PENDAHULUAN
Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance)
Instansi Pemerintah dituntut harus dikelola dengan transaparan dan akuntabel. Agar Good
governance dapat dimplementasikan dengan baik, maka dibutuhkan komitmen dan
keterlibatan semua pihak, baik masyarakat maupun Pemerintah secara integral. Good
Governance yang efektif menuntut adanya koordinasi yang baik, professional, etos kerja dan
moral yang tinggi. Terselenggaranya good governance merupakan persayaratan utama untuk
mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan.
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, diperlukan pengembangan dan penerapan
system pertanggung jawaban yang tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan
pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna,
bersih dan bertanggung jawab untuk mencapai hal tersebut perlu adanya pengorganisasian
yang baik agar rumah sakit mencapai Visi dan Misi yang telah ditetapkan.
Organisasi secara umum, adalah sekumpulan orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama (J.R. Schermehorn). Sedangkan secara terperinci pengertian
organisasi adalah sebagai tempat atau wadah untuk orang berkumpul dan berkerja sama
secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin, dan terkendali, dalam memanfaatkan
sumber daya baik uang, metode, material, lingkungan, dan sarana-prasarana, data dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisen dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efesien maka jalur tanggung jawab, wewenang dan sistem koordinasi harus tertata dengan
baik sehingga struktur organisasi menjadi suatu keharusan. Dengan struktur organisasi yang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, program yang terstandar, responsive,
transparan dan akuntabel serta ketersediaan sumber daya manusia yang profesional serta
sarana dan prasarana kerja yang memadai maka tujuan organisasi akan dapat dicapai dengan
baik. Struktur organisasi rumah sakit yang dimaksud harus efektif, mudah beroperasi dan
tidak banyak birokrasi. Penetapan struktur organisasi ini dimaksudkan untuk bisa membagi
tugas pekerjaan, memberikan wewenang, melakukan pengawasan dan meminta
pertanggungjawaban. Mengingat organisasi rumah sakit sedikit berbeda dengan organisasi
pada umumnya.
Berdasarkan Undang - Undang Nomor 44 Tahun 2009 pasal 33 tentang rumah sakit,
setiap rumah sakit harus memiliki organisasi yang efektif, efisien dan akuntabel. Organisasi
rumah sakit paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit unsur
pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, SPI serta
administrasi umum dan keuangan.
Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit menyebutkan bahwa Pengaturan
Pedoman Organisasi Rumah Sakit bertujuan untuk mewujudkan organisasi Rumah Sakit
yang efektif, efisien, dan akuntabel dalam rangka mencapai visi dan misi Rumah Sakit sesuai
tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan tata kelola klinis yang
baik (Good Clinical Governance). Terkait dengan hal tersebut Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya Kota Denpasar selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan sesuai
dengan standar pelayanan kesehatan dan harapan masyarakat dengan mengutamakan
keselamatan pasien.
Salah satu usaha peningkatan pelayanan rumah sakit adalah dengan meningkatkan
mutu pelayanan di semua unit pelayanan, baik pada unit pelayanan medik, pelayanan
penunjang medik, unit administrasi dan manajemen maka Pedoman pengorganisasian yang
disusun sebagai ketentuan dasar yang memberi arah kegiatan pada rumah sakit dan semua
unit pelayanan sehingga terwujud tata kelola yang baik (Good Governance) sesuai dengan
visidan misi Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar didirikan pada tanggal 6
Januari 1921 dengan jumlah tempat tidur 30 buah, yang terdiri dari 15 buah kamar untuk
orang Eropa dan Cina serta 15 tempat tidur untuk orang pribumi. Pada awalnya rumah sakit
ini merupakan pusat pelayanan kesehatan untuk Bali Selatan, sedangkan untuk Bali Utara
berpusat di Rumah Sakit Singaraja.
Pada masa penjajahan Belanda (1921 – 1942). RSUD Wangaya Kota Denpasar juga
memberikan pelayanan bagi penderita penyakit kusta, dan penyakit menular. Pada periode
initerdapat 4 kali pergantian Direktur. Direktur yang pertama adalah dr. Abdul Tahir (1921 –
1923), kemudian pada tahun 1923 digantikan oleh dr. Wirasma. Pada tahun 1936 dr.
