Anda di halaman 1dari 35

o PEMERINTAH KOTA DENPASAR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA


Jln. R.A Kartini No. 133 Denpasar Telp . ( 0361 )
222487 - 222141 Fax ( 0361 ) 224114
Web site : http://www.denpasarkota.go.id atau
http://rsudwangaya.denpasarkota.go.id
E mail : rsudwangaya@denpasarkota.go.id atau
rsudwangaya.dpskota@gmail.com

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA


KOTA DENPASAR

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA
KOTA DENPASAR

NOMOR 31 TAHUN 2022

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN
INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RUMAH SAKIT (IPSRS)
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR,


Menimbang : a. bahwa kegiatan pemantauan, pemeliharaan dan
perbaikan peralatan kesehatan yang merupakan tugas
dan tanggungjawab instalasi pemeliharaan sarana
rumah sakit harus dilakukan secara berkesinambungan
;

b. bahwa untuk menjamin lancarnya pelaksanaan tugas


dan tanggungjawab di instalasi, maka perlu disusun
Pedoman Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana
Rumah Sakit (IPSRS) pada Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya Kota Denpasar ;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud pada huruf a dan huruf b diatas, perlu
menetapkan Keputusan Direktur tentang Pembentukan
Pedoman Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana
Rumah Sakit (IPSRS) Pada Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya Kota Depasar ;

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang


Rumah Sakit ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072 ) ;

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nonor 7 Tahun 2019

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47


Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Bidang
Perumahsakitan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 57);

4. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang


Pedoman Organisasi Rumah Sakit ;

1
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Standar Kegiatan
Usaha Dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan
Berbasis Risiko Sektor Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 316);

6. Peraturan Walikota Denpasar Nomor 54 Tahun 2021


Tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tatakerja Rumah
Sakit Umum Daerah Wangaya;

7. Keputusan Walikota Denpasar Nomor 96 Tahun 2008


tentang Penetapan Badan Pelayanan Rumah Sakit
Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar sebagai
Badan Layanan Umum Daerah ;

8. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah


Wangaya Nomor 15 Tahun 2021 tentang Pedoman
Pengorganisasi Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya
Kota Denpasar;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
WANGAYA KOTA DENPASAR TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RUMAH
SAKIT PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA
KOTA DENPASAR

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Rumah sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota
Denpasar
2. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) adalah
Instalasi yang melaksankan tugas pokok dan fungsi dalam hal
pemeliharaan Sarana Rumah Sakit yang meliputi : Instalasi listrik,
Instalasi air, jaringan komunikasi, peralatan elektronika, peralatan
laundry, peralatan dapur, peralatan kedokteran, peralatan
kesehatan, sertifikasi dan kalibrasi sarana Rumah Sakit.
3. Standar instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit adalah
pedoman untuk melaksanakan kegiatan pemantauan,
pemeliharaan dan perbaikan peralatan kesehatan, kesehatan
lingkungan rumah sakit (pengelolaan limbah cairan tubuh
infeksius, penanganan dan pembuangan darah serta komponen
darah, pemulasaraan jenazah dan bedah mayat, pengelolaan
limbah cair, pelaporan pajanan limbah infeksius, pengelolaan
limbah padat dan gas, penyehatan lingkungan dan air bersih),
Mekanikal, elektrikal dan APAR, Bangunan, perpipaan air dan
interior.
4. Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
5. Pekerjaan pemeliharaan Sarana Rumah Sakit yang meliputi :
Instalasi listrik, Instalasi air, jaringan komunikasi, peralatan
elektronika, peralatan laundry, peralatan dapur, peralatan
kedokteran, peralatan kesehatan, sertifikasi dan kalibrasi sarana
Rumah Sakit.

2
6. Tenaga Instalasi Pemeliharaan Rumah Sakit adalah tenaga yang
melakukan Pekerjaan Pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan
sarana dan prasarana yang ada di lingkungan rumah sakit, Tenaga
Kesehatan Lingkungan dan Administrasi ruangan.

Pasal 2
Pedoman Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
digunakan oleh rumah sakit sebagai acuan dalam melaksanakan tata
kelola Pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana
pada lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar

Pasal 3
Ruang lingkup Pedoman Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana
Rumah Sakit meliputi :
1. Pendahuluan
2. Standar Ketenagaan
3. Standar Fasilitas
4. Tatalaksana Pelayanan
5. Logistik
6. Keselamatan Pasien
7. Keselamatan Kerja
8. Pengendalian Mutu
9. Penutup

Pasal 4
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pedoman Pelayanan Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Pada Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya Kota Denpasar tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur ini

Pasal 6
Peraturan Direktur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Denpasar
pada tanggal, 4 Juli 2022
Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya
Kota Denpasar,

dr. Anak Agung Made Widiasa, Sp.A.,MARS


Pembina Utama Muda
NIP. 19701002 200012 1 005

3
LAMPIRAN : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
WANGAYA KOTA DENPASAR
TANGGAL : 4 JULI 2022
NOMOR : 31 TAHUN 2022
TENTANG :PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI
PEMELIHARAAN SARANA RUMAH SAKIT
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
WANGAYA KOTA DENPASAR

PEDOMAN PELAYANAN
INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT
PADA RUMAH SAKIT UMU DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan
diharapkan mampu meningkatkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat. Tuntutan ini memerlukan kondisi
alat-alat kesehatan yang optimal dan laik pakai. Untuk
menjaga agar kondisi alat-alat kesehatan selalu dalam kondisi
prima maka diperlukan upaya pemeliharan, perbaikan dan
kalibrasi alat kesehatan yang teratur. Disamping itu, rumah
sakit juga merupakan tempat berkumpulnya orang sakit
maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan
penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran
lingkungan serta gangguan kesehatan. Untuk menghindari
risiko dan gangguan kesehatan maka perlu penyelenggaraan
kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan persyaratan
kesehatan. Berdasarkan pertimbangan tersebut perlu dibentuk
suatu instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit.
Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya merupakan rumah
sakit pemerintah yang berdiri sejak tahun 1921. Dalam
perjalanannya sampai saat ini Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya tumbuh sebagai organisasi yang padat modal, padat
tenaga dan padat teknologi. Dalam melaksanakan kegiatannya
untuk memberikan pelayanan kesehatan, instalasi
pemeliharaan sarana rumah sakit memerlukan suatu
pedoman, berupa pedoman pelayanan instalasi pemeliharaan
sarana rumah sakit

4
Dengan adanya pedoman ini, diharapkan instalasi
pemeliharaan sarana rumah sakit dapat membantu rumah
sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
dan terjangkau oleh tenaga profesional, yang mengutamakan
kenyamanan dan keselamatan pasien. Sehingga Rumah Sakit
Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar menjadi rumah sakit
pilihan utama, inovatif dalam pelayanan dan pendidikan
berbasis budaya kerja.

