Anda di halaman 1dari 52

PENGARUH REBUSAN JAHE MERAH (Zinginer Officinale Var Rubrum)

TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTROL TOTAL DI DESA


SUKAWALI KECAMATAN PAKUHAJI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Studi Sarjana
Keperawatan

Disusun Oleh :
DEVI SRI RAHAYU
Nim: 18215044

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
YATSI TANGERANG – BANTEN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH REBUSAN JAHE MERAH (Zinginer Officinale Var Rubrum)


TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTROL TOTAL DI DESA
SUKAWALI KECAMATAN PAKUHAJI

Proposal Penelitian ini telah disetujui dan diperiksa untuk dipertahankan di


hadapan penguji

Proposal Penelitian Program Studia S1 Keperawatan Sekolah tinggi Ilmu


Kesehatan (STIKes) YATSI

Tangerang, 3 Juni 2022

Menyetujui

Pembimbing

Ningsih, SE., MM

Mengetahui

Ketua STIKes YATSI Tangerang

DR. Ida Faridah, S.Kp., M.Kes


LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH REBUSAN JAHE MERAH (Zinginer Officinale Var Rubrum)


TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTROL TOTAL DI DESA
SUKAWALI KECAMATAN PAKUHAJI

Disusun Oleh :
DEVI SRI RAHAYU
Nim: 18215044

Telah di pertahankan dihadapan Tim Penguji

Tangerang, Mei 2022

Menyetujui

Penguji I penguji II

Ningsih, SE., MM

Mengetahui
Ketua STIKes YATSI Tangerang

DR. Ida Faridah, S.Kep., M.Kep


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat serta anugerah-Nya lah penulis dapat menyusun dan meyelesaikan
proposal penelitian ini yang berjudul Pengaruh rebusan jahe merah (Zinginer
Officinale Var Rubrum) terhadap penurunan kadar kolestrol total di desa sukawali
pakuhaji. Penyusunan proposal penelitian ini dilaksanakan untuk memenuhi salah
satu dari syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi
S1 Keperawatan STIKes Yatsi Tangerang.

Dalam penelitian ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan


dari berbagai pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta karunia-Nya.


2. Ungkapan terimakasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis
hanturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orangtua atas
do’a restu, nasihat serta petunjuk, dan atas dorongan dari mereka penulis
bisa menyelesaikan penelitian ini.
3. Ibu Dr. Ida Faridah, S.Kp, M.Kes, selaku Ketua STIKes Yatsi Tangerang
4. Ibu Ns. Febi Ratnasari, M.Kep., selaku Kaprodi S1 Keperawatan .
5. Ibu Ns. Yunike Edmaningsih S.Kep, selaku Penanggung Jawab Tingkat 4
A Keperawatan.
6. Ibu Ningsih, SE., MM selaku Dosen Pembimbing yang sudah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan arahan, motivasi dan koreksi dalam
penulisan ini.
7. Teman-teman STIKes Yatsi angkatan 2018 atas kebersamaannya selama
menjalani proses perkuliahan hingga selesai
8. Sahabat-sahabatku yang telah membantu dan memberikan motivasi

Terimakasih juga kepada pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
namun telah memberkan kontribusi yang berharga untuk penulis. Semoga
bantuan, bimbingan, ilmu dan doa yang telah diberikan mendapat balasan pahala
berlipat ganda dari Allah SWT. Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal
skripsi ini sebaik mungkin, penulis menyadari bahwa dalam segi penulisan
masih ada kekurangan baik dari segi bahasa, penyusunan kalimat maupun mater
yang dipaparkan dalam proposal skripsi ini. Oleh karena itu segala kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Tangerang, 11 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Penyakit tidak menular merupakan penyebab utama dari kematian


diseluruh dunia. Data WHO 2018 yang dikutip dari buku pedoman
manajemen penyakit tidak menular menunjukkan kematian yang terjadi di
dunia pada tahun 2016 sekitar 71% yang membunuh sebanyak 36 juta jiwa
pertahun. Kematian akibat penyakit tidak menular akan terus meningkat dan
pada tahun 2020 di prediksi kematian karena penyakit tidak menular akan ada
52 juta jiwa pertahun. Penyakit kardiovaskuler merupakan salah satu penyakit
tidak menular dimana penyakit ini menjadi penyebab kematian nomor satu
didunia. Sekitar 17,5 juta orang meninggal dunia tiap tahunnya karena
penyakit kardiovaskuler (Kemenkes, 2019)
Penyakit tidak menular salah satunya disebabkan karena kadar kolestrol
tinggi. kolestrol merupakan salah satu golongan lemak yang berbentuk seperti
lilin dan padat yang sangat mudah menempel dan membentuk plak di
pembuluh darah. Kolestrol diproduksi oleh hati dan diperlukan oleh tubuh
serta memiliki beberapa fungsi seperti membentuk hormon sex, hormon
adrenal dan membantu usus dalam menyerap lemak. Jika kolestrol dalam
tubuh maka itu sangat berguna bagi tubuh dan sebaliknya jika kadar kolestrol
dalam tubuh kita tinggi maka itu berbahaya bagi kesehatan (Dewi and Dkk,
2017)
World Health Organozation (WHO), prevalensi global hiperkolestrol pada
orang dewasa yaitu 37% untuk pria 40% untuk prempuan. Prevalensi
peningkatan total kolestrol tinggi yaitu di wilayah Eropa Barat sekitar 54%
untuk kedua jenis kelamin diikuti oleh wilayah Amerika 48% untuk kedua
jenis kelamin dan 30% untuk kedua jenis kelamin di wilayah Asia Tenggara
(WHO, 2018).
Kementrian kesehatan Republik Indonesia melalui hasil cakupan kasus
kolestrol menyatakan bahwa, yang memiliki kolestrol tinggi menurut provensi
di indonesia pada tahun 2016 di jawabarat terdapat 1297 yang memiliki
kolestrol tinggi dengan persentase 33,1%. Berdasarkan persentase faktor risiko
PTM di puskesmas di indonesia tahun 2018 faktor risiko akibat kolestrol
tinggi berada di urutan pertama dengan 52,3% disusul dengan tekanan darah
tinggi 45,1% dan obseitas 44,8%. Persentase pengunjung posbindu PTM dan
Puskesmas dengan kolestrol tinggi menurut jenis kelamin lebih banyak
perempuan yaitu sebanyak 54,3% dan laki-laki 48%. Persentase pengunjung
dengan kolestrol tinggi di indonesia menurut kelompok umur pada umur 15-
34 sebanyak 39,4% dan usia 35-59 tahun sebanyak 52,9% (Kemenkes, 2018)
Berdasarkan data menurut perhimpunan dokter spesialis kardiovaskuler
indonesia tahun 2018 menyatakan bahwa faktor resiko penyakit
kardiovaskuler salah satunya dapat disebabkan oleh kolestrol, dimana
kolestrol total > 200 mg/dl sebanyak 39,8% terjadi pada tahun 2018.
Kadar kolestrol tinggi dapat diperoleh dari perilaku yang tidak baik yaitu
banyak mengkonsumsi makanan berlemak dan berminyak. Berdasarkan nilai
diatas rata-rata nasional didapatkan 5 provensi dimana penduduknya memiliki
kebiasaan mengkonsumsi gorengan lebih dari 1 kali dalam sehari sekitar
40,7%. Posisi pertama ditempati oleh jawa tengah (60,3%), di yogyakarta
(50,7%), jawa barat (50,1%), jawa timur (49,5%), dan Banten (48,8%).
(Kemenkes, 2017)
Faktor-faktor penyebab tinggi kolestrol selain asupan tinggi lemak bisa
juga dari merokok, aktivitas fisik, pola makan atau diet, obesitas dan juga pola
hidup seseorang. Semua faktor tersebut bisa terjadi karena kurangnya
pengetahuan seseorang terhadap penyakit kardiovaskuler khususnya penyakit
jantung kronik. Semua faktor diatas biasanya banyak terjadi pada masyarakat
yang kurang pengetahuan dan pemahamannya tentang suatu penyakit salah
satunya penyakit kolestrol ( Lestari dan utari, 2017)
Obat-obatan untuk mengontrol kolestrol yaitu HMG-CoA Reductase
Inhibitor (Statins), Bile Acid Sequestrants, Fibrates, Niacin, Cholesterol
Absorption Inhibitors, Omega-3 Fatty Acid dan kombinasi Obat (FDA’s
Office of Women’s Health, 2015). Namun obat-obat tersebut memiliki efek
samping seperti diare, sembelit, mual muntah, keram perut, nyeri otot, sakit
kepala, pusing, ngantuk, kelelahan, dan masalah tidur dan kulit ruam
(WebMD, 2019). Untuk mengurangi efek samping yang terjadi,maka
digunakan pengobatan alternatif yaitu secara tradisional menggunakan yang
dapat berguna sebagai obat adalah jahe.
Jahe dibedakan menjadi 3 jenis yaitu, jahe putih ini juga disebut dengan
nama, jahe gajah, jahe badak, atau jahe kombongan, jahe putih kecil disebut
juga dengan nama jahe sunti atau jahe emprit, dan jahe merah (Gunawan dan
Rohandi, 2018). Jahe merah mengandung senyawa volatile dan non-volatile.
Senyawa volatile terdiri dari berbagai senyawa terpenoid. Senyawanon-
volatile terdiri dari senyawa flavonoid dan polifenol (Hapsari dan Hesti,
2014). Telah teridentifikasi kandungan senyawa kimia dari jahe merah yaitu
gingerl, shogaol dan zingeron diketahui mempunyai efek farmakologi seperti
antioksidan, antiinflamasi, analgesik dan antikarsinogentik (Febriani, 2018).
Jahe merah mengandung lebih banyak 10-gingerol, 6-gingerol dan turunan
asetatnya (Braga, 2019). Gingerol memiliki efek hipokolestrol, anti-
aterogenik serta penekanan aktivitas enzim HMG-CoA reduktase sehingga
dapat mengurangi biosintesis kolestrol total (Sari dan Rahayuningsih, 2014).
6-Shogaol dapat menurunkan glukosa darah, kolestrol dan berat badan secara
bermakna (Muliaty dkk, 2018). Kadar 6-gingerol, 8-gingerol, 10-gingerol,
dan 6-gingerol pada ekstrak etanol 96% lebih tinggi dibandingkan dengan
ekstrak etanol 70% dan 30% (Rahmadani dkk, 2018)
Jahe merah memiliki banyak aktivitas, antara lain pemberian minuman
jahe merah 3,2 ml/kg BB per hari dapat menurunkan kadar kolestrol total
pada wanita dislipidemia (Sari dan Rahayuningsih, 2014)
Jahe merah (Zingiber Officinale var Rubrum) merupakan salah satu jenis
jahe yang dapat menurunkan kolestrol darah. Jahe termasuk dalam rempah-
rempah yang telah banyak dimanfaatkan untuk obat tradisional dan bahan
makanan fungsional yang mudah tumbuh di indonesia. Senyawa yang
terdapat pada jahe adalah senyawa Non Volatile terdiri dari gingerol, shogaol,
paradol, zingerone dan turunan mereka serta senyawa-senyawa flavonoid dan
polifenol yang mempunyai efek antioksidan dapat mencegah adanya radikal
bebas dalam tubuh. Kandungan utama dalam jahe adalah gingerol dan
shogaol yang merupakan senyawa flavonoid. Kandungan 6-gingerol, 8-
gingerol, 10-gingerol dan 6-shogaol dalam jahe merah tinggi dibandingkan
dengan jahe gajah yaitu sebesar 18.03, 4.09, 4.61 dan 1.36 mg/g. Gingerol
dan shogoal merupakan antioksidan kuat yang dapat meningkatkan jalur
reverse cholesterol transpost. Senyawa 7-a-hidroxylase dalam ekstrak
rimpang jahe merah juga mampu mencegah absorbsi kolestrol dalam usus
sehingga banyak kolestrol yang terbawa keluar bersama feses dan
menyebabkan kadar kolestrol turun (Juurnal of Nutrition Collage,Volume 3
Nomor 4, Tahun 2014)
Minuman jahe merupakan salah satu bentuk pengoptimalkan pemanfaatan
jahe yang diolah dari jahe segar. Pemilihan penggunaan jahe segar
dibandingkan jahe bubuk berdasarkan penelitian tentang aktivitas antioksidan
didapatka hasil bahwa sifat antioksidan yang dimiliki oleh jahe segar tinggi
dari pada jahe bubuk. Teknik pengolahan minuman jahe merah pada
penelitian meyani dkk dengan cara digprek menunjukkan hasil bahwa total
fenol yang terkandung dalam minuman jahe merah adalah 387.93 ppm dan
antioksidan 62.19% total fenol dan antioksidan tersebut dimungkinkan dapat
menurunkan kolestrol total. ( Journal of Nutrition Collage, Volume 3. Nomor
4, Tahun 2014)
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di dapatkan data
bahwa kasus kolestrol di Puskesmas Sukawali tahun 2022 dengan jumlah
penderita 988 orang. Kecamatan pakwhwaji terdiri dari 6 desa dimana desa
kalibaru memiliki kasus kolestrol tertinggi yaitu sebanyak 186 orang,
diurutan kedua dengan kasus kolestrol tinggi ada di desa buaran mangga
sebanyak 183 orang, diurutan ketiga ada di desa kramat dengan jumlah kasus
kolestrol sebanyak 174 orang, diurutan ke empat ada di desa suryabahari
dengan kasus kolestrol sebanyak 167 orang, diurutan ke lima ada di desa
kohod dengan kasus kolestrol 143 orang, diurutan ke enam ada di desa
sukawali dengan kasus kolestrol 135 orang.
Masyarakat kecamatan pakhwaji yang berkunjung ke puskesmas sukawali
tahun 2022 di dapatkan pada RT 01 ada 43 orang, RT 02 ada 54 orang, RT 03
ada 38 orang. Rata-rata pengunjung yang memiliki kolestrol berusia 30-60
tahun. Rata-rata nilai kolestrol penderita > 217 mg/dl. Hasil dari observasi
dan wawancara yang dilakukan dengan beberapa orang yang berkunjung ke
puskesmas sukawali ternyata pola makan mereka tidak teratur, maka mereka
banyak mengkonsumsi makan-makanan yang dapat menimbulkan kolestrol
seperti makanan berlemak dan berminyak, dan mereka tidak mengetahui
mengenai kolestrol yang mereka miliki serta bahaya dari kolestrol dan
mereka mengabaikan tanda gejala yang mereka rasakan.
Akibat kurangnya pengetahuan seseorang maka akan berdampak bagi
kehidupannya yaitu akan meningkatkan gaya hidup yang tidak sehat seperti
diet kurang sehat, kurang aktivitas fisik, dan merokok. Hal ini akan
mengakibatkan meningkatnya prevalensi tekanan darah tinggi, glukosa darah
tinggi, lemak darah tinggi, kelebihan berat badan dan obesitas yang pada
akhirnya akan meningkatkan prevalensi penyakit jantung dan pembuluh
darah, stroke dan penyakit lainnya. (Waani, Tiho, 2016)
Berdasarkan fenomena dan studi pendahuluan yang telah dilakukan
peneliti lakukan maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “ adakah
pengaruh rebusan jahe merah terhadap penurunan kadar kolestrol total “.

