Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENCAPAIAN SOSIALISASI HAND

HIGIENE TAHUN 2022

RSUD MENGGALA
PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG
LAPORAN PENCAPAIAN DIKLAT/ SOSIALISASI HAND HYGIENE BAGI SELURUH
KARYAWAN DI LINGKUP RSUD MENGGALA

. I. Pendahuluan
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran
yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan
yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.

lnfeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh/dialami pasien


selama dirawat di rumah sakit. lnfeksi nosokomial terjadi karena adanya
transmisi mikroba patogen yang bersumber dari lingkungan rumah sakit dan
perangkatnya. Akibat lainnya yang juga cukup merugikan adalah hari rawat
penderita yang bertambah, beban biaya menjadi semakin besar, serta
merupakan bukti bahwa manajemen pelayanan medis rumah sakit kurang
bermutu.

lnfeksi nasokomial atau infeksi rumah sakit (hospital aquired infection)


yang saatini disebut sebagai healthcare associated infection (HAis)
merupakan masalah serius bagi semua sarana pelayanan kesehatan di seluruh
dunia termasuk Indonesia. Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan,
tenaga kesehatan dan pengunjung di rumah sakit dihadapkan pada risiko
terjadinya infeksi atau infeksi nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di
rumah sakit, baik karena perawatan atau datang berkunjung ke rumah
sakit. Angka infeksi nosokomial terus meningkat (Al Varado, 2000)
mencapai sekitar 9% (variasi 3 -21%) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat
inap di rumah sakit seluruh dunia (Pedoman PPI Depkes Rl,2008)

Hand hygiene merupakan salah satu cara untuk mengurangi infeksi yang
berkaitan dengan perawatan kesehatan. Penelitian menjelaskan bahwa hand
hygiene yang dilakukan oleh semua pegawai rumah sakit dapat mencegah
terjadinya hospital acquired infections (HAIs) sebesar 15-30 % (Grol R, 2003 &
Lautenbach, 2001). Banyak upaya dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan
hand hgyiene namun umumnya tidak efektif dan berjangka pendek. Sehingga
penting untuk mencari strategi berbasis bukti yang jelas untuk meningkatkan
kebiasaan hand hygiene.
Berkaitan dengan hal di atas maka diperlukan rangkaian program
yang berkesinambungan dalam rangka pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI). Program PPI mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi
yang didapat dan ditularkan diantara pasien, staf, tenaga profesional
kesehatan, tenaga kontrak, tenaga sukarela, mahasiswa dan pengunjung.
Risiko infeksi dapat berbeda dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya
tergantung kegiatan klinis dan pelayanan rumah sakit, populasi pasien yang
dilayani, lokasi geografi, jumlah pasien dan jumlah pegawai.
Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI), yaitu program pelatihan (diklat) pencegahan
dan pengendalian penyakit menular.Program PPI di RS akan di audit baik
secara internal maupun ekternal karena berkaitan dengan penilaian mutu
pelayanan rumah sakit melalui metode telusur dalam penilaian akreditasi
versi 2012.
B. Latar Belakang
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045/Menkes/Per/Xl/2006 tentang Pedoman Organisasi Ru mah
Sakit Dilingkungan Departemen Kesehatan.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1333/Menkes/SK/Xll/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan No 27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1165.A./Menkes/SK/X/2004 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
6. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Nomor
HK.03.01/III/3744/08 tentang Pembentukan TIM dan Tim
Pencegahan dan Pengendalian lnfeksi di Rumah Sakit.

C. Tujuan Kegiatan
Tujuan Umum
:
 Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan dan
keterampilan sumber daya manusia, tentang pencegahan dan
pengendalian infeksi, dalam hal ini hand hygiene, sehingga dapat
melindungi tenaga kerja dan masyarakat dari penularan penyakit
infeksi guna meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit

Tujuan Khusus
:
 Memahami konsep hand hygiene di fasilitas pelayanan kesehatan
khususnya di Rumah Sakit.
 Membuat rencana tindak lanjut (RTL) yang berkaitan
dengan aplikasi pemahaman PPI di lingkungan kerjanya.

