Anda di halaman 1dari 8

Lex Crimen Vol. VII/No.

6 /Ags/2018

PEMBERLAKUAN KETENTUAN PIDANA DENDA mencegah tenaga kesehatan melakukan


BAGI TENAGA KESEHATAN ATAS pelanggaran disiplin, pelanggaran administrasi
PELANGGARAN UNDANG-UNDANG NOMOR dan bentuk-bentuk perbuatan yang dapat
36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA dikualifikasikan sebagai tindak pidana, maka
KESEHATAN1 diperlukan upaya pembinaan dan pengawasan
Oleh : Reynaldi Pesak2 oleh pihak yang telah diberikan kewenangan
oleh peraturan perundang-undangan seperti
ABSTRAK pemerintah yang dilaksanakan oleh menteri
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk kesehatan, pemerintah daerah, konsil tenaga
mengetahui bagaimanakah bentuk-bentuk kesehatan dan organisasi profesi.
tindak pidana yang dapat dikenakan sanksi Menurut Penjelasan Atas Undang-Undang
pidana denda apabila dilakukan oleh tenaga Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
kesehatan dan bagaimanakah pemberlakuan Kesehatan. I.Umum, pembinaan dan
ketentuan-ketentuan pidana denda bagi tenaga pengawasan mutu tenaga kesehatan terutama
kesehatan. Dengan menggunakan metode ditujukan untuk meningkatkan kualitas tenaga
penelitian yuridis normatif, disimpulkan: 1. kesehatan sesuai dengan kompetensi yang
Bentuk-bentuk tindak pidana yang dapat diharapkan dalam mendukung
dikenakan sanksi pidana denda apabila penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi
dilakukan oleh tenaga kesehatan menurut seluruh penduduk Indonesia. Pembinaan dan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2014 tentang pengawasan mutu tenaga kesehatan dilakukan
Tenaga Kesehatan, yaitu perbuatan dengan melalui peningkatan komitmen dan koordinasi
sengaja menjalankan praktik tanpa memiliki semua pemangku kepentingan dalam
STR (Surat Tanda Registrasi) dan SIP (Surat Izin pengembangan tenaga kesehatan serta legislasi
Praktik) oleh tenaga Tenaga kesehatan warga yang antara lain meliputi sertifikai melalui uji
negara Indonesia dan tenaga kesehatan warga kompetensi, registrasi, perizinan dan hak-hak
negara asing tanpa memiliki STR sementara dan tenaga kesehatan. Penguatan sumberdaya
SIP. 2. Pemberlakuan ketentuan-ketentuan dalam mendukung pengembangan dan
pidana denda bagi tenaga kesehatan yang pemberdayaan tenaga kesehatan dilakukan
melakukan tindak pidana berkaitan dengan melalui peningkatan kapasitas tenaga
praktik pelayanan kesehatan tanpa STR, STR kesehatan, penguatan sistem informasi tenaga
(sementara) dan SIP dipidana dengan pidana kesehatan serta peningkatan pembiayaan dan
denda paling banyak Rp. 100.000.000.00 fasilitas pendukung lainnya.
(seratus juta rupiah). Dalam rangka memberikan perlindungan
Kata kunci: Pidana Denda, Tenaga Kesehatan, hukum dan kepastian hukum kepada tenaga
Tenaga Kesehatan kesehatan baik yang melakukan pelayanan
langsung kepada masyarakat maupun yang
PENDAHULUAN tidak langsung dan kepada masyarakat
A. Latar Belakang penerima pelayanan itu sendiri diperlukan
Terjadinya pelanggaran atas Atas Undang- adanya landasan hukum yang kuat yang sejalan
Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
Kesehatan dapat mengakibatkan dikenakan teknologi di bidang kesehatan serta sosial
sanksi hukum terhadap tenaga kesehatan dan ekonomi dan budaya.3
sanksi hukum tersebut dapat berupa sanksi Terjadinya bentuk-bentuk perbuatan yang
disiplin; sanksi administrasi; sanksi pidana tergolong sebagai tindak pidana apabila
penjara dan pidana denda. Oleh karena itu dilakukan oleh tenaga kesehatan perlu
diperlukan ketaatan dan kepatuhan tenaga diselesaikan melalui prosedur hukum yang
kesehatan dalam menjalankan praktik berlaku dan apabila dapat dibuktikan telah
pelayanan kesehatan. Oleh karena itu untuk terjadi pelanggaran atas Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Henry R. Ch. Memah, Kesehatan dan perbuatan tersebut merupakan
SH, MH; Dr. Friend H. Anis, SH,M.Si
2 3
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
14071101628 tentang Tenaga Kesehatan. I.Umum.

