Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH IMPLEMENTASI BELA NEGARA DAN

KEPEMIMPINAN PANCASILA DI TEMPAT KERJA

DISUSUN OLEH:
dr. YULIA TRI SUDARTI
NIP:198207012011012006
ANGKATAN I

PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS(PKP) ANGKATAN 1


BPSDMD PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2024
Implementasi Bela Negara dan Kepemimpinan Pancasila di Tempat Kerja

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai Nation (Bhinneka Tunggal Ika), Indonesia yang memiliki penduduk besar
280,73 juta jiwa penduduk (sensus BPS Tahun 2023) dan kondisi geografis yang memiliki
kandungan sumber kekayaan alam yang besar merupakan modal perjuangan yang
utama. Dalam perkembangannya, persenyawaan antara kondisi geografis dan demografis
dimaknai dan dirumuskan sebagai sumber jati diri bangsa, dasar negara dan pandangan hidup
bersama (Yudi Latif, 2011: 2-3).

Berdasarkan modal tersebut, melalui perjuangan yang panjang dan semangat juang serta
jiwa yang luhur, para pendiri bangsa berhasil merumuskan pemikiran besar, yang sarat dengan
nilai-nilai kehidupan. Rumusan semangat, pemikiran, perjuangan, dan pengorbanan untuk
membangun negara dan bangsa yang utuh, akhirnya diterima dan disahkan sebagai dasar
negara, ideologi, falsafah bangsa Pancasila pada tanggal 18 Agustus 1945.

Pancasila yang digali dari akar budaya dan nilai-nilai luhur bangsa mencakup
kebutuhan dasar dan hak-hak azasi manusia secara universal, sehingga dapat dijadikan landasan
dan falsafah hidup serta menjadi tuntunan perilaku seluruh warga negara dalam mewujudkan
tujuan nasional. Kesepakatan seluruh bangsa tersebut menjadi penting dan bermakna karena
masyarakat, suku, kelompok maupun individu yang memiliki perbedaan ideologi, budaya,
agama, bahasa, karakter serta sentimen primordial sepakat mengutamakan kepentingan umum
di atas kepentingan individu. Bertumpu pada nilai-nilai luhur dan ikatan sendi kehidupan
tersebut, bangsa Indonesia selayaknya mampu menghayati, mengamalkan dan
mengembangkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara guna
mewujudkan tujuan nasional (Kirdi Dipoyudo, 1990 : 21,27).

Pada konteks ide atau gagasan, keberadaan Pancasila sebagai ideologi yang
mempersatukan seluruh elemen bangsa secara de facto dan de yure sudah final. Namun dalam
perjalanan sejarah perjuangan bangsa, sejak proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus
1945 sampai saat ini, pemahaman, penghayatan dan pengamalan Pancasila mengalami
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang berat dan sulit diprediksi, yang bermuara
pada ancaman disintegrasi bangsa serta penurunan kualitas kehidupan dan martabat bangsa.
Dalam konteks globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, nilai-nilai
kebangsaan dan kepemimpinan berbasis ideologi Pancasila seringkali terabaikan dalam praktik
bisnis dan pengelolaan organisasi. Namun, seiring dengan meningkatnya tantangan sosial,
ekonomi, dan politik, penting bagi setiap lembaga dan organisasi di Indonesia untuk
menginternalisasi dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila serta konsep bela negara
dalam setiap aspek kegiatan mereka, termasuk di tempat kerja.

Indonesia, sebagai negara dengan keanekaragaman yang tinggi dalam hal suku, agama,
dan ras, memerlukan fondasi yang kuat untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Pancasila,
sebagai dasar filosofis negara, dan bela negara, sebagai wujud nyata dari patriotisme,
memberikan kerangka kerja yang bisa diterapkan untuk memperkuat identitas nasional dan
menghadapi berbagai tantangan kekinian. Di lingkungan kerja, hal ini menjadi sangat relevan
untuk menciptakan suasana yang kondusif, penuh dengan keadilan, kerjasama, dan integritas.