1.2 Rumusan Masalah


Kolestrol merupakan salah satu jenis zat lemak yang ditemukan pada
semua sel di dalam tubuh. Zat yang diproduksi liver ini berfungsi untuk
melindungi sistem saraf serta membuat jaringan sel dan hormon tertentu.
Selain diproduksi secara alamia oleh tubuh zat lemak ini juga bisa didapatkan
dari makanan yang di konsumsi, termasuk telur, daging, dan berbagai produk
olahan susu. Namun, kadar yang terlalu banyak di dalam tubuh dapat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Mungkin selama ini berpikir
bahwa zat lemak yang satu ini adalah zat yang tidak boleh ada di dalam tubuh
dan harus dihindari. Nyatanya, tubuh tetap membutuhkannya di dalam darah
asal dalam kadar normal. Kondisi tersebut dapat menyebabkan penyakit
kolestrol dan meningkatkan risiko berbagai komplikasi kolestrol termasuk
serangan jantung, penyakit jantung koroner, hingga gagal jantung.
Jahe merah (Zingiber Officinale var Rubrum) merupakan salah satu jenis
jahe yang dapat menurunkan kolestrol darah. Jahe termasuk dalam rempah-
rempah yang telah banyak dimanfaatkan untuk obat tradisional dan bahan
makanan fungsional yang mudah tumbuh di indonesia. Senyawa yang
terdapat pada jahe adalah senyawa Non Volatile terdiri dari gingerol, shogaol,
paradol, zingerone dan turunan mereka serta senyawa-senyawa flavonoid dan
polifenol yang mempunyai efek antioksidan dapat mencegah adanya radikal
bebas dalam tubuh. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka
perumusan masalah : Bagaimana pengaruh rebusan jahe merah (Zinginer
Officinale Var Rubrum) terhadap Penurunan kadar kolestrol total di desa
sukawali kecamatan pakuhaji?

1.3 Pertanyaan Penelitian


1. Apakah rebusan jahe merah (Zinginer Officinale Var Rubrum) dapat
menurunkan kadar kolestrol total di desa sukawali kecamatan pakuhaji ?
2. Apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah mengkonsumsi jahe merah
(Zinginer OfficinaleVar Rubrum) terhadap penurunan kadar kolestrol total
di desa sukawali Kecamatan pakuhaji ?
3. Apakah ada cara pemberian rebusan jahe merah (Zinginer Officinale Var
Rubrum) terhadap penurunan kadar kolestrol total di desa sukawali
Kecamatan Pakuhaji?
4. Apakah ada pengaruh pemberian jahe merah terhadap peurunan kadar
kolestrol total di desa sukawali kecamatan pakuhaji?

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh rebusan jahe merah (Zinginer
Officinale Var Rubrum) terhadap penurunan kadar kolestrol total di desa
sukawali kecamatan pakuhaji

1.4.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui rebusan jahe merah dapat menurunkan kadar kolestrol
total di desa sukawali kecamatan pakuhaji
2. Mengetahui perbedaan sesudah dan sebelum mengkonsumsi
rebusan jahe merah terdapat penurunan kadar kolestrol total pada
pria dan wanita dewasa di desa sukawali kecamatan pakuhaji
3. Mengetahui cara pemberian rebusan jahe merah terdapat
penurunan kadar kolestrol total di desa sukawali kecamatan
pakuhaji
4. Mengetahui adanya pengaruh rebusan jahe merah terhadap
penurunan kadar kolestrol total di desa sukawali kecamatan
pakuhaji

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yaitu kepada :
1.5.1 Manfaat Teoritis
1.5.1.1 STIKes Yatsi
Hasil dari penelitain ini diharapkan dapat bermafaat bagi institusi
sebagai sumber informasi atau referensi tambahan mengenai Pengaruh
pemberian rebusan jahe merah terhadap penurunan kadar kolestrol
sehingga diharapkan seluruh civitas akademik khususnya mahasiswa
dapat menjadikan hasil penelitian ini dengan dasar dalam
pengembangan penelitian mengenai Pengaruh rebusan jahe merah
(Zinginer Officinale Var Rubrum) terdapat penurunan kadar kolestrol
total di desa sukawali kecamatan pakuhaji
1.5.1.2 Bagi Mahasiswa
Yaitu sebagai bahan pustaka dalam rangka menambah informasi
dan pengetahuan tentang kejadian pengaruh rebusan jahe merah
(Zinginer Officinale Var Rubrum) terdapat penurunan kadar kolestrol
total di desa sukawali kecamatan pakuhaji
1.5.1.3 Bagi Peneliti
Diharapkan dapat memperluas wawasan dan meningkatkan
kemampuan dalam menganalisa dan menginterpretasikan sekaligus
mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat selama masa perkuliahan.
1.5.1.4 Bagi Responden
Diharapkan dapat menambahkan pengetahuan dan mengetahui
faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan kejadian pengaruh
rebusan jahe merah (Zinginer Officinale Var Rubrum) terhadap
penurunan kadar kolestrol total di desa sukawali kecamatan pakuhaji
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kolestrol

