Anda di halaman 1dari 23

PANDUAN APD

RSUD MENGGALA KABUPATEN TULANG BAWANG


TAHUN 2023

RSUD MENGGALA
PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Tiada yang lebih bermakna selain puji syukur kami panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk kepada
kami sehingga kami berhasil menyusun Panduan Pemakaian Alat Pelindung Diri
(APD) Rumah Sakit RSUD Menggala.

RSUD Menggala sebagai Rumah Sakit Tipe B tentunya dihadapkan


dengan tantangan yang semakin besar dituntut agar dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu, akuntabel dan transparan kepada
masyarakat, khususnya bagi jaminan kesehatan (patient safety). Program
pencegahan dan pengendalian infeksi di RSUD Menggala merupakan salah satu
tolak ukur mutu pelayanan rumah sakit yang dalam pelaksanaannya perlu
kerjasama dari seluruh unit kerja dan dukungan dari pihak manajemen RSUD
Menggala.

Panduan Pemakaian Alat Pelindung Diri di RSUD Menggala disusun


sebagai acuan dalam melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi di
RSUD Menggala yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas di
lingkungan RSUD Menggala.

Kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu
diharapkan masukan dari rekan sejawat untuk menyempurnakan buku ini di
masa mendatang.
Pada akhirnya kami ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada
semua pihak yang telah berkontribusi, membantu dalam penyusunan buku
panduan ini.

Tim penyusun

2
TIM PENYUSUN

Koordinator : dr. Yulia Tri sudarti


Kontributor : 1. Sulistiyowati, S.Kep., Ners
2. Fajar Suryo Kuncoro, S.Kep., Ners
3. Ismanto SH
4. Ketut D S.Kep
5. Midasari AMd,Keb

3
PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MENGGALA
Jalan Negara Lintas Timur Km.112 Tiuh Tohou Kecamatan Menggala
Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung Kode Pos 34596
TELP. (0726) 211131 FAX (0726) 21222
Email: rsudmenggala@yahoo.co.id Website:http://www.rsudmenggala.blogspot.com

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MENGGALA
KABUPATEN TULANG BAWANG
NOMOR :02s Tahun 2023

TENTANG
PANDUAN APD DI RSUD MENGGALA KABUPATEN TULANG BAWANG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MENGGALA KABUPATEN TULANG BAWANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MENGGALA
KABUPATEN TULANG BAWANG

Menimbang : a. bahwa Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Rumah Sakit wajib melakukan upaya pencegahan infeksi
terkait pelayanan kesehatan atau HAIs (Health Care-
Associated Infections);
b. bahwa APD merupakan salah satu upaya untuk
memutus mata rantai penularan infeksi,sehingga perlu
adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Menggala Kabupaten Tulang Bawang sebagai landasan
untuk penggunaan APD;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud Huruf a, dan b, perlu ditetapkan Keputusan
Direktur tentang Panduan APD di Rumah Sakit Umum
Daerah Menggala Kabupaten Tulang Bawang ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan;

4
4. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 57,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6659);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438 Tahun 2010 tentang Standart Pelayanan
Kedokteran;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2018
tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
07 Tahun 2019 tentang Kesehatan lingkungan Rumah
Sakit;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
3 Tahun 2020 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah
Sakit;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2020
tentang Akreditasi Rumah Sakit;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/1128/2022 Tentang Standar
Akreditasi Rumah Sakit;
13. Peraturan Bupati Tulang Bawang No 49 Tahun 2019
Tentang Pembentukan , Susunan Organisasi, Tugas,
Fungsi dan tata Kerja Unit Pelaksana teknis Daerah
Rumah Sakit Umum Daerah Menggala Pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang;
14. Peraturan Direktur RSUD Menggala Kabupaten Tulang
Bawang Nomor 2d Tahun 2023 tentang Kebijakan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Menggala
Kabupaten Tulang Bawang ;

MEMUTUSKAN;
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
MENGGALA TENTANG PANDUAN APD DI RSUD
MENGGALA KABUPATEN TULANG BAWANG

