Dalam lingkungan kerja biasanya banyak bahan kimia yang terpakai tiap harinya , sehigga
para pekerja terpapar bahaya bahan kimia itu , terkadang meningkat dalam kondisi tertentu,
mengingat sifat bahan kimia itu mudah terbakar, beracun, dan sebagainya. Dengan demikian
bekerja dengan bahaya bahan kimia mengandung banyak resiko bahaya, baik dalam proses
penyimpanan,distribusi, transportasi, dan penggunaanya. Walaupun besarnya bahaya bahan
kimia dapat ditangani dengan benar yang akan mengurangi resiko bahaya bahan kimia
tersebut. Bahaya bahan kimia di tempat kerja memang sangat dekat dengan kita, bukan hanya
digunakan ditempat kerja tetapi dikehidupan sehari-hari juga, seperti dalam rumah tangga
(diterjen, gas untuk memasak dll ) dan disekolah (bahan kimia untuk praktikum). Sehingga
masih banyak orang belum menyadari bahwa disekitar kita banyak bahaya bahan kimia yang
biasanya disalah gunakan sebagian orang. Setiap tempat kerja selalu mempunyai resiko
terjadinya kecelakaan sehinga di butukan suatu upaya pencegahan dan pengendalian agar
tidak terjadi kecelakaan kerja pengindentifikasian bahaya dan resiko kerja merupakan tahap
awal yang harus di perhatikan oleh perusahaan. Bahan kimia berbahaya, Oleh karena
terserang penyakit tersebut banyak pekerja yang kemudian harus berhenti bekerja dan banyak
perusahaan yang harus kehilangan pekerja mereka atau mengeluarkan biaya untuk
pengobatan para pekerja. Perusahaan sendiri bertujuan untuk mendapatkan keuntungan,
namun masalah keselamatan dan kesehatan pekerja juga menjadi tanggung jawab dari
perusahaan.
Banyak bahan yang bisa menimbulkan bahaya kesehatan, namun penggunaan yang
tepat bisa menghindarkan pekerja dari bahaya tersebut. Bahan kimia berbahaya
tersebut biasanya juga memiliki kandungan berbahaya lainnya. Bisa saja ada
kandungan yang mudah terbakar.
1.Melalui pernapasan
Pernapasan merupakan sistem yang sangat penting bagi tubuh, namun udara bisa saja
tercemar oleh bahan-bahan berbahaya. Saat bahan-bahan tersebut masuk ke sistem
pernapasan maka bisa langsung menyerang beberapa organ tubuh dalam sistem
pernapasan. Tak hanya paru-paru saja namun bisa juga membahayakan bagian tubuh
lainnya seperti liver.
Beberapa bahan berbahaya dapat merusak kulit dan bagian lain dari tubuh. Kulit dapat
terkontaminasi:
Melalui kontak langsung dengan bahan berbahaya misalnya menyentuh bahan
tersebut atau tumpah dan mengenai kulit pekerja.
Dengan tercebur ke dalam bahan berbahaya.
Dengan bahan berbahaya tersebut jatuh mengenai kulit misalnya debu yang
mengandung zat kimia berbahaya.
Dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi, termasuk kontak dengan bagian
dalam sarung tangan yang terkontaminasi.
3. Menelan
Bahan-bahan berbahaya kadang bisa tertelan tanpa disengaja, misalnya saat bahan
tersebut mengenai tangan dan tangan tersebut masuk ke dalam mulut melalui makan,
merokok, dan lain-lain tanpa cuci tangan terlebih dahulu.
4. Melalui mata
Bahan-bahan berbahaya seperti gas atau debu dapat mengiritasi mata. Cairan
berbahaya yang mengenai mata juga dapat merusak mata secara permanen.
Luka pada kulit bisa menjadi tempat bahan berbahaya masuk dan menyakiti tubuh.
Perusahaan yang pekerjanya harus bekerja dengan bahan-bahan berbahaya tersebut
harus melakukan program K3 yang tepat sehingga pekerja tetap aman dan sehat.
Perusahaan awalnya harus menyusun daftar apa saja bahan berbahaya yang ada di
tempat kerja. Setelah itu mencari cara untuk mengeliminasi atau mengurangi risiko
dari bahaya tersebut.
Para pekerja perlu diberikan pelatihan untuk memahami risiko kerja terkait dengan bahan-
bahan berbahaya tersebut. Beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengurangi
risiko dari bahan berbahaya tersebut antara lain:
Mengganti penggunaan bahan berbahaya dengan bahan yang lebih aman. Bahan
berbahaya yang bisa diganti sebaiknya diganti, namun jika tidak maka bisa melakukan
pencegahan dengan cara lainnya.
Memastikan aliran udara di tempat kerja berjalan dengan lancar. Aliran udara yang
lancar dapat mencegah bahan berbahaya masuk ke dalam pernapasan tubuh.
