Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Studi Sarjana
Keperawatan
Disusun Oleh :
DEVI SRI RAHAYU
Nim: 18215044
Menyetujui
Pembimbing
Ningsih, SE., MM
Mengetahui
Disusun Oleh :
DEVI SRI RAHAYU
Nim: 18215044
Menyetujui
Penguji I penguji II
Ningsih, SE., MM
Mengetahui
Ketua STIKes YATSI Tangerang
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat serta anugerah-Nya lah penulis dapat menyusun dan meyelesaikan
proposal penelitian ini yang berjudul Pengaruh rebusan jahe merah (Zinginer
Officinale Var Rubrum) terhadap penurunan kadar kolestrol total di desa sukawali
pakuhaji. Penyusunan proposal penelitian ini dilaksanakan untuk memenuhi salah
satu dari syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi
S1 Keperawatan STIKes Yatsi Tangerang.
Terimakasih juga kepada pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
namun telah memberkan kontribusi yang berharga untuk penulis. Semoga
bantuan, bimbingan, ilmu dan doa yang telah diberikan mendapat balasan pahala
berlipat ganda dari Allah SWT. Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal
skripsi ini sebaik mungkin, penulis menyadari bahwa dalam segi penulisan
masih ada kekurangan baik dari segi bahasa, penyusunan kalimat maupun mater
yang dipaparkan dalam proposal skripsi ini. Oleh karena itu segala kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2.1 Kolestrol
2.1.1 Pengertian
Kolestrol adalah zat lemak yang dibuat didalam hati dan lemak jenuh
dalam makanan yang jika nilainya tinggi akan meningkatkan resiko penyakit
jantung (Stoppard, 2010 dalam Nilawati, 2015)
Kolestrol merupakan salah satu golongan lemak yang berbentuk seperti lilin
dan padat yang sangat mudah menempel dan membentuk plak di pembuluh
darah (Setyaningrum, 2018)
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kolestrol adalah
lemak yang berbentuk seperti lilin yang mudah menempel membentuk plak
dipembuluh darah jika kadar kolestrol dalam tubuh kita normal maka itu
sangat berguna bagi tubuh dan sebaliknya jika kadar kolestrol dalam tubuh
kita tinggi maka itu berbahaya bagi kesehatan kita.
1. Pola Makan
Hampir 80% asupan kolestrol sudah dipenuhi oleh tubuh itu sendiri, baru
setelahnya dihasilkan dari sumber lain seperti makanan. Sayangnya
beberapa makanan memiliki kadar kolestrol yang cukup tinggi bisa
melebihi 240 mg/dl. Beberapa makanan penyebab kolestrol tinggi adalah
daging, susu, kue, kuning telur dan mentega (Rosyidi, 2018)
2. Kurang Olahraga
Orang yang jarang berolahraga akan meningkatkan kadar LDL kolestrol.
Kadar kolestrol yang tinggi akan menyebabkan kolestrol lebih banyak
melekat pada dinding-dinding pembuluh darah dan menyebabkan rongga
pembuluh darah menyempit. (Graha KC, 2010).
3. Merokok
Kebiasaan merokok memberikan pengaruh buruk pada profil lemak,
diantaranya konsentrasi yang tinggi pada LDL (Low Density Lipoprotein)
kolestrol. Nikotin di dalam rokok merupakan salah satu zat yang
mengganggu metabolisme kolestrol di dalam tubuh (Graha KC, 2010).
4. Usia
Peningkatan kadar kolestrol biasa terjadi pada usia diatas 20 tahun. Pada
usia ini kadar kolestrol cenderung meningkat dan tidak dikontrol dengan
baik akan menjadi bahaya bagi tubuh. Biasanya jika pria sudah menginjak
usia diatas 50 tahun kadar kolestrolnya tinggi (Rosyidi, 2018).
5. Keturunan / Faktor Genetika
Orang dari keturunan yang memiliki riwayat kolestrol tinggi memiliki
kecenderungan mewarissi hal tersebut dibandingkan dengan orang yang
bukan dari keturunan yang memiliki riwayat kolestrol (Rosyidi, 2018).
6. Stres
Orang yang memiliki tingkat stres yang tinggu justru meningkatkan kadar
LDL (Low Density Lipoprotein), yang cukup tinggi. Hal ini akan
diperparah jika orang tersebut memilih jalan pintas untuk mengakhiri
stresnya dengan mengkonsumsi rokok, alkohol, dan makanan yang
mengandung zat penyebab kolestrol (Rosyidi, 2018).
2.1.3 faktor-faktor yang mempengaruhi kolestrol
1. Makan
Konsumsi lemak jenuh dan kolestrol dari makanan sehari-hari akan
meninggikan kadar kolestrol darah. Selain itu kebiasaan kurangnya
mengkonsumsi jenis bahan makanan yang dapat membantu menurunkan
kolestrol (hipokolestrolemik antara lain serta dari sayuran dan buah-
buahan.
