PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA
KOTA DENPASAR
TENTANG
PENETAPAN PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI PEMULASARAAN
JENAZAH PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA
KOTA DENPASAR
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Rumah sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya
Kota Denpasar
2. Instalasi Pemulasaraan Jenazah (IPJ) adalah suatu
bagian/unit/divisi atau fasilitas di rumah sakit, tempat
penyelenggararaan semua kegiatan pekerjaan pemulasaraan
jenazah yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu
sendiri.
3. Standar Pemulasaraan jenazah adalah pedoman untuk
melakukan Pekerjaan Pemulasaraan jenazah di rumh sakit.
4. Pelayanan Pemulasaraan Jenazah adalah suatu proses
pengurusan jenazah dari penjemputan jenazah ke ruangan,
memandikan jenazah, penitipan jenazah hinga embaling
jenzah.
5. Fasilitas Pemulasaraan Jenazah adalah sarana yang
digunakan untuk melakukan proses pemulasaraan jenazah.
6. Jenazah adalah setiap orang yang sudah dinyatakan
meninggal, memilik tanda kematian biologis dan sudah
memiliki surat kematian yang dikeluarkan oleh rumah sakit.
Pasal 2
Pedoman Pelayanan Instalasi Peulasaraan Jenazah digunakan
oleh rumah sakit sebagai acuan dalam melaksanakan tata kelola
proses Pemlasaraan Jenazah pada Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya Kota Denpasar
Pasal 3
Ruang lingkup Pedoman Pelayanan Farmasi meliputi :
1. Pendahuluan
2. Standar Ketenagaan
3. Standar Fasilitas
4. Tatalaksana Pelayanan
5. Logistik
6. Keselamatan Pasien
7. Keselamatan Kerja
8. Pengendalian Mutu
Pasal 4
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pedoman Pelayanan Instalasi
Pemulasaraan Jenazah Pada Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya Kota Denpasar tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur ini
Pasal 5
Pada saat Peraturan Direktur ini mulai berlaku, Keputusan
Direktur Nomor 188.45/330/RSUDW/2018 tentang
Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Instalasi Pemulasaraan
Jenazah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota
Denpasar dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
Pasal 6
Ditetapkan di Denpasar
Pada tanggal, 7 Juli 2022
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA
KOTA DENPASAR,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Pelayanan pemulasaraan jenazah adalah pelayanan atau
penanganan yang dilakukan pada jenazah pasien yang dirawat di
rumah sakit maupun pasca bencana. Penyimpanan jenazah harus
dilakukan sebaik-baiknya sebelum dikuburkan sebagai penghormatan
pada korban. Pemulasaraan jenazah tidak dapat diakses langsung oleh
masyarakat. Tersedianya standar pelayanan pemulasaraan jenazah di
rumah sakit yang dapat dipakai sebagai acuan oleh rumah sakit dalam
memberikan mutu pelayanan yang baik bagi korban mati dan
keluarganya.
Secara khusus penanganan jenazah sangat penting guna
mengurangi risiko infeksi nosokomial. Proses penanganan di RSUD
Wangya meliputi penempatan sementara, penitipan, dan pengawetan
sampai diperlihatkan ke keluarga.
Salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan di RSUD
Wangaya adalah melalui pemberian pelayanan yang profesional, bemutu
dan aman.
B. Latar Belakang
Di RSUD Wangaya Denpasar, instalasi pemulasaraan jenazah berada
di bagian belakang sebelah barat dimana alur untuk penanganan
pelayanan pemulasaraan jenazah sudah diatur. Pemulasaraan jenazah di
instalasi pemulasaraan jenazah tidak bisa dilalui oleh orang yang tidak
berkepentingan. Lalu lintas hanya bias dilalui oleh petugas Instalasi
pemulasaraan jenazah.
Pemulasaraan jenazah suatu rumah sakit bukanlah satu satunya
pintu keluar pasien. Masih terdapat pintu keluar lain yaitu pintu
kesembuhan dan pintu transisi. Walaupun pemulasaraan jenazah
merupakan bagian final keluarnya pasien yang telah benar – benar tanpa
nyawa/ ruh. Penanganan untuk jenazah yang dilakukan oleh RSUD
Wangaya Denpasar melakukan perawatan sebelum diperlihatkan kepada
keluarga, pemulasaraan, dan penitipan. Di pemulasaraan jenazah
diperlukan seorang tenaga kesehatan (doktor, perawat, dll) yang
mempunyai kemampuan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi
sehingga selalu disiplin dalam penggunaan APD.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang khas terjadi atau didapat di
rumah sakit. Infeksi ini telah dikenal sejak lama. Permasalahan yang terjadi
akibat infeksi nosokomial sangatlah kompleks dan dapat menyebabkan
kerugian bagi pasien maupun bagi rumah sakit. Mengingat bahwa
penularan penyakit dapat melalui udara, percikan dan kontak, sehingga
indicator kejadian infeksi nosokomial menjadi penting untuk diperhatikan.