B. Tujuan Pedoman
Disusunnya pedoman pelayanan instalasi pemeliharaan sarana
rumah sakit ini bertujuan untuk memberikan acuan dan arahan bagi
petugas instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan rumah sakit

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit
meliputi :
1. Pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit :
a. Pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius ;
b. Penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah ;
c. Pemulasaraan jenazah dan bedah mayat ;
d. Pengelolaan limbah cair ;
e. Pelaporan pajanan limbah infeksius ;
f. Pengelolaan limbah padat dan gas ;
g. Penyehatan lingkungan dan air bersih ;
3. Mekanikal, elektrikal dan APAR ;
4. Bangunan, perpipaan air dan interior ;

D. Batasan Operasional

Batasan operasional di instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit


antara lain :
1. Pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan kesehatan
- Melaksanakan kegiatan pemantauan peralatan kesehatan di
rumah sakit ;
- Melaksanakan kegiatan pemeliharaan peralatan kesehatan di
rumah sakit ;
- Melaksanakan kegiatan kalibrasi internal peralatan kesehatan
RS;

5
- Melaksanakan kegiatan perbaikan peralatan kesehatan di
rumah sakit ;
- Menelaah teknis kondisi peralatan kesehatan di rumah sakit ;
dan
- Melaksanakan program keselamatan kerja peralatan kesehatan
di rumah sakit ;
Kegiatan pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan dilakukan pada
alat-alat kesehatan yang ada di lingkungan Rumah Sakit Umum
Daerah Wangaya.
2. Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Kegiatan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit yang dilakukan
meliputi :
a. Pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius
- Melaksanakan pemantauan pengelolaan limbah cairan tubuh
infeksius
- Melaksanakan pelaporan hasil pemantauan limbah cairan tubuh
infeksius
b. Penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah
Kegiatan Penanganan dan pembuangan darah serta komponen
darah yang dilakukan meliputi :
- Melaksanakan pemantauan pembuangan darah serta
komponen darah
- Melaksanakan pelaporan hasil pemantauan pembuangan
darah serta komponen darah
c. Pemulasaraan jenazah dan bedah mayat
Kegiatan pemulasaraan jenazah dan bedah mayat yang dilakukan
meliputi :
- Melaksanakan pemantauan pemulasaraan jenazah dan bedah
mayat
- Melaksanakan pelaporan hasil pemantauan pemulasaraan
jenazah dan bedah mayat
d. Pengelolaan limbah cair
Kegiatan pengelolaan limbah cair yang dilakukan meliputi :
- Melaksanakan kegiatan pemantauan pengelolaan limbah cair ;
- Melaksanakan kegiatan pemantauan dan pemeliharaan
Instalasi Pengolahan Air Limbah ( IPAL ) ;
- Melakukan pemantauan baku mutu limbah cair setiap 1 bulan
sekali secara kimiawi, fisik dan bakteriologis ; dan
- Pencatatan debit, pH dan DO air limbah
e. Pelaporan pajanan limbah infeksius

6
Kegiatan pelaporan pajanan limbah infeksius dilakukan pada saat
insiden. ( selama ini tidak pernah terjadi insiden).
f. Pengelolaan limbah padat dan gas
Kegiatan pengelolaan limbah padat dan gas yang dilakukan
meliputi :
- Melaksanakan kegiatan pemantauan pengelolaan limbah B3 ;
- Melaksanakan kegiatan pemantauan Tempat Penampungan
Sementara (TPS) dan Insinerator ;
- Melakukan pemantauan baku mutu emisi udara dari Insinerator
dan Genzet setiap 6 bulan sekali ;
- Melaksanakan kegiatan pemantauan terhadap kegiatan
pengolahan limbah padat non medis ( Pengomposan ) ; dan
- Melaksanakan kegiatan pemantauan terhadap kegiatan
pengolahan limbah padat medis ( Insinerator ) ;
g. Penyehatan lingkungan dan air bersih.
Kegiatan penyehatan lingkungan dan air bersih (inspeksi sanitasi)
yang dilakukan meliputi :
- Melaksanakan kegiatan pemantauan penyehatan lingkungan ;
- Melaksanakan kegiatan pemantauan penyehatan air bersih ;
- Melakukan pemantauan suhu, kelembaban, kebisingan dan
pencahayaan untuk ruangan rumah sakit secara rutin ;
- Melakukan pemantauan baku mutu air bersih secara
Bakteriologis setiap 1 bulan sekali ; dan
- Melakukan pemantauan baku mutu air bersih secara Kimiawi
setiap 3 bulan sekali;
- Melakukan pemantauan higiene dan sanitasi pangan ;
- Melakukan pemantauan persyaratan kesehatan vektor dan
binatang pembawa penyakit ;
- Pemantauan kesehatan sarana dan bangunan.
3. Mekanikal, Elektrikal dan APAR
Kegiatan mekanikal dan elektrikal yang dilakukan meliputi :
a. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan peralatan mekanikal,
elektrikal, APAR di rumah sakit ;
b. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan peralatan mekanikal,
elektrikal, APAR di rumah sakit ;
c. Melaksanakan kegiatan perbaikan peralatan mekanikal,
elektrikal, APAR di rumah sakit ;
4. Bangunan, Perpipaan Air dan Interior
Kegiatan bangunan, perpipaan air dan interior yang dilakukan
meliputi :

7
a. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan bangunan, perpipaan air
dan interior di rumah sakit ;
b. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan bangunan, perpipaan air
dan interior di rumah sakit ;
c. Melaksanakan kegiatan perbaikan bangunan, perpipaan air
dan interior di rumah sakit ;

E. Landasan Hukum
Beberapa landasan hukum yang digunakan pada Instalasi
pemeliharaan Sarama Rumah sakit adalah :
1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 58 Tahun
1995
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
876/Menkes/SK/VIII/2001
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
371/MENKES/SK/III/2007
4. Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
32 Tahun 2013
6. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2014
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2014
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor P.56/Menlhk-Setjen/2015
9. Peratutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
45 Tahun 2015
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
54 Tahun 2015
11. Peraturan Gubernur Bali Nomor 16 Tahun 2016
12. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
7 Tahun 2019

8
BAB II

Standar Ketenagaan

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pola ketenagaan dan kualifikasi personil instalasi pemeliharaan
sarana rumah sakit sebagai berikut :
1. Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana
Kualifikasi umum adalah sebagai berikut :
a) Pendidikan minimal D3 Akademi Teknik Elektro Medis atau
Sarjana Teknik Sipil/Mesin/Elektro
b) Pernah bertugas sebagai Wakil Kepala Instalasi atau Ketua
Koordinator Tim
c) Pengalaman kerja minimal 5 tahun
d) Mempunyai jiwa kepemimpinan
e) Menguasai komputer
f) Memiliki rasa tanggung jawab dan loyalitas kepada perusahaan
g) Mampu koordinasi secara efektif
h) Penampilan dan kepribadian menarik
i) Bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik
j) Di luar klasifikasi harus ada rekomendasi tertulis Direktur

Persyaratan pelatihan adalah sebagai berikut :


a) Manajemen pemeliharaan dan perbaikan peralatan kesehatan
b) Manajemen pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit
c) Pelatihan keselamatan & kesehatan kerja rumah sakit
d) Manajemen pemeliharaan sarana & prasarana rumah sakit

2. Administrasi
Kualifikasi umum adalah sebagai berikut :
a) Pendidikan minimal D3 Administrasi Perkantoran
b) Pengalaman kerja minimal 1 tahun
c) Menguasai komputer
d) Memiliki sertifikat kursus komputer
e) Disiplin dan teliti dalam bekerja
f) Memiliki rasa tanggung jawab dan loyalitas kepada perusahaan
g) Penampilan dan kepribadian menarik
h) Bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik
Persyaratan pelatihan adalah sebagai berikut :
a) Pelatihan administrasi perkantoran
b) Pelatihan komputer

9
c) Pelatihan keselamatan & kesehatan kerja rumah sakit

3. Staf Peralatan Kesehatan


Kualifikasi umum adalah sebagai berikut :
a) Pendidikan minimal D3 Akademi Teknik Elektro Medis
b) Pengalaman kerja minimal 1 tahun
c) Kreatif dan terampil
d) Disiplin dan teliti dalam bekerja
e) Menyukai pekerjaan di lapangan
f) Memiliki rasa tanggung jawab dan loyalitas kepada perusahaan
g) Bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik
h) Mampu berkoordinasi dengan kegiatan staf lainnya
Persyaratan pelatihan sebagai berikut :
a) Pelatihan pemeliharaan peralatan medis
b) Pelatihan peralatan life support
c) Pelatihan peralatan diagnostik
d) Pelatihan peralatan radio diagnostik
e) Pelatihan keselamatan & kesehatan kerja rumah sakit