2. Berat badan
Kelebihan berat badan merupakan resiko penyakit jantung dan cenderung
menaikkan kadar kolestrol. Umumnya orang gemuk memiliki kadar
trigliserida darah yang tinggi, karena trigliserida banyak di simpan di
balik lipatan kulit. Simpanan trigliserida yang berlebihan ini sewaktu-
waktu juga berpotensi untuk berubah menjadi VLDL (Very Low Density
Lipoprotein) dan LDL (Low Density Lipoprotein) di hati.
3. Aktivitas fisik/olahraga
Kurangnya aktivitas fisik merupakan suatu faktor resiko untuk penyakit
jantung. Aktivitas fisik yang teratur dapat menurunkan kolestrol LDL
(Low Density Lipoprotein) dan menaikkan kolestrol HDL di samping
mengurangi berat badan.
4. Minum alkohol berlebihan
Kebiasaan minum alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan kadar
kolestrol dan trigliserida.
5. Kebiasaan minum kopi berlebihan
Selain dapat meningkatkan tekanan darah, minum kopi berlebihan juga
dapat meningkatkan kolestrol total dan LDL (Low Density Lipoprotein)
darah.
6. Merokok
Berdasarkan bukti beberapa penelitian, rokok dapat meningkatkan kadar
kolestrol LDL (Low Density Lipoprotein) dan menekan kolestrol HDL
(High Density Lipoprotein). Menurut framingham heart study, kadar
kolestrol HDL (High Density Lipoprotein) yang berhubungan erat
dengan jumlah rokok yang di hisap setiap hari.
7. Stres
Walaupun masih memerlukan beberapa penelitian lebih lanjut untuk
melihat pengaruh stres terhadap kolestrol, beberapa penelitian telah
terbukti bahwa pada sekelompok orang yang sedang mengalami
stres/tekanan kadar kolestrol darahnya lebih tiggi di bandingkan pada
saat stres sudah terkendali.
8. Usia dan jenis kelamin
Ssemakin tua manusia, maka kadar kolestrolnya akan meningkat.
Sebelum usia menopause, wanita mempunyai kadar kolestrol yang lebih
rendah di banding pria dengan usia yang sama. Setelah menopause, kadar
kolestrol LDL (Low Density Lipoprotein) pada wanita cenderung
meningkat. (Lestariunique, 2013).
2.1.4 Metabolisme Kolestrol
Lemak yang masuk kedalam tubuh bersama makanan di ubah menjadi
kolestrol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Keempat lemak
tersebut akan diserap oleh usus dan masuk kedalam darah, agar fosfolipid dan
trigliserida dapat diangkut dalam darah, maka kedua lemak tersebut harus
saling mengikat diri, dengan tujuan membentuk senyawa yang larut. Lemak-
lemak tersebut akan diangkut ke hati oleh lipoprotein yang disebut dengan
kilomikron. Pada saat sampai didalam hati, lemak yang saling mengikat akan
diubah kembali, sehingga tidak saling mengikat lagi. Dan dalam proses ini
akan menghasilkan asam lemak yang akan disimpan sebagai sumber energi.
(Kurniadi D & Nurrahmani U 2015)
2.1.8 Pengobatan
Kadar kolestrol total yang baik dalam darah adalah kurang dari
200 mg/dl, termasuk kategori tinggi bila kadarnya mencapai 240 mg/dl atau
lebih (Depkes, 2015).
60 mg/dl Tinggi
Manfaat kolestrol dalam tubuh dibagi menjadi lima bagian yaitu sebagai
berikut :
2.2.1 Pengertian
Jahe merah merupakan salah satu dari varian jahe yang memiliki
rasa pahit dan pedas lebih tinggi dibandingkan dengan jahe jenis yang
lainnya. Kulit jahe merah berwarna merah mudah hingga jingga muda,
dan dagingnya sedikit coklat (Martani, 2015). Jahe merah seringkali
dimanfaatkan sebagai bahan bumbu masak, selain itu jahe secara
empiris juga digunakan sebagai salah satu komponen penyususnan
berbagai ramuan obat (Handrianto, 2016).
1. Jahe gajah
Jahe gaja disebut juga sebagai jahe besar atau jahe badak di
beberapa daerah. Memiliki bentuk rimpang gemuk dan besar
dengan warna putih kekuning-kuningan. Kelebihan dari jahe
gajah adalah dapat di konsumsi saat mentah maupun sudah
menjadi bentuk olahan, serta memiliki rasa enak dibanding jenis
jahe lainnya. Hal itu disebabkan rasa dari jahe gajah tidak sepedas
janis jahe lainnya.
