumpalan darah, menghasilkan empedu dan sebagai tempat penyimpanan
vitamin dan zat besi. Melihat fungsi hati dapat dilihat sebagai organ
keseluruhannya, atau dari sel-sel dalam hati (Agung et al., 2017). Adapun
fungsi organ hati yaitu :
1) Berperan dalam pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit karena
sebelum ke jaringan ekstraseluler akan melewati organ hati.
2) Ikut mengatur volume darah karena hati bersifat sebagai spons.
3) Berperan dalam filtrasi makanan dan substan melalui sistem portal masuk ke
hati setelah proses penyerapan di intestinal.
Hati memliki peran penting dalam proses metabolisme oleh karena itu, organ
hati sering terpapar zat kimia. Zat kimia akan didetoksifikasi serta diinaktivasi
sehingga menjadi tidak berbahaya bagi tubuh. Obat dan zat kimia
menyebabkan kerusakan hati permanen dan dapat menimbulkan dampak
berbahaya, hal tersebut terjadi jika cadangan daya tahan hati mengalami
penurunan dan hilangnya kemampuan regenerasi sel hati (Agung et al, 2017).
c. Jenis Uji Fungsi Hati
Uji fungsi hati dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Penilaian fungsi hati
a) Fungsi Sintesis
(1) Albumin
Albumin adalah substansi terbesar dari protein yang dihasilkan oleh
hati. Fungsi albumin ialah mengatur tekanan onkotik, mengangkut nutrisi,
hormon, asam lemak, dan zat sampah dari tubuh. Apabila terdapat gangguan
fungsi sintesis hati maka kadar albumin serum menjadi turun (hipoalbumin)
terutama apabila terjadi lesi sel hati yang luas serta kronik (Rosida, 2016).
10

(2) Globulin
Globulin adalah unsur dari protein badan yang terdiri dari globulin
alpha, beta, dan gama. Globulin berfungsi sebagai pengangkut beberapa
hormon, lipid, logam serta antibodi. Pada sirosis, sel hati mengalami
kerusakan arsitektur hati, penimbunan jaringan ikat, dan terdapat nodul pada
jaringan hati, dapat dijumpai rasio albumin : globulin terbalik. Peningkatan
globulin terutama gamma dapat disebabkan peningkatan sintesis antibodi,
sedangkan penurunan kadar globulin sehingga dapat dijumpai pada penurunan
imunitas tubuh, malnutrisi, malabsorbsi, penyakit hati atau penyakit ginjal
(Rosida, 2016).
(3) Masa Protrombin (PT)
Pemeriksaan PT yang termasuk pemeriksaan hemostasis masuk ke
dalam pemeriksaan fungsi sintesis hati karena hampir semua faktor koagulasi
disintesis di hati kecuali faktor VII. PT menilai faktor I, II, V, VII, IX dan X
yang memiliki waktu paruh lebih singkat daripada albumin sehingga
pemeriksaan PT untuk melihat fungsi sintesis hati lebih sensitif. Pada
kerusakan hati berat maka sintesis faktor koagulasi oleh hati berkurang
sehingga PT akan memanjang (Rosida, 2016).
(4)Cholinesterase (CHE)
Pengukuran aktivitas enzim cholinesterase serum membantu menilai
fungsi sintesis hati. Aktivitas cholinesterase serum akan turun pada gangguan
fungsi sintesis hati, penyakit hati kronik, dan hipoalbumin karena albumin
berperan sebagai protein pengangkut cholinesterase. Penurunan cholinesterase
lebih spesifik dibandingkan albumin untuk menilai fungsi sintesis hati karena
kurang dipengaruhi faktor-faktor diluar hati (Rosida, 2016).
b) Fungsi Eksresi
(1)Bilirubin
Bilirubin berasal dari pemecahan heme akibat penghancuran sel darah
merah oleh sel retikuloendotel. Akumulasi bilirubin berlebihan di kulit, sklera
11

dan membran mukosa menyebabkan warna kuning yang disebut ikterus


(Rosida, 2016).
(2)Asam empedu
Fungsi asam empedu adalah membantu sistem pencernaan, absorbsi
lemak, serta absorbs vitamin yang larut dalam lemak. Pada kerusakan sel hati
maka hati akan gagal mengambil asam empedu sehingga jumlah asam empedu
meningkat (Rosida, 2016).
c) Fungsi Detoksifikasi
(1)Amonia
Hati berperan penting dalam mendetoksifikasi senyawa nitrogen
beracun yang berasal dari usus dan sebagai obat serta bahan kimia. Gangguan
fungsi detoksifikasi oleh sel hati akan meningkatkan kadar ammonia
menyebabkan gangguan kesadaran yang disebut ensefalopati atau koma
hepatikum (Rosida, 2016).
2) Pengukuran Aktivitas Enzim
a) Enzim Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)
Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) terdapat pada sel hati,
jantung, otot, dan ginjal. Porsi yang besar ditemukan di sel hati yang
diletakkan di sitoplasma sel hati (Rosida, 2016).
b) Serum Glutamic Oksaloasetat Transaminase (SGOT)
Serum Glutamic Oksaloasetat Transaminase (SGOT/ALT) terdapat
didalam sel jantung, hati, otot rangka, ginjal, otak, pankreas, limpa serta paru.
Kadar tertinggi terdapat di dalam sel jantung. AST 30% terdapat didalam
sitoplasma sel hati serta 70% terdapat didalam mitokondria sel hati (Rosida,
2016).
c) Alkali Fosfatase (ALP)
Aktivitas enzim akali fosfatase digunakan untuk menilai fungsi
kolestasis. Enzim ini terdapat di tulang, hati, dan plasenta. akali fosfatase di
sel hati terdapat di sinusoid dan memberan salauran empedu yang
penglepasannya difasilitasi garam empedu, selain itu akali fosfatase banyak
12

dijumpai pada osteoblast. Kadar akali fosfatase tergantung umur dan jenis
kelamin. Aktivitas akali fosfatase lebih dari 4 kali batas atas nilai rujukan
mengarah kelainan ke arah hepatobilier dibandingkan hepatoseluler (Rosida,
2016).
d) Gamma Glutamic Transaminase (GGT)
Enzim Gamma Glutamyl Transferase terdapat di sel hati, ginjal, dan
pankreas. Pada sel hati Gamma Glutamyl Transferase terdapat di retikulum
endoplasmik sedangkan di empedu terdapat di sel epitel. Peningkatan aktivitas
Gamma Glutamyl Transferase dapat dijumpai pada icterus obstruktif,
kolangitis, dan kolestasis. Kolestasis adalah kegagalan aliran empedu
mencapai duodenum (Rosida, 2016).
e) Lactat Dehidrogenase (LDH)
Laktat dehidrogenase (LDH) merupakan enzim intraseluler ada pada
hampir semua sel yang bermetabolisme dengan konsentrasi tertinggi yang
ditemukan di jantung, otot rangka, hati, ginjal, otak, serta sel darah merah.
Peningkatan kadar laktat dehidrogenase ada pada infark miokard akut, CVA,
kanker paru, tulang, hati, usus, payudara, serviks, testis, ginjal, lambung,
melanoma kulit, leukemia akut, infark pulmonal akut, anemia, defisiensi asam
folat serta hepatitis akut serta akibat pemakaian obat jenis narkotik (kodein,
morfin, meperidin). Laktat dehidrogenase mengkatalisis proses reduksi
piruvat jadi laktat dan menghasilkan NADH. Reaksi ini berlangsung di sitosol
(Rosida, 2016).
3) Menentukan Etiologi Penyakit Hati
a) Penyakit Hati Autoimun
Beberapa antibodi dan protein tertentu dapat digunakan sebagai
penanda eteiologi dari penyakit hati autoimun seperti antinuclear antibody
(ANA) untuk hepatitis autoimun kronis, anti-smooth muscle antibodies
(SMA) dan antimitochondrial antibody (AMA) untuk sirosis hati, hepatitis
autoimum kronis, dan sirosis (Rosida, 2016).
13