4. Staf Kesehatan Lingkungan


Kualifikasi umum adalah sebagai berikut :

a) Pendidikan minimal D3 Kesehatan Lingkungan / S1 Teknik


Lingkungan
b) Pengalaman kerja minimal 1 tahun
c) Menguasai komputer
d) Disiplin dan teliti dalam bekerja
e) Menyukai pekerjaan di lapangan
f) Memiliki rasa tanggung jawab dan loyalitas kepada perusahaan
g) Bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik
h) Mampu berkoordinasi dengan kegiatan staf lainnya
Persyaratan pelatihan adalah sebagai berikut :
a) Pengelolaan limbah
b) Pengendalian dan pengamanan dampak pencemaran udara
c) Pengelolaan limbah B3
d) Pengendalian pencemaran air
e) Pengelolaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit
f) Higiene sanitasi makanan dan minuman
g) Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya
h) Penyehatan ruang dan bangunan, dan fasilitas kesehatan
lingkungan

10
i) Penyehatan air
j) Kesehatan lingkungan rumah sakit
k) Epidemologi kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja
l) AMDAL, UKL dan UPL
m) Peraturan perundangan, kebijakan dan strategi program kesehatan
lingkungan rumah sakit
n) Faktor risiko kesehatan lingkungan rumah sakit
o) Pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit
p) Pengamanan dampak radiasi dan pengendalian kebisingan
q) Promosi kesehatan lingkungan
r) Laundry
s) Manajemen kesehatan lingkungan
t) Pelatihan keselamatan & kesehatan kerja rumah sakit

5. Staf Bangunan, Perpipaan Air & Interior


Kualifikasi umum adalah sebagai berikut :
a) Minimal SKM / D3 Teknik Sipil dan Bangunan
b) Menguasai spesifikasi bangunan, perpipaan & interior
c) Mampu berkoordinasi secara efektif
d) Pengalaman kerja minimal 1 tahun
e) Disiplin dan teliti dalam bekerja
f) Menyukai pekerjaan di lapangan
g) Memiliki rasa tanggung jawab dan loyalitas kepada perusahaan
h) Bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik
i) Memiliki jiwa kreatifitas yang tinggi
j) Mampu melakukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan
bangunan, perpipaan & interior
Persyaratan pelatihan sebagai berikut :
a) Keselamatan & kesehatan kerja rumah sakit
b) Ahli teknik bangunan, perpipaan & interior
c) Perancangan bangunan, perpipaan air & interior
d) Konstruksi bangunan, perpipaan air & interior

6. Staf Mekanikal, Elektrikal dan APAR


a) Kualifikasi umum adalah sebagai berikut :
b) Minimal SKM Teknik Mesin & Elektrikal / D3 Teknik Mesin &
Elektrikal
c) Menguasai spesifikasi mesin & elektrikal
d) Mampu berkoordinasi secara efektif
e) Pengalaman kerja minimal 1 tahun

11
f) Disiplin dan teliti dalam bekerja
g) Menyukai pekerjaan di lapangan
h) Memiliki rasa tanggung jawab dan loyalitas kepada perusahaan
i) Bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik
j) Memiliki jiwa kreatifitas yang tinggi
k) Mampu melakukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan mekanikal
& elektrikal
l) Identifikasi area berisiko bahaya kebakaran dan ledakan
m) Pemetaan area berisiko tinggi kebakaran dan ledakan
n) Pengurangan risiko bahaya kebakaran dan ledakan
o) Pengendalian kebakaran
p) Simulasi kebakaran
Persyaratan pelatihan sebagai berikut :
a) Keselamatan & kesehatan kerja rumah sakit
b) Dasarmesin
c) Teknik pemeliharaan, perbaikan & operasional untuk panel listrik,
AC, mesin, pompa, kompresor, instrument & genset diesel
d) Dasar elektrikal
e) Instalasi dasa rlistrik
f) Instalasi dan proteksi jaringan listrik
g) Teknik perancangan control listrik
h) Perawatan pengendali motor listrik AC dan DC
i) Sistem pengukuran, kalibrasi dan analisa statistik
j) Analisa risiko dan bahaya untuk listrik & mesin

A. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan di instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit
yaitu :

 1 orang kepala instalasi


 4 orang staf tenaga elektromedis
 3 orang staf tenaga kesehatan lingkungan

B. Pengaturan Jaga
Pada Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit sistem
pengaturan jaga teknisi dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Shift Pagi : Jam kerja 07.30 – 15.00 WITA
2. Shift Sore : Jam kerja 15.00 – 19.30
3. Shift Malam : Jam Kerja 19.30 – 07.30

12
BAB III

Standar Fasilitas

A. Denah Ruang
3,75 m 3,75 m

2m
Teras

3,75 m
R. Ka. IPSRS
7m
R. Work Shop

R. Staff Sanitasi 3,75

1,7 m
1,7 m Rest Room KM

5,2 m 2m

Fasilitas bangunan harus tersedia ruangan, peralatan dan fasilitas lain


yang mendukung administrasi, profesionalisme dan fungsi teknis
pelayanan IPSRS, sehingga menjamin terselenggaranya pelayanan di
IPSRS yang fungsional, pfofesional dan etis.

B. Standar Fasilitas
Standar fasilitas yang harus dimiliki di instalasi pemeliharaan
sarana rumah sakit adalah :
1. Bangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
2. Mesin pengolah limbah medis padat (Insinerator)
3. Mesin pencacah kompos
4. Tools kit alat kesehatan
5. Tools kits penanganan tumpahan merkuri
6. Alat ukur kesehatan lingkungan (pH, debit meter, DO, flux meter,
sound level meter, hygrometer, thermometer ruangan)
7. Alat Pelindung Diri
8. Alat tulis kantor
9. Sarana dan prasarana perkantoran (meja, komputer, printer, lemari,
filling cabinet, exhaust fan/AC)

13
BAB IV

Tata Laksana Pelayanan

Tata laksana pelayanan di instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit


dilakukan untuk kegiatan :
A. Perbaikan peralatan kesehatan
Pelayanan perbaikan peralatan kesehatan hanya dilakukan untuk seluruh
peralatan kesehatan yang ada di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya.
Tata laksananya dapat dilihat pada alur berikut ini :

Laporan Jika rusak


Pencatatan Perbaikan alat Jika berhasil : Jika gagal :
kerusakan berat : lapor
laporan kesehatan dikembalikan diperbaiki
alat ke gudang
kerusakan yang rusak ke ruangan pihak ketiga
kesehatan untuk diafkir

B. Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit


Kesehatan lingkungan rumah sakit meliputi pengelolaan limbah cairan
tubuh infeksius, penanganan dan pembuangan darah serta komponen
darah, pemulasaraan jenazah dan bedah mayat, pengelolaan limbah cair,
pelaporan pajanan limbah infeksius, pengelolaan limbah padat dan gas,
penyehatan lingkungan dan air bersih.
- Tata laksana limbah cair dapat diuraikan sebagai berikut :
Limbah cairan tubuh, pembuangan darah, cairan dari pemulasaraan
jenazah dari sumbernya ditampung dalam saluran pembuangan limbah
yang menggunakan saluran tertutup, kedap air, dan limbah harus mengalir
dengan lancar, serta terpisah dengan saluran air hujan. Seluruh saluran
pembuangan limbah cair langsung dialirkan ke IPAL. Limbah cair
selanjutnya terolah pada IPAL tersebut. Hasil akhir (effluent) IPAL
dilakukan pemeriksaan kualitas limbah cair setiap bulan sekali untuk
swapantau. Kegiatan swapantau ini dilakukan oleh petugas kesehatan
lingkungan rumah sakit bekerja sama dengan Balai Laboratorium
kesehatan Provinsi Bali.
- Tata laksana pelaporan pajanan, pelaporan dilakukan bila ada terkena
pajanan limbah infeksius.
Pelayanan pengolahan limbah padat dilakukan untuk limbah padat yang
dihasilkan oleh kegiatan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya.
- Tata laksana pengolahan limbah padat non medis dapat diuraikan
sebagai berikut :

