Anda di halaman 1dari 128

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERKAIT

AUSTRALASIAN TRIAGE SCALE (ATS) DENGAN


RESPONSE TIME PASIEN DI RUANG
TRIAGE RS MRANGGEN DEMAK

RISET KEPERAWATAN

Oleh
Yuda Septian Nugroho
117142

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2021
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERKAIT
AUSTRALASIAN TRIAGE SCALE (ATS) DENGAN
RESPONSE TIME PASIEN DI RUANG
TRIAGE RS MRANGGEN DEMAK

RISET KEPERAWATAN

Riset keperawatan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk


memperoleh gelar sarjana

Oleh
Yuda Septian Nugroho
117142

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Riset Keperawatan ini diajukan oleh

Nama : Yuda Septian Nugroho

NIM : 117142

Program Studi : S-1 Keperawatan

Judul Riset Keperawatan : Hubungan tingkat pengetahuan terkait Australasian

Triage Scale (ATS) dengan response time pasien di

RS Mranggen Demak

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian

persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada

Program Studi S-1 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang.

DEWAN PENGUJI

Ketua Penguji : Ns. Riris Risca Megawati, M.Kep

...................................

Anggota Penguji I : Ns. Bagus Ananta Tanujiarso, M.Kep

...................................

Anggota Penguji II : Ns. Dwi Fitriyanti, M.Kep

...................................

Ditetapkan di : Semarang

Tanggal : 7 Agustus 2021

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Riset Keperawatan ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang

dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Yuda Septian Nugroho

NIM : 117142

TandaTangan :

Tanggal : 7 Agustus 2021

iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI RISET

KEPERAWATAN UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik STIKES Telogorejo Semarang, saya yang bertandatangan

di bawah ini :

Nama : Yuda septian Nugroho

NIM : 117142

Program Studi : S-1 Keperawatan

Jenis Karya : Riset Keperawatan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

STIKES Telogorejo Semarang Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non-exclusive

Royalty-Free Right) atas Riset Keperawatan saya buat yang berjudul: Hubungan

Tingkat Pengetahuan Terkait Australasian Triage Scale (ATS) Dengan Response

Time Pasien Di RS Mranggen Demak.

Semarang, 7 Agustus 2021

Yang menyatakan

Yuda Septian Nugroho

iv
PRAKATA

Puji dan Syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan karunia-Nya, sehingga riset keperawatan dapat terselesaikan dengan

judul “Hubungan tingkat pengetahuan Australasian triage scale (ATS) dengan

response time di ruang triage Rs Mranggen Demak”. Riset penelitian ini disusun

dalam rangka untuk melakukan penelitian.

Riset penelitian ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Swanny Trikajanti Widyaatmadja, M.Kes., Ph.D selaku Ketua STIKES

Telogorejo Semarang.

2. Ns. Ismonah, M.Kep., Sp.MB, selaku Wakil Ketua I STIKES Telogorejo

Semarang.

3. Ns. Sri Puguh Kristiyawati, M.Kep., Sp.MB, selaku Ketua Program Studi S-1

Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang yang telah menyetujui

terselenggaranya riset keperawatan ini.

4. Ns. Riris Risca Megawati, M.Kep selaku dosen penguji yang membantu

mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan penyusunan riset penelitian ini.

5. Ns. Bagus Ananta Tanujiarso, M.Kep selaku dosen pembimbing Utama yang

penuh dengan kesabaran membimbing dan mengarahkan peneliti dalam

menyelesaikan penyusunan riset penelitian ini.

6. Ns. Dwi Fitriyanti, M.Kep selaku dosen pembimbing pendamping yang penuh

dengan kesabaran membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan

penyusunan riset penelitian ini.

v
7. Seluruh dosen serta karyawan STIKES Telogorejo yang telah memfasilitasi

peneliti dalam proses perkuliahan selama disini hingga riset keperawatan ini

selesai.

8. Rumah Sakit Pelita Anugerah yang telah bersedia memberikan izin sehingga

peneliti dapat melakukan penelitian.

9. Orang tua, istri, dan anak tercinta atas segala dukungan, perhatian dan doa yang

tidak hentinya diberikan kepada peneliti.

10. Berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, atas segala bentuk

bantuan dalam penyusunan riset keperawatan ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan riset penelitian ini masih terdapat

kekurangan, sehingga dibutuhkan kritik dan saran yang bertujuan untuk

penyempurnaan riset penelitian ini. Peneliti berharap riset penelitian ini dapat

bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Semarang, 7 Agustus 2021

Peneliti

Yuda Septian Nugroho

vi
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES
TELOGOREJO SEMARANG

Penelitian, Juni 2021


Yuda Septian Nugroho
Hubungan Tingkat Pengetahuan Terkait Australasian Triage Scale (ATS) Dengan
Response Time Pasien Di Ruang Triage RS Mranggen Demak
xiii + 63 + 16 tabel + 2 skema + 9 lampiran

ABSTRAK
Banyaknya pasien yang datang di IGD membuat petugas triage harus memilah
pasien dengan cepat dan tepat sesuai prioritas untuk mendapatkan response time ke
pasien sesuai standar waktu yg di harapkan. Untuk mendukung hal tersebut
diperlukan pengetahuan, dalam hal pemisahan jenis dan kegawatan pasien dalam
triage, sehingga dalam penanganan pasien bisa lebih optimal dan terarah. Dalam
penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden peneliti
menggunakan kuesioner yang di buat peneliti yang sudah dilakukan uji validitas
sedangkan untuk response time peneliti mengobservasi dan di tulis di lembar
observasi yg sudah di buat dan di uji expertkan pada yang berkompeten. Tujuan
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan
Response time terhadap pasien di ruang triage. Desain penelitian menggunakan
metode penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan
di IGD RS Mranggen pada bulan 9 Juni – 18 Juni 2021. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 13 dokter, 14 perawat dan 4 bidan yang bertugas di IGD RS Mranggen
yang diambil secara total sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner
dan lembar observasi untuk menentukan response time pasien. Analisa data
menggunakan teknik analisa korelasi spearman rank pada taraf kepercayaan 95%.
Hasil deskriptif korelasional menunjukkan pengetahuan tentang triage mayoritas
baik (96,8%). Hasil penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang ATS dengan
Respon Time di dapatkan nilai dari hasil analisis menggunakan Spearman’s rho
nilai Sig. (2-tailed) 0.071 > 0.05 yang artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan
tentang ATS dengan Respon Time Pasien. Kesimpulan penelitian ini tidak terdapat
hubungan antara pengetahuan dan response time pasie di ruang triage di RS Demak.
Kata kunci : Pengetahuan , response time, Australasian Triage Scale (ATS)
Daftar Pustaka: 51 (2011-2019)

vii
S1 NURSING STUDY PROGRAM TELOGOREJO STIKES SEMARANG

Research, June 2021

Yuda Septian Nugroho

Relationship of Knowledge Level Related to Australasian Triage Scale (ATS) with


Patient Response Time in Triage Room, Mranggen Hospital, Demak

xiii + 63 + 16 tables + 2 schemas + 9 attachments

ABSTRACT

The number of patients who come to the ER makes triage officers have to sort out
patients quickly and precisely according to priority to get response time to patients
according to the expected time standard. To support this, knowledge is needed, in
terms of separating the types and emergencies of patients in triage, so that patient
management can be more optimal and directed. In this study, to determine the level
of knowledge of the respondents, the researchers used a questionnaire that was made
by the researcher which had been tested for validity, while for the response time, the
researcher observed and wrote on the observation sheet that had been made and
tested by the competent authorities. The purpose of this study was to determine the
relationship between knowledge and response time to patients in the triage room. The
research design used correlation research method with cross sectional approach. The
study was conducted at the ER Mranggen Hospital on June 9 – June 18, 2021. The
samples in this study were 13 doctors, 14 nurses and 4 midwives who served in the
ER Mranggen Hospital which were taken by total sampling. The research instrument
used questionnaires and observation sheets to determine the patient's response time.
Data analysis used Spearman rank correlation analysis technique at 95% confidence
level. The correlational descriptive results show that the majority of knowledge about
triage is good (96.8%). The results of the research on the relationship between the
level of knowledge about ATS and the response time were obtained from the results
of the analysis using Spearman's rho the value of Sig. (2-tailed) 0.071 > 0.05, which
means that there is no relationship between knowledge about ATS and Patient
Response Time. The conclusion of this study is that there is no relationship between
knowledge and patient response time in the triage room at Demak Hospital.

Keywords: Knowledge, response time. Australasian Triage Scale (ATS)

Bibliography: 51 (2011-2019)

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

PRAKATA ............................................................................................................ v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi

DAFTAR SKEMA ................................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 8

C. TujuanPenelitian ..................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9

E. Keaslian Penelitian.................................................................................. 10

F. Perbedaan dan Persamaan Penelitian Peneliti......................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 12

A. Tinjauan Teori ......................................................................................... 12

B. Kerangka Teori ....................................................................................... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 30

A. Kerangka Konsep .................................................................................... 30

B. Hipotesis ................................................................................................. 30

C. Desain Penelitian .................................................................................... 31

D. Definisi Operasional ............................................................................... 31

E. Populasi dan Sampel ............................................................................... 32

F. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 33

ix
G. Etika Penelitian ...................................................................................... 33

H. Alat Pengumpulan Data .......................................................................... 35

I. Prosedur Pengumpulan Data .................................................................. 40

J. Analisa Data ........................................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 46

A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 46

B. Pembahasan............................................................................................. 50

C. Kekuatan Dan Keterbatasan penelitian ................................................... 67

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 68

A. Kesimpulan ............................................................................................. 68

B. Saran ....................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian................................................................................ 10

Tabel 1.2 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Peneliti .......................... 11

Tabel 2.1 Triage Australia .................................................................................... 14

Tabel 2.2 Triage Kanada ....................................................................................... 14

Tabel 2.3 Triage Manchester ................................................................................ 15

Tabel 2.4 Skala triase Australia berdasarkan response time ................................. 18

Tabel 3.1 Definisi operasional .............................................................................. 31

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner............................................................................... 36

Tabel 3.3 Uji Validitas Menggunakan Korelasi Biserial ...................................... 38

Tabel 3.4 Panduan Interpretasi Uji Hipotesis Korelatif ........................................ 44

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin,

pendidikan, lama bekerja, pekerjaan dan tipe kegawatan .................. 46

Tabel 4.2 Distribusi rerata Karakteristik Responden Berdasarkan

Umur Responden ................................................................................ 47

Tabel 4.3 Distribusi response time pasien .......................................................... 47

Tabel 4.4 Distribusi Rerata Response time Petugas Triage berdasarkan

Tipe Kegawatan Pasien ...................................................................... 48

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan petugas

Triage Tentang ATS........................................................................... 48

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis

Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Tentang ATS ................................. 49

Tabel 4.7 Hubungan tingkat pengetahuan terkait ATS dengan response

time .................................................................................................... 50

xi
DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 2.1 Kerangka Teori .................................................................................. 29

Skema 3.1 Kerangka Konsep ................................................................................ 30

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Plan Of Action (POA)


Lampiran 2 : Surat Permohonan Penelitian di RS Pelita Anugerah
Lampiran 3 : Surat Permohonan Uji Validitas di RSI NU Demak
Lampiran 4 : Surat balasan dari RSI NU bahwa peneliti telah melakukan uji
validitas

Lampiran 5 : Lembar penjelasan penelitian


Lampiran 6 : Lembar permohonan menjadi responden
Lampiran 7 : Lembar kuesioner yang digunakan untuk penelitian
Lampiran 8 : Lembar observasi
Lampiran 9 : Lembar daftar hadir konsultasi

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Unit Gawat Darurat (UGD) merupakan suatu unit pelayanan di rumah sakit yang

memberikan penanganan awal pada pasien sakit atau cedera yang mengancam

kehidupannya secara terpadu dengan melibatkan berbagai multidisiplin

(Kemenkes RI, 2018). Pada tahun 2014, data kunjungan pasien ke UGD di

seluruh Indonesia mencapai 14.402.250 jiwa (13,5% dari total seluruh

kunjungan di Rumah Sakit Umum) dengan jumlah kunjungan 12% dari

kunjungan UGD berasal dari rujukan dengan jumlah Rumah Sakit Umum 1.033

Rumah Sakit Umum dari 1.319 Rumah Sakit yang ada (Kementrian Kesehatan,

2014). Sedangkan pada tahun 2016 jumlah kunjungan di UGD sebanyak

18.250.250 jiwa (13,1% dari jumlah total kunjungan). Jumlah yang signifikan ini

kemudian memerlukan perhatian yang cukup besar dengan pelayanan pasien

gawat darurat (Kementrian Kesehatan, 2016).

Peningkatan kunjungan ke UGD mengakibatkan terjadinya penumpukan pasien

dan tentunya memengaruhi pelayanan yang ada di ruangan tersebut. Waktu

anamnesa pasien menjadi sempit sedangkan waktu tunggu pasien menjadi lebih

lama lagi sehingga memengaruhi .mutu pelayanan. UGD memiliki peran sebagai

gerbang utama masuknya penderita gawat darurat. UGD merupakan gambaran

1
2

krusial antara layanan gawat darurat medis dan rumah sakit. UGD menjadi

pilihan akses rute utama ke sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit (Christ et

al, 2010; Sofiyanti 2019). UGD sebagai ujung tombak terdepan dalam pelayanan

Kesehatan di rumah sakit harus mempunyai staf atau sumber daya manusia yang

khusus dalam melakukan triage ataupun melakukan pelayanan Kesehatan

lainnya, standar Depkes RI perawat yang melakukan triage adalah perawat yang

telah bersertifikat pelatihan Penanggulangan Pasien Gawat Darurat (PPGD)

Atau Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) (Pedoman Pelayanan

Keperawatan Gawat Darurat Rumah Sakit, 2015).

UGD mempunyai tujuan agar tercapai pelayanan kesehatan yang optimal pada

pasien secara cepat dan tepat serta terpadu dalam penanganan tingkat

kegawatdaruratan sehingga mampu mencegah resiko kecacatan dan kematian (to

save life and limb) dengan respons time selama 5 menit dan waktu definitif ≤ 2

jam. Kematian dan kesakitan pasien dapat diminimalkan atau dicegah dengan

berbagai usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan, salah satunya

dengan meningkatkan pelayanan kegawatdaruratan (Gurning, Karim, &

Misrawati, 2014). Proses triage juga akan berpengaruh pada waktu tanggap atau

respons time yang akan diberikan oleh tim medis. Tim medis juga perlu

memperhatikan jarak waktu tunggu atau waiting time dalam penanganan pasien

(Ardiyani, Andri, & Eko, 2015).

Response Time merupakan kecepatan dalam penanganan pasien, dihitung sejak

pasien datang sampai dilakukan penanganan (Suhartati et al., 2011). Menurut

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


3

856/MENKES/SK/IX/2009 tentang Standar UGD Rumah Sakit, pasien gawat

darurat harus ditangani paling lama 5 (lima) menit setelah sampai di UGD.

Response time yang cepat atau sesuai standar yang ada dapat membantu perawat

dalam memberikan pelayanan yang tepat sesuai dengan jenis keluhan yang

dialami oleh pasien. Keterlambatan penanganan di UGD dapat mengakibatkan

kecacatan atau kematian. Studi yang dilakukan Maatilu (2014) membuktikan

response time perawat pada penanganan pasien gawat darurat yang memanjang

dapat menurunkan usaha penyelamatan pasien dan terjadinya perburukan

kondisi pasien. Pelayanan kegawatdaruratan adalah pelayanan yang memerlukan

pelayanan cepat dan tepat untuk mencegah kematian dan kecacatan, karena

waktu adalah nyawa. Dalam penanganan pasien gawat darurat, UGD memiliki

sistem triage dalam melakukan tindakan kegawatdaruratan (Sabrianyanti, Islam,

& Gaus, 2012).

Triage adalah suatu proses memilih pasien menurut tingkat kegawatan dan

prioritas dalam penanganan pasien (Kartikawati, 2013). Penentuan prioritas

penanganan akan dipengaruhi oleh tingkat kegawatan pasien, jumlah pasien

yang datang, kemampuan staf UGD, ketersediaan alat pendukung serta ruangan

(Kristiani, Ani, & Ardhiyani, 2015). Tujuan triage adalah untuk mendapatkan

hasil yang sebaik mungkin sesuai dengan kondisi pasien dan sarana yang

tersedia di rumah sakit atau unit gawat darurat, sehingga perlu dilakukan

prioritas pasien untuk menekan angka morbiditas, mortilitas dan kecacatan. Pada

triage pasien akan dibagi ke dalam 3 kategori yaitu emergency, urgent dan non

urgent. Agar dapat menilai kondisi awal pasien gawat darurat secara cepat dan

tepat perlu dilakukan anamnesis singkat dan pemeriksaan secara sistematis


4

terhadap adanya airway (A), breathing (B) , circulation (C), disability (D) dan

environment (E). Anamnesis singkat harus dapat menggali gejala utama yang

pasien rasakan sebelum dan saat mengalami kondisi gawat darurat (Setyohadi,

2012).

Alur proses triage meliputi penilaian cepat, interpretasi riwayat klinis, data

temuan, dan indikator fisiologis, penetapan tingkatan urgensi, dan pemilihan

area perawatan yang sesuai bagi pasien di UGD. Pengambilan keputusan

perawat dalam pelaksanaan triage dapat mempengaruhi hasil pelayanan terhadap

pasien. Lama triage umumnya tidak lebih dari 2-5 menit dimana kecepatan dan

ketelitian dalam proses triage tidak menghalangi akses pasien untuk

mendapatkan intervensi klinis yang diperlukan (Hodge, Hugman, Varndell, &

Howes, 2013).

Pertumbuhan dan perkembangan triage di Indonesia tetap stagnan. Indonesia

belum memiliki kesepakatan secara nasional tentang metode triage yang

digunakan di UGD, sehingga terdapat berbagai perbedaan dalam pelaksanaannya

diberbagai rumah sakit di Indonesia (Ainiyah, Ahsan & Fathoni, 2015). Triage

di rumah sakit dikembangkan menjadi beberapa model. Menurut Australian

Government (2011) saat ini triage di rumah sakit lebih menerapkan triage lima

tingkat karena dianggap valid dan reliabel. Triage lima tingkat tersebut antara

lain Australasian Triage Scale (ATS), Manchester Triage Scale (MTS),

Canadian Triage and Acuity (CTAS) dan Emergency Severity Index (ESI).
5

ATS adalah algoritma triage gawat darurat yang terdiri dari lima tingkat yang

terus dikembangkan di Australia. Penilaian ATS terdiri dari 5 tingkatan kategori

urgensi yang memuat batas waktu ideal bagi pasien untuk evaluasi pertama dan

mendapatkan pengobatan oleh dokter. Kategori urgensi tersebut meliputi: (1)

Kategori 1- immediately life-threatening (evaluasi segera setelah pasien tiba di

UGD); (2) Kategori 2- imminently life-threatening (evaluasi dalam 10 menit);

(3) Kategori 3- potentially life-threatening (evaluasi dilakukan dalam 30 menit),

kategori 4- potentially serious (evaluasi dalam 60 menit), dan kategori 5- less

urgent (evaluasi dalam 120 menit). ATS juga memuat persentase ambang kinerja

(performance thresholds) yang menjadi dasar pelaporan pelaksananan triage

bagi setiap UGD di Australia (Christ, Grossmann, Winter, Bingisser, & Platz,

2010; Hodge, Hugman, Varndell, & Howes, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Emaliyawati (2016), membuktikan bahwa

penggunaan metode ATS lebih efektif dibandingkan triage tiga tingkat dalam

penerapan di UGD. Studi meta analisis yang dilakukan Ebrahimi, (2015)

memberikan hasil yang lebih meyakinkan yakni koefisien gabungan untuk ATS

adalah 0,428 (95% CI 0,340-0,509) dimana reliabilitas untuk dewasa lebih tinggi

dari anak-anak. Dengan demikian, ATS telah menunjukkan tingkat keandalan

keseluruhan yang dapat diterima dalam departemen gawat darurat (Atmojo,

Widiyanto dan Yuniarti, 2019).

