Anda di halaman 1dari 10

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT NEGARA DAN KAITANNYA

DENGAN KONTEKS UUD 1945

Warda Dwiyanti
(23111046)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS YAPIS PAPUA
2023
PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT NEGARA DAN KAITANNYA
DENGAN KONTEKS UUD 1945

Warda Dwiyanti
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Yapis Papua

Abstrak
Abstrak: Saat ini, Mahasiswa dan masyarakat umum sering mengalami perbedaan
persepsi dan interpretasi terkait dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini dipengaruhi
oleh faktor sosial, budaya, pendidikan, dan pengalaman pribadi yang
mempengaruhi pemahaman dan internalisasi prinsip-prinsip Pancasila. Penelitian
ini menggunakan metode kajian pustaka dengan fokus pada artikel jurnal dan
buku yang berkaitan dengan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa solusi untuk masyarakat dengan persepsi
dan interpretasi yang berbeda terhadap nilai Pancasila adalah dengan memperkuat
pendidikan dan dialog lintas budaya guna meningkatkan pemahaman mendalam
terhadap prinsip-prinsip Pancasila. Selain itu, kampanye edukasi perlu
ditingkatkan untuk mengatasi kurangnya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari. Terkait kritik terhadap implementasi Pancasila dalam
UUD 1945, diperlukan evaluasi dan revisi menyeluruh terhadap UUD 1945 untuk
memastikan kesesuaian dan relevansinya dengan tuntutan zaman dan kebutuhan
masyarakat, agar Pancasila tetap menjadi landasan negara yang relevan dan
efektif.
Kata Kunci : Pancasila, Filsafat, UUD 1945
PENDAHULUAN

Pancasila adalah falsafah atau ideologi dasar negara Indonesia yang memuat lima prinsip
utama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sebagai
landasan dan panduan negara, Pancasila tidak hanya mencerminkan nilai-nilai dasar yang
dipercayai oleh bangsa Indonesia, tetapi juga merupakan hasil kompromi dan refleksi atas
keberagaman sosial, budaya, dan agama yang ada di Indonesia. Pancasila tidak hanya bersifat
teoretis, tetapi juga aplikatif, membimbing segala tindakan individu, masyarakat, dan
pemerintah Indonesia dalam mencapai keadilan, persatuan, dan kesejahteraan.

Di sisi lain, Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) adalah konstitusi Indonesia yang
menjadi landasan hukum dan perundangan tertinggi negara. UUD 1945 merupakan hasil
konsensus dan perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan dan mengatur
negara. UUD 1945 menegaskan dan mencantumkan prinsip-prinsip negara, hak dan kewajiban
warga negara, struktur pemerintahan, dan sistem politik Indonesia. Selaras dengan Pancasila,
UUD 1945 mencerminkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan negara,
memberikan legitimasi kepada kebijakan-kebijakan pemerintah, dan mengarahkan arah
pembangunan nasional.

Keterkaitan antara Pancasila dan UUD 1945 sangat erat. Pancasila sebagai falsafah negara
menjadi landasan moral dan etika yang menginspirasi pembentukan UUD 1945. Nilai-nilai
Pancasila tercermin dalam berbagai pasal-pasal UUD 1945, menegaskan prinsip-prinsip
demokrasi, keadilan sosial, hak asasi manusia, dan persatuan bangsa. Oleh karena itu,
memahami Pancasila sebagai filsafat negara dan kaitannya dengan UUD 1945 adalah krusial
untuk membangun bangsa Indonesia yang adil, beradab, dan sejahtera.

Pancasila, sebagai falsafah atau ideologi dasar negara Indonesia, memiliki akar yang dalam
dalam sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang tumbuh di tengah masyarakat Indonesia. Pancasila
memiliki lima prinsip utama yang menjadi landasan dan panduan bagi negara, yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan
Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Namun, keberagaman budaya, agama, dan latar
belakang sosial di Indonesia menyebabkan adanya interpretasi dan persepsi yang berbeda
terkait dengan nilai-nilai Pancasila. Beberapa kelompok masyarakat mungkin memiliki
pemahaman yang bervariasi terkait dengan signifikansi dan implementasi masing-masing
prinsip Pancasila.