14
Pemilahan limbah domestik
1. Limbah padat domestik ditampung pada wadah yang dilapisi plastik
berwarna hitam.
2. Wadah dipilah dalam 3 warna yaitu hijau untuk limbah organik (daun,
kulit buah, sisa makanan), kuning untuk anorganik (kertas, plastik,
tisue) dan biru untuk botol bekas minuman yang terbuat dari kaleng
ataupun plastik.
Pengumpulan Limbah Domestik
1. Pengumpulan dilakukan 2 kali dalam sehari, yaitu pada shift pagi hari
dan shift siang hari.
2. Pengumpulan dilakukan oleh petugas kebersihan yang ada di setiap
ruang pelayanan medis.
3. Ikat kemasan limbah yang telah terkumpul dengan baik dan rapat.
4. Masukkan kemasan limbah ke dalam bak pengumpul.
5. Limbah siap dikirim ke tempat penampungan sementara
Pengangkutan Limbah Domestik
1. Limbah domestik dikumpulkan di masing masing bak/wadah.
2. Petugas pengangkut sampah mengambil limbah yang terkumpul tersebut
dari masing-masing ruangan dan selasar menggunakan kereta
pengangkut sampah.
3. Pengangkutan limbah domestik dari masing masing bak/wadah
pengumpul dilakukan 2 (dua) kali sehari yaitu pagi (06.00 – 09.00 Wita)
dan sore hari (15.00 -17.00 Wita)
4. Limbah domestik yang telah terangkut kemudian dibawa ke tempat
penampungan sementara untuk selanjutnya diangkut oleh petugas dari
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Denpasar pada pukul 18.00 –
19.00 Wita.
- Tata laksana pengolahan limbah infeksius
Pemilahan dan Pewadahan
1. Pemilahan limbah medis dilakukan mulai dari sumbernya.
2. Pewadahan limbah infeksius menggunakan bak tertutup yang telah
dialasi kantong plastik warna kuning atau kresek warna lain diikat
dengan tali warna kuning.
3. Pewadahan limbah benda tajam dikumpulkan dalam wadah yang anti
bocor dan anti tusuk yaitu menggunakan kontainer limbah tajam (sharp
box).
Pengumpulan, Pengangkutan dan Penyimpanan
1. Pengumpulan limbah infeksius dari sumbernya menggunakan bak
tertutup yang lebih besar, dan kantong plastik yang telah terisi limbah
medis padat telah diikat dengan rapi dan kuat.

15
2. Pengangkutan limbah infeksius ke Insinerator menggunakan troli atau
kantong plastik kuning yang lebih besar dan sesuaikan dengan jenis
limbahnya masing-masing, pengangkutan dilakukan oleh petugas
kebersihan setiap ruangan.
3. Petugas kebersihan menimbang limbah yang diangkut dan mencatat
beratnya pada buku atau formulir yang telah disediakan di ruang
incinerator.
4. Penyimpanan limbah infeksius yang telah terkumpul dan diletakkan di
dalam ruang Insinerator menggunakan ember besar tertutup ( tempat
penampungan sementara limbah medis padat ).
Pengolahan dan Pemusnahan.
1. Pengolahan limbah infeksius yang tidak bisa dimanfaatkan lagi (didaur
ulang) dilakukan dengan cara pembakaran menggunakan insinerator.
Pengolahan dilakukan setiap hari dari pukul 08.00 – 13.00 WITA,
dilakukan oleh Petugas Insinerator.
2. Pemusnahan limbah infeksius hasil pengolahan insinerator berupa abu,
dikemas rapi dan kuat selanjutnya dibawa ke TPS limbah B3 untuk
selanjutnya dikirim ke pihak ketiga yang memiliki izin dari Kementerian
Lingkungan Hidup RI.
Pemantauan limbah gas di areal rumah sakit berupa uji emisi gas buang
(genzet dan incinerator) dan udara ambien dengan mengambil beberapa titik
di lingkungan rumah sakit.
- Tata laksana pemantauan limbah gas
1. Penaatan frekwensi pengambilan contoh uji emisi gas buang dan udara
ambien minimal 1x per 6 bulan.
2. Pengujian emisi gas buang dan uji udara ambient dilaksanakan oleh
laboratorium yang telah terakreditasi nasional dan masih dalam masa
berlaku.
3. Pengelolaan limbah gas yang memenuhi standar.
4. Penaatan pelaporan limbah gas dan uji udara ambien sesuai ketentuan
yang dilaporkan kepada instansi pemerintah.
5. Kelengkapan fasilitas penunjang cerobong untuk pemeriksaan uji emisi
gas buang di rumah sakit harus memenuhi standar ketentuan.
Penyehatan lingkungan merupakan kegiatan inspeksi sanitasi yang meliputi
pemantauan pencahayaan, kebisingan, kelembaban, suhu, penyehatan
sarana bangunan, pengawasan higiene dan sanitasi pangan, pemantauan
pengendalian vector dan binatang pembawa penyakit lainnya.
- Tata laksana penyehatan lingkungan dan air bersih.
1. Pengukuran pencahayaan ruangan dapat dilakukan secara mandiri
menggunakan peralatan ukur kesehatan lingkungan yang sesuai atau

16
dapat dilakukan oleh alat ukur dari laboratorium luar yang telah
memiliki Akreditasi Nasional (KAN).
2. Pengukuran kebisingan ruangan dapat dilakukan secara mandiri
menggunakan peralatan ukur kesehatan lingkungan yang sesuai, atau
dapat dilakukan oleh alat ukur dari laboratorium luar yang telah
terakreditasi nasional.
3. Pengukuran kelembaban ruangan dapat dilakukan secara mandiri
menggunakan peralatan ukur kesehatan lingkungan yang sesuai, atau
dapat dilakukan oleh alat ukur dari laboratorium luar yang telah
terakreditasi nasional.
4. Pengukuran suhu ruangan dapat dilakukan secara mandiri
menggunakan peralatan ukur kesehatan lingkungan yang sesuai, atau
dapat dilakukan oleh alat ukur dari laboratorium luar yang telah
terakreditasi nasional.
5. Pembersihan ruangan sesuai dengan prosedur yang mengatur tata cara
pembersihan seluruh ruangan yang berada di ruang lingkup area rumah
sakit harus mengikuti SOP.
6. Pengawasan higiene dan sanitasi pangan dilakukan secara berkala dan
pengambilan sampel dilakukan minimal 2x dalam setahun dari
laboratorium luar yang telah terakreditasi nasional.
7. Pengawasan pengendalian vector dan binatang pembawa penyakit
lainnya berupa survailans, pencegahan dan pemberantasan.
- Tata laksana kegiatan pengawasan kualitas air dengan pendekatan
survailens kualitas air antara lain meliputi :
1. Inspeksi sanitasi terhadap sarana air minum dan air bersih.
2. Pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan sampel air,
3. Melakukan analisis hasil inspeksi sanitasi pemeriksaan laboratorium,
4. Tindak lanjut berupa perbaikan sarana dan kualitas air
- Tata laksana pengawasan pengendalian vector dan binatang pembawa
penyakit lainnya berupa survailans, pencegahan dan pemberantasan.

