KABUPATEN SEMARANG
201X
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA
Jl. Kartini No 101 Telp (0298) 591022 Fax (0298) 591866
Email : ambarawa_rsud@yahoo.co.id
AMBARAWA - 50611
NOMOR : 800/2933/2015
TENTANG
Disusun Oleh :
Disetujui Oleh :
Ditetapkan Oleh :
iii
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA
Jl. Kartini No 101 Telp (0298) 591022 Fax (0298) 591866
Email : ambarawa_rsud@yahoo.co.id
AMBARAWA - 50611
NOMOR : 800/2933/2015
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Ambarawa Tentang Panduan Pengelolaan Obat
ARV
Ditetapkan di : Ambarawa
pada tanggal : 31 Desember 2015
RINI SUSILOWATI
v
Daftar Isi
DEFINISI..............................................................................................1
RUANG LINGKUP.................................................................................3
TATA LAKSANA....................................................................................4
DOKUMENTASI....................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................9
vi
BAB I
DEFINISI
1
300 + efavirenz 600
2
BAB II
RUANG LINGKUP
3
BAB III
TATA LAKSANA
B. Penerimaan
1. ARV untuk pasien HIV sumbangan Kementrian Kesehatan
RI diterima oleh gudang farmasi di area karantina / transit
in.
2. Lakukan cek kesesuaian spesifikasi, antara barang yang
datang dengan surat pengantar.
3. Lakukan koordinasi dengan tim HIV RSUD Ambarawa dan
tim HIV pusat-Jakarta, jika spesifikasi barang tidak sesuai.
4. Pindahkan ke area penyimpanan jika spesifikasi barang
sudah benar.
5. Lakukan in put data ke dalam SIM-RS.
6. Kirim balik ke tim HIV pusat Jakarta, surat dan berkas-
berkas pengantar barang.
4
7. Arsipkan sebagian berkas pengantar tersebut.
8. Infokan ke Depo farmasi jika ada ARV datang.
C. Penyimpanan
1. ARV disimpan dipisahkan pada area tersendiri, yaitu pada
kelompok obat program / obat sumbangan.
2. Setiap wadah / tempat berisi ARV yang LASA harus diberi
label, agar petugas menjadi waspada dan berhati-hati
dengan ARV.
3. Wadah penyimpanan obat ARV yang rupa obatnya mirip,
diletakkan tidak berdekatan.
D. Pendistribusian
1. Gudang farmasi menginformasikan ke depo farmasi rawat
jalan jika ada kedatangan ARV untuk pasien HIV dari
Kementrian Kesehatan RI.
2. Depo farmasi membuat format permintaan obat (FPO)
melalui SIM-RS ke gudang farmasi.
3. Gudang farmasi menjawab FPO dari depo farmasi.
4. Gudang farmasi menyiapkan dan mengirimkan ARV ke depo
farmasi disertai lembar jawaban FPO.
E. Pengendalian
1. Koordinasi dengan tim HIV rumah sakit, jika stok ARV di
Kementrian Kesehatan RI kosong atau ada ARV yang tidak
bergulir (death stock).
2. Usahakan meminta bantuan atau meminjam ke rumah
sakit jaringan pelayanan HIV.
3. Koordinasikan, tawarkan kepada rumah sakit jaringan
HIV, jika ada ARV yang tidak bergulir (death stock) dan
mendekati kadaluarsa.
F. Penghapusan
1. Rekap obat ARV yang sudah mencapai kadaluarsa atau
yang rusak.
2. Masukkan ke gudang khusus barang tidak untuk
pelayanan.
5
3. Usulkan untuk penghapusan pada akhir tahun bersama-
sama perbekalan farmasi kadaluarsa lainnya.
3. Peresepan
a. Instruksi ARV harus mencakup minimal :
1) Nama pasien dan nomor rekam medis.
2) Tanggal dan waktu instruksi dibuat.
3) Nama obat (generik), dosis, jalur pemberian dan
tanggal pemberian setiap obat
b. Jika memungkinkan, peresepan ARV lebih baik
terstandarisasi dengan menggunakan instruksi tercetak
(e-prescribing).
4. Pemberian obat
a. Jangan menyiapkan, melayani, memberikan ARV sebagai
rutinitas.
6
b. Petugas harus selalu melakukan pengecekan ganda
(double-check) terhadap semua ARV sebelum diberikan
kepada pasien.
c. Pengecekan Ganda Terhadap ARV
1) Tujuan: identifikasi obat-obatan yang memerlukan
verifikasi atau pengecekan ganda oleh petugas
kesehatan lainnya (sebagai orang kedua) sebelum
memberikan obat dengan tujuan meningkatkan
keselamatan dan akurasi.
2) Kebijakan :
a) Pengecekan ganda diperlukan sebelum
memberikan ARV.
b) Pengecekan ganda ini akan dicatat pada catatan
pemberian medikasi pasien.
c) Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas
yang berwenang untuk menginstruksikan,
meresepkan, atau memberikan obat-obatan, antara
lain : perawat, farmasis, atau dokter.
d) Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas
yang berwenang, atau perawat lainnya. (petugas
tidak boleh sama dengan pengecek pertama).
d. Sesaat sebelum memberikan obat, petugas mengecek
nama pasien, memberitahukan kepada pasien mengenai
nama obat yang diberikan, dosis dan tujuannya (jika
memungkinkan, pasien dapat juga berperan sebagai
pengecek).
e. Pada pasien rawat inap, obat yang tidak digunakan
dikembalikan (return) kepada farmasi dan dilakukan
peninjauan ulang oleh farmasis apakah terjadi kesalahan
obat yang belum diberikan.
f. Guna menghormati privasi kerahasiaan pasien, pada
pelayanan obat ARV pasien rawat jalan, penyerahan
obatnya sesuai kesepakatan dengan pasien, yaitu
diberikan beserta pembungkus aslinya atau tidak
disertakan, tetapi botol obat ditutup / diberi etiket/ label
dari rumah sakit.
7
BAB IV
DOKUMENTASI
8
DAFTAR PUSTAKA