Anda di halaman 1dari 99

GAMBARAN TINGKAT STRES KELUARGA YANG

MERAWAT ANGGOTA KELUARGA PENDERITA


STROKE DI RUANG CEMPAKA
RSUD dr. SLAMET GARUT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Keperawatan pada


Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

TEMI TRI RIZKI


NPM. 220110156021

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2019
GAMBARAN TINGKAT STRES KELUARGA YANG
MERAWAT ANGGOTA KELUARGA PENDERITA
STROKE DI RUANG CEMPAKA
RSUD dr. SLAMET GARUT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Keperawatan pada


Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

TEMI TRI RIZKI


NPM. 220110156021

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2019

i
THE DESCRIPTION OF FAMILY STRESS LEVEL OF
FAMILY MEMBERS WHO TAKE CARE OF STROKE
PATIENTS IN CEMPAKA ROOM OF dr. SLAMET
GENERAL HOSPITAL IN GARUT

RESEARCH PAPER

Submitted to fulfill the requirements of pursuing a Bachelor of Nursing Degree


at the Faculty of Nursing of Padjadjaran University

TEMI TRI RIZKI


NPM. 220110156021

PADJADJARAN UNIVERSITY
FACULTY OF NURSING
BANDUNG
2019

i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

JUDUL : GAMBARAN TINGKAT STRES KELUARGA


YANG MERAWAT ANGGOTA KELUARGA
PENDERITA STROKE DI RUANG CEMPAKA
RSUD dr. SLAMET GARUT
PENYUSUN : TEMI TRI RIZKI
NPM : 220110156021

Garut, Juni 2019

Mengetahui
Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping,

ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Temi Tri Rizki

NPM : 220110156021

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi saya yang berjudul

“Gambaran Tingkat Stres Keluarga yang Merawat Anggota Keluarga Penderita

Stroke di Ruang Cempaka RSUD dr. Slamet Garut” adalah murni hasil karya saya

sendiri dan semua sumber-sumber yang saya gunakan telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya tidak benar, saya

sanggup menerima hukuman/sanksi sesuai dengan yang berlaku.

Jatinangor, Juli 2019

(Temi Tri Rizki)

iv
ABSTRAK

Stroke adalah penyebab kematian di dunia dan penyebab keenam dari


kecacatan (disability), dimana sel-sel otak mengalami kerusakan karena
kekurangan oksigen akibat adanya gangguan aliran darah ke otak. Peran
keluarga dibutuhkan dalam pemberian bantuan dan perawatan kepada penderita
stroke dimana membutuhkan alokasi waktu yang banyak, pikiran, tenaga,
emosi dan juga memiliki orientasi pemenuhan kebutuhan pada keluarga yang
merawat. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat stres keluarga yang
merawat anggota keluarga penderita stroke di Kabupaten Garut.
Penelitian ini dilakukan dengan metoda deskriptif kuantitatif. Populasi
penelitian adalah keluarga yang merawat anggota keluarga penderita stroke
yang dirawat inap di ruang cempaka RSUD dr. Slamet Garut yaitu sebanyak 73
orang. Didapatkan sampel menggunakan rumus Slovin sebanyak 42 orang.
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive
sampling. Variabel dalam penelitian adalah stres keluarga yang merawat
anggota keluarga penderita stroke. Pengumpulan data menggunakan instrumen
Kingston Caregiver Stress Scale (KCSS) yang telah diuji dan memiliki nilai
reliabilitas 0,88 lalu dianalisis dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi
(f) dan presentase (%).
Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang mengalami stres
ringan sebanyak 12 orang (28,6%), stres sedang sebanyak 16 orang (38,1%),
dan stres berat sebanyak 14 orang (33,3%). Tingkatan stres tersebut terbagi
kedalam tiga stresor, yaitu pada stresor masalah perawatan, masalah keluarga,
dan masalah keuangan. Pada stresor tersebut rata-rata mengalami stres sedang,
dimana pada stresor masalah perawatan yang mengalami stres sedang sebanyak
25 orang (59,5%), masalah keluarga sebanyak 33 orang (78,6%) mengalami
stres sedang, dan sebanyak 32 orang (76,2%) mengalami stres sedang. Perawat
diharapkan mampu melakukan pengelolaan stress pada keluarga dengan
berbagai pendekatan sesuai dengan karakteristik keluarga dan tingkat stres
yang dialami

Kata Kunci : Stres Keluarga, Stress Caregiver


Kepustakaan : 28, 2008-2018

v
ABSTRACT

Stroke is the cause of death worldwide and the sixth cause of disability
(brain disability), where brain cells are damaged due to lack of oxygen related to
impaired blood flow to the brain, family plays a role in providing assistance and
care to a stroke patient by contributing intense time allocation, mind, energy,
emotions and also has an orientation to fulfill the needs of the family caregivers.
This study had the objective to determine the stress level of caregivers whose
family members suffer from stroke in Garut Regency.
This study was used quantitative descriptive method. The study population
was a caregivers whose family members suffer from stroke who were hospitalized
in the cempaka wards of the RSUD dr. Slamet Garut as many as 73 people.
Obtained samples using Slovin calculation as many as 42 people. Sampling
technique used in this study was purposive sampling. The variable in the study
was family stress that cared family members suffer from stroke. Data collection
uses the Kingston Caregiver Stress Scale (KCSS) instrument that had been tested
and had a reliability of 0.88 and then analyzed and presented in the form of
frequency distribution (f) and percentage (%).
The results showed that respondents who experienced mild stress as many
as 12 people (28.6%), moderate stress as many as 16 people (38.1%), and severe
stress as many as 14 people (33.3%). The stress level is divided into three
stressors, namely the stressor of care, family problems, and financial problems. In
these stressors, average stress is moderate, where in the variable treatment
problems that experience moderate stress as many as 25 people (59.5%), family
problems as many as 33 people (78.6%) experience moderate stress, and as many
as 32 people (76 , 2%) experience moderate stress. Nurses are expected to be
able to manage stress in families with various approaches according to family
characteristics and stress levels experienced.

Keywords: Caregivers, Stress of Family


Literature: 28, 2008-2018

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, berkat rahmat dan berkah-Nya

peneliti diberikan kesempatan untuk menyelesaikan laporan penelitian yang

berjudul “Gambaran Tingkat Stres Keluarga yang Merawat Anggota

Keluarga Penderita Stroke di Ruang Cempaka RSUD dr. Slamet Garut”.

Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW, keluarganya,

sahabatnya, dan seluruh umat yang memeluk ajarannya.

Dengan segala perhatian, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak

akhirnya laporan penelitian ini dapat diselesaikan. Peneliti menyadari bahwa

meskipun sudah seoptimal mungkin dalam menyelesaikannya, namun masih

banyak kekurangan yang mungkin terdapat dalam skripsi ini. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

Besar harapan peneliti agar laporan penelitian ini dapat disetujui, dan dapat

dilanjutkan pada tahap penelitian.

Jatinangor, Juni 2019

Peneliti

vii
UCAPAN TERIMAKASIH

Peneliti menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini peneliti

mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, sehingga peneliti ingin

mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Allah SWT pencipta seluruh alam semesta yang telah memberikan rahmat &

karunia-Nya.

2. Yth Ibu Hj.Henny Suzana Mediani, S.Kp., M.Ng., Ph.D selaku Dekan

Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran.

3. Yth Ibu Hj. Tuti Pahria, S.Kep., M.Kes., Ph.D selaku Ketua Program Studi

Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran & selaku Penguji I.

4. Yth Bapak Cecep Eli Kosasih, S.Kp., MNS., Ph.D selaku Pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan, motivasi, serta membantu dalam proses

penyusunan skripsi hingga Ujian Sidang Skripsi (USSK).

5. Yth Bapak Bambang Aditya N, S.Kep., Ners., M.Kep selaku Pembimbing II

yang telah memberikan bimbingan, motivasi,& membantu dalam proses

penyusunan skripsi ini hingga selesai.

6. Yth Bapak Kusman Ibrahim, S.Kp.,MNS.,Ph.D selaku Penguji I yang telah

memberikan kritik & saran yang membangun dalam proses penyusunan

skripsi ini.

7. Yth Ibu Ema Arum Rukmasari, S.Pd., S.Kep., Ners., M.Kes selaku Dosen

Wali yang senantiasa memberi nasihat & motivasi kepada peneliti selama

menjalani perkuliahan.

viii
8. Yth Ibu Hesti Platini, S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku Penguji II yang telah

memberikan kritik & saran yang membangun dalam proses penyusunan

skripsi ini.

9. Yth Ibu Tetti Solehati, S.Kp., M.Kep selaku Koordinator Skripsi Fakultas

Keperawatan Universitas Padjadjaran.

10. Seluruh staff dosen Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran yang telah

memberikan bimbingan, arahan serta motivasi selama menjalani proses

perkuliahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

11. Seluruh staff perpustakaan, laboratorium & SBA yang telah memberikan

pelayanan dengan sangat baik kepada peneliti.

12. Yth Kepala RSUD dr. Slamet Garut yang telah memberikan izin kepada

peneliti untuk melaksanakan penelitian.

13. Ibu Hj. Atin Kurniatin & Bapak H. Uyun A selaku kedua orang tuaku yang

tercinta, yang senantiasa memberikan dukungan baik moril maupun materil

serta do’a yang tidak pernah putus kepada peneliti selama proses penyusunan

skripsi ini.

14. Ibu Sri Rahayu dan Bapak Edi Hidayat selaku Ibu dan Bapak mertuaku yang

tercinta, yang senantiasa memberikan dukungan serta do’a yang tidak pernah

putus kepada peneliti selama proses penyusunan skripsi ini.

15. M. Malik N. T suami tercinta, Nadya Verani, Andriansyah, dan Intan Putri

selaku kakak-kakak, dan kakak ipar tercinta yang senantiasa memberikan

motivasi serta dukungan kepada peneliti selama proses penyusunan skripsi

ini.

ix
16. Ayudhia Lisnawati, Laras Ayu Ningtyas, Neng Leni Yuliani, Via Oktaviani,

dan Destia Achadiyanti selaku sahabat tercinta yang telah memberikan do’a

& motivasi kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

ini.