Dalam konteks Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945), Pancasila menjadi bagian integral
dari struktur hukum Indonesia. UUD 1945 adalah konstitusi tertinggi yang mencerminkan dan
menjamin implementasi nilai-nilai Pancasila dalam sistem pemerintahan dan tatanan negara.
Meskipun demikian, munculnya beragam interpretasi dan persepsi yang berbeda terhadap
Pancasila juga mempengaruhi pemahaman terkait dengan implementasinya dalam UUD 1945.
Hal ini menimbulkan kritik dan evaluasi terhadap bagaimana nilai-nilai Pancasila tercermin
dalam praktek pemerintahan, kebijakan publik, dan kehidupan masyarakat, serta menggugah
perdebatan penting mengenai penyempurnaan implementasi Pancasila dalam konteks UUD
1945.

Salah satu tantangan utama adalah perbedaan persepsi dan interpretasi masyarakat terhadap
nilai-nilai Pancasila. Masyarakat Indonesia memiliki latar belakang budaya, agama, dan
pendidikan yang beragam, sehingga pemahaman terhadap arti dan aplikasi nilai-nilai Pancasila
dapat bervariasi. Keterbatasan pemahaman ini sering mengakibatkan kurangnya kesatuan
dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kurangnya
implementasi ini juga disebabkan oleh rendahnya kesadaran dan pendidikan tentang
Pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam membentuk karakter dan tatanan masyarakat yang adil,
inklusif, dan beradab. Selain itu, implementasi nilai-nilai Pancasila dalam UUD 1945 juga
mendapatkan kritik, baik dari aspek formulasi hingga implementasinya dalam kebijakan.
Beberapa pihak menganggap bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila dalam UUD 1945 tidak
optimal dan perlu direvisi untuk memastikan kesesuaian dan relevansinya dengan tuntutan
zaman serta tantangan kontemporer.

Pemahaman yang mendalam tentang Pancasila sebagai Filsafat Negara dan kaitannya dengan
UUD 1945 adalah penting untuk memastikan pemahaman yang seragam dan keselarasan dalam
implementasinya di masyarakat. Hal ini membutuhkan upaya kolaboratif dari pemerintah,
institusi pendidikan, organisasi masyarakat, dan masyarakat luas untuk memperkuat edukasi,
dialog, dan kesadaran terhadap nilai-nilai Pancasila dan mempromosikan aplikasi yang
konsisten dalam kehidupan sehari-hari serta dalam struktur hukum negara Indonesia.
METODE PENELITIAN

Penelitian ini fokus pada pemahaman mahasiswa mengenai Pancasila sebagai Filsafat
Negara dan hubungannya dengan UUD 1945. Kajian pustaka utamanya berfokus pada artikel
jurnal dan buku yang terkait dengan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN). Poin
inti dari penelitian adalah urgensi untuk memahami konsep-konsep abstrak dan kompleks
dalam Pancasila, seperti sila-sila, nilai-nilai, dan prinsip-prinsipnya. Analisis pustaka
mencakup berbagai artikel jurnal dan buku yang dianalisis secara cermat sesuai dengan
permasalahan yang akan dibahas, seperti beragam persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai
Pancasila, kurangnya implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, dan
kritik terhadap implementasi Pancasila dalam UUD 1945. Melalui analisis mendalam terhadap
pustaka yang digunakan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa
masukan dan solusi terhadap tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia..

PEMBAHASAN

Masyarakat Indonesia memiliki keanekaragaman budaya, agama, dan latar belakang sosial
yang melahirkan interpretasi dan persepsi yang bervariasi terhadap nilai-nilai Pancasila. Salah
satu permasalahan utama adalah adanya perbedaan dalam memahami konsep dan prinsip-
prinsip Pancasila (Efendi, 2020). Beberapa kelompok masyarakat mungkin memiliki
interpretasi yang berbeda terkait dengan makna dan urgensi dari masing-masing sila serta nilai-
nilai yang terkandung di dalamnya. Hal ini dapat menjadi sumber konflik atau ketegangan di
masyarakat, menghambat pencapaian persatuan dan kesejahteraan bersama yang diinginkan
oleh Pancasila. (Nando, 2021)