2.1.1 Pengertian

Kolestrol berasal dari bahasa Yunani, yaitu chole yang berarti


empedu dan stereo yang berarti padat. Nama kolestrol ditemukan pada abad
ke – 18, dimana kolestrol saat itu ditemukan pada batu empedu. Kolestrol
merupakan komponen esensial membran struktual semua sel dan merupakan
komponen utama sel otak dan saraf. Kolestrol terdapat konsentrasi tinggi
dalam jaringan kelenjar dan di dalam hati, di mana kolestrol disintesis dan
disimpan. Kolestrol merupakan bahan antara pembentukan sejumlah steroid
penting, seperti asam empedu, asam folat, hormon-hormon adrenal korteks,
estrogen, androgen, dan progesteron. (Sendy, M.A. 2018)

Kolestrol merupakan komponen lemak yang berwarna kekuningan yang


diproduksioleh tubuh didalam organ hati dan berbentuk seperti lilin yang
memiliki fungsi memproduksi vitamin D, hormon seks dan garam empedu
(Yani, 2015)

Kolestrol adalah zat lemak yang dibuat didalam hati dan lemak jenuh
dalam makanan yang jika nilainya tinggi akan meningkatkan resiko penyakit
jantung (Stoppard, 2010 dalam Nilawati, 2015)

Kolestrol merupakan salah satu golongan lemak yang berbentuk seperti lilin
dan padat yang sangat mudah menempel dan membentuk plak di pembuluh
darah (Setyaningrum, 2018)
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kolestrol adalah
lemak yang berbentuk seperti lilin yang mudah menempel membentuk plak
dipembuluh darah jika kadar kolestrol dalam tubuh kita normal maka itu
sangat berguna bagi tubuh dan sebaliknya jika kadar kolestrol dalam tubuh
kita tinggi maka itu berbahaya bagi kesehatan kita.

2.1.2 Faktor-faktor Penyebab Kolestrol

Kadar kolestrol yang normal bagi tubuh manusia adalah 160-200


mg/dl. Faktor yang menjadi penyebab kolestrol tinggi dianataranya adalah
faktor keturunan dan pola hidup yang kurang sehat. Berikut ini penjelasan
mengenai penyebab kolestrol tinggi pada manusia :

1. Pola Makan
Hampir 80% asupan kolestrol sudah dipenuhi oleh tubuh itu sendiri, baru
setelahnya dihasilkan dari sumber lain seperti makanan. Sayangnya
beberapa makanan memiliki kadar kolestrol yang cukup tinggi bisa
melebihi 240 mg/dl. Beberapa makanan penyebab kolestrol tinggi adalah
daging, susu, kue, kuning telur dan mentega (Rosyidi, 2018)
2. Kurang Olahraga
Orang yang jarang berolahraga akan meningkatkan kadar LDL kolestrol.
Kadar kolestrol yang tinggi akan menyebabkan kolestrol lebih banyak
melekat pada dinding-dinding pembuluh darah dan menyebabkan rongga
pembuluh darah menyempit. (Graha KC, 2010).
3. Merokok
Kebiasaan merokok memberikan pengaruh buruk pada profil lemak,
diantaranya konsentrasi yang tinggi pada LDL (Low Density Lipoprotein)
kolestrol. Nikotin di dalam rokok merupakan salah satu zat yang
mengganggu metabolisme kolestrol di dalam tubuh (Graha KC, 2010).
4. Usia
Peningkatan kadar kolestrol biasa terjadi pada usia diatas 20 tahun. Pada
usia ini kadar kolestrol cenderung meningkat dan tidak dikontrol dengan
baik akan menjadi bahaya bagi tubuh. Biasanya jika pria sudah menginjak
usia diatas 50 tahun kadar kolestrolnya tinggi (Rosyidi, 2018).
5. Keturunan / Faktor Genetika
Orang dari keturunan yang memiliki riwayat kolestrol tinggi memiliki
kecenderungan mewarissi hal tersebut dibandingkan dengan orang yang
bukan dari keturunan yang memiliki riwayat kolestrol (Rosyidi, 2018).
6. Stres
Orang yang memiliki tingkat stres yang tinggu justru meningkatkan kadar
LDL (Low Density Lipoprotein), yang cukup tinggi. Hal ini akan
diperparah jika orang tersebut memilih jalan pintas untuk mengakhiri
stresnya dengan mengkonsumsi rokok, alkohol, dan makanan yang
mengandung zat penyebab kolestrol (Rosyidi, 2018).
2.1.3 faktor-faktor yang mempengaruhi kolestrol

Ada 8 faktor yang mempengaruhi kolestrol (Lestariunique, 2013) yaitu sebagai


berikut

1. Makan
Konsumsi lemak jenuh dan kolestrol dari makanan sehari-hari akan
meninggikan kadar kolestrol darah. Selain itu kebiasaan kurangnya
mengkonsumsi jenis bahan makanan yang dapat membantu menurunkan
kolestrol (hipokolestrolemik antara lain serta dari sayuran dan buah-
buahan.
2. Berat badan
Kelebihan berat badan merupakan resiko penyakit jantung dan cenderung
menaikkan kadar kolestrol. Umumnya orang gemuk memiliki kadar
trigliserida darah yang tinggi, karena trigliserida banyak di simpan di
balik lipatan kulit. Simpanan trigliserida yang berlebihan ini sewaktu-
waktu juga berpotensi untuk berubah menjadi VLDL (Very Low Density
Lipoprotein) dan LDL (Low Density Lipoprotein) di hati.
3. Aktivitas fisik/olahraga
Kurangnya aktivitas fisik merupakan suatu faktor resiko untuk penyakit
jantung. Aktivitas fisik yang teratur dapat menurunkan kolestrol LDL
(Low Density Lipoprotein) dan menaikkan kolestrol HDL di samping
mengurangi berat badan.
4. Minum alkohol berlebihan
Kebiasaan minum alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan kadar
kolestrol dan trigliserida.
5. Kebiasaan minum kopi berlebihan
Selain dapat meningkatkan tekanan darah, minum kopi berlebihan juga
dapat meningkatkan kolestrol total dan LDL (Low Density Lipoprotein)
darah.
6. Merokok
Berdasarkan bukti beberapa penelitian, rokok dapat meningkatkan kadar
kolestrol LDL (Low Density Lipoprotein) dan menekan kolestrol HDL
(High Density Lipoprotein). Menurut framingham heart study, kadar
kolestrol HDL (High Density Lipoprotein) yang berhubungan erat
dengan jumlah rokok yang di hisap setiap hari.
7. Stres
Walaupun masih memerlukan beberapa penelitian lebih lanjut untuk
melihat pengaruh stres terhadap kolestrol, beberapa penelitian telah
terbukti bahwa pada sekelompok orang yang sedang mengalami
stres/tekanan kadar kolestrol darahnya lebih tiggi di bandingkan pada
saat stres sudah terkendali.
8. Usia dan jenis kelamin
Ssemakin tua manusia, maka kadar kolestrolnya akan meningkat.
Sebelum usia menopause, wanita mempunyai kadar kolestrol yang lebih
rendah di banding pria dengan usia yang sama. Setelah menopause, kadar
kolestrol LDL (Low Density Lipoprotein) pada wanita cenderung
meningkat. (Lestariunique, 2013).
2.1.4 Metabolisme Kolestrol
Lemak yang masuk kedalam tubuh bersama makanan di ubah menjadi
kolestrol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Keempat lemak
tersebut akan diserap oleh usus dan masuk kedalam darah, agar fosfolipid dan
trigliserida dapat diangkut dalam darah, maka kedua lemak tersebut harus
saling mengikat diri, dengan tujuan membentuk senyawa yang larut. Lemak-
lemak tersebut akan diangkut ke hati oleh lipoprotein yang disebut dengan
kilomikron. Pada saat sampai didalam hati, lemak yang saling mengikat akan
diubah kembali, sehingga tidak saling mengikat lagi. Dan dalam proses ini
akan menghasilkan asam lemak yang akan disimpan sebagai sumber energi.
(Kurniadi D & Nurrahmani U 2015)

Sel-sel jaringan tubuh menerima kolestrol dari LDL (Low Density


Lipoprotein) dalam jumlah tertentu dan menggunakannya untuk tubuh dan
berkembang. Jika mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak januh atau
kolestrol tinggi, sementara kebutuhan sel tubuh akan kolestrol sudah
mencukupi, maka kadar LDL (Low Density Lipoprotein) dalam darah akan
tinggi. kelebihan LDL (Low Density Lipoprotein) dalam darah beresiko
penumpukan atau pengendapan kolestrol pada dinding pembuluh darah arteri
yang akan berlanjut pada aterosklerosis, berbeda dengan LDL (Low Density
Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein) memiliki kandungan protein
terbanyak dari semua lipoprotein dan sedikit kolestrol (20%). HDL (High
Density Lipoprotein) mengumpulkan kelebihan kolestrol di dalam darah dan
membawanya ke hati untuk diproses dan dibuang bersama cairan empedu.
Rendahnya kadar LDL (Low Density Lipoprotein) dan tingginya HDL (High
Density Lipoprotein) dapat mencegah terjadinya aterosklerosis. (Graha, 2013)

Kolestrol yang berada didalam zat makanan dapat meningkatkan kadar


kolestrol dalam darah. Seperempat kolestrol yang terkandung dalam darah
berasal dari saluran pencernaan yang diserap makanan, sedangkan sisanya
diproduksi oleh sel-sel mati. Pada saat dicerna dalam usus, lemak yang
terdapat dalam makanan akan diuraikan menjadi kolestrol, trigliserida,
fosfolipid, dan asam lemak bebas. Keempat unsur tersebut akan diserap dari
usus dan kemudian masuk kedalam darah. Kolestrol dan beberapa unsur
lemak lain tidak larut dalam darah. Agar dapat larut dan terangkat dalam
aliran darah kolestrol bersama dengan trigliserida dan fosfolipid harus
berkaitan dengan protein untuk membentuk senyawa larut yang disebut
lipoprotein (Adib, 2010).