17. Ika Siska dan Wahib Fauzi Ramdhani selaku teman seperjuangan dalam

bimbingan yang telah memberikan do’a & motivasi, kepada peneliti sehingga

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

18. Puput Fitriliani KH, dan Ujang Khaerullah teman seperjuangan dalam masa

perkuliahan, sekaligus editor terbaikku. Terimakasih atas segala bantuan, do’a

& motivasi kepada peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

19. Seluruh teman-teman angkatan 2015 Fakultas Keperawatan Universitas

Padjadjaran Kampus Garut yang senantiasa membantu, saling memberikan

do’a, motivasi serta kerjasamanya dari awal pembelajaran sampai dengan

penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT senantiasa membalas segala amal baiknya dengan

sesuatu yang lebih baik. Peneliti memohon maaf atas segala hal yang kurang

berkenan selama proses penyusunan skripsi ini. Semoga penelitian ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin yaa robbal’alamin.

x
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN..............................................................................iv
ABSTRAK........................................................................................................v
ABSTRACT.......................................................................................................vi
KATA PENGANTAR......................................................................................vii
UCAPAN TERIMAKASIH.............................................................................viii
DAFTAR ISI....................................................................................................xi
DAFTAR BAGAN...........................................................................................xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................x1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................7
1.3.1 Tujuan Umum...................................................................................7
1.3.2 Tujuan Khusus..................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................8
1.4.1 Teoritis..............................................................................................8
1.4.2 Praktis...............................................................................................8
1.5 Kerangka Pemikiran...................................................................................9
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Stroke.............................................................................................12
2.1.1 Pengertian Stroke..............................................................................12
2.1.2 Patofisiologi Stroke..........................................................................13
2.1.3 Karakteristik Umum.........................................................................14
2.2 Konsep Stres...............................................................................................14
2.2.1 Pengertian Stres................................................................................14
2.2.2 Penyebab Stres..................................................................................16
2.3 Stres Keluarga yang Merawat Pasien Stroke..............................................17
2.4 Terapi dan Pencegahan Stres......................................................................18
2.5 Pengukuran Tingkat Stres...........................................................................19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian...........................................................................................21
3.2 Variabel Penelitian......................................................................................21
3.3 Definisi Konseptual dan Operasinal...........................................................21
3.3.1 Definisi Konseptual..........................................................................21
3.3.2 Definisi Operasional.........................................................................23
3.4 Populasi dan Sampel...................................................................................25
3.4.1 Populasi............................................................................................25
3.4.2 Sampel..............................................................................................25
3.5 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................26
3.6 Instrumen Penelitian...................................................................................27
3.7 Uji Instrumen..............................................................................................27

xi
3.7.1 Uji Validitas......................................................................................27
3.7.2 Uji Reliabilitas..................................................................................28
3.8 Pengolahan Data dan Analisa Data.............................................................28
3.8.1 Editing..............................................................................................28
3.8.2 Coding..............................................................................................29
3.8.3 Entry Data........................................................................................29
3.8.4 Cleaning............................................................................................30
3.8.5 Analisa Data.....................................................................................30
3.9 Tahap Penelitian.........................................................................................31
3.9.1 Tahap Persiapan................................................................................31
3.9.2 Tahap Pelaksanaan...........................................................................31
3.9.3 Tahap Akhir......................................................................................32
3.10 Etika Penelitian.........................................................................................32
3.10.1 Respect for Autonomy.....................................................................32
3.10.2 Confidentiality................................................................................33
3.11 Waktu dan Tempat Penelitian...................................................................33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian...........................................................................................34
4.2 Pembahasan................................................................................................37
4.3 Keterbatasan Penelitian..............................................................................43
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan.....................................................................................................44
5.2 Saran...........................................................................................................44
5.2.1 Bagi Tenaga Kesehatan....................................................................45
5.2.2 Bagi Pendidikan Keperawatan..........................................................45
5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya..................................................................45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
DAFTAR BAGAN

1.5 Kerangka Pemikiran ..............................................................................11

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel3.1 Definisi Operasional......................................................................23

Tabel4.1.1 Distribusi frekuensi tingkat stres keluarga yang merawat


penderita stroke di Ruang Cempaka RSUD dr. Slamet Garut
pada bulan Februari-Maret 2019....................................................34

Tabel4.1.2 Distribusi frekuensi tingkat stres berdasarkan stresor masalah


perawatan, masalah keluarga, dan masalah keuangan keluarga
yang merawat anggota keluarga penderita stroke di Ruang
Cempaka RSUD dr. Slamet Garut.................................................35

Tabel4.1.3 Distribusi frekuensi karakteristik demografi keluarga yanng


merawat anggota keluarga penderita stroke di Ruang Cempaka
RSUD dr. Slamet Garut.................................................................36

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Pernyataan Persetujuan (Informed Consent)


Lampiran 2 : Surat Studi Pendahuluan
Lampiran 3 : Kuisioner
Lampiran 4 : Kontrak Bimbingan
Lampiran 5 : Kartu Bimbingan Skripsi
Lampiran 6 : Laporan Kemajuan Penelitian
Lampiran 7 : Permohonan Menempuh Seminar Usulan Penelitian
Lampiran 8 : Surat Pengantar Penelitian Bakesbangpol Kabupaten Garut
Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian RSUD dr. Slamet Garut
Lampiran 10 : Surat Ethical Approval
Lampiran 11 : Ouput SPSS Hasil Pengumpulan Data Responden
Lampiran 12 : Turnitin Report
Lampiran 13 : Biodata Peneliti

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stroke adalah suatu keadaan dimana sel-sel otak mengalami kerusakan

karena kekurangan oksigen yang diakibatkan oleh adanya gangguan..aliran..darah

ke..otak. Stroke terbagi menjadi dua kategori diantaranya yaitu stroke iskemik

(85%) dan stroke hemoragik (15%). Stroke iskemik..diakibatkan..oleh..adanya

sumbatan pada..pembuluh..darah yang menyebabkan jaringan..otak..kekurangan

oksigen...Stroke..hemoragik disebabkan oleh..adanya..pendarahan yang berkaitan

dengan pecahnya pembuluh darah di otak. Apabila aliran darah ke otak

mengalami gangguan, maka otak akan mengalami gangguan kekurangan oksigen.

Hal ini akan menyebabkan gangguan fungsi di bagian otak dan dapat

menimbulkan gangguan fisik dalam jangka waktu yang panjang bahkan kematian

(Smeltzer & Bare,..2010).

Stroke..merupakan..10%..penyebab..kematian..di seluruh dunia dan menjadi

penyebab..keenam..dari..kecacatan..(disability), tidak adanya..penanggulangan

dan..pencegahan..yang tepat. Stroke..dapat menjadi penyebab keempat dari

kecacatan pada tahun 2030 yang akan datang (Arofah, 2011, dalam Riyanto,

2017). Menurut World Health Organization (WHO), 15..juta..orang..menderita

stroke..di seluruh dunia..setiap..tahun...Dari..jumlah tersebut,..5..juta..meninggal

dan..5..juta..lainnya..dinonaktifkan..secara..permanen... Tekanan... darah tinggi

menyumbang..lebih..dari..12,7 juta stroke di dunia. Kematian stroke

di..Eropa..sekitar..650.000 setiap tahun. Di..negara..maju, angka kejadian stroke

1
2

menurun, sebagian besar karena upaya untuk menurunkan tekanan darah dan

mengurangi merokok. Namun, tingkat keseluruhan stroke tetap tinggi karena

penuaan penduduk (WHO, 2016). Stroke merupakan salah satu penyebab

kematian dan kecacatan yang utama di Indonesia. Provinsi Jawa Barat dalam

rentang tahun 2013-2018 didapatkan data pada tahun 2013 penderita stroke 7%

dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 10,9% (Riset Kesehatan Dasar, 2018).

Akibatnya..timbulah..berbagai..macam..gejala..sesuai..dengan daerah otak

yang..terlibat,..seperti..kehilangan..fungsi..motorik..(hemiplegi),..juga...kehilangan

komunikasi..atau..kesulitan..berbicara (disartria), gangguan..persepsi,..kerusakan

fungsi..kognitif..dan..efek..psikologik,..atau..disfungsi...kandung kemih, bahkan

pasienpun mengalami..keadaan..bedrest..total bahkan sampai koma yang dapat

mengancam jiwa (Muhlisin, 2013; Kanggeraldo, 2018). Dari uraian di atas gejala-

gejala tersebut sangat berbahaya. Dapat disimpulkan dari uraian diatas, jika pasien

telah mengalami gejala-gejala tersebut maka akan membutuhkan bantuan

perawatan baik oleh perawat maupun oleh keluarga yang merawatnya,

dikarenakan bedrest total sehingga segala kebutuhan yang harus terpenuhinya

harus dibantu.

Pengobatan stroke seperti diketahui memerlukan penanganan jangka

waktu yang lama (seumur hidup), karena stroke hanya dapat dikurangi bukan

dihilangkan. Namun masih terdapat juga penderita yang melakukan pengobatan

tidak teratur. Penanggulangan stroke harus dilakukan secara berkesinambungan,

oleh karenanya peran keluarga sangat penting untuk membantu pasien dalam

merubah pola kebiasaan hidup keluarga, perawatan dan pengobatan secara teratur

(Setiadi, 2012). Pengobatan dengan jangka panjang, contohnya seperti pengobatan


3

fisioterapi, yang dimana pengobatan tersebut dapat terlaksanakan apabila

penderita stroke tersebut mempunyai motivasi dan dukungan yang kuat dari

keluarga yang merawatnya (Damayanti, 2007; Hidayat, 2015).

Ketika..keluarga sedang merawat pasien stroke, akan timbul penderitaan

dan ketegangan, karena stres itu dapat..ditimbulkan..karena..masalah..kesehatan.

Setiap..penyakit, berat atau..ringan (Hartono, 2007). Ketika ada salah satu anggota

keluarga yang sakit, pasti seluruh anggota keluarga akan menjadi stres dan tidak

bisa tidur pulas. Stres yang normal itu merupakan suatu reaksi..alamiah..yang

berguna,..karena..stres dapat mendorong..kemampuan..seseorang untuk dapat

mengatasi kesulitan ataupun..masalah..kehidupan...Tetapi,..jika tekanan stres

terlampau..besar sehingga melampaui daya tahan seseorang, maka dapat

menimbulkan..gejala-gejala contohnya sakit dibagian kepala,..mudah marah, tidak

dapat tidur,..gejala-gejala tersebut yaitu..reaksi..non-spesifik..dari..pertahanan..diri

dan..ketegangan..jiwa.

Secara patofisiologi timbulnya stres itu, berawal dari..ketegangan..jiwa

yang akan..merangsang..kelenjar..anak..ginjal untuk melepaskan hormon

adrenalin..dan..memicu jantung berdenyut lebih cepat dan lebih kuat,..sehingga

tekanan..darah..menjadi..naik, lalu aliran..darah ke otak, paru-paru, dan otot

perifer..meningkat. Apabila stres berlangsung dalam waktu yang..cukup..lama,

tubuh..akan..berusaha mengalami penyesuaian sehingga..timbul..perubahan

patologis..berupa hipertensi, dan serangan jantung. Jika hipertensi..sudah..timbul,

sedangkan stres tetap berkelanjutan akan timbul..komplikasi..serangan..jantung

(Hartono, 2007). Stres dapat bersumber dari dalam diri individu, dan sumber stres

dapat berasal pula dari keluarga (Fajriyati & Asyanti, 2017).


4

Sebelum timbul komplikasi kesehatan yang serius akibat stres, ada gejala-

gejala awal berupa gangguan fisik ataupun mental...Beberapa..gejala awal akibat

dari stres dapat terbagi menjadi keluhan somatik,..psikis, dan juga gangguan

psikomotor. Keluhan somatik..atau..sakit seperti contohnya nyeri dada, sakit

kepala, dan gangguan cerna. Sedangkan keluhan psikis berupa putus asa, mudah

marah, sedih, selalu tegang, dan merasa bersalah (Hartono, 2007).

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ilma (2017) menemukan

bahwa, tingkat stres family caregiver menunjukkan bahwa hampir setengah dari

responden sebanyak 38 orang (49,3%) memiliki tingkat stres sedang, sebagian

dari responden yaitu 30 orang (40,3%) memiliki..tingkat..stres..ringan..dan hanya

sebagian..kecil dari responden..yang..memiliki tingkat..stres..berat..yaitu 8 orang

(10,4%). Penelitian tersebut dilakukan kepada family caregiver pasien stroke yang

mengunjungi poli saraf dan rehabilitasi medis di RSUD Sayang di Cianjur. Hasil

penelitian tersebut menyebutkan bahwa, keluarga yang merawat pasien stroke

mengalami stres dikarenakan beban yang tinggi ketika merawat anggota keluarga

yang sakit. Hal tersebut terjadi dikarenakan, ketika merawat anggota keluarga

yang menderita stroke d irumah, keluarga yang merawat tersebut selain merawat

juga melakukan pekerjaan rumah yang lainnya. Sehingga, apabila pekerjaan

rumahnya tidak ada yang membantu, maka timbulah stres dalam merawat pasien

stroke tersebut.