b) Keganasan Sel Hati


Peningkatan Alfafetoprotein (AFP) mengindikasikan keganasan sel
hati, tumor embriogenik ovarium, tumor embriogenik testis, hepatoblastoma
embriogenik dan gastrointestinal (Rosida, 2016).
c) Infeksi Virus Hepatitis
Hepatitis merupakan inflamasi jaringan hati yang disebabkan oleh
virus, bakteri, protozoa, autoimun, obat-obatan, atau zat toksik. Uji serologi
dari bagian virus hepatitis menjadi penanda dan menengakkan diagnosis
hepatitis (Rosida, 2016).
d. Kerusakan Oksidatif Hati
Hati adalah organ yang mempunyai fungsi penetralisiran zat toksik
yang masuk dalam tubuh, dapat meningkatan konsentrasi radikal bebas.
Sekelompok zat kimia yang sangat reaktif memiliki satu atau lebih elektron
yang tidak berpasangan disebut dengan radikal bebas. Stress oksidatif dapat
terjadi apabila terjadi ketidakseimbangan antara konsentrasi radikal bebas
dengan antioksidan dalam tubuh. Stress oksidatif menyebabkan disfungsi sel,
kerusakan sel dan DNA (Sabrina, 2020).
Kerusakan akibat radikal bebas dalam tubuh dapat diatasi oleh
antioksidan yang merupakan suatu substansi yang dapat menunda, mencegah
atau menghilangkan kerusakan oksidatif pada molekul target seperti protein,
lipida dan DNA. Tubuh memiliki tiga enzim antioksidan intrasel atau
antioksidan yang secara alami ada di dalam tubuh yaitu superoksida
dismutase (SOD), glutation peroksidase (GPx) dan katalase (Cat) yang
berfungsi penting bagi tubuh untuk meredam radikal bebas sehingga dapat
mencegah kerusakan sel (Sabrina, 2020)
e. Peran Enzim GGT (Gamma Glutamyl Tranferase) Pada Kerusakan Hati
Enzim merupakan biokatalisator dalam semua sistem kehidupan.
Karena berperan penting dalam semua reaksi biokimia, mempercepat reaksi
biokimia tanpa mengalami perubahan permanen yang berlangsung di dalam
sel mikroorganisme, tanaman, hewan dan manusia. Reaksi berlangsung dalam
14

semua sel makhluk hidup secara cepat, efisien dan spesifik dikatalisis oleh
enzim (Aji Sutrisno, 2017).
Glutation adalah tripeptida yang terdiri atas asam amino glisin, asam
glutamate dan sistein dengan ikatan gamma peptide yang menghubungkan
antara gugus amina sistein (yang melekat dengan ikatan peptide pada glisin)
dengan gugus karboksil pada rantai samping glutamate. Glutation umumnya
disingkat GSH, karena adanya gugus sulfihidril (-SH) yang terdapat pada
sistein senyawa tersebut, juga merupakan bagian molekul glutation yang
berperan aktif.
Ada 2 tahap sintesis glutation melalui katalisis oleh enzim yang
berbeda. Tahap 1 katalisis oleh enzim γ-glutamate-cystein ligase (GCL) untuk
pembentukan dipeptide γ-glutamylcystein dari glutamate dan sistein. Tahap 2
katalisis oleh enzim glutathione syntethase (GSS) untuk sintesis glutation dari
γ-glutamylcystein dari glisin dan sistein. Secara ekstrasel, GSH dapat
dihidrolisis oleh γ-L-glutamyl-transpeptide (GGT). Dimana GGT mentransfer
gugus γ-glutamyl fungsional ke gugus H2O selama hidrolisis untuk
membentuk glutamate bebas. Enzim tersebut juga mentransfer gamma-
glutamyl dari GSH ke asam amino dan peptida. Secara keseluruhan, produk
dari hidrolisis GSH diambil oleh sel dalam bentuk asam amino atau dipeptida.
Tes fungsi hati yang standar meliputi penentuan beberapa enzim hati
dalam serum yang mungkin dilepaskan sel hati yang rusak ke dalam aliran
darah. Enzim tersebut meliputi Gamma Glutamyl Transferase (GGT), SGOT
dan SGPT, alkaline phosphatase dan lactate dehydrogenase. Dari semua
parameter tersebut yang paling banyak dipakai sebagai petunjuk pajanan
terhadap bahan kimia adalah GGT dan pengukuran ini biasanya berkaitan
dengan deteksi konsumsi alkohol yang berlebihan (Sabrina, 2020)
Enzim yang bekerja pada proses utama degradasi ekstraseluler
glutathione (GSH) dalam serum adalah Gamma Glutamyl Transferase.
Glutation berperan penting dalam perlindungan sel dari oksidan karena
merupakan antioksidan utama dalam sel. Kebutuhan glutathione akan
15

mengalami peningkatan, apabila stress oksidatif terjadi dan terus meningkat,


kadar glutathione rendah maka kerusakan akibat stress oksidatif akan
meningkat. Hal tersebut membuktikan peran penting Gamma Glutamyl
Transferase pada beberapa jenis jaringan atau organ (Haurissa, 2014).
Enzim Gamma Glutamyl Transferase diproduksi berbagai jaringan,
paling banyak terdapat dalam organ hati dan dibawa oleh lipoprotein dan
albumin, selain itu juga terdapat di ginjal (terutama di tubulus renalis
proksimal), paru, pankreas, usus dan endotel vaskuler (Haurissa, 2014).
Faktor bawaan, asupan alkohol, lemak tubuh, lipid plasma, tekanan darah,
kadar glukosa, kebiasaan merokok dan konsumsi obat merupakan faktor yang
dapat mempengaruhi enzim Gamma Glutamyl Transferase.
Pada penilaian fungsi sistem hepatobiliaris seperti inflamasi hati,
penyalahgunaan alkohol dan penyakit perlemakan hati (fatty liver disease)
sering menggunakan Gamma Glutamyl Transferase. Gamma Glutamyl
Transferase adalah tes fungsi hati enzimatik yang relatif dan memiliki tingkat
sensitivitas tinggi (Haurissa, 2014).
3. Konsep Dasar Gamma Glutamyl Transferase (GGT)
a. Pengertian Gamma Glutamyl Transferase
Enzim Gamma Glutamyl Transferase (GGT) merupakan enzim yang
terdistribusi luas dan paling tinggi konsentrasinya pada hepatosit. Enzim ini
ditemukan di banyak organ seluruh tubuh pada ginjal, paru, pankreas, endotel
pembuluh darah, sel-sel saraf, dan plasma darah kecuali eritrosit dan
sitoplasma. Enzim ini secara rutin digunakan dalam praktik klinis untuk
membantu diagnosis cedera hati (Benny dan Syazili, 2020).
Peningkatan aktivitas enzim ini dalam plasma darah mengindikasikan
adanya kerusakan hepar dan saluran empedu serta dapat juga digunakan
sebagai penanda pada kasus kerusakan hepar akibat konsumsi alkohol
berlebihan, penyakit perlemakan hati dan inflamasi hati lainnya. Peningkatan
aktivitas Gamma Glutamyl Transferase (GGT) juga dipengaruhi gaya hidup
seperti penggunaan alkohol dan merokok. Kemudian juga didapat hubungan
16