C. Mekanikal, elektrikal dan APAR


- Tata laksana kegiatan mekanikal, elektrika dan APAR meliputi
pemantuan, pemeliharaan, perbaikan dan pelaporan

D. Bangunan, perpipaan air dan interior


- Tata laksana kegiatan bangunan, perpipaan air dan interior meliputi
pemantuan, pemeliharaan, perbaikan dan pelaporan

E. Kebijakan Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Umum


Daerah Wangaya Kota Denpasar, adalah bahwa :

17
1. Rumah Sakit membentuk Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah
Sakit.
2. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit melakukan sosialisasi
pelayanannya kepada seluruh layanan rumah sakit.
3. Rumah Sakit membudayakan perilaku Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Rumah Sakit (K3RS) di Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah
Sakit, termasuk dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan
menerapkan program cuci tangan (hand hygiene) yang efektif.
4. Rumah Sakit mempertahankan dan meningkatkan kompetensi
sumber daya manusia yang profesional di Instalasi Pemeliharaan
Sarana Rumah Sakit melalui Bidang Pengembangan Sumber Daya
Manusia dan hasil pendidikanpelatihannya diedukasikan ke rumah
sakit. Penyediaan sumber daya manusia mengacu kepada pola
ketenagaan.
5. Pimpinan rumah sakit berkomitmen dalam melaksanakan
pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit.
6. Prioritas untuk dilakukan monitoring dan evaluasi pada Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit ditetapkan oleh Pimpinan
Rumah Sakit.
7. Petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit diupayakan
memenuhi persyaratan jabatan yang berlaku dan memiliki Surat
Tanda Registrasi serta Surat Ijin Kerja/Praktik.
8. Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit berorientasi
kepada mutu dan keselamatan pasien.
9. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit dipimpin oleh tenaga
yang berijazah Sarjana Teknik atau Elektromedik, berjiwa
kepemimpinan.
10. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit memiliki ruang lingkup
kerja diantaranya :
a. Pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius
b. Penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah
c. Pemulasaraan jenazah dan bedah mayat
d. Pengelolaan limbah cair
e. Pelaporan pajanan limbah infeksius
f. Pengelolaan limbah padat dan gas
g. Penyehatan lingkungan dan air bersih.
11. Petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit harus bekerja
sesuai dengan Pedoman/Panduan/Program, Standar Prosedur
Operasional dan Standar Profesinya yang berlaku untuk menjamin
kualitas pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit.

18
12. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit merencanakan dan
mengimplementasikan program pemeriksaan, pemeliharaan,
perbaikan, kalibrasi, uji coba dan uji fungsi sarana prasarana
rumah sakit serta pengawasan kesehatan lingkungan, kemudian
mendokumentasikan hasilnya.
13. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit mengumpulkan data
hasil monitoring terhadap program kerjanya. Data tersebut
digunakan untuk bahan evaluasi dan menyusun rencana kerja
kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang rumah sakit dalam
peningkatan dan penggantian sarana rumah sakit serta pemenuhan
persyaratan kesehatan lingkungan.
14. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit terintegrasi dengan
pelaksanaan program kerja manajemen risiko rumah sakit untuk
pengawasan risiko terkait fasilitas atau lingkungan dimulai dari
kegiatan :
a. Penentuan konteks
b. Identifikasi risiko
c. Analisa risiko
d. Evaluasi risiko
e. Pengendalian risiko
f. Komunikasi dan konsultasi
g. Pemantauan dan telaahan ulang (review)
15. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit melaksanakan
program kerja keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit
(K3RS).
16. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit mengintegrasikan
program pengelolaan keselamatan dan keamanan fasilitas dan
lingkungan yang kegiatannya meliputi :
a. Melakukan asesmen risiko secara komprehensif dan pro aktif
untuk mengidentifikasi :
 Bangunan, ruangan/area, peralatan, perabotan & fasilitas
lainnya yang berpotensi menimbulkan cedera. Sebagai
contoh risiko keselamatan yang dapat menimbulkan cedera
atau bahaya termasuk diantaranya perabotan yang tajam
dan rusak, kaca jendela yang pecah, kebocoran air di atap,
lokasi dimana tidak ada jalan keluar saat terjadi kebakaran.
 Area yang berisiko keamanan terjadinya bahaya kehilangan,
kerusakan atau pengrusakan, gangguan, tindak kekerasan,
akses atau penggunaan oleh orang yang tidak berwenang.

19
b. Melakukan pemeriksaan fasilitas secara berkala dan
terdokumentasi agar rumah sakit dapat melakukan perbaikan
dan menyediakan anggaran untuk melakukan perbaikan.
c. Mengikuti kegiatan asesmen risiko pra kontruksi (Pra
Construction Risk Assessment/PCRA) terintegrasi setiap ada
kontruksi, renovasi atau penghancuran bangunan/demolis.
Asesmen risiko pra kontruksi meliputi :
 Kualitas udara
 Pengendalian infeksi (ICRA)
 Utilitas
 Kebisingan
 Getaran
 Bahan berbahaya
 Layanan darurat, seperti respon terhadap kode
 Bahaya lain yang mempengaruhi perawatan, pengobatan,
dan layanan
d. Merencanakan dan melakukan pencegahan dengan
menyediakan fasilitas pendukung yang aman. Dengan tujuan
untuk mencegah terjadi kecelakaan dan cedera, mengurangi
bahaya dan risiko serta mempertahankan kondisi aman bagi
pasien, keluarga, staf, pengunjung.
e. Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan peraturan dan
perundangan, sebagai contoh : setiap tangga ada pegangannya,
lantai tidak licin. Ruang perawatan pasien jiwa : pintu kamar
menghadap keluar, shower di kamar mandi tidak boleh
menggunakan selang, dll.
17. Pelaksanaan keselamatan dan keamanan lingkungan fisik dengan
cara melakukan pemeriksaan seluruh gedung untuk mengurangi
risiko yang nyata serta menyediakan fasilitas fisik yang aman bagi
pasien, keluarga, staf dan pengunjung.
18. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit mengusulkan rencana
anggaran untuk meningkatkan atau mengganti sistem, bangunan
atau komponen berdasarkan hasil inspeksi terhadap fasilitas dan
tetap mematuhi peraturan perundangan.
19. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit mempunyai rencana
tentang inventaris, penanganan, penyimpanan dan penggunaan
bahan berbahaya serta pengendalian dan pembuangan bahan dan
limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3). Limbah B3 tersebut
yang dimaksud meliputi bahan kimia, gas dan limbah medis.
20. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit mengatur tentang :

20
a) Data inventarisasi limbah B3 yang meliputi jenis, jumlah, dan
lokasi.
b) Penanganan, dan penyimpanan limbah B3.
c) Penggunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur
penggunaan, prosedur bila terjadi tumpahan, atau
paparan/pajanan limbah B3.
d) Pemberian label/rambu-rambu yang tepat pada limbah B3.
e) Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, eksposur (terpapar),
dan insiden lainnya limbah B3.
f) Dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau persyaratan
peraturan lainnya tentang limbah B3.
21. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit mengusulkan rencana
meliputi pencegahan, deteksi dini, penghentian/pemadaman
(suppression), meredakan dan jalur evakuasi aman (safe exit) dari
fasilitas sebagai respon terhadap kedaruratan akibat kebakaran
atau bukan kebakaran.
22. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit secara teratur
melakukan simulasi pengamanan kebakaran dan asap, meliputi
setiap peralatan yang terkait untuk deteksi dini dan penghentian
(suppression), serta mendokumentasikan hasilnya.
23. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit melakukan asesmen
risiko kebakaran terus menerus untuk memenuhi regulasi
keamanan kebakaran sehingga secara efektif dapat mengidentifikasi
risiko dan meminimalkan risiko. Asesmen risiko kebakaran meliputi
:
a) Tekanan dan risiko lainnya di kamar operasi.
b) Sistem pemisahan (pengisolasian) dan kompartemenisasi
pengendalian api dan asap.
c) Daerah berbahaya (dan ruang di atas langit-langit di seluruh
area) seperti kamar linen kotor, tempat pengumpulan sampah,
ruang penyimpanan oksigen.
d) Sarana jalan keluar/evakuasi.
e) Dapur yang berproduksi dan peralatan masak.
f) Londri dan linen.
g) Sistem tenaga listrik darurat dan peralatan.
h) Gas medis dan komponen sistem vakum.
24. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit setelah melakukan
asesmen risiko kebakaran selanjutnya menyusun regulasi termasuk
program untuk :
a) Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko, seperti
penyimpanan dan penanganan bahan-bahan mudah terbakar