Selain itu, implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara juga
menghadapi tantangan serius. Meskipun Pancasila diakui sebagai falsafah negara, belum
semua aspek kehidupan bermasyarakat mencerminkan nilai-nilai Pancasila dengan baik.
Keterbatasan pendidikan, kurangnya kesadaran, dan kepentingan pribadi yang bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila sering kali menjadi faktor penyebab kurangnya penerapan ini.
(Raymond, 2021) Hal ini mengakibatkan ketidakadilan sosial, ketimpangan ekonomi, dan
penyalahgunaan kekuasaan yang bertentangan dengan semangat Pancasila yang seharusnya
mengedepankan keadilan dan kebersamaan.
Kritik terhadap implementasi Pancasila dalam UUD 1945 juga menjadi bagian penting dari
permasalahan ini. Beberapa pihak menganggap bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila
dalam struktur dan prinsip-prinsip UUD 1945 masih memiliki celah dan ambiguitas yang dapat
dimanfaatkan secara negatif. (Indira, 2021) Kritik ini termasuk evaluasi terhadap efektivitas
kebijakan dan hukum yang bermuara pada nilai-nilai Pancasila serta potensi penyesuaian yang
diperlukan dalam UUD 1945 agar lebih sesuai dengan dinamika dan tuntutan zaman.

Perbedaan persepsi dan interpretasi terhadap nilai-nilai Pancasila di lingkungan masyarakat


Indonesia merupakan tantangan yang membutuhkan pendekatan komprehensif untuk
membangun pemahaman yang seragam (Octavian 2018). Salah satu solusi penting adalah
memperkuat pendidikan Pancasila di seluruh tingkatan pendidikan, dari sekolah dasar hingga
perguruan tinggi. Pendidikan yang komprehensif dan menyeluruh tentang Pancasila dapat
membentuk pemahaman yang mendalam dan konsisten terhadap nilai-nilai Pancasila,
memastikan bahwa masyarakat memiliki fondasi pemahaman yang sama (Jiwandono, 2019).
Selain itu, pendekatan lintasbudaya dalam pendidikan dapat mempromosikan penghargaan
terhadap keragaman dan membantu mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam konteks
kehidupan yang beragam. Sosialisasi yang efektif juga diperlukan untuk memerangi perbedaan
persepsi. Pemerintah, bersama dengan organisasi masyarakat, perlu melaksanakan kampanye
penyadaran yang memfokuskan pada nilai-nilai Pancasila. Kampanye ini harus dirancang
untuk mencakup segala lapisan masyarakat, termasuk kelompok-kelompok yang memiliki
persepsi berbeda terhadap Pancasila (Anggraeni, 2021) . Informasi dan pemahaman yang lebih
baik tentang makna dan implikasi Pancasila dapat meminimalkan kesalahpahaman dan
mengatasi perpecahan yang mungkin terjadi dalam masyarakat. Selain itu, dialog dan forum
diskusi yang terbuka harus digalakkan untuk membahas perbedaan persepsi. Mengadakan
diskusi terbuka dan inklusif di masyarakat di tingkat lokal, nasional, maupun digital dapat
menjadi sarana untuk membangun pengertian bersama tentang Pancasila (Takiddin, 2017).
Melibatkan para pemangku kepentingan dari berbagai latar belakang membantu memunculkan
sudut pandang yang beragam, dan mencari titik temu yang membangun kesepahaman tentang
nilai-nilai Pancasila. Perbedaan persepsi dan interpretasi terhadap nilai-nilai Pancasila di
lingkungan masyarakat Indonesia merupakan tantangan yang membutuhkan pendekatan
komprehensif untuk membangun pemahaman yang seragam (Utami, 2022). Salah satu solusi
penting adalah memperkuat pendidikan Pancasila di seluruh tingkatan pendidikan, dari sekolah
dasar hingga perguruan tinggi. Pendidikan yang komprehensif dan menyeluruh tentang
Pancasila dapat membentuk pemahaman yang mendalam dan konsisten terhadap nilai-nilai
Pancasila, memastikan bahwa masyarakat memiliki fondasi pemahaman yang sama. Selain itu,
pendekatan lintasbudaya dalam pendidikan dapat mempromosikan penghargaan terhadap
keragaman dan membantu mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam konteks kehidupan
yang beragam (Halimatus, 2020). Sosialisasi yang efektif juga diperlukan untuk memerangi
perbedaan persepsi. Pemerintah, bersama dengan organisasi masyarakat, perlu melaksanakan
kampanye penyadaran yang memfokuskan pada nilai-nilai Pancasila. Kampanye ini harus
dirancang untuk mencakup segala lapisan masyarakat, termasuk kelompok-kelompok yang
memiliki persepsi berbeda terhadap Pancasila (Wendy 2018). Informasi dan pemahaman yang
lebih baik tentang makna dan implikasi Pancasila dapat meminimalkan kesalahpahaman dan
mengatasi perpecahan yang mungkin terjadi dalam masyarakat. Selain itu, dialog dan forum
diskusi yang terbuka harus digalakkan untuk membahas perbedaan persepsi (Sekar, 2022).
Mengadakan diskusi terbuka dan inklusif di masyarakat di tingkat lokal, nasional, maupun
digital dapat menjadi sarana untuk membangun pengertian bersama tentang Pancasila.
Melibatkan para pemangku kepentingan dari berbagai latar belakang membantu memunculkan
sudut pandang yang beragam, dan mencari titik temu yang membangun kesepahaman tentang
nilai-nilai Pancasila (Fatma, 2022).

Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah suatu
tantangan yang kompleks namun sangat penting bagi kemajuan dan stabilitas Indonesia. Salah
satu solusi kunci adalah memperkuat peran pendidikan sebagai fondasi utama dalam
membentuk karakter dan kesadaran berbangsa yang mengakar pada nilai-nilai Pancasila.
Pendidikan yang mendalam tentang Pancasila harus dimulai sejak dini di lembaga pendidikan
formal, sehingga generasi muda memahami betapa vitalnya mempraktikkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari (Wulandari 2022). Pendidikan ini harus melampaui
aspek teoretis, lebih mendalam pada pemahaman praktis dan aplikatif, sehingga masyarakat
dapat menerjemahkan nilai-nilai Pancasila dalam tindakan nyata. Selain pendidikan, partisipasi
aktif masyarakat juga penting dalam mengatasi tantangan ini. Masyarakat perlu didorong dan
didukung untuk terlibat dalam kegiatan dan program yang mempromosikan nilai-nilai
Pancasila, seperti kegiatan gotong royong, kegiatan sosial, dan aksi sukarela. Pemerintah dan
lembaga terkait harus menciptakan lingkungan yang mendorong partisipasi dan keterlibatan
aktif masyarakat untuk memastikan penerapan nilai-nilai Pancasila yang lebih efektif dan luas.
Selanjutnya, perlu ada koordinasi dan sinergi yang lebih baik antara pemerintah, lembaga
pendidikan, organisasi masyarakat, dan sektor swasta untuk mencapai implementasi nilai-nilai
Pancasila yang konsisten. Kolaborasi yang erat dapat menghasilkan program-program yang
holistik dan terintegrasi, dengan tujuan membangun kesadaran kolektif dan kesepahaman yang
kuat terhadap nilai-nilai Pancasila. Dalam hal ini, komunikasi dan koordinasi yang efektif di
antara berbagai pihak adalah kunci untuk mencapai tujuan bersama dalam menerapkan nilai-
nilai Pancasila (Handak, 2021). Mengatasi tantangan dalam implementasi nilai-nilai Pancasila
juga membutuhkan upaya untuk membangun kesadaran dan kepatuhan yang tinggi terhadap
nilai-nilai tersebut. Pendidikan dan kampanye sosial yang fokus pada pentingnya nilai-nilai
Pancasila dalam membentuk karakter dan tatanan sosial masyarakat perlu terus ditingkatkan.
Pembentukan kesadaran ini harus melibatkan semua lapisan masyarakat, termasuk pemimpin
masyarakat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat, untuk memastikan pesan-nilai Pancasila
disampaikan secara luas dan diterima dengan baik oleh seluruh masyarakat. Selain itu,
pemantauan dan penilaian terhadap implementasi nilai-nilai Pancasila di berbagai aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara juga sangat penting (Ilham Syarif, 2018). Badan-badan
pengawas dan lembaga penelitian harus memainkan peran dalam menilai sejauh mana nilai-
nilai Pancasila diakomodasi dalam kebijakan, peraturan, dan tindakan pemerintah. Hasil
evaluasi ini harus digunakan untuk menyusun rencana perbaikan dan penyempurnaan,
sehingga implementasi nilai-nilai Pancasila dapat menjadi lebih efektif dan membumi dalam
kehidupan masyarakat. Implementasi Pancasila sebagai falsafah negara dalam UUD 1945
adalah kunci untuk mewujudkan visi dan misi Indonesia sebagai negara yang adil, demokratis,
dan berkeadilan sosial. Namun, kritik terhadap implementasi Pancasila dalam UUD 1945
menyoroti celah dan tantangan yang perlu diatasi agar nilai-nilai Pancasila dapat tercermin
sepenuhnya dalam tatanan negara. Salah satu solusi esensial adalah melakukan revisi UUD
1945 secara bijak dan proporsional. Revisi ini harus mempertimbangkan perkembangan
zaman, aspirasi masyarakat, dan kebutuhan akan kejelasan hukum. Dalam proses revisi,
keterlibatan seluruh lapisan masyarakat, akademisi, dan ahli hukum sangat diperlukan agar
perubahan yang dihasilkan benar-benar mewakili semangat dan tujuan awal Pancasila.
Penguatan lembaga pengawas dan penegak hukum juga adalah langkah krusial dalam
menanggapi kritik terhadap implementasi Pancasila. Membangun sistem pengawasan yang
kuat, transparan, dan independen akan membantu memitigasi potensi penyalahgunaan atau
penyimpangan terkait dengan implementasi nilai-nilai Pancasila. Penegakan hukum yang tegas
dan adil perlu diupayakan untuk memastikan bahwa setiap pelanggaran terhadap nilai-nilai
Pancasila mendapatkan respons yang sesuai, dan memberikan contoh bagi masyarakat tentang
pentingnya mematuhi prinsip-prinsip Pancasila. Pendidikan dan kesadaran masyarakat juga
menjadi bagian integral dari solusi. Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya Pancasila
sebagai landasan negara dan bagaimana implementasinya dalam kebijakan publik dapat
membantu memitigasi kritik dan membangun dukungan masyarakat yang kuat terhadap nilai-
nilai Pancasila. Kesadaran ini harus mencakup pemahaman mendalam tentang kaitan erat
antara Pancasila dan UUD 1945, sehingga masyarakat dapat memahami mengapa
implementasi Pancasila di dalam UUD 1945 penting dan perlu dijaga secara konsisten. Dengan
mengambil langkah-langkah ini, diharapkan kritik-kritik konstruktif terhadap implementasi
Pancasila dalam UUD 1945 dapat diatasi, dan nilai-nilai luhur ini dapat menjadi panduan yang
lebih kuat dalam membimbing bangsa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