5
Pasal 1
Panduan APD di RSUD Menggala Kabupaten Tulang Bawang sebagaimana
tercantum dalam lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur ini;
Pasal 2
Panduan APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 (satu) dijadikan pedoman
dan atau acuan dalam melakukan kegiatan sterilisasi di Rumah Sakit Umum
Daerah Menggala Kabupaten Tulang Bawang ;
Pasal 3
Pada saat Peraturan Direktur ini mulai berlaku, maka ketentuan yang mengatur
tentang Panduan APD yang diterbitkan sebelumnya dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku;
Pasal 4
Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Peraturan ini, akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : Menggala
Pada tanggal : 28 Februari 2023
Plt.DIREKTUR RSUD MENGGALA
KABUPATEN TULANG BAWANG

Dr.ELLYS MERITUSI,Sp.PA
Pembina Tk.1
NIP.197508252005012007

6
BAB I
PANDUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

BAB I
DEFINISI

1. Alat Pelindung Diri (APD) petugas kesehatan adalah pakaian khusus yang
digunakan petugas kesehatan untuk melindungi diri dari risiko pajanan
darah, semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan
selaput lendir pasien dan risiko hazard material. APD digunakan selama
melakukan tindakan yang memungkinkan risiko perpindahan
mikroorganisme dari pasien ke petugas kesehatan dan sebaliknya.
2. Termasuk alat pelindung diri adalah sarung tangan untuk melindungi
tangan; masker bedah dan respirator untuk melindungi hidung dan mulut,
respirator juga dapat melindungi saluran napas dari transmisimikroba
melalui udara (airbone); pelindung wajah untuk melindungi seluruh bagian
wajah; kacamata/goggle untuk melindungi mata; penutup kepala; gaun
pelindung atau apron untuk melindungi kulit atau pakaian; dan sepatu.
3. Sarung tangan merupakan penghalang fisik paling penting untuk mencegah
penyebaran infeksi dan telah terbukti sangat efektif mencegah kontaminasi
tangan petugas kesehatan, namun penggunaan sarung tangan tidak dapat
menggantikan fungsi hand hygiene, sebab sarung tangan berkualitas
terbaikpun mungkin saja mengalami kerusakan kecil yang tidak terlihat
ataupun robek saat digunakan sehingga tangan dapat terkontaminasi.
4. Masker bedah digunakan untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu
petugas kesehatan berbicara, batuk atau bersin serta mencegah percikan
darah pasien atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut
petugas kesehatan. Agar efektif, masker harus cukup besar untuk menutupi
hidung, mulut bagian bawah dagu dan jenggot serta terbuat dari bahan yang
tahan terhadap cairan.
5. Masker efisiensi tinggi merupakan jenis masker khusus yang
direkomendasikan bila penyaringan udara dianggap penting misalnya kasus
flu burung atau SARS. Masker dengan efisiensi tinggi seperti N-95
melindungi diri dari partikel berukuran < 5 µm yang dibawa oleh udara.
Pelindung ini terdiri dari banyak lapisan bahan penyaring dan harus dapat
menempel dengan erat pada wajah tanpa ada kebocoran.
6. Pelindung mata /goggles melindungi mata petugas dari percikan
darah/cairan tubuh dan hazard material. Pelindung mata mencakup
kacamata (goggles) plastik bening, kacamata pengaman, pelindung wajah
dan visor. Kacamata koreksi atau kacamata dengan lensa polos juga dapat
digunakan, tetapi hanya jika ditambahkan pelindung pada bagian sisi mata.
7. Pelindung kepala digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala
sehingga serpihan kulit dan rambut tidak masuk ke dalam luka selama
pembedahan.

7
8. Gaun pelindung digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa
atau seragam lain, pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai
menderita penyakit menular melalui droplet/airbone dan merawat pasien
yang risiko menimbulkan percikan darah/cairan tubuh.
9. Pelindung kaki digunakan untuk melindungi kaki dari cidera akibat benda
tajam/benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki
dan memberikan perlindungan, dari kontaminasi percikan darah/cairan
tubuh lain. Sepatu boot atau sepatu tertutup terbut dari karet atau kulit.