Mengingat pentingnya nilai-nilai ini, terdapat kebutuhan mendesak untuk memahami


bagaimana prinsip-prinsip bela negara dan kepemimpinan Pancasila dapat diimplementasikan
secara praktis dalam manajemen modern. Kepemimpinan yang berlandaskan Pancasila tidak
hanya mengarah pada pencapaian tujuan organisasi tetapi juga pada pembentukan karakter
karyawan yang berintegritas tinggi, yang dapat berkontribusi secara positif terhadap masyarakat
dan negara.

Makalah ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan rekomendasi tentang


bagaimana nilai-nilai bela negara dan Pancasila dapat diintegrasikan dalam kebijakan dan
praktik sehari-hari di tempat kerja. Implementasi nilai-nilai ini diharapkan dapat menginspirasi
dan memotivasi seluruh ASN untuk tidak hanya bekerja demi keuntungan pribadi atau
organisasi, tetapi juga untuk kepentingan yang lebih besar, yaitu kesejahteraan dan kemajuan
bangsa Indonesia.

Melalui makalah ini, kita akan mendalami berbagai strategi implementasi,


mempertimbangkan tantangan yang mungkin dihadapi, dan mengeksplorasi manfaat jangka
panjang dari penerapan kepemimpinan Pancasila dan bela negara di tempat kerja, sebagai upaya
nyata dalam menghadirkan kebijakan yang inklusif dan representatif dari nilai-nilai kebangsaan
Indonesia.
B. Analisa Masalah:

Implementasi Bela Negara dan Kepemimpinan Pancasila di tempat kerja adalah inisiatif yang
bertujuan untuk mengintegrasikan nilai-nilai nasional dan kepemimpinan berdasarkan ideologi
Pancasila ke dalam etos kerja dan manajemen di Indonesia. Namun, terdapat beberapa
tantangan dan hambatan yang harus diatasi untuk mewujudkan implementasi yang efektif.

1. Pemahaman dan interpretasi yang berbeda terhadap nilai-nilai Pancasila dan bela negara

Dalam praktiknya, terdapat variasi yang luas dalam pemahaman dan interpretasi nilai-nilai
Pancasila dan konsep bela negara di antara para pemimpin dan para staf dalam sebuah
organisasi. Menurut sebuah jurnal, sering kali nilai-nilai ini dianggap sebagai konsep abstrak
yang sulit diterjemahkan ke dalam kebijakan dan praktik operasional sehari-hari.

Banyaknya perbedaan dalam pemahaman ini bisa mengakibatkan penerapan nilai yang tidak
konsisten, dan bahkan mungkin bertentangan dengan prinsip-prinsip asli Pancasila yang
seharusnya memperkuat persatuan dan keadilan sosial di tempat kerja.Terdapat tantangan
dalam menerjemahkan nilai-nilai abstrak Pancasila menjadi tindakan konkret yang dapat
diukur dan dievaluasi dalam performa kerja.

2. Kurangnya integrasi dalam kebijakan dan praktik organisasi

Menurut studi, banyak organisasi belum mengintegrasikan secara efektif nilai-nilai


Pancasila dan bela negara dalam struktur kebijakan mereka. Hal ini sering disebabkan oleh
kurangnya kepemimpinan strategis yang berfokus pada nilai-nilai ideologis dalam
manajemen.

Tanpa integrasi yang kuat, nilai-nilai ini menjadi kurang relevan dan tidak efektif dalam
membentuk perilaku dan keputusan sehari-hari di tempat kerja, yang pada gilirannya
mengurangi efektivitas dan keberlanjutan praktik-praktik berbasis nilai tersebut.

3. Resistensi terhadap perubahan dan adaptasi kebijakan

Sebuah artikel mengungkapkan bahwa perubahan kebijakan yang diperlukan untuk


mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila seringkali menemui resistensi dari staf yang
sudah terbiasa dengan cara kerja lama. Resistensi ini juga diperparah oleh kurangnya
pemahaman tentang manfaat jangka panjang dari implementasi nilai-nilai tersebut.

Resistensi ini dapat menghambat upaya organisasi dalam melaksanakan perubahan yang
bertujuan untuk meningkatkan kesetaraan, keadilan, dan kolaborasi di tempat kerja, serta
memperlemah usaha-usaha dalam mempromosikan kepentingan nasional melalui praktek
bela negara.