Selanjutnya salah satu upaya untuk menekan kejadian infeksi nosokomial
adalah dengan melakukan standar pemulasaraan jenazah yang baik. Selain
itu pengetahuan dan perilaku petugas kesehatan juga mernpunyai peran
yang sangat penting. Petugas pemulasaraan jenazah wajib menjaga
kesehatan dan keselamatan dirinya dan orang lain(pasien dan pengunjung)
serta bertanggung jawab sebagai pelaksana kebijakan yang telah
ditetapkan oleh rumah sakit.
.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya Kota Denpasar untuk dapat melaksanakan pelayanan
jenazah dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman pelaksanaan pelayananan di pemulasaraan
jenazah yang merupakan salah satu upaya rumah sakit dalam
mencegah infeksi nosokomial.
b. Mencegah terjadinya infeksi pada petugas kesehatan, pasien,
keluarga dan masyarakat.
c. Sebagai pedoman kerja untuk melaksanakan pelayanan jenazah
sebelum ditunjukkan dan dibawa pulang oleh keluarga..
d. Sebagai panduan dalam meminimalisasi kemungkinan untuk
terjadinya infeksi silang.
D. Ruang Lingkup
Penggunaan pedoman ini diterapkan kepada petugas instalasi
pemulasaraan jenazah. Yang diharapkan menerapkan pelayanan jenazah
sesuai prosedur. Sehingga dapat meningkatan mutu pelayanan
pemulasaraan jenazah dan menghindari adanya infeksi silang
E. Batasan Operasional
Sebagai acuan RSUD Wangaya Denpasar dalam memberikan mutu
pelayanan yang baik bagi keluarga dan pasien. Jenazah secara etis
diperlakukan penghormatan sebagaimana manusia, karena ia adalah
manusia. Martabat kemanusiaan ini adalah perawatan kebersihan
sebagaimana kepercayaan agama/adatnya. Perlakuan sopan dan tidak
merusak badan, termasuk kerahasiannya. Oleh karena itu pemulasaraan
jenazah harus bersih dan bebas dari kontaminasi khususnya hal yang
membahayakan petugas, aman bagi petugas yang bekerja, termasuk
terhadap resiko penularan jenazah terinfeksi karena penyakit mematikan.
F. Landasan Hukum
1. UU No. 23 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.
3. Permenkes RI No. 24 tahun2016 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit
4. Permenkes RI No 27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
5. Permenkes RI No. 7 tahun 2019 tentang kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit.
6. Permenkes RI No. 45 tahun 2019 tentang klasifikasi organisasi rumah
sakit di lingkungan kementerian kesehatan
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 4 tahun 2019 tentang standar
teknis pemenuhan mutu pelayanan dasar pada standar pelayanan
minimal bidang kesehatan
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 47 tahun 2021 tentang
penyelenggaraan bidang perumahsakitan
9. Kepmenkes RI No. HK.01.07/MENKES/4834/2021 Tentang Protokol
penatalaksanaan Pemulasaraan dan Pemakaman Jenazah Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19)
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
1. Kepala Instalasi pemulasaraan jenazah
a. Tugas Pokok
Menyelenggarakan kegiatan pemulasaraan jenazah. Memberikan
masukan kepada Wakil Direktur Penunjang dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia tentang kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan tugas pokoknya.
b. Fungsi
Memimpin proses pelayanan pemulasaraan jenazah sesuai dengan
standard
c. Wewenang dan Tanggung Jawab
Mengembangkan kemampuan petugas di Instalasi Pemulasaraan
Jenazah; Mengkoordinir, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan di Instalasi Pemulasaraan Jenazah; dan Bertanggung jawab
kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar
melalui Wakil Direktur Penunjang.
d. Uraian Tugas
1) Merencanakan Kegiatan Pemulasaraan Jenazah;
2) Merencanakan pengembangan sarana dan prasarana pada instalasi
pemulasaraan jenazah
3) Membuat program kerja Instalasi Pemulasaraan Jenazah;
4) Merencanakan kebutuhan SPO di Instalasi Pemulasaraan Jenazah ;
5) Merencanakan kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan pada
Instalasi Pemulasaraan Jenazah ;
6) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan Pemulasaraan Jenazah;
7) Mengkoordinir pengawasan pelaksanaan kegiatan Instalasi
Pemulasaraan Jenazah;
8) Mengkoordinir penyusunan laporan kegiatan Instalasi
Pemulasaraan Jenazah;
9) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh atasan;
C. Pengaturan Jaga
1. Kepala Instalasi Pemulasaraan Jenazah bekerja mulai pkl. 07.30-15.00
WITA.