136
Lex Crimen Vol. VII/No. 6 /Ags/2018

tindak pidana, maka penegakan sanksi pidana Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
wajib diberlakukan sesuai dengan bentuk- tentang Tenaga Kesehatan menyatakan pada
bentuk tindak pidana yang terbukti dilakukan Pasal 85 ayat (1) setiap tenaga kesehatan yang
oleh tenaga kesehatan. dengan sengaja menjalankan praktik tanpa
Perbuatan pidana adalah perbuatan yang memiliki STR sebagaimana dimaksud dalam
dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan Pasal 44 ayat (1). Berkaitan dengan registrasi
mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa dan perizinan, maka Undang-Undang Nomor 36
pidana tertentu, bagi barang siapa yang Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan telah
melanggar larangan tersebut. 4 Dapat juga mengatur dalam Pasal 44 ayat (1): setiap
dikatakan bahwa perbuatan pidana adalah tenaga kesehatan yang menjalankan praktik
perbuatan oleh suatu aturan hukum dilarang wajib memiliki STR.
dan diancam pidana, asal saja dalam pada itu Pada Pasal 85 ayat (2) dinyatakan: setiap
diingat bahwa larangan ditujukan kepada tenaga kesehatan warga negara asing yang
perbuatan (yaitu suatu keadaan atau kejadian dengan sengaja memberikan pelayanan
yang ditimbulkan oleh kelakuan orang), kesehatan tanpa memiliki STR sementara
sedangkan ancaman pidananya ditujukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1).
kepada orang yang menimbulkan kejadian itu.5 Pasal 55 ayat (1): tenaga kesehatan warga
Pemberlakuan sanksi pidana, khususnya negara asing yang telah mengikuti proses
pidana denda bagi tenaga kesehatan yang evaluasi kompetensi dan yang akan melakukan
melakukan pelanggaran atas Undang-Undang praktik di Indonesia harus memiliki STR
Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga sementara dan SIP.
Kesehatan merupakan upaya hukum untuk Sesuai ketentuan-ketentuan hukum yang
memberikan efek jera dan agar supaya dapat berlaku sebagaimana diatur dalam Pasal 85
dicegah terjadinya kembali perbuatan yang ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 36
sama baik oleh pelaku maupun pihak lain, Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan,
khususnya tenaga kesehatan. menunjukkan adanya kewajiban tenaga
kesehatan untuk memiliki STR (Surat Tanda
B. Rumusan Masalah Registrasi) dan bagi tenaga kesehatan warga
1. Bagaimanakah bentuk-bentuk tindak negara asing yang telah mengikuti proses
pidana yang dapat dikenakan sanksi evaluasi kompetensi wajib memiliki STR
pidana denda apabila dilakukan oleh sementara dan SIP (Surat Izin Praktik). Hal ini
tenaga kesehatan ? menunjukkan ketentuan-ketentuan hukum ini
2. Bagaimanakah pemberlakuan ketentuan- diberlakukan untuk semua tenaga kesehatan
ketentuan pidana denda bagi tenaga termasuk tenaga kesehatan warga negara
kesehatan ? asing.
Baik tenaga kesehatan warga negara
C. Metode Penelitian Indonesia maupun tenaga kesehatan warga
Penulis menggunakan metode penelitian negara asing yang menjalankan praktik
hukum normatif dalam penulisan Skripsi ini. pelayanan kesehatan di negara Republik
Untuk mengumpulkan data sekunder sebagai Indonesia wajib menaati hukum yang berlaku,
penunjang dilakukan melalui studi khususnya peraturan perundang-undangan di
kepustakaan. Data sekunder yang dimaksud bidang kesehatan.
ialah: bahan-bahan hukum primer, sekunder Hukum kesehatan adalah semua ketentuan
dan tersier. hukum yang berhubungan langsung dengan
pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan
PEMBAHASAN penerapannya. Hal ini berarti hukum kesehatan
A. Bentuk-bentuk Tindak Pidana oleh Tenaga adalah aturan tertulis mengenai hubungan
Kesehatan yang Dapat Dikenakan Sanksi antara pihak pemberi pelayanan kesehatan
Pidana Denda dengan masyarakat atau anggota masyarakat.
Dengan sendirinya hukum kesehatan itu
4
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Edisi Revisi, PT. mengatur hak dan kewajiban masing-masing
Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hal. 59. penyelenggara pelayanan dan penerima
5
Ibid.