4. Kesenjangan generasi dan kebutuhan pelatihan

Kesenjangan usia generasi dalam angkatan kerja membawa tantangan tersendiri dalam
interpretasi dan penerimaan terhadap nilai-nilai Pancasila. Dalam sebuah penelitian
menunjukkan bahwa generasi muda mungkin tidak selalu merasa terhubung dengan konsep
bela negara atau menganggap Pancasila relevan dengan konteks modern mereka. Sehingga
tanpa upaya pelatihan dan pendidikan yang efektif untuk menyampaikan pentingnya dan
relevansi nilai-nilai ini, akan ada kesenjangan dalam pemahaman dan praktik yang dapat
melemahkan fondasi ideologis dan operasional dari organisasi.

Analisa masalah ini mengindikasikan bahwa terdapat kebutuhan mendesak untuk melakukan
pendekatan strategis dan terstruktur dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dan
bela negara di tempat kerja. Hal ini termasuk memperkuat pemahaman umum terhadap nilai-
nilai tersebut, mengintegrasikan prinsip-prinsip ini dalam kebijakan organisasi, serta
mengatasi resistensi dan kesenjangan informasi melalui program pelatihan yang efektif

II.PEMBAHASAN

1. Pengertian.
Pengertian bela negara Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 adalah sebuah sikap
dan perilaku negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam menjalin
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Pengertian bela negara menurut Undang-Undang Nomor 56 Tahun 2002 adalah sikap dan
perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada negara kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Kepemimpinan Pancasila ialah Kepemimpinan yang dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila
yakninilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,Musyawarah Mufakat, dan Keadilan. Nilai-
nilai dari kepemimpinan Pancasila adalah: Spiritual, Humanisasi, Nasionalis, Demokratis
dan Keadilan Sosial (social justice)
2. Strategi Implementasi

Dalam upaya memperkuat implementasi nilai-nilai bela negara dan kepemimpinan


Pancasila di tempat kerja, ada beberapa strategi dan pendekatan yang telah diidentifikasi
melalui penelitian dalam jurnal dan karya tulis. Pembahasan ini akan menguraikan
beberapa metode terbaik yang dapat diterapkan dalam konteks organisasi untuk
mengoptimalkan penerapan nilai-nilai tersebut dalam manajemen dan kepemimpinan.

a. Pendidikan dan Pelatihan Kontinu

Menurut salah satu jurnal, edukasi berkelanjutan mengenai nilai-nilai Pancasila dan
konsep bela negara merupakan salah satu langkah penting dalam
menginternalisasikan nilai-nilai tersebut dalam budaya organisasi. Program pelatihan
yang terstruktur dapat membantu mengatasi kesenjangan pemahaman antar generasi
serta meningkatkan kesadaran dan penghargaan terhadap nilai-nilai nasional.Adapun
contoh implementasinya:

- Mengembangkan modul pelatihan yang mencakup sejarah, nilai, dan aplikasi


Pancasila dan bela negara dalam keputusan sehari-hari.

- Menyelenggarakan workshop dan seminar yang melibatkan tokoh masyarakat dan


pemimpin pemikiran untuk berbicara mengenai aplikasi praktis dari nilai-nilai ini.

b. Kepemimpinan yang Meneladani

Kepemimpinan yang menginkorporasikan nilai-nilai Pancasila secara otentik dalam


perilaku sehari-hari mereka dapat menjadi model yang sangat efektif untuk
memotivasi bawahan. Dalam sebuah penelitian Penelitian menunjukkan bahwa
contoh nyata dari atasan sangat mempengaruhi bagaimana karyawan menilai dan
mengadopsi nilai-nilai perusahaan. Adapun contoh implementasinya:

- Pemimpin harus secara konsisten menunjukkan perilaku yang mencerminkan nilai-


nilai Pancasila, seperti keadilan, kebersamaan, dan integritas.

- Penerapan sistem reward yang mempromosikan perilaku sesuai dengan nilai-nilai


bela negara dan Pancasila.

c. Kebijakan dan Praktik yang Inklusif

Menurut sebuah artikel , integrasi nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan organisasi


memainkan peran kunci dalam implementasinya di tempat kerja. Ini termasuk dalam
praktik perekrutan, manajemen konflik, dan pengambilan keputusan. Adapun contoh
implementasinya:

- Mengembangkan kode etik yang berbasis pada Pancasila.