Penelitian yang telah dilakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya,

karena penelitian yang telah dilakukan di ruang rawat inap pasien stroke, yang

dimana keluarga melakukan perawatan kepada pasien stroke di rumah sakit.

Peneliti ingin mengetahui apakah keluarga yang merawat pasien stroke di rumah
5

sakit khususnya di ruang rawat inap lebih tinggi tingkat stresnya dibandingkan

dengan penelitian sebelumnya yang dimana keluarga tersebut merawat pasien

stroke di rumahnya.

Keluarga..sangat..berperan..dalam..rehabilitasi..pasien paska stroke, karena

pemulihan..pasien..akan..sangat..terbantu..jika..keluarga memberikan dorongan,

memperlihatkan..kepercayaan..pada..perbaikan pasien, dan memungkinkan pasien

melakukan sebanyak..mungkin kegiatan yang dapat mereka lakukan dan hidup

semandiri..mungkin (Feigin et al., 2007; Astuti, 2010). Pemberian..bantuan..dan

perawatan..kepada..penderita..stroke..membutuhkan..alokasi..waktu..yang banyak,

pikiran, tenaga, emosi dan..juga..memiliki..orientasi..pemenuhan..kebutuhan..pada

keluarga..yang merawat (Lutz & Young, 2010). Dapat disimpulkan dari penelitian

diatas bahwa stres keluarga disebabkan oleh faktor tingkat kemandirian pasien,

dimana pasien stroke benar-benar ketergantungan kepada keluarga yang

merawatnya, sehingga keluarga harus mempunyai banyak waktu untuk merawat

pasien stroke tersebut. Dari..uraian..tersebut dapat mempengaruhi munculnya stres

pada keluarga ketika merawat anggota keluarga..yang menderita..stroke (Losada,

Perez, Sanchez, Marcos, Rios, Carrera et al., dalam Okoye & Asa, 2011). Ketika,

keluarga yang merawat itu muncul stres dalam batas wajar/normal, maka stres

tersebut tidak akan berpengaruh buruk terhadap diri keluarga yang merawat

pasien stroke tersebut. Stres yang berpengaruh buruk terhadap diri keluarga yang

merawat penderita stroke itu apabila muncul stres yang berlangsung lama.

Epidemiologi..pembelajaran..mengenai..seseorang..yang menderita stroke

dan keluarga..yang..merawat..penderita..stroke menemukan aspek stres berat yang

dihadapi oleh keluarganya (Haley et al., 2009; Godwin, 2012). Pada..penelitian


6

Godwin (2012) menemukan, kemungkinan keluarga..yang..merawat..pasien stroke

mengalami..stres..itu..dikarenakan..keluarga..yang merawat pasien stroke berfokus

pada kebutuhan dasar pada pasien..stroke..yang harus terpenuhi. Banyak penderita

stroke yang..berjuang..untuk..hidup..dengan penyakit stroke yang dideritanya

dialihkan pemberian keperawatannya kepada anggota keluarganya sehingga

menyebabkan terjadinya ketegangan..fisik dan emosional yang signifikan (Visser-

Meily et al., 2006; Godwin, 2012).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 2 November 2018..di

RSUD..dr...Slamet..Garut, terdapat data..pasien..stroke pada tahun 2017 baik yang

rawat jalan maupun yang rawat inap sebanyak 683 orang. Berikut data stroke

pasien rawat inap di ruang Cempaka bulan Oktober 2018 terdapat 76 pasien.

Didapatkan hasil dari ruang Cempaka terdapat 10 penyakit terbanyak, stroke

menduduki urutan pertama di Ruang Cempaka. Berdasarkan hasil wawancara

yang dilaksanakan oleh peneliti di Ruang Cempaka RSUD dr. Slamet Garut pada

lima anggota keluarga yang merawat pasien stroke. Tiga anggota keluarga

mengatakan bahwa mereka merasa cemas, lelah, dan kesulitan untuk tidur ataupun

beristirahat karena terus menerus menjaga dan memberikan bantuan kepada

pasien stroke tersebut, karena pasien tersebut sangat bergantung kepada

keluarganya. Sehingga, berdampak buruk kepada pasien stroke tersebut, yaitu bisa

mengakibatkan motivasi pasien untuk sembuh menurun, dan merasa dukungan

keluarga kurang. Pasien mengatakan tidak ada harapan untuk sembuh seperti

semula. Kemudian, dua orang anggota keluarga lainnya mengatakan merasa tidak

begitu kelelahan dalam merawat pasien stroke dikarenakan saling bergantian

merawat pasien tersebut dengan anggota keluarga lainnya. Apabila, penderita


7

stroke tidak mendapatkan perawatan dari anggota keluarganya, maka akan

berdampak lebih buruk terhadap motivasi pasien stroke tersebut terhadap

kesembuhannya..Dari uraian diatas dapat diketahui, jika keluarga yang merawat

telah timbul tanda-tanda stres ketika merawat, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai gambaran tingkat stres keluarga yang merawat

anggota keluarga penderita stroke di Ruang Cempaka RSUD dr. Slamet Garut,

berada di tingkat manakah stres keluarga yang merawat anggota keluarga

penderita stroke tersebut. Ruangan Cempaka RSUD dr. Slamet Garut merupakan

stroke center yang berada di RSUD dr. Slamet tersebut. Ketika keluarga yang

merawat di Ruangan Cempaka itu mengalami stres, dapat menjadi suatu

kekhawatiran bagi perbaikan kondisi pasien, jangan sampai keluarga menjadi

sakit karena merawat anggota keluarganya yang sakit.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena dalam latar belakang peneliti menemukan rumusan

masalah yaitu “bagaimanakah gambaran tingkat stres keluarga yang merawat

anggota keluarga penderita stroke di Ruang Cempaka RSUD dr. Slamet Garut.”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat stres keluarga

yang merawat anggota keluarga penderita stroke di Ruang Cempaka RSUD dr.

Slamet Garut.
8

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat stres keluarga

yang merawat anggota keluarga penderita stroke di Ruang Cempaka RSUD dr.

Slamet Garut.

1. Mengetahui tingkat stres keluarga yang merawat dalam kategori ringan.

2. Mengetahui tingkat stres keluarga yang merawat dalam kategori sedang.

3. Mengetahui tingkat stres keluarga yang merawat dalam kategori berat.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Teoritis

...Hasil..dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi

perkembangan..ilmu..pengetahuan..di bidang keperawatan khususnya tentang stres

keluarga yang merawat anggota keluarga penderita stroke di rawat inap..rumah

sakit.

1.4.2 Praktis

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat..dijadikan bahan masukan bagi

perawat agar..lebih menyadari kondisi keluarga pasien stroke tersebut sehingga

dapat memberikan dan mengembangkan intervensi keperawatan yang tepat.


9

1.5 Kerangka Pemikiran

Stroke mengakibatkan gangguan..jangka..panjang..dalam..sistem..saraf dan

atau gangguan..kognitif..sehingga dapat memunculkan beban baik bagi penderira

stroke maupun keluarga yang merawatnya. Dampak yang dialami pasien dapat

terjadi..secara fisik maupun emosional. Dampak..fisiknya tersebut..ialah paralisis,

kelemahan otot, kekakuan otot, afasia, disartria, disfagia, perubahan kognitif,

contohnya seperti kehilangan..memori, ketidakmampuan menyelesaikan masalah,

kemudian dampak emosional tersebut ialah depresi, cemas, sulit mengontrol

emosi, apatis, marah, frustasi, perubahan kepribadian, dan menunjukkan..minat

yang..kurang pada aspek..yang dulu..disukai (Stroke Association, 2015).

Keluarga..sangat..berperan dalam rehabilitasi pasien paska stroke, karena

mempengaruhi asuhan pada penderita..stroke. Pemulihan pasien akan sangat

terbantu jika..keluarga..memberikan dorongan, memperlihatkan..kepercayaan

pada..perbaikan pasien, dan memungkinkan pasien melakukan..sebanyak mungkin

kegiatan yang dapat..mereka..lakukan..dan hidup..semandiri..mungkin (Feigin et

al., 2007; Astuti, 2010). Peran baru sebagai seorang keluarga yang merawat

penderita stroke merupakan peran yang harus..dilakukan oleh keluarga.

Jumlah dan durasi yang dibutuhkan dalam perawatan, tanggung jawab

terhadap pasien stroke dan berkurangnya..waktu..yang..tersedia untuk memikirkan

kesehatan, dan kegiatan sosial masing-masing keluarga yang memberikan

perawatan dapat..menyebabkan..menurunnya..sumber daya fisik, psikologis dan

sosial..dari..keluarga..yang..merawat..penderita stroke tersebut (Pierce et al., 2012,

dalam Cheng et al., 2014). Tingkatan stres dalam penelitian ini terbagi dalam tiga

tingkatan, yaitu ringan, sedang, dan berat yang disesuaikan dengan hasil ukur
10

kuisioner Kingston Caregiver Stress Scale (KCSS). Kerangka pemikiran

penelitian ini bertujuan..untuk..mengidentifikasi..gambaran tingkat stres keluarga

yang merawat anggota keluarga penderita stroke..di Ruang Cempaka RSUD dr.

Slamet Garut.
11

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran

Hal yang terjadi atau dampak Dampak jangka


STROKE pada penderita stroke yang
menyebabkan keluarga menjadi panjang dari
stres : penyakit Stroke
Dampak bagi pasien baik fisik
maupun emosional.
Jumlah biaya.
Perawatan stroke memerlukan
waktu yang lama.
Ketergantungan pasien terhadap
keluarga.

Stres keluarga Ringan


yang merawat
Sedang
pasien stroke

Berat

Mempengaruhi asuhan yang


diberikan keluarga pada pasien
stroke

Keterangan : Diteliti

Tidak Diteliti

Sumber : (Cheng et al., 2014), (Stroke Association, 2015), dan (Feigin et


al., 2007; Astuti, 2010)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Stroke

2.1.1 Pengertian Stroke

Stroke..adalah..suatu..keadaan..dimana..sel-sel otak mengalami..kerusakan

karena..kekurangan..oksigen..yang diakibatkan oleh adanya gangguan aliran darah

ke..otak...Stroke..terbagi..menjadi..dua..kategori diantaranya..yaitu..stroke iskemik

(85%)..dan..stroke..hemoragik (15%). Stroke..iskemik..disebabkan..oleh..adanya

sumbatan..pada..pembuluh..darah..yang..menyebabkan..jaringan..otak kekurangan

oksigen...Stroke.hemoragik..disebabkan..oleh..adanya..pendarahan yang berkaitan

dengan..pecahnya..pembuluh..darah..di..otak,..yang mana otak merupakan organ

vital dalam tubuh manusia. Apabila..aliran..darah..ke otak..mengalami gangguan,

maka otak akan mengalami gangguan, gangguannya itu adalah kekurangan

oksigen. Hal ini akan menyebabkan..gangguan..fungsi di bagian otak dan dapat

menimbulkan gangguan..fisik dalam..jangka..waktu..yang panjang bahkan

kematian (Smeltzer & Bare, 2010).