Kolestrol memberikan umpan baik menghambat sintesisnya sendiri


dengan menghambat 3-hidroksi 3-metil glutaril-KoA (HMG-Ko) reduktase,
enzim yang mengkonversi 3-hidroksi 3-metil glutaril-KoA menjadi asam
mevalonat. Jadi jika intake kolestrol dari diet tinggi, sintesis kolestrol oleh
hati menurun, dan sebaliknya. Akan tetapi kompensasi umpan balik ini tidak
menyebabkan penurunan sedang kolestrol darah yang bersirkulasi (Kurniawa,
2013).

2.1.5 Fungsi Kolestrol

Kolestrol tidak hanya menyebabkan berbagai penyakit, namun kolestrol


juga memiliki manfaat, diantaranya sebagai komponen otak dan saraf, kolestrol
juga dibutuhkan oleh bayi untuk mengabsorbsi nutrisi karena kolestrol
mengandung enzim yang membantu pencernaan di usus bayi, kolestrol juga
berperan sebagai perkursor hormon steroid yang bertugas sebagai pengendalian
stres dan melindungi tubuh dari penyakit jantung dan kanker, sebagai perkursor
hormon androgen, estrogen, progesteron dan testosteron, sebagai bahan baku
produksi asam empedu. (Lingga, L, 2012)

2.1.6 Dampak negatif kolestrol

Kolestrol yang berlebihan dalam tubuh berkaitan dengan kejadian


aterosklerosis, yaitu pengendapan lemak dalam dinding pembuluh darah
sehingga terjadi penurunan distenbilitas pembuluh darah. Hubungan kausal
dengan aterosklerosis juga telah dibuktikan bahwa intervensi yang menurunkan
kolestrol total dan LDL akan menurunkan mortalitas total dari penyakit
karddiovakuler secara global (Fatmah, 2010).
Menurut (Grandi, 2012) tingginya kadar kolestrol dapat menimbulkan
beberapa dampak akut dan kronik yaitu sebagai berikut :

1. Aterosklerosis pada pembuluh darah di otak


Kejadian aterosklerosis pada pembuluh darah di otak dapat
menyebabkan timbulnya penyakit serebrovaskular atau penyakit
pembuluh darah otak sepertistrok. Strok adalah suatu penyakit
karena adanya serangan pada otak akibat kelainan pembuluh darah
pada otak yang terjadi secara akut atau tiba-tiba. Berdasarkan
penyebabnya stroke terbagi menjadi dua jenis, yaitu stroke akibat
perdarahan dan stroke infrak. Stroke infrak berkaitan erat dengan
tingginya kadar kolestrol darah.
2. Aterosklerosis pada pembuluh jantung koroner
Adanya aterosklerosis pada pembuluh jantung dapat menyebabkan
penyakit kardiovaskuler seperti jantung koroner. Adanya sumbatan
aliran darah pada pembuluh darah pembuluh darah jantung koroner
dapat mengakibatkan kurangnya oksigen pada pembuluh darah
menuju jantung. Gejala ini sering disebut dengan angina pektoris
dimana penderita jantung koroner mengeluh nyeri pada bagian dada.
3. Aterosklerosis pada pembuluh darah tungkai
Terjadinya aterosklerosis pada pembuluh darah tungkai dapat
menyebabkan penyakit arteri perifer. Umumnya keadaan ini lebih
sering terjadi pada pembuluh darah bagian kaki.adanya sumbatan
padapembuluh darah bagian kaki menyebabkan berbagai keluhan
seperti nyeri, kram, bahkan dapat menimbulkan komplikasi seperti
gangren pada bagian kaki. Seseorang yang mengalami penyakit
arteri perifer memiliki risiko mengalami serangan jantung.

2.1.7 Tanda dan Gejala Kolestrol

Ada beberapa gejala yang sering dirasakan saatseseorang


mengalami kolestrol tinggi (Nilawati, 2015)
1. Nyeri dibagian tekuk
Keluhan ini sering dirasakan oleh orang yang memiliki kolestrol tiggi, hal
ini disebabkan oleh penumpukan plak dipembuluh darah pada area leher,
penumpukan plak ini dapat menghalangi aliran darah yang ada dileher dan
menuju ke otak.
2. Sakit Kepala
Kadar kolestrol tinggi menyebabkan aliran darah menjadi kental sehingga
oksigen akan menjadi kurang, sehingga gejala yang dapat ditimbulkan
adalah sakit kepala.
3. Mudah merasa lelah dan nyeri dikaki
Plak di pembuluh darah dapat menyebbkan berkurangnya aliran darah
kejaringan tubuh hal inilah membuat penderita yang memiliki kolestrol
tinggi menjadi lebih lelah jika penumpukan plak ini terjadi pembuluh
darah dikaki maka dapat menimbulkan keluhan dikaki seperti nyeri kaki,
pegel-pegel dan lainnya.
4. Nyeri dibagian dada
Penumpukan plak akibat kolestrol tinggi bisa terjadi di pembuluh darah
jantung sehingga dapat menghambat aliran darah ke jantung biasanya
penderita akan merasakan keluhan nyeri dibagian dada dan hal ini bisa
menyebabkan penyakit jantung.

Gejala tersebut timbul dapat disebabkan karena salah satunya yaitu


kurangnya asupan oksigen. Karena didalam kadar kolestrol yang tinggi
dapat menyebabkan aliran darahmenjadi kental sehingga oksigen menjadi
berkurang. Namun rasa sakit kepala dan timbul rasa pegal ini tidak selalu
menjadi tanda atau gejala yang spesifik yang dapat diartikan bahwa
seseorang menderita kolestrol. Kolestrol tinggi atau hiperkolestrol, baru
dapat diketahui apabila seseorang dinyatakan penderita penyakit jantung
coroner atau penyakit stroke (Yovina, 2012).

Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala yang


parah, namun jika kadarnya sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk
suatu pertumbuhan yang disebut xantoma di dalam tendon (urat daging) dan
di dalam kulit. Kadar trigliserida yang sangat tinggi sampai 800 mg/ dl atau
lebih bisa menyebabkan pembesaran hati dan limpa serta gejala-gejala dari
pancreatitis seperti nyeri perut yang hebat. (Mamat, 2010)
Kadar kolestrol yang tinggi biasanya tidak munculkan gejala apapun.
Akan tetapi kadang-kadang jika kadar kolestrol sudah sangat tinggi maka
endapan lemak akan membentuk suatu pertumbuhan yang sering disebut
juga sebagai xantoma di dalam tendon (urat daging) dan di dalam kulit.
Kadar trigliserida yang cukup tinggi (sampai dengan 800 mg/dl atau lebih )
dapat menyebabkan pembesaran padahati dan limpa serta timbulnya gejala-
gejala dan pakreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat) (Dewanti, 2010).
Untuk memantau tanda dan gejala yang muncul maka diperlukan
pengukuran kadar kolestrol agar dapat mengotrol kadar kolestrol dalam
tubuh.

2.1.8 Pengobatan

Diet rendah kolestrol dan rendah lemak januh akan mengurangi


kadar LDL (Low Density Lipoprotein). olahraga juga bisa membantu
mengurangi kadar kolestrol LDL (Low Density Lipoprotein) dan
menambahkan kadar kolestrol HDL (High Density Lipoprotein).

Kadar kolestrol dalam darah dapat dipengaruhi oleh kebiasaan


mengkonsumsi obat-obatan. Obat-obatan tersebut dibagi menjadi dua yaitu
obat yang dapat memicu pembentukan kolestrol dan obat yang dapat
menekan kadar kolestrol yaitu steroid, beta-blocker dan diuretik.
Sedangkan fibrat, niasin, dan statin merupakan contoh dari obat-obatan
yang dapat menekan kadar kolestrol darah. Statin dapat berperan untuk
menggantikan tempat HMG KoA (Hidroksi-Metil-glutaril) dalam enzim
HMG KoA reduktase. Kondisi ini mengakibatkan penurunan produksi
mevalonat sehingga menurunkan kadar kolestrol dalam darah (Adhiyani,
2013)
2.1.9 Klasifikasi Kolestrol
Kolestrol dibagi menjadi 2 yaitu jenis kolestrol dan kadar kolestrol
b. Jenis kolestrol
1. Low Density Lipoprotein (LDL)
LDL disebut kolestrol jahat. LDL ini yang menyebabka
terjadinya pembentukan plak yang keras, tebal dimana dapat
menempel dipembuluh darah arteri dan dapat terjadi
penyempitan pembuluh darah. (Setyaningrum, 2018)
2. High Density Lipoprotein (HDL)
HDL adalah kolestrol baik yang sangat bermanfaat bagi tubuh
manusia, dimana HDL ini akan membersihkan lemak yang
dihasilkan LDL yang menempel di pembuluh darah dan akan
dikeluarkan dalam bentuk lemak empedu melalui saluran
empedu (Setyaningrum, 2018)
c. Kadar kolestrol

Kadar kolestrol total yang baik dalam darah adalah kurang dari
200 mg/dl, termasuk kategori tinggi bila kadarnya mencapai 240 mg/dl atau
lebih (Depkes, 2015).