8
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup pembahasan panduan ini meliputi:


1. Jenis- jenis APD
2. Indikasi pemakaian
3. Pelaksanaan cara memakai dan pelepasan APD
4. Penanganan APD habis pakai

9
BAB III
TATA LAKSANA

Pemakaian APD untuk petugas yang memberikan pelayanan kepada


pasien sesuai jenis risiko serta sesuai dengan kebijakan penetapan area
penggunaan APD.
Pendistribusian APD ke satuan kerja yang membutuhkan, sesuai dengan
kebutuhan dan permintaan oleh Instalasi Farmasi dan bagian rumah tangga.
Penggunaan APD oleh petugas yang memberikan pelayanan kepada
pasien di satuan kerja berdasarkan risiko pajanan.
APD digunakan selama melakukan tindakan yang memungkinkan risiko
perpindahan mikroorganisme dari pasien ke petugas kesehatan dan sebaliknya
serta melindungi petugas kesehatan dari hazart material dari bahaya citotoksik.

3.1. SARUNG TANGAN


3.1.1. Indikasi pemakaian sarung tangan berdasarkan jenis sarung
tangan:
3.1.1.1. Sarung Tangan Pemeriksaan
3.1.1.1.1. Sarung tangan non-steril, diapakai untuk kontak dengan
area tubuh non steril (darah, cairan tubuh, ekskresi dan
sekresi, kulit non-intak, dan membrane mukosa) atau
prosedur-prosedur lain yang tidak memerlukan teknik aseptik.
Tidak boleh dicuci, didisinfeksi, dan di re-used. Sarung tangan
non steril yang sudah digunakan langsung dibuang ke plastik
sampah infeksius.
3.1.1.1.2. Sarung tangan steril, harus dipakai untuk kontak dengan
area tubuh yang steril (prosedur aseptik). Tidak boleh dicuci,
didisinfeksi, dan di re-used. Sarung tangan steril yang sudah
digunakan langsung dibuang ke plastik sampah infeksius.
3.1.1.2. Sarung Tangan Rumah Tangga
Sarung Tangan Rumah Tangga dipakai untuk membersihkan
lingkungan dan pemrosesan alat medis bekas pakai. Harus
dicuci dengan deterjen setelah digunakan kemudian disimpan
kering.

10
Tabel 1. Pemilihan Sarung Tangan Berdasarkan Risiko

Risiko
Risiko transmisi kontaminasi Pilihan
No Tindakan mikroorganisme ke petugas sarung
ke pasien kesehatan tangan

Teknik non aseptik


berisiko tinggi dengan Non
1 Rendah Tinggi
paparan darah dan cairan steril
tubuh.
Prosedur – prosedur yang Non
2 Rendah Tinggi
melibatkan benda tajam. steril
Non
3 Penanganan disinfektan Rendah Rendah
steril
Tindakan medis yang
Non
4 memungkinkan Rendah Rendah
steril
penarikan sarung tangan
Seluruh prosedur aseptik
5 dengan potensi paparan Tinggi Tinggi Steril
darah dan cairan tubuh
6 Seluruh prosedur operasi Tinggi Tinggi Steril
3.1.2. Hal – hal yang harus diperhatikan :
3.1.2.1. Lakukan hand hygiene sebelum memakai sarung tangan
dan setelah melepas sarung tangan.
3.1.2.2. Sarung tangan harus diganti antara kontak pasien
dengan pasien yang lain.
3.1.2.3. Sarung tangan tidak boleh dicuci atau didisinfeksi antara
pasien dengan pasien, karena dapat meningkatkan
terjadinya penetrasi cairan melalui lubang-lubang yang
terjadi dan tidak terlihat pada sarung tangan.
3.1.2.4. Dalam memutuskan tipe sarung tangan untuk macam-
macam jenis tindakan juga mempertimbangkan bahan
dari sarung tangan itu sendiri, yaitu:
3.1.2.4.1. Vinyl : murah, untuk proteksi pada tindakan
dengan risiko minimal.
3.1.2.4.2. Natural rubber latex : sarung tangan yang
mempunyai proteksi terbaik.
3.1.2.4.3. Nitrile : dipilih untuk petugas dengan alergi
latex dan pada prosedur yang memerlukan
disinfektan glutaraldehyde.