Pengetahuan, keterampilan dan sikap sangat berperan penting pada proses triage

demi tercapainya response time terhadap pasien yang sesuai standar waktu yang

ditentukan. Penelitian Safari (2011) menunjukkan bahwa pengetahuan,


6

keterampilan, dan sikap perawat mempunyai pengaruh terhadap penerapan

triage, apabila faktor-faktor tersebut tidak dilaksanakan secara optimal dapat

menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan dan menyebabkan

kecacatan pada klien. Emergency Nursing Association (2014) menyatakan

bahwa keterampilan dan latar belakang pendidikan yang dimiliki perawat akan

mempengaruhi penerapan ATS.

Pengetahuan merupakan faktor dominan yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang. Pengetahuan dan keterampilan perawat dalam penanganan

pasien menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam penanganan kasus

kegawatdaruratan (Nurhasim, 2014). Pengetahuan tentang triage yang dimiliki

oleh perawat UGD akan sangat membantu perawat dalam menangani kasus-

kasus kegawatan dan juga dapat mencegah kecacatan maupun kematian pasien

(Gurning, Karim, & Misrawati, 2014). Penelitian Wiryansyah (2020)

menunjukkan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang

response time dalam menentukan triage. Saran dalam penelitian ini diharapkan

dapat melakukan evaluasi secara rutin mengenai pengetahuan perawat tentang

response time dalam penanganan pasien di ruang UGD agar dapat meningkatkan

kualitas dalam pelayanan.

Pelaksanaan triage pada rumah sakit Pelita Anugerah Kabupaten Demak,

sepenuhnya dilaksanakan oleh dokter, perawat, dan bidan yang berwenang

penuh atas operasional kegiatan di ruang triage, hingga penentuan prioritas.

Prioritas kegawatdaruratan pasien dimana response time sebagai salah satu

indikator kunci penilaian efesiensi peningkatan kinerja operasional dan klinis.


7

Pelaksanaan pelayanan di UGD termasuk pelaksanaan triage, sering kali

menjadi masalah ditatanan layanan kesehatan pada negara-negara yang

berpenghasilan rendah. Namun jika dilaksanakan dengan baik maka dapat

menurunkan biaya kesehatan (Baker, 2011). Pelaksanaan triage yang kurang

dan belum memadainya perawatan emergency akan membahayakan kehidupan

pasien yang tiba di UGD (Nolan, et al., 2011).

Tindakan pengobatan kepada pasien dalam urutan kedatangan tanpa dilakukan

triage, dapat mengakibatkan penundaan tindakan pada pasien dengan kondisi

kritis, sehingga berpotensi mematikan bagi pasien yang sakit kritis (Aloyce, et

al., 2014). Penelitian Dunser, et al (2016) dalam penelitiannya dari 21 rumah

sakit di tujuh negara berkembang, 14 rumah sakit didapatkan tidak memiliki

sistem triage yang memadai. Dalam Sebuah layanan komprehensif melihat

pengelolaan dari 131 anak yang dirawat di rumah sakit tersebut menemukan

bukti bahwa 8% kasus tidak dilaksanakan triage, 41% penilaian klinis yang

buruk, dan 19% berpotensi penundaan yang berbahaya dalam pengobatan.

Ruang Triage UGD Rumah Sakit Pelita Anugerah Kabupaten Demak

menerapkan sistem ATS pada awal 2017. Hasil observasi di Ruang Triage UGD

Rumah Sakit Pelita Anugerah Kabupaten Demak, didapatkan bahwa penerapan

ATS masih belum terlihat karena sering terjadinya penumpukan pasien serta

pelaksanaan triage di UGD yang belum terlaksana dengan baik. Hal tersebut

dapat berdampak pada efisiensi waktu penanganan dan ketepatan tindakan sesuai

skala prioritas kegawat daruratan. Berdasarkan laporan manajemen

menunjukkan jumlah rata-rata pasien per hari adalah 53 pasien dan jumlah rata-
8

rata pasien perminggu adalah 371 pasien. Response time rata-rata dari

penanganan 10 pasien dewasa adalah 1-3 menit dimana standar response time

adalah 5 menit, jika terdapat kepadatan pasien yang mempengaruhi response

time akan berpengaruh pada peningkatan trombolisis, peningkatan antibiotik,

berpengaruh pada status fungsional, kematian dan peningkatan waktu rawat inap

pada rumah sakit. Dimana tingkat kesesuaian kriteria ATS dengan waktu

tanggap sebanyak 7 pasien dan 3 pasien di antara tidak sesuai karena terjadinya

penumpukan pasien yang berakibat memanjangya waktu response time terhadap

pasien tersebut.

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan mengambil judul, “Hubungan tingkat pengetahuan terkait Australasian

triage scale (ATS) dengan response time pada pasien di ruang triage UGD RS

Mranggen Demak”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah

Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan Australasian triage scale (ATS)

dengan response time pada pasien di ruang triage UGD RS Mranggen Demak?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terkait Australasian Triage

Scale (ATS) dengan response time pada pasien di ruang triage UGD RS

Mranggen Demak.
9

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dokter, perawat, bidan terkait

triage metode Australasian Triage Scale (ATS) di ruang triage UGD RS

Mranggen Demak.

b. Mengetahui gambaran response time di ruang triage UGD RS Mranggen

Demak.

c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan triage metode Australasian

Triage Scale (ATS) dengan response time pasien di ruang triage UGD

RS Mranggen Demak.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pelayanan kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

triage metode Australasian triage scale dengan response time di ruang

triage harapannya petugas pelayanan kesehatan dapat meningkatkan

keefektifan pelayanan triage sesuai kriteria kegawatdaruratan.

2. Bagi Pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah informasi dan ilmu

mengenai triage metode Australasian triage scale (ATS) dengan response

time.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Untuk menambah wacana dan pengetahuan peneliti selanjutnya dalam

menganalisis hubungan pengetahuan terkait triage metode Australasian

Triage Scale (ATS) dengan response time pasien di ruang triage UGD RS

Mranggen Demak.
10

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1
Tabel Keaslian Penelitian

Peneliti Judul Metode Hasil


Purwoko Sugeng Hubungan pengetahuan Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan ada
Harianto, Dian dengan akurasi menggunakan hubungan antara pengetahuan
Susmarini 2015 pengambilan keputusan desain analitik dengan akurasi pengambilan
perawat dalam korelasional dengan keputusan perawat dalam
pelaksanaan pendekatan pelaksanaan triage (p value
triage cross =0.000<∝) dengan koefisien
sectional. korelasi 0.565. Diharapkan pihak
rumah sakit dapat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan
kompetensi perawat IGD melalui
pendidikan berkelanjutan dan
pelatihan triage officer

Ni Luh Dita Hubungan peran dan sikap Metode Hasil penelitian menunjukkan
Andrayoni, Made perawat igd dengan penelitian yang mayoritas peran perawat baik
Martini (2019) Pelaksanaan triage digunakan dengan pelaksanaan triage
berdasarkan prioritas yaitu sebanyak 25 orang
deskriptif (65,8%),mayoritas sikap positif
korelasional dengan pelaksanaan triage
dengan sebanyak 23 orang (60,5%) dan
rancangan mayoritas melaksanakan triage
cross sesuai SOP sebanyak 30 orang
sectional (78,
9%). Hasil penelitian dengan uji
chi -square p-value < 0,05
Simpulan, ada hubungan peran
dan sikap perawat IGD dengan
pelaksanaan triage berdasarkan
prioritas.

Roihatul Zahroh, Pengetahuan standart Metode yang Hasil penelitian dengan uji
Ahmad Hasan labeling triage dengan digunakan adalah statistik spearman’s rho
Basri (2020) tindakan kegawatan desain penelitian didapatkan nilai signifikan (2-
berdasarkan standart cross sectional tailed)= 0,002 yang berarti ada
labeling triage hubungan pengetahuan tentang
triase. Sedangkan nilai kolerasi =
0,590 artinya ada derajat
hubungan kuat antara
pengetahuan tentang standart
labeling triase dengan tindakan
kegawatan berdasarkan standart
labeling triase.
Novita Asyiah Hubungan pengetahuan Penelitian ini Berdasarkan hasil dari beberapa
(2020) perawat terhadap menggunakan sumber diketahui bahwa sebagian
pengambilan keputusan metode literature perawat di ruang IGD sudah
untuk menentukan triase riview yaitu dapat melakukan pengambilan
di IGD penelitian yang keputusan triage yang tepat pada
menggunakan cara pasien, perawat sudah dapat
menggali informasi menentukan pasien yang harus di
sebanyak banyak prioritaskan terlebih dahulu,
nya dari sumber namun masih terdapat beberapa
sumber yang ada perawat yang belum mampu
untuk menentukan pengambilan
11

Peneliti Judul Metode Hasil


keputusan triage di IGD sehingga
meningkatkan resiko penurunan
keselamatan pada pasien.
Gita nur ayni Hubungan antara Metode Desain Hasil analisis statistik spearman
(2019) pengetahuan dan sikap penelitian rank diperoleh nilai koefisien
perawat tentang triage menggunakan korelasi spearman sebesar 0,753
metode penelitian dengan ρ-value (0,000) < 0,05,
korelasi dengan yang artinya Ho ditolak dan Ha
pendekatan cross diterima berarti ada hubungan
sectional pengetahuan dengan sikap
perawat tentang triage.
Kesimpulan: Terdapat hubungan
antara pengetahuan dan sikap
perawat tentang triage di RSUD
Kota Surakarta

F. Persamaan Dan Perbedaan Dengan Penelitian Peneliti Sebelumnya

Tabel 1.2
Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Peneliti
Analisa Penelitian terkait Peneliti
Persamaan
 Variabel Terikat / dependen : pengetahuan Terikat / dependen : pengetahuan
(Dian Susmarini 2015, Made
Martini 2019, Ahmad Hasan Basri
2020, Novita Asyiah
2020, Gita nur ayni 2019)
 Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian ini menggunakan deskriptif
deskriptif korelasional dengan korelasional dengan pendekatan
pendekatan crosssectional. crosssectional

(Dian Susmarini 2015, Made 10 hari


Martini 2019, Gita nur ayni 2019)

 Waktu penelitian 1 bulan


(Purwoko Sugeng Harianto,Dian
Susmarini 2015) - Menggunakan instrumen lembar
kuesioner dan lembar observasi
- lembar observasi - Bebas/ Independen : Pengetahuan terkait
Perbedaan Bebas/ Independen : efektifitas Ats Ats
 Alat Ukur
- 50 responden (Purwoko Sugeng - 31 responden
 Variabel Harianto,Dian Susmarini 2015)
- 38 responden
(Ni Luh Dita Andrayoni, Made
Martini 2019)
 Subyek atau - 24 responden (Roihatul Zahroh,
responden Ahmad Hasan Basri 2020)
- Literature review (Novita
Asyiah 2020)
- 17 responden
(Gita nur ayni 2019)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Triage

a. Definisi

Triage adalah suatu proses memilih pasien menurut tingkat kegawatan

dan prioritas dalam penanganan pasien (Kartikawati, 2013), triage juga

diartikan sebagai suatu tindakan pengelompokan penderita berdasarkan

pada beratnya cedera yang diperioritaskan ada tidaknya gangguan pada

Airway (A) Breathing (B) dan Cirulation (C) dengan mempertimbangkan

sarana, sumber daya manusia, dan probabilitas hidup penderita (Dewi,

2011).

b. Tujuan triage

Tujuan triage menurut Dewi (2011), antara lain:

1) Mengidentifikasi kondisi yang mengancam nyawa.

2) Memperioritaskan pasien menurut kondisi keakuratannya.

3) Menempatkan sesuai dengan keakuratannya berdasarkan pada

pengkajian yang tepat dan akurat.

4) Menggali data yang lengkap tentang keadaan pasien.

c. Kategori triage

Kategori triage menurut Dewi (2011), meliputi:

12
13

1) Triage 2 tingkat

Pasien dikategorikan sakit atau tidak sakit. Pasien yang sakit

membutuhkan perawatan darurat dengan kondisi yang membahayakan

nyawa, tubuh atau organ. Sementara itu pasien yang tidak sakit ialah

pasien yang tidak menunjukan tanda-tanda serius, bisa menunggu jika

perawatan sedikit tertunda.

2) Triage 3 tingkat

Pengkategorian dapat ditentukan berdasarkan warna (merah, kuning

dan hijau) atau menggunakan pemberian nomor (1, 2, 3) ini

digunakan di Amerika Serikat tapi pada dasarnya kategori tersebut

menujuk pada kondisi:

a) Gawat darurat

Pasien membutuhkan tindakan yang cepat. Keluhan utama adalah

berdasarkan pada ancaman serius terhadap nyawa, tubuh, atau

organ, misalnya : serangan jantung trauma berat, gagal napas.

Respon pasien harus diperhatikan dan perlu dilauan observasi

secara terus menerus.

b) Darurat

Pasien membutuhkan tindakan segera, tetapi pasien masih

memungkinkan menunggu beberapa jam jika mampu. Misalnya

nyeri abdomen, fraktur dan batu ginjal. Disarankan untuk

melakukan observasi setiap 30 menit.

c) Biasa

Setelah pasien dilakuan pengkajian, karena kondisi tidak kritis,

maka pasien dapat menunggu. Biasanya pasien diruang


14

ambulatory care, misalnya : konjungtivitas, gangguan di

tenggorokan, kulit dan sebagainya. Dilakukan observasi 1 sampai

2 jam.

3) Triage 4 tingkat

Penggunaan sistem triage empat tingkat ini dilakukan dengan

menambahkan status life threatening (ancaman nyawa) selain status

gawat darurat, darurat dan biasa.

a) Skala triage Australia

Tabel 2.1
Banyak Digunakan di Rumah Sakit di Australia

Tingkat Waktu Presentase


perawatan tindakan
Sangat mengancam jiwa Langsung 100
Sedikit pengancam jiwa 10 menit 80
Beresiko mengancam jiwa 30 menit 75
Darurat 60 menit 70
Biasa 120 menit 70
Sumber : Dewi, (2011)

b) Triage Kanada dan skala akuitasnya

Sekelompok dokter dan perawat di Kanada mengembangkan skala

ini.

Tabel 2.2
Triage Kanada dan skala akuitasnya

Tingkat Waktu untuk Waktu untuk Respon


perawat dokter langsung
Resusitasi Langsung Langsung 98 %
Gawat darurat Langsung < 15 menit 95%
Darurat < 30 menit < 30 menit 90%
Biasa < 60 menit < 60 menit 85%
Tidak gawat <120 menit < 120 menit
Sumber : Dewi, 2011.

c) Skala triage Manchester

Skala ini dikembangkan di inggris oleh kelompok perawat dan

dokter perawatan gawat darurat. Setiap tindakan pada triage ini


15

diberi nama, nomor dan warna sebagai pedoman perawat dalam

memberikan perawatan kepada pasien.

Tabel 2.3
Triage Manchester dan skala akuitasnya

No Nama Warna Waktu


1 Langsung Merah 0 menit
2 Gawat darurat Orange 10 menit
3 Darurat Kuning 60 menit
4 Standar Hijau 120 menit
5 Biasa Biru 240 menit
Sumber : Dewi, 2011.

d) Proses triage

Proses triage mengikuti Langkah-langkah proses keperawatan

yaitu tahap pengkajian, penetapan diagnosa, perencanaan dan

evaluasi. (rutenberg; Gita nur ayni 2019)

1) Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan

yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data

tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali

masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan

pasien, baik fisik, mental, sosial dan

lingkungan menurut Effendy (1995, dalam Dermawan, 2012).

2) Diagnosa

Diagnosis dapat diartikan sebagai berikut: (Thorndike dan

Hagen ; Suherman 2011)

a. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit

(weakness, disease) apa yang dialami seseorang dengan

melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-

gejalanya (symptons).
16

b. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk

menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan

sebagainya yang esensial.

c. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang

seksama atas gejalagejala atau fakta tentang suatu hal.

3) Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam

pemecahan masalah yang merupakan keputusan awal tentang

sesuatu apa yang akan dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan

dilakukan, siapa yang melakukan dari semua

tindakan keperawatan (Dermawan, 2012).

4) Intervensi

Intervensi keperawatan adalah setiap tindakan, berdasarkan

penilaian klinis dan pengetahuan, yang perawat lakukan untuk

meningkatkan hasil pada klien menurut McCloskey &

Bulechek (2000, dalam Suci 2020).

5) Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai

apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai

atau tidak untuk mengatasi suatu masalah (Meirisa, 2013)

e) Wawancara triage

Wawancara triage dimulai ketika perawat memperkenalkan diri

dan menjelaskan peranan triage secara singkat. Pada saat

wawancara yang waktunya relatif singkat, perawat menentukan

keluhan utama dan riwayat luka atau sakit saat ini. Berdasarkan
17

hasil temuan, perawat triage melakukan pengkajian yang berfokus

pada masalah dan melakukan pengukuran tanda-tanda vital dan

kemudian perawat menentukan tingkat kedaruratan triage dari

keterangan yang didapatkan. Setelah itu akan diputuskan apakah

pasien langsung dikirim ke ruang perawatan untuk mendapatkan

tindakan langsung atau pasien diharuskan daftar terlebih dahulu

dan menunggu di ruang tunggu untuk mendapatkan perawatan

selanjutnya dari dokter dan perawat (Dewi, 2011).

f) Metode Australasian Triage Scale (ATS)

ATS adalah algoritma triage gawat darurat yang terdiri dari lima

tingkat yang terus dikembangkan di Australia. 5 poin skala triage,

Ebrahimi, (2015). ATS dirancang untuk digunakan di rumah sakit

berbasis layanan darurat di seluruh Australia dan Selandia Baru.

Ini adalah skala untuk penilaian kegawatan klinis. Meskipun

terutama alat klinis untuk memastikan bahwa pasien terlihat

secara tepat waktu, sepadan dengan urgensi klinis mereka, ATS

juga digunakan untuk menilai kasus. Skala ini disebut triase kode

dengan berbagai ukuran hasil (lama perawatan, masuk ICU, angka

kematian) dan konsumsi sumber daya (waktu staf, biaya). Ini

memberikan kesempatan bagi analisis dari sejumlah parameter

kinerja di Unit Gawat Darurat (kasus, efisiensi operasional, review

pemanfaatan, efektivitas hasil dan biaya) (Dewi, 2011).


