Anda di halaman 1dari 18

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KESEHATAN

Agustus 2022

Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
1
Tenaga Kesehatan

• PENDIDIKAN POKOK-POKOK PENGATURAN


TENAGA KESEHATAN
• SERTIFIKASI, REGISTRASI
DAN LISENSI MUTU

• PENDAYAGUNAAN UNDANG-UNDANG HAKIM PELAYANAN

• PENYELENGGARAAN PERATURAN MENINGKAT


PEMERINTAH KAN
KEPROFESIAN DERAJAT
PENEMUAN KESEHATAN
• ORGANISASI PROFESI PERATURAN HUKUM YANG
SETINGGI-
PRESIDEN
• PEMBINAAN DAN TINGGIN

PENGAWASAN PERATURAN
MENTERI PACIENT SAFETY
• SANKSI
HAKIM
ALASAN ALASAN DAN TUJUAN PENGATURAN
PENGATURAN

• Tenaga kesehatan memiliki TUJUAN PENGATURAN


peranan penting.
• Kesehatan sebagai hak asasi • memenuhi kebutuhan masyarakat akan Tenaga Kesehatan;
manusia. • mendayagunakan Tenaga Kesehatan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat;
• Penyelenggaraan upaya
kesehatan harus dilakukan • memberikan pelindungan kepada masyarakat dalam menerima
oleh tenaga kesehatan yang penyelenggaraan Upaya Kesehatan;
bertanggung jawab. • mempertahankan dan meningkatkan mutu penyelenggaraan
Upaya Kesehatan yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan; dan
• Ketentuan mengenai tenaga
kesehatan masih belum • memberikan kepastian hukum kepada masyarakat dan Tenaga
menampung kebutuhan Kesehatan.
hukum.
Kewajiban Tenaga Kesehatan
UU 36 TH 2014 TTG TENAGA KESEHATAN

Pasal 58
(1) Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik wajib:
a. memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi, Standar Prosedur Operasional,
dan
etika profesi serta kebutuhan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan;
b. memperoleh persetujuan dari Penerima Pelayanan Kesehatan atau keluarganya atas tindakan yang akan diberikan;
c. menjaga kerahasiaan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan;
d. membuat dan menyimpan catatan dan/atau dokumen tentang pemeriksaan, asuhan, dan tindakan yang dilakukan; dan
e. merujuk Penerima Pelayanan Kesehatan ke Tenaga Kesehatan lain yang mempunyai Kompetensi dan kewenangan yang sesuai.
Hak Tenaga Kesehatan
UU 36 TH 2014 TTG TENAGA KESEHATAN
HUKUM

3 Pilar Pelayanan
Kesehatan oleh
Tenaga
Kesehatan

ETIK DISIPLIN
PREVENTIF

PERLINDUNGAN
HUKUM
Perlindungan hukum PEMERINTAH
(1) setiap orang
dan kepastian hukum
berhak atas bagi tenaga kesehatan
UNDANG-UNDANG
pengakuan, penyelenggara
jaminan, pelayanan kesehatan PERATURAN
PS 28 D perlindungan, dan adalah peluang dan PEMERINTAH
kepastian hukum sekaligus dorongan
UUD 45 yang adil serta untuk memberikan
PERATURAN
PRESIDEN
perlakuan yang pelayanan kesehatan
sama di hadapan terbaik bagi masyarakat PERATURAN
MENTERI
hukum. di setiap wilayah
SURAT
Republik Indonesia
EDARAN

PERLINDUNGAN
HUKUM
NAKES &
FASKES
UU No. 36/2009 TENTANG KESEHATAN
PERAN STANDAR DALAM
PERLINDUNGAN HUKUM

Pasal 27
Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan PERAN STANDAR
dan pelindungan hukum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya.
 Harus dipatuhi dan dilaksanakan
 Menjamin Upaya terbaik
UU No. 36/2014 TENTANG NAKES  Tidak menjamin keberhasilan upaya
atau kesembuhan pasien
Pasal 57  Modifikasi hanya dilakukan atas dasar
Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik keadaan yang memaksa untuk
berhak memperoleh pelindungan hukum sepanjang kepentingan pasien
melaksanakan tugas sesuai dengan Standar Profesi,
Standar Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur
Operasional MEMATUHI
=
DILINDUNGI SECARA HUKUM
NAKES BEBAS DARI GUGATAN PERDATA....?