peningkatan aktivitas enzim Gamma Glutamyl Transferase (GGT) pada


individu yang mengalami penyakit kardiovaskular atau arterosklerosis,
sindrom metabolik, penyakit saraf neurodegeneratif serta kondisi stres
oksidatif (Benny dan Syazili, 2020).
b. Metabolisme Gamma Glutamyl Transferase (GGT)
Gamma Glutamyl Transferase (GGT) ialah protein permukaan sel
yang terdapat di berbagai jaringan yang paling besar di produksi di sel hepar
yang merupakan tempat aktivitas utama pemanfaatan glutathione sebagai
antioksidan intraseluler sel yang berperan penting untuk perlindungan sel
terhadap radikal bebas (Furiyani, 2019). Enzim Gamma Glutamyl Transferase
(GGT) memecah gluthatione ekstraseluler menjadi asam amino konsitutif
sehingga berperan sebagai penyediaan sistein, itu merupakan asam amino
yang berperan sebagai sintesis de novo gluthatione intraseluler. Dengan
demikian, Gamma Glutamyl Transferase (GGT) sangatlah penting untuk
mengatur ketersediaan gluthatione dan homeostasis sistein, serta defisiensinya
dapat mengakibatkan terjadinya stress oksidatif dan kerentanan seluler
terhadap cedera oksidan (Sabrina, 2020).
Gamma Glutamyl Transferase mempunyai peranan penting untuk
siklus gamma glutmyl, untuk sintesis dan degradasi gluthatione serta obat dan
detoksifikasi xenobiotic. Gamma Glutamyl Transferase juga dapat
mengerahkan peran pro-oksidan dengan efek regulasi pada berbagai macam
tingkatan dalam transduksi sinyal seluler serta patofisiologi seluler. Ini
ditemukan di berbagai macam jaringan, namun yang paling utama ialah hati
dan mempunyai arti yang penting dalam pengobatan penanda diagnostik
(Sabrina, 2020).
c. Pemeriksaan Gamma Glutamyl Transferase (GGT)
Gamma Glutamyl Transferase (GGT) merupakan tes fungsi enzimatik
yang memiliki sensitifitas yang tinggi berguna dalam praktik klinik untuk
mengetahui fungsi hepatobiliaris (Haurissa, 2014). Gamma Glutamyl
TranSferase memiliki peran dalam mendeteksi penyakit hepatobilier, obat-
17

obatan dan konsumsi alkohol, yang menginduksi enzim microsomal.


Meningkatnya enzim ini merupakan penanda yang buruk untuk penyakit hati
alkoholik. Dikombinasikan dengan transaminase, deteksi penyalahgunaan
alkohol menjadi lebih aman. Enzim yang terkandung dalam hati yang
berperan dalam metabolisme (Nguyen, 2018).
Pemeriksaan Gamma Glutamyl Transferase menggunakan metode
fotometri menurut standar Szasz/Persijn IFCC dengan sampel pemeriksaan
menggunakan serum. Prinsip pemeriksaan ini adalah dengan mengkatalisis
pemindahan asam glutamate ke akseptor seperti glisilglisin. Proses ini
melepaskan 5-amino-2-nitrobenzoate diukur pada panjang gelombang 405
nm. Aktivitas enzim Gamma Glutamyl Transferase dapat dilihat dari
peningkatan absorbansi pada panjang gelombang ini. Enzim ini meningkat
pada kolesistitis, koletiasis, sirosis, pankreatitis, atresia billier, obstruksi
billier, penyakit ginjal kronis, diabetes millitus, penggunaan barbiturate, obat-
obat hepatotoksik (khususnya yang menginduksi sistem P450) (Kemenkes,
2011).
d. Hubungan Enzim Gamma Glutamyl Transferase Dengan Konsumsi Alkohol
Minuman alkohol bisa membuat konsumen ketergantungan karna
bersifat zat psikoaktif. Jenis penyakit hati dapat ditimbulkan karena alkohol,
antara lain fatty liver (perlemakan hati), alcoholic hepatitis dan liver cirrhosis.
Metabolisme alkohol melibatkan alkohol dehydrogenase (ADH) merupakan
familia enzim sitosol yang mengkatalisis perubahan alkohol menjadi
asetaldehide. (Amirah salsabila, 2019).
Dalam hubungan enzim Gamma Glutamyl Transferase pada peminum
alkohol terdapat proses reduksi hidroperokidase lemak menjadi alkohol dan
hydrogen peroksida menjadi air dikatalisis oleh Glutation dengan enzim
glutathione peroksidase. Pada proses katalisis tersebut, ikatan glutation akan
berikatan membentuk glutathione reductase dengan cara mengoksidasi
NADPH dapat mendaur ulang glutathione reductase menjadi Glutation
kembali, namun ketika sel terpapar oleh stress oksidasi maka rasio akan
18

menurun dan mengakibatkan penumpukan pada Glutathione Teroksidase (Ari


Yuniastuti, 2016).
Kemudian proses ini membutuhkan dua enzim yang umum ditemukan
pada permukaan sel. Enzim Gamma Glutamyl Transferase yang berfungsi
mentransfer glutamate untuk asam amino lainnya dan melepaskan ikatan
sistein-glisin, yang pada gilirannya dapat dipecah oleh dipeptidase untuk
menghasilkan sistein dan glisin. Sistein dan glisin serta asam amino γ-glutamil
yang pindah ke sel lain dengan transporter asam amino tertentu akan
digunakan untuk biosintesis glutation. Meskipun glutation disintesis di
seluruh sel tubuh, tapi secara kuantitatif tempat sintesis utamanya adalah
organ hati. Komponen inti dalam regulasi homeostasis reduksi-oksidasi adalah
glutation. Glutation tahan terhadap degradasi intraseluler, Glutation hanya
dimetabolisme oleh organ yang mengandung Gamma Glutamyl Transferase.
Enzim ini membantu dalam metabolisme glutation dengan mengangkut
peptida melintasi membran sel. Kadar glutathione dalam tubuh menjadi aspek
penting yang harus selalu diperhatikan karena terganggunya sintesis dan
metabolism glutathione ini akan mengakibatkan munculnya berbagai penyakit
seperti liver, aging, cystic fibrison, parkinson dll. Terdapat juga peningkatan
terhadap rasio Gamma Glutamyl Transferase didalam hati akan menyebabkan
peningkatan rasio Gamma Glutamyl Transferase di dalam plasma darah (Ari
Yuniastuti, 2016).
Minuman beralkohol bisa menyebabkan kerusakan pada organ hati
dan dengan demikian sangat berhubungan dengan enzim Gamma Glutamyl
Transferase. Penyakit-penyakit tersebut bisa dideteksi dengan menggunakan
aktivitas biomarker Gamma Glutamyl Transferase (GGT) melalui kerusakan
hepatoseluler. (Hossan, dkk, 2016). Tingkat nilai Gamma Glutamyl
Transferase yang meningkat menunjukkan bahwa kondisi tersebut merusak
hati tetapi tidak menunjukkan secara spesifik penyebab keruskannya.
Peningkatan aktivitas Gamma Glutamyl Transferase bisa lebih tinggi lagi
19

pada peminum alkohol yang akut. Kecanduan mengkonsumsi alkohol terus


menerus dapat menyebabkan penyakit alkoholik.
e. Nilai Normal Gamma Glutamyl Transferase (GGT)
Nilai normal Gamma Glutamyl Transferase laki-laki dengan perempuan
berbeda,dan memiliki nilai rujukan yaitu nilai rujukan jenis kelamin laki-laki
11-61 U/L dan pada perempuan 9-39 U/L.
B. Kerangka Teori

Konsumsi alkohol

Konversi etanol oleh ADH (Alcohol Peningkatan NADH berlebih di


dehydrogenase) menjadi acetaldehyde, ion hati menyebabkan gangguan
fungsi hati
hydrogen ditranfer dari etanol ke kofaktor
NAD+ untuk pembentukan NADH.
Diagnosis fungsi hati

Peningkatan enzim GGT


(Gamma glutamyl tranferase).

Sumber: Tritama, 2015; Benny dan Syazili, 2020.


Gambar 2.2 Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep
Variabel bebas Variabel terikat

Riwayat pemakaian
alkohol
Karakteristik: Gamma glutamyl
 Lama tranferase (GGT)
mengonsumsi
 Frekuensi
konsumsi

Gambar 2.3 Kerangka Konsep


20

D. Hipotesis
H0: Tidak ada hubungannya antara hasil pemeriksaan GGT (Gamma
Glutamyl Transferase) dengan riwayat pemakaian alkohol pada
peminum alkohol.
H1: Ada hubungan antara hasil pemeriksaan GGT (Gamma Glutamyl
Transferase) dengan riwayat pemakaian alkohol pada peminum alkohol.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis Penelitian adalah penelitian deskriptif dengan desain
rancangan Cross sectional. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas
yaitu riwayat pemakaian alkohol dan variabel terikatnya adalah aktivitas
enzim GGT (Gamma Glutamyl Transferase).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Desa Ngesti Rahayu Dusun 1
Kecamatan Punggur, Lampung Tengah.
2. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2022.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 50 orang laki-laki yang
mengkonsumsi alkohol di Desa Ngesti Rahayu Dusun 1, Kecamatan
Punggur, Lampung Tengah.
2. Sampel
Sampel penelitian ini berjumlah 30 orang peminum alkohol yang diperiksa
enzim GGT (Gamma Glutamyl Transferase) di Desa Ngesti Rahayu
Dusun 1, Kabupaten Lampung Tengah. Sampel penelitian ini
menggunakan prinsip purposive sampling dengan kriteria sampel inklusi
dan eksklusi.
a. Kriteria inklusi:
1) Laki-laki yang mengkonsumi alkohol di Desa Ngesti Rahayu Dusun 1.
2) Lama konsumsi minimal 1 tahun terakhir.
3) Tidak dalam mengkonsumsi obat-obat hepatosik.
4) Bersedia menjadi subjek penelitian dengan menandatangani informed
concent.