D. Kegiatan Pokok
1. Konsep PPI, Pendidikan dan Pelatihan hand hygiene Pelatihan ini
dilakukan sebagai tahap awal pelaksanaan program kerja Tim PPI, dalam
pelatihan ini dipaparkan tentang pencegahan pengendalian infeksi,
struktur organisasi Tim PPI dan uraian tugas serta tanggung jawab
masing-masing anggota. Pelatihan ini diselenggarakan oleh tim PPI
dan Bidang Diklat.
2. Peran dan Fungsi IPCN dan IPCLN .
Pelatihan ini menerangkan peran dan fungsi IPCN dan IPCLN dalam
sebuah pelayanan di rumah sakit.
3. Kebijakan Kemenkes dalam PPI.
Kebijakan pemerintah dalam upaya menghadapi tuntutanakan
pelayanan RS yang berkualitas serta mengutamakan keselamatan
pasien, maka diperlukan satu atau lebih individu mengawasi seluruh
kegiatan PPI. lndividu tersebut kompeten dalam praktek PPI yang
diperolehnya melalui pendidikan, pelatihan, pengalaman atau sertifikasi
4. Kebersihan tangan (Penyuluhan dan Pelatihan Hand Hygiene)
Pelatihan ini berisi hal-hal yang harus dilakukan oleh petugas dalam
menangani pasien tanpa mengetahui terlebih dahulu
diagnosanya, petugas harus melakukan kewaspadaan standar
yaitu cuci tangan. Pelatihan cuci 6 langkah sesuai standar WHO
harus diajarkan kepada seluruh karyawan, mulai dari teori sampai
mendemonstrasikannya. Pelatihan akan dilakukan oleh Tim PPI dan
Bidang Diklat.

E. Rundown Kegiatan
1. Pretest
2. Materi Hand Hygiene
3. Praktek Hand Hygiene
4. Post Test

G. Sasaran
Semua Karyawan Rumah Sakit Umum Daerah Menggala

H. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Hari/Tangal : Senen-Rabu/ 4-6 Juli 2022
Waktu : Sesi 1:08.30-10.00
Sesi 2:13.00-14.30
Tempat : Aula Rumah Sakit Umum Daerah Menggala
J. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
1. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
a. Absensi Karyawan

Absensi

Jumlah karyawan Jumlah yang hadir

.Absensi kehadiran , 173 orang dari target karyawan yaitu sebesar 500 orang, hal ini
menunjukkan sasaran yang belum mencapai target

2. Peningkatan Pengetahuan
Hasil Evaluasi Pretes dan Post Test.

Chart Title
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Nilai

pretes post test


Grafik diatas, menunjukkan kenaikan nilai rata-rata dari 68 menjadi 89.
Selama sosialisasi peserta cukup antusias dalam mendengarkan ceramah dan
antusiasme juga terlihat saat praktik.

3. Rencana Tindak Lanjut


Dari hasil evaluasi pelaksanaan sosialisasi hand hygiene , komite PPI RSUD Menggala
akan melakukan Langkah-langkah tindak lanjut sebagai berikut:
1. Sosialisasi Hand Hygiene akan dilakukan metode jemput bola ke unit unit dengan
memanfaatkan waktu rapat bulanan unit terkait.
2. Sosialisasi hand hygiene ke pengunjung akan dilaksanakan secara rutin setiap minggu
secara bergilir di setiap unit perawatan dan rawat jalan.

IPCN RSUD Menggala Menggala, Juli 2022


Ketua Komite PPI
RSUD Menggala
1.
2.
Ns. Sulistiowati,S.Kep dr. Yulia Tri Sudarti
NIP. 198207012011012006

Anda mungkin juga menyukai