11
3.1.2.5. Untuk sarung tangan petugas yang menggunakan high-
level disinfektan glutaraldehyde dan turunannya tidak
dianjurkan untuk memakai sarung tangan berbahan
dasar latex, karena dapat mengurangi aktifitas
glutaraldehyde unuk mensterilikan alat, seharusnya
dipakai sarung tangan berbahan nitrile.
3.1.2.6. Bila ada petugas yang alergi terhadap latex dianjurkan
untuk memakai sarung tangan berbahan dasar nitrile
(untuk kasus tertentu).
3.1.2.7. Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai
agar tidak menggangu keterampilan dan mudah robek.
3.1.2.8. Tarik sarung tangan ke atas manset gaun untuk
melindungi pergelangan tangan.
3.1.2.9. Jaga kuku selalu pendek agar sarung tangan tidak
mudah robek.
3.1.2.10. Gunakan pelembab yang larut dalam air (bebas lemak)
untuk mencegah kulit tangan kering, jangan
menggunakan lotion/krem berbahan dasar minyak dan
mengandung parfum karena dapat merusak sarung
tangan dan mnyebabkan iritasi kulit.
3.1.2.11. Jangan menyimpan sarung tangan di tempat yang terlalu
panas atau terlalu dingin karena dapat merusak bahan
sarung tangan.

Tabel 2. Daftar contoh-contoh tindakan yang memerlukan sarung tangan steril


dan non steril.

Sarung Tangan
No Tindakan Non
Steril Tidak Perlu
Steril
1 Mengukur tekanan darah √
2 Mengukur suhu √
3 Injeksi √
4 Memandikan pasien √
5 Pengambilan darah/cairan tubuh √
6 Pasang dan lepas infuse/kateter √
vena
7 Pasang kateter urin √
8 Lepas kateter urin √
9 Phlebotomi √
10 Pemeriksaan Pelvic (Periksa √
Dalam)
11 Pasang dan lepas IUD √
12 Aspirasi vakum manual √
13 Inspekulo √
14 Anuskopi √

12
15 Kuretase √
16 Dressing (Tindakan Aseptik) √
17 Dressing √
18 Pasang dan lepas implan √
19 Partus normal √
20 Sectio Cesar atau laparatomi √
21 Vasektomi atau laparoscopi √
22 Punksi lumbal/intratekal √
(Tindakan aseptik)
23 Aspirasi sumsum tulang (Tindakan √
aseptik)
24 Punksi pleura, pemasangan Water √
Sealed Drainage (WSD) (Tindakan
aseptik)
25 Hecting luka, insisi, eksisi √
(Tindakan aseptik)
26 Bouginasi uretra (Tindakan √
aseptik)
27 Prosedur operasi lainnya √
(Tindakan aseptik)

3.1.3. Pelaksanaan memakai Sarung Tangan


3.1.3.1. Lakukan hand hygiene sebelum menggunakan sarung
tangan.
3.1.3.2. Pilih sarung tangan sesuai ukuran.

3.1.3.3. Ambil satu sarung tangan dengan cara memegang bagian


dalam sarung tangan.
3.1.3.4. Pasang sarung tangan pada tangan kanan/kiri.
3.1.3.5. Ambil sarung tangan satu lagi dengan memegang salam
lipatan bagian luar yang tidak kontak langsung dengan
kullit tangan.
Gambar 1. Cara memasang sarung tangan

3.1.4. Pelaksanaan melepas sarung tangan


3.1.4.1. Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan
lainnya, lepaskan.
3.1.4.2. Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan
menggunakan tangan yang masih memakai sarung
tangan.