18

Tabel 2.4.
Kategori Skala Triase Australia Berdasarkan Respon time
Maksimal

No Kategori ats Response time


1 ATS 1 Langsung
2 ATS 2 10 menit
3 ATS 3 30 menit
4 ATS 4 60 menit
5 ATS 5 120 menit
Sumber : Dewi, 2011.

Kriteria triage dengan metode ATS menurut Australasian College

For Emergency Medicine dalam Yudiantono (2019)

1) ATS 1 (0 menit)

a) Henti jantung

b) Henti nafas

c) Resiko sumbatan jalan napas

d) Frekuensi pernapasan (RR) < 10x/menit

e) Distress / Kesukaran pernapasan yang sangat berat (extreme)

f) Tekanan darah < 80 (dewasa) atau syok pada anak/bayi

g) Tidak respon atau hanya respon nyeri (GCS < 9)

h) Kejang terus menerus atau berkepanjangan

i) Overdosis IV dan tidak responsif atau hipoventilasi

j) Gangguan perilaku berat dengan ancaman segera terhadap

kekerasan yang berbahaya.

2) ATS 2 (10 menit)

a) Resiko Jalan Napas-Stridor berat atau produksi air liur

berlebih yang membahayakan

b) Distress / kesukaran pernapasan berat


19

c) Gangguan Sirkulasi : Kulit berkeringat atau berubah warna

karena perfusi yang buruk Detak jantung < 50 atau > 150

(dewasa) Hipotensi dengan gangguan hemodinamik

Kehilangan darah hebat

d) Nyeri dada kardiak

e) Nyeri sangat hebat-apapun penyebabnya

f) Kadar Gula Darah < 50 mg/dl

g) Mengantuk, penurunan respon (GCS < 9)

h) Hemiparesis / disfasia akut

i) Demam dengan tanda-tanda letargi (semua umur)

j) Terkena zat asam atau basa pada mata-membutuhkan irigasi

k) Multitrauma mayor (membutuhkan respon cepat dari tim

terorganisasi)

l) Trauma lokal berat-Fraktur mayor, amputasi

m) Riwayat penyakit resiko tinggi

n) Konsumsi obat penenang atau zat toksik lainnya secara

signifikan

o) hebat yang memberi kesan adanya Pre eklampsia,

Aneurisma Aorta Abdominalis (AAA) atau Kehamilan

ektopik

p) Perilaku / Psikiatrik: Kasar atau agresif

q) Agitasi atau agresi berat.

3) ATS 3 (30 menit)

a) Hipertensi berat

b) Fraktur terbuka dengan perdarahan sedang- berat


20

c) Sesak napas sedang

d) Saturasi O2 90-95

e) Kadar Gula Darah > 300 mg/dl

f) Riwayat kejang (saat ini sadar)

g) Semua demam pada pasien imunosupresi misalnya pasien

onkologi, Rx steroid

h) Muntah terus menerus

i) Dehidrasi

j) Cedera kepala dengan kehilangan kesadaran yang singkat-

saat ini sadar

k) Nyeri sedang sampai berat-apapun penyebabnya, yang

membutuhkan analgesic

4) ATS 4 (60 menit)

a) Perdarahan ringan

b) Aspirasi benda asing, tanpa distress pernapasan

c) Cedera dada tanpa nyeri pada tulang iga atau distress

pernapasan

d) Kesulitan menelan, tanpa distress pernapasan

e) Cedera kepala ringan, tidak kehilangan kesadaran

f) Nyeri sedang, dengan beberapa faktor resiko

g) Muntah atau diare tanpa dehidrasi

h) Inflamasi atau benda asing pada mata penglihatan normal

i) Trauma ekstremitas minor pergelangan kaki terkilir,

kemungkinan patah tulang


21

5) ATS 5 (120 menit)

a) Nyeri minimal tanpa ciri-ciri beresiko tinggi

b) Riwayat penyakit resiko rendah dan saat ini asimtomatik

c) Gejala minor dari penyakit stabil yang ada

d) Gejala minor dari kondisi dengan resiko rendah

e) Luka minor lecet kecil, laserasi ringan (tidak membutuhkan

jahitan)

f) Dijadwalkan kontrol misalnya pada kontrol luka.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan atau penerapan

ATS, antara lain

1) Faktor kinerja (kepemimpinan)

Menurut Gibson dalam Suhartati (2015) menyatakan bahwa

gaya kepemimpinan dikembangkan oleh seorang pemimpin

dipengaruhi oleh tiga faktor (kekuatan) utama. Ketiganya akan

menentukan sejauh mana ia akan melakukan pengawasan

terhadap kelompok yang dipimpin. Faktor kekuatan yang

pertama bersumber dari dirinya sendiri sebagai pemimpin.

Faktor kedua bersumber pada kelompok yang dipimpin, dan

faktor ketiga tergantung pada situasi. Menurut Sitohang et.,al

(2017) menyatakan bahwa faktor kepemimpinan merupakan

bagian yang sangat penting yang dapat mempengaruhi

pelayanan keperawatan serta dapat memberikan kualitas praktik

keperawatan yang baik kepada klien.


22

2) Faktor perlengkapan (dokumentasi triage)

Salah satu faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan triage

adalah sumber daya. Sumber daya (sarana dan prasarana) yang

tersedia lengkap dan memadai dapat menunjang penerapan ATS

di IGD sehingga pelayanan keperawatan dapat berjalan sesuai

dengan prosedur (Jansen, 2011). Sabriyanti, Nur Isnah, Islam

dan Gaus (2011) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi

waktu tanggap adalah ketersediaan stretcher dan petugas triage

serta kelengkapan dokumentasi triage.

Hasil penelitian Geraci dalam Gerdtz (2011) didapatkan data

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan triage

adalah fasilitas fisik lengkap yang disediakan di triage seperti

kelengkapan dokumentasi triage. Faktor perlengkapan

(dokumentasi triage) mempengaruhi penerapan triage oleh

perawat (Australasian System Process Review, 2011).

3) Faktor ketenagaan (pendidikan)

Pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja

seseorang namun dalam penelitian ini banyak faktor lain juga

mempengaruhi kinerja seseorang, diantaranya disebabkan

karena jumlah sampel yang tidak merata, selain itu meskipun

sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan

pemula, namun mempunyai pengalaman kerja yang sudah lama,

dan sering mendapatkan pelatihan. Pelatihan klinis keperawatan

kegawatdaruratan yang berkesinambungan dan berkelanjutan


23

dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan klinik yang

juga menentukan kinerja seseorang dalam menerapkan ATS di

UGD (Fatimah, 2012).

4) Faktor Rasio Jumlah Perawat

Australasian Triage Process Review (2011), menyatakan bahwa

salah satu faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan triage

di IGD adalah rasio jumlah perawat dan pasien. Perencanaan

tenaga (staffing) merupakan salah satu fungsi yang penting

dalam organisasi, termasuk organisasi keperawatan.

Keberhasilan organisasi juga ditentukan oleh kualitas sumber

daya manusia yang ada. Keterbatasan kapasitas perawat

dibandingkan jumlah pasien menyebabkan perawat akan

mengalami kelelahan dalam bekerja karena kebutuhan pasien

terhadap asuhan keperawatan lebih besar dari standar

kemampuan perawat.

5) Faktor Pelatihan

Pelatihan memiliki hubungan yang signifikan dengan

pelaksanaan triage di instalasi gawat darurat. Perawat triage

harus memiliki keterampilan yang diperlukan untuk membuat

keputusan yang tepat dalam memberikan pelayanan yang sangat

efektif untuk pasien gawat darurat di instalasi gawat darurat.

Perawat triage harus secara professional dalam melaksanakan

tugasnya oleh karenanya perawat triage harus memiliki

kemampuan untuk bekerja dan menghadapi situasi dan kondisi


24

gawat darurat dengan kondisi pasien yang sulit diprediksi serta

situasi stres yang tinggi (Chen, et.,al, 2012).

2) Response time

a. Definisi

response time adalah kecepatan penanganan pasien di hitung sejak pasien

datang sampai dilakukan penanganan. (direktorat Bina Pelayanan

Keperawatan dan Teknis Medik,2011). response time atau interval waktu

respon juga di definisikan sebagai waktu dari penerimaan panggilan

sampai kedatangan ambulance pertama di tempat kejadian interval waktu

di hitung dalam menit sampai detik yaitu < 0 menit sampai >120 menit

(Nehme,Andrew and Smith K,2016).

b. Faktor-faktor yang memengaruhi response time

Penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi peningkatan response

time yang di lakukan oleh Ziad Nehme (2016) di Australia di temukan

kecepatan waktu tanggap pasien berbeda-beda di pengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya

1) jarak tempuh

2) waktu aktivasi

3) jam kerja

4) ambulan set

5) prority zero case (dugaan serangan jantung atau pernafasan).

Faktor lain yang ikut memengaruhi dari pasien menurut (Nehme et al.

2016) seperti:

1) usia

2) jenis kelamin,
25

3) keluhan medis

4) tingkat keparahan.

3. Pengetahuan

a. Definisi

Pengetahuan merupakan sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses

pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam,

seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia,

serta keadaan sosial budaya (Budiman & Agus, 2013). Pengetahuan adalah

hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui

panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan

raba dengan sendiri (Wawan & Dewi, 2011).

b. Jenis pengetahuan

Pemahaman masyarakat mengenai pengetahuan dalam konteks kesehatan

sangat beranekaragam. Pengetahuan merupakan bagian perilaku kesehatan.

Jenis pengetahuan menurut Budiman & Agus (2013) di antaranya sebagai

berikut :

1) Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam

bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak

bersifat nyata, seperti keyakinanpribadi, perspektif, dan prinsip.

Pengetahuan sesorang biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik

secara tertulis ataupun lisan. Pengetahuan implisit sering kali berisi

kebudayaan dan kebiasaan bahkan bisa tidak disadari. Contoh

sederhana: seseorang mengetahui tentang bahaya merokok bagi

kesehatan, namun ternyata dia merokok.


26

2) Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan

atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam wujud perilaku

kesehatan. Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam tindakan-tindakan

yang berhubungan dengan kesehatan. Contoh sederhana : seseorang

yang telah mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan dan

ternyata dia tidak merokok.

c. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012) faktor yang mempengaruhi pengetahuan

antara lain yaitu:

1) Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka akan semakin

mudah untuk menerima informasi tentang objek atau yang berkaitan

dengan pengetahuan. Pengetahuan umumnya dapat diperoleh dari

informasi yang disampaikan orang tua, guru, dan media massa.

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat

diperlukan untuk pengembangan diri. Semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah untuk menerima,

serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi.

2) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang sangat berpengaruh terhadap proses mengakses

informasi yang dibutuhkan terhadap suatu objek.

3) Pengalaman

Pengalaman seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan, semakin

banyak pengalaman seseorang tentang suatu hal, maka akan semakin

bertambah pula pengetahuan seseorang akan hal tersebut.


27

4) Keyakinan

Keyakinan yang diperoleh oleh seseorang biasanya bisa didapat secara

turun-temurun dan tidak dapat dibuktikan terlebih dahulu, keyakinan

positif dan keyakinan negatif dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang.

5) Sosial budaya

Kebudayaan beserta kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi

pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

d. Tahapan Pengetahuan

Tahapan pengetahuan menurut Kholid (2012) , yaitu sebagai berikut:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya termasuk mengingat kembali terhadap sesuatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang telah

diterima.Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

mengintrepestasikan materi secara benar.

3) Aplikasi (Application)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya ialah dapat

menggunakan rumus-rumus, metode, prinsip dan sebagainya. Dalam

situasi yang lain, misalnya dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus

pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang telah diberikan.


28

4) Analisis (Analysis)

Adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu

dengan yang lain.

5) Sintesis (Synthesis)

Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun

suatu formasi-formasi yang ada.

6) Evaluasi,

Evaluasi ini berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek.

e. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut Wawan & Dewi (2011) pengukuran dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur

dari objek penelitian atau responden. Dalam mengukur pengetahuan harus

diperhatikan rumusan kalimat pertanyaan menurut tahapan pengetahuan.

Ada tiga tingkatan / kategori yang didasarkan pada nilai persentase yaitu

sebagai berikut :

a) Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya ≥ 76 %.

b) Tingkat pengetahuan kategori Cukup jika nilainya 56-75 %.

c) Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya < 56 %


29

B. Kerangka teori

Pasien datang
Ke IGD

Kondisi akut dan kritis yang


mengancam nyawa

Perlu pemilahan dan pemprioritasan


masalah kesehatan yang perlu ditangani
Faktor-faktor yang segera
mempengaruhi pelaksanaan
ATS:

1. Faktor kinerja Triage ATS Tingkat Pengetahuan


2. Faktor
perlengkapan
3. Faktor ketenagaan
4. Faktor rasio jumlah Response time
perawat Faktor yang mempengaruhi
5. Faktor pelatihan Tingkat pengetahuan

1. Pendidikan
Faktor yang mempengaruhi 2. Pekerjaan
response time: 3. Pengalaman
keterangan 4. Keyakinan
1. Jarak tempuh 5. Sosial budaya
2. Waktu aktivasi
3. Jam kerja
4. Hari kerja
: variabel yang di teliti
5. Ambulan set
6. Priority zero case
7. Usia
8. Jenis kelamin
: variabel yang tidak 9. Keluhan medis
10. Tingkat keparahan
di teliti

Skema 2.1

Sumber: Australian system processreview (2011), Budiman & Agus, (2013), Dewi

(2011), Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Teknis Medik, (2011).,Gibson

dalam Suhartati (2015), Nehme et al. (2016), Ziad Nehne (2016).


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka teori diatas, maka peneliti

menggambarkan dalam bentuk kerangka konsep yang akan diteliti sebagai

berikut:

Variabel independen Variable dependen

Tingkat pengetahuan
terkait Australasian triage Response time
scale (ATS)

Skema 3.1
Kerangka konsep
B. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah tersebut sudah dinyatakan dalam kalimat

pernyataan (Sugiyono, 2014, hlm.56). Terdapat 2 hipotesis pada peneltian ini,

yaitu :

1) Hipotesa alternatif (Ha) adalah adanya hubungan tingkat pengetahuan

terkait Australasian triage scale (ATS) dengan response time pasien di

ruang triage UGD RS Mranggen Demak.

2) Hipotesa nol (Ho) adalah tidak adanya hubungan tingkat pengetahuan

terkait Australasian triage scale (ATS) dengan response time pasien di ruang

triage UGD RS Mranggen Demak.


30
31

C. Desain penelitian

Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional dengan

menggunakan rancangan cross-sectional adalah penelitian yang menekankan

waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen

hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2013, hlm.162-163). Penelitian

cross sectional yang dimaksud oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

pengumpulan data terkait dengan variabel yang diteliti yaitu pelaksanaan

triage metode Australasian Triage Scale (ATS) dan Response Time di ukur

dalam satu waktu yang sama atau satu waktu.

D. Definisi operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud,

atau tentang apa saja yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2012). Definisi operasional dari variabel variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Operasional
Variabel
independen
Tingkat Pengetahuan Lembar 1.Baik jika Ordinal
pengetahuan terkait triage Kuesioner nilainya ≥ 76%.
terkait triage metode sejumlah 24 2.Cukup jika
metode Australasian soal benar nilai nilainya 56%-
Australasian Triage Scale 1 sedangkan 75%
Triage Scale berupa salah nilai 0 3.Kurang jika
(ATS) pengetahuan nilainya < 56%
tentang
anamnesa,
pemeriksaan
singkat dan cepat
untuk
menentukan
derajat
kegawatan,
pengelompokan
pasien berdasar
kegawatannya,
32

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur


Operasional
rujukan ke ruang
tindakan,
kegiatan setelah
triage
Variabel
dependen
Response Time Periode waktu Lembar Hasil rasio
dimana petugas observasi untuk pengamatan
triage harus mencatat dilihat dari
melakukan berapa lama waktu awal
pemeriksaan pasien datang pasien datang di
dalam rangka sampai di hitung dengan
menentukan periksa menggunakan
tingkat satuan detik
kegawatan disesuaikan
pasien untuk dengan kriteria
menentukan ATS
waktu
penanganan
sesuai kriteria
kegawatan
pasien.

E. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk diteliti (Sujarweni, 2014). Populasi yang akan dipakai

dalam penelitian ini adalah semua dokter, perawat dan bidan UGD

Rumah Sakit Pelita Anugerah, Mranggen, Demak sebanyak 31.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang digunakan penelitian (Sujarweni, 2014). jumlah responden

yang akan di ambil pada penelitian ini adalah 31 responden terdiri dari 14

perawat, 13 dokter dan 4 bidan

3. Teknik sampling
33

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teknik non probability

sampling dengan teknik total sampling yaitu teknik penentuan sampel

dengan cara mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau

sampel (Sugiyono, 2013). Maka jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah 31.

F. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di UGD rumah sakit pelita anugerah, Mranggen,

Demak

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal Rabu 9 juni 2021 – jumat 18 Juni

2021, selama 10 hari.

G. Etika penelitian

Pelaksaan penelitian ini memperhatikan prinsip etik hak-hak dan

kewajiban peneliti dan yang diteliti, sebagai berikut :

1. Informed consent

Peneliti dan asisten peneliti memberikan lembar persetujuan menjadi

responden sebagai bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden

untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan. Peneliti

memberikan informed consent setelah melakukan proses pendekatan

sehingga calon responden mengerti maksud, tujuan dan dampak

penelitian yang dilakukan. Peneliti akan meminta kesediaan responden

untuk menandatangani lembar persetujuan ketika mereka bersedia untuk


34

berpartisipasi dalam penelitian ini, apabila mereka tidak bersedia untuk

berpartisipasi atau memberikan tanda tangan maka peneliti menghormati

hak responden.

2. Kerahasiaan (Confidentiality)

Peneliti menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang dikumpulkan dijamin

kerahasiaan oleh peneliti dan asisten. Upaya yang dilakukan peneliti dan

asisten untuk menjaga kerahasiaan data yang diberikan oleh responden

diantaranya dengan tidak mempublikasikan kepada pihak yang tidak

berkepentingan dan memusnahkan (membakar lembar observasi dan data

penunjang) setelah proses penyusunan skripsi ini selesai.

3. Anonimity

Peneliti akan menjelaskan bentuk lembar kuesioner dan lembar observasi

dengan tidak perlu mencantumkan nama lengkap pada lembar

pengumpulan data tetapi hanya menuliskan inisial, pekerjaan dan

pendidikan pada lembar pengumpulan data. Hal tersebut dilakukan untuk

memberikan kenyamanan kepada responden yang telah sukarela

berpartisipasi dalam penelitian ini.

4. Beneficiency

Peneliti memperhatikan keuntungan dan kerugian yang bisa ditimbulkan

oleh responden. Keuntungan bagi responden adalah mendapatkan

informasi terkait dengan tingkat pengetahuan triage metode ATS dengan

response Time. Peneliti memberikan informasi terkait dengan variabel

yang diteliti setelah proses pengumpulan data selesai yaitu dengan

membagikan informasi hingga melakukan tanya jawab sehingga mereka


35

mendapatkan tambahan pengetahuan terkait dengan metode ATS dengan

response time.

5. Non maleficence

Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi responden.

Apabila penelitian yang dilakukan berpotensi mengakibatkan gangguan

ataupun ketidaknyamanan maka mereka diperkenankan untuk

mengundurkan diri. Peneliti melakukan bimbingan dalam proses

penyusunan instrument/alat ukur dengan pihak yang berkompeten dalam

hal ini dengan Dosen Pembimbing sehingga pernyataan yang diajukan

untuk mengukur variabel yang diteliti tidak menyinggung perasaan

responden.