Stroke..adalah penyakit..yang..terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh

darah otak atau pecahnya pembuluh..darah di otak...Akibat..dari..penyumbatan

maupun..pecahnya..pembuluh darah tersebut, bagian otak tertentu berkurang

bahkan..terhenti..suplai..oksigennya. Hal..tersebut..akan menyebabkan kerusakan

maupun kematian sel atau jaringan. Akibatnya..timbullah..berbagai..macam gejala

sesuai dengan daerah otak yang terlibat, seperti..kehilangan fungsi..motorik

(hemiplegi), kehilangan..komunikasi atau..kesulitan berbicara (disartria),

12
13

gangguan persepsi, kerusakan..fungsi..kognitif..dan..efek psikologik, atau

disfungsi kandung kemih, bahkan pasien mengalami keadaan bedrest total..bahkan

sampai koma yang..dapat..mengancam..jiwa (Muhlisin, 2013 dalam Kanggeraldo,

2018).

Stroke..juga dapat diartikan sebagai gangguan..peredaran darah otak

(GPDO) merupakan penyakit..neurologis yang sering dijumpai dan harus

ditangani..secara..cepat..dan tepat. Stroke..merupakan..kelainan..fungsi otak yang

timbul mendadak yang..disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah

otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Menurut

WHO..stroke..adalah adanya tanda klinik..yang..berkembang cepat akibat

gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang

berlangsung..selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya

penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke merupakan..penyakit..yang

paling..sering menyebabkan cacat berupa..kelumpuhan anggota..gerak, gangguan

bicara, proses berpikir daya ingat, dan..bentuk-bentuk..kecacatan..yang lainnya

sebagai..akibat..gangguan..fungsi..otak (Muttaqin, 2008).

2.1.2 Patofisiologi Stroke

Suplai..oksigen kedalam otak terganggu atau bisa dikatakan tidak ada

suplai oksigen yang masuk. Pada stroke trombotik atau embolik, neuron mati

akibat kekurangan oksigen. Pada..stroke hemoragik, gangguan perfusi serebral

menyebabkan infark, trombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa

sebagai emboli dalam aliran darah. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan

perdarahan..di otak, sehingga menyebabkan..kematian (Muttaqin, 2008).


14

2.1.3 Karakteristik Umum


Kelemahan..unilateral..atau..baal yang terjadi tiba-tiba pada..ekstremitas,

kesulitan..berbicara..yang terjadi..tiba-tiba, gangguan..penglihatan yang terjadi

tiba-tiba, ataksi (kehilangan kendali muskular) atau..gangguan..gaya..berjalan

yang terjadi tiba-tiba, perubahan tingkat kesadaran yang terjadi secara tiba-tiba,

dan sakit..kepala..hebat..yang tiba-tiba (Effendy & Nasrul, 2012).

2.2 Konsep Stres

2.2.1 Pengertian Stres

Stres..merupakan..tanggapan..atau..reaksi..terhadap..berbagai tuntutan atau

beban yang bersifat non spesifik namun, disamping itu stres juga merupakan

faktor pencetus, penyebab..sekaligus..akibat..dari..suatu..gangguan atau penyakit.

Faktor-faktor..psikososisal..cukup..mempunyai..arti..bagi..terjadinya stres pada

diri..seseorang. Stres dalam..kehidupan ialah..suatu hal yang tidak..dapat dihindari

(Yosep & Sutini, 2014; Prisilia, Hendro, & Jill, 2016).

Dalam psikologi, stres adalah..perasaan..tegang..dan tekanan. Stres..adalah

jenis rasa sakit psikologis. Stres mungkin juga diinginkan, bermanfaat, dan

bahkan sehat misal, stres positif membantu..meningkatkan kinerja atletik yang

bisa memberikan motivasi, adaptasi, dan reaksi terhadap lingkungan. Namun,

apabila stres yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan fisik. Stres dapat

meningkatkan risiko stroke, serangan jantung, bisul, dan penyakit mental seperti

depresi. Stres dapat bersifat eksternal dan terkait dengan lingkungan, tetapi

mungkin juga disebabkan..oleh persepsi..internal yang..menyebabkan seseorang

mengalami kecemasan atau..emosi negatif, seperti tekanan, dan ketidaknyamanan.

Manusia mengalami stres, atau menganggap hal-hal sebagai ancaman, ketika


15

mereka tidak percaya terhadap kemampuan mereka untuk mengatasi..rintangan

atau masalah. Ketika..orang berpikir masalah yang dihadapi melebihi kemampuan

mereka..untuk mengatasi, hal ini yang..menyebabkan merasakan..stres (Agustin,

2018).

Stres..merupakan reaksi tertentu yang muncul..pada seseorang yang dapat

disebabkan oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika..manusia menghadapi suatu

tantangan-tantangan (challenge), ketika dihadapkan pada ancaman (threat),

ataupun juga ketika harus berusaha mengatasi..harapan-harapan yang tidak

realistis dari lingkungannya. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa stres

merupakan suatu sistem..pertahanan tubuh dimana ada..sesuatu yang

mengusik..integritas diri, sehingga mengganggu..ketentraman yang dimaknai

sebagai tuntutan yang harus diselesaikan...Disamping itu juga, keadaan stres akan

muncul..apabila ada..tuntutan yang luar biasa sehingga mengancam..keselamatan

atau..integritas..seseorang (Nasir & Muhith, 2011).

Sebenarnya stres tidak selalu memberikan dampak negatif karena stres juga

bisa berdampak positif kepada manusia. Stres ibarat dua sisi mata uang logam,

yaitu memiliki sisi baik dan sisi buruk. Stres yang memberikan dampak positif

diistilahkan dengan Eustress, dan stres yang memberikan dampak negatif

distilahkan dengan distress (Gadzella, Baloglu, Masten & Wang, 2012, dalam

Gaol, 2016). Kupriyanov dan Zhdanov (2014) menyimpulkan bahwa hasil reaksi

tubuh terhadap sumber-sumber stres merupakan eustress. Ketika eustress (stres

yang berdampak baik) dialami seseorang, maka terjadilah peningkatan kinerja dan

kesehatan (Greenberg, 2006, dalam Gaol 2016). Sebaliknya ketika seseorang

mengalami distress (stres yang berdampak buruk), maka mengkibatkan semakin


16

buruknya kinerja, kesehatan dan timbul gangguan hubungan dengan orang lain

(Gaol, 2016).

2.2.2 Penyebab Stres

Penyebab..stres..atau..disebut..stressor dapat berubah-ubah, sejalan dengan

perkembangan manusia tetapi kondisi stress juga dapat terjadi di setiap saat

sepanjang kehidupan. Sumber-sumber stres dapat..berasal dari dalam diri, di

dalam keluarga ataupun di dalam komuitas. Pendekatan-pendekatan stres menurut

Prabowo (2014) yaitu, stres sebagai stimulus, stres sebagai respon, dan stres

sebagai interaksi..antara individu dengan lingkungan (Prisilia, Hendro, & Jill,

2016). Sumber-sumber..stres..yang..dijelaskan diatas, dijelaskan pula di dalam

sebuah buku yang..menyebutkan..sumber..stres dari pribadi sendiri adalah melalui

penyakit yang..diderita oleh..seseorang. Kemudian, sumber..stres..dalam..keluarga

ialah perilaku, kebutuhan, dan kepribadian dari tiap anggota keluarga yang

mempunyai pengaruh dan berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya,

terkadang pula menimbulkan suatu konflik..interpersonal yang timbul..sebagai

akibat dari..masalah keuangan, tujuan..yang bertolak belakang, dan termasuk jika

ada anggota keluarga yang sakit, cacat, dan mati, yang pada

umumnya..memerlukan adaptasi. Kemampuan. untuk. mengatasi..perasaan sedih

atau duka yang mendalam..dan kesabaran (Nasir, & Muhith, 2011).


17

2.3 Stres Keluarga yang Merawat Pasien Stroke

Hasil..penelitian Fajriyati dan Asyanti (2017) menunjukkan..bahwa..dalam

merawat..pasien..stroke keluarga yang merawat tersebut menghadapi berbagai

masalah..terutama..pada keadaan..fisik karena keluarga yang merawat pasien

hampir 24 jam setiap harinya, memberi..bantuan..dalam..memandikan pasien dan

segala aktivitas..yang..berhubungan dengan MCK, menyiapkan makan, menyuapi,

membantu terapi, mengerjakan pekerjaan rumah, mengurus kebutuhan keluarga

dan bekerja mencari nafkah..agar..tetap..mencukupi..kehidupan keluarga. Masalah

pada domain emosi menunjukkan adanya kelelahan psikologis pada semua

keluarga yang..merawat..meliputi..perasaan..sedih, mudah menangis, dan..mudah

marah (Fajriyati & Asyanti, 2017).

Penelitian kualitatif tentang persepsi keluarga sebagai caregiver di

Tanzania, oleh Wodchis (2007) menunjukkan hasil bahwa..caregiver..merasa

terbebani dalam merawat pasien stroke dan berdampak negatif terhadap

kesehatannya. Sekitar sebanyak 30–48% caregiver keluarga..mengalami..stres

psikologis..yang..lebih besar..dibandingkan..dengan..pasien..yang..dirawatnya.

Permasalahan .yang timbul pada penderita stroke..menyebabkan..stres

berat.pada..keluarga yang merawat penderita stroke tersebut. Hasil dari penelitian

Kim, (2015) dalam stres berat dengan memberikan perawatan baik itu secara fisik,

emosional maupun finansial dapat mengakibatkan depresi (35%) dan memberikan

pengaruh..tidak..langsung..pada..keinginan..untuk..bunuh..diri akibat dari depresi

(53%). Dari hasil yang didapatkan di indikasikan bahwa stres yang dialami oleh

keluarga..yang merawat penderita..stroke menyebabkan depresi, maka dari itu


18

stres merupakan faktor utama yang menyebabkan depresi sehingga menimbulkan

keinginan bunuh diri.

Keluarga..sangat..berperan..dalam..rehabilitasi pasien paska stroke, karena

pemulihan pasien akan sangat terbantu jika keluarga memberikan dorongan,

memperlihatkan..kepercayaan..pada..perbaikan pasien, dan memungkinkan pasien

melakukan sebanyak mungkin hal yang dapat mereka lakukan dan hidup

semandiri..mungkin (Feigin et al., 2007). Bila..stroke terjadi, hal tersebut dapat

menyebabkan stres berat pada keluaga. Keluarga..akan dipenuhi oleh goncangan

dan ketakutan yang disebabkan oleh sesuatu hal yang tidak diketahui, masalah-

masalah kecil menjadi masalah..besar. Terkadang stres menyebabkan perpisahan

antara saudara laki-laki dan saudara perempuan karena bertengkar mengenai

tanggung jawab sementara yang lainnya merasa depresi atau ingin bunuh diri.

Merupakan hal yang umum dan normal bila merasakan kemarahan terhadap

anggota keluarga yang sakit, meskipun dalam hati sanubari hal tersebut tidak

logis. Kelelahan dalam merawat pasien stroke dapat mengakibatkan keretakan

perkawinan, hubungan tidak harmonis antara anggota keluarga. Sangat sulit bagi

keluarga untuk tidak sakit hati, frustasi, depresi walaupun secara intelektual

keluarga mengetahui hal tersebut tidak boleh diambil hati (Elaine, 2008).