Wirasma digantikan oleh dr. Benne dan pada tahun 1937 Direktur RSUD Wangaya dijabat
oleh dr. Eykman. Pada masa penjajahan Jepang (1942 – 1945) pelayanan kesehatan RSUD
Wangaya Kota Denpasar sangat menurun. Semua dokter dan tenaga kesehatan dari Belanda
dan Eropa ditangkap oleh penjajah Jepang. Dengan demikian pelayanan kesehatan
masyarakat sangat menurun.
Pada masa revolusi fisik (1945 – 1951) yaitu penyatuan negara RIS menjadi NKRI,
dimana perawat RSUD Wangaya Kota Denpasar banyak membantu para pejuang. Selain
memberikan pelayanan kesehatan rumah sakit ini juga sangat berperan dalam mencetak
tenaga kesehatan dengan membuka pendidikan juru rawat.
Periode dimana Bali menjadi bagian dari Provinsi Sunda Kecil sampai dengan
sekarang, secara perlahan-lahan tetapi pasti peranan RSUD Wangaya Kota Denpasar dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat semakin meningkat. Lebih-lebih
setelah Bali memisahkan diri dari Provinsi Sunda Kecil. Bulan Maret tahun 1963 pada saat
Gunung Agung meletus pengabdian RSUD Wangaya Kota Denpasar sangat besar. Ida
Bagus Kompyang memimpin tenaga perawat dalam membantu korban bencana alam
letusan Gunung Agung. Antara tahun 1951 – 2007 RSUD Wangaya dipimpin oleh 28 orang
direktur. Dengan terbentuknya Pemerintahan Kota Denpasar pada tahun 1992 RSUD
Wangaya Kota Denpasar berada dibawah Pemerintahan Kota Denpasar menjadi Unit
Swadana sesuai Peraturan Pemerintah Kota Denpasar Nomor 23 tahun 2001.
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, RSUD Wangaya Kota Denpasar telah
melalui penilaian ISO 9001: 2008, Penilaian Akreditasi Rumah Sakit oleh Komisi
Akreditasi Rumah Sakit (KARS) versi 2007, dan versi 2012 dengan predikat paripurna pada
tahun 2014 dan 2017. Penetapan sebagai Rumah Sakit Tipe B Pendidikan didapatkan
melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : HK
02.02/MENKES/287/2015 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota
Denpasar Provinsi Bali Sebagai Rumah Sakit pendidikan pada tanggal 26 Desember 2015.
A. VISI
Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama, Inovatif, Unggul Dalam Pelayanan Kesehatan dan
Pendidikan Berbasis Budaya Kerja.
B. MISI
C. NILAI-NILAI
Nilai-nilai adalah falsafah yang dipegang teguh dan dijiwai oleh pegawai dalam
melaksanakan tugas sehingga membentuk etos kerja guna mewujudkan produktivitas
kerja yang tinggi. Penjiwaan secara utuh terhadap nilai-nilai yang dimiliki akan
menimbulkan etos kerja yang tinggi dan menjadi kebanggaan setiap aparatur dalam
mengabdi kepada organisasi. Nilai-nilai yang dipegang RSUD Wangaya Kota Denpasar
adalah :
1) Sewaka dharma.
2) Senyum, sapa, santun (3 S).
3) Berempati.
D. MOTTO
Melajani sedjak tahoen 1921,
makna dari motto ini adalah seluruh karyawan RSUD Wangaya Kota Denpasar memiliki
spirit pengabdian yang tinggi karena di jiwai oleh sejarah panjang dan pengalaman dalam
pelayanan kesehatan di Bali.