H. Alat pengumpulan data

1. Jenis pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara

menyebar kuisioner tingkat pengetahuan yang berisi pernyataan dimana

pernyataan-pernyataan tersebut akan mengarahkan jawaban responden ke

pokok permasalahan yang akan diteliti.

2. Instrument penelitian

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis, dan dipermudah. Pembuatan instrumen harus

mengacu pada variabel penelitian, definisi operasional, dan skala

pengukuran (Sujarweni, 2014).


36

Kuesioner yang akan digunakan peneliti untuk mengukur tingkat

pengetahuan ini terdiri dari item favorable (positif) dimana pernyataan

benar dan unfavorable (negatif) dimana pernyataan salah dengan

menyediakan pilihan jawaban. Pengetahuan diukur dengan menggunakan

kuesioner yang terdiri dari 24 soal. Apabila jawaban benar diberi nilai 1

dan apabila jawaban salah diberi nilai 0 dengan skor tertinggi 24 dan skor

terendah 0.

Tabel 3.2
Kisi-Kisi Kuesioner tingkat pengetahuan ATS

Variabel Indikator Favourable Unfavourable Jumlah


soal
Pengetahuan 1. pengertian 1 1
terkait
Australasian 2. Tujuan 2,3 2
Triage scale 3. Prinsip 4,5,6,9,12 7, 8,10,11 9
4. Klasifikasi 13 14 2
5. Keterampilan 15,17,19,20,21 16,18 7
penilaian
6. Alur
pelaksanaan 22 1

7. Proses triage 23 24 2
24

3. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

benar tepat. Untuk mengetahui apakah kuesioner tepat, maka perlu

diuji dengan uji korelasi. Apabila kuesioner tersebut mempunyai

korelasi signifikan dengan skor total instrumen, maka kuesioner

tersebut dinyatakan valid (Notoatmodjo, 2012, hlm. 164-165).

Penelitian ini akan menilai tingkat pengetahuan tenaga medis terkait

ATS dan kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang disusun


37

oleh peneliti sendiri, sehingga diperlukan uji validitas. Uji validitas

yang akan digunakan adalah Korelasi Biseral. Dasar pengambilan

keputusan jika nilai r hitung > r tabel maka pernyataan dikatakan

valid. Apabila r hitung < r tabel maka pernyataan dikatakan tidak

valid. Dimana nilai r tabel yaitu (0,361) dengan n = 30.

𝑀𝑝 − 𝑀𝑡 𝑝
𝑟𝑏𝑖𝑠 = √
𝑆𝑡 𝑞

Keterangan

rbis = Koefisien Korelasi Biseral

Mp = Rerata skor dari subjek yang menjawab benar item yang dicari

validitasnya

Mt = Rerata skor total

St = standar deviasi dari skor total

∑𝑋𝑡 2 ∑𝑋𝑡
𝑆𝑡 = √ −( )²
𝑁 𝑁

p = Proporsi responden yang menjawab benar

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


𝑝=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

q=1–p

Hasil uji validitas menggunakan Korelasi Biseral peneliti menyajikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut:


38

Tabel 3.3
Uji Validitas Menggunakan Korelasi Biserial

Butir Pertanyaan rpbis rtabel Keterangan


1 0,540 0,361 Valid
2 0,576 0,361 Valid
3 0,468 0,361 Valid
4 0,398 0,361 Valid
5 0,468 0,361 Valid
6 0,398 0,361 Valid
7 0,372 0,361 Valid
8 0,452 0,361 Valid
9 0,468 0,361 Valid
10 0,540 0,361 Valid
11 0,397 0,361 Valid
12 0,424 0,361 Valid
13 0,146 0,361 Invalid
14 0,325 0,361 Invalid
15 0,301 0,361 Invalid
16 0,477 0,361 Valid
17 0,450 0,361 Valid
18 0,540 0,361 Valid
19 0,468 0,361 Valid
20 0,397 0,361 Valid
21 0,450 0,361 Valid
22 0,556 0,361 Valid
23 0,599 0,361 Valid
24 0,451 0,361 Valid
25 0,540 0,361 Valid
26 0,329 0,361 Invalid
27 0,217 0,361 Invalid
28 0,503 0,361 Valid
29 0,146 0,361 Invalid
30 0,480 0,361 Valid

Peneliti melakukan uji validitas pada RSI NU demak yang memiliki


karakteristik yang sama dengan RS tempat penelitian dengan jumlah
responden yg sama juga yaitu 31 responden, pengukuran tingkat
pengetahuan dengan membagikan lembar kuesioner sebanyak 30 soal
di kerjakan sebelum ke pasien dan di berikan waktu slama 15 menit.
Dari tabel hasil perhitungan uji validitas tiap – tiap butir diatas dapat
39

diketahui bahwa Jumlah butir pada kuisioner yang di ujikan yaitu 30


butir soal/item, Jumlah butir pertanyaan yang dinyatakan valid
(rhitung > rtabel) yaitu berjumlah 24 butir ( 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 30), Jumlah butir
pertanyaan yang dinyatakan tidak valid (rhitung < rtabel) yaitu
berjumlah 6 butir (13, 14, 15, 26, 27, 29).

4. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat ukur yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur memiliki sifat konstan, stabil atau tepat (Nasir, et al.,

2011, hlm. 260). Uji reabilitas menggunakan uji Kuder-Richardson 20

(KR-20) uji ini cocok digunakan untuk pernyataan yang memiliki dua

pilihan jawaban dimana memiliki skor 1 dan 0. Keputusan diambil

apabila nilai koefisien reabilitas > 0,7 maka dianggap reliabel. Berikut

rumus perhitungan KR-20 :

𝑘 𝑆𝑡 2 − ∑ 𝑝. 𝑞
𝑟𝑖 = { }
𝑘−1 𝑆𝑡 2

Keterangan :

ri = Indeks Reabilitas

k = Jumlah item dalam instrument

p = Proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada item

q=1–p

St² = Varian Total

(∑ 𝑋𝑡)²
∑ 𝑋𝑡 2 −
𝑆𝑡 2 = 𝑛
𝑛
n = Jumlah Responden
40

Dari hasil perhitungan menggunakan rumus didapatkan nilai koefisien

sebesar 0,84 maka kesimpulan nilai uji reabilitas menggunakan uji

Kuder-Richardson 20 (KR-20) kuesioner dinyatakan reliabel karena

nilainya >0,7.

I. Prosedur pengumpulan data

Prosedur dalam pengumpulan data dilakukan kepada setiap responden yang

diteliti sudah memenuhi kriteria kemudian prosedur sebagai berikut:

1. Tahap administrasi

a. Peneliti menyusun perizinan uji expert, uji validitas dan reabilitas di

STIKES Telogorejo.

b. Peneliti melakukan uji expert kepada Ns. Dody setyawan, M.Kep di

RSUD Tugu rejo Semarang dan Ns. Chanif. S,Kep, MNS dosen

UNIMUS.

c. Setelah kuesioner di uji expert peneliti melakukan uji validitas dan

reabilitas di RSI NU demak.

d. Peneliti Menyusun perizinan penelitian di STIKES Telogorejo.

e. Peneliti mengajukan surat permohonan izin kepada pihak RS pelita

anugerah untuk melakukan penelitian di UGD RS pelita anugerah.

2. Tahap pelaksanaan

a. Setelah mendapatkan ijin, peneliti mengambil sampel secara

keseluruhan dari populasi atau total sampling terdiri dari 13 dokter,

14 perawat, 4 bidan yang bekerja di UGD RS pelita anugerah yang di

lakukan penelitian selama 10 hari dimana dalam satu hari peneliti

meneliti minimal 1-12 sampel dalam sehari menyesuaikan jadwal


41

petugas triage dan kondisi kunjungan pasien yg ada sampai 31 sampel

di teliti semua secara keseluruhan.

b. Peneliti membagikan surat permohonan untuk menjadi responden,

lembar persetujuan dan lembar identitas.

c. Responden yang setuju diminta menandatangani surat permohonan

menjadi responden, lembar persetujuan, dan mengisi lembar identitas.

d. Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada setiap

responden sebelum melakukan pengisian dan memberikan waktu

selama 15 menit.

e. Selanjutnya peneliti mengukur tingkat pengetahuan petugas triage

yang terdiri dari dokter, perawat, bidan dengan cara memberikan

lembar kuesioner tentang pengetahuan ATS sebanyak 24 butir soal

dimana apabila benar nilainya 1 dan salah nilainya 0 dari jumlah benar

dijadikan % dengan cara nilai jumlah benar di bagi 100 dikalikan

100% untuk memperoleh hasil % sehingga nantinya dapat di ukur baik

apabila nilainya ≥ 76 % , sedang bila nilainya 56-75 % dan kurang

bila nilainya < 56 %.

f. Selanjutnya peneliti menghitung response time petugas triage dengan

cara mengamati pasien datang sampai dengan di periksa oleh petugas

dengan mengukur menggunakan stopwatch dengan hasil satuan detik

dan disesuaikan dengan kriteria ATS pasien dimana nantinya indikator

waktunya terlampir dalam lembar observasi dan semua di

dokumentasikan dalam lembar observasi yang sudah ada.


42

J. Analisa data

1. Pengolahan data

Dalam melakukan analisa data terlebih dahulu data harus diolah dengan

tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik informasi yang

diperoleh digunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama

dalam pengujian hipotesis. Dalam pengolahan data menurut Notoatmodjo

(2012, hlm.176-177).

Terdapat proses pengolahan data yang dapat dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran serta

kelengkapan data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat

dilakukan pada setelah mendapatkan data. Dalam penelitian ini

peneliti akan menggunakan editing untuk memeriksa semua

pertanyaan di kuesioner sudah terjawab semua oleh responden

b. Coding

Setelah kuesioner disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean atau

coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi

data angka atau bilangan. Coding atau pemberian kode ini sangat

berguna dalam memasukkan data (data entry). Untuk jenis kelamin

laki- laki peneliti akan memberikan kode 1 sedangkan perempuan

kode 2. Sedangkan tingkat Pendidikan responden apabila diploma

akan di berikan kode 1, sarjana kode 2, magister kode 3 sedangkan

jenis pekerjaan untuk dokter peneliti akan memberikan kode 1,

perawat kode 2 sedangkan bidan kode 3. Dimana pada penelitian ini


43

nantinya yang akan di ukur adalah tingkat pengetahuan, kode 1 Baik

apabila nilainya ≥ 76 %, kode 2 sedang apabila nilainya 56-75 %,

kode 3 kurang apabila nilainya < 56 %, sedangkan untuk lama

bekerja > 5 tahun di beri kode 1, <5 tahun kode 2 dan untuk

mengetahui kegawatan pada pasien peneliti akan memberikan kode 1

pada kegawatan neurologi, kode 2 pada kegawatan obstetric, kode 3

pada kegawatan bedah, kode 4 pada kegawatan penyakit dalam, kode

5 pada kegawatan anak dan kode 6 pada kegawatan kardiovaskuler.

c. Memasukkan data (data entry )

Data merupakan jawaban-jawaban dari masing-masing responden

yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam

program atau software komputer. Salah satu paket program yang

paling sering digunakan untuk entry data penelitian adalah paket

program SPSS 20.0 for Window.

d. Tabulating

Data atau jawaban dari responden dilakukan penyesuaian data yang

merupakan pengoorganisasian dan sedemikian rupa agar dapat mudah

dijumlah, disusun dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.

2. Analisa data

Analisa data meliputi data statistik menurut Notoatmodjo (2012) sebagai

berikut :

a. Analisa univariat

Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan untuk menganalisis

setiap variabel dari hasil penelitian, (Sujarweni, 2014). Variabel yang

dianalisa secara univariate dalam penelitian ini adalah pengetahuan


44

terkait ATS yang di ukur menggunakan kuisioner dimana hasil dari

pengetahuan akan di ketahui tingkat pengetahuannya apakah baik,

sedang atau kurang dan response time pasien yang di ukur dengan

menggunakan alat stopwatch dihitung dari saat pasien datang sampai

petugas triage menangani dan di tulis dalam lembar observasi. Untuk

variabel renspon time dan umur akan disajikan dalam bentuk tendensi

sentral berupa mean, median, standar deviasi, minimum dan

maximum. Sedangkan untuk variabel tingkat pengetahuan, jenis

kelamin, lama pekerjaan dan tingkat pendidikan akan disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi dan prosentase.

b. Analisa bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel. Untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan terkait

ATS dengan response time pasien. Analisis dalam penelitian ini

menggunakan skala ordinal-ratio maka dari itu peneliti akan

menggunakan uji spearman rank. Hasil p- value dibandingkan dari p

penelitian (0.05). Apabila nilai p-value lebih kecil dari p penelitian

(0.05) maka hipotesis di terima (ada hubungan) sedangkan apabila

nilai p-value lebih besar dari p penelitian (0.05) maka hipotesis

ditolak (tidak ada hubungan).

Tabel 3.4
Panduan interpretasi uji hipotesis korelatif

No Parameter Nilai Interpretasi


1. Kekuatan korelasi 0,0 - <0,2 Sangat lemah
secara statistik 0,2 -<0,4 Lemah
0,4 - <0,6 Sedang
0,6 - <0,8 Kuat
0,8 - <1,00 Sangat kuat

2. Arah korelasi Positif Semakin tinggi


45

variabel A semakin
tinggi variabel B

Negatif Semakin tinggi


variabel A semakin
rendah variabel B
3. Nilai p Nilai p >0,05 Korelasi tidak
bermakna

Nilai p <0,05 Korelasi bermakna

4. Kemaknaan klinis r yang diperoleh < r Korelasi tidak


minimal bermakna

r yang diperoleh > r Korelasi bermakna


minimal

Sumber : Dahlan (2014)


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 9 juni – 18 Juni 2021 dengan responden

yang berjumlah 31 responden yang berkerja di UGD RS Pelita Anugerah Mranggen,

Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu Variabel

Independen Tingkat pengetahuan terkait Australasian triage scale (ATS) dan

Variabel Dependen Respon Time

A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Pendidikan,
Lama Bekerja, Pekerjaan dan Tipe Kegawatan Pasien
Di RS. Pelita Anugerah Mranggen

Variabel Frekuensi (f) Persentase (%)


Jenis kelamin
Laki – Laki 12 38.7
Perempuan 19 61.3
Lama Bekerja
> 5 tahun 13 41.9
< 5 tahun 18 58.1
Pendidikan
D3 8 25.8
S1 22 71.0
S2 1 3.2
Pekerjaan
Dokter 13 41,9
Perawat 14 45,2
Bidan 4 12,9
Tipe Kegawatan
Kegawatan Neurologi 4 12,9
Kegawatan Obstetri 4 12,9
Kegawatan Bedah 4 12,9
Kegawatan Peny. Dalam 17 54,8
Kegawatan Anak 1 3,2
Kegawatan Kardiovaskuler 1 3,2
Total 31 100 %

46
47

Berdasarkan tabel di atas di ketahui bahwa responden dengan jenis kelamin

perempuan sebanyak 19 (61.3%) responden, responden dengan waktu lama

berkerja < 5 tahun yaitu 18 (58.1%), responden dengan tingkat pendidikan

S1 yaitu sebanyak 22 (71.0%) responden, responden dengan pekerjaan

perawat sebanyak 14 (45.2%) responden, dan berdasarkan tipe kegawatan

pasien tipe kegawatan penyakit dalam sebanyak 17 (54.8%) responden.

Tabel 4.2
Distribusi Rerata Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Responden
Di RS. Pelita Anugerah Mranggen
Bulan 9 Juni – 18 Juni 2021

Variabel Mean Std. Deviation Minimum Maximum


Usia 29.87 5.239 23 42

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai rerata (mean) usia

responden yaitu 29.87 tahun dengan nilai std.deviation 5.239, nilai

minimum 23 tahun dan nilai maximum 42 tahun.

b. Gambaran Respon Time petugas IGD


Tabel 4.3
Distribusi Respon Time Petugas Triage
Di RS. Pelita Anugerah Mranggen
(n=31)

Variabel Mean Std. Deviation Minimum Maximum


Respon Time 129.61 95.006 0 432

. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahuii bahwa nilai rerata (mean)

Respon Time Petugas Triage adalah 129.61 detik dengan nilai std.Deviation

95.006, nilai minimum 0 detik dan nilai maximum 432 detik.


48

Tabel 4.4
Distribusi Rerata Respon Time Petugas Triage Berdasarkan Tipe Kegawatan
Di RS. Pelita Anugerah Mranggen
(N=31)

B Mean Std. Deviation n Minimum Maximum


Kegawatan Anak 182.0 . 1 182 182.
Kegawatan Bedah 51.7 37.933 4 10 96
eKegawatan Neurologi 89.5 27.197 4 60 122
Kegawatan Obstetri 159.2 71.495 4 89 234
rKegawatan Penyakit dalam 154.9 107.315 17 22 432
Kegawatan Kardiovaskuler ,00 . 1 0 .0

berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa rata – rata (mean) respon time

berdasarkan tipe kegawatannya yaitu rata – rata (mean) respon time pada

kegawatan anak 182.0 detik, rata – rata (mean) respon time pada kegawatan

bedah 51.7 detik, rata – rata (mean) respon time pada kegawatan neurologi

89.5 detik, rata – rata (mean) respon time pada kegawatan obstetri 159.2

detik, rata – rata (mean) respon time pada kegawatan penyakit dalam 154.9

detik, rata – rata (mean) respon time pada kegawatan kardiovaskuler 0.0

detik.

c. Distribusi Frekuensi Gambaran Tingkat pengetahuan Petugas Triage


Tentang Australasian Triage Scale (ATS)

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Petugas Triage
Di RS. Pelita Anugerah Mranggen
(n=31)

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (f) Prosentase


Baik 30 96,8
Sedang 1 3,2
Kurang 0 0.0
Total 31 100.0

Berdasarkan tabel diatas tingkat pengetahuan petugas triage tentang ATS

dengan kriteria “Baik” yaitu sebanyak 30 (96.8%) responden, tingkat


49

pengetahuan petugas triage tentang ATS dengan kriteria “Sedang” yaitu

sebanyak 1 (3.2%) responden dan tingkat pengetahuan petugas triage

tentang ATS dengan kriteria “Kurang” yaitu sebanyak 0 (0.0%) responden.

Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin,
Pendidikan, dan Pekerjaan Tentang Australasian Triage Scale (Ats)
Di RS. Pelita Anugerah Mranggen
(n=31)

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)


Laki – Laki
Baik 12 38.7
Sedang 0 0.0
Kurang 0 0.0
Perempuan
Baik 18 58.1
Sedang 1 3.2
Kurang 0 0.0
Total 31 100 %
Diploma Tiga (D3)
Baik 8 25.8
Sedang 0 0.0
Kurang 0 0.0
Strata Satu (S1)
Baik 21 67.7
Sedang 1 3.2
Kurang 0 0.0
Strata Dua (S2)
Baik 1 3.2
Sedang 0 0.0
Kurang 0 0.0
Total 31 100 %
Dokter
Baik 13 41.9
Sedang 0 0.0
Kurang 0 0.0
Perawat
Baik 13 41.9
Sedang 1 3.2
Kurang 0 0.0
Bidan
Baik 4 12.9
Sedang 0 0.0
Kurang 0 0.0
Total 31 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan

responden perempuan dengan kriteria baik sebanyak 18 (58.1%) responden,


50

tingkat pengetahuan responden dengan pendidikan Strata Satu (S1) dengan

kriteria “baik” sebanyak 21 (67.7%) responden dan tingkat pengetahuan

responden Dokter dengan kriteria “Baik” sebanyak 13 (41.9%) responden,

tingkat pengetahuan pekerjaan Perawat dengan kriteria “Baik” sebanyak 13

(41.9%) responden

2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Respon Time Pasien
Tabel 4.7
Hubungan Tingkat Pengetahuan Terkait Australasian Triage Scale (Ats) dengan
Respon Time Pasien Di RS. Pelita Anugerah Mranggen
(n=31)

Variabel Coefficient correlation P-value


Pengetahuan- respon time -0.143
0.443

Berdasarkan tabel di atas hasil analisis menggunakan Spearman’s rho dapat

diketahui bahwa nilai Sig. (2-tailed) yaitu 0.443 > 0.05 yang berarti tidak

ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat terkait ATS dengan

Respon Time. Sedangkan untuk nilai coefficient correlation -0.143 berarti

semakin tinggi nilai tingkat pengetahuan maka semakin rendah nilai

response time.

B. Pembahasan Penelitian

1. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dengan laki – laki secara

biologis sejak seseorang lahir (Hungu, 2007 dalam Suhardin, 2015, hlm.122).

Jenis kelamin responden pada penelitian ini yaitu responden dengan jenis

kelamin perempuan sebanyak 19 (61.3%) responden dan jenis kelamin laki –


51

laki sebanyak 12 (38.7%) responden. Pada penelitian yang telah dilakukan

responden dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada responden

dengan jenis kelamin laki – laki hal ini dikarenakan jumlah tenaga kesehatan

yang ada pada ruang IGD Di RS. Pelita Anugerah Mranggen jumlah tenaga

kesehatan yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak daripada tenaga

kesehatan yang berjenis kelamin laki laki. Peneliti juga berpendapat bahwa

tenaga kesehatan yang bekerja di instansi rumah sakit sebagian besar berjenis

kelamin perempuan (khususnya perawat). Dunia keperawatan jumlah perawat

perempuan lebih banyak ditemukan daripada laki-laki, juga lulusan perawat

dari perguruan tinggi lebih banyak dari perempuan dari pada laki-laki

(Wicaksono, 2015).

Sejalan dengan penelitian Hasil penelitian Handayani (2020, hlm.63).

Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Respon Time di IGD RSU.

Wisata UIT Makasar dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil

responden dengan jenis kelamin responden perempuan sebanyak 24

responden (74.4%) responden dan responden dengan jenis kelamin laki –laki

sebanyak 7 responden (22.6%) responden. Hasil penelitian Sopiyadi (2017)

Gambaran Respon Time Perawat Di IGD RSUD Dr. Tjirowardojo Purworejo

dari penelitian ini didapatkan responden dengan jenis kelamin perempuan

sebanyak 11 responden (55%) responden dan responden dengan jenis kelamin

laki – laki sebanyak 9 responden (45%) responden. Hasil penelitian Setiarini,

Dewi, dan Karim (2018, hlm.732) Identifikasi Pengetahuan Perawat Gawat

Darurat Tentang Triage dari penelitian ini di dapatkan hasil pada penelitian

ini jumlah responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 18


52

responden (58.1%) responden dan responden dengan jenis kelamin laki – laki

sebanyak 13 responden (41.9%) responden.

2. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Pengalaman bisa diartikan dengan seberapa lama tingkat lama bekerja

seseorang, tingkat lama bekerja sangat mempengaruhi pengetahuan, semakin

banyak pengalaman seseorang tentang suatu hal, maka akan semakin

bertambah pula pengetahuan seseorang akan hal tersebut Notoatmodjo

(2012).

Waktu lama bekerja pada penlitian ini yaitu responden dengan waktu lama

bekerja ≥ 5 tahun yaitu sebanyak 13 (41.9%) responden dan responden

dengan waktu lama berkerja < 5 tahun yaitu 18 (58.1%). Dari hasil penelitian

yang di dapat responden dengan waktu lama bekerja < 5 tahun lebih banyak

daripada responden dengan waktu lama bekerja ≥ 5 tahun hal ini dikarenakan

beberapa responden dalam penelitian ini merupakan karyawan baru di ruang

IGD RS Pelita Anugerah sehingga responden dengan waktu lama bekerja < 5

tahun lebih banyak.

Waktu lama bekerja dapat menjadikan seseorang memperoleh pengetahuan

baik secara langsung maupun tidak langsung, pengetahuan dapat diperoleh

dari pengalaman selama bekerja, Pengalaman seseorang sangat

mempengaruhi pengetahuan, semakin banyak pengalaman seseorang tentang

suatu hal, maka akan semakin bertambah pula pengetahuan seseorang akan

hal tersebut. Notoatmojo (2012). Pengalaman kerja dapat mempengaruhi


53

pengetahuan seseorang. Pengalaman bekerja merupakan salah satu sumber

pengetahuan atau suatu cara untuk membuktikan pengetahuan yang telah

dimiliki oleh seseorang. Hal-hal baru yang didapati saat bekerja dapat

menambah pengetahuannya dalam mengerjakan pekerjaan tersebut.

Hasil penelitian Setiarini, Dewi, dan Karim (2018, hlm.732) Identifikasi

Pengetahuan Perawat Gawat Darurat Tentang Triage dari penelitian ini di

dapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan responden dengan waktu lama

berkerja >5 tahun dengan kriteria “baik” lebih banyak jumlahnya yaitu

sebanyak 9 reponden sedangkan tingkat pengetahuan responden dengan

waktu lama berkerja <5 tahun dengan kriteria “baik” lebih sebanyak 7

reponden. Hal ini menunjukan bahwa semakin lama seseorang bekerja

semakin baik juga ilmu pengetahuan yang dimilkinya.

Hasil penelitian Andrayoni, et al., (2019, hlm.297) Hubungan Peran Dan

Sikap Perawat IGD Dengan Pelaksanaan Triage Berdasarkan Prioritas dari

hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil responden dengan lama

waktu bekerja > 5 tahun sebanyak 6 responden (15.8%) responden dan

responden dengan waktu lama berkerja ≤ 5 tahun sebanyak 32 responden

(84.2%) responden.

Hasil penelitian Setiarini, Dewi, dan Karim (2018, hlm.732) Identifikasi

Pengetahuan Perawat Gawat Darurat Tentang Triage dari penelitian ini di

dapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan di dapatkan hasil responden

dengan lama waktu bekerja > 5 tahun sebanyak 21 responden (67.7%)


54

responden dan responden dengan waktu lama berkerja ≤ 5 tahun sebanyak 10

responden (32.3%) responden. Hasil penelitian Ayni, (2019, hlm.49)

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Triage dari hasil

penelitian yang dilakukan didapatkan hasil responden dengan lama waktu

bekerja > 5 tahun sebanyak 13 responden (75.6%) responden dan responden

dengan waktu lama berkerja ≤ 5 tahun sebanyak 4 responden (23.5%)

responden.

3. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka akan semakin mudah

untuk menerima informasi tentang objek atau yang berkaitan dengan

pengetahuan. Pengetahuan umumnya dapat diperoleh dari informasi yang

disampaikan orang tua, guru, dan media massa. Pendidikan merupakan salah

satu kebutuhan dasar manusia yang sangat diperlukan untuk pengembangan

diri. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah

untuk menerima, serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi

Notoatmodjo (2012). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

tingkat pendidikan responden pada penelitian ini yaitu responden dengan

tingkat pendidikan D3 sebanyak 8 (25.8%) responden, responden dengan

tingkat pendidikan S1 sebanyak 22 (71.0%) responden dan responden dengan

tingkat pendidikan S2 sebanyak 1 (3.2%) responden.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan jumlah responden dengan tingkat

pendidikan Stara Satu (S1) lebih banyak daripada responden dengan tingkat

pendidikan lainnya, hal ini dikarena responden yang berprofesi sebagai dokter
55

semuanya 12 (38.7%) responden dan responden yang berprofesi perawat

sebagian besar 10 (32.2%) responden semuanya berpendidikan Strata Satu

(S1) Disamping hal tersebut peneliti juga berpendapat bahwa sekarang

pendidikan dengan tingkatan Strata Satu (S1) di bidang kesehatan ataupun di

bidang lainnya lebih diminati ketimbang pendidikan dengan tingkatan

Diploma Tiga (D3), kemudian juga banyak instansi yang menganjurkan

karyawan yang masih berpendidikan dengan tingkat Diploma Tiga (D3)

untuk melanjukan ke jenjang berikutnya yaitu Strata Satu (S1). hal ini yang

menjadikan tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini lebih banyak

responden dengan tingkat pendidikannya Strata Satu (S1).

Hasil penelitian Ramadhan dan Wiryansyah (2020, hlm.59) Hubungan

Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Respon Time Dalam Menentukan

Triase Di Ruang IGD dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil

responden dengan tingkat pendidikan Diploma – 3 sebanyak 23 responden

(76.7%) responden, responden dengan tingkat pendidikan Strata – 1 sebanyak

6 responden (20%) responden dan responden dengan tingkat pendidikan

Strata – 2 sebanyak 1 responden (3.3%) responden. Hasil penelitian

Handayani (2020) Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Respon

Time di IGD RSU. Wisata UIT Makasar dari hasil penelitian yang dilakukan

didapatkan hasil responden dengan tingkat pendidikan Diploma – 3 sebanyak

17 responden (54.8%) responden dan responden dengan tingkat pendidikan

Strata – 1 sebanyak 14 responden (45.2%) responden. Hasil penelitian Matilu,

Mulyadi dan Malara (2014) Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan

Respon Time Perawat Pada Penanganan Pasien Gawat Darurat Di IGD


56

RSUP PROF. DR.D.KANDOU MANADO dari hasil penelitian yang

dilakukan didapatkan hasil responden dengan tingkat pendidikan Diploma – 3

sebanyak 18 responden (60.0%) responden dan responden dengan tingkat

pendidikan Strata – 1 sebanyak 12 responden (40.0%) responden.

4. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi

kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang

yang belum tinggi kedewasaannya (Wawan dan Dewi, 2011). Berdasarkan

hasil penelitian yang telah dilakukan umur responden menurut distribusi

tendensi sentral pada penelitian ini diketahui bahwa nilai Minimum usia 23

tahun, nilai Maximum 42 tahun, nilai Mean 29.87 tahun, nilai Median 28.0

tahun, nilai Std. Deviation 5.23.

Dari hasil penelitian yang lakukan dirata – rata usia responden yaitu 29

tahun, Umur responden dikategorikan berdasarkan teori yang dikemukakan

oleh (Wong,dkk, 2008, dalam, Setyarini, 2016, hlm.3). yang digolongkan

kedalam usia dewasa awal (21-34 tahun), dewasa tengah (35-64 tahun), dan

dewasa akhir ( > 65 tahun). Syahrizal, Karim, dan Nauli,2015,dalam,

Setyarini,hal,3) menyebutkan bahwa usia dewasa awal merupakan tingkat

usia produktif dalam bekerja sehingga dapat melakukan berbagai tindakan

keperawatan. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikirnya

sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Hal ini yang


57

mendasari kenapa sebagian besar/ rata – rata usia responden yaitu dengan usia

29 tahun karena memang usia tersebut merupakan usia produktif untuk

bekerja.

Hasil penelitian Ayni (2019, hlm.48) Hubungan Pengetahuan Dan Sikap

Perawat Tentang Triage responden dengan usia 25 – 30 tahun sebanyak 14

responden (42.4%) responden dan responden dengan usia 31 – 35 tahun

sebanyak (17.6%) responden. Hasil penelitian Setiarini, Dewi, dan Karim

(2018, hlm.732) Identifikasi Pengetahuan Perawat Gawat Darurat Tentang

Triage dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil responden

dengan usia 21 – 34 tahun sebanyak 19 responden (61.3%) responden dan

responden dengan usia 35 – 64 tahun sebanyak (38.7%) responden. Hasil

Penelitian Khairina, 2019 Pengetahuan Dan Ketrampilan Perawat Dalam

Pengambilan Keputusan Klinis Triage dari hasil penelitian yang dilakukan

didapatkan hasil rata – rata (mean) usia responden yaitu 30,5 tahun. Dari

semua hasil penelitian yang telah dilakukan

5. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang

kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber

kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan berulang dan banyak tantangan (Nursalam, 2011, dalam

Handayani, 2020, hlm.39). Berbeda dengan penelitian terkait tingkat

pengetahuan tentang ATS dan Respon Time yang telah dilakukan peneliti

sebelumnya yang hanya menjadikan perawat sebagai respondennya, pada


58

penelitian ini responden merupakan bagaian dari petugas yang bekerja di

ruang Unit Gawat Darurat (UGD). Dari hasil penelitian ini didapatkan

pekerjaan responden dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tenaga

kesehatan yang bekerja di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) dari hasil

penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa responden dengan

pekerjaan dokter sebanyak 13 (41.9%) responden, responden dengan

pekerjaan perawat sebanyak 14 (45.2%) responden, responden dengan

pekerjaan bidan sebanyak 4 (12.9%) responden. Responden dalam penelitian

ini sebagian besar atau terbanyak berprofesi sebagai perawat hal ini karena

sebagian besar petugas yang di ruang UGD RS Pelita anugerah yaitu

berprofesi sebagai perawat. hal ini yang mendasari kenapa responden dalam

penelitian ini jumlah perawat lebih banyak.

6. Gambaran Tipe Kasus Kegawatan

Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba –

tiba seringkali merupakan kejadian yang berbahaya (Dorlan, 2011, dalam

Setyarini, 2016. hlm.3) kegawatdaruratan dapat juga didefinisikan sebagai

situasi serius dan kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba – tiba dan

tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna menyelamatkan

jiwa/nyawa (Campbell, 2000, dalam, Setyarini, 2016, hlm.3). Pada penelitian

ini terdapat beberapa tipe kasus kegawatan pasien untuk menganalisa atau

mengukur respon time petugas unit gawat darurat (UGD), dari hasil

penelitian yan telah dilakukan didapatkan hasil yaitu tipe kegawatan

neurologi sebanyak 4 (12.9%) responden, tipe kegawatan obstetri sebanyak 4

(12.9%) responden, tipe kegawatan bedah sebanyak 4 (12.9%) responden,


59

tipe kegawatan penyakit dalam sebanyak 17 (54.8%) responden, tipe

kegawatan anak 1 (3.2%) responden, tipe kegawatan kardiovaskuler sebanyak

(3.2%) responden.

7. Gambaran Tingkat Pengetahuan Petugas Triage Tentang ATS dan Tingkat

Pengetahuan tentang ATS berdasarkan Jenis Kelamin, Pendidikan , Pekerjaan

Pengetahuan merupakan faktor dominan yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan dan keterampilan perawat

dalam penanganan pasien menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam

penanganan kasus kegawatdaruratan (Nurhasim, 2014). Pengetahuan tentang

triage yang dimiliki oleh perawat UGD akan sangat membantu perawat

dalam menangani kasus-kasus kegawatan dan juga dapat mencegah kecacatan

maupun kematian pasien (Gurning, Karim, & Misrawati, 2014). Berdasarkan

hasil penelitian tingkat pengetahuan responden pada penelitian ini tingkat

pengetahuan Petugas Triage tentang ATS dengan kriteria “Baik” yaitu

sebanyak 30 (96.8%) responden, tingkat pengetahuan Petugas Triage tentang

ATS dengan kriteria “Sedang” yaitu sebanyak 1 (3.2%) responden dan tingkat

pengetahuan Petugas Triage tentang ATS dengan kriteria “Kurang” yaitu

sebanyak 0 (0.0%) responden . Hasil penelitan ini sejalan dengan hasil

penelitian sebelumnya yang membahas terkait tingkat pengetahuan perawat

tentang ATS. Hasil penelitian Handayani (2020, hlm.63) Hubungan Tingkat

Pengetahuan Perawat Dengan Respon Time di IGD RSU. Wisata UIT

Makasar dari hasil penelitian tersebut di dapatkan tingkat pengetahuan

perawat dengan tingkat pengetahuan “Baik” sebanyak 21 (67.7%) responden,

dan responden dengan tingkat pengetahuan “cukup” sebanyak 10 (32.3%)


60

responden. Dari data tersebut dapat di ketahui bahwa lebih banyak perawat

dengan tingkat pengetahuan “ Baik”.

Hasil penelitian Matilu, Mulyadi dan Malara (2014) Faktor – Faktor Yang

Berhubungan Dengan Respon Time Perawat Pada Penanganan Pasien

Gawat Darurat Di IGD RSUP PROF. DR.D.KANDOU MANADO dari hasil

penelitian tersebut di dapatkan hasil tignkat pengetahuan perawat dengan

kriteria “ Baik” sebanyak 28(93.3%) responden dan tingkat pengetahuan

dengan kriteria “Kurang” sebanyak 2 (6.7%) responden. Dari data tersebut

dapat di ketahui bahwa lebih banyak perawat dengan tingkat pengetahuan “

Baik” dibanding tingkat pengetahuan “Kurang”. Dari semua hasil penelitian

diatas dapat di simpulkan bahwa rata – rata tingkat pengetahuan perawat

tentang ATS yaitu tingkat pengetahuan dengan kriteria “Baik”.

Tingkat pengetahuan Petugas Triage berdasarkan jenis kelamin pada

penelitian ini di dapatkan hasil bahwa dari responden yang berjumlah 31,

responden dengan jenis kelamin laki – laki dengan tingkat pengetahuan

kriteria “Baik” sebanyak 12 responden, responden dengan jenis kelamin laki

– laki dengan tingkat pengetahuan kriteria “Sedang” sebanyak 0 responden

dan responden dengan jenis kelamin laki – laki dengan tingkat pengetahuan

kriteria “Kurang” sebanyak 0 responden, kemudian responden dengan jenis

kelamin perempuan dengan tingkat pengetahuan kriteria “Baik” sebanyak 18

responden, responden dengan jenis kelamin perempuan dengan tingkat

pengetahuan kriteria “Sedang” sebanyak 1 responden dan responden dengan

jenis kelamin perempuan dengan tingkat pengetahuan kriteria “Kurang”


61

sebanyak 0 responden Pada penelitian yang telah dilakukan responden dengan

jenis kelamin perempuan dengan tingkat pengetahuan kriteria “baik” lebih

banyak daripada responden dengan jenis kelamin laki – laki. Berdasarkan

beberapa teori/jurnal yang sudah peneliti baca tidak ada teori yang

menjelaskan langsung bahwa tingkat pengetahuan perempuan lebih baik

daripada tingkat pengetahuan laki – laki begitupun sebaliknya. Dalam

penelitian yang telah dilakukan perbedaan tingkat pengetahuan “baik”

perempuan lebih banyak daripada tingkat pengetahuan laki- laki mutlak

karena memang dikarenakan karena perbedaan jumlah responden yaitu

jumlah responden perempuan lebih banyak daripada responden laki – laki.