21
secara aman, termasuk gas-gas medis yang mudah terbakar
seperti oksigen.
b) Penanganan bahaya kebakaran yang terkait dengan konstruksi
apapun, di atau yang berdekatan dengan bangunan yang
ditempati pasien.
c) Penyediaan sarana jalan keluar yang aman dan tidak terhalangi
bila terjadi kebakaran.
d) Penyediaan sistem peringatan dini, deteksi dini, seperti detektor
asap, alarm kebakaran, dan patroli kebakaran (fire patrols).
e) Penyediaan mekanisme pemadaman api, seperti selang air,
bahan kimia pemadam api (chemical suppressants), atau sistem
sprinkler.
25. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit mendukung
implementasi kebijakan pelarangan merokok di rumah sakit.
26. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit menjamin peralatan
medis dapat digunakan dan layak pakai dengan melakukan :
a) Inventarisasi peralatan medis yang meliputi peralatan medis
yang dimiliki oleh rumah sakit, peralatan medis kerja sama
operasional (KSO) milik pihak ketiga.
b) Uji fungsi peralatan medis sesuai penggunaan dan ketentuan
pabrik.
c) Pelatihan penggunaan dan pemeliharaan peralatan medis.
d) Pemeriksaan peralatan medis secara teratur.
e) Pemeliharaan preventif dan kalibrasi.
27. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit merencanakan dan
mengimplementasikan program untuk pemeriksaan, uji fungsi dan
pemeliharaan peralatan medis dan sarana lainnya kemudian
mendokumentasikan hasilnya.
28. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit mengumpulkan data
hasil monitoring terhadap program manajemen peralatan medis.
Data tersebut digunakan dalam menyusun rencana kebutuhan
jangka pendek dan jangka panjang rumah sakit untuk peningkatan
dan penggantian peralatan.
29. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit mempunyai sistem
penarikan kembali produk / peralatan (Recall). Sistemnya dimulai
setelah menerima surat pemberitahuan dari pihak produsen,
pemasok, atau agen distributor bahwa peralatan medis yang telah
dikirim ke rumah sakit mengalami cacat produksi atau berbahaya
atau bermasalah dan atau mengalami kegagalan. Dan telah
ditemukannya kasus kerusakan akibat cacat produksi setelah
peralatan medis dipasang dan digunakan. Selanjutnya petugas

22
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit akan melakukan
identifikasi dengan cara pencarian informasi terkait dengan
peralatan medis yang telah di recall dari sumber-sumber terpercaya.
Setelah proses identifikasi tersebut selesai maka selanjutnya
dilakukan penarikan dan pengembalian atau pemusnahan produk
dan peralatan medis yang ditarik kembali oleh pabrik atau suplaier.
Namun penarikan dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit yang telah melakukan
sistem recall atau sesaat setelah dilakukan uji fungsi peralatan
medis. Rekomendasi tersebut selanjutnya diberikan kepada Kepala
bagian Pengadaan tembusan Bidang Penunjang untuk
ditindaklanjuti ke Direktur Rumah Sakit.
30. Kegiatan kalibrasi eksternal setiap 1 (satu) tahun sekali dilakukan
oleh Badan atau Instansi atau Pihak yang berwenang. Dan kalibrasi
internal dilakukan secara berkalaoleh petugas Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit yang berkompeten atau terlatih.
31. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit melaksanakan
pengelolaan sistem utilitas yang meliputi :
a. Ketersediaan air dan listrik 24 jam setiap hari dan dalam waktu
7 hari dalam seminggu secara terus menerus.
b. Membuat daftar inventaris komponen-komponen sistem utilitas
dan memetakan pendistribusiannya dan melakukan update
secara berkala.
c. Pemeriksaan dan pemeliharaan serta perbaikan semua
komponen utilitas yang ada di daftar inventaris.
d. Jadwal pemeriksaan, testing, pemeliharaan semua sistem
utilitas berdasar kriteria seperti rekomendasi dari pabrik,
tingkat risiko dan pengalaman rumah sakit.
e. Pelabelan pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas untuk
membantu pemadaman darurat secara keseluruhan atau
sebagian.
f. Komponen listrik yang digunakan rumah sakit sesuai dengan
standar dan peraturan perundang-undangan.
32. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit menjamin ketersediaan
air minum dan listrik selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu,
melalui sumber reguler atau alternatif, untuk memenuhi kebutuhan
utama asuhan pasien.
33. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit menetapkan sistem
utilitas utama antara lain air dan listrik yang berfungsi 24 jam.
Sedangkan sistem utilitas lainnya meliputi limbah, ventilasi, gas

23
medis, dan lift yang selalu dijaga, diperiksa berkala, dipelihara dan
diperbaiki.
34. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit mempersiapkan diri
terhadap keadaan darurat dengan cara :
a) Mengidentifikasi peralatan, sistem, dan area yang memiliki
risiko paling tinggi terhadap pasien dan staf (sebagai contoh :
rumah sakit mengidentifikasi area yang membutuhkan
penerangan, pendinginan/lemari es, bantuan hidup/ventilator,
dan air bersih untuk membersihkan dan sterilisasi alat).
b) Menyediakan air bersih dan listrik 24 jam setiap hari dan 7 hari
seminggu.
c) Menguji ketersediaan dan kehandalan sumber tenaga listrik dan
air bersih darurat/pengganti/backup.
d) Mendokumentasikan hasil-hasil pengujian.
e) Memastikan bahwa pengujian sumber alternatif air bersih dan
listrik dilakukan setidaknya setiap 6 bulan atau lebih sering jika
dipersyaratkan oleh peraturan perundangan di daerah,
rekomendasi produsen, atau kondisi dari sumber listrik dan air.
35. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit memiliki ketentuan
yang meliputi :
a). Pelaksanaan monitoring mutu air bersih paling sedikit setiap 1
tahun sekali. Untuk pemeriksaan kimia minimal setiap 6 bulan
sekali atau lebih sering tergantung ketentuan peraturan
perundang-undangan, kondisi sumber air, dan pengalaman
sebelumnya dengan masalah mutu air. Hasil pemeriksaan
didokumentasikan.
b). Pemeriksaan limbah cair dilakukan setiap 3 bulan atau lebih
sering sering tergantung peraturan perundang-undangan,
kondisi sumber air, dan hasil pemeriksaan air terakhir
bermasalah. Hasil pemeriksaan didokumentasikan.
c). Pemeriksaan mutu air yang digunakan untuk dialisis ginjal
setiap bulan, untuk menilai pertumbuhan bakteri dan
endotoksin.
d). Pemeriksaan tahunan untuk menilai kontaminasi zat kimia.
Hasil pemeriksaan didokumentasikan.
e). Melakukan monitoring hasil pemeriksaan air dan melakukan
perbaikan bila diperlukan.
36. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit memiliki proses
emergensi untuk melindungi penghuni rumah sakit dari kebijakan
terganggunya, terkontaminasinya atau kegagalan sistem pengadaan
air minum dan listrik.

24
37. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit melakukan uji coba
sistem emergensi dari air minum dan listrik secara teratur sesuai
dengan sistem dan hasilnya didokumentasikan.
38. Sistem listrik, limbah, ventilasi, gas medis dan sistem kunci lainnya
secara teratur diperiksa, dipelihara, dan bila perlu ditingkatkan oleh
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit.
39. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit menetapkan
pengendalian/pemeriksaan mekanis dan teknis pada :
a) Sistem ventilasi bertekanan positif, berada di ruang Instalasi
Bedah Sentral
b) Biological safety cabinet, berada di ruang Instalasi Laboratorium,
Instalasi Farmasi.
c) Laminary air flow cahood, berada di Instalasi Farmasi.
d) Thermostat di lemari pendingin, berada di Instalasi
Laboratorium, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Unit Bank
Darah, Instalasi Pemulasaraan Jenazah.
e) Pemanas air untuk sterilisasi piring dan alat dapur, berada di
Instalasi Gizi.
Kegiatan (a) s/d (d) sudah dapat dilaksanakan.
40. Petugas atau otoritas yang ditetapkan memonitor mutu air secara
teratur adalah petugas kesehatan lingkungan rumah sakit yang ada
di Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit.
41. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit mengumpulkan data
hasil monitoring program manajemen sistem utiliti atau pendukung.
Data tersebut digunakan untuk merencanakan kebutuhan jangka
panjang rumah sakit untuk peningkatan atau penggantian sistem
utiliti atau pendukung.
42. Kegiatan kesehatan lingkungan dilaksanakan berdasarkan pada
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019 tentang
persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit yang berlaku, dan
dilakukan oleh petugas penanggung jawab kesehatan lingkungan
rumah sakit.
43. Kegiatan kesehatan lingkungan meliputi pengawasan terhadap
penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit,
persyaratan higiene dan sanitasi makanan minuman, penyehatan
air (air bersih dan air minum), pengelolaan limbah rumah sakit
(limbah padat, cair dan gas), serta pengendalian serangga, tikus dan
binatang pengganggu lainnya.
44. Pengawasan terhadap penyehatan ruang bangunan dan halaman
rumah sakit dilakukan dengan cara inspeksi sanitasi, pemeriksaan
laboratorium dan pengukuran. Yang meliputi lingkungan bangunan