13
3.1.4.3. Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung
tangan dibawah sarung tangan yang belum dilepas di
pergelangan tangan.
3.1.4.4. Lepas sarung tangan di atas sarung tangan pertama.
3.1.4.5. Buang sarung tangan di tempat limbah infeksius.
3.1.4.6. Lakukan hand hygiene setelah melepas sarung tangan.

Gambar 2. Cara melepas sarung tangan

3.2. MASKER
3.2.1. Masker Bedah

3.2.1.1. Indikasi pemakaian masker bedah :


3.2.1.1.1. Semua tindakan yang beresiko menyebabkan
percikan darah/cairan tubuh pasien
memasuki hidung, mulut, mata petugas atau
sebaliknya.
3.2.1.1.2. Semua petugas yang akan masuk kamar
operasi dan selama kontak dengan pasien
yang menular melalui droplet.
3.2.1.2. Pelaksanaan memakai masker bedah
3.2.1.2.1. Lakukan hand hygiene sebelum menggunakan
masker.
3.2.1.2.2. Kenakan masker sehingga hidung dan mulut
terlindung oleh masker.
3.2.1.2.3. Ganti masker apabila rusak, basah, lembab,
dan tercemar.
3.2.1.2.4. Gunakan masker satu kali pakai.

14
Gambar 3. Cara memakai masker bedah

3.2.1.3. Pelaksanaan melepas masker bedah


3.2.1.3.1. Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali
atau karet bagian atas.
3.2.1.3.2. Buang ke tempat limbah infeksius.
3.2.1.3.3. Lakukan hand hygiene setelah melepaskan
masker.

Gambar 4. Cara melepas masker bedah

3.2.2. Masker efisiensi tinggi

3.2.2.1. Indikasi pemakaian masker efisiensi tinggi N 95:


Setiap kontak dengan pasien yang menular melalui
udara.
3.2.2.2. Pelaksanaan memakai masker efisiensi tinggi N 95
3.2.2.2.1. Genggamlah respirator dengan satu tangan,
posisikan sisi depan bagian hidung pada jari-jari
anda, biarkan tali pengikat respirator menjuntai
bebas di bawah tangan anda.
3.2.2.2.2. Posisikan respirator di bawah dagu anda dan sisi
untuk hidung berada diatas.
3.2.2.2.3. Tariklah tali pengikat respirator yang atas dan
posisikan tali agak tinggi dibelakang kepala anda di
atas telinga. Tariklah tali pengikat respirator yang
bawah dan posisikan tali dibawah telinga.

15
3.2.2.2.4. Letakkan jari-jari kedua tangan anda di atas bagian
hidung yang terbuat dari logam. Tekan sisi logam
tersebut (gunakan dua jari dari masing-masing
tangan) mengikuti bentuk hidung anda. Jangan
menekan respirator dengan satu tangan karena
dapat mengakibatkan respirator bekerja kurang
efektif.

3.2.2.2.5. Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan,


dan hati-hati agar posisi respirator tidak berubah.
3.2.2.2.5.1. Pemeriksaan segel positif. Hembuskan nafas
kuat-kuat. Tekanan positif di dalam
respirator berarti tidak ada kebocoran. Bila
terjadi kebocoran atur posisi dan/atau
ketegangan tali. Uji kembali kerapatan
respirator. Ulangi langkah tersebut sampai
respirator benar-benar tertutup rapat.
3.2.2.2.5.2. Pemeriksaan segel negatif. Tarik nafas
dalam-dalam. Bila tidak ada kebocoran,
tekanan negatif akan membuat respirator
menempel ke wajah. Kebocoran akan
menyebabkan hilangnya tekanan negatif di
dalam respirator akibat udara masuk melalui
celah-celah pada segelnya.

Gambar 5. Cara memasang masker efisiensi tinggi N-95

3.2.2.3. Pelaksanaan melepas masker


3.2.2.3.1.Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali
atau karet bagian atas.
3.2.2.3.2.Buang ke tempat limbah infeksius.
3.2.2.3.3.Lakukan hand hygiene setelah melepaskan
masker.
3.2.2.3.4.Buang masker yang telah digunakan ke plastik
sampah infeksius.