Melakukan pengolahan limbah bahan berbahaya sesuai dengan prosedur yang aman.
Limbah dari bahan berbahaya tersebut harus diolah dengan aman atau dibuang sesuai
dengan standar keamanan.
Menyediakan alat pelindung diri bagi pekerja sesuai dengan jenis bahan berbahaya
dan cara bahan berbahaya tersebut mengenai tubuh. Alat pelindung bisa berupa baju
pelindung yang dapat melindungi keseluruhan tubuh atau alat pelindung pernapasan
yang dapat melindungi pekerja dari kandungan zat berbahaya yang dihirup di tempat
kerja.
Memastikan pekerja bekerja sesuai dengan prosedur yang aman. Prosedur kerja yang
dibuat harus bisa membuat pekerja terhindar dari risiko terpapar bahan berbahaya.
Bahan kimia berbahaya dan beracun (B3) tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. B3
tersebut digunakan baik dalam kehidupan rumah tangga sampai untuk menunjang proses
operasi dalam industri. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan
dalam pengelolaan dan penanganan B3 agar efisien, aman dan selamat. Kecelakaan kerja
yang terjadi akibat B3 akan meberikan dampak terhadap kesehatan pekerja juga
lingkungannya. Dampak tersebut dapat berupa keracunan, kerusakan/pencemaran
lingkungan, korban materi dan juga mungkin bisa menimbulkan korban jiwa. Bagi mereka
yang bekerja dalam industri yang menggunakan atau menghasilkan B3 tidak lepas dari
bahaya bahan tersebut. Secara umum B3 terdiri dari bahan beracun, korosif, mudah terbakar,
mudah meledak, reaktif terhadap air/asam, dan gas bertekanan. Faktor yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan antara lain dari manusia/pekerja, prosedur/metode, dan
peralatan/bahan. Faktor manusia merupakan faktor terbesar penyebab terjadinya kecelakaan
diantaranya adalah ketidak-tahuan akan bahaya yang akan terjadi. Dengan menerapkan
sistem manajemen B3 maka pemakaian, penanganan, maupun penyimpanan B3
terkontrol/terkendali dan tertelusur, sehingga keselamatan dan kesehatan kerja akan terjaga,
serta lingkungan akan terlindung. Dapat disimpulkan bahwa manajemen B3 memerlukan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Dalam pelaksanaan
penanganan B3 sangat tergantung dari jenis, sifat dan bahaya dari bahan tersebut. Karena
masing-masing B3 memiliki sifat yang berbeda, maka cara penanganan yang paling tepat
hanya dapat diperoleh dari pabrik atau pemasok bahan tersebut.
Beberapa dampak bahan kimia telah dikaitkan dengan efek kesehatan yang merugikan.
bahaya kimia tersebut diantaranya:
iritasi kulit, cedera mata atau kebutaan yang disebabkan oleh produk kimia korosif
produk beracun, seperti uap dan asap, yang disebabkan oleh pencampuran bahan
kimia yang tidak kompatibel
luka bakar serius dari pelarut yang mudah terbakar yang terbakar
cedera dari wadah meledak, seperti kaleng semprot
keracunan dari menelan secara disengaja, terutama dengan anak-anak
Risiko penilaian bahan kimia adalah kombinasi antara kemungkinan terjadinya suatu kejadian
dan keparahan akibat potensi dari bahaya yang ada (ECAST, 2009). Pengendalian bahaya
sangat penting untuk dilakukan di tempat kerja, agar dapat mengurangi timbulnya bahaya
yang dapat mengganggu aktivitas produksi maupun pada tenaga kerja. Salah satu upaya yang
diterapkan oleh perusahaan untuk meminimalkan risiko adalah diterapkannya risk
assessment. Risk assessment adalah upaya yang dilakukan untuk menghitung besarnya suatu
risiko dan menilai risiko tersebut dapat diterima atau tidak (OHSAS 18001: 2007). Langkah
selanjutnya yang dilakukan sesudah risiko dilakukan dengan mempertimbangkan nilai
likelihood dan severity suatu risiko. Hasil penilaian risiko yang tinggi memerlukan suatu
pengendalian untuk menurunkan risiko sampai batas aman. Salah satu potensi bahaya kimia
yang ada pada proses peracikan adalah terpapar debu copper sulfate. Debu tersebut dapat
masuk ke dalam tubuh kerja melalui inhalasi, ingesti, serta kontak dengan kulit.
pengendalian bahaya kimia di tempat kerja:
Petugas K3 Kimia dalam penilaian resiko sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (1)
huruf a dan pasal 17 ayat (1) huruf a mempunyai kewajiban :
c. Hubungan kerja tidak didasarkan pada Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)