25
rumah sakit, konstruksi bangunan rumah sakit, ruang bangunan,
kualitas udara ruang, pencahayaan, penghawaan, kebisingan,
fasilitas sanitasi rumah sakit, jumlah tempat tidur, serta lantai dan
dinding.
Untuk mencapai pemenuhan standar baku mutu dan persyaratan
penyehatan sarana dan bangunan dalam penyelenggaraan
kesehatan lingkungan rumah sakit, maka dilakukan upaya pada
konstruksi rumah sakit sebagai berikut :
a) Kegiatan pembersihan ruang minimal dilakukan pagi dan sore
hari.
b) Pembersihan lantai di ruang perawatan pasien dilakukan
setelah pembenahan/merapikan tempat tidur pasien, jam
makan, jam kunjungan dokter, kunjungan keluarga, dan
sewaktu-waktu bilamana diperlukan.
c) Cara-cara pembersihan yang dapat menebarkan debu halus
dihindari.
d) Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan
pembersih (gagang pel) yang memenuhi syarat dan bahan anti
septik yang tepat. Setiap gagang pel diberikan koding untuk
mencegah terjadinya infeksi di rumah sakit, yakni: kamar pasien
dengan warna kuning, kamar mandi dengan warna merah,
dapur dengan warna hijau, dan selasar beserta koridor dengan
warna biru.
e) Pada masing-masing ruang supaya disediakan perlengkapan pel
sendiri
f) Pembersih dinding dilakukan secara periodik minima 2 (dua)
kali setahun dan di cat ulang apabila sudah kotor atau cat
sudah pudar.
g) Setiap percikan ludah, darah atau eksudat luka pada dinding
harus segera dibersihkan menggunakan anti semptik.
h) Pembersihan ruangan sesuai dengan prosedur yang mengatur
tata cara pembersihan seluruh ruangan yang berada di ruang
lingkup area Operating Theatre (OT) atau kamar operasi lantai
harus rumah sakit harus mengikuti SOP. Pembersihan ruangan
operasi dilakukan setelah kegiatan operasi pasien selesai
dilakukan. Untuk ruangan lainnya pembersihan dilakukan
minimal 2 kali sehari. Apabila ada temuan petugas kebersihan,
pengawas ataupun perawat maka dilakukan pembersihan
tambahan sehingga kebersihan di ruangan Operating Theatre
tetap terjaga. Petugas kebersihan di area Operating Theatre
bersifat khusus menggunakan seragam warna putih dan selalu

26
ada di dalam aera Operating Theatre selama 24 jam penuh yang
terbagi dalam 3 shift.
45. Pengawasan terhadap persyaratan higiene dan sanitasi makanan
minuman dilakukan 2 (dua) kali setahun dengan pengambilan
sampel makanan dan minuman, alat masak, dan alat makan untuk
diperiksa parameter mikrobiologinya di laboratorium kesehatan
rujukan yang terakreditasi. Bila terjadi keracunan makanan dan
minuman di rumah sakit maka petugas kesehatan lingkungan
harus mengambil sampel makanan dan minuman untuk
diperiksakan ke laboratorium.
46. Pengawasan terhadap penyehatan air yang meliputi air bersih dan
air minum dilakukan dengan cara pengambilan sampel untuk
pemeriksaan kualitas air bersih dengan parameter Bakteriologis
dilakukan setiap bulan, sedangkan untuk parameter Fisika,
Kimiawi dan Bakteriologisnya dilakukan setiap 3 bulan sekali. Dan,
pemeriksaan kualitas air minum dengan parameter Fisika, Kimiawi
dan Bakteriologis dilakukan setiap 3 bulan sekali.
47. Pengawasan pengelolaan limbah rumah sakit meliputi pengelolaan
limbah cairan tubuh infeksius, penanganan dan pembuangan darah
serta komponen darah, pemulasaraan jenazah dan bedah mayat,
pengelolaan limbah cair, pelaporan pajanan limbah infeksius,
pengelolaan limbah padat dan gas, penyehatan lingkungan dan air
bersih. Seluruh pembuangan limbah cairan tubuh, pembuangan
darah, air limbah dari tempat pemulasaraan jenazah dialirkan ke
IPAL, selanjutnya terolah pada IPAL tersebut. Hasil akhir (effluent)
IPAL dilakukan pemeriksaan kualitas limbah cair setiap bulan
sekali untuk swapantau. Untuk pelaporan pajanan, pelaporan
dilakukan bila ada terkena pajanan limbah infeksius serta secara
berkala melakukan pembersihan fasilitas pencucian mata (eye
washer) setiap minggu oleh petugas cleaning service. Untuk
pengawasan limbah padat dilakukan pada limbah infeksius dan
limbah domestik. Pengawasannya dimulai dari kegiatan pemilahan,
pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan,
pemusnahan dan pengolahan lanjutan ke pihak ketiga. Untuk
pengawasan limbah cair dilakukan di lokasi Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL) berikut salurannya. Pengawasannya berupa
kegiatan pengambilan sampel untuk pemeriksaan kualitas limbah
cair (parameter Fisika, Kimia dan Bakteriologis) di titik inlet dan di
titik outlet, pengukuran pH dan suhu limbah cair di titik outlet, dan
pencatatan debit limbah cair di titik inlet dan titik outlet. Untuk
pengawasan limbah gas dilakukan dengan cara melakukan uji emisi

27
gas buang di cerobong insinerator dan cerobong genzet setiap 6
bulan sekali oleh pihak yang berwenang.
48. Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya
dilakukan dengan cara surveilans, pencegahan dan pemberantasan.
Kegiatan pelayanan ini dilakukan oleh rekanan (pest control) dengan
perjanjian kerjasama. Dan, hasil kerja rekanan dipantau setiap
bulan menggunakan indikator mutu pelayanan yang dikontrakkan.
49. Koordinasi dan evaluasi di Instalasi atau lintas unit wajib
dilaksanakan.
50. Hasil pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit di
evaluasi, dicatat dan dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit dan
unit teknis terkait di wilayah kerja rumah sakit.
51. Program pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
akan dikomunikasikan secara terus menerus dan
berkesinambungan.
52. Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan Rumah Sakit
Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar yang utuh dan berorientasi
pada pelayanan pasien.

BAB V

Logistik

Kebutuhan logistik yang diperlukan di instalasi pemeliharaan sarana rumah


sakit diantaranya :
1. Bahan-bahan kimia untuk pemeliharaan kualitas air limbah, seperti :
- Kaporit Tablet untuk air bersih
- Kaporit bubuk untuk IPAL (klorinasi)
- Abate
2. Bahan-bahan pengolahan limbah non medis padat, seperti :
- Dedak

28
- Gula pasir
- Larutan EM4
Bahan-bahan logistik tersebut semuanya sudah dipersiapkan oleh
gudang materiil bagian rumah tangga, instalasi pemeliharaan sarana rumah
sakit tinggal meminta ke gudang materiil jika kebutuhan logistik tersebut
habis.