21
22

b. Kriteria eksklusi
1) Laki-laki yang mengonsumsi alkohol menderita salah satu gangguan
fungsi hati atau penyakit hati (perlemakan hati (fatty liver), sirosis hati
(liver cirrhosis), kanker hati, hepatitis akut, pankreatitis, atresia billier,
obstruksi billier, penyakit ginjal kronis, diabetes millitus).
2) Menolak menjadi responden.
D. Variabel dan Definisi Operasional
Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala
ukur
1 Variabel Lamanya Kuisoner Wawancara 1-2 tahun Interval
Bebas: laki-laki 3-4 tahun
Lama mengkonsum >5 tahun
mengonsu si minuman
msi alkohol beralkohol di
Desa Ngesti
Rahayu
Dusun 1.
2 Variabel Banyaknya Kuisoner Wawancara 1-2 kali/seminggu Interval
bebas: minuman 3-4 kali/seminggu
Frekuensi beralkohol >5 kali/seminngu
Konsumsi yang
dikonsumsi
laki-laki di
Desa Ngesti
Rahayu
Dusun 1.
3 Variabel Aktivitas Fotometer Metode U/L Rasio
terikat: enzim GGT kinetic
GGT yang diukur
(Gamma dari serum
Glutamyl laki-laki
Tranferase) peminum
alkohol di
Desa Ngesti
Rahayu
Dusun 1.
E. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh peneliti dari objek yang diteliti. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan melalui kuisoner kepada responden mengenai
lama konsumsi dan frekuensi konsumsi alkohol. Pemeriksaan aktivitas
enzim GGT dari serum responden yang diukur dengan menggunakan alat
fotometer 5010. Pengumpulan data dilakukan dengan tahapan berikut:
23

1. Mengajukan surat izin penelitian ke Direktur Poltekkes Tanjungkarang


untuk selanjutnya diteruskan kepada bagian Diklat Rumah Sakit
Pertamina Bintang Amin Provinsi Lampung.
2. Setelah mendapatkan surat izin dari Rumah Sakit Pertamina Bintang
Amin Provinsi Lampung, peneliti dapat melakukan pemeriksaan
aktivitas enzim GGT pada serum responden laki-laki yang
mengkonsmsi alkohol di Desa Ngesti Rahayu Dusun 1. yang memenuhi
kriteria dan bersedia ikut serta dalam penelitian.
3. Peneliti menjelaskan tentang informed consent kepada responden, jika
pasien bersedia menjadi responden peneliti, maka pasien diminta untuk
mengisi informed consent dan mengisi lembar kuisoner yang telah
disediakan.
4. Peneliti melakukan pengambilan darah terhadap responden yang
bersedia ikut serta dalam penelitian dan memenuhi kriteria lalu
melakukan pemeriksaan aktivitas enzim GGT di Instalasi Laboratorium
Patologi Klinik Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Provinsi
Lampung.
5. Hasil data yang telah diperoleh, disajikan dalam bentuk tabel.
Kemudian dilakukan analisa data dan selanjutnya digunakan untuk
mengambil kesimpulan dari hasil penelitian.
F. Pengolahanan Dan Analisis Data
1. Pengolahan data
a. Editing
Peneliti mengkoreksi kelengkapan data yang diperoleh apakah terdapat
kekeliruan.
b. Coding
Peneliti memberikan kode pada atribut variable penelitian untuk
memudahkan dalam analisis data.
c. Entry data
Peneliti memasukkan data dalam bentuk kode ke dalam program SPSS.
24

d. Cleaning
Peneliti membersihkan data yang telah dimasukkan, peneliti menentukan
data-data yang tidak dibutukan untuk dihapus.
2. Analisis data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara:
a. Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi
variabel pada masing-masing variabel penelitian.
b. Bivariat
Analisis bivariat, yaitu analisis yang bertujuan untuk menguji
hipotesis variabel bebas yaitu riwayat pemakaian alkohol berdasarkan
lama konsumsi dan frekuensi konsumsi pada variabel terikat yaitu
aktivitas enzim GGT (Gamma Glutamyl Transferase) dan pengujian
hipotesis dengan menggunakan analisis uji statistik anova 2 arah (two way
anova).
G. Etical Cleareance (Persetujuan Etik)
Penelitian yang dilakukan atas izin komisi etik pada tanggal 21
Juni 2022 diperoleh surat dengan No.217/KEPK-TJK/X/2022 untuk dinilai
kelayakannya. Penelitian ini menggunakan sampel darah vena untuk
pemeriksaan sampelnya yang dilakukan sesuai standar operasional
prosedur (SOP) yang berlaku. Seluruh subyek penelitian diberi penjelasan
mengenai tujuan dan prosedur penelitian dan diminta persetujuan dengan
informed consent tertulis. Subyek berhak menolak untuk ikut serta tanpa
konsekuensi apapun. Identitas subyek penelitian dirahasiakan. Seluruh
biaya yang dibutuhkan dalam penelitian ini ditanggung oleh peneliti. Dan
limbah yang dihasilkan dari proses penelitian ini akan dikumpulkan dan
dimusnahkan dalam penanganan limbah. Limbah spuit dan tabung darah di
masukkan ke safetybox.
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Berdasarkan pemeriksaan serum aktivitas enzim Gamma Glutamyl
Transferase (GGT) laki-laki yang mengkonsumsi alkohol di Desa Ngesti
Rahayu Dusun 1 yang dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik RS
Pertamina Bintang Amin pada Juni-Juli 2022. Dari penelitian didapatkan
50 populasi seluruh laki-laki yang meminum alkohol dan dengan sampel
yang diujikan sebanyak 30 sampel responden yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi serta telah bersedia diikut sertakan dalam penelitian
dengan menandatangi Informed Consent.
Karakteristik responden mengenai lama konsumsi alkohol dan
frekuensi alkohol dalam penelitian ini dilihat dari kuisoner yang telah diisi
oleh responden dan hasil pemeriksaan Gamma Glutamyl Transferase
serum reponden didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Analisa Univariat

Frekuensi Lama Konsumsi Alkohol

37% 33% 1-2 Tahun


11 orang 10 0rang 3-4 Tahun
>5 Tahun

30%
9 orang

Gambar 4.1 Distribusi frekuensi lama konsumsi alkohol pada peminum beralkohol di
Desa Ngesti Rahayu Dusun 1.

Hasil pada diagram diatas menunjukkan bahwa, frekuensi lama


konsumsi alkohol terbanyak diketahui pada persentase 37% yaitu 11 orang

26
27

selama >5 tahun, pada presentase 33% sebanyak 10 orang selama 1-2
tahun, sedangkan persentase terkecil 30% yaitu 9 orang selama 3-4 tahun.

Frekuensi Konsumsi Alkohol

3%
7%
1-2 Kali , 27 orang
3-4 Kali , 2 orang
>5 Kali , 1 orang

90%

Gambar 4.2 Distribusi frekuensi konsumsi minuman beralkohol pada peminum


beralkohol di Desa Ngestirahayu Dusun 1.

