Latar Belakang • Cardiac arrest / henti jantung merupkan hilangnya fungsi jantung pada seseorang yang memiliki penyakit jantung maupun tidak. Waktu dan penyebabnya tak dapat diperkirakan dan terjadi secara singkat dan tiba-tiba setelah munculnya gejala. Setiap tahun, lebih dari 420,000 henti jantung terjadi di luar rumah sakit di Amerika Serikat. (AHA, 2014) Berkisar 10 dari 100.000 orang normal yang berusia dibawah 35 tahun dan per tahunnya mencapai sekitar 300.000-350.000 kejadian. (Indonesia Heart Association / PERKI, 2015) Kesempatan pasien henti jantung untuk bertahan hidup berkurang 7 – 10 % setiap menit berjalan tanpa adanya CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) dan defibrilasi. (AHA, 2010) Belum ada pengorganisasian yang baik dalam penanganan kegawatdaruratan medis
Sehingga perlu dibentuknya tim respon cepat untuk mendeteksi
dini dan menanganinya tim “CODE BLUE” Hospital Cardiac Arrest
Out-of-Hospital Cardiac Arrest
Code Blue Emergency • Code Blue merupakan kode kegawatdaruratan yang diterapkan dalam sistem rumah sakit yang terintegrasi untuk mengantisipasi dan menangani kegawatdaruratan medis terutama henti jantung yang terjadi di area rumah sakit. Tujuan Code Blue • Memberikan resusitasi dan Stabilisasi yang cepat dan tepat bagi korban yang mengalami kondisi darurat dalam kawasan rumah sakit • Membentuk tim terlatih lengkap beserta peralatan medis darurat yang dapat digunakan dengan cepat • Memulai pelatihan BLS (Basic Life Support) dan penggunaan AED (Automated External Defibrillator) untuk seluruh petugas RS baik berbasis medis maupun non medis • Memulai penempatan peralatan BLS di berbagai lokasi strategis di kawasan ruamh sakit untuk memfasilitasi respon cepat bagi keadaan darurat medis • Menciptakan rumah sakit yang dapat menangani keadaan darurat medis terutama henti jantung INDIKASI PEMANGGILAN TIM CODE BLUE INDIKASI: Kasus – kasus dimana angka harapan keberhasilan pengobatan atau tindakan resusitasi jantung paru /RJP tinggi (reversible). KONTRA INDIKASI PEMANGGILAN TIM CODE BLUE KONTRA INDIKASI 1. Kasus – kasus dimana angka harapan keberhasilan pengobatan rendah atau tindakan CPR hanya akan menunda proses kematian yang alami 2. Pasien tidak sadar secara permanen 3. Pasien berada pada kondisi penyakit stadium terminal 4. Ada kelalaian atau disfungsi kronik dimana lebih banyak kerugian dibanding keuntungan jika resusitasi dilakukan. Organisasi Code Blue Team • Code Blue Team sering disebut juga Rapid Respond Team (RRT / Tim Tanggap Cepat) atau Medical Emergency Team (MET / Tim Medis Darurat). (AHA, 2015) • Tim Terdiri dari: – Koordinator Tim / Leader – Paramedis Terlatih (Perawat, dkk) – Terlatih BLS dan ACLS – Kelompok Pendukung (Jika Perlu) Pembagian Code Blue Team • Tim Primer / Responder Pertama – Petugas di area korban yang dapat memberikan layanan Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support – BLS) • Tim Sekunder / Responder Lanjut – Tim khusus dan terlatih yang dibentuk rumah sakit untuk memberikan Bantuan Hidup Lanjut (Advance Life Supports) TIM CODE BLUE PRIMER A. PEMIMPIN C. KOMPRESOR 1. Cek pulsasi dan Melakukan pijat kesadaran. jantung luar. 2. Mengintruksikan D. Sirkulator tindakan yg diambil. Membantu pemimpin B. VENTILATOR dalam menyediakan 1. Mengamankan jalan peralatan dan nafas . memberikan obat – 2. Memberikan bantuan obatan. napas. TIM CODE BLUE SKUNDER A. DOKTER=PEMIMPIN+ VENTILATOR. B. PERAWAT= DEFIBRILATOR + KOMPRESOR C. PERAWAT= SIRKULATOR LANGKAH LANGKAH TIM CODE BLUE PRIMER 1. Setiap hari Ka Ru membagi tugas tim code blue primer. 2. Setiap pergantian jaga, Penangggung Jawab Tugas Jaga(PJTJ) mengecek kelengkapan emergency kit. 3. Petugas yg menemukan korban, segera memberikan BHD dan minta tlng u/ mengaktifkan tim code blue primer----- melakukan BHD. 4. Panggil tim code blue skunder sesuai area terdekat u/ BHL, tetapi tetap melakukan BHD sambil memantau respon pasien. 5. Panggil BHL---CODE BLUE----MAWAR--- DEWASA---ANA 6. Dokumentasikan LANGKAH LANGKAH TIM CODE BLUE SKUNDER 1. Setiap hari leader membagi tugas tim code blue skunder 2. Tim Code Blue Sekender dan Emergency Kit berada di area masing masing. 3. Perawat tim code blue skender mengecek kelengkapan emergency. 4. Jika ada panggilan segera datang ke lokasi. 5. Melakukan BHL 6. Leader memutuskan: berhasil........ Tdk Berhasil......beri tahu keluarga 7. Dokumentasikan Perbekalan Code Blue Team • Code Blue Emergency Kit, yang terdiri dari: – Peralatan Patensi Jalan Napas (Airway) – Peralatan Bantuan Ventilasi Manual (Breathing) – Peralatan akses pembuluh darah / IV access (Circulation) – Obat-obat emergency resusitasi: • Vasopressor • Anti-arithmia Algoritma Code Blue Ditemukan korban/pasien dengan cardiopulmonary arrest
a. Staff RS memanggil pertolongan b. Mengaktivasi “local alert” menuju tim code blue
a. Anggota bystander/penemu pertama terlebih
dulu melakukan BLS/CPR bila memiliki skill yang cukup By b. Lanjutkan BLS/ CPR sampai tim code blue stander datang c. Segera hubungi code blue RS untuk mengaktivasi “hospital Alert” Continued… a. Setelah tim code blue sekunder datang, mereka akan mengambil alih resusitasi Tim Code b. BLS dilanjutkan dan lakukan AED Blue c. Dokumentasikan semua tindakan yang Sekunder dilakukan tim code blue
a. Pindahkan korban ke IGD secepat
mungkin setelah stabil untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut b. Jika resusitasi berhasil atau korban meninggal di tempat, korban harus tetap dipindahkan ke IGD untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut atau mengkonfirmasi kematian. Terima Kasih……….