- Menyusun kebijakan sumber daya manusia yang mengutamakan keragaman dan


inklusi sesuai dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika.

d. Evaluasi dan Peningkatan Berkelanjutan

Evaluasi rutin terhadap seberapa efektif implementasi nilai-nilai Pancasila di tempat


kerja adalah penting untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip ini terinternalisasi
dalam operasi sehari-hari.Seorang tokoh nasional menekankan pentingnya feedback
loop antara staf dan manajemen untuk peningkatan kontinu. Adapun contoh
implementasinya:

- Melakukan survei berkala untuk mengukur efektivitas program pelatihan dan


kepemimpinan dalam penerapan nilai Pancasila.

- Menerapkan sistem umpan balik yang memungkinkan karyawan untuk


menyampaikan saran dan kekhawatiran mereka mengenai praktik di tempat
kerja yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.

III. KESIMPULAN

Makalah ini telah mengkaji secara mendalam tentang pentingnya implementasi nilai-
nilai bela negara dan kepemimpinan Pancasila dalam konteks tempat kerja. Dari analisis yang
dilakukan, terlihat jelas bahwa penerapan nilai-nilai ini memiliki potensi besar untuk
meningkatkan kualitas interaksi serta efektivitas organisasi. Nilai-nilai Pancasila tidak hanya
berperan dalam memperkuat fondasi moral dan etika dalam organisasi, tetapi juga dalam
membentuk suatu lingkungan kerja yang inklusif, adil, dan produktif.

Implementasi nilai-nilai bela negara dan kepemimpinan Pancasila di tempat kerja


memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan pendidikan, keteladanan dari pemimpin,
kebijakan yang mendukung, serta evaluasi dan peningkatan berkelanjutan. Melalui penerapan
strategi-strategi ini, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak hanya produktif
tetapi juga harmonis dan patrioatis, selaras dengan ideologi bangsa Indonesia.

Pendidikan dan pelatihan terus-menerus terbukti menjadi kunci dalam memastikan


semua anggota organisasi memahami dan menginternalisasi nilai-nilai ini. Pendidikan tidak
hanya sebatas penyampaian nilai, tetapi juga aplikasinya dalam situasi nyata di tempat kerja,
yang memungkinkan karyawan untuk menerjemahkan nilai-nilai tersebut ke dalam keputusan
dan tindakan sehari-hari.

Kepemimpinan yang berorientasi pada nilai-nilai Pancasila menjadi sangat kritikal.


Pemimpin yang menampilkan dan mempraktikkan nilai-nilai ini secara konsisten cenderung
membawa dampak yang positif pada perilaku karyawan, yang pada gilirannya menciptakan
standar operasional yang lebih tinggi dalam praktik kerja sehari-hari.

Integrasi nilai-nilai ini dalam kebijakan dan praktik organisasi juga sangat penting.
Organisasi harus secara aktif mengimplementasikan kebijakan yang mendukung keadilan,
kesetaraan, dan kolaborasi, sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Kebijakan ini harus
mencerminkan komitmen terhadap keberagaman dan inklusi, mengikuti semangat Bhinneka
Tunggal Ika.

Akhirnya, evaluasi dan peningkatan berkelanjutan dari cara nilai-nilai ini diintegrasikan
dalam praktik sehari-hari adalah esensial. Ini memastikan bahwa organisasi tidak hanya tetap
relevan dengan perubahan kondisi sosial dan bisnis, tetapi juga tetap setia pada prinsip dasar
negara.

Dengan memahami dan menerapkan strategi-strategi ini, tempat kerja tidak hanya akan
menjadi lebih harmonis dan efektif, tetapi juga menjadi contoh dari aplikasi nyata nilai-nilai
bela negara dan kepemimpinan Pancasila dalam kehidupan modern. Karyawan yang merasa
dihargai dan diperlakukan dengan adil cenderung lebih loyal dan produktif, membuktikan
bahwa investasi dalam nilai-nilai ini tidak hanya baik secara moral, tetapi juga praktis secara
bisnis.

Anda mungkin juga menyukai