Hasil dari diagram diatas menunjukkan bahwa, frekuensi konsumsi


minuman beralkohol per minggu di Desa Ngesti Rahayu Dusun 1,
diketahui persentase paling banyak 90% terdapat 27 orang dari seluruh
responden yang mengonsumsi minuman beralkohol sebanyak 1-2 kali per
minggu, sedangkan pada persentase 7% yaitu 2 orang yang mengonsumsi
minuman beralkohol sebanyak 3-4 kali per minggu dan persentase terkecil
3% hanya 1 orang yang mengonsumsi minuman beralkohol >5 kali per
minggu.
Tabel 4.1 Profil aktivitas enzim GGT (Gamma Glutamyl Transferase) pada peminum
beralkohol di Desa Ngesti Rahayu Dusun 1.

Jumlah (N) Rata-rata Median SD Tertinggi Terendah


Aktivitas 30 19.77 15.50 17.992 91 3
enzim GGT

Berdasarkan data dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa laki-laki yang


mengkonsumsi alkohol yang menjadi sampel data penelitian memiliki nilai
rata-rata aktivitas enzim GGT sebesar 19,77, dengan aktivitas enzim GGT
tertinggi sebesar 91 U/L, aktivitas enzim GGT terendah sebesar 3 U/L,
nilai tengah sebesar 15,50, dan nilai standar devisiasi 17,992.
28

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi aktivitas enzim GGT (Gamma Glutamyl Transferase) pada
peminum beralkohol di Desa Ngesti Rahayu Dusun 1.

Aktivitas Enzim GGT


Jumlah (N) Presentase
Normal 19 64%
Di Atas Normal 1 3%
Di Bawah Normal 10 33%
Jumlah 30 100%

Berdasarkan data di atas, dari 30 orang laki-laki yang


mengkonsumsi alkohol terdapat sebanyak 64% (19 orang) dengan
aktivitas enzim GGT normal (11-61 U/L), sebanyak 33% (10 orang)
dengan aktivitas enzim GGT dibawah normal (<11-61 U/L), dan 3% (1
orang) dengan aktivitas enzim GGT diatas normal (>11-61 U/L).
2. Analisa Bivariat
Tabel 4.3 Hubungan antara hasil aktivitas enzim GGT (Gamma Glutamyl Transferase)
dengan riwayat pemakaian alkohol.

Source Type III Sum of Df Mean Square F Sig.


Squares
Lama Konsumsi .125 2 .063 .820 .454

Frekuensi Konsumsi 1.026 3 .342 4.481 .014

Lama Konsumsi* Frekuensi


.089 3 .030 .388 .762
Konsumsi

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan hasil nilai Sig. lama konsumsi


alkohol sebesar 0,454 > 0,05, sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada
hubungan aktivitas enzim GGT dengan lama konsumsi alkohol. Untuk
frekuensi konsumsi alkohol per minggu didapatkan nilai Sig. 0,014 (Sig. <
0,05), yang artinya bahwa ada hubungan aktivitas enzim GGT dengan
frekuensi konsumsi alkohol per minggu. Berdasarkan lama konsumsi
alkohol dan frekuensi konsumsi alkohol terhadap aktivitas enzim GGT
diperoleh nilai Sig. 0,762 (Sig. > 0,05), dapat diartikan bahwa tidak ada
hubungan aktivitas enzim GGT dengan riwayat pemakaian alkohol dengan
lama konsumsi alkohol dan frekuensi konsumsi alkohol pada peminum
beralkohol di Desa Ngesti Rahayu Dusun 1.
29

B. Pembahasan
Hasil penelitian didapatkan responden laki-laki yang
mengkonsumsi alkohol berdasarkan lama konsumsi alkohol sebanyak 37%
(11 orang) selama >5 tahun, sebanyak 33% (10 orang) selama 1-2 tahun,
dan juga sebanyak 30% (9 orang) selama 3-4 tahun. Hal tersebut sesuai
dengan hasil penelitian ini bahwa laki-laki yang mengkonsumsi alkohol
paling banyak >5 tahun yang dimana salah satu hasil dari aktivitas enzim
Gamma Glutamyl Transferase meningkat. Menurut suaniti (2012)
mengkonsumsi alkohol selama 5 tahun atau lebih dapat menyebabkan
perubahan patologi dan penyakit pada beberapa sistem organ tubuh
manusia seperti hati, jatung, dan pankreas, perubahan patologi yang
teramati adalah fibrosis dan kardiopati akibat keracunan alkohol.
Hasil penelitian didapatkan frekuensi konsumsi alkohol per
minggu menunjukkan bahwa paling banyak terdapat pada responden yang
mengkonsumsi minuman beralkohol dengan frekuensi 1-2 kali dalam
seminggu, yaitu sebesar 90% (27 orang). Penelitian yang dilakukan oleh
Jayanti, dkk (2018), dari 87 sampel sebanyak 49 responden mengonsumsi
minuman beralkohol dengan frekuensi sering 3 kali seminggu atau lebih.
Menurut Sabrina (2020), menyebutkan bahwa mengonsumsi alkohol
secara terus menerus atau sering akan menimbulkan penyakit
multisistemik dan perubahan patofisiologi. Setelah alkohol diabsorbsi
maka akan terjadi gangguan atau kerusakan pada sel-sel jaringan tubuh
manusia termasuk pada organ hati.
Hasil penelitian didapatkan responden laki-laki yang
mengkonsumsi alkohol dengan aktivitas enzim GGT dengan aktivitas
enzim GGT normal sebanyak 64% (19 orang), 33% (10 orang) dengan
aktivitas enzim GGT dibawah normal, dan 3% (1 orang) dengan aktivitas
enzim GGT diatas normal. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kenny G, dkk (2021) terhadap 50 subyek penelitian
ditemukan bahwa sebagian besar 80% (40 orang) memiliki aktivitas enzim
GGT normal yang rutin mengonsumsi minuman beralkohol. Pada usia
muda tubuh manusia masih berada dalam masa metabolisme yang baik, hal
30

ini disebabkan karena tubuh mengalami pertumbuhan dalam jumlah yang


signifikan yang dipengaruhi oleh keadaan fisiologis seseorang. Semakin
bertambahnya usia, di awal usia 30 tahun kemampuan tubuh untuk
memetabolisme akan semakin berkurang dan pada saat menginjak usia 40
tahun metabolisme tubuh akan semakin terus menurun (Kenny G, 2021).
Hasil uji anova 2 arah (two way anova) pada penelitian ini
berdasarkan frekuensi konsumsi alkohol diperoleh nilai Sig. 0,014 (Sig. <
0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara kelompok frekuensi
konsumsi alkohol itu sendiri dengan aktivitas enzim GGT, dan juga di
peroleh nilai Sig. 0,762 (Sig. > 0,05), ini menunjukkan tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara aktivitas enzim GGT dengan riwayat
pemakaian alkohol berdasarkan kedua kelompok yaitu lama konsumsi
alkohol dan frekuensi konsumsi alkohol per minggu pada peminum
alkohol di Desa Ngesti Rahayu Dusun 1. Hasil ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan Dicky, dkk (2014) menyatakan
tidak terdapat hubungan signifikan antara aktivitas enzim GGT dengan
riwayat pemakaian alkohol di Kelurahan Taleti dengan p-value sebesar
0,182 (p > 0,05).
Pada kelompok frekuensi konsumsi sendiri terdapat hubungan yang
signifikan dengan aktivitas enzim GGT, dapat dilihat pada penelitian ini
yang mengkonsumsi minuman beralkohol paling banyak terdapat 27 orang
dari 30 responden yang mengkonsumsi minuman beralkohol sebanyak 1-2
kali perminggu. Jika konsumsi alkohol sering dalam seminggu serta secara
menerus dan mempunyai konsentrasi tinggi dengan jumlah banyak dapat
mempengaruhi aktivitas enzim GGT (Sabrina, 2020). Pada riwayat
pemakaian alkohol antara dua kelompok lama konsumsi alkohol dan
frekuensi alkohol dengan aktivitas enzim GGT tidak terdapat hubungan
yang signifikan, ini terjadi karena terdapat keberagaman data lama
konsumsi alkohol dan frekuensi alkohol dengan hasil pemeriksaan
aktivitas enzim GGT yang mana menandakan adanya perbedaan efisiensi
metabolisme alkohol pada hati antara kedua kelompok orang tersebut,
sehingga pada pemeriksaan aktivitas enzim GGT sebanyak 64% hasil
31

