DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANUTAPURA
Jalan Kangkung Nomor 1 Palu, Kode Pos : 94226
Telpon/Faksimile(0451) 460570, 461567
Website :rsap.palukota.go.id, Email: rsu_anutapurapalu@yahoo.com
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANUTAPURA PALU
NOMOR :
TENTANG
PEDOMAN PENANGANAN DESINFEKSI TINGKAT TINGGI
CENTRAL STERILLE SUPPLY DEPARTMENT (CSSD)
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANUTAPURA PALU
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Pedoman Penanganan Desinfeksi Tingkat Tinggi Central
Sterille Supply Departement (CSSD) Pada Rumah Sakit
Umum Daerah Anutapura Palu tahun 2023.
KESATU : Pedoman Penanganan Desinfeksi Tingkat Tinggi CSSD
Rumah Sakit Umum Daerah Anutapura Palu sebagaimana
tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari keputusan ini.
KEDUA : Pembinaan dan Pengawasan Pedoman Penanganan
Desinfesksi Tingkat Tinggi Rumah Sakit Umum Daerah
Anutapura Palu dilaksanakan oleh bidang penunjang non
medik melalui CSSD Rumah Sakit Umum Daerah
Anutapura Palu.
KETIGA : Keputusan ini dibuat untuk di laksanakan dengan penuh
tanggung jawab.
KEEMPAT : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya keputusan
ini, dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Rumah Sakit Umum Daerah Anutapura Palu.
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
DIREKTUR,
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Instalasi Pusat Sterilisasi adalah unit pelayanan non struktural yang
berfungsi memberikan pelayanan sterilisasi yang sesuai standar/ pedoman
dan memenuhi kebutuhan barang steril di rumah sakit. Instalasi Pusat
Sterilisasi dipimpin oleh seoramg kepala yang diangkat dan diberhentikan
oleh pimpinan rumah sakit. Kepala Instalasai Pusat Sterilisasi dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga-tenaga fungsional dan atau
non medis.
Instalasi CSSD (Central Supply Department) yaitu suatu Instalasi di
rumah sakit yang menjadi koordinator dari suatu sistem kerja supply dan
alat alat steril. Secara ideal, CSSD adalah satu instalasi yang independen
dengan fasilitas untuk menerima, mendesinfeksi, membersihkan,
mengemas, mensterilkan, menyimpan dan mendistribusikan alat-alat (baik
yang dapat dipakai berulang kali dan alat sekali pakai), sesuai dengan
standar prosedur.
1. Laundry
2. Instalasi pemeliharaan sarana
3. Instalasi Farmasi
4. Sanitasi
5. Pelengkapan/logistik
6. Rawat Inap, Rawat Jalan, IGD, OK dll.
B. TUJUAN
Umum untuk meningkatkan mutu pelayanan sterilisasi alat dan
bahan guna menekan kejiadian infeksi di rumah sakit khusunya pada
desinfeksi tingkat tinggi pada Instalasi CSSD.
BAB II
RUANG LINGKUP
4. Proses sterilisasi
1. Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah proses fisik atau kimia untuk membersihkan
benda-benda yang mungkin terkontami nasi oleh mikroba yang berbahaya
bagi kehidupan, sehingga aman untuk proses-proses selanjutnya. Tujuan
dari proses dekontaminasi ini adalah untuk melindungi pekerja yang
bersentuhan langsung dengan alat-alat kesehatan yang sudah melalui
proses dekontaminasi tersebut , dari penyakit-penyakit yang dapat
disebabkan oleh mikroorganisme pada alat-alat kesehatan tersebut.
Pembuangan Limbah
Limbah atau buangan harus dipisahkan dari alat-alat pakai ulang di
tempat pamakaian, diidentifikasi dan dibuang menurut kebijakan Rumah
Sakit yang mengacu pada Permenkes No. 18 Tahun 2020 tentang
pengolahan limbah medis.
Mencuci I Cleaning
Semua alat-alat pakai ulang harus dicuci hingga benar-benar bersih
sebelum didisinfeksi atau disterilkan.