Tabel 2.1 Pengelompokan Kadar Kolestrol

Kadar Kolestrol Total Kategori Kolestrol Total

Kurang dari 200 mg/dl Bagus

200-239 mg/dl Ambang Batas Atas

240 mg/dl dan lebih Tinggi

Kadar Kolestrol LDL Kategori Kadar Kolestrol LDL

Kurang dari 100 mg/dl Optimal


100-129 mg/dl Hampir optimal /diatas optimal

130-159 mg/dl Ambang batas atas

160-189 mg/dl Tinggi

190 mg/dl dan lebih Sangat tinggi

Kadar Kolestrol HDL Kategori Kolestrol HDL

Kurang dari 40 mg/dl Rendah

60 mg/dl Tinggi

Sumber : Nationallnstitutesof Health, Detection, Evaluation, dan Treatment of


High Blood Cholesterol in Adults III (Mumpuni & Wulandari, 2011)

2.1.10 Komplikasi Kolestrol tinggi

Menurut (Nilawati, 2015) kolestrol tinggi dapat menimbulkan


banyak menimbulkan komplikasi seperti berikut :

1. Penyakit jantung koroner


Saat pembuluh darah yang menyuplai darah jantung mengalami
sumbatan maka ini dapat menyebabkan penyakit jantung koroner
gejalanya bisa di awal dengan nyeri dada
2. Stroke
Stroke dapat terjadi ketika aliran darah ke bagian otak tersumbat akibat
gumpalan darah yang disebabkan dari pecahnya pembuluh darah ataupun
akibat plak kolestrol
3. Serangan jantung
Bila plak kolestrol yang ada pada pembuluh darah pecah maka akan
menyebabkan timbulnya bekuan darah aiarea plak dan bekuan tersebut
bisa menyumbat aliran darah menuju jantung dan dapat menyebabkan
serangan jantung
2.1.11 Manfaat Kolestrol dalam tubuh

Manfaat kolestrol dalam tubuh dibagi menjadi lima bagian yaitu sebagai
berikut :

1. Membantu mempertahankan dan membangun membran sel, yang


menjadikan dinding sel lebih kuat dan kaku, serta membantu sel
melindungi diri dari benda asing dan memangun kekebalan sel.
2. Beberapa penting dalam proses biokimia, seperti sintesa hormon steroid
juga membantu produksi hormon yang di perlukan untuk pertumbuhan
individu.
3. Memproduksi dan mempertahankan vitamin D, kolestrol dalam tubuh
akan mengubah vitamin D dengan bantuan sinar matahari.
4. Tingkat kolestrol dalam tubuh juga berguna untuk melindungi kulit dari
benda asingatau sinar berbahaya seperti Ultraviolet (UV), juga
membantu menyembuhkan luka.
5. Kolestrol yang tidak larut dalam air membuatnya berguna mengangkut
vitamin A dan E (Wahyuningsih, 2010).
2.1.12 Pemeriksaan Kolestrol

Tujuan dan pemeriksaan kadar kolestrol yaitu untuk mengetahui atau


mendeteksi dini resiko terkena artesosklerosis. Karena itu kadar kolestrol darah
diukur apabila :
1. Keluarga kandung yang menunjukkan tanda-tanda sklerosis pembuluh
darah koronersebelum usia 60 tahun.
2. Memiliki kerabat dekat dengan kadar lemak darah yang tinggi
3. Pernah mengkonsumsi obat untuk menurunkan tekanan darah
4. Menderita diabetes militus
5. Memperhatikan tanda-tanda penyakit jantung atau aterosklerosis yang
menggangu pasukan darah ke kaki atau ke otak
6. Sering merokok dengan jumlah banyak atau prokok berat
Kolestrol harus dikontrol dan diperiksa secara rutin, terutama
apabila seseorang mulai menginjak dewasa, karena proses aterosklerosis
sesungguhnya mulai terjadi sejak usia masih muda. Jika kadar kolestrol
normal pemeriksaan selanjutnya dilakukan satu tahun sekali, tetapi
apabila kadar kolestrol cukup tinggi maka pemeriksaan harus diulang
setiap tiga bulan sekali untuk mengontrol dan mengevaluasi kadar
kolestrol, sehingga dalam pengobatan dapat terkontrol penurunan dan
kenaikan kadar kolestrol darah. Dan kalau memang diperlukan dapat
diperiksa setiap bulan sekali. (Naning, 2010).

2.1.13 Cara Pencegahan kolestrol

Menurut (Nilawati, 2015) ada beberapa cara mencegahan kolestrol yaitu


sebagai berikut :

1. Mengatur pola makan


Agar mencegah terjadinya kolstrol maka mulai dari sekarang kita
mengatur pola makan dengan cara mengurangi makanan yang
mengandung lemak jenuh, kurangi makanan cepat saji, pilih makanan
yang rendah lemak atau makanan yang mengandung lemak sehat,
seperti ikan, dada ayam yang direbus, susu rendah lemak, dan sayuran
hijau.
2. Berhenti merook
3. Berolahraga secara rutin
Dengan olahraga secara rutin maka lemak dan kolestrol dapat terbakar.
Berolahraga bisa meningkatkan kolestrol baik (HDL) sampai 20-30%.
Saat orang tersebut mulai berhenti berolahraga maka HDL dan
kolestrol akan cepat kembali ke kadar semula. Oleh sebab itu maka
perlu dilakukan olahraga secara rutin.

2.1.14 Cara Menurunkan Kolestrol


Peningkatan kolestrol beresiko untuk terjadinya arterosklerosis
(pengerasan pembuluh darah). Proses arterosklerosis dipengaruhi oleh usia.
Pada usia 50 tahun memang umumnya sudah terjadi arterosklerosis. Kadar
kolestrol yang berlebihan akan menjadi masalah, oleh karena itu kadar
kolestrol harusditurunkan. Salah satu cara untuk menurunkan kadar kolestrol
adalah dengan cara menggunakan obat golongan dislipidemia (Dipiro, et al
2015)

Ada beberapa cara menurunkan kolestrol yaitu dengan


mengkonsumsi buah, sayuran dan berolahraga, selain memperhatikan manfaat
dari tubuh dan sayuran perlu untuk memperhatikan cara pengolahan
penyajiannya agar zat yang penting atau vitamin yang terkandung didalamnya
tidak hilang yaitu :

1. Menghindari atau mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang


mengandung minyak, lemak, dan kolestrol tinggi. Misalnya seperti :
jeroan, makanan laut, makanan yang berminyak, margarin, gula, dan
coklat.
2. Melakukan olahraga yang cukup, kolestrol sangat sulit untuk
dikeluarkan dari tubuh, maka harus dikeluarkan. Secara paksa agar
tidak terjadi penumpukan. Misalnya seperti : dengan cara perbanyak
olahraga rutin minimal 20 menit setiap hari.
3. Banyak mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat menurunkan
kadar kolestrol, antara lain. Misalnya seperti : alpukat, anggur, kedelai,
bawang putih, tempe, apel, dan the hijau.
4. Memperbanyak makanan yang mengandung serat, karena serat dapat
mengikat kolestrol sehingga tidak beredar dalam darah. Sedangkan
vitamin C untuk hemostatis (pengatur) keseimbangan kolestrol
(Indriyani, 2009).
Diperlukan juga perbaikan gaya hidup sebagai cara untuk pencegahan
dan pengendalian kolestrol dengan menerapkan pola hidup sehat, antara
lain :
1. Mengendalikan berat badan, pengurangan berat badan dan mampu
membantu menurunkan kolestrol LDL (Low Density Lipoprotein)
dan HDL (High Density Lipoprotein).
2. Olahraga secara teratur dapat melancarkan peredaran darah dan
meningkatkan kadar HDL (High Density Lipoprotein). Mengatur
pola makan, membatasi makanan berlemak dan kolestrol tinggi,
serta membiasakan banyak mengkonsumsi buah dan sayuran yang
banyak mengandung vitamin C
3. Mengubah kebiasaan dengan meninggalkan kebiasaan yang tidak
sehat seperti merokok, minum-minuman beralkohol dan kebiasaan
buruk lainny (Indriyanti, 2009).

2.2 Jahe Merah

2.2.1 Pengertian

Jahe merah memiliki nama ilmiah zingiber officinale linn var


rubrum. Di aceh dikenal dengan nama Halia Barah dan dijawa dikenal
dengan nama jahe sunti. Dalam bahasa inggris disebut Red Ginger. Di
Cina terkenal dengan nama Khan jiang atau Chiang. Jahe merah
termasuk dalam family zingiberaceae, tumbuhan terna berbatang semu
tegak dan tidak bercabang (Purwanto, 2013)

Jahe merah termasuk dalam famili Zingiberaceae (Lely et al.


2016). Jahe merah termasuk tanaman jenis rimpang-rimpang yang dapat
tumbuh di daerah daratan rendah sampai wilayah pegunungan dengan
ketinggian 0 sampai 1.500 meter dari permukaan air laut (Ismi, 2017)

Jahe merah merupakan salah satu dari varian jahe yang memiliki
rasa pahit dan pedas lebih tinggi dibandingkan dengan jahe jenis yang
lainnya. Kulit jahe merah berwarna merah mudah hingga jingga muda,
dan dagingnya sedikit coklat (Martani, 2015). Jahe merah seringkali
dimanfaatkan sebagai bahan bumbu masak, selain itu jahe secara
empiris juga digunakan sebagai salah satu komponen penyususnan
berbagai ramuan obat (Handrianto, 2016).