Sejalan dengan hasil penelitan Setiarini, Dewi, dan Karim (2018, hlm.732)

Identifikasi Pengetahuan Perawat Gawat Darurat Tentang Triage dari

penelitian ini di dapatkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di

dapatkan hasil responden dengan jenis kelamin perempuan dengan tingkat

pengetahuan responden dengan kriteria “baik” sebanyak 9 responden dan

responden dengan jenis kelamin laki - laki dengan tingkat pengetahuan

dengan kriteria “baik” sebanyak 7 responden.

Tingkat pengetahuan berdasarkan pendidikan pada penelitian ini di dapatkan

hasil dari responden yang berjumlah 31, responden dengan pendidikan D3

dengan tingkat pengetahuan kriteria “Baik” sebanyak 8 responden, responden

dengan pendidikan D3 dengan tingkat pengetahuan kriteria “Sedang”

sebanyak 0 responden, responden dengan pendidikan D3 dengan tingkat

pengetahuan kriteria “Kurang” sebanyak 0 responden, responden dengan

pendidikan S1 dengan tingkat pengetahuan kriteria “Baik” sebanyak 21


62

responden, responden dengan pendidikan S1 dengan tingkat pengetahuan

kriteria “Sedang” sebanyak 1 responden, responden dengan pendidikan S1

dengan tingkat pengetahuan kriteria “Kurang” sebanyak 0 responden dan

responden dengan pendidikan S2 dengan tingkat pengetahuan kriteria “Baik”

sebanyak 1 responden, responden dengan pendidikan S2 dengan tingkat

pengetahuan kriteria “Sedang” sebanyak 0 responden, responden dengan

pendidikan S2 dengan tingkat pengetahuan kriteria “Kurang” sebanyak 0

responden. Berdasarkan pendidikan tingkat pengetahuan dengan kriteria

“baik” terbanyak merupakan responden dengan pendidikan Strata Satu (S1),

menurut Notoatmodjo (2012) Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,

maka akan semakin mudah untuk menerima, serta mengembangkan

pengetahuan dan teknologi atau dapat diartikan semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang semakin tinggi pula pengetahuannya, tetapi pada

penelitian ini menurut Hasil analisa responden dengan pendidikan strata satu

(S1) merupakan yang paling banyak memperoleh tingkat pengetahuan dengan

kriteria “baik” hal ini dikarenakan jumlah responden dengan pendidikan

Strata Satu (S1) lebih banyak dibandingkan dengan responden dengan

pendidikan Diploma Tiga (D3) dan Strata Dua (S2).

Hasil penelitian Setiarini, Dewi, dan Karim (2018, hlm.732) Identifikasi

Pengetahuan Perawat Gawat Darurat Tentang Triage dari penelitian ini di

dapatkan dari hasil penelitian yang di dapat tingkat pengetahuan responden

dengan pendidikan Strata Satu (S1) dengan kriteria “baik” sebanyak 6

responden dan tingkat pengetahuan responden dengan pendidikan Strata Satu

(S1) dengan kriteria “baik” sebanyak 10 responden.


63

Tingkat Pengetahuan berdasarkan pekerjaan pada penelitian ini di dapatkan

hasil dari responden yang berjumlah 31, responden dengan pekerjaan dokter

tingkat pengetahuan dengan kriteria “Baik” sebanyak 13 responden,

responden dengan pekerjaan dokter tingkat pengetahuan dengan kriteria

“Sedang” sebanyak 0 responden, responden dengan pekerjaan dokter tingkat

pengetahuan dengan kriteria “Kurang” sebanyak 0 responden, responden

dengan pekerjaan “Perawat” tingkat pengetahuan dengan kriteria “Baik”

sebanyak 13 responden, responden dengan pekerjaan “Perawat” tingkat

pengetahuan dengan kriteria “Sedang” sebanyak 1 responden, responden

dengan pekerjaan “Perawat” tingkat pengetahuan dengan kriteria “Kurang”

sebanyak 0 responden responden dengan pekerjaan Bidan tingkat

pengetahuan dengan kriteria “Baik” sebanyak 4 responden. Berdasarkan

pekerjaan jumlah responden yang tingkat pengetahuannya “baik” terbanyak

merupakan responden dengan pekerjaan perawat dan dokter hal ini

dikarenakan memang pada dasarnya tingkat pendidikan antara dokter dan

perawat tidak jauh berbeda sebagian besar tingkat pendidikannya sama yaitu

Strata Satu (S1) kemudian disamping itu semua responden yang bertugas di

IGD RS Pelita Anugerah sudah pernah mendapatkan pemaparan / seminar

terkait Australasian Triage Scale (ATS) hal ini juga yang mendasari kenapa

tingkat pengetahuan terkait Australasian Triage Scale (ATS) tidak berbeda

pada tiap – tiap profesinya (perawat, dokter, bidan) yaitu hampir semua

responden tingkat pengetahuannya dalam kriteria “baik”.


64

Hasil penelitian yang sejalan yang menyatakan bahwa perawat memiliki

tingkat pengetahuan yang “baik” tentang ATS hasil penelitian Matilu,

Mulyadi dan Malara (2014) Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan

Respon Time Perawat Pada Penanganan Pasien Gawat Darurat Di IGD

RSUP PROF. DR.D.KANDOU MANADO dari hasil penelitian tersebut di

dapatkan hasil tignkat pengetahuan perawat dengan kriteria “ Baik” sebanyak

28(93.3%) responden dan tingkat pengetahuan dengan kriteria “Kurang”

sebanyak 2 (6.7%) responden.

8. Gambaran Response Time Petugas Triage

Response Time atau interval waktu respon juga di definisikan sebagai waktu

dari penerimaan panggilan sampai kedatangan ambulance pertama di tempat

kejadian interval waktu di hitung dalam menit sampai detik yaitu < 0 menit

sampai >120 menit Nehme, Andrew dan Smith (2016), Dari hasil penelitian

yang telah dilakukan berdasarkan distribusi tendensi sentral nilai respon time

perawat dalam penelitian ini yaitu nilai Minimum 0 detik, nilai Maximum 432

detik, nilai Mean 129.62 detik, nilai Std. Deviation 95.00. kemudian jika di

kategorikan dengan tingkat kesesuaian waktu respon time pada penelitian ini

yaitu masuk dalam kategori “Sesuai” atau bisa diartikan dengan tingkat

respon time “Cepat”. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian lain

terkait respon time pasien.

Hasil penelitian Maulana (2019) Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan

Dan Respon Time Perawat Dalam Pelaksanaan Triage Di IGD RSUD Kota

Mataram. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan respon time pasien yaitu
65

dengan kriteria “Cepat” sebanyak 19 (70.3%) responden dan respon time

pasien dengan kriteria “Lambat” sebanyak 8 (29.6%) responden. Dari hasil

penelitian di atas dapat di ketahui bahwa rata – rata tingkat respon time

pasien pada penelitian ini dan penelitian sebelumnya yaitu tingkat respon

time dengan kriteria “Cepat”

Hasil penelitian yang di dapat menurut tipe kegawatannya, rata – rata (mean)

respon time berdasarkan tipe kegawatannya pada penelitian ini adalah rata –

rata (mean) respon time pada kegawatan anak 182.0 detik, rata – rata (mean)

respon time pada kegawatan bedah 51.7 detik, rata – rata (mean) respon time

pada kegawatan neurologi 89.5 detik, rata – rata (mean) respon time pada

kegawatan obstetri 159.2 detik, rata – rata (mean) respon time pada

kegawatan penyakit dalam 154.9 detik, rata – rata (mean) respon time pada

kegawatan kardiovaskuler 0.0 detik. Dari hasil rata – rata berdasarkan tipe

kegawatannya rata – rata respon time pasien yaitu termasuk kategori respon

time yang “sesuai” atau kategori respon time “baik”.

9. Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang ATS dengan Respon Time

Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat

Tentang ATS dengan Respon Time hasil yang di dapat yaitu nilai hasil

analisis menggunakan Spearman’s rho diketahui bahwa nilai Sig. (2-tailed)

yaitu 0.443 > 0.05 yang artinya tidak ada hubungan antara tingkat

pengetahuan perawat dengan respon time pasien. Hal ini sejalan dengan

beberapa penelitian sebelumnya. Hasil penelitian Negara (2021, hlm.vii)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat tentang ATS Dengan Respon


66

Time di IGD Rumah Sakit X di Denpasar. Dari hasil analisis menggunakan

uji spearman rank di dapatkan nilai Sig. (2-tailed) yaitu 01.000 > 0.05 yang

artinya tidak ada hubungan antara antara tingkat pengetahuan perawat

dengan respon time pasien.

Hasil penelitian Handayani (2020) Hubungan Tingkat Pengetahuan

Perawat Dengan Respon Time di IGD RSU. Wisata UIT Makasar. Dari

hasil analisis di dapatkan nilai Sig. (2-tailed) yaitu 1.000 > 0.05 yang artinya

tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan respon time

pasien. Dari hasil di atas dapat di simpulkan bahwa pada penelitian ini tidak

ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang ATS dengan

Respon Time Pasien.

Menurut asumsi peneliti tidak adanya hubungan tingkat pengetahuan

tentang ATS dan respon time perawat dikarenakan hampir semua tingkat

pengetahuan responden tentang ATS dalam kriteria “baik”, pembahasan

tentang pengetahuan variasinya sangat luas tergantung dari faktor yang

mempengaruhinya hal ini yang kemungkinan menjadikan tidak ada hubungan

antara tingkat pengetahuan dan respon time. Tingkat pengetahuan juga

bukan merupakan satu – satunya faktor yang mempengaruhi respon time

petugas triage.
67

C. Kekuatan Dan Keterbatasan Penelitian

1. Kekuatan Penelitian

Penelitian tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Terkait Australasian Triage

Scale (Ats) Dengan Response Time Pasien Di IGD Rumah Sakit Pelita Anugerah

baru peneliti yang melakukan.

2. Kelemahan Penelitian

a. Penelitian dilakukan di masa pandemi dimana jumlah kunjungan pasien

tidak terlalu banyak sehingga mempengaruhi response time ke pasien di

mana secara keseluruhan pasien tertangani dengan response time yang

sesuai karena jumlah kunjungan pasien yang sedikit sehingga tidak

terjadi penumpukan pasien.

b. Berkurangnya jumlah responden dari rencana awal 36 responden menjadi

31 responden karena cuti dan ada yang resign sehingga berpengaruh

terhadap hasil penelitian.

c. Ketersediaan alat, kemudahan akses ke ugd dan jumlah petugas jaga


tidak sebanding dengan jumlah kunjungan pasien yang datang sehingga

berpengaruh pada response time pasien.


BAB V

PENUTUP

Pada bab ini peneliti akan menyampaikan simpulan dan saran yang disusun

berdasarkan dari uraian BAB IV yang telah dibahas sebelumnya

A. Simpulan

a. Dari hasil penelitian di atas dapat di simpulkan bahwa dari ke 31 responden

tingkat pengetahuan Tenaga Kesehatan (UGD) tentang ATS dengan kriteria

“Baik” yaitu sebanyak 30 (96.8%) responden dan tingkat pengetahuan

perawat tentang ATS dengan kriteria “Sedang” yaitu sebanyak 1 (3.2%)

responden. Tingkat pengetahuan Dokter dengan kriteria “Baik” sebanyak 13

responden, tingkat pengetahuan Perawat dengan kriteria “Baik” sebanyak 12

responden, tingkat pengetahuan Bidan dengan kriteria “Baik” sebanyak 4

responden.

b. Respon Time pasien pada penelitian ini yaitu nilai Minimum 0, nilai Maximum

432, nilai Mean 129.62, nilai Median 87.50, nilai Std. Deviation 95.00. atau

dalam tingkat kesesuaian waktu respon time pasien dalam penelitian ini

semua dalam kriteria “Sesuai”

c. Hasil penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang ATS

dengan Respon Time di dapatkan nilai dari hasil analisis menggunakan

Spearman’s rho nilai Sig. (2-tailed) 0.443 > 0.05 yang artinya tidak ada

hubungan antara pengetahuan perawat tentang ATS dengan respon time

perawat.

68
69

B. Saran

Berdasarkan pemaparan hasil pembahasan, serta simpulan penelitian maka

peneliti akan memberikan saran sebagai berikut :

1. . Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

b. Untuk penelitian selanjutnya proporsi/jumlah responden berdasarkan

pekerjaan (profesi) ada baiknya disamakan jumlahnya, agar lebih jelas

perbandingan tingkat pengetahuan antara profesi satu dengan yang lain (

Dokter, Perawat, Bidan)

c. Untuk penelitian selanjutnya proporsi/jumlah responden berdasarkan jenis

kelamin ada baiknya disamakan jumlahnya, agar lebih jelas perbandingan

tingkat pengetahuan antara responden laki – laki dan responden

perempuan

d. Untuk penelitian selanjutnya proporsi/jumlah responden berdasarkan

pendidikan ada baiknya disamakan jumlahnya, agar lebih jelas

perbandingan tingkat pengetahuan antara responden dengan tingkat

pendidikan D3, S1 dan S2

2. Bagi Instansi Rumah Sakit

Melalui hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan informasi bagi Rumah

Sakit untuk semakin lebih meningkatkan pengetahuan perawat tentang

Australasian Triage Scale (ATS)

3. Bagi Instansi Pendidikan

Penelitian ini dapat di jadikan sebagai referensi dalam aktifitas belajar

mengajar dalam menambah pengetahuan tentang Australasian Triage Scale

(ATS) dan Respon Time


DAFTAR PUSTAKA
Ade, H. (2019). Hubungan Antara Respon Time Perawat Dengan Tingkat Kecemasan
Pada Pasien Kategori Australian Triage Scale (ATS) 2 dan 3 Di Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Umum PINDAD Bandung

Aloyce, R., Leshabari, S., Brysiewicz, (2014). Assessment of knowledge and skills of
triage among nurses working in the emergency centers in dar es salam
Tanzania. Journal African Medicine, 6(2): 114-121

Androyoni, N.L.D, Made.M, Putra, N.W, et.al.(2019). Hubungan peran dan sikap
perawat igd denganpelaksanaan triage berdasarkan prioritas. 1(2).294-
303

Australian Triage Process Review. (2011). Health Policy Priorities Principal


Committee Australian Triage Process Review.

Atmojo, Joko Tri, dkk. Australasian Triage Scale (Ats): Literature Review. Journal of
Borneo Holistic Health, Vol.3, No. 1 Juni 2020 hal 20-25

Ayni, G.N.(2019). Hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat tentang triage.
http://repository.itspku.ac.id/74/1/2016011897.pdf. Diperoleh tanggal 21
Juli 2021.

Baker, T. (2011). Critical care in low income countries. Trop med int health.p 409-415

Banoet,S.N.(2019). Efektifitas penggunaan (ATS) australasian triage scale


modifikasi terhadap respon time perawat di instalasi gawat darurat
Https://Ejournal.Unair.Ac.Id/CMSNJ/Article/View/12618/0. Diperoleh
Tanggal 24 Juli 2021

Budiman, & Agus. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Chen, S. S., Chen, J. C., Ng, C. J., Chen, P. L., Lee, P. H., & Chang, W. Y. (2012).
Factors that influence the accuracy of triage nurses’ judgement in
emergency departments. Emergency Medicine Journal, 27(6), 451-455.

Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan: Penerapan Konsep & Kerangka Kerja.


Yogyakarta : Gosyen.

Departemen Kesehatan RI. (2015). Pedoman Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat


Rumah Sakit

Dewi, (2011). Buku ajar dasar keperawatan gawat darurat. Jakarta : Salemba Medika

Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Teknis Medik, (2011). Standar Pelayanan
Keperawatan Gawat Darurat Di Rumah Sakit.
Dunser, Mayr VD, Greil V, (2016). Causes of death and determinants of outcome in
criticaly ill patients. Crit Care. 10:10:R154.

Ebrahimi, M. (2015) ‘The reliability of the Australasian Triage Scale: a metaanalysis’,


World Journal of Emergency Medicine.

Emergency Nurses Association. (2014). Standards of emergency nursing practice 5th


ed., USA: lippincot Comp., pp 56-60.

Firdaus, (2017). pengaruh yang bermakna antara faktor klien (waiting time) terhadap
penerapan ATS

Gita, N. (2019). Hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat tentang triage

Gurning, Y., Karim, D., & Misrawati. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan
Sikap Petugas Kesehatan IGD terhadap Tindakan Triage Berdasarkan
Prioritas. Jurnal online mahasiswa, 1–9. Diperoleh dari:
http://jom.unri.ac.id

Handayani, R.(2020). Hubungan tingkat pengetahuan perawat dengan response time


di instalasi gawat darurat rsu. Wisata uit makassar.
https://stikespanakkukang.ac.id/assets/uploads/alumni/6251604f5a5ec17
948a44a1b9e1cb7f9.pdf. diperoleh tanggal 24 Juli 2021

Hendianti, (2012). Gambaran Beban Kerja Perawat Pelaksana Unit Instansi Gawat
Darurat RS Muhammadiyah Bandung. Skripsi.

Hidayat, A.A. (2014). Metode Penelitian keperawatan dan teknis analisis data. Jakarta:
Salemba Medika

Hodge, Hugman, Varndell, & Howes, (2013). Australasian Emergency Nursing Jurnal

Janssen, M. A., van Achterberg, T., Adriaansen, M. J., Kampshoff, C. S., Schalk, D.
M., & Mintjes?de Groot, J. (2011). Factors influencing the implementation
of the guideline triage in emergency departments: a qualitative study.
Journal of clinical nursing, 21(3?4), 437-447.

Kartikawati, N. D. (2013). Buku Ajar Dasar- Dasar Keperawatan Gawat Darurat.


Jakarta: Salemba Medika

Kemenkes RI, (2014). Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit.

Kemenkes RI, (2018). Pengertian Unit Gawat Dargurat

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Nomor


856/Menkes/SK/IX/2009. Tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit. Kemenkes R.I. Jakarta
Khairina,I.,Malini,H.,Huriani,E.(2020).Pengetahuan dan keterampilan perawat
dalam pengambilan keputusan klinis triase. 16(1).1-5

Kholid, A. (2012). Promosi kesehatan : dengan pendekatan teori perilaku, media dan
aplikasinya untuk mahasiswa dan praktisi kesehatan, Jakarta : Rajawali
pers

Kristiani, (2015). Hubungan Waiting Time Dengan Kepuasan Pasien Prioritas 3 Di


Instalasi Gawat Darurat RS Waluya Sawahan Malang. Jurnal CARE, Vol.
3, No. 1, 2015

Maatilu, V., Mulyadi and Malara, R. T. (2014) ‘FaktorFaktor Yang Berhubungan


Dengan Response Time Perawat Pada Penanganan Pasien Gawat
Darurat’, Jurnal keperawatan, 2(2).

M. Fikri Ramadhan & Oscar Ari Wiryansyah, (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan
Perawat Tentang Response Time Dalam Menentukan Triase Di Ruang
UGD. http://ejurnal.stikesmitraadiguna.ac.id/index.php/jkp/issue/view/4
M. Sopiyudin Dahlan, (2014). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan, Seri 1 edisi
6.