berdistribusi normal yang menyebabkan hasil uji statistik tidak terdapat


hubungan. Menurut Notoadmojo (2017), ada salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi aktivitas enzim GGT yaitu usia. Hasil dari data kuisoner
yang didapat, menunjukkan bahwa usia responden dalam penelitian ini
paling banyak pada rentang usia produktif yaitu <30 tahun. Bertambahnya
usia mempengaruhi metabolisme dalam tubuh sehingga terjadi perubahan
fisik maupun biologi. Perubahan-perubahan ini akan berpengaruh terhadap
proses penyerapan yang ada di dalam tubuh. Usia 25 tahun tubuh manusia
masih berada dalam masa metabolisme meningkat hal ini disebabkan
karena tubuh mengalami pertumbuhan dalam jumlah yang signifikan yang
di pengaruhi oleh keadaan fisiologis seseorang. Semakin bertambahnya
usia, di awal 30 tahun kemampuan tubuh untuk metabolisme akan semakin
berkurang dan pada saat menginjak usia 40 tahun metabolisme tubuh akan
semakin terus menurun. Sehingga dapat dijelaskan bahwa usia juga
memungkinkan diperoleh hasil pemeriksaan aktivitas enzim GGT
berdistribusi normal pada penelitian ini.
Masih terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini,
diantaranya tidak diketahui banyaknya mengkonsumsi minuman
beralkohol, berdasarkan jenis minuman alkohol yang dikonsumsi, volume
alkohol yang dikonsumsi dan juga tidak melakukan penelitian berdasarkan
usia.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang hubungan antara
pemeriksaan aktivitas enzim GGT (Gamma Glutamyl Transferase) dengan
riwayat pemakaian alkohol pada peminum alkohol di Desa Ngesti Rahayu
Dusun 1 dapat disimpulkan:
1. Dari 30 sampel responden laki-laki yang mengkonsumsi alkohol
didapatkan rata-rata aktivitas enzim GGT adalah 19,77 U/L, dengan
nilai terendah sebesar 3 U/L, dan nilai tertinggi sebesar 91 U/L.
2. Hasil uji anova 2 arah (two way anova) aktivitas enzim GGT dengan
riwayat pemakaian alkohol didapatkan nilai Sig. 0.762 (Sig. > 0.05).
Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas enzim
GGT (Gamma Glutamyl Transferase) dengan riwayat pemakaian
alkohol di Desa Ngesti Rahayu Dusun 1.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penelitian sebagai
berikut:
1. Dilakukan penelitian lanjutan tentang hubungan aktivitas enzim GGT
(Gamma Glutamyl Transferase) dengan riwayat pemakaian alkohol
dengan menganalisis jenis minuman alkohol yang dikonsumsi, volume
alkohol yang dikonsumsi dan melakukan penelitian berdasarkan usia.
2. Perlu dilakukan pemeriksaan fungsi hati secara berkala khususnya
pemeriksaan aktivitas enzim GGT (Gamma Glutamyl Transferase) bagi
yang mengonsumsi minuman beralkohol.

32
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Dewa (2019). Gambaran Kadar Gamma-Glutamyl Transferase (GGT)


Pada Peminum Alkohol Disertai Perokok Aktif Di Desa Pejeng Kelod
Kabupaten Gianyar. Karya Tulis Ilmiah, Politeknik Kesehatan
Kemenkes Denpasar. Jurusan Analis kesehatan.

Biesta Adri Azizi, Dr. Yudha Nurhantari, Ph.D, Sp.F; Dr. Dra. Suhartini,
Apt., Su; Dr. Hendro Widagdo, Sp.F (2019) Hubungan Kadar Serum
Glutamic Pyruvate Transaminase (SGPT) Dan Serum Glutamic
Oxaloacetic Transaminase (SGOT) Dengan Riwayat Konsumsi
Alkohol Pada Etnis Papua, Universitas Gadjah Mada.

Conreng, D., Waleleng, B. J. and Palar, S. (2014) Hubungan Konsumsi


Alkohol Dengan Gangguan Fungsi Hati Pada Subjek Pria Dewasa
Muda Di Kelurahan Tateli Dan Teling Atas Manado, e-CliniC, 2(2),
pp. 2–5.

Furiyani, F., Syafril, S. and Nst, B. (2019) „Hubungan Kadar Serum


Gamma-Glutamyl Transferase dengan Profil Lipid pada Diabetes
Melitus-Tipe 2 (DM-2) Terkontrol dan Tidak Terkontrol di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji, Adam Malik Medan,
Indonesia‟, Intisari Sains Medis,10(3), pp. 487–491.

Gumay, B.S.and Mustofa, S. (2020) Penggunaan Klinis Aktivitas Enzim


Gamma-Glutamyl Tranferase (GGT) Plasma dan Potensinya sebagai
Biomeker untuk Berbagai Penyakit. Medical Jounal of Lampung
University, 9 (1) ISSN 2337 3776.

Haurissa, A. E. (2014). Gamma-Glutamyl Transferase Sebagai Biomarker


Risiko Penyakit Kardiovaskuler. Cdk, 41(11), pp. 816–818.

Iga, T.D.P.D. Mastra, N.Dan Merta, W.I. (2016) Kadar Serum Glutamic
Pyruvic Transaminase Pecandu Minuman Keras di Banjar Ambengan
Desa Sayan Ubud Gianyar.Jurnal meditory 4.

Lestari, T. R. P. (2016) Menyoal Pengaturan Konsumsi Minuman Beralkohol


di Indonesia Questioning the Regulation on Consumption of Alcoholic
Beverages in Indonesia, Aspirasi, (86), pp. 127–141.

Meutia, M. (2015) Zat-Zat yang Mempengaruhi Histopatologi Hepar,


Maulina, 44 Dr. Meutia, 49, p. 13.
Novitasari, Adelia (2020) Aktivitas Serum Glutamic Pyruvic Transaminase
(SGPT) Pada Pengkonsumsi Minuman Beralkohol. Diploma Thesis,
Stikes Insan Cendekia Medika Jombang.

Pratiwi, Sabrina Mega (2020) Kadar Gamma Glutamyl Transferase Pada


Peminum Alkohol. Diploma thesis, STIKES Insan Cendekia Medika
Jombang.

Purbayanti, D. and Nafarin, M. R. (2019) Rasio AST/ALT pada Laki-Laki


Pengkonsumsi Alkohol di Jalan Mendawai Kota Palangka Raya,
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology, 1(2), pp. 46–51.

Purnama Titi, Wahyu Ardiansyah (2018) Hubungan Lama Konsumsi


Minuman Beralkohol Terhadap Kadar Enzim SGOT Dan SGPT Di
Desa Orawa Kabupaten Kolaka Timur, Vol. 2, No. 2. Stikes Mandala
Waluya Kendari.

Rezkiani, Andi (2016) Gambaran Peminum Tuak (Studi Kasus pada Warga


Sawere Desa Bontoraja Kecamatan Gantarang Kabupaten
Bulukumba). Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam negeri
Alauddin Makassar.

Rosida, Azma. (2016). Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hati. Berkala


Kedokteran. 12(1): 123-131.

Safithri, Fatiyah (2018). Mekanisme Regenerasi Hati Secara Endogen


pada Fibriosis Hati. Vol. 2 No. 4. Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.

Salsabila, Nabilah Amirah. (2019). Apoptosis Sel Hepatosis sebagai Akibat


dari Metabolisme Alkohol. Vol . 10 No. 2

Suaniti., Sudewa.D, dan Suastika.(2012). Kerusakan Hati Akibat Keracunan


Alkohol Berulang pada Tikus Wistar. Vol.13 No.2: 199-204. Fakultas
Kedokteran Unud.

Tritama, T. K. (2015) Konsumsi Alkohol dan Pengaruhnya terhadap


Kesehatan, Journal Majority, 4(8), pp. 7–10.