2.2.2 Morfologi tanaman jahe merah

Jahe merah mempunyai rimpang lebih kecil dibandingkan dengan


jahe gajah ataupun jahe kecil, berwarna merah sampai juga muda.
Seratnya agak kasar, aromanya tajam, dan rasanya sangat pedas.
Panjang akar 17,02-24,06 cm, diameter akar 5,86-7,03 cm, dan berat
rimpang 0,29-1,17 kg.jahe merah mempunyai batang agak keras,
berbentuk bulat kecil, berwarna hijau kemerahan, diselubungi oleh
pelepah daun, dan tinggi tanaman 14,05-48,23 cm. Jahe merah
mempunyai daun berselang-seling teratur. Warna daun lebih hijau
(gelap) dibandingkan dengan jahe merah gajah ataupun jahe kecil.
Permukaan daun atas berwarna hijau muda dibandingkan dengan
bagianbawah. Luas daun 32.55-7,97cm (Endyah, 2010)

2.2.3 Macam – macam jahe

Menurut (Lestari, 2017) secara umum jahe dibagi menjadi


tiga jenis jahe yaitu sebagai berikut :

1. Jahe gajah
Jahe gaja disebut juga sebagai jahe besar atau jahe badak di
beberapa daerah. Memiliki bentuk rimpang gemuk dan besar
dengan warna putih kekuning-kuningan. Kelebihan dari jahe
gajah adalah dapat di konsumsi saat mentah maupun sudah
menjadi bentuk olahan, serta memiliki rasa enak dibanding jenis
jahe lainnya. Hal itu disebabkan rasa dari jahe gajah tidak sepedas
janis jahe lainnya.
2. Jahe emprit
Jahe emprit adalah varietas jahe yang paling banyak dan mudah
dijumpai di pasaran. Karakteristik dari jahe emprit adalah
berwarna putih, memiliki tekstur agak kasar, berimpang pipih
kecil, serta memiliki tingkat kepedasan yang lebih pedas dari jahe
gajah, namun kurang pedas jika dibandingkan dengan jahe merah.
Aroma dari jahe emprit sendiri lebih cukup tajam, namun kurang
tajam jika dibandingkan dengan jahe merah. Oleh sebab itu jahe
emprit biasanya dimanfaatkan sebagai bahan utama jamu,
campuranminuman hangat, maupun obat-obatan herbal.
3. Jahe merah
Jahe merah atau jahe sunti ini berwarna kemerahan dengan aroma
yang sangat tajam serta memiliki rasa yang paling pedas
dibandingkan dengan kedua jenis jahe lainnya. Jenis jahe ini
biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan herbal
karena aroma dan rasanya yang terlalu tajam sehingga kurang
cocok jika digunakan sebagai bahan olahan makanan maupun
sebagai campurang minuman hangat.
Jahe merah mempunyai banyak keunggulan dibandingkan
dengan jenis jahe lainnya, terutama jika ditinjau dari segi
kendungan senyawa kimia dalam rimpangnya. Menurut Lentera
dalam Tri (2010), di dalam rimpang jahe merah (Zingiber
Officinale var Rubrum) terkandung zat gingerol, oleoresin, dan
minyak atsiri yang tinggi, sehingga lebih banyak digunakan
sebagai bahan baku obat.
Jahe memiliki beberapa kandungan kimia yang berbeda.
Beberapa kandungan kimia pada tiga jenis jahe dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 2.1 Kandungan kimia pada jahe gajah, jahe emprit,


dan jahe merah
Jenis Jahe
Karakteristik

Jahe Gajah Jahe Emprit Jahe


Merah

Minyak Atsiri (%) 1,62-2,29 3,05-3,48 3,90

Pati (%) 55,10 54,70 44,99

Serat (%) 6,89 6,59 8,99

Sumber : (Hesti, 2015)

Kandungan gingerol jahe merah lebih tinggi dibandingkan jahe


lainnya. Karaktersitik bau dan aroma jahe berasal dari campuran
senyawa singeron, shogaol, serta minyak atsiri dengan kisaran 1-
3% dalam jahe segar.

Tabel 2.2 Karakteristik Jahe Merah

Parameter Jahe Merah

Segar Simplisia

Kadar air (%) 81,83 7,85

Kadar minyak (%) 0,62 2,50

Kadar abu (%) 10,23 6,35

Kadar gingerol (%) 0,19 0,82

Sumber : Balai Penelitian tanaman obat dan aromatik (2012)

2.2.4 Kandungan Jahe merah

Komponen utama dari jahe segar adalah gingerol. Saat


adanya panas atau pada suhu tinggi, gingerol akan berubah menjadi
shogaol yang memiliki rasa yang lebih pedas. Pada jahe kering,
konsentrasi gingerol lebih tinggi dan shogaol lebih rendah (Hermani
& Winarti, 2011).

Zingiber officinale var rubrum merupakan salah satu


rempah-rempah yang mempunyai kandungan antioksidan yang
sudah lama dipergunakan sebagai obat tardisional oleh sebagian
besar masyarakat di indonesia. Kandungan senyawa kimia dari jahe
merah terdiri dari gingerol, zingeron, dan shogaol. Selain itu jahe
merah mengandung sekitar 1-4 % minyak atsiri dan oleoresin.
Minyak atsiri dalam rimpang jahe merah juga memiliki komponen
senyawa lainnya yang terdiri dari zingerberin, kamfena, lemonin,
zingiberen, zingiberal, gingeral, dan shogoal serta kandungan
lainnya seperti minyak damar, pati, asam organik, asam malat, asam
aksolat dan gingerin. (jurnal kesehatan karya husada/vol.6, no. 1
tahun 2018)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Fathona,


2011) kandungan (6), (8), (10)- gingerol dan (6)- shogaol pada jahe
merah 18,03 mg/gr, 4,09 mg/gr, 4,61 mg/gr, 1,36 mg/gr. Jenis jahe
yang mengandung gingerol dan shogaol yang terbesar adalah jahe
emprit, jahe merah, dan jahe gajah. Selain (6)-gingerol, flavonoid &
fenol asid merupakan molekul bioaktif dalam jahe dan flavonoid
merupakan molekul yang sangat penting berperan dalam anti
oksidan ada inhibitor enzim (Ghasemzadeh, jaafar, & Rahmat,
2010).

Jahe banyak digunakan untuk ramuan obat tradisional, obat-


obatan, jamu, bumbu masak, hingga bahan baku indrusi manjanan
dan minuman. Manfaat dari jahe ini diperoleh karena adanya
kandungan minyak atsiri pada rimpang jahe. Minyak atsiri adalah
sejenis minyak yang mudah menguap, yang tersusun atas senyawa
zingiberen dan zingiberol.
Senyawa lainnya yang membuat rimpang jahe berasa pedas
dan agak pahit adalah oleoresin (fexed oli). Komponennya yaitu
senyawa gingerol, shangaol, dan resin. Disamping itu, minyak jahe
mengandung senyawa-senyawa seperti pinen, kanfen, felandren,
singeol, metilheptanon, linalon, bormeol, sitral, zingiber, kurkumen,
fernesen,seskuiterpen, alcohol, C10 dan C9 aldehid. Minyak atrisi
dan oleoresin terdapat dalam semua jaringan rimpang, namun paling
banyak berada dibagian jaringan epidermis. Rimpang jahe
mengandung nutrisi (gizi) yang cukup tinggi. secara lengkapnya
dengan setiap 100g rimpang jahe.

Tabel 2.2 Komposisi nutrisi setiap 100g rimpang jahe segar

No Kandungan Jahe Proporsi


.
1. Kalori 51,00 kal
2. Protein 1,50 g
3. Lemak 1,00 g
4. Karbohidrat 10,10 g
5. Kalsium 21,00 g
6. Fosfor 39,00 mg
7. Zat besi 1,60 mg
8. Vitamin A 30,00 SI
9. Vitamin BI 0,02 mg
10. Vitamin C 4,00 mg
11. Air 86,00 g
Kandungan zat aktif pada minyak atsiri jahe merah sekitar
3,9%, sementara jahe emperit mengandung 1,5-3,5% minyak atsiri,
sedangkan jahe gajah hanya memiliki kandungan minyak atsiri
sekitar 1,6%. Minyak atsiri yang terkandung di dalam jahe merah
adalah zingiberin, zingiberen, lemolin, shogoo, singeberol, sineol,
linaool, lemonin, kavikol, kamvena, gingerol dan borneol. Selain itu
jahe merah juga mengandung bahan kimia penting yaitu a-linolenic
acid, b-sitosterol, asam aksolat, asam malat, aspartic acid, caprid
acid, capsaicin, chlorogenic acid, farmesol, flavonoi gingerin,
limonene, minyak damar, minyak terbang, pati asam organik,
polifenol, dan tepung kaji (Purwanto, 2013).

2.2.5 Kandungan Senyawa Antioksidan dalam Jahe Merah

Jahe merah (Zingiber Officinale var. Rubrum) mempunyai


banyak keunggulan dibandingkan dengan jenis lainnya. Jika ditinjau
dari segi kandungan senyawa kimia dalam rimpangnya. Di dalam
rimpang jahe merah (Zingiber officinale var rubrum) terkandung, zat
ginggerol, oleoresin, dan minyak atsiri yang tinggi, sehingga lebih
banyak digunakan sebagai bahan baku obat. Jahe banyak
dimanfaatkan sebagai rauman obat tradisional yang berfungsi sebagai
obat pencernaan dan perut kembung, sakit kepala, kerongkongan,
mulas dan batuk kering. (Prasetyo, 2016)

Rimpang jahe mengandung 1-3 % minyak atsiri, yang kandungan


kimia utamanya adalah Zingiberen dan B-bisabolen. Rasa pedas dan
tajam dihasilkan oleh campuran senyawa fenolat yang disebut
gingerol, gingerdiol, gingerdion, dihidrogingerdion, dan shogaol
dihasilkan dari proses dehidrasi dan degedrasi gingerol serta terbentuk
selama pengeringan ekstraksi. Shogaol lebih pedas dan tajam dari
pada gingerol, yang faktanya bahwa jahe kering lebih pedas dari jahe
segar (Aryanta, 2019)

Secara umum, komponen senyawa kimia yang terkandung dalam


jahe terdiri dari minyak menguap (volatile oil), minyak tidak menguap
(non volatile oil) dan pati. Minyak atsiri termasuk dalam jenis minyak
menguap dan merupakan suatu komponen yang memberi bau khas.
Kandungan minyak atsiri tidak menguap disebut oleoresin, yaitu suatu
komponen yang memberikan rasa pahit dan pedas. Komponen utama
dari jahe adalah senyawa homolog fenolik yang dikenal sebagai
gingerol. Gingerol sangat tidak stabil dengan adanya panas dan suhu
tinggi akan berubah menjadi shogaol. Shogaol lebih pedas
dibandingkan gingerol, merupakan komponen utama jahe kering.
Gingerol sebagai komponen utama jahe dapat terkonversi menjadi
shogaol atau zingeron selama proses pemanasan. Kecepatan degradasi
dari (6)-gingerol menjadishogaol tergantung pada pH, stabilitas
terbaik pada Ph 4, sedangkan pada suhu 100℃ dan pH 1, degradasi
perubahan relatif cukup cepat (Hermani, 2011)

Dalam penelitian farmakologi telah dilakukan beberapa penelitian


uji praklinis dan uji klinis yang membuktikan bahwa kandungan
dalam jahe seprti flavonoid, oleoresin, minyak atsiri dan tannin
memiliki aktivitas antioksidan diatas vitamin E yang memberikan efek
antigregasi trombosit, antikuman, antiradang, antibakteri.
Penyususnan utama dari oleoresin jahe merah adalah senyawa turunan
fenol seperti gingerol dan shogaol yang dapat digunakan sebagai
senyawa antibakteri. Selain itu senyawa tersebut juga dapat berfungsi
sebagai pembangkait energi dan tanaman antioksidan terkuat
(Pasundan, 2017)

Secara empiris jahe merah bisa digunakan masyarakat sebagai obat


masuk angin, gangguan pencernaan, antipiretik, anti-inflamasi, dan
sebagai analgesik. Berbagai hasi penelitian membuktikan bahwa jahe
merah mempunyai sifat antioksidan. Menutut Zakaria gingerol dan
shagaol pada jahe dapat menurunkan kolestrol dan mempunyai
aktivitas antioksidan karena mengandung cincin benzene dan gugus
hidroksil. ( Junaedi, 2015).