16
Gambar 6. Cara melepas masker efisiensi tinggi N-95

3.3. ALAT PELINDUNG MATA


Petugas kesehatan harus menggunakan masker dan pelindung mata atau
pelindung wajah, jika melakukan tugas yang memungkinkan adanya
percikan cairan secara tidak sengaja ke arah wajah. Bila tidak tersedia
pelindung wajah, petugas kesehatan dapat menggunakan kacamata
pelindung atau kacamata biasa serta masker.
3.3.1. Indikasi pemakaian pelindung wajah
3.3.1.1. Dipakai sebelum melakukan tindakan yang
memungkinkan terkena percikan cairan tubuh pasien.
3.3.1.2. Tindakan operasi, prosedur gigi dengan memakai bor
kecepatan tinggi.
3.3.2. Pelaksanaan memakai Kacamata/pelindung wajah
3.3.2.1. Lakukan hand hygiene.
3.3.2.2. Kenakan kacamata/pelindung wajah selama dalam
ruang perawatan khusus/isolasi.
3.3.2.3. Buka segera bila keluar dari ruang perawatan
khusus/isolasi.
3.3.2.4. Dekontaminasi kacamata/pelindung wajah setelah
digunakan.
3.3.2.5. Simpan kacamata/pelindung wajah pada tempat yang
tersedia.
3.3.2.6. Lakukan hand hygiene.

Gambar 7. Cara memakai kacamata/pelindung wajah

3.3.3. Pelaksanaan melepas kacamata atau pelindung wajah

17
3.3.3.1. Pegang karet atau gagang kacamata.

3.3.3.2. Letakkan di bawah yang telah disediakan untuk diproses


ulang atau dalam tempat limbah infeksius.
3.3.3.3. Lakukan hand hygiene setelah melepas kacamata.

Gambar 8. Cara melepas kacamata/pelindung wajah

3.4. PELINDUNG KEPALA

Digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan


kulit dan rambut tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan. Topi
harus cukup besar untuk menutup semua rambut. Meskipun topi dapat
memberikan sejumlah perlindungan pada pasien, tetapi tujuan utamanya
adalah untuk melindungi pemakaiannya dari darah/cairan tubuh atau
hazart material yang terpecik atau menyemprot.

3.4.1. Indikasi pemakaian tutup kepala


3.4.1.1. Setiap tindakan yang berisiko jatuhnya mikroorganisme
yang ada di rambut dan kulit kepala petugas terhadap
alat atau daerah steril dan sebaliknya setiap tindakan
yang menyebabkan percikan bahan-bahan dari pasien
terhadap rambut atau kulit kepala petugas.
3.4.1.2. Pada tindakan sterilisasi alat, prosedur operasi, masuk
kamar isolasi penularan melalui udara.
3.4.2. Pelaksanaan memakai tutup kepala
3.4.2.1. Lakukan hand hygiene.
3.4.2.2. Kenakan tutup kepala selama di ruang perawatan
khusus, isolasi dan kamar operasi.
3.4.2.3. Ganti tutup kepala bila rusak, tercemar darah dan
cairan tubuh.
3.4.3. Pelaksanaan melepas tutup kepala
3.4.3.1. Lepas tutup kepala setelah selesai kegiatan di ruang
perawatan khusus, isolasi dan kamar operasi.

18
3.4.3.2. Tutup kepala disposibel setelah dipakai dibuang di
tempat medis.
3.4.3.3. Tutup kepala kain dicuci bersama linen tercemar.
3.4.3.4. Lakukan hand hygiene setelah melepas tutup kepala.