Metode Merendam/Membilas
Mencuci bersih adalah proses yang menghilangkan semua partikel yang
kelihatan dan hampir semua parlikel yang tidak kelihatan, dan
menyiapkan permukaan dari semua alat-alat agar aman untuk proses
disinfeksi dan sterilisasi. Mencuci dapat dilakukan secara manual atau
mekanikal atau kombinasi keduanya. Karenanya, untuk memastikan
kebersihan dan tidak merusak alat serta keamanan pekerja, alat-alat
harus :
- Dibongkar (disassemble), jika dirakit lebih dari satu komponen dan
semua sambungan harus dibuka untuk memastikan seluruh
permukaan alattercuci bersih.
- Dimulai dengan merendam dalam air pada suhu 20°C - 43°C
selama 20 menit dan I atau dalam produk enzim yang dapat
melepaskan darah dan zat-zat protein lainnya untuk mencegah
terjadinya koagulasi darah pada alat dan juga membantu
menghilangkan protein.
- Atau dapat juga dimuli dengan membilas dengan air keran yang
mengalir untuk melepaskan partikel-partikel kotoran.
Disinfeksi Kimia
Memilih zat disinfeksi harus ditentukan berdasarkan pemakaian alat dan
level disinfeksi yang diperlukan untuk pemakaian tersebut. Untuk
menghancurkan mikroorganisme, disinfektan, dalam konsentrasi tertentu,
harus kontak langsung dengan permukaan alat dalam waktu yang cukup
lama untuk terjadinya penetrasi ke dalam sel mikroba dan mendeaktivasi
sel-sel patogen. Kerenanya, sangat sulit atau bahkan tidak mungkin untuk
menghancurkan mikroorganisme pada alat yang belum dibersihkan.
Pasteurisasi
Bisa digunakan bila rumah sakit memiliki fasilitas tersebut.
Pasteurisasiadalah proses yang bertujuan untuk membunuh
mikroorganisme dalam media cair dengan menggunakan panas.
Pasteurisasi pertama kali ditemukan oleh ilmuwan asal Perancis yang
bernama Louis Pasteur.
• Pasteurisasi efektif dalam membunuh mikroorganisme vegetatif
namun tidak begitu efektif dalam membunuh spora.
• Proses pasteurisasi dilakukan dengan merendam peralatan
selama 30 menit dengan suhu dipertahankan 71°c
• Peralatan yang dapat proses dengan pasteurisasi
Keuntungan pasteurisasi pada peralatan rumah sakit :
- Efektiv dan efisien dalam mendisinfeksi peralatan semi – kritikal
rumah sakit.
- Tidak beracun. Ramah lingkungan.
- Aman untuk diaplikasikan.
- Tidak merusak material.
Memilih Prosedur
Tingkat disinfeksi yang diperlukan suatu alat tergantung pada risiko infeksi
sehubungan dengan penggunaan alat tersebut. Karenanya, memilih metode
dekontaminasi didasarkan pada tingkat daya bunuh (aktivitas germicidal)
yang diperlukan yaitu tingkat tinggi atau tingkat rendah.
Memilih Disinfektan
Zat disinfektan diklasifikasikan menurut aktivitas germicidal-nya.
Disinfektan tingkat rendah menghancurkan hampir semua bakteri vegetatif
bukan spora atau (tubercule bacili), beberapa jamur, dan virus lipophilic.
Disinfektan menengah menghancurkan hampir semua bakteri vegetat if
bukan spora (tubercu/e baci/ i), jamur , virus-virus hydropliilic dan
lipophilic. Disinfektan tingkat tinggi menghancurkan semua bakteri
vegetalif, beberapa spora, tubercule bacili, virus-virus hydrophilic dan
lipophilic. Jika digunakan dalam waktu yang lebih lama, disinfektan tingkat
tinggi dapat menghancurkan semua spora bakteri dan dapat dianggap
sebagai sterilan. Kerenanya, memilih disinfektan harus berdasarkan
aktivitas germicidalnya yang sesuai dengan penggunaan alat tersebut.
Penggunaan Disinfektan
Harus sesuailabel dan instruksi produsen.
- Pelajari bagaimana mengaktivasi produk, berapa lama
efektifitasnya, dan apakah bisa dipakai ulang (reusable).