2.4 Terapi dan Pencegahan Stres

Terapi pencegahan stres terbagi dalam tiga bagian, digolongkan berdasarkan

sifatnya, yang pertama yaitu cara psikologis melalui pendidikan kepribadian untuk

mengubah pengertian dan pandangan hidup dengan cara latihan relaksasi, serta

psikoterapi. Pendidikan kepribadian dapat membantu membentuk sikap dan


19

pandangan hidup ke arah yang lebih positif, yang berguna untuk mengurangi stres

jika menemukan kesulitan atau masalah hidup, dan meningkatkan kemampuan

menangkal stres. Relaksasi dapat dicapai dengan cara melakukan kegiatan seperti

mendengarkan musik, mengurangi aktivitas-aktivitas yang dapat menguras tenaga

lebih banyak (Hartono, 2007).

Untuk mengatasi stres yang dialami, maka dibutuhkan suatu usaha untuk

bisa mengatasi stres ataupun masalah-masalah yang sedang dihadapi, usaha yang

dilakukan dikenal dengan istilah coping (Sundberg, Norman; Winebarger, Allen;

Taplin, & Julian, 2011). Stuart dan Sundeen (dalam Triyanto, 2010)

menggolongkan coping menjadi dua jenis coping yakni coping adaptif dan coping

maladaptif. Coping adaptif tentunya sistem coping yang positif dalam menghadapi

masalah yang dialami oleh keluarga yang merawat penderita stroke tersebut.

2.5 Pengukuran..Tingkat..Stres

Alat ukur yang digunakan pada penelitian tingkat stres keluarga itu terdiri

dari Depression Anxiety Stress Scale (DASS) 42, dan Kingston Caregiver Stress

Scale (KCSS). DASS 42 ialah suatu instrumen pengukuran tingkat stres yang

terdiri dari 42 pernyataan dan 14 item yang digunakan karena berkaitan dengan

stres dilihat dari reaksi fisiologis dan biologisnya. Dalam skala DASS ini terdapat

item yang mengukur tanda dan gejala stres seperti tegang, mudah marah,

kecenderungan bereaksi berlebihan pada suatu kejadian (Lovibond & Lovibond,

1995).
20

Dalam penelitian ini digunakan ialah instrumen KCSS, instrumen ini ialah

skala yang mengukur tingkat stres berdasarkan situasi stres yang sedang caregiver

atau keluarga yang merawat alami. Di dalam instrumen ini terdapat 10 pertanyaan

yang menggambarkan potensial sumber stres yang dapat dialami oleh keluarga

yang merawat. Instrumen ini terbagi menjadi tiga kategori yaitu “caregiving”,

“family issues”, dan “financial problems” (Hopkins & Kilik, 2016). Kuisioner ini

pernah digunakan untuk mengukur tingkat stres pada keluarga yang merawat

pasien dengan kanker payudara, pasien dengan alzheimer dan keluarga yang

merawat lansia (Ansari & Qureshi, 2013; Fortier, 2008; Kumari & Choudhary,

2013).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.

Penelitian deskriptif dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya

bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di

di dalam suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2012).

3.2 Variabel Penelitian

Variabel merupakan semua sesuatu yang tertarik untuk diteliti dan

dipelajari oleh peneliti sehingga didapatkan sebuah informasi tentang hal tersebut,

kemudia dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut (Sugiyono, 2017).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu

tingkat stres.

3.3 Definisi Konseptual dan Operasional

3.3.1 Definisi Konseptual

Stres merupakan reaksi tertentu yang muncul pada seseorang yang dapat

disebabkan oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia menghadapi suatu

tantangan-tantangan (challenge), ketika dihadapkan pada ancaman (threat),

ataupun juga ketika harus berusaha mengatasi harapan-harapan yang tidak realistis

dari lingkungannya. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa stres merupakan

suatu sistem pertahanan tubuh dimana ada sesuatu yang mengusik integritas diri,

21
22

sehingga mengganggu ketentraman yang dimaknai sebagai tuntutan yang harus

diselesaikan. Disamping itu juga, keadaan stres akan muncul apabila ada tuntutan

yang luar biasa sehingga mengancam keselamatan atau integritas seseorang (Nasir

& Muhith, 2011). Maka dari itu dapat di indikasikan bahwa stres yang dialami

oleh keluarga yang merawat menyebabkan depresi, sehingga menimbulkan

sesuatu yang tidak diharapkan.

Stroke itu sendiri merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak

atau secara tiba-tiba yang disebabkan oleh adanya gangguan peredaran darah otak

dan bisa terjadi pada siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Stroke atau

gangguan peredaran darah otak merupakan penyakit neurologis yang sering

dijumpai dan harus segera ditangani dan tepat dalam penanganannya (Muttaqin,

2008).
23

3.3.2 Definisi..Operasional

Tabel..3.1..Definisi..Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur


Tingkat Masalah Masalah perawatan merupakan Menggunakan Ringan : <16 Ordinal
Stres Perawatan tuntutan pengasuhan, kuisioner.yang Sedang : 16-24
kepercayaan pada kemampuan dibuat.oleh Hopkins Berat : >24
diri dalam merawat, dan beban dan Kilik (2016)
keluarga yang merawat yang terdiri dari 7
pertanyaan dengan
menggunakan skala
likert, diisi dengan
cara checklist (√).
Salah satu jawaban
di.checklist.di kolom :
1. Tidak stres/tidak ada
tekanan
2. Beberapa stres
3. Stres sedang
4. Banyak stres
5. Stres yang ekstrem

Masalah Keluarga Masalah keluarga merupakan Masalah keluarga Ringan : <16 Ordinal
konflik karena keputusan terdiri dari 2 Sedang : 16-24
pemberian perawatan, dan pertanyaan dengan no Berat : >24
mengenai jumlah dukungan soal 8 & 9
dalam keluarga dlam
memberikan perawatan.
24

Masalah Masalah keuangan merupakan Masalah keuangan Ringan.: <16 Ordinal


Keuangan kesulitan keuangan terkait terdapat 1 pertanyaan Sedang.: 16-24
dalam pemberian perawatan dengan no soal 10 Berat : >24
25

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi..yaitu wilayah..generalisasi..yang terdiri atas obyek maupun

subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang diambil oleh peneliti untuk

dipelajari lebih dalam..dan..ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017)...Populasi

dalam penelitian ini adalah anggota keluarga yang merawat pasien stroke yang

berada di ruang Cempaka RSUD dr. Slamet Garut yang berjumlah 73 orang.

3.4.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yanng dimiliki oleh

populasi, jika populasi besar dan peneliti tidak dapat mempelajari semua populasi

yang ada dikarenakan keterbatasan finansial, tenaga, dan waktu maka peneliti

dapat mengambil sebagian sampel yang ada dari populasi itu, dan oleh karena itu

sampel yang..diambil harus betul-betul representatif atau mewakili (Sugiyono,

2017). Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan purposive

sampling yaitu teknik yang digunakan untuk menentukan sampel penelitian

dengan pertimbangan-pertimbangan..yang ditentukan dengan tujuan data yang

didapatkan bisa lebih mewakili (Sugiyono, 2017). Pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan rumus slovin yaitu :

1 + N (e)2

n : Ukuran sampel

N : Ukuran populasi

e : Persen kelonggaran ketidakefektifan akibat kesalahan dalam pengambilan

sampel yang masih dapat ditoleransi, misalnya 10%.


26

Maka dilakukan penghitungan sebagai berikut :

73 = 73 = 73 = 73 = 42

1 + 73 (0,1)2 1 + 73 (0.01) 1 + 0,73 1,73

Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini di

bulatkan menjadi 42 sampel. Pengambilan sampel berdasarkan kriteria inklusi

yang telah ditetapkan, diantaranya :

- Berusia diatas 18 tahun

- Bersedia menjadi responden

- Mampu berkomunikasi

- Merawat..anggota..keluarga..yang..menderita..stroke..di..rumah sakit

- Memiliki hubungan kekerabatan (ayah, ibu, anak, istri, adik, kakak, dan

pasangan)

- Mengetahui proses perawatan anggota keluarganya yang menderita stroke

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuisioner dan memilih jawaban

dengan diberi tanda check list (√). Teknik..pengumpulan..data dilakukan dengan

menyebarkan kuisioner pada keluarga yang merawat pasien stroke di ruang

Cempaka RSUD dr. Slamet Garut dalam rentang waktu kurang lebih 1 bulan.

Responden terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan,

kemudian meminta kesediaan responden untuk menjadi sampel dalam penelitian.

Setelah responden bersedia, selanjutnya diberikan penjelasan mengenai cara

mengisi kuisioner yang peneliti berikan. Responden diberikan waktu untuk

mengisi kuisioner tersebut dan peneliti terus mendampingi responden ketika


27

responden mengisi dan memastikan responden paham dengan semua pernyataan

yang terdapat dalam kuisioner. Setelah responden selesai mengisi kuisioner,

peneliti melihat kelengkapan dari jawaban responden. Teknik ini diulang pada

setiap responden yang menjadi sampel dalam penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian untuk mengukur tingkat stres pada keluarga yang

merawat, penelitian ini menggunakan instrumen Kingston Caregiver Stress Scale

oleh Hopkins & Kilik (2016). Psychometric Properties of Kingston Caregiver

Stress Scale (KCSS) terdiri dari 10 item pertanyaan dan dibagi menjadi tiga

kategori pertanyaan yaitu masalah saat memberikan perawatan, masalah keluarga,

dan masalah finansial. Jumlah skor dari pernyataan item tersebut memiliki makna

ringan: <16, sedang: 16-24, dan berat: >24. Rentang..skor dari hasil skor kuisioner

tersebut yaitu skor tertinggi bernilai 50, dan skor terendah bernilai 10. Instrumen

ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang..menggunakan skala likert. Respon jawaban

yang diminta..kepada subjek agar memilih satu dari 5..pilihan jawaban yaitu mulai

dimana tidak ada stres/tekanan hingga tekanan ekstrim.

3.7 Uji Instrumen

3.7.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu proses pengukuran yang dapat menunjukkan bahwa

alat ukur tersebut benar-benar menunjang terhadap apa saja yang akan diukur

(Notoatmodjo, 2012). Instrumen penelitian yang digunakan diadaptasi dari

Kingston Caregiver Stress Scale (KCSS) yang diterjemahkan ke dalam Bahasa


28

Indonesia oleh Lenny Kristiani, Dra., M.Pd., dalam penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Ilma Rihadatul Aisy. Proses penerjemahan menggunakan back

translate method, yang dimana metode terjemahan balik tersebut ialah kegiatan

penerjemahan dokumen dan menerjemahkannya kembali ke bahasa aslinya

sebagai alat untuk memeriksa keakuratan terjemahan (Paegelow, 2008). Untuk

mengetahui sejauh mana pertanyaan dalam suatu instrumen mampu mewakili

secara keseluruhan konten atau materi yang diujikan. Hasilnya, instrumen dapat

dimengerti, tidak terdapat perbedaan yang penting antara teks asli dan hasil

terjemahan juga tidak terdapat kalimat yang ambigu pada teks asli.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas yaitu indeks atau suatu pengukuran sejauh mana alat ukur

tersebut dapat dipercaya dan diandalkan dalam penelitian, seperti halnya

menunjukkan bagaimana hasil penelitian bisa tetap konsisten terhadap gejala yang

sama meskipun sudah dilakukan pengukuran dua kali ataupun lebih dan juga

menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012). Instrumen KCSS dalam

penelitian ini mempunyai reliabilitas 0,88 yang diolah berdasarkan penilaian

Alpha Cronbach (Hopkins & Kilik, 2016).