UU 36/2009 UNDANG-UNDANG 36/2014  UU Bidang Kesehatan


Pasal 58 ayat (1) 1. Pasal 77 tidak berkehendak
Setiap orang berhak
menuntut ganti rugi
Setiap Penerima Pelayanan Kesehatan yang
dirugikan akibat kesalahan atau kelalaian menghilangkan
terhadap seseorang
tenaga kesehatan,
Tenaga Kesehatan dapat meminta ganti rugi
sesuai dengan ketentuan peraturan
tuntutan pidana dan
dan/atau perundang-undangan.
2. Pasal 78
perdata bagi Nakes
penyelenggara
kesehatan yang Dalam hal Tenaga Kesehatan diduga melakukan yg diduga melakukan
menimbulkan kerugian kelalaian dalam menjalankan profesinya yang
akibat kesalahan atau menyebabkan kerugian kepada Penerima pelanggaran disiplin
Pelayanan Kesehatan, perselisihan yang timbul
kelalaian dalam
pelayanan kesehatan
akibat kelalaian tersebut harus diselesaikan
terlebih dahulu melalui penyelesaian sengketa di
 UU Bidang Kesehatan
yang diterimanya luar pengadilan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. tidak menerapkan
Pasal 58 ayat (2) UU No 36 / 2009 Peradilan Profesi
Tuntutan ganti rugi tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang
melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan
kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.
PERLINDUNGAN HUKUM

MEMPEROLEH HAK DAN KEWAJIBAN SEBAGAIMANA MESTINYA


PREVENTIF REPRESIF

• Dapat bekerja secara profesional • Mendapat bantuan hukum


dan kebebasan profesi sesuai
peraturan perUUan • Memperoleh kesempatan
• Dapat bekerja tanpa ancaman membela diri apabila diduga
kekerasan atau intimidasi lain melakukan kesalahan
• Tidak dipersalahkan sepanjang
memenuhi standar profesi dan
SOP
 Memberikan Yankes sesuai ketentuan
perundang-undangan
MAKNA PERLINDUNGAN

 Bekerja bebas sesuai profesi, tanpa


Perlindungan hukum
paksaan dan ancaman oleh pihak lain
bukanlah ketentuan
 Memperoleh kewenangan yang sesuai
HUKUM

yang menghilangkan
adanya kemungkinan dengan kompetensi keprofesiannya
penuntutan hukum  Memperoleh kesempatan untuk membela
oleh orang lain diri dan diproses secara adil apabila
(Pasien/keluarganya) diduga melakukan pelanggaran profesi,
baik di sidang profesi, institusi RS,
maupun di peradilan umum.
Pembinaan
PERATURAN PEMERINTAH NO 67 TAHUN 2019 TENTANG PENGELOLAAN TENAGA KESEHATAN

Pelindungan Hukum dan Imbalan serta Pengembangan dan Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan
Pasal 87
(1) Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik berhak:
a. memperoleh pelindungan hukum; dan
b. memperoleh imbalan.
(2) Selain hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Tenaga Kesehatan yang bertugas di daerah tertinggal perbatasan dan kepulauan serta daerah
bermasalah kesehatan juga berhak atas kenaikan pangkat istimewa dan perlindungan dalam melaksanakan tugas.

Pasal 88
(1) Pelindungan hukum Tenaga Kesehatan diperoleh sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan profesi, dan
standar prosedur operasional.
(2) Pelindungan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk:
a. memberikan kepastian hukum kepada Tenaga Kesehatan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. menjamin bekerja tanpa paksaan dan ancaman dari pihak lain; dan
c. menjamin bekerja sesuai dengan kewenangan dan kompetensi keprofesiannya.
(3) Pelindungan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
d. pelindungan hukum preventif; dan
e. pelindungan hukum represif.
(4) Pelindungan hukum preventif sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a untuk menjamin adanya kepastian hukum bagi Tenaga Kesehatan
dalam menjalankan praktik keprofesiannya dan memiliki kebebasan dalam menjalankan praktik keprofesiannya.
(5) Pelindungan hukum represif sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b untuk menjamin Tenaga Kesehatan yang telah bekerja sesuai dengan
standar mendapatkan kesempatan pembelaan diri dan proses peradilan yang adil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
….pembinaan
PERATURAN PEMERINTAH NO 67 TAHUN 2019 TENTANG PENGELOLAAN TENAGA KESEHATAN

Pasal 92
(1) Pembinaan terhadap Tenaga Kesehatan meliputi pembinaan:
a. teknis; dan
b. keprofesian.
(1) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus terkoordinasi.