2. Petugas Instalasi Pemulasaraan Jenazah akan melakukan pengambilan
jenazh maksimal 2 jam dari laporan/panggilan adanya kematian dari
ruangan dan luar rumah sakit.
3. Jadwal dibagi menjadi 3 shift yaitu, shift pagi (pkl. 08:00-14:00), shift sore
(14:00-20:00) dan shift malam (20:00-08:00).
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah
1. Lantai I (Lampiran 1)
2. Lantai II (Lampiran 2)
B. Standar Fasilitas
Sarana fisik dan peralatan sangat mempengaruhi efisien kerja dan
pelayanan instalasi pemulasaraan jenazah.Mengingat tugas pokok instalasi
pemulasaraan jenazah adalah melayani pasien yang sudah meninggal dengan
atau tanpa penyakit menular, maka diperlukan sarana dan prasarana yang
memadai. Guna mencegah infeksi silang.
1. Bangunan
Bangunan disesuaikan dengan kapasitas Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya Denpasar
2. Lokasi
Lokasi jauh dari lalu lintas utama rumah sakit karena berdampak pada
efisiensi kerja dan meningkatkan pengendalian infeksi, yaitu dengan cara
meminimalkan terjadinya kontaminasi. Area tertutup tidak dapat diakses oleh
orang yang tidak berkepentingan.
3. Syarat Instalasi pemulasaraan jenazah
Pada prinsipnya pemulasaraan jenazah berada di tempat yang jauh dari lalu
lintas perawatan pasien untuk menghindari terjadinya kontaminasi dan
sesuai dengan alur kerja.
4. Kebersihan ruangan
a. Setiap hari lantai dan permukaan harus dibersihkan
b. Lakukan dekontaminasi permukaan setelah selesai kegiatan
c. Secara teratur dilakukan pembersihan besar yang disesuaikan dengan
jadwal pembersihan Instalasi pemulasaraan jenazah
5. Sarana fisik dan peralatan instalasi pemulasaraan jenazah
Di pemulasaraan jenazah tempat tidur untuk perawatan pasien sebelum
ditunjukkan kepada keluarga.Terdapat troli untuk menempatkan alat – alat yang
dibutuhkan untuk pelayanan jenazah. Terdapat freezer/kulkas dan peti untuk
penitipan jenazah, Terdapat brankar untuk memindahkan jenazah dari rumah
sakit ke mobil jenazah. Di dalam pemulasaraan jenazah terdapat lemari
penyimpanan APD dan kranjang atau box untuk meletakkan APD yang telah
dipakai untuk perawatan jenazah yang nantinya akan dibawa ke ruang laundry.
Terdapat wastafel dan antiseptic serta handwash untuk petugas mencuci tangan
setelah menyiapkan jenazah. Peralatan yang diperlukan di pemulasaraan
jenazah antara lain:
a. Peralatan antropometri
b. System komunikasi internal dan eksternal
c. Sarung tangan pendek dan panjang
d. Sarung tangan karet
e. Spatu karet boot
f. Apron plastik
g. Masker
h. Kacamata google
i. Tutup kepala
j. Surat administrasi
k. Surat kematian
l. Kantung jenazah
m. Peti jenazah
n. Label jenazah
o. Senter
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
SURAT KEMATIAN
JENAZAH MASUK
JENAZAH DI JEMPUT OLEH KAMAR JENAZAH
PETUGAS JENAZAH DARI
RUANG PERAWATAN
DENGAN TANPA
DENGAN TANPA PROSEDUR PROSEDUR
PENDINGIN/C PENDINGIN/C INVANSIF INVANSIF
OOLING OOLING/PETI FORMALIN
FORMALIN
PETUGAS
MELAKUKAN
DENGAN TANPA TINDAKAN
PROSEDUR PROSEDUR INVANSIF
INVANSIF INVANSIF FORMALIN
FORMALIN FORMALIN
PETUGAS
MELAKUKAN
TINDAKAN
INVANSIF
FORMALIN
1. Pasien dari instalasi lain dan luar yang sudah dinyatakan meninggal
(jenazah), sudah mendapatkan surat kematian dan administrasi
selama perawatan sudah lunas, dijemput oleh petugas dengan kereta
jenazah paling lambat 2 jam setelah pemberitahuan pertama dari
instalasi terkait. Petugas kamar jenazah melakukan pencocokan
identitas jenazah dari surat kematian denga gelang identitas.