2. Jahe emprit
Jahe emprit adalah varietas jahe yang paling banyak dan mudah
dijumpai di pasaran. Karakteristik dari jahe emprit adalah
berwarna putih, memiliki tekstur agak kasar, berimpang pipih
kecil, serta memiliki tingkat kepedasan yang lebih pedas dari jahe
gajah, namun kurang pedas jika dibandingkan dengan jahe merah.
Aroma dari jahe emprit sendiri lebih cukup tajam, namun kurang
tajam jika dibandingkan dengan jahe merah. Oleh sebab itu jahe
emprit biasanya dimanfaatkan sebagai bahan utama jamu,
campuranminuman hangat, maupun obat-obatan herbal.
3. Jahe merah
Jahe merah atau jahe sunti ini berwarna kemerahan dengan aroma
yang sangat tajam serta memiliki rasa yang paling pedas
dibandingkan dengan kedua jenis jahe lainnya. Jenis jahe ini
biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan herbal
karena aroma dan rasanya yang terlalu tajam sehingga kurang
cocok jika digunakan sebagai bahan olahan makanan maupun
sebagai campurang minuman hangat.
Jahe merah mempunyai banyak keunggulan dibandingkan
dengan jenis jahe lainnya, terutama jika ditinjau dari segi
kendungan senyawa kimia dalam rimpangnya. Menurut Lentera
dalam Tri (2010), di dalam rimpang jahe merah (Zingiber
Officinale var Rubrum) terkandung zat gingerol, oleoresin, dan
minyak atsiri yang tinggi, sehingga lebih banyak digunakan
sebagai bahan baku obat.
Jahe memiliki beberapa kandungan kimia yang berbeda.
Beberapa kandungan kimia pada tiga jenis jahe dapat dilihat pada
tabel berikut:
Segar Simplisia
Faktor yang
mempengaruhi kolestrol
Kolestrol
1. Makan
2. Berat badan
3. Aktivitas fisik/
olahraga
4. Minuman lakohol
berlebihan
5. Kebiasaan minum
Kopi berlebihan
6. Merokok
7. Stres
8. Usia dan jenis
kelamin
Jahe Merah
Independen Dependen
Rebusan jahe merah Kadar kolestrol total
Keterangan :
: Yang Diteliti
Definisi operasional adalah cara atau metode pengukuran, hasil ukur atau
kategorinya, serta skala pengukuran yang digunakan. Definisi operasional ini
penting dan diperlukan agar pengukuran variabel atau pengukurandata itu
konsisten antar sumberdata (responden) yang satu dengan responden yang
lain (Notoatmodjo, 2018).
Dibawah ini diuraikaan mengenai variabel penelitian dalam bentuk
definisi operasional.
3.3 Hipotesis
1. Hipotesis (Ha)
Ada pengaruh rebusan jahe merah terhadap penurunan kadar kolestrol
total di desa sukawali kecamatan pakuhaji
2. Hipotesis (Ho)
Tidak ada pengaruh rebusan jahe merah terhadap penurunana kadar
kolestrol total di desa sukawali kecamatan pakuhaji
BAB IV
METODE PENELITIAN
R1 O1 X O2
R2 O3 O3
Keterangan :
R1 : Kelompok Eksperimen
R2 : Kelompok kontrol
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh
peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. (Sugiyono,
2016) Populasi dalam penelitian ini diambil dari warga yaitu ada 135
responden yang di desa sukawali kecamatan pakuhaji.
4.3.2 Sampel
Sampel adalah dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol maka jumlah anggota sampel
antara 120 responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah menggunakan teknik non probabillty sampling dengan kelompok
eksperimen (Sugiyono, 2016). Data yang diinginkan sebanyak 60
responden dan kelompok kontrol 60 responden.
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh subyek
penelitian kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1. Bersedia menjadi responden
2. Bersedia di berikan terapi selama penelitian
3. Responden yang memiliki penyakit kadar kolestrol
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah keadaan yang menyebabkan subjek penelitian
yang memenuhi kriteria inklusi tidak dapat diikuti sertakan dalam
penelitian. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Responden yang mengkonsumi obat kolestrol
2. Responden yang sedang dalam keadaan sakit
1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisa data yang menganalisis satu variabel.
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan untuk
distribusi frekuensi presentasi/proporsi data demografi responden dan
masing-masing variabel independen dan dependen kemudian
diinterprestasikan (Donsu, 2016).
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yaitu merupakan analisa data yang menganalisis data
variabel. Analisa jenis ini sering digunakan untuk mengetahui hubungan
atau pengaruh x dan y antara variabel satu dengan variabel lainnya. Dalam
penelitian ini menggunakan analisa statistic uji regresi sederhana dengan
tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel penelitian. Apakah memiliki
pengaruh positif atau tidak.