Pasal 93
(2) Pembinaan teknis Tenaga Kesehatan dilaksanakan oleh:
a. pemerintah pusat;
b. pemerintah daerah provinsi; dan
c. pemerintah daerah kabupaten/kota.
(2) Pemerintah pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a melakukan pembinaan teknis terhadap Tenaga Kesehatan melalui monitoring dan evaluasi serta
penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
(3) Pemerintah daerah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b melakukan pembinaan teknis terhadap Tenaga Kesehatan melalui monitoring dan
evaluasi serta penetapan petunjuk teknis dan/atau petunjuk pelaksanaan dengan memperhatikan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang telah ditetapkan
oleh pemerintah pusat.
(4) Pemerintah daerah kabupatenlkota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c melakukan pembinaan teknis terhadap Tenaga Kesehatan melalui monitoring,
evaluasi, dan penilaian dalam pelaksanaan praktik.

Pasal 94
(5) Pembinaan keprofesian Tenaga Kesehatan dilaksanakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota dengan
melibatkan konsil masing-masing Tenaga Kesehatan dan organisasi profesi sesuai kewenangan masing-masing.
(6) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
a. bimbingan;
b. peningkatan kompetensi di bidang kesehatan;
c. pengesahan standar profesi Tenaga Kesehatan; dan
d. sertifikasi profesi dan registrasi Tenaga Kesehatan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengawasan
PERATURAN PEMERINTAH NO 67 TAHUN 2019 TTG PENGELOLAAN TENAGA KESEHATAN

Pasal 95
(1) Pemerintah pusat, pemerintah daerah, konsil masing-masing Tenaga Kesehatan, dan organisasi profesi melakukan pengawasan Tenaga
Kesehatan sesuai dengan kewenangan masing-masing, melalui:
a. sertifikasi Tenaga Kesehatan;
b. registrasi Tenaga Kesehatan;
c. pemberian izin praktik Tenaga Kesehatan; dan
d. pelaksanaan praktik Tenaga Kesehatan.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengawasan atas:
a. ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk ketaatan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang
ditetapkan oleh pemerintah pusat;
b. dampak pelayanan kesehatan oleh Tenaga Kesehatan; dan
c. akuntabilitas dan transparansi pelayanan kesehatan.
(3) Dalam melaksanakan pengawasan terhadap Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dapat melibatkan peran serta masyarakat.
(4) Dalam rangka pengawasan, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan konsil masing-masing Tenaga Kesehatan sesuai kewenangannya
dapat mengenakan sanksi berupa penegakan disiplin dan sanksi administratif.
(5) Penegakan disiplin oleh konsil masing-masing Tenaga Kesehatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(6) Pengenaan sanksi administratif dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Objek Pengawasan
PERMENKES N0 10 TAHUN 2018 TG PENGAWASAN DI BIDANG KESEHATAN

Pasal 6
(1) Objek Pengawasan di Bidang Kesehatan meliputi masyarakat dan setiap penyelenggara kegiatan yang berhubungan dengan Sumber Daya
di Bidang Kesehatan dan Upaya Kesehatan.
(2) Sumber daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. Tenaga Kesehatan dan tenaga nonkesehatan;
b. Perbekalan Kesehatan termasuk Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;
c. Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
d. Fasilitas Kefarmasian dan Alat Kesehatan; dan
e. Teknologi dan Produk Teknologi Kesehatan.

Pasal 7
(1) Pengawasan di Bidang Kesehatan dilaksanakan oleh Tenaga Pengawas Kesehatan.
(2) Tenaga Pengawas Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat dan ditugaskan dalam jabatan fungsional Tenaga Pengawas
Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Dalam hal belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang jabatan fungsional Tenaga Pengawas Kesehatan, maka
fungsi pengawasan dari jabatan Tenaga Pengawas Kesehatan merupakan tugas tambahan dari pejabat yang ditunjuk.