2. Di pemulasaraan jenazah dilakukan pemeriksaan/ pencocokan
kembali identitas jenazah guna menentukan lebel jenazah yang akan
digunakan. Lebel hitam untuk jenazah tanpa identitas, lebel merah
untuk jenazah infeksius, lebel kuning untuk jenazah dengan kematian
tidak wajar (pembunuhan, kecelakaan, keracunan, bunuh diri,
penganiyayan dll) kematian tidak wajar wajib dilakukan visum luar
dan melaporkan kepihak yang berwajib dan lebel hijau untuk jenazah
dengan kematian normal.
3. Di pemulasaraan jenazah dilakukan perawatan sebelum ditunjukkan
kepada keluarga. Kepala diberi tali kassa sampai mulut jenazah
tertutup. Tangan diposisikan diatas perut kemudian pergelangan
tangan ditali. Kemudian diantara jempol kaki diselipkan kassa dan
ditali kembali. Setelah posisi dan keadaan jenazah sudah dirapikan,
keluarga dipanggil untuk melihat keadaan jenazah dan menanyakan
kelanjutan dari jenazah apakah langsung dibawa pulang, diawetkan
atau dititipkan di RSUD Wangaya. Apabila jenazah langsung dibawa
pulang petugas jenazah menghubungi ambulan untuk mengantar
jenazah pulang, jika jenazah dititpkan dengan freezer keluarga
diwajibkan untuk mentaati aturan dimana freezer tidak dapat dibuka
kembali sebelum waktu pulang dan keluarga dilarang menaruh
makanan (punjung) didepan freezer, jika jenazah dititpkan diluar
freezer keluarga diwajibkan menggunakan peti dan jenazah
diwajibkan diformalin dengan mengajukan surat permohonan
formalin dan pemetian sehingga menerbitkan berita acara formalin
dan pemetian. Untuk jenazah infeksius atau berlebel merah wajib di
formalin apabila keluarga menolak keluarga menandatangani surat
penolakan.
4. Setelah dilakukan perawatan di pemulasaraan jenazah petugas
pemulasaraan jenazah memberikan surat kematian, surat penitipan,
surat pemetian dan surat pengawetan.
5. Saat pengurusan pemulangan jenazah diwajibkan keluarga yang
menandatangani surat penittipan untuk melakukan penjemputan
apabila ada halangan keluarga yang menitipkan wajib menyertakan
surat kuasa bermatrai 10000 dengan fotocopy KTP kedua belah pihak.
Keluarga membawa surat kematian dan surat penitipan ke ruang
administrasi rumah sakit untuk mengurus biaya perawatan,
pengawetan, dan penitipan selama di Rumah Sakit. Setelah
administrasi telah selesai, keluarga menunjukkan kepada petugas
instalasi pemulasaraan jenazah. Petugas melakukan validasi kembali
dengan mencocokan identitas jenazah pada surat penitipan dengan
identitaz pada lebel jenazah.
6. Untuk jenazah yg tidak dititip setelah administrasi lunas jenazah
diperbolehkan dibawa pulang dengan menggunakan kereta/brankar
khusus untuk jenazah menuju ke mobil jenazah rumah sakit.
A. Pengertian
Keseimbangan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.Hal ini termasuk asesmen resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau
situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm
(penyakit, cedera, cacat, kematian, dan lain-lain) yang tidak seharusnya
terjadi. (KKP-RS)
B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Selain itu sistem
keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar terciptan budaya
keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkannya akuntabilitas
rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian
tidak diharapkan di rumah sakit, dan terlaksananya program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak
diharapkan. (KKP-RS)
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA
KOTA DENPASAR,
PEMANDIAN
GUDANG
JENAZAH PENYIMPANAN
APD
WASTAFEL
F F F F F
R R R R R
E E E E E
E E E E E
Z Z Z Z Z
E E E E E
R R R R R
Lampiran 2: Denah Instalasi Pemulasaraan Jenazah lantai II
KANTOR/
TEMPAT ADMINISTRASI
KAMAR
MANDI PETUGAS