- Pelajari, sesuaikan dengan rekomendasi dari produsen alat yang
akan didisinfeksi, alat-alat apa saja yang sesuai dengan zat tersebut
dan dapat diproses dengan aman.
- Pelajari mikroorganisme apa saja yang dapat dibunuh oleh zat
tersebut dan berapa lama waktu serta suhu yang diperlukan untuk
membunuh mikroorganisme tersebut.
- Pelajari bagaimana menggunakan produk tersebut dengan aman.
Hindari kontak langsung dengan produk, baik dalam bentuk cairan
atau bubuk, dengan kulit, membran mucous, dan mata. Pakailah
pelindung seperti sarung tangan, goggle atau penutup wajah, dan
gaun atau apron lengan panjang yang tahan cairan. Ruangan harus
berventilasi baik. Tutuplah produk setiap waktu. Memanaskan
produk dapat meningkatkan evaporasi dan gas beracun.
- Pelajari bagaimana menggunakan produk secara efektif. Alat-a lat
harus dibersihkan dulu untuk mengurangi bioburden dan
dikeringkan agar cairan disinfektan dapat berkontak langsung
dengan seluruh permukaan alat. Zat-zat organik yang tertinggal pada
alat dapat melindungi mikroorganisme atau membuat disinfektan
tidak aktif. Detergen yang tertinggal dapat mempengaruhi PH
disinfektan sehingga mengurangi efektivitasnya. Air yang tertinggal
akan membuat disinfektan lebih cair sehingga efektivitasnya
berkurang. Alat alat harus dibilas dengan baik dengan aqua bidest
dan dikeringkan dengan kompresor udara khusus (tanpa oli/oil Jess)
untuk medis sebelum disimpan dan dipakai.
- Pelajari bagaimana menyimpan dan membuang limbah cair.
Produsen harus menyediakan Material Safety Data Sheet bila
diperlukan.
b) Semikritikal
Bahan dan praktik ini merupakan terpenting kedua setelah
kritikal yang berkaitan dengan mukosa dan area kecil di
kulit yang lecet.Pengelola perlu mengetahui dan memiliki
keterampilan dalam penanganan peralatan invasif,
pemrosesan alat, Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT),
pemakaian sarung tangan bagi petugas yang menyentuh
mukosa atau kulit tidak utuh.
c) Non-kritikal
Pengelolaan peralatan/ bahan dan praktik yang
berhubungan dengan kulit utuh yang merupakan risiko
terendah. Walaupun demikian, pengelolaan yang buruk
pada bahan dan peralatan non-kritikal akan dapat
menghabiskan sumber daya dengan manfaat yang
terbatas (contohnya sarung tangan steril digunakan untuk
setiap kali memegang tempat sampah atau memindahkan
sampah).
Dalam dekontaminasi peralatan perawatan pasien
dilakukan penatalaksanaan peralatan bekas pakai perawatan
pasien yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh (pre-
cleaning, cleaning, disinfeksi, dan sterilisasi) sesuai Standar
Prosedur Operasional (SPO) sebagai berikut:
a) Rendam peralatan bekas pakai dalam air dan detergen atau
enzyme lalu dibersihkan dengan menggunakan spons
sebelum dilakukan disinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau
sterilisasi.
b) Peralatan yang telah dipakai untuk pasien infeksius harus
didekontaminasi terlebih dulu sebelum digunakan untuk
pasien lainnya.
c) Pastikan peralatan sekali pakai dibuang dan dimusnahkan
sesuai prinsip pembuangan sampah dan limbah yang benar. Hal
ini juga berlaku untuk alat yang dipakai berulang, jika akan
dibuang.
d) Untuk alat bekas pakai yang akan di pakai ulang, setelah
dibersihkan dengan menggunakan spons, di DTT dengan
klorin 0,5% selama 10 menit.
e) Peralatan nonkritikal yang terkontaminasi, dapat
didisinfeksi menggunakan alkohol 70%. Peralatan
semikritikal didisinfeksi atau disterilisasi, sedangkan
peralatan kritikal harus didisinfeksi dan disterilisasi.
f) Untuk peralatan yang besar seperti USG dan X-Ray, dapat
didekontaminasi permukaannya setelah digunakan di
ruangan isolasi.
DOKUMENTASI
DIREKTUR,