3.8 Pengolahan Data dan Analisa Data

3.8.1 Editing

Editing merupakan penyuntingan atau kegiatan pengecekan ulang dan

perbaikan isi sebelum proses pemasukan data (Notoatmodjo, 2012). Apabila ada

jawaban atau data yang belum lengkap jika memungkinkan, perlu dilakukan

pengolahan data ulang untuk melengkapi data tersebut.


29

3.8.2 Coding

Coding yaitu pengkodean atau mengubah data yang berbentuk kalimat

maupun huruf yang menjadi angka atau bilangan yang mana pemberian kode ini

dilakukan dan sangat berguna dalam memasukkan data (Notoatmodjo, 2012).

Pada tahap ini peneliti melakukan coding pada data yang berbentuk verbal dan

numerik, diantaranya adalah :

a. Jenis kelamin perempuan menggunakan kode 1 sedangkan jenis kelamin

perempuan menggunakan kode 2.

b. Kelompok usia <20 menggunakan kode 1, kelompok usia 20-40

menggunakan kode 2, sedangkan untuk kelompok usia >40 menggunakan

kode 3.

c. Status perkawinan, status kawin menggunakan kode 1, dan belum kawin

menggunakan kode 2.

d. Penghasilan menggunakan kode 1 dibawah UMR, kode 2 UMR, kode 3

diatas UMR.

e. Tingkat stres keluarga yang merawat anggota keluarga penderita stroke

diberikan kode 1 untuk stres ringan, kode 2 untuk stres sedang, dan kode 3

untuk stres berat.

3.8.3 Entry Data

Proses dimana peneliti memasukan jawaban yang telah didapatkan dari

masing-masing responden ke dalam komputer (software) dengan menggunakan

suatu program pengolahan data (Notoatmodjo, 2012). Item-item yang sudah


30

diberikan tanda kategori jawaban kemudian akan dimasukan dan diolah dalam

program statistik (Software).

3.8.4 Cleaning

Peneliti melakukan pengecekan kembali sebelum semua data dari setiap

sumber ataupun responden dimasukan, dilakukan cleaning meminimalisir adanya

kesalahan kode, ketidaklengkapan data untuk dilakukannya pembetulan oleh

peneliti (Notoatmodjo, 2012). Hal..ini..dilakukan..untuk..melihat..kemungkinan

adanya kesalahan saat..memasukkan..data..pada program komputer...Jika terdapat

kesalahan..maka data segera diperbaiki sesuai dengan hasil pengumpulan data.

3.8.5 Analisa Data

Analisa data berguna untuk memperoleh gambaran dari hasil penelitian

yang telah dilakukan dan dirumuskan terlebih dahulu dalam tujuan penelitian

(Notoatmodjo, 2012). Teknis analisis data yang dilakukan dengan menghitung

hasil skor setiap responden setelah itu diklasifikasikan berdasarkan hasil ukur

kuisioner yaitu ringan: <16, sedang: 16-24, berat: >24. Lalu masing-masing

kategori dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah total setiap kategori, dengan

hasil berupa frekuensi (f), dan presentase (%).


31

3.9 Tahap Penelitian

3.9.1 Tahap Persiapan

Pada tahap awal penyusunan proposal penelitian, peneliti menentukan

topik penelitian, kemudian melakukan studi pendahuluan ditempat yang akan

diteliti. Setelah itu peneliti peneliti melakukan studi literatur baik menggunakan

buku dan artikel yang terkait dengan topik penelitian. Peneliti melakukan

bimbingan kepada pembimbing I dan II dalam penyusunan proposal penelitian

yang terdiri dari bab I, II, III, dan menentukan instrumen apa yang akan

digunakan dan melakukan seminar usulan penelitian. Setelah dilakukannya

seminar usulan penelitian langsung mengurus dan mengajukan surat permohonan

etik penelitian guna untuk syarat penelitian. Setelah mendapatkan surat

permohonan etik penelitian dari universitas, peneliti menyerahkan ke bagian

pengembangan RSUD dr. Slamet Garut sebagai lokasi penelitian. Setelah

mendapat izin dari universitas dan RSUD dr. Slamet Garut, untuk melakukan

penelitian, peneliti mulai melakukan penelitian.

3.9.2 Tahap Pelaksanaan

Pada tahap awal peneliti melakukan observasi untuk menentukan

responden sesuai kriteria inklusi melaui pengamatan langsung. Setelah itu peneliti

melakukan metode sampling sesuai jumlah responden yang telah didapatkan

melalui observasi langsung. Setelah mendapatkan responden yang masuk dalam

kriteria, peneliti mulai menjelaskan tentang maksud dan tujuan penelitian. Peneliti

meminta responden untuk terlibat dalam peneliltian ini dan menandatangani

lembar persetujuan (informed consent) menjadi responden. Peneliti

mengumpulkan data penelitian dengan mengisi lembar kuisioner dengan


32

menggunakan..kuisioner KCSS (Kingston Caregiver Stress Scale). Setelah semua

data penelitian terkumpul sebelum peneliti mengolah data yang didapatkan,

peneliti menjumlahkan skor total dari tiap-tiap kuisioner. Setelah itu peneliti

melakukan pengkategorian data berdasarkan kuisioner data demografi responden

dan instrumen KCSS.

3.9.3 Tahap Akhir

Tahap akhir dari pembuatan laporan penelitian ini, peneliti melakukan

penyusunan laporan penelitian dan perbaikan yang dikonsultasikan dengan

pembimbing guna untuk menyelesaikan penyusunan laporan penelitian. Setelah

itu peneliti melakukan ujian hasil penelitian.

3.10 Etika Penelitian

Etika penelitian dimaksudkan untuk menjaga kerahasiaan identitas

responden, melindungi dan menghormati hak responden. Penelitian ini telah

disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Universitas Padjadjaran dengan Nomor

86/UN6.KEP/EC/2019. Adapun prinsip-prinsip penelitian yang telah dilakukan

yaitu sebagai berikut:

3.10.1 Respect for Autonomy

Peneliti memberikan penjelasan dan kesempatan bertanya kepada

responden agar responden mengerti tentang tujuan data yang dikumpulkan,

kerahasiaan, dan hak untuk menolak menjadi responden. Setelah itu peneliti

menanyakan kesediaan calon responden menjadi responden, dan bila bersedia,

peneliti meminta responden menandatangani lembar persetujuan.


33

3.10.2 Confidentiality

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden

dengan cara tidak mempresentasikan data berupa nama lengkap dari masing-

masing responden.

3.11 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Ruang Cempaka RSUD dr. Slamet

Garut, pada tanggal 11 Februari sampai dengan tanggal 28 Maret 2019.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan menguraikan hasil penelitian tingkat stres keluarga yang

merawat anggota keluarga penderita stroke berada pada kategori ringan, sedang,

atau berat. Akan menguraikan pula mengenai tingkat stres berdasarkan stresor,

dan karakteristik demografinya dengan responden penelitian sebanyak 42 orang di

Ruang Cempaka RSUD dr. Slamet Garut.

Tabel 4.1.1 Distribusi frekuensi tingkat stres keluarga yang merawat


penderita stroke di Ruang Cempaka RSUD dr. Slamet Garut pada bulan
Februari-Maret 2019 (n = 42)
Tingkat Stres Frekuensi Presentase
(f) (%)
Ringan 12 28.6
Sedang 16 38.1
Berat 14 33.3

Tingkat stres keluarga yang merawat anggota keluarga penderita stroke

berdasarkan tabel 4.1.1 didapatkan hasil bahwa tingkat stres sebagian besar

keluarga yang merawat berada di tingkat sedang dengan hasil sejumlah 16 orang

(38,1%), adapun beberapa keluarga yang merawat berada di tingkat stres ringan

degan jumlah 12 orang (28,6%), dan yang berada di tingkat stres berat sebanyak

14 orang (33,3%).

34
35

4.1.2 Distribusi frekuensi tingkat stres berdasarkan stresor antara lain


masalah perawatan, masalah keluarga, dan masalah keuangan keluarga
yang merawat anggota keluarga penderita stroke di Ruang Cempaka RSUD
dr. Slamet Garut (n=42)

Stresor Frekuensi Presentase


(f) (%)
Masalah Perawatan
Ringan 8 19.0
Sedang 25 59.5
Berat 9 21.4
Masalah Keluarga
Ringan 0 0
Sedang 33 78.6
Berat 9 21.4
Masalah Keuangan
Ringan 10 23.8
Sedang 32 76.2
Berat 0 0

Tingkat stres berdasarkan stresor antara lain masalah perawatan, masalah

keluarga dan masalah keuangan berdasarkan perhitungan dengan mencari nilai

rata-rata (mean), dan standar deviasi terlebih dahulu, nilai rata-rata untuk tabel

4.1.2 didapatkan 14,57 dan nilai untuk standar deviasi didapatkan 5,07. Pada tabel

4.1.2 menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat stres ringan pada

masalah perawatan sebanyak 8 orang (19%), stres sedang sebanyak 25 orang

(59,5%), dan stres berat sebanyak 9 orang (21,4%). Pada masalah keluarga

didapatkan hasil yang mengalami stres sedang sebanyak 33 orang (78,6%), stres

berat sebanyak 9 orang (21,4%), dan tidak ada yang mengalami stres ringan. Pada

masalah keuangan pula didapatkan hasil yang mengalami stres ringan sebanyak

10 orang (23,8%), stres sedang sebanyak 32 orang (76,2%), dan tidak ada yang

mengalami stres berat.


36

Tabel 4.1.3 Distribusi frekuensi karakteristik demografi keluarga yang


merawat anggota keluarga penderita stroke di Ruang Cempaka RSUD dr.
Slamet Garut (n = 42)

Karakteristik Frekuensi Presentase


(f) (%)
Ringan Sedang Berat
Jenis Kelamin
Laki-laki 3 8 8 45.2
Perempuan 9 8 6 54.8
Usia
<20 tahun 1 0 0 2.4
20-40 tahun 11 9 12 76.2
>40 tahun 0 7 2 21.4
Status Perkawinan
Kawin 7 13 14 80.9
Belum Kawin 5 3 0 19.0
Penghasilan
<UMR 8 13 9 71.4
UMR 3 1 5 21.4
>UMR 1 2 0 7.1
Hubungan Dengan
Pasien
Anak 10 9 9 66.7
Istri 0 2 0 4.7
Suami 0 0 1 2.4
Adik 1 2 3 14.3
Kakak 1 3 1 11.9

Karakteristik demografi berdasarkan tabel 4.1.3 menunjukkan bahwa

responden berjenis kelamin perempuan berjumlah 23 orang (54,8%), sedangkan

responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 19 orang (45,2%). Berdasarkan

usia didapatkan hasil usia <20 tahun sebanyak 1 orang (2,4%), usia 20-40 tahun

sebanyak 32 orang (76,2%), dan usia >40 tahun sebanyak 9 orang (21,4%). Pada

hasil penelitian pula anggota keluarga yang merawat penderita stroke rata-rata

berpendidikan SMA yaitu sebanyak 16 orang (38,1%), sedangkan yang

berpendidikan SD dan SMP memperoleh jumlah hasil yang sama yaitu sebanyak

8 orang (19%), sedangkan yang perguruan tinggi (PT) sebanyak 10 orang


37

(23,8%). Terdapat pula hasil dari anggota keluarga yang merawat penderita stroke

tersebut sebagian besar yaitu anaknya yang merawat yaitu sebanyak 28 orang

(66,7%). Kemudian, dilihat pula hasil dari penghasilan responden yang merawat

penderita stroke itu terbanyak diperoleh hasil dibawah UMR yaitu sebanyak 30

orang (71,4%).