137
Lex Crimen Vol. VII/No. 6 /Ags/2018

pelayanan atau masyarakat, baik sebagai Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
perorangan (pasien) atau kelompok izin adalah perangkat hukum adminsitrasi yang
masyarakat.6 digunakan pemerintah untuk mengendalikan
Tujuan utama hukum kesehatan adalah warganya agar berjalan dengan teratur dan
mengurangi gangguan kesehatan dan/atau untuk tujuan ini diperlukan perangkat
mencegah munculnya gangguan tersebut, serta administrasi. Salah satu perangkat administrasi
mengembangkan potensi individu dan adalah organisasi dan agar organisasi ini
7
masyarakat untuk mengatasinya. berjalan dengan baik, perlu dilakukan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 pembagian tugas. Sendi utama dalam
tentang Tenaga Kesehatan, Pasal 86 ayat: pembagian tugas adalah adanya koordinasi dan
(1) setiap tenaga kesehatan yang menjalankan pengawasan.8
praktik tanpa memiliki izin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) dipidana B. Pemberlakuan Ketentuan-ketentuan
dengan pidana denda paling banyak Rp. Pidana Denda Bagi Tenaga Kesehatan
100.000.000.00 (seratus juta rupiah). Pemberlakuan ketentuan-ketentuan pidana
(2) setiap tenaga kesehatan warga negara denda bagi tenaga kesehatan yang tidak
asing yang dengan sengaja memberikan memiliki STR atau bagi tenaga kesehatan warga
palayanan kesehatan tanpa memiliki SIP negara asing yang tidak memiliki STR
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat sementara dan SIP serta tenaga kesehatan
(1) dipidana dengan pidana denda paling tidak memiliki SIP dalam menjalankan praktik
banyak Rp. 100.000.000.00 (seratus juta pelayanan kesehatan merupakan upaya hukum
rupiah). untuk terjadinya tindak pidana dengan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 menerapakan ancaman sanksi pidana denda
tentang Tenaga Kesehatan, Pasal 46 ayat (1): dan sebagai upaya untuk memberikan efek jera
setiap tenaga kesehatan yang menjalankan agar tenaga kesehatan lainnya tidak lagi
praktik di bidang pelayanan kesehatan wajib melakukan perbuatan yang sama.
memiliki izin. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
Sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum tentang Tenaga Kesehatan mengatur mengenai
sebagaimana diatur dalam Pasal 85 dan Pasal pemberlakuan pidana denda sebagaimana
86 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 dinyatakan pada Pasal 85 ayat:
tentang Tenaga Kesehatan, maka dapat (1) Setiap tenaga kesehatan yang dengan
dipahami bentuk-bentuk perbuatan yang dapat sengaja menjalankan praktik tanpa memiliki
dikenakan pidana denda apabila dilakukan oleh STR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44
tenaga kesehatan yaitu: ayat (1) dipidana dengan pidana denda
1. Setiap tenaga kesehatan yang dengan paling banyak Rp. 100.000.000.00 (seratus
sengaja menjalankan praktik tanpa juta rupiah).
memiliki STR (Surat Tanda Registrasi); (2) Setiap tenaga kesehatan warga negara
2. Tenaga kesehatan warga negara asing asing yang dengan sengaja memberikan
yang dengan sengaja memberikan pelayanan kesehatan tanpa memiliki STR
pelayanan kesehatan tanpa sementara sebagaimana dimaksud dalam
memiliki STR sementara dan SIP; Pasal 55 ayat (1) dipidana dengan pidana
3. Tenaga kesehatan yang menjalankan denda Rp. 100.000.000.00 (seratus juta
praktik tanpa memiliki izin; rupiah).
4. Tenaga kesehatan warga negara asing Pasal 86 ayat:
yang dengan sengaja memberikan (3) Setiap tenaga kesehatan yang menjalankan
pelayanan kesehatan tanpa memiliki SIP. praktik tanpa memiliki izin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) dipidana
6
Soekidjo Notoatmodjo, Etika & Hukum Kesehatan, dengan pidana denda paling banyak Rp.
Rineka Cipta, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hal. 44. 100.000.000.00 (seratus juta rupiah).
7
Katarina Tomasevski, Hak Atas Kesehatan, Dalam Ifdhal
Kasim dan Johanes da Masenus Arus, (Editor), Hak
Ekonomi, Sosial, Budaya, Esai-Esai Pilihan. (Buku 2),
8
Cetakan Pertama, Lembaga Studi dan Advokasi H. Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik Sudrajat, Op.Cit,
Masyarakat (ELSAM) Jakarta. 2001. hal. 266. hal. 92.