BAB VI

Keselamatan Pasien

A. Pengertian dan Tujuan

Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana instalasi pemeliharaan


sarana rumah sakit membuat asuhan untuk keselamatan pasien. Adapun
tujuannya adalah untuk :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di instalasi pemeliharaan sarana
rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat

29
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di instalasi pemeliharaan
sarana rumah sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
Keselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan rumah sakit
yang dilakukan melalui assesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Di RSUD Wangaya Kota
Denpasar kegiatan ini dilakukan melalui : monitoring indikator mutu
layanan, tindakan preventif, pengendalian produk / proses yang tidak
sesuai, tindakan korektif dan audit internal.

BAB VII

Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah segala hal yang berkaitan dengan alat kerja,
mesin, pesawat, bahan, dan proses pengolahan, landasan kerja dan
lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses produksi.
Keselamatan kerja merupakan tugas semua pekerja yang berada di rumah
sakit termasuk di instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit. Dengan
demikian keselamatan kerja adalah dari, oleh dan untuk setiap tenaga kerja
dan orang lain yang berada di rumah sakit serta masyarakat di sekitar rumah
sakit yang mungkin terkena dampak akibat proses kerja. Keselamatan kerja
adalah sarana utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang
dapat menimbulkan kerugian yang berupa cedera/luka, cacat, kematian,

30
kerugian harta benda dan kerusakan peralatan/mesin dan lingkungan secara
luas, tujuannya adalah untuk :

1. Terciptanya budaya keselamatan kerja


2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
Tata laksana keselamatan kerja di instalasi pemeliharaan sarana rumah
sakit diantaranya :
A. Pemakaian Masker
1. Pengertian :
Suatu alat penutup mulut dan hidung.
2. Tujuan :
Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu menjalankan
pekerjaan (sewaktu bicara / bersin).
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi
silang.
4. Prosedur :
a. Masker tersedia dalam keadaan bersih
b. Masker dipasang menutupi hidung dan mulut
c. Tali masker ditalikan dibelakang kepala
d. Masker setelah dipakai, ditempatkan di sampah medis

B. Pemakaian Sarung Tangan


1. Pengertian :
Suatu alat pelindung diri untuk melindungi tangan dari kontaminasi
bahan berbahaya / infeksius.
2. Tujuan :
Untuk meniadakan / mengurangi terjadinya infeksi silang.
3. Kebijakan :
a. Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dan
pasien dari infeksi silang.
b. Mencegah transmisi kulit petugas ke pasien
c. Mengurangi meniadakan kontaminasi mikroorganisme antar petugas
dan pasien
4. Prosedur :

31
a. Sarung tangan dipakai saat akan terjadi kontak tangan pemeriksa
dengan darah, selaput lendir atau kulit yang terluka.
b. Akan melakukan tindakan invasive
c. Akan membersihkan sisa-sisa atau memegang permukaan yang
terkontaminasi.
d. Sarung steril dibuka dari bungkusnya dipaki memegang cufnya.
e. Masukkan tangan ke dalam sarung tangan yang sesuai dengan
jarinya.
f. Setelah selesai dipakai jangan memegang apapun dulu dan
dikontaminasikan dengan klorhexidine 1,5% dan centrimide 15% di
dalam tempat yang tersedia.
g. Lepas sarung dan tempatkan dalam sampah medis dan yang bisa
dipakai ulang ditempatkan dalam bak larutan klorhexidine glukonat
1,5% dan centrimid.

Klasifikasi Kecelakaan Kerja

a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan


- Terpapar radiasi
- Terjatuh
- Tersandung
- Terbentur alat
- Tersetrum aliran listrik
- Tertular penyakit, dll
b. Klasifikasi menurut agen penyebabnya
- Alat –alat radiologi seperti kesetrum, terbentur, terpapar radiasi
- Lingkungan kerja seperti ruangan panas, pencahayaan, ventilasi, dll
c. Klasifikasi menurut jenis luka dan cideranya
- Efek terkena radiasi
- Efek terkena arus listrik
- Patah tulang
- Keseleo/dislokasi
- Nyeri otot dan kejang
- Luka gores
d. Klasifikasi menurut lokasi bagian tubuh yang terluka
- Kepala
- Tulang Belakang : leher, thoracal, lumbal, sacral
- Anggota gerak : ekstremitas atas, ekstremitas bawah, panggul
- Luka umum, dsb

Pencegahan Kecelakaan Kerja

32
a. Desain ruangan

Ruangan instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit didesain sesuai


dengan aturan yang berlaku sesuai dengan pedoman pelayanan
instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit yang diterbitkan oleh
Kemenkkes RI. Kamar mandi dilengkapi dengan keset kering untuk
mencegah jatuh terpeleset. Ruangan berAC untuk sirkulasi udara dan
pemeliharaan alat-alat kesehatan.

b. Jaringan listrik

Jaringan listrik di instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit dipasang


grounding untuk mencegah terjadinya kesetrum.

c. Pencegahan kesalahan manusia

Dilakukan dengan cara penyedian SPO, orientasi dan pelatihan kerja,


komunikasi antar pekerja dan tanda –tanda penggunaan alat yang
jelas.

d. Pemeliharaan dan monitoring

Kalibrasi alat rutin dilakukan setiap tahun dan monitoring alat


dilakukan secara rutin.

e. Pengawasan

Kinerja petugas selalu dievaluasi sehingga mutu pelayanan tetap


terjaga. Penambahan wawasan pekerjaan dilakukan dengan
mengadakan kegiatan pelatihan baik internal maupun eksternal.

BAB VIII

Pengendalian Mutu

Mutu layanan harus memiliki standar mutu yang jelas. Dengan demikian
pengguna jasa dapat membedakan pelayanan yang baik dan tidak baik melalui
indikator dan standarnya. Berdasarkan hal tersebut maka beberapa kegiatan
yang dilakukan oleh instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit di RSUD
Wangaya sebagai berikut :
1. Mengikuti program yang mengelola kegiatan jaminan mutu.
2. Petugas mengadakan pertemuan secara berkala dengan melakukan
rapat rutin setiap bulan dan memiliki standar yang jelas, dan
melakukan review sejauh mana program dapat berjalan secara efektif.
Selanjutnya hasil rapat didokumentasikan dalam notulen rapat rutin.

33
3. Secara berkala dilakukan audit :
a. dapat dilaksanakan oleh petugas yang berasal dari institusi itu sendiri
ataupun dari institusi luar yang ahli dalam bidang radiologi diagnostik.
b. dilaksanakan untuk bidang manajerial, keuangan dan teknis.
c. dilaksanakan minimal 1 (satu) tahun sekali.
d. hasil audit berupa temuan - temuan yang tidak sesuai dengan standar
atau referensi diinformasikan kepada petugas terkait untuk dilakukan
tindakan perbaikan.
4. Kalibrasi alat kesehatan oleh Balai Pemeriksa Fasilitas Kesehatan yang
telah terakreditasi.
5. Pelaksanaan jaminan dan kendali mutu sesuai dengan program
pengendali mutu.
Instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit membuat SPM dan dievaluasi
setiap 3 bulan sekali.

34
BAB IX

Penutup
Pedoman Peayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Umum
Daerah Wangaya Kota Denpasar ini mempunyai perananan yang peinting
sebagai pedoman yang digunakan bagi pelaksana kegiatan sehari-hari tenaga
instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit yang bertugas sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan khususnya pelayanan.

Penyusunan Pedoman Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana


Rumah Sakit ini merupakan suatu proses yang panjang, sehingga dalam
penerapannya memerlukan dukungan dan kerja sama berbagai pihak untuk
mencapai tujuan. Kami menyadari dalam penyusunan Pedoman ini masih
jauh dari sempurna, maka dari itu kami menerima kritik dan saran guna
menyempurnakan pedoman ini.

Akhir kata, semoga Pedoman Pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana


Rumah Sakit ini dapat bermafaat bagi para pembaca sekalian.

Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya
Kota Denpasar

dr. Anak Agung Made Widiasa, Sp.A., MARS


Pembina Utama Muda
NIP. 19701002 200012 1 005

35

Anda mungkin juga menyukai