2.2.6 Manfaat dan Khasiat Jahe merah

Manfaat jahe merah yang berikutnya adalah mampu


mengurangi kolestrol jahat dalam darah. Kolestrol dapat
menghambat perdarahan darah ke seluruh tubuh. Hal tersebutlah
yang menjadi pemicu utama terjadinya serangan stroke. Namun
dengan mengkonsumsi jahe merah secara rutin, baik diminum
sarinya maupun dicampur dengan bahan lainnya jahe merah dapat
mengurangi resiko terserangnya penyakit stroke. Dengan
menggunakan bahan-bahan alami yang mudah didapatkan di
lingkungan sekitar diharapkan dapat meminimalisir efek samping
dibandingkan dengan pengobatan secara kimiawi. ( jurnal
kesehatan karya husada/vol.6, no 1 tahun 2018)

Obat pengencer darah, penurunan kolestrol. Jahe memiliki


manfaat dalam sistem kardiovaskular yaitu meingkatkan aliran
tubuh dengan merangsang sirkulasi darah ke seluruh tubuh.
Peningkatan sirkulasi darah dapat merangsang peningkatan
metabolisme sel sehingga dapat mengurangi keram. Jahe memiliki
efek antioksidan. Selain itu, jahe juga mengurangi pembentukan
prostaglandin-E2 (PGE2) & tromboksan sehingga mampu
mengurangi risiko pembekuan dengan obat terapi pengencer darah
seperti heparin, wafarin, dan aspirin karena dapat memperlambat
waktu perdarahan (Moghaddasi & Kashani, 2012).

Aroma khas yang dihasilkan rimpang jahe merah seringkali


dimanfaatkan sebagai bumbu dalam masakan indonesia. Selain itu,
jahe juga biasanya dibuat menjadi minumna tradisional seperti
jamu yang berkhasiat untuk menghangatkan tubuh (Meilanisari,
2017). Khasiat rimpang jahe adalah sebagai pelega perut, obat
batuk, obat rematik, penawar racun, antitusif, laksatif dan antasida,
juga sebagai antioksidan, dan serbuk jahe merah beperan sebagai
anti inflamasi (Giyarto & Ismi 2017).

Komponen kimia yang terdapat dalam jahe merah


memberikan efek farmakologi dan fisiologi seperti antioksidan,
anti-inflamasi, analgesik, antikarsinogenik, aantiibakteri, non-
toksik, dan non-mutagenik meskipun pada konsentrasi tinggi
(Martani, 2015).

Semua senyawa kimia yang terdapat dalam jahe merah


dapat digunakan sebagai obat. Menurut hasil penelian (Martani,
2015) diketahui bahwa kandungan unsur kimia pada jahe
merupakan komponen senyawa yang banyak dibutuhkan oleh
manusia. Baik untuk kesehatan maupun nutrisi dan salah satunya
sebagai senyawa antibakteri (Martani, 2015).

2.2.7 Teknik Pengolahan

Cara pengolahan obat herbal menurut (Purwanto,2013)


sebagai berikut yaitu :
1. Penyortiran
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan obat herbal
hendaknya disortir terlebih dagulu untuk membebaskan
dari bahan asing atau kotoran. Penyortiran berfungsi
untuk mendapatkan simplisia secara homogen yang
mengliputi jenis, ukuran, tingkat kematangan dan lain-
lain.
2. Teknik pencucian
Pencucian dilakukan dengan air yang bersih dan mengalir
atau yang bersih dengan cara yang tepat hingga di peroleh
simplisia yang bersih dan terbebas dari mikrba pathogen,
kapang, khamir, serta pencemar lainnya. Jika
menghendaki penggunaan simplisia segar maka setelah
dicuci simplisia dapat segera diproses menjadi jamu sesuai
dengan yang dikehendaki.
3. Pengeringan
Pengeringan simplisia dapat menggunakan sinar matahari
secara langsung. Pengeringan dengan mengangin-
anginkan yang aliran udaranya baik. Simplisia dengan
ukuran besar dapat dipotong seperlunya untuk mengurangi
kadar air. Kadar air yang dipersyaratkan adalah 10%
sehingga dapat mencegah pembusukan olah jamur dan
bakteri.
4. Rebusan
Dalam perebusan obat herbal umumnya menggunakan
wadah dari bahan anti karat, tanah liat, kaca atau email.
Pemakaian wadah dari besi dan almunium tidak
disarankan karena mempunyai efek membahayakan bagi
tubuh yaitu dapat menimbulkan endapan, terbentuknya
racun, atau dapat menimbulkan efek samping akibat
terjadinya reaksi kimia dengan obat.
Faktor penyebab kolestrol
1. Pola makan
2. Kurang olahraga
3. Merokok
4. Usia
5. Keturunan/ faktor
genetika
6. Stres

2.2.7 Kerangka Teori

Faktor yang
mempengaruhi kolestrol
Kolestrol
1. Makan
2. Berat badan
3. Aktivitas fisik/
olahraga
4. Minuman lakohol
berlebihan
5. Kebiasaan minum
Kopi berlebihan
6. Merokok
7. Stres
8. Usia dan jenis
kelamin
Jahe Merah

Sumber : (Rosyidi, 2018), (Lestariunique, 2018), (Husada, 2018),


(Sari&Rahayuningsih, 2014)
Kandungan jahe merah
Manfaat jahe merah
1. Mengandung gigerol,
1. Obat pengenceran/pelancaran darah
zingeron dan shogoal
2. Menigkatkan aliran tubuh dengan BAB III
2. Kandungan fenol dan
merangsang sirkulasi darah ke seluruh
antioksidan
tubuh KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPRASIONAL
3. Kandungan ramuan obat
3. Penigkatan sirkulasi darah dapat
3.1merangsang
Kerangka Konsep tradisional
peningkatan metabolisme
4. Selain itu jahe merah
sel sehingga dapat mengurangi keram
4. BisaKerangka konsep adalah
dapat menurunkan kerangka hubungan antaramengandung
kolestrol
sekitar
variabel yang ingin1-4 %
minyak atsiri dan oleoresin.
diamati dan diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Utara, 2018).
Variabel dalam penlitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel
dependen. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau
variabel bebas. Sedangkan variabel dependen merupakan variabel tidak bebas
atau variabl terikat (Utara, 2018).
Berdasarkan tujuan penelitian maka kerangka konsep penelitian yang
berjudul hubungan pemberian rebusan jahe merah terhadap penurunan kadar
kolestrol total di desa sukawali kecematan pakuhaji adalah sebagai berikut :

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Independen Dependen
Rebusan jahe merah Kadar kolestrol total

Ekstrak etanol rimpang Faktor yang


jahe merah dosis : mempengaruhi kolostrol

- 100 mg/kg BB 1. Makan


2. Berat badan Faktor penyebab
- 200 mg/kg BB
3. Aktivitas kolestrol
- 400 mg/kg BB
fisik/olahraga
4. Minuman 1. Pola makan
alkohol yang 2. Kurang
berlebihan olahraga
5. Kebiasaan 3. Merokok
minum kopi 4. Usia
berlebihan 5. Keturunan/
6. Merokok faktor genetika
7. Stres 6. Stres
8. Usia dan jenis
kelamin

Keterangan :

: Yang Diteliti

: Yang Tidak Diteliti

3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah cara atau metode pengukuran, hasil ukur atau
kategorinya, serta skala pengukuran yang digunakan. Definisi operasional ini
penting dan diperlukan agar pengukuran variabel atau pengukurandata itu
konsisten antar sumberdata (responden) yang satu dengan responden yang
lain (Notoatmodjo, 2018).
Dibawah ini diuraikaan mengenai variabel penelitian dalam bentuk
definisi operasional.