E. JANJI LAYANAN
STRUKTUR ORGANISASI
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
Administrasi
Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah W angaya
Kota Denpasar,
I. Kepala Instalasi
A. Uraian Tugas
1. Membantu Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan dalam
manajemen rawat jalan
2. Memimpin kegiatan pelayanan di Instalasi Rawat Jalan
3. Menyusun Pedoman Pengorganisasian, Pedoman Pelayanan, Standar
Prosedur Operasional, Program Kerja dan Laporan Instalasi Rawat Jalan
4. Melaksanakan perencanaan, monitoring dan evaluasi terhadap sarana dan mutu
pelayanan di Instalasi Rawat Jalan
5. Melaksanakan supervisi pengumpulan indikator mutu dan keselamatan
pasien
6. Menyusun laporan indikator mutu di Instalasi Rawat Jalan
7. Membuat laporan insiden keselamatan pasien dan investigasi sederhana
8. Menyusun register risiko, melaksanakan pengelolaan risiko dan menyusun
rencana tindaklanjut risiko
9. Melaksanakan program pengendalian infeksi di Instalasi Rawat Jalan
10. Melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja di Instalasi Rawat
Jalan
11. Membuat laporan rutin tentang kegiatan yang dilaksanakan di Instalasi Rawat
Jalan .
12. Merencanakan kebutuhan Sumber Daya Manusia di Instalasi Rawat Jalan
13. Melaksanakan penilaian kinerja dari staf Instalasi Rawat Jalan
A. Uraian Tugas
1. Mengatur dan menempatkan staf sesuai fungsi dan kebutuhan pasien dan
ruangan selama shift berlangsung.
7. Menyusun register risiko, melaksanakan analisis risiko dan tindak lanjut risiko
10. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan dirawat Jalan untuk evaluasi
pelayanan dan tindak lanjut masalah yang ada.
B. Tanggungjawab
Bertanggungjawab dalam segala aspek yang terjadi dalam pelaksanaan pelayanan rawat
Jalan
C. Wewenang
3. Menegur dan membimbing staf untuk mencapai pelayanan yang optimal dan
memuaskan.
D. Persyaratan Jabatan
3. Pernah bertugas sebagai Wakil Kepala Ruangan, Perawat Primer atau Ka Tim
Jaga
Komite
Manajemen
SIM RS
Sarana dan Instalasi
Prasarana farmasi
Rawat instensif
INSTALASI RAWAT
Sterilisasi sentral Rawat instensif
JALAN
Laboratorium
Bedah Sentral
Radiologi
Rekam Medik Pemulasaran Rehabilitasi
Jenasah medik
4. SASARAN
Adapun sasaran peserta orientasi adalah seluruh pegawai baru, maupun pegawai
pindahan, baik pegawai PNS maupun non PNS
B. ORIENTASI KHUSUS
Orientasi diberikan kepada pegawai baru/pindahan di IRJ
Tujuan ;
1. Pegawai baru/pidahan memahami situasi dan kondisi ruangan
2.Pegawai baru/pindahan mengetahui fasilitas yang ada di masing-masing poliklinik
3. Pegawai baru/pindahan memahami cara kerja di masing-masing poliklinik
Rencana Kegiatan Hari 1dan 2, Memberi penjelasan:
1. Perkenalan pegawai dan struktur organisasi Instalasi rawat jalan
2. Etika, tata tertib dan nilai-nilai yang dijunjung
3. Gambaran umum pelayanan medis dan keperawatan IRJ termasuk
uraian tugas dan tata kerja dan tanggung jawab dalam pekerjaan.
4. Standar pelayanan minimal dan pengenalan PPK di IRJ
5. Pengenalan stap , poliklinik dan fasilitas yang tersedia di masing
masing poliklinik yang akan di tempati
6. Cara penggunaan alat di poliklinik dimana pegawai baru di tempatkan
7. Bimbingan keterampilan khusus/tindakan yang bisa di kerjakan di
masing masing poliklinik.
8. Pembuatan laporan- laporan yang ada di poliklinik
9. Memberikan kesempatan membaca dokumen yang ada dan kesempatan
bertanya dan selanjutnya penempatan pegawai baru/pindahan sesuai
dengan surat penugasan/ sk dari direktur.
BAB X
PERTEMUAN ∕ RAPAT
A. Laporan Harian
1. Setiap hari masing-masing Poliklinik membuat catatan
a. Jumlah kunjungan
b. Jumlah rata-rata Respon time per pasien/waktu tunggu pasien dari pendaftaran
sampai ditangani dokter.
c. Laporan Tertusuk jarum.segera bila terjadi insiden.
D. Laporan Tahunan
Laporan tahunan dibuat untuk mengevaluasi pencapaian program kerja Instalasi dalam satu
tahun ditujukan kepada direktur.