138
Lex Crimen Vol. VII/No. 6 /Ags/2018

(4) Setiap tenaga kesehatan warga negara jika pidana dendanya tujuh rupiah lima
asing yang dengan sengaja memberikan puluh dua sen atau kurungan, di hitung
pelayanan kesehatan tanpa memiliki SIP satu hari; jika lebih dari lima rupiah lima
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat puluh sen, tiap-tiap tujuh rupiah lima puluh
(1) dipidana dengan pidana denda paling sen di hitung paling banyak satu hari
banyak Rp. 100.000.000.00 (seratus juta demikian pula sisanya yang tidak cukup
rupiah). tujuh rupiah lima puluh sen.
Pemberlakuan pidana denda merupakan (5) Jika ada pemberatan pidana denda
salah satu pidana pokok yang diatur dalam disebabkan karena perbarengan atau
Pasal 10 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum pengulangan, atau karena ketentuan Pasal
Pidana). Dalam peraturan perundang-undangan 52, maka pidana kurungan pengganti paling
lainnya pemberlakuan pidana penjara diikuti lama delapan bulan.
dengan pemberlakuan pidana denda. (6) Pidana kurungan pengganti sekali-kali tidak
Hukuman pokok telah ditentukan dalam boleh lebih dari delapan bulan.
Pasal 10 KUHP yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 31 ayat:
“pidana terdiri atas” (1) Terpidana dapat menjalani pidana
a. pidana pokok: kurungan pengganti tanpa menunggu batas
1. pidana mati; waktu pembayaran denda.
2. pidana penjara; (2) Ia selalu berwenang membebaskan dirinya
3. pidana kurungan; dari pidana kurungan pengganti dengan
4. pidana denda; membayar dendanya.
5. pidana tutupan. (3) Pembayaran sebagian dari pidana denda,
b. pidana tambahan: baik sebelum maupun sesudah mulai
1. pencabutan hak-hak tertentu; menjalani pidana kurungan yang seimbang
2. perampasan barang-barang tertentu; dengan bagian yang dibayarnya.
3. pengumuman putusan hakim.9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Pidana (straf; Bahasa Belanda); 1) suatu 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana,
penderitaan yang bersifat khusus yang telah (KUHAP) mengatur mengenai Pelaksanaan
dijatuhkan oleh kekuasaan yang berwenang Putusan Pengadilan, dalam Pasal 273 ayat:
untuk menjatuhkan pidana atas nama negara (1) Jika putusan pengadilan menjatuhkan
sebagai penanggung jawab dari ketertiban pidana denda, kepada terpidana diberikan
hukum umum bagi seorang pelanggar, yakni jangka waktu satu bulan untuk membayar
semata-mata karena orang tersebut telah denda tersebut kecuali dalam putusan
melanggar suatu peraturan hukum yang harus acara pemeriksaan cepat yang harus
ditegakkan oleh negara; 2) suatu penderitaan seketika dilunasi.
(nestapa) yang sengaja dikenakan/dijatuhkan (2) Dalam hal terdapat alasan kuat, jangka
kepada seseorang yang telah terbukti bersalah waktu sebagaimana tersebut pada ayat (1)
melakukan suatu tindak pidana.10 dapat diperpanjang untuk paling lama satu
Sebagai perbandingan dalam Kitab Undang- bulan.
Undang Hukum Pidana (KUHP), Pasal 30 ayat: (3) Jika putusan pengadilan juga menetapkan
(1) Pidana denda paling sedikit tiga rupiah bahwa barang bukti dirampas untuk
tujuh puluh lima sen. negara, selain pengecualian sebagaimana
(2) Jika pidana denda tidak dibayar, ia diganti tersebut pada Pasal 46, jaksa menguasakan
dengan pidana kurungan. benda tersebut kepada kantor lelang
(3) Lamanya pidana kurungan pengganti paling negara dan dalam waktu tiga bulan untuk
sedikit satu hari dan paling lama enam dijual lelang, yang hasilnya dimasukkan ke
bulan. kas negara untuk dan atas nama jaksa.
(4) Dalam putusan hakim, lamanya pidana (4) Jangka waktu sebagaimana tersebut pada
kurungan pengganti ditetapkan demikian; ayat (3) dapat diperpanjang untuk paling
lama satu bulan.
9
Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, Sinar Penjelasan Pasal 273 ayat (3): Jangka waktu
Grafika. Cetakan Kedua, Jakarta. 2005, hal. 107. tiga bulan dalam ayat ini dimaksudkan untuk
10
Sudarsono, Kamus Hukum, Op.Cit, hal. 248.