Maulana,A.E.F., Putra,A.A.,Wijaya,A.(2019) Analisis hubungan tingkat


pengetahuan dan respon time perawat dalam pelaksanaan triage di igd
rsud kota mataram.5(2).99-102

Nasir, A., Muhith, A. & Ideputri, M. E. (2011). Buku Ajar Metodologi Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Negara.I.B.P.E.(2021). Hubungan tingkat pengetahuan ats (australasian triage


scale) modifikasi terhadap ketepatan response time perawat di instalasi
gawat darurat rumah sakit “x” di denpasar.
http://repository.binausadabali.ac.id/287. Diperoleh tanggal 21 Juli 2021.

Nehme, Z. , Andrew, E. & Smith K., (2016). Factors Influencing The Timeline of
Emergency Medical Service Response To Time Crgitical Emergencies.,
3127 (august), pp.0-9

Ni Luh Dita Andrayoni & Made Martini (2019). Hubungan peran dan sikap perawat
igd denganPelaksanaan triage berdasarkan prioritas

Novita, A. (2020). Hubungan pengetahuan perawat terhadap pengambilan keputusan


untuk menentukan triase di IGD

Nolan, T., Angos, P., Cunha, A., Muhe, L., Qazi, S., Simoes, E. (2011). Quality of
hospital care for seriously ill children in less-developed countries.
Lancet;357:106–10

Notoatmodjo (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta


Nur Ainiyah, Ahsan, Mukhamad Fathoni dkk (2015) Analisis Faktor Pelaksanaan
Triage Di Instalasi Gawat Darurat, Universitas Brawijaya, Volume 10
No.1, April 2015

Nurhasim, (2014). Pengetahuan perawat tentang response time dalam penanganan


gawat darurat di ruang triage rsud karanganyar.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis


Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika

Purwoko Sugeng Harianto & Dian Susmarini (2015). Hubungan pengetahuan dengan
akurasi pengambilan keputusan perawat dalam pelaksanaan triage

Ramadhan,M.F.,& Wiryansyah,O.A.(2020). Hubungan tingkat pengetahuan perawat


tentang Response time dalam menentukan triase diruang igd.10(19). 56-
62.

Roihatul Zahroh & Ahmad Hasan Basri (2020). Pengetahuan standart labeling triage
dengan tindakan kegawatan berdasarkan standart labeling triage

Sabrianyanti, W. O. N. I., Islam, A. A., & Gaus, S. (2012). Waktu Tanggap


Penanganan Kasus pada Response Time di Ruangan Bedah dan Non-
Bedah IGD RS dr. Wahidin Sudirohusodo. Tesis Universitas Hasanuddin,
(3), 1–13. Diperoleh dari:http//pasca.unhas.ac.id

Safari, S. R. (2012). Perceptions and challenges of using emergency triage assessment


treatment guideline in emergency department at Muhimbili national
hospital, Tanzania (Doctoral dissertation, Muhimbili University of Health
and Allied Sciences). downloaded on February, 6, 2018
Saktiwirotomo & Emaliyawati (2016). Efektivitas penggunaan metode Australasian
Triage Scale di IGD RSI PKU Muhamadiyah Pekajangan Pekalongan

Setiarini,V., Dewi, W.N., Karim, D.(2018). Identifikasi Pengetahuan Perawat Gawat


Darurat Tentang Triage. 5(2).730-736

Setyarini,D.I., & Suprapti.(2016). Asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal


neonatal. Jakarta: Kemenkes RI

Sopiyadi.(2017). Gambaran Response Time Perawat Di Igd Rsud Dr. Tjitrowardojo


Purworejo.

Suci, D., (2020). Intervensi keperawatan Berdasarkan NIC Sebagai Panduan Perawat
Dalam Upaya Peningkatan Kesehatan Pasien

Suci & Raesman, (2020). Literature Review: Terapi Music Terhadap Penurunan
Aktivitas Kejang Pada Anak Dengan Epilepsi
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung.
Alvabeta.
Suhardin.(2016). Pengaruh perbedaan jenis kelamin dan pengetahuan tentang
konsep dasar ekologi terhadap kepedulian lingkungan. 14(1).117-132

Sujarweni.A.V. (2014). Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Suhaemi, (2014). Etika Keprawatan. Jakarta. EGC

Suhartati. (2015) .Media Pengembangan SDM Kesehatan,1(1),76-81

Wawan & Dewi M. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap, dan Perilaku
Manusia. Cetakan II. Yogyakarta : Nuha Medika.
LAMPIRAN
Lampiran 1

PLAN OF ACTION (POA)

Proposal Riset Keperawatan “Hubungan Pengetahuan Terkait Australasian Triage


Scale (ATS) Dengan Response Time di Ruang Triage RS Pelita Anugerah Mranggen
Demak”

Tahun
2020 2021

Des Jan Feb Maret April Mei Jun


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan Fenomena
dan Judul
2. Pengajuan BAB I

3. Pengajuan BAB II

4. Pengajuan BAB III

5. Ujian proposal

6. Perbaikan proposal

7. Pengurusan ijin
penelitian
8. Pengambilan data

9. Pengajuan BAB IV

10. Pengajuan BAB V

11. Sidang Riset


Keperawatan
12. Perbaikan Riset
Keperawatan
13. Pengumpulan Riset
Keperawatan
Lampiran 2 – Surat permohonan penelitian
Lampiran 3 surat permohonan uji validitas
Lampiran 4 surat balasan uji validitas
Lampiran 5 lembar penjelasan penelitian

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

INFORMASI

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Terkait Australasian Triage Scale Dengan


Response Time Pasien Di Ruang Triage Mranggen Demak”

Saya adalah mahasiswa yang berasal dari STIKES Telogorejo Semarang yang
sedang melakukan penelitian untuk menganalisis Hubungan pengetahuan terkait
Australasian triage scale (ATS) dengan response time pasien di ruang triage RS
Pelita anugerah Mranggen Demak. Saya mengundang Anda untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini, keikutsertaan Anda dalam penelitian ini bersifat sukarela, jadi
Anda dapat memutuskan untuk berpartisipasi atau sebaliknya.

Tujuan Penelitian:

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan terkait


Australasian triage scale (ATS) dengan response time pasien Di Ruang Triage RS
Mranggen Demak yang telah memberikan izin melakukan penelitian.

Mengapa Subjek terpilih:

Anda terpilih sebagai responden dalam penelitian ini karena Anda merupakan
petugas triage yang memastikan proses triage ATS di UGD rs pelita berjalan.

Tata Cara/Prosedur:

Apabila Anda bersedia menjadi responden dalam penelitian ini maka anda akan
diminta menandatangani lembar informed consent (persetujuan menjadi responden).
Selanjutnya, Anda diminta terlebih dahulu untuk mengisi beberapa item kuisioner
penelitian yang telah disediakan dalam penelitian ini, yang meliputi kuesioner
tentang tingkat pengetahuan ATS. Pengisian kuesioner diberikan waktu selama 15
menit disela-sela kegiatan Anda dalam memberikan pelayanan. Setelah Anda selesai
mengisi kuesioner, peneliti juga akan melakukan observasi langsung terkait response
time terhadap pasien yang di tangani. Peneliti akan melakukan observasi penelitian
selama 1 bulan atau 30 hari. Dalam satu hari Selama 1 kali shift peneliti melakukan
observasi sebanyak 1-2 responden. Selama observasi peneliti akan terlibat langsung
(berpartisipasi aktif) dalam kegiatan Anda selama pelayanan.

Risiko dan ketidaknyamanan:

Penelitian ini tidak memiliki risiko yang berbahaya. Peneliti akan berusaha
meminimalisir segala bentuk ketidaknyamanan dari penelitian. Selain itu, hasil
penelitian ini nantinya tidak ada Conflict of interest/konflik kepentingan dengan
pimpinan RS. Dalam melakukan penelitian, peneliti bertindak secara independent
dan objektif, baik menyangkut aspek keilmuan maupun etika. Peneliti berjanji untuk
menjaga kerahasian data subyek penelitian dan tidak akan menyalah gunakan untuk
tujuan lain atau kepentingan pihak ketiga. Data tersebut akan tetap dirahasiakan dan
tidak akan diperbanyak, seluruh data tersebut hanya menjadi milik peneliti.

Manfaat (langsung untuk subjek dan umum):

Manfaat secara langsung kepada Anda tidak ada.

Manfaat secara umum diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan
dan acuan bagi petugas triage dalam meningkatkan upaya response time pasien di
ruang triage RS Pelita Anugerah.

Prosedur alternatif:

“tidak ada”

Kerahasiaan data:

Semua informasi yang berkaitan dengan identitas Andaakan dirahasiakan dan hanya
akan diketahui oleh peneliti. Hasil penelitian akan dipublikasikan dalam bentuk data
kelompok tanpa identitas Anda.

Perkiraan jumlah subjek yang akan diikut sertakan:

Jumlah responden yang akan diikut sertakan dalam penelitian ini berjumlah 36 orang
petugas triage yg terdiri dari dokter,perawat,bidan yang bertugas di ugd

Kesukarelaan:
Anda sebagai petugas triage yang merupakan subjek dalam penelitian ini bebas
memilih keikutsertaan sebagai responden dalam penelitian ini tanpa unsur paksaan.
Apabila Anda bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka diminta untuk
menandatangani lembar persetujuan untuk disimpan oleh peneliti sebagai bukti.

Periode Keikutsertaan Subjek:

Lama keikutsertaan Anda dalam penelitian ini adalah selama satu bulan

Subjek dapat dikeluarkan/mengundurkan diri dari penelitian:

Bila Anda sudah memutuskan untuk ikut lalu berubah pikiran, maka Anda bebas
untuk mengundurkan diri disaat apapun tanpa ada ganti rugi atau sanksi.

Kemungkinan timbulnya pembiayaan dari perusahaan asuransi kesehatan atau


peneliti:

“tidak ada asuransi yang diberikan kepada Anda dalam penelitian ini”

Insentif dan kompensasi:

Anda dalam penelitian ini akan mendapatkan kompensasi berupa souvenir gelas
mug.

Pertanyaan:

Anda dapat menanyakan dan mengkonfirmasi hal-hal yang berhubungan dengan


penelitian ini dengan menghubungi peneliti sendiri atas nama Yuda Septian Nugroho
pada no. Hp : 082220255780.

Lampiran 6 Lembar persetujuan menjadi responden


SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN (PSP)
UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)

Saya telah membaca atau memperoleh penjelasan, sepenuhnya menyadari, mengerti,


dan memahami tentang tujuan, manfaat, dan risiko yang mungkin timbul dalam
penelitian, serta telah diberi kesempatan untuk bertanya dan telah dijawab dengan
memuaskan, juga sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikut sertaannya,
maka saya setuju/tidak setuju*) ikut dalam penelitian ini, yang berjudul:
”Hubungan Tingkat Pengetahuan Terkait Australasian Triage Scale (ATS) Dengan
Response Time Pasien Di Ruang Triage RS Mranggen Demak”

Saya dengan sukarela memilih untuk ikut serta dalam penelitian ini tanpa
tekanan/paksaan siapapun. Saya akan diberikan salinan lembar penjelasan dan
formulir persetujuan yang telah saya tandatangani untuk arsip saya.
Saya setuju:
Ya/Tidak*)

Tgl.: Tanda tangan (bila tidak


bisa dapat digunakan cap
jempol)
Nama Peserta:
Usia:
Alamat:
Nama Peneliti:

Nama Saksi:

*) coret yang tidak perlu

Lampiran 7 kuesioner
KUESIONER PENGETAHUAN TERKAIT AUSTRALASIAN
TRIAGE SCALE (ATS)

Kode Responden : ………………………………………………..

Tanggal Pengisian : ………………………………………………..

A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :………………………………………..
Umur : ……………………………………….
Jenis kelamin : L/P
Pendidikan akhir : …………………………………………
Lama bekerja : …………………………………………
Petunjuk pengisian
1. Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap benar.
2. Pilihlah salah satu jawaban Benar atau Salah (√) pada kolom yang telah
disediakan yang sesuai dengan jawaban Anda.
3. Untuk melancarkan penelitian ini mohon isilah jawaban sesuai dengan
pengetahuan yang Anda miliki, tidak perlu bertanya dengan teman atau
saudara, jawab dengan jujur apa adanya
4. Kerahasiaan Anda tetap kami jaga.

Selamat mengerjakan

B. Tingkat Pengetahuan terkait triage metode Australasian triage scale (ATS)


Berilah tanda (√) pada kolom angka yang ada di sebelah kanan pada
masingmasing butir pertanyaan sesuai dengan pilihan saudara.
No Pernyataan Benar Salah
(favorable) (unfavorable)
1. Triage merupakan proses pemilahan √
pasien berdasarkan tingkat
kegawatdaruratan pasien untuk
menentukan mana yang harus
didahulukan dalam penanganan serta
menjamin supaya semua pasien
mendapatkan perawatan medis
2. Tujuan dari triage yaitu √
memprioritaskan pasien untuk
menekan angka morbiditas,
mortalitas dan kecacatan
3. ATS pada umumnya dilakukan pada √
pasien korban kecelakaan saja
4. Dalam prinsip triage, triage harus √
dilakukan dengan segera dan singkat
terhadap pasien
5. Pada ATS 1/ label merah merupakan √
pasien yang membutuhkan
penanganan segera atau kondisi
pasien mengancam nyawa
6. Pada ATS III/ label kuning √
merupakan pasien urgent atau
kondisi pasien yang berpotensi
mengancam nyawa
7. Pada ATS IV/ label hijau merupakan √
pasien urgent atau kondisi pasien
yang berpotensi mengancam nyawa
8. ATS I mempunyai batasan waktu √
(respon time) untuk mengkaji
keadaan dan memberikan intervensi
kurang dari 10 menit
9. ATS II mempunyai batasan waktu √
(respon time) untuk mengkaji
keadaan dan memberikan intervensi
kurang dari 10 menit
10. ATS III mempunyai batasan waktu √
(respon time) untuk mengkaji
keadaan dan memberikan intervensi
kurang dari 60 menit
11. Kriteria ATS IV merupakan pasien √
dengan kriteria penanganan dengan
waktu selambat- lambatnya 120
menit
12. Kriteria ATS V merupakan pasien √
dengan kriteria penanganan dengan
waktu selambat- lambatnya 120
menit
13. Pasien datang dengan keluhan nyeri √
dada kiri tembus ke punggung khas
nyeri dada kardiak termasuk kategori
ATS I
14. ATS terbagi menjadi 5 kategori yaitu √
ATS 1,2,3,4,5
15. Keterampilan dalam penilaian √
Triage terdiri dari Primary survey,
secundery survey dan tersiery survey
16. Pasien dengan Perdarahan ringan √
masuk pada label kuning/ATS III
17. Pasien dengan cidera kepala ringan √
tanpa kehilangan kesadaran masuk
pada label hijau/ATS IV
18. Pasien dengan Hipertensi berat √
masuk pada label merah/ATS 1
19. Pasien anak datang dengan keluhan √
panas dan kejang saat di rumah
(Riwayat kejang) masuk pada label
kuning/ATS III
20. Pasien dengan keluhan nyeri √
minimal tanpa ciri-ciri beresiko
tinggi masuk pada label hijau/ATS V
21. Pasien dengan laserasi ringan (luka √
lecet) tanpa perlu Tindakan jahit
masuk pada label hijau/ATS V
22. Alur pelaksanaan ATS memeriksa √
ATS 1/label merah terlebih dahulu
23. Proses triage di dasarkan pada √
tingkat kegawatan pasien dimana
label hijau di tangani setelah
menangani pasien dengan label
kuning
24. Langkah terakhir dalam proses √
triage keperawatan adalah intervensi

Lampiran 8 lembar observasi


LEMBAR OBSERVASI RESPONSE TIME PASIEN METODE TRIAGE

ATS

Nomer responden : ……………………………


Kriteria ATS pasien : I/II/III/IV/V………………
Diagnosa pasien : ……………………………
Jam datang pasien : ……………………………
Response time : ………………………. Detik
Kesesuaian Waktu : Sesuai/Tidak sesuai

Keterangan
Kriteria I II III IV V
ATS
Indikator 0 detik/ 600 detik/ 1.800 3.600 7.200
Response segera 10 menit detik/ 30 detik/ 60 detik/ 120
time menit menit menit

Lampiran 9
F.003/SOP/017/AKD

LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING UTAMA

NAMA : Yuda septian nugroho


NIM : 117142
TANDA TANGAN
NO TANGGAL TOPIK
MAHASISWA PEMBIMBING
1 Senin , 14 Bimbingan 1 : Pengarahan
desember fenomena yang terjadi
2020

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
2 Kamis , 17 Bimbingan 2 : Konsultasi
Desember mengenai fenomena dan judul
2020

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
3 Sabtu , 19 Bimbingan 3 : Acc fenomena
Desember
2020

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
4 Selasa, 29 Mengajukan judul dan jurnal
Desember
2020

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
5 Sabtu , 2 Revisi variabel dari judul
Januari 2021

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
6 Senin, 4 Acc Judul
Januari 2021

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
7 Jum’at 9 Bimbingan 4 : Revisi BAB 1
Januari 2021

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
8 Sabtu , 16 Bimbingan 5 : Revisi BAB 1
Januari 2021

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
9 Rabu , 3 Bimbingan 6 : Revisi BAB 1
Februari
2021

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep

10. Rabu , 10 Bimbingan 7 : Revisi BAB 1


Februari
2021

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
2 Rabu , 17 Bimbingan 8 : Revisi BAB
Februari 1,2
2021

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
3 Rabu , 3 Bimbingan 9 : Revisi BAB
Maret 2021 1,2

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
4 Jumat 12 Bimbingan 10 Revisi BAB
Maret 2021 1,2,3

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
5 Rabu 17 Bimbingan 11 Revisi BAB
Maret 2021 1,2,3

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
6 Selasa 23 Bimbingan 12 Revisi BAB
Maret 2021 proposal, kuisioner

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
7 Selasa 30 Bimbingan 13 Revisi
Maret 2021 proposal

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
8 Rabu 7 april Bimbingan 14 Revisi
2021 proposal

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
9 Rabu, 14 Bimbingan 15 Revisi
April 2021 proposal

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
10 Kamis, 22 Bimbingan 16 Revisi
April 2021 proposal

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
11 Sabtu, 24 Acc proposal
April 2021

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
F.003/SOP/017/AKD

LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING PENDAMPING

NAMA : Yuda Septian Nugroho


NIM : 117142
TANDA TANGAN
NO TANGGAL TOPIK
MAHASISWA PEMBIMBING
1 Senin, 21 Bimbingan 1
Desember (Whatshaap)
2020

Yuda Septian Ns.Dwi


Nugroho Fitriyanti,
M.Kep
2 Rabu, 13 Acc Judul (via whatsapp)
Januari 2021

Yuda Septian Ns. Dwi


Nugroho Fitriyanti,
M.Kep
3 Jumat, 5 Revisi BAB 1,2,3 (via E-
Maret 2021 mail)

Ns. Dwi
Yuda Septian Fitriyanti,
TANDA TANGAN
NO TANGGAL TOPIK
MAHASISWA PEMBIMBING
Nugroho M.Kep

4 Jum’at, 19 Acc BAB 1 dan Revisi


Maret 2021 BAB 2,3 (E-mail)

Yuda Septian Ns. Dwi


Nugroho Fitriyanti,
M.Kep
5 Rabu, 24 Konsultasi BAB 3 (via-
maret 2021 whatshaap)

Ns. Dwi
Yuda Septian Fitriyanti,
Nugroho M.Kep
6 Senin, 29 Revisi BAB 3 (via E-
Maret 2021 mail)