Yanti M, Kenny G. (2021). Kadar Glutamyl Tranferase (GGT) pada


Peminum Minuman Beralkohol. 9(2):255-260. Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran. Universitas Sam Ratulangim,
Manado.
Yuniastuti, A. (2016). Dasar Molekuler Glutatione dan Perannya. Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam., Universitas Negri
Semarang.
LAMPIRAN
Lampiran 1
DATA HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA HASIL PEMERIKSAAN GGT (GAMMA


GLUTAMYL TRANFERASE) DENGAN RIWAYAT PEMAKAIAN
ALKOHOL PADA PEMINUM ALKOHOL DI DESA NGESTI RAHAYU
DUSUN 1

Nama : Bunga Widia Putri


NIM : 1813353021
Prodi/Jurusan : Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis

No Kode Usia Lama Konsumsi Frekuensi Hasil GGT


Sampel Alkohol Konsumsi (U/L)
Alkohol
1 DS 25 3 Tahun 2 Kali/Minggu 11
2 H 20 >5 Tahun 1 Kali/Minggu 9
3 B 19 3 Tahun 1 Kali/Minggu 51
4 PE 21 >5 Tahun 3 Kali/Minggu 3
5 A 21 >5 Tahun 2 Kali/Minggu 6
6 V 20 3 Tahun 1 Kali/Minggu 17
7 M 20 >5 Tahun 2 Kali/Minggu 13
8 AL 19 2 Tahun 1 Kali/Minggu 10
9 AR 21 2 Tahun 1 Kali/Minggu 15
10 N 19 2 Tahun 1 Kali/Minggu 16
11 T 18 2 Tahun 3 Kali/Minggu 3
12 AF 20 2 Tahun 1 Kali/Minggu 16
13 I 18 3 Tahun 1 Kali/Minggu 8
14 R 19 2 Tahun 1 Kali/Minggu 11
15 AS 19 2 Tahun 1 Kali/Minggu 8
16 RD 22 >5 Tahun 2 Kali/Minggu 91
17 JR 22 >5 Tahun 1 Kali/Minggu 16
18 PT 22 3 Tahun 2 Kali/Minggu 36
19 FR 36 >5 Tahun >5 Kali/Minggu 51
20 EA 25 4 Tahun 2 Kali/Minggu 10
21 MA 40 >5 Tahun 2 Kali/Minggu 10
22 YP 19 2 Tahun 1 Kali/Minggu 21
23 TY 45 >5 Tahun 2 Kali/Minggu 33
24 AE 28 4 Tahun 2 Kali/Minggu 17
25 YB 26 >5 Tahun 2 Kali/Minggu 21
26 AN 20 >5 Tahun 2 Kali/Minggu 18
27 DA 18 2 Tahun 1 Kali/Minggu 14
28 YA 18 2 Tahun 2 Kali/Minggu 9
29 AP 21 4 Tahun 2 Kali/Minggu 27
30 MT 27 4 Tahun 2 Kali/Minggu 22

Nilai Normal GGT (Gamma Glutamyl Tranferase)


Laki-laki :11-61 U/L
Perempuan : 9-39 U/L

Koordinator Instalasi Laboratorium


RS. Pertamina Bintang Amin

NIP. 23140010

Lampiran 2
OUTPUT ANALISA STATISTIK

A. Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Standardized Residual for
.134 30 .176 .965 30 .411
GGT (LG10Y)

B. Uji Homogenitas
Dependent Variable: GGT (LG10Y)
F df1 df2 Sig.
1.363 8 21 .269

C. Analisis Bivariat
Dependent Variable: GGT (LG10Y)
Source Type III Sum of df Mean Square F Sig.
Squares

Corrected Model 1.503a 8 .188 2.462 .047

Intercept 14.601 1 14.601 191.276 .000

Lama Konsumsi (LG10X1) .125 2 .063 .820 .454

Frekuensi Konsumsi
1.026 3 .342 4.481 .014
(LG10X2)

Lama Konsumsi* Frekuensi


Konsumsi .089 3 .030 .388 .762
(LG10X1 * LG10X2)

Error 1.603 21 .076

Total 44.318 30

Corrected Total 3.106 29


Lampiran 3

PENJELASAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb.

Perkenalkan nama saya Bunga Widia Putri, mahasiswi Program Studi


Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Tanjungkarang.
Saya bermaksud akan melakukan penelitian mengenai “Hubungan Antara
Hasil Pemeriksaan GGT (Gamma Glutay Tranferase) dengan Riwayat
Pemakaian Alkohol pada Peminum Alkohol Di Desa Ngesti Rahayu Dususn
1”. Penelitian ini dilakukan sebagai tahap akhir dalam penyelesaian studi di
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Juni-Juli 2022. Saya harap Bapak/Kakak/Adik bersedia untuk ikut serta
dalam penelitian saya.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan dari GGT


(Gamma Glutamyl Tranferase) dengan Riwayat Pemakaian Alkohol pada
Peminum Alkohol Di Desa Ngesti Rahayu Dusun 1, sehingga hasil penelitian
ini dapat memberikan manfaat memberikan informasi dan pengetahuan
kepada masyarakat untuk dapat merubah perilaku masyarakat dalam
mengurangi bahkan meninggalkan kebiasaan mengkonsumsi minuman
beralkohol yang memicu timbulnya berbagai macam penyakit. Dalam
penelitian ini saya akan mengambil darah vena dari pergelangan siku
Bapak/Kakak/Adik sebanyak 3 mL. Pengambilan darah ini hanya dilakukan
satu kali dan menyebabkan sedikit rasa sakit dalam penusukan jarum dan
pelepasan jarum saat melakukan pengambilan darah. Darah ini akan
diperiksa untuk mengetahui enzim GGT (Gamma Glutamyl Tranferase) yang
untuk mendiagnosis adanya gangguan fungsi pada hati.
Terdapat risiko terjadinya hematoma atau memar kebiruan terkait
dengan pengambilan darah vena, tetapi Bapak/Kakak/Adik tidak perlu
khawatir karena terjadinya hematoma wajar terjadi dalam proses
pengambilan darah dan dapat diatasi dengan cara-cara sederhana seperti
istirahat, mengompres di sekitar bagian yang bengkak atau kebiruan dengan
air dingin, dan meninggikan bagian yang bengkak atau kebiruan. Jika
keadaan bagian bekas pengambilan darah semakin memburuk, maka
Bapak/Kakak/Adik dapat menghubungi peneliti melalui nomor peneliti, yaitu
082183599537.
Seandainya Bapak/Kakak/Adik tidak menyetujui cara ini,
Bapak/Kakak/Adik boleh tidak berpartisipasi dalam penelitian ini. Untuk itu
Bapak/Kakak/Adik tidak akan dikenakan sanksi apapun. Identitas
Bapak/Kakak/Adik serta hasil pemeriksaan dari penelitian ini akan saya jaga
kerahasiaannya. Setelah Bapak/Kakak/Adik membaca maksud dan tujuan
penelitian di atas, maka saya berharap Bapak/Kakak/Adik bersedia menjadi
responden saya, dan dapat mengisi lembar persetujuan menjadi responden
penelitian. Atas perhatian dan kerjasama dari pihak responden, saya ucapkan
terimakasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Lampung Tengah, 2022

Peneliti

Bunga Widia Putri


Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

INFORMED CONCENT

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama :

Usia :

Alamat :

No.HP :

Menyatakan bahwa telah mendapatkan penjelasan tentang penelitian “Hubungan


antara Hasil Pemeriksaan GGT (Gamma Glutamyl Tranferase) dengan
Riwayat Pemakaian Alkohol pada Peminum Alkohol di Desa Ngesti Rahayu
Dusun 1” Serta Memahami prosedur penelitian yang akan dilakukan, tujuan dan
manfaat dari penelitian yang akan dilakukan.
Dengan ini saya memutuskan tanpa paksaan dari pihak manapun juga, bahwa saya
bersedia / tidak bersedia* berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Lampung Tengah, 2022

Peneliti Responden

Bunga Widia Putri (………………………)


NIM.1813353021

*Coret yang tidak perlu


Lampiran 5

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA HASIL PEMERIKSAAN GGT (GAMMA GLUTAMYL