3.5. GAUN PELINDUNG


3.5.1. Indikasi pemakaian baju pelindung
3.5.1.1. Baju/gaun steril
Indikasi pada tindakan bedah di kamar operasi.
3.5.1.2. Apron
Indikasi pada tindakan berisiko terkontaminasi darah,
cairan tubuh, sekresi dan ekskreta, misalnya pada
perawatan luka bakar.
3.5.2. Pelaksanaan memakai baju pelindung
3.5.2.1. Lakukan hand hygiene sebelum menggunakan baju
pelindung.
3.5.2.2. Pegang baju pelindung bagian dalam saat mengenakan.
3.5.2.3. Ganti baju pelindung bila rusak atau tercemar.

3.5.2.4. Lepas baju pelindung setelah melaksanakan


tindakan/bertugas.
3.5.2.5. Tempatkan baju pelindung pada tempat linen tercemar.
3.5.2.6. Lakukan hand hygiene setelah memakai baju pelindung.

Gambar 9. Cara memakai baju pelindung

3.5.3. Pelaksanaan melepas baju pelindung


3.5.3.1. Lepaskan tali
3.5.3.2. Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian
dalam baju pelindung saja.
3.5.3.3. Balik gaun pelindung.

19
3.5.3.4. Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di
wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang atau
buang di tempat limbah infeksius.
3.5.3.5. Lakukan hand hygine setelah melepas baju pelindung.

Gambar 10. Cara melepas baju pelindung

3.6. PELINDUNG KAKI


3.6.1. Indikasi pakai sepatu/pelindung kaki
3.6.1.1. Diapakai sebelum melakukan tindakan yang berisiko kai
petugas terkena tumpahan/percikan darah atau cairan
tubuh lainnya dan berisiko tertusuk benda tajam atau
kejatuhan alat kesehatan selama melakukan tindakan.
3.6.1.2. Isolasi airbone (AI, SI).
3.6.1.3. Tindakan operasi high risk.
3.6.2. Pelaksanaan memakai sepatu/pelindung kaki
3.6.2.1. Siapkan sepatu sesuai ukuran.
3.6.2.2. Lakukan hand hygiene setelah memegang sepatu.
3.6.2.3. Kenakan sepatu tanpa memegang sepatu.
3.6.2.4. Gunakan sepatu selama berada di ruang perawatan.
3.6.3. Pelaksanaan melepas sepatu
3.6.3.1. Lepaskan sepatu bila keluar dari ruang perawatan dan
ganti dengan sepatu luar.
3.6.3.2. Disinfeksi sepatu bagian luar setelah keluar dari ruang
isolasi/ruangan khusus.
3.6.3.3. Lakukan hand hygiene setelah melepas sepatu dengan
tangan.
3.7. TAHAPAN MEMAKAI DAN MELEPAS APD LENGKAP
3.7.1. Tahapan memakai APD lengkap
3.7.1.1. Kenakan pelindung kaki
3.7.1.2. Kenakan baju pelindung
3.7.1.3. Kenakan penutup kepala
3.7.1.4. Kenakan masker atau respirator
3.7.1.5. Kenakan goggles atu face shield
3.7.1.6. Kenakan sarung tangan
3.7.2. Tahapan melepaskan APD lengkap
3.7.2.1. Lepaskan sarung tangan
3.7.2.2. Lepaskan goggles atau face shield

20
3.7.2.3. Lepaskan masker atau respirator
3.7.2.4. Lepaskan baju pelindung
3.7.2.5. Lepaskan penutup kepala
3.7.2.6. Lepaskan sepatu

BAB IV
DOKUMENTASI

Pencatatan dan Pelaporan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


menggunakan daftar tilik pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan.

21
BAB V
PENUTUP
Dengan ditetapkannya Panduan APD ini, maka diharapkan setiap staf yang
terlibat dapat memilih dan menggunakan APD dengan benar dan konsisten agar
mutu pelayanan meningkat dan angka infeksi nosokomial di rumah sakit dapat
tertekan.

Ditetapkan di : Menggala
Pada tanggal : 28 Februari 2023

Plt.DIREKTUR RSUD MENGGALA


KABUPATEN TULANG BAWANG

Dr.ELLYS MERITUSI,Sp.PA
Pembina Tk.1
NIP.197508252005012007

22
23

Anda mungkin juga menyukai