4.2 Pembahasan

4.2.1 Tingkat Stres Keluarga yang Merawat Anggota Keluarga Penderita

Stroke di Ruang Cempaka RSUD dr. Slamet Garut

Berdasarkan Tabel 4.1.1 didapatkan hasil keseluruhan dari 42 responden

mengalami stres ringan berjumlah 12 orang (28,6%) , stres sedang berjumlah 16

orang (38,1%), dan stres berat berjumlah 14 orang (33,3%). Rata-rata responden

mengalami stres sedang dapat terjadi karena merawat anggota keluarganya yang

menderita stroke merupakan hal yang sulit namun mereka tetap ikhlas dan tetap

merawat dengan sepenuh hati mereka, hal tersebut tidak dianggap sebagai situasi

yang menyebabkan stres yang berat (Ilma, 2017). Didapatkan pula hasil penelitian

yang dilakukan oleh Endang (2012), yang meneliti tingkat stres keluarga yang

merawat anggota keluarganya yang stroke di Rumah berada dalam kategori stres

sedang yang dimana keluarga yang merawat tersebut merasa khawatir, takut, dan

cemas, dan merasa tidak percaya diri dalam memberikan perawatan pada anggota

keluarganya yang menderita stroke tersebut, dan sejalan dengan hasil penelitian

yang telah dilakukan pada keluarga yang merawat anggota keluarga penderita

stroke di Ruang Cempaka RSUD dr. Slamet Garut yang dimana responden

mengalami tingkat stres sedang pada pertanyaan dalam kuisioner mengenai stresor
38

masalah perawatan, masalah keluarga, dan masalah keuangan. Sedangkan yang

mengalami stres ringan dapat terjadi karena merawat merupakan suatu kewajiban

dan dalam bentuk suatu ibadah. Dalam jurnal penelitian sebelumnya, dengan

berbeda tema penelitian tetapi membahas hal yang sama mengenai keluarga yang

merawat anggota keluarga yang sakit yaitu mengenai perubahan positif yang

dirasakan dalam merawat anggota keluarganya yang sakit yakni keluarga

merasakan bahwa mereka bertambah sabar, tidak lekas marah, pengendalian

emosi lebih baik, dan merasa bahwa apa yang mereka lakukan selama ini sudah

merupakan kewajiban (Anggraeni & Ekowati, 2010).

Tingkat stres keluarga yang merawat anggota keluarga penderita stroke ini

jika dibiarkan, dan tidak dilakukan pencegahannya bisa terjadi tingkat stres

tersebut meningkat terus menerus. Dari hasil penelitian, didapatkan tingkat stres

keluarga yang merawat anggota keluarga penderita stroke tersebut dalam kategori

stres sedang, yang dimana stres tersebut masih dalam stres yang positif (eustress)

karena keluarga masih mampu merawat anggota keluarganya yang sakit tersebut.

Maka dari itu suatu cara untuk menghindarkan diri dari perilaku stres yaitu salah

satunya dengan membentuk sikap dan pandangan hidup ke arah yang lebih positif,

dengan cara relaksasi yang mudah untuk dilakukan yaitu seperti mendengarkan

musik, dan mengurangi aktivitas-aktivitas yang dapat menguras tenaga lebih

banyak (Hartono, 2007).

4.2.2 Karakteristik Responden dan Stresor Pada Masalah Perawatan,

Masalah Keluarga, dan Masalah Keuangan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibentuk tabel 4.1.3 didapatkan hasil

bahwa keluarga mengalami stres ringan, sedang dan berat. Akan diuraikan sebagai
39

berikut, pada jenis kelamin didapatkan hasil bahwa jenis kelamin laki-laki

mengalami stres ringan berjumlah 3 orang (7,1%), stres sedang berjumlah 8 orang

(19,0%), dan stres berat sama halnya dengan yang mengalami stres sedang yaitu

berjumlah 8 orang (19,0%). Pada jenis kelamin perempuan didapatkan hasil

bahwa yang mengalami stres ringan berjumlah 9 orang (21,4%), stres sedang

berjumlah 8 orang (19,0%), dan stres berat berjumlah 6 orang (14,2%). Pada jenis

kelamin laki-laki lebih banyak yang mengalami stres berat atau dapat dikatakan

pula bahwa laki-laki..memiliki tingkat stres yang lebih tinggi daripada perempuan,

dapat dikaitkan dengan stresor masalah perawatan, yang dimana laki-laki

merupakan pencari nafkah..dalam keluarga, sedangkan..memberikan

perawatan..pada anggota keluarga penderita stroke merupakan aktivitas yang

harus meluangkan waktu yang banyak (Ain et al., 2014). Didalam kuisioner

penelitian ini pula terdapat salah satu pertanyaan apakah responden tersebut

memiliki konflik dengan komitmen harian..seperti bekerja.

Pada usia <20 tahun yang berjumlah satu orang didapatkan hasil bahwa

pada usia tersebut mengalami stres ringan. Pada usia 20-40 tahun yang mengalami

stres ringan berjumlah 11 orang (26,1%), stres sedang berjumlah 9 orang (21,4%),

dan yang mengalami stres berat sebanyak 12 orang (28,5%). Pada usia >40 tahun

yang mengalami stres sedang berjumlah 7 orang (16,6%), dan yang mengalami

stres berat berjumlah 2 orang (4,7%). Hal itu dapat terjadi dikarenakan seseorang

yang semakin tua maka semakin menurun pula tingkat energi fisiknya. Usia

merupakan salah satu faktor terpenting yang menjadi penyebab stres, semakin

bertambah usia seseorang, semakin mudah pula dalam mengalami stres. Dapat

disebabkan pula oleh faktor..fisiologis yang dimana ketika usia seseorang semakin
40

bertambah akan mengalami kemunduran dalam berbagai kemampuan, salah

satunya kemampuan dalam merawat..anggota keluarganya..yang menderita stroke

(Freese 1999, dalam Adam 2016).

Pada penelitian lain yang membahas pula mengenai usia dan tingkat stres

walaupun berbeda tema dengan penelitian ini tetapi dibahas mengenai usia

berkaitan dengan toleransi seseorang terhadap stres. Pada usia dewasa biasanya

seseorang lebih mampu mengontrol stres yang terjadi dibandingkan usia kanak-

kanak maupun usia lanjut. Semakin dewasa usia biasanya semakin menunjukkan

kematangan jiwa, semakin mampu berpikir rasional, semakin mampu

mengendalikan emosi, semakin dapat menunjukkan intelektual dan psikologisnya,

dan semakin toleran terhadap pandangan dan perilaku yang berbeda dari dirinya

(Nasrani & Purnawati, 2015). Tetapi, pada hasil..penelitian tingkat stres yang

telah..dilakukan pada keluarga yang merawat anggota keluarga penderita stroke di

Ruang Cempaka bertolak belakang dengan konsep tersebut, dikarenakan pada

hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada pula yang sudah dewasa dalam rentang

usia >20 sampai usia >40 ada yang mengalami stres berat. Namun, dalam hal itu,

hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Ilma,

2017) dengan tema yang sama, hanya waktu, tempat, dan responden yang

berbeda.

Status perkawinan yang terdapat pada tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa pada

status kawin yang berjumlah 7 orang (16,7%) mengalami stres ringan, kemudian

yang mengalami stres sedang berjumlah 13 orang (30,9%), dan yang mengalami

stres berat berjumlah 14 orang (33,3%). Pada status belum kawin didapatkan hasil

berjumlah 5 orang (11,9%) yang mengalami stres ringan, dan berjumlah 3 orang
41

yang mengalami stres sedang (7,1%). Pada hasil penelitian ini pada status

perkawinan cukup banyak yang mengalami stres berat, hal tersebut dapat

dikaitkan sebagian responden dengan masalah keluarga dan sebagian lagi

dikaitkan dengan masalah perawatan, apabila dikaitkan dengan masalah keluarga

dimana masalah keluarga dalam penelitian ini pada kuisioner stresor tersebut

dengan pertanyaan mengenai adakah konflik dalam keluarga responden yang

sudah kawin tersebut dalam keputusan pemberian perawatan, dan juga

menanyakan adakah konflik dalam hal jumlah dukungan yang responden tersebut

dapatkan dalam memberikan perawatan. Didapatkanlah jawaban dari seluruh

pertanyaan stresor masalah keluarga tersebut cukup banyak responden yang

berstatus kawin ada yang mengalami stres berat dalam masalah keluarga tersebut.

Hasil penelitian ini, bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Ilma (2017). Walaupun apabila dikaitkan dengan masalah

keluarga, dapat dilihat pada tabel 4.2 dalam masalah keluarga rata-rata yaitu

berjumlah 33 orang (78,6%) mengalami stres sedang. Dalam hal itu menunjukkan

bahwa hubungan..antar keluarga tetap baik dan tidak ada konflik yang

dikarenakan salah anggota keluarga..harus merawat angota keluarganya yang

menderita..stroke (Ilma, 2017).

Selanjutnya, tingkat stres berdasarkan penghasilan didapatkan hasil bahwa

yang berpenghasilan <UMR yang mengalami stres ringan berjumlah 8 orang

(19,04%), yang mengalami stres sedang berjumlah 13 orang (30,9%), dan yang

mengalami stres berat berjumlah 9 orang (21,4%). Kemudian, yang

berpenghasilan hanya batas UMR didapatkan hasil bahwa yang mengalami stres

ringan berjumlah 3 orang (7,1%), stres sedang berjumlah 1 orang (2,3%), dan
42

stres berat berjumlah 5 orang (11,9%). Sedangkan yang berpenghasilan >UMR

yang mengalami stres ringan berjumlah 1 orang (2,3%), dan yang mengalami stres

sedang berjumlah 2 orang (4,7%). Dikaitkan dengan hasil penghitungan

berdasarkan stresor masalah keuangan pada tabel 4.1.2 dengan hasil rata-rata

mengalami..stres sedang yaitu berjumlah 32 orang (76,2%), menurut Xie et al

(2016) sebagian besar dari keluarga yang merawat menggunakan uang mereka

sendiri untuk merawat anggota keluarganya sehingga dalam hal tersebut dapat

mempengaruhi keuangan seseorang dan menambah beban finansial bagi keluarga

yang merawat tersebut.

Pada stresor masalah perawatan didapatkan hasil rata-rata bahwa responden

mengalami stres sedang dengan jumlah 25 orang (59,5%), stres ringan berjumlah

8 orang (19,0%), dan stres berat berjumlah 9 orang (21,4%). Dalam hasil ini,

berkaitan dengan pertanyaan masalah perawatan yang ada dalam kuisioner

mengenai tuntutan pengasuhan, merasa terbebani atau kewalahan dalam merawat,

kurang percaya pada kemampuan diri responden terhadap merawat, rata-rata

responden mengalami stres sedang. Memberikan perawatan pada anggota

keluarganya yang menderita stroke dikaitkan dengan beban yang cukup tinggi

karena harus melakukan banyak tugas-tugas yang lainnya. Maka dari itu hasil

penelitian didapatkan responden mengalami stres yang sedang dalam variabel

masalah perawatan tersebut.