Pasal 8
(1) Tenaga Pengawas Kesehatan terdiri atas:
a. Tenaga Pengawas Kesehatan pusat;
b. Tenaga Pengawas Kesehatan provinsi; dan
c. Tenaga Pengawas Kesehatan kabupaten/kota.
(2) Tenaga Pengawas Kesehatan pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diangkat dan diberhentikan oleh Menteri.
(3) Tenaga Pengawas Kesehatan provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi.
(4) Tenaga Pengawas Kesehatan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 67 TAHU 2019 TTG PENGELOLAAN TENAGA KESEHATAN

Pasal 95
(1) Pemerintah pusat, pemerintah daerah, konsil masing-masing Tenaga Kesehatan, dan organisasi profesi melakukan pengawasan Tenaga Kesehatan sesuai
dengan kewenangan masing-masing, melalui:
a. sertifikasi Tenaga Kesehatan;
b. registrasi Tenaga Kesehatan;
c. pemberian izin praktik Tenaga Kesehatan; dan
d. pelaksanaan praktik Tenaga Kesehatan

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengawasan atas:
a. ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk ketaatan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat;
b. dampak pelayanan kesehatan oleh Tenaga Kesehatan; dan
c. akuntabilitas dan transparansi pelayanan kesehatan.
(3) Dalam melaksanakan pengawasan terhadap Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), pemerintah pusat dan pemerintah daerah
dapat melibatkan peran serta masyarakat.
(4 Dalam rangka pengawasan, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan konsil masing-masing Tenaga Kesehatan sesuai kewenangannya dapat mengenakan
sanksi berupa penegakan disiplin dan sanksi administratif.
(5) Penegakan disiplin oleh konsil masing-masing Tenaga Kesehatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(6) Pengenaan sanksi administratif dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Substansi Permenkes 10/2018 ttg Pengawasan Permenkes 82/20 ttg PPNS Bid Kes
Bid Kes
DO Pasal 1 Pasal 1
1. Pengawasan di Bidang Kesehatan adalah 1. Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bidang
kegiatan mengawasi dan menegakkan Kesehatan yang selanjutnya disebut PPNS
pelaksanaan peraturan perundang-undangan 3. Tindak Pidana Bidang Kesehatan adalah setiap
di bidang kesehatan. perbuatan masyarakat yang diancam dengan sanksi
2. Sumber Daya di Bidang Kesehatan adalah pidana sebagaimana dimaksud dalam undang-
tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan undang di bidang kesehatan.
farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas
kesehatan, serta teknologi yang dimanfaatkan 7. Pengawasan, Pengamatan, Penelitian atau
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan Pemeriksaan yang selanjutnya disebut Wasmatlitrik
adalah serangkaian tindakan untuk mencari dan Pengaduan Tenaga
yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau masyarakat. menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai
tindak pidana di Bidang Kesehatan guna
Pengawas
3. Upaya Kesehatan adalah setiap kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan menentukan dapat atau tidaknya dilakukan
secara terpadu, terintegrasi dan Penyidikan sesuai dengan ketentuan peraturan
berkesinambungan untuk memelihara dan perundang-undangan.
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat 8. Tenaga Pengawas Kesehatan adalah aparatur sipil
dalam bentuk pencegahan penyakit, negara yang diangkat dan ditugaskan untuk
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, melakukan pengawasan di bidang kesehatan oleh
dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan
dan/atau masyarakat. peraturan perundang-undangan
4. Tenaga Pengawas Kesehatan adalah aparatur
sipil negara yang diangkat dan ditugaskan
untuk melakukan pengawasan di bidang
kesehatan oleh pejabat yang berwenang
Dugaan tindak
sesuai ketentuan peraturan
Binwas
perundangundangan.
pidana

Objek Objek Pengawasan di Bidang Kesehatan meliputi Tindak pidana bidang kesehatan
masyarakat dan setiap penyelenggara kegiatan
yang berhubungan dengan Sumber Daya di
Bidang Kesehatan dan Upaya Kesehatan
Pengadilan P21 PPNS
Pelaksana Tenaga Pengawas Kesehatan Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bidang
Kesehatan (PPNS)

Anda mungkin juga menyukai