Tabel 2.3 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur & Hasil Ukur Skala Ukur


Operasional Cara Ukur
Independen
Jahe merah Jahe merah Air rebusan Ketika Ordinal
adalah jahe merah diberikan air
tanaman obat rebusan jahe
berupa merah
tumbuhan diharapkan
rumpun tekanna
batang semu. kolestrol
dapat
menurun

Variabel Definisi Alat Ukur & Hasil Ukur Skala Ukur


Operasional Cara Ukur
Dependen
Kadar Kolestrol Alat kolestrol Tingkat Ordinal
kolestrol adalah salah Cholesterol kolestrol
total satu komponen - Batas
dalam normal :
membentuk <200
lemak. Di mg/dl
dalam lemak - Batas
terdapat kolestrol
berbagai sedang :
macam 200-239
komponen mg/dl
yaitu seperti - Batas
zat trigliserida, kolestrol
fosfolipid, tinggi :
asam lemak >240
bebas, dan juga mg/dl
kolestrol

3.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dalam suatu penelitian yang


berarti patokan, dugaan atau dalil sementara yang kebenarannya akan
dibuktikan dalam penelitian (Notoatmodjo, 2018). Oleh karenanya pertanyaan
hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Hipotesis (Ha)
Ada pengaruh rebusan jahe merah terhadap penurunan kadar kolestrol
total di desa sukawali kecamatan pakuhaji

2. Hipotesis (Ho)
Tidak ada pengaruh rebusan jahe merah terhadap penurunana kadar
kolestrol total di desa sukawali kecamatan pakuhaji
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian mengenai pegaruh rebusan jahe merah terhadap


penurunan kadar kolestrol total. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan
disain penelitian Pretest-posttest Control grup Design. Rancangan penelitian
terdapat 2 kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Kelompok pertama diberikan perlakuan atau treatment (X) yang disebut
dengan kelompok eksperimen dan kelompok yang lainnya tidak diberikan
intervensi disebut dengan kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan
(treatment) adalah (O1:O2). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh
treatment dianalisis dengan uji beda, menggunakan statistik t-test (Sugiyono,
2016). Bentuk rancangan penelitian ini sebagai berikut :

Kelompok Sebelum Intervensi Intervensi Seseudah Intervensi

R1 O1 X O2

R2 O3 O3

Keterangan :

R1 : Kelompok Eksperimen

O1 : Kadar kolestrol responden sebelum di berikan intervensi

X : Intervensi yang dilakukan yaitu mengguakan air rebusan jahe merah

O2 : Kadar kolestrol responden setelah diberikan intervensi

R2 : Kelompok kontrol

O3 : Kadar kolestrol responden di awal penelitian

O4 : Kadar kolestrol responden di akhir penelitian


4.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di desa sukawali kecamatan pakuhaji


kabupaten tangerang provensi banten. Penelitian ini dilaksanakan selama
bulan april-mei 2022 yang diawali dengan pendekatan pada responden yang
mempunyai penyakit kadar kolestrol dan memberikan surat izin penelitian
kepada pihak terkait.

4.3 Populasi dan Sampel


4.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh
peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. (Sugiyono,
2016) Populasi dalam penelitian ini diambil dari warga yaitu ada 135
responden yang di desa sukawali kecamatan pakuhaji.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol maka jumlah anggota sampel
antara 120 responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah menggunakan teknik non probabillty sampling dengan kelompok
eksperimen (Sugiyono, 2016). Data yang diinginkan sebanyak 60
responden dan kelompok kontrol 60 responden.

Supardi (2013) menjelaskan bahwa sampel yang diambil harus memiliki


kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh subyek
penelitian kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1. Bersedia menjadi responden
2. Bersedia di berikan terapi selama penelitian
3. Responden yang memiliki penyakit kadar kolestrol
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah keadaan yang menyebabkan subjek penelitian
yang memenuhi kriteria inklusi tidak dapat diikuti sertakan dalam
penelitian. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Responden yang mengkonsumi obat kolestrol
2. Responden yang sedang dalam keadaan sakit

4.4 Instrumen dan cara pengumpulan data

4.4.1 Instrumen Penelitian

Notoadmodjo (2012) menjelaskan istrumen penelitian adalah alat-alat


yang akan digunakan unutuk mengumpulkan data. Penggunaan instrumen
sendiri dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan hasil lebih baik sehingga
mudah untuk diolah. Instrumen peda penelitian ini menggunakan cholestrol
untuk mengukur kadar kolestrol pada responden, air rebusan jahe merah
sebagai terapi yang diberika sebanyak 200cc. Lembar pencatatan untuk
mencatat hasil pemeriksaan tekanan darah setelahdilakukan terapi.

4.4.2 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan


proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu
penelitian. Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung pada
rancangan penelitian dan teknik instrumen yang digunakan. Data yang
digunakan penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
yang diperoleh langsung dari responden, data primer didapatkan melalui
pemeriksaan secara langsung dengan menggunakan instrumen cholestrol dan
air rebusan jahe merah. Data sekunder adalah data yang di dapatkan secara
tidak langsung oleh objek penelitian. Datasekunder dari penelitian ini di
dapatkan dari pusat kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) desa sukawali
berupa data penderita kolestrol di desa sukawali.
1. Hal pertama mengajukan permohonan izin penelitian ke STIKes Yatsi
tangerang setelah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing.
2. Mengirim surat izin penelitian ke ketua RT desa sukawali
3. Setelah mendapatkan persetujuan dari ketua RT desa sukawali, peneliti
melakukan verifikasi data yang di dapat kan di puskesmas dengan data
yang di ketua RT desa sukawali
4. Setelah data diverifikasi peneliti menemui calnn responden secara
langsung untuk melakukan pendekatan kepada calon responden yang
mekanisme penelitian yang akan dilakukan serta hak-hak yang di peroleh
responden.
5. Selanjutnya calon responden yang di temui secara langsung oleh peneliti
bila bersedia menjadi responden mengisi serta menandatangani lembar
persetujuan menjadi responden.
6. Selanjutnya, peneliti menjelaskan mekanisme pengambilan data dari
responden dan memberikan kesempatan kepada responden bila memiliki
pertanyaan mengenai mekanisme pengambilan data yang di jelaskan oleh
peneliti.
7. Pengambilan datadi lakukan secara mandiri oleh peneliti kepada seluruh
responden dengan menggunakan alat instrumen cholestrol untuk
mengukur kadar kolesrol.
8. Data yang diperoleh di catat dilembar pencatatan
9. Responden dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen dengan teknik random allocation yaitu, setiap
sampel yang terpilih memiliki kesempatan yang sama untuk masuk
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
10. Selanjutnya resonden di kelompok eksperimen diberikan air rebusan jahe
merah sebanyak 200cc setiap sore selama 2 kali dalam seminggu.
11. Selanjutnya setelah dilakukan pemberian air rebusan jahe merah
dilakukan pemeriksaan kadar kolestrol kembali menggunakan instrumen
penelitian pada keesokan hari, untuk mengetahui pengaruh dari pemberian
terapi air rebusan jahe merah
12. Pemberian terapi air rebusan jahe merah ini dilakukan selama kurang
lebih 2 kali dalam seminggu

4.5 Pengolahan data Analisa Data

4.5.1 Pengolahan Data

Supardi (2013) menjelaskan pengolahan data merupakan upayamengubah


data yang telah dikumpulkan menjadi informasi yang di butuhkan. Tahap-tahap
pengolahan data yaitu, Editing, Coding, Data file, Entry Data, Tabulating, dan
Cleaning.

1. Editing merupakan upaya untuk memeriksakembali data yang diperoleh


atau dikumpulkan. Setelah data terkumpul peneliti memeriksa kembali
setiap data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan kadar kolestrol.
2. Coding merupakan kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi
bentuk angka bilangan. Kegunaan dari coding adalah untuk mempermudah
cara menerapkannya yaitu memberikan kode pada lembar identitas
responden agar mempermudah pengolahan data dalam program SPSS
yaitu (Statistical Product and Service Solution).
3. Data file adalah pembuatan program pengolahan data komputer
4. Entry data adalah memasukan data yang diperoleh menggunakan yaitu
memasukan kuesioner kedalam SPPS utuk memperoleh hasilnya.
5. Tabulating meliputi memasukkan data-data hasil penelitian kedalam tabel-
tabel sesuai kriteria yang telah ditentukan berdasarkan hasil dari
pemeriksaan kadar kolestrol.
6. Cleaning data (pembersihan data) merupakan kegiatan pembersihan data
hasil entry data agar terhindar dari ketidak sesuaian dengan koding hasil
penelitian.
4.5.2 Analisa Data

Analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh


responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2016). Dalam
menganalisa data, ada beberapa teknik yang dapat dilakukan, yaitu
analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat. Teknik
analisa data ini dilakukan berdasarkan kebutuhan dalam penelitian

Data yang dikumpulkan melalui pemeriksaan kadar kolestrol


sebelum dan sesudah dilakukan terapi pada penelitian ini diolah dengan
menggunakan teknik analisis univariat dan analisis bivariat saja. Teknik
analisa data ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunanaan .

1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisa data yang menganalisis satu variabel.
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan untuk
distribusi frekuensi presentasi/proporsi data demografi responden dan
masing-masing variabel independen dan dependen kemudian
diinterprestasikan (Donsu, 2016).
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yaitu merupakan analisa data yang menganalisis data
variabel. Analisa jenis ini sering digunakan untuk mengetahui hubungan
atau pengaruh x dan y antara variabel satu dengan variabel lainnya. Dalam
penelitian ini menggunakan analisa statistic uji regresi sederhana dengan
tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel penelitian. Apakah memiliki
pengaruh positif atau tidak.

4.6 Etika Penelitian


Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika berlaku untuk setiap
kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang di teliti
(subjek penelitian), dan masyarakat yang memperoleh dampak hasil penelitian
tersebut (Notoadmojo, 2012). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian
eksperimen. Penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjek tidak boleh
bertantangan dengan etik. Tujuan penelitian harus etis atau dalam arti hak
responden harus dilindungi. Pada penelitian ini setelah mendapat persetujuan
penelitian dengan menekankan masalah etika meliputi :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)


Dalam penelitian ini peneliti mempersiapkan formulir persetujuan
subjek (inform concrnt) untuk responden. Sebagai tanda responden setuju
untuk mengikuti proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for
parivacy and confidentiality)
Selama penelitian ini peneliti menggunakan nama inisial pada
responden dan tidak menyebarkan luaskan informasi mengenai responden
kepada orang lain. Peneliti cukup menggunakan coding sebagai pengganti
independen responden.
3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice an
inclusiveness)
Saat penelitian peneliti menjelaskan prosedur penelitian yang akan
dilakukan kepada responden. Agar responden dapat mengerti mengenai
penelitian ini. Untuk semua responden penelitian diberi perlakukan yang
sama, tidak dibedakan bedakan antara satu dengan yang lainnya, dan
berhak masuk ke dalam kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing
harms and benfits)
Dalam penelitian ini harus memberikan manfaat semaksimal
mungkin bagi responden. Saat penelitian memberikan edukasi kepada
responden mengenai manfaat jahe merah dan penyebab kolestrol agar
responden dapat mengerti mengenai penyebab dari kolestrol dan
pengobatan alternatif bagi penderita kolestrol.

Anda mungkin juga menyukai