PENUTUP
Kesimpulan
Solusi untuk masyarakat yang memiliki persepsi dan interpretasi yang berbeda terhadap nilai
Pancasila adalah memperkuat pendidikan dan dialog lintas budaya untuk meningkatkan
pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip Pancasila. Untuk mengatasi kurangnya
penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perlu adanya
kampanye edukasi yang luas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Terkait kritik
terhadap implementasi Pancasila dalam UUD 1945, diperlukan evaluasi dan revisi yang
komprehensif terhadap UUD 1945 untuk memastikan kesesuaian dan relevansinya dengan
tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat, menjaga agar Pancasila tetap relevan dan efektif
sebagai landasan negara.
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Yusuf, and Halimatus Sa’diyah. "Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam lembaga
pendidikan." JPK (Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan) 5.1 (2020): 54-65.

Handak, Indira Syifa Karai, and Dinie Anggraeni Dewi. "Tinjauan Implementasi Nilai-Nilai
Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat." Journal of Education, Humaniora and Social
Sciences (JEHSS) 4.1 (2021): 340-347.

Jiwandono, Ilham Syahrul, and Iswahyu Nurbeni. "Persepsi mahasiswa terhadap fungsi
Pancasila sebagai weltanschauung dalam upaya mengatasi merosotnya nilai kebangsaan."
ELSE (Elementary School Education Journal): Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah
Dasar 3.2 (2019): 35-42.

Nando, Raymond Kelvin, and Jagad Aditya Dewantara. "Persepsi Antroposentrisme Pancasila
dan Implikasinya dalam Masyarakat Indonesia." Jurnal Kewarganegaraan 7.1 (2023): 929-935.

Octavian, Wendy Anugrah. "Urgensi memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai


pancasila dalam kehidupan sehari-hari sebagai sebuah bangsa." Jurnal Bhinneka Tunggal Ika
5.2 (2018): 125.
Takiddin, Takiddin. "Persepsi Mahasiswa Terhadap Eksistensi Pancasila di Era Globalisasi."
Primary Education Journal (PEJ) 1.1 (2017): 31-36.
Utami, Sekar Gesti Amalia, and Fatma Ulfatun Najicha. "Kontribusi mahasiswa sebagai
agent of change dalam penerapan nilai-nilai Pancasila pada kehidupan bermasyarakat." De
Cive: Jurnal Penelitian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2.3 (2022): 96-101.
Wulandari, Novia. Persepsi masyarakat tentang penerapan nilai-nilai pancasila terhadap
organisasi pemuda pancasila di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai. Diss. UNIMED,
2012.

Anda mungkin juga menyukai