TRANFERASE) DENGAN RIWAYAT PEMAKAIAN ALKOHOL PADA
PEMINUM ALKOHOL DI DESA NGESTI RAHAYU DUSUN 1

D. Identitas Subyek Penelitian


Nama :
Usia :
Alamat :
Pekerjaan :
E. Kebiasaan Konsumsi Alkohol
1. Apakah anda mengkonsumsi alkohol ?
a. Ya b. Tidak c. Mungkin
2. Jenis minuman beralkohol apa yang biasa anda konsumsi ?
a. Bir b.Orang Tua c. Tuwak
3. Sudah berapa lama anda mengkonsumsi alkohol ?
a. 0-12 bulan
b. 1-2 tahun
c. 3-4 tahun
d. >5 tahun
4. Berapakali anda mengkonsumsi alkohol dalam seminggu ?
a. 1-2 kali seminggu
b. 3-4 kali seminggu
c. >5 kali seminggu
5. Apakah anda sedang dalam masa pengobatan atau sedang mengkonsumsi obat-
obatan yang berkaitan dengan fungsi hati?
a. Ya (Fenobarbital, Fenition, Methaqualone, Amylobarbitone, Diclofenac,
Methotrexate, Statin, Risperidone, Disulfiram)
b. Tidak
Lampiran 6

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) KERJA


Prosedur Kerja Pengambilan Sampel Darah Dan Pemeriksaan Kadar GGT

Prinsip Kerja: Gamma Glutamyl Tranferase mengkatalis perubahan glutamyl moiety


dari y-glutamyl-3-carboxy-4-nitranilide menjadi glisilglisin dengan
melepaskan 5-amino-2-nitrobenzoat dengan absorban 405 nm.
a. Pra analitik
1) Persiapan petugas menyiapkan alat pelindung diri (APD) seperti masker, jas,
Laboratorium, dan handscoon.
2) Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus.
3) Persiapan sampel
Sampel yang digunakan ini adalah darah lalu di sentrifuge dengan kecepatan 3000
rpm selama 15 menit.
4) Persiapan reagen
a) GGT
(1)Reagen 1/buffer
Komposisi: Buffer TRIS (Ph 8,30) 125 mmol/1

Glycylglycine 150 mmol/1

(2)Reagen 2/substrat
Komposisi: L-𝛾-glutamyl-3-carboxy 4nitroanilide 20 mmol/1
5) Persiapan alat dan bahan
a) Alat
(1) Centrifuge
(2) Mikropipet 1000 ul dan 100 ul
(3) Tip Kuning dan biru
(4) Tabung reaksi
(5) Rak tabung reaksi
(6) Fotometer 5010
(7) Spuit
(8) Tourniquet
b) Bahan
(1) Aquadest
(2) Serum
(3) Kapas alcohol 70 %
(4) Reagen GGT
b. Analitik
1) Pengambilan sampel
a) Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
b) Membersihkan daerah yang akan di tusuk dengan kapas alkohol dan biarkan
kering.
c) Memasang tourniquet pada lengan yang akan di tusuk.
d) Kemudian tusuk kulit dengan spuit sampai ujung jarum masuk ke dalam vena
sampai darah sudah terlihat di ujung jarum.
e) Melepaskan ikatan pembendung dan perlahanlahan di tarik penghisap semprit
sampai jumlah darah yang dibutuhkan.
f) Mengambil kapas kering dan letakkan di atas jarum lalu di tarik jarum tersebut.
g) Kemudian darah di masukkan ke dalam tabung dan diamkan beberapa menit lalu
disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
2) Pemeriksaan sampel
a) Menyiapkan 2 tabung reaksi yang pertama sebagai blanko dan kedua untuk
sampel.
b) Memipet dan masukkan reagen kerja 1000 µl kedalam masing-masing tabung.
c) Setelah itu menambahkan 100 µl sampel (serum) kedalam tabung yang sudah
diberi label sampel
d) Menghomogenkan masing masing tabung.
e) Inkubasi selama 1 menit dengan suhu 37°C.
f) Baca hasil di fotometer/spektrofotometer dengan panjang gelombang 405 nm.
c. Pasca Analitik
Interprestasi Hasil : Laki-laki 11-61 U/L
Perempuan 9-39 U/L
Leaflet GGT (Gamma Glutamyl Transferase)
Lampiran 7
Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Gambar 2.
Pengisian lembar kuisoner dan Pengambilan sampel darah responden
menandatangani informed consent

Gambar 3. Gambar 4.
Proses centrifuge untuk mendapatkan Melakukan pemeriksaan Gamma
serum Glutamyl Tranferase terhadap sampel
responden di alat fotometer 5010

Gambar 5.
Menunggu hasil keluar

Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11

LOG BOOK KEGIATAN PENELITIAN


Nama : Bunga Widia Putri
NIM : 1813353021
Judul : Hubungan Antara Hasil Pemeriksaan GGT (Gamma
Glutamyl Tranferase) Dengan Riwayat Pemakaian
Alkohol Pada Peminum Alkohol Di Desa Ngesti
Rahayu Dusun 1
Tempat : RS Pertamina Bintang Amin Kota Bandar Lampung
No. Hari, Tanggal Kegiatan Hasil Paraf

1. Minggu, 06-01-2022 - Berkoordinasi ke RW untuk


diadakannya penelitian di Desa
Ngesti Rahayu Dusun 1

2. Senin, 07-03-2022 - Berkoordinasi ke RS Pertamina


Bintang Amin Provinsi Lampung
akan diadakannya penelitian

3. Kamis, 26-05-2022 - Mengajukan dan mengisi


surat izin penelitian
- Mengajukan laik etik
4. Selasa, 21-06-2022 - Surat laik eti keluar Diperoleh surat
dengan nomor:
- Surat izin penelitian keluar
- No.217/KEPK-
TJK/X/2022
- PP.03.01/l.
1/2747/2022
5. Selasa, 21-06-2022 - Mengantar surat ke bagian diklat Diperoleh surat
RSPBA Provinsi Lampung dengan nomor:

- PP.03.01/l.
1/2747/2022
6. Senin, 27-06-2022 - Memberikan dan menjelaskan - Didapatkan 10
informed consent kepada pasien.
- Memberikan kuisioner kepada sampel
pasien.
- Melakukan pengambilan sampel
darah vena kepada responden
yang memenuhi kriteria dan
bersedia ikut serta dalam
penelitian.
- Melakukan centrifuge terhadap
sampel darah yang sudah
didapatkan untuk mendapatkan
serum
7. Selasa, 28-06-2022 - Melakukan pemeriksaan Gamma
Glutamyl Tranferase (GGT)
terhadap serum responden di RS.
Pertamina Bintang Amin

8. Kamis, 29-06-2022 - Memberikan dan menjelaskan - Didapatkan 10


informed consent kepada pasien. sampel
- Memberikan kuisioner kepada
pasien.
- Melakukan pengambilan sampel
darah vena kepada responden yang
memenuhi kriteria dan bersedia
ikut serta dalam penelitian.
- Melakukan centrifuge terhadap
sampel darah yang sudah
didapatkan untuk mendapatkan
serum.
9. Jum’at, 30-06-2022 - Melakukan pemeriksaan Gamma
Glutamyl Tranferase (GGT)
terhadap serum responden di RS.
Pertamina Bintang Amin

10. Senin, 04-07-2022 - Memberikan dan menjelaskan - Didapatkan 10


informed conset kepada pasien. sampel
- Memberikan kuisioner kepada
pasien.
- Melakukan pengambilan sampel
darah vena kepada responden yang
memenuhi kriteria dan bersedia
ikut serta dalam penelitian.
- Melakukan centrifuge terhadap
sampel darah yang sudah
didapatkan untuk mendapatkan
serum
11. Selasa, 05-07-2022 - Melakukan pemeriksaan Gamma
Glutamyl Tranferase (GGT)
terhadap serum responden di RS.
Pertamina Bintang Amin.

12. Kamis, 07-07-2022 - Mengambil balasan surat izin Diperoleh surat


penelitian di bagian diklat dan dengan nomor:
menyerahkan surat izin penelitian
- 532/S0/PBA-
ke laboratorium patologi klinik
A10/29.06.22
- Mengantarkan surat ke
Laboratorium Patologi Klinik
RSPBA.

Bandar Lampung, Juni 2022

Pembimbing Utama

Mimi Sugiarti, S.Pd., M.Kes


NIP. 196810081989032003

Anda mungkin juga menyukai