43

4.3 Keterbatasan Penelitian

Terbatasnya waktu dan kemampuan peneliti dalam meneliti lebih luas atau

lebih jauh lagi dalam meneliti tingkat stres tersebut. Dari jumlah responden pula

peneliti yang hanya mengambil 42 responden yang didapatkan dengan cara

perhitungan responden tersebut dengan menggunakan teknik purposive sampling,

tidak diambil seluruh responden. Karena, jika peneliti mengambil total sampling

penelitian ini akan lebih dari 1 bulan


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Tingkat stres keluarga yang merawat anggota keluarga penderita stroke di

Ruang Cempaka RSUD dr. Slamet Garut didapatkan hasil secara keseluruhan

bahwa responden yang mengalami stres ringan sebanyak 12 orang (28,6%), yang

mengalami stres sedang sebanyak 16 orang (38,1%), dan yang mengalami stres

berat sebanyak 14 orang (33,3%). Tingkatan stres tersebut terbagi kedalam tiga

stresor, yaitu pada stresor masalah perawatan, masalah keluarga, dan masalah

keuangan. Pada stresor tersebut rata-rata mengalami stres sedang, yang dimana

pada stresor masalah perawatan yang mengalami stres sedang sebanyak 25 orang

(59,5%), masalah keluarga sebanyak 33 orang (78,6%) mengalami stres sedang,

dan sebanyak 32 orang (76,2%) mengalami stres sedang.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan tingkat stres yang dialami

oleh keluarga yang merawat anggota keluarga penderita stroke berada pada

tingkat sedang, maka diperlukan upaya yang harus dilakukan untuk menjaga agar

tingkat stres keluarga tersebut tidak menjadi berat. Adapun beberapa saran yang

dapat dilakukan yaitu sebgai berikut :

44
45

5.2.1 Bagi Tenaga Kesehatan

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perawat di rumah sakit

dengan melihat hasil penelitian tingkat stres keluarga yang merawat ini perawat

diharapkan mampu melakukan pengelolaan stress pada keluarga dengan

berbagai pendekatan sesuai dengan karakteristik keluarga dan tingkat stres

yang dialami oleh keluarga yang merawat tersebut.

5.2.2 Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian tingkat stres keluarga yang merawat ini dapat dijadikan

acuan sejauh mana tingkat stres keluarga yang merawat anggota keluarga yang

menderita stroke, agar tidak masuk ke dalam tingkat stres yang berat, dan perlu

diketahui betapa pentingnya motivasi..keluarga..yang..merawat..anggota..keluarga

yang..menderita stroke.

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Dari hasil penelitian ini dapat menjadi data dasar untuk melakukan

penelitian selanjutnya mengenai pengaruh motivasi keluarga yang mengalami

stres dalam merawat pasien stroke terhadap tingkat kepercayaan pasien dalam

mencapai kesembuhannya.
46

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. (2009). Ketika stress beraksi islam punya solusi. Komunika : Jurnal


Dakwah dan Komunikasi, 3(1), 148-166.

Adam, F. A. (2016). Gambaran Dukungan Sosial Dan Derajat Stress Pada


Karyawan Rekam Medis Pusat Mata Nasional Rs Mata Cicendo
Bandung (Doctoral dissertation, Fakultas Psikologi (UNISBA)).

Ain, Q. U., Dar, N. Z., Ahmad, A., Munzar, S., & Yousafzai, A. W. (2014).
Caregiver stress in stroke survivor : data from a tertiary care hospital – a
crossectional survey. BMC Psychology, 1-7.
https://doi.org/10.1186/s40359-014-0049-9.

Anggraeni, M. D., & Ekowati, W. (2010). Peran keluarga dalam memberikan


dukungan terhadap pencapaian integritas diri pasien kanker payudara post
radikal mastektomi. Jurnal Keperawatan Soedirman, 5(2), 105-114.

Ansari, B., & Qureshi, S. S. (2013). Stress and Coping in Caregivers of Cancer
Patients. Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research in
Business, 4, 558-563.

Astuti, R. (2010). Hubungan Jenis Stroke dengan Kecemasan pada Caregiver


Pasien Stroke di RSUD dr. Moewardi Surakarta(Doctoral dissertation,
Universitas Sebelas Maret).

Cheng, H. Y., Chair, S. Y., & Chau, J. P. C. (2014). The effectiveness of


psychosocial interventions for stroke family caregivers and stroke
survivors. A systematic review and meta-analysis. Patient Education
and counseling, 95(1), 30-44. https://doi.org/10.1016/j.pec.2014.01.005

Daulay, N. M., Setiawan, S., & Febriany, N. (2014). Pengalaman Keluarga


sebagai Caregiver dalam Merawat Pasien Stroke di Rumah. Jurnal
Keperawatan Padjadjaran, 2(3).

Fajriyati, Y. N., & Asyanti, S. (2017). Coping Stres pada Caregiver Pasien
Stroke. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi, 2(1).

Gaol, N. T. L. (2016). Teori stres: stimulus, respons, dan transaksional. Buletin


Psikologi, 24(1), 1-11.

Godwin, K. M., Swank, P. R., Vaeth, P., & Ostwald, S. K. (2013). The
longitudinal and dyadic effects of mutuality on perceived stress for
stroke survivors and their spousal caregivers. Aging & mental health,
17(4), 423-431. https://doi.org/10.1080/13607863.2012.756457
47

Hartono, L. A. (2007). Kesehatan Masyarakat Stres dan Stroke. Kanisius.

Hopkins, R. W., & Kilik, L. A. (2016). The Kingston Caregiver Stress Scale
(KCSS), (613).

Ilma, R. A., (2017). Tingkat Stres Family Caregiver Pasien Stroke di


Kabupaten Cianjur.

Kim, Y. J. (2015). A Path Analysis of Caregiving Stress , Caregiving Service


and depression in Suicide Ideation of Korean Daughters In Law.
International Information Institute, 18(9), 3911-3917.

Muhlisin, A., (2013). Stroke – Pengertian, Jenis, Gejala Stroke. Available at:
https://mediskus.com/penyakit/stroke-pengertianjenis-gejala-
stroke[Accessed: April 8, 2017]

Muttaqin, A. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan


Sistem Persarafan. Jakarta : 2008.

Nasir, A., & Muhith, A., (2011). Dasar-dasar Keperawatan Jiwa : Pengantar dan
Teori. Jakarta : Salemba Medika.

Nasrani, L., & Purnawati, S. (2015). Perbedaan tingkat stres antara laki-laki dan
perempuan pada peserta yoga di kota Denpasar. E-Jurnal Medika
Udayana, 4(12). (usia)

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Okoye, U. (2011). Caregiving and Stress: Experience of People Taking Care of


Elderly Relations in South-eastern Nigeria. Arts and Social Sciences
Journal. Volume 2011: ASSJ-29. Nsukka: Department of Social Work,
University of Nigeria.

Penelitian, B. (2018). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Kementerian Kesehatan


RI.

Pesantes, M. A., & Brandt, L. R., Ipince, A., Miranda, J. J., & Diez-Canseco, F.
(2017). An exploration into caring for a stroke-survivor in Lima, Peru:
Emotional impact, stress factors, coping mechanisms and unmet needs
of informal caregivers. eNeurologicalSci, 6, 33-50.

Seke, P. A., Bidjuni, H., & Lolong, J. (2016). Hubungan Kejadian Stres
Dengan Penyakit Hipertensi Pada Lansia Di Balai Penyantunan Lanjut
Usia Senjah Cerah Kecamatan Mapanget Kota Manado. Jurnal
Keperawatan, 4(2).

Smeltzer, S.O. & Bare, B.G. (2010). Brunner & SuddartMedical Surgical
Nursing. 12th edition. Philadelphia: Lippincott Williams and wilkins.
48

Stroke Association. (2015). Impact of Stroke (Stroke Statistics)


http://www.strokeassociation.org/ Strokeorg/AboutStroke/Impact-of-
Stroke Stroke statistics_Ucm_310728_Article.jsp.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung :


Alfabeta.

Sundberg, Norman D., Winebarger, Allen A & Traplin, Julian R. (2011).


Psikologi klinis. Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Syalfina, A. D., & Kusuma, Y. L. H. (2018). Stress dan Insomnia Pada


Menopause. Medica Majapahit, 10(2), 123-142.

Triyanto, E. (2010). Hubungan antara dukungan suami dengan mekanisme


koping istri yang menderita kista ovarium di Purwokerto. Jurnal
Keperawatan Soedirman. 5, (1).

World Health Organization. (2016). World health statistics 2016: monitoring


health for the SDGs sustainable development goals. World Health
Organization.
LAMPIRAN
49

Lampiran 1
Surat Pernyataan Persetujuan (Informed Consent)

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN (PSP) UNTUK IKUT SERTA

DALAM PENELITIAN DENGAN SUBJEK DEWASA

(INFORMED CONSENT)

Saya telah membaca atau memperoleh penjelasan, sepenuhnya menyadari,


mengerti, dan memahami tentang tujuan, manfaat, dan risiko yang mungkin
timbul dalam penelitian, serta telah diberi kesempatan untuk bertanya dan telah
dijawab dengan memuaskan, juga sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri
dari keikut- sertaannya, maka saya setuju/tidak setuju*) ikut dalam penelitian
ini, yang berjudul:
“Gambaran Tingkat Stres Keluarga yang Merawat Anggota Keluarga
Penderita Stroke di Ruang Cempaka RSUD dr. Slamet Garut”

Saya dengan sukarela memilih untuk ikut serta dalam penelitian ini tanpa
tekanan/paksaan siapapun. Saya akan diberikan salinan lembar penjelasan dan
formulir persetujuan yang telah saya tandatangani untuk arsip saya.
Saya setuju
Tgl: Tanda tangan
(bila tidak bisa cap jempol)
Nama Saya:

Umur:

Alamat:
Nama Peneliti: Temi Tri R

Nama Saksi:

Ya/Tidak *)
*) coret yang tidak perlu
50

Lampiran 2
Surat Studi Pendahuluan
51

Lampiran 3
Kuisioner
52
55
56
57

L
58

ampiran 4
Kontrak Bimbingan
57

Lampiran 5
Kartu Bimbingan Skripsi
58
64
65
66
67
68
69

Lampiran 6
70

Laporan Kemajuan
71
66

Lampiran 7
Permohonan Menempuh Seminar Usulan Penelitian
67
69

Lampiran 8
Surat Pengantar Penelitian
Bakesbangpol Kabupaten Garut
70
71

Lampiran 9
Surat Izin Penelitian RSUD dr. Slamet Garut
72

Lampiran 10
Surat Ethical Approval
73

Lampiran 11
Ouput SPSS Hasil Pengumpulan Data Responden
74
75
76
77
78

Lampiran 12
Turnitin Report
79

Lampiran 13
BIODATA PENELITI

Nama Lengkap : Temi Tri Rizki


TTL : Garut, 26 Juni 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Program Studi : Keperawatan
NPM : 2201101560
No. HP : 089662963247
Email : Temi15001@mail.unpad.ac.id

Riwayat Pendidikan :
SD SMP SMA
Nama Institusi Paminggir IV SMPN 1 GARUT SMAN 1 GARUT
Jurusan - - IPA
80

Tahun Masuk –
2002-2008 2008-2011 2011-2014
Lulus

Anda mungkin juga menyukai