Ns. Dwi
Yuda Septian Fitriyanti,
Nugroho M.Kep
7 Rabu, 7 April Revisi Proposal (via
2021 gmail)

Ns. Dwi
TANDA TANGAN
NO TANGGAL TOPIK
MAHASISWA PEMBIMBING
Yuda Septian Fitriyanti,
Nugroho M.Kep
8 Selasa, 20
April 2021 Revisi proposal (via
gmail)
Ns. Dwi
Yuda Septian Fitriyanti,
Nugroho M.Kep
9 Sabtu, 24 Acc proposal
April 2021

Ns. Dwi
Fitriyanti,
M.Kep

Yuda Septian
Nugroho
F.003/SOP/016-027/AKD

LEMBAR KONSULTASI

NAMA : Yuda septian nugroho

NIM : 117142

JUDUL : Hubungan Pengetahuan terkait Australasian triage scale (ATS)

dengan response time pasien di ruang triage RS pelita anugerah Mranggen Demak

POKOK BAHASAN DAN TANDA


NO. HARI/TANGGAL
KOREKSI TANGAN
1 Senin, 14 Desember Pengarahan fenomena yang terjadi
2020

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
2 Kamis, 17 Desember Konsultasi mengenai fenomena
2020 dan judul

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
3 Sabtu, 19 Desember Acc Fenomena
2020

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
4 Selasa, 29 Desember Mengajukan judul berserta jurnal
2020 yang terkait

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep

Sabtu, 2 Januari Revisi variabel dari judul


5 2021

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
6 Sabtu, 4 Januari Acc judul
2021

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep
7 Jum’at, 9 Januari Revisi BAB 1 :
2021 1. Susunan paragraph mulai dari
pengertian UGD, karateristik
UGD, fokus pada triage yg
akan di gunakan (ATS) ,
penelitian yang terkait,
pengetahuan
2. 1 paragraf satu topic
3. Referensi yg masih di bawah
2011 harus di ganti
4. Per paragraph masih perlu di
ringkas terlalu gemuk
5. Bahasa asing huruf miring
6. Ditambahkan paragraph
tentang response time
7. Setelah itu baru membahas
tentang pengetahuan perawat
8. Di tambahkan jurnal yang
terkait
9. Di tambahkan alasan memilih Ns. Bagus Anata
fenomena Tanujiarso, M.Kep
8 Revisi BAB 1:
1. Di perhatikan untuk kosakata
dan memperbaiki dalam
menyusun kalimat
2. Merevisi penulisan UGD dari
paragraph awal sampai akhir di
tulis UGD
3. Melihat Kembali paragraph
response time nyambung
dengan paragraph sebelumnya
atau tidak
4. Di Tambah hasil penelitian
validitas dan rebilitas ATS
5. Di Tambahkan paragraph Ns. Bagus Anata
tentang pengetahuan. Tanujiarso, M.Kep
9 Rabu, 3 Februari 1. Revisi judul kata perawat di
2021 hapus supaya responden bisa
mencakup yang lain.
2. Di perhatikan setiap kali tanda
titik maupun koma harus ada
spasi.
3. Hapus saja sejarah tentang
triage paragraph terlalu gemuk Ns. Bagus Anata
focus ke pembahasan ATS. Tanujiarso, M.Kep

POKOK BAHASAN DAN TANDA


NO. HARI/TANGGAL
KOREKSI TANGAN
1 Rabu, 10 febuari 1. Hapus semua yang masih ada
2021 kata perawat karena responden
bukan hanya perawat
2. Perhatikan lagi semua kata
yang sudah ada singkatan,pada
paragraph berikutnya di tulis Ns. Bagus Anata
Tanujiarso, M.Kep
singkatan saja.
2 Rabu, 17 febuari Revisi BAB 1,2
2021 1. Menambahkan 1 paragraf
mengenai fenomena
2. Menambahkan persamaan dan
perbedaan penelitian.
3.. sesuaikan format BAB 2 sesuai
dengan yang kampus berikan
4. Perhatikan pembuatan kerangka
konsep sesuai dengan kerangka Ns. Bagus Anata
teori yang di buat Tanujiarso, M.Kep
3 Rabu, 3 maret 2021 Revisi BAB 1,2
1. Hapus keterangan gawat
darurat menurut ayuningtyas
(2014) pada paragraph 1.
2. Merevisi kata Australasian
triage scale pada paragraph
selanjutnya dengan kata ATS.
3. Hapus penelitian Karim
(2018)
4. Pada tujuan khusus kata
pelaksanaan ganti saja
pengetahuan
5. Manfaat penelitian tolong di
cek sesuai pedoman yang ada.
6. Table keaslian penelitian font
10 ,spasi 1.0
7. Pada persamaan dan
perbedaan tolong di
perhatikan di kerjakan sesuai
petunjuk di bahas satu Ns. Bagus Anata
persatu. Tanujiarso, M.Kep
8. Hapus saja tinjauan teorinya
langsung saja nomer 1 triage.
9. Penulisan BAB II Tinjauan
Pustaka gunakan font 14
10. Perhatikan setiap sumber
harus di tulis.
11. Pembahasan triage gabung
saja dengan ATS
12. Revisi lagi kerangka teorinya.
4 Jumat, 12 Maret Revisi BAB 1,2,3
2020 1. Perhatikan pada setiap table
menggunakan font 10 spasi 1
2. Pada penulisan BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
gunakan font 14
3. Perhatikan pada penulisan
judul tabel
4. Paragraph yang belum ada
sumber di cari sumbernya..
5. Kriteria inklusi, ekslusi hapus
karena menggunakan total
sampling kriteria tdk perlu.
6. Pada tabel kuisioner garis
vertical di hilangkan.
7. Pada Analisa bivariat rumus
hapus saja,tambahkan
kekuatan hubungannya kuat,
sedang atau rendah. Ns. Bagus Anata
Tanujiarso, M.Kep
5 Rabu 17 Maret 2020 Revisi BAB 1,2,3
1. Pada BAB 1 tambahkan
sumber dari pengertian
Ns. Bagus Anata
UGD,tambahkan juga pada
Tanujiarso, M.Kep
awal kalimat supaya
nyambung
2. Pada tabel BAB 2 spasi dalam
tabel 1,font 10
3. Pada pengertian proses triage
cantumkan sumber
4. Pada kriteria ATS yang ada
pada BAB 2 lengkapi
sumbernya
5. Setiap paragraph jangan lupa
2x enter
6. Penulisan judul gambar
terletak di atas cantumkan
sumbernya lihat pada panduan
yang ada
7. Pada factor- factor yang
mempengaruhi response time
jabarkan kalimatnya
8. Pada penulisan BAB III
gunakan font 14
9. Pada tabel definisi operasional
jangan lupa font 10 spasi 1
10. Kriteria inklusi,eksklusi
hapus saja karena
menggunakan total sampling
11. Pada tabel kisi-kisi
kuisioner garis vertical di
hilangkan,font 10 spasi 1
12. Rumus pada Analisa
bivariate hapus saja

6 Selasa 23 Maret 1. Halaman pengesahan ,


2020 pernyataan persetujuan
publikasi hapus dulu
2. Daftar isi mohon di rapikan
3. Pada prakata dosen penguji di
hapus dulu
4. Pada daftar isi tulisan jangan Ns. Bagus Anata
menggunakan huruf cetak Tanujiarso, M.Kep
tebal
5. Pada BAB 1 keaslian penelitan
ada beberapa pada kolom spasi
belum 1 mohon di benahi
6. Pada definisi operasional pada
variabel dependen hasil ukur
dan skala ukur di benarkan
7. Pada tabel kisi-kisi kuisioner
yang tidak perlu hapus saja
8. Pada Analisa univariate mohon
di jabarkan secara rinci setiap
variabel nya
9. Pada Analisa bivariate pelajari
uji korelational nya, benahi
sesuai yang di buat
10. Kuisionernya tambahkan
lembar observasinya secara
terpisah
7 Selasa 30 Maret 1. Pada halaman judul kata-kata
2020 memperoleh gelar sarjana
ganti melakukan penelitian
2. Halaman persetujuan di
lengkapi isinya
3. Pada prakata keterangan
risetnya tambahkan kata
proposal Ns. Bagus Anata
4. Rapikan daftar isi Tanujiarso, M.Kep
5. P.O.A ikutnya lampiran
6. Kalau tidak ada daftar gambar
lembarnya di hapus saja
7. Pada prosedur pengumpulan
data tahap persiapan bisa di
jabarkan lagi kalimatnya
8. Pada daftar Pustaka cek aturan
penulisannya
9. Lampiran lampiran yang
belum lengkap mohon di
tambahkan

8 Rabu 7 April 2020 1. Pada prakata kata riset


penelitian ganti riset
keperawatan
2. Kata bidang akademik hapus
saja
3. Pembimbing 1 ganti utama ,II
ganti pendamping
4. Pada bab 1 penulisan sumber
nama orang awal ubah huruf Ns. Bagus Anata
besar setelah kata al kasih koma Tanujiarso, M.Kep
spasi baru tahun
5. Pada tujuan penelitian
menganalisis ganti mengetahui
6. Keaslian penelitian di naikkan
7. Penulisan judul tabel font 12
8. Jangan lupa Bahasa asing cetak
miring pada tabel keaslian
tuisan literatur review di
miringkan
9. Kalau atas sudah ada kata ATS
kalimat Australasian triage
scale hapus saja cukup tuliskan
ATS.
10. Pada keterangan kriteria ATS
sumbernya di tulis nama
belakangnya saja
11. Pada definisi operasional
tulisannya di buat rata kanan kiri
9 Rabu 14 April 2020 1. Pada bab 2 proses triage
sebelum sumber (meirisa
2013) titiknya di hapus saja
2. Pada kriteria ats 2 singkatan di
buat kepanjangannya dulu
baru tuliskan singkatannya
3. Kriteria ats 4 Keterangan
distress cetak miring
4. Kerangka teori di buat pada
halaman tersendiri
5. Bab III di buat pada halaman
tersendiri
6. Pada bab III tahap persiapan
penelitian lebih di jabarkan
lagi
7. Skema penelitiannya hapus
saja yang kamu buat salah
8. Kata-kata spss for widow
cetak miring
9. Saphirowilk, spearman rank
cetak miring
10. Pada judul kuisioner dengan
response time kebelakang
hapus saja
11. Pertanyaaan poin2 di evaluasi Ns. Bagus Anata
lagi sudah benar atau belum Tanujiarso, M.Kep
tambahkan pernyataan tentang
prinsip triage
12. Pertanyaan no 17 maksudnya
apa? Revisi Kembali kata-
kata nya
13. Pertanyaan no 18 di buat
pengelompokan triage saja
14. Pertanyaaan no 19 perbaiki
kata-katanya
15. Lembar observasi di buat
secara terpisah dengan judul
tersendiri
10 Kamis, 22 April 1. Marginya di rapikan sesuai
2020 petunjuk buku pedoman yang
ada
2. Halaman judul pakai TNR
font 12 Ns. Bagus Anata
3. Silahkan kontak dosen penguji Tanujiarso, M.Kep
11 Sabtu, 24 April 2020 ACC proposal

Ns. Bagus Anata


Tanujiarso, M.Kep

F.003/SOP/016-027/AKD
LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING PENDAMPING

NAMA : Yuda Septian Nugroho

NIM : 117142

JUDUL : Hubungan Pengetahuan terkait Australasian triage scale (ATS)

dengan response time pasien di ruang triage RS pelita anugerah

Mranggen Demak

POKOK BAHASAN DAN


NO. HARI/TANGGAL TANDA TANGAN
KOREKSI
1 Selasa, 15 Pengarahan mengenai
Desember 2020 fenomena yang terjadi di
Gadar

Ns. Dwi fitiyanti M.


Kep.

2 Senin, 04 Januari Acc Judul : Hubungan


2021 pengetahuan terkait
Australasian triage scale
(ATS) dengan response time
di ruang triage RS Pelita Ns. Dwi fitiyanti M.
Anugerah Mranggen Demak Kep.

3 Jumat, 5 Maret 2021 Revisi BAB 1:


1. Konsultasi kontrak waktu
konsultasi

Ns. Dwi fitiyanti M.


Kep.
POKOK BAHASAN DAN
NO. HARI/TANGGAL TANDA TANGAN
KOREKSI

4 Jum’at, 19 Maret Konsultasi BAB 1,2,3


2021 1. Pada bab 1 tambahkan
keterangan response
timenya supaya
nyambung
2. Tambahkan keterangan
triage dan response
timenya bgaimana
gambarannya di rs pelita
3. Pada tabel keaslian
penelitian di rapikan
penulisannya font 10
spasi 1
4. Cek numbering lihat
panduan
5. Pada kerangka teorinya di
tengahkan sedikit
kerangkanya
6. Pada tabel definisi
operasional variabel
dependen hasil ukur dan
skala ukur mohon di cek
Kembali
7. Pada waktu penelitian
sementara waktu di isi
bulan saja tanggalnya di
hapus
8. Tambahkan skema
penelitiannya Ns. Dwi fitiyanti M.
9. Analisa univariate tolong Kep.
di jabarkan lagi
POKOK BAHASAN DAN
NO. HARI/TANGGAL TANDA TANGAN
KOREKSI
karakteristik respondenya
10. Pada Analisa bivariate di
koreksi Kembali sudah
benar menggunakan
spearman-rank?
5 Rabu, 24 Maret Konsultasi mengenai BAB 3:
2021 1. Menanyakan mengenai
sampel penelitian
klarifikasi karena
menggunakan total Ns. Dwi fitiyanti M.
sampling Kep.

6 Senin, 29 Maret Revisi proposal:


2021 1. Cek panduan buat
menentukan margin
atas,bawah samping kanan
kiri
2. Rapikan halaman pada
daftar isinya
3. Lembar daftar gambar
hapus saja bila tidak ada
gambar
4. Cek numbering lihat buku
panduan
5. Pada definisi operasional
pastikan Kembali jenis
datanya
6. Pada skema langsung di
buat pada proses Ns. Dwi fitiyanti M.
penelitiannya saja Kep.
7. Pada Analisa bivariat
kenapa menggunakan uji
POKOK BAHASAN DAN
NO. HARI/TANGGAL TANDA TANGAN
KOREKSI
chi-square?cek Kembali
sudah sesuai atau belum

7 Rabu, 7 april 2021 Revisi proposal


1. Halamannya masih calibri
ganti TNR 12
2. Lengkapi pada halaman
persetujuan dengan isinya
3. Pada prakata tambahkan
rs pelita pada ucapan
terimakasihnya
4. Rapikan daftar isinya
5. Kuisionernya buat
sendiri?sudahkan di uji
validitas
6. Skema penelitian tahap
pelaksanaannya saja yang
di buat
7. Lampiran-lampiran Ns. Dwi fitiyanti M.
mohon di lengkapi Kep.

8 Selasa, 20 April 1. Silahkan di perbaiki


2020 Kembali penulisannya
termasuk halaman judul
2. Skema yang di buatproses
pelaksanaaannya saja
3. Uji validitas uji reliabel di
lengkapi dulu
4. Silahkan daftar ujian
kontrak dengan penguji Ns. Dwi fitiyanti M. Kep.
POKOK BAHASAN DAN
NO. HARI/TANGGAL TANDA TANGAN
KOREKSI
9 Sabtu, 24 April Acc proposal
2020

Ns. Dwi fitiyanti M. Kep.


Lampiran 6

F.003/SOP/017/AKD

LEMBAR KONSULTASI PENGUJI UTAMA

NAMA : Yuda septian nugroho


NIM 117142
TANDA TANGAN
NO TANGGAL TOPIK
MAHASISWA PEMBIMBING
1 Jumat 30 Bimbingan 1 : Revisi proposal
April 2021

Yuda septian Ns. Riris Risca


nugroho Megawati, M.Kep
2 Jumat , 7 Mei Bimbingan 2 : Revisi proposal
2021

Yuda septian
nugroho Ns. Riris Risca
Megawati, M.Kep
3 Senin, 10 Mei Bimbingan 3 : Acc proposal
2021

Yuda septian
nugroho Ns. Riris Risca
Megawati, M.Kep
Lampiran 8
F.003/SOP/016-027/AKD

LEMBAR KONSULTASI

NAMA : Yuda septian nugroho

NIM 117142

JUDUL : Hubungan Tingkat Pengetahuan terkait Australasian triage scale (ATS) dengan

response time pasien di ruang triage RS Mranggen Demak

TANDA
NO. HARI/TANGGAL POKOK BAHASAN DAN KOREKSI
TANGAN
1 Jumat 30 April 2021 Revisi proposal 1
1. Pada judul tambahkan tingkat karena
data ordinal
2. Judul yang belum ada kata tingkat
tambahkan semua.
3. Daftar isi cek editingnya
4. Daftar tabel cek spasinya
5. BAB 1 tambahkan presentase
kunjungan pasien ke UGD
6. Perhatikan setelah tanda titik atau
koma jangan lupa spasi
7. Pada BAB 1 paragraf pengetahuan
menurut safari 2011 cek tanda bacanya
8. Cek Setiap paragraph minimal terdiri
dari 3-4 kalimat ada yang kurang
tambahkan.
9. Pada BAB 1 keterangan Ritonga 2011
seharusnya diparagraf yyg menjadi Ns. Riris Risca
alasan knp mengambil triase Megawati, M.Kep
10.Pada BAB 1 kalimat Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan peneliti
sebagai salah satu staf perawat cek
kalimat dan tanda baca
11.BAB 1 pada tujuan khusus point b
pindah ke poin a sesuai arahan
12.BAB 3 definisi operasional cek
Kembali
13.BAB 3 pada uji validitas tambahkan
keterangan mengapa memnggunakan
rumus tersebut
14.BAB 3 tahap persiapan hapus, tahap
pelaksannan di buat tahap administrasi
sesuai yg sudah di tandai hapus saja yg
di beri komentar tidak perlu
15. Konsul ke pembimbing masalah
judulnya

2 Jumat , 7 mei 2021 Revisi proposal 2


1. pada prakata sesuaikan judul yang
belum ada kata tingkat tambahkan
2. BAB 1 Peningkatan kunjungan ke
UGD di buat paragraph baru saja
3. Penerapan Ats di rs pelita belum
terlihat dilihat dari mananya di
jelaskan
4. Pada rumusan masalah di tambahkan
kalimat “bagaimana hubungan”
5. Pada tujuan kusus, umum kalimatnya Ns. Riris Risca
sedsuaikan judul Megawati, M.Kep
6. Pada manfaat penelitian bagi peneliti
selanjutnya isinya di perhatikan di
perjelas lagi.
7. Pada kerangka teori tambahkan
faktor” yg mempengaruhi tingkat
pengetahuan
8. Pada BAB 3 bahasa di buat Bahasa
proposal tambahkan kata “akan”
karena belum melakukan penelitian
9. Pada Ha dan H0 bahasanya di
sesuaikan judul
10. Cek editing tabel operasional
11. Pada kisi kisi kuesioner keterangan
variabel di hapus saja
12. Pada uji validitas tambahkan kata- kata
sesuai masukan
13. Pada editing tidak hanya teorinya saja
tambahkan kalimat sesuai masukan

3 Senin, 10 mei 2021 Acc proposal

Ns. Riris Risca


Megawati, M.Kep

Anda mungkin juga menyukai