139
Lex Crimen Vol. VII/No. 6 /Ags/2018

memperhatikan hal yang tidak mungkin diatasi tentang Tenaga Kesehatan diarahkan pada
pengaturannya dalam waktu singkat. Ayat (4): pihak-pihak lain yang tidak termasuk dalam
Perpanjangan waktu sebagaimana tersebut kelompok tenaga kesehatan, tetapi melakukan
pada ayat ini tetap dijaga agar pelaksanaan praktik pelayanan kesehatan seperti tenaga
lelang itu tidak tertunda. kesehatan yang telah memiliki izin.
Sesuai ketentuan-ketentuan hukum yang Pidana penjara dapat juga dikenakan apabila
berlaku di bidang hukum acara pidana, maka tenaga kesehatan melakukan kelalaian berat
pidana denda yang dikenakan kepada terpidana sehingga penerima pelayanan menderita luka
memiliki pengaturan jangka waktu tertentu berat atau mengakibatkan kematian,
untuk pembayaran denda. Hal ini didasarkan sebagaimana diatur dalam Pasal 84 ayat (1) dan
pada pertimbangan untuk putusan acara (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
pemeriksaan cepat harus seketika dilunasi, tentang Tenaga Kesehatan.
tetapi dalam hal terdapat alasan kuat, jangka Pasal 84 ayat:
waktu sebagaimana telah ditentukan dapat (1) setiap tenaga kesehatan yang melakukan
diperpanjang untuk paling lama satu bulan. kelalaian berat yang mengakibatkan
Sanksi pidana yang ada di dalam hukum penerima pelayanan kesehatan luka berat
pidana merupakan salah satu penderitaan yang dipidana dengan pidana penjara paling
istimewa sebab pidana yang diancamkan lama 3 (tiga) tahun;
kepada calon pelanggar kaidah-kaidah yang (2) jika kelalaian berat sebagaimana dimaksud
bersangsi tadi, pasti dikenakan kepada pada ayat (1) mengakibatkan kematian
pelanggar-pelanggar atau pelaku kejahatan setiap tenaga kesehatan dipidana dengan
yang dapat berupa pidana mati, pidana penjara pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.
dan benda atau sanksi-sanksi lain yang telah Dalam praktik kedokteran atau kedokteran
ditentukan oleh kaidah-kaidah pidana sesuai gigi, kelalaian juga diartikan dengan melakukan
dengan perkembangan dan pertumbuhan tindakan medis di bawah standar layanan atau
hukum. Maksud ancaman pidana tersebut standar profesi kedokteran.12
adalah untuk melindungi kepentingan orang Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
dalam pergaulan hidup. Dalam hal ini hukum tentang Tenaga Kesehatan, Pasal 60: Tenaga
pidana menggunakan ancaman pidana dan Kesehatan bertanggungjawab untuk:
penjatuhan pidana apabila kepentingan- a. mengabdikan diri sesuai dengan bidang
kepentingan tersebut seimbang dengan keilmuan yang dimiliki;
pengorbanan yang harus ditanggung oleh b. meningkatkan kompetensi;
korban kejahatan atau pelanggaran.11 c. bersikap dan berperilaku sesuai dengan
Selain pidana denda dapat juga dikenakan etika profesi;
pidana penjara apabila tenaga kesehatan d. mendahulukan kepentingan masyarakat
melalukan tindak pidana sebagaimana diatur daripada kepentingan pribadi atau
dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 kelompok; dan
tentang Tenaga Kesehatan, dalam Pasal 83 e. melakukan kendali mutu pelayanan dan
dinyatakan: Setiap orang yang bukan tenaga kendali biaya dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan melakukan praktik seolah-olah kesehatan.
sebagai tenaga kesehatan yang telah memiliki Pasal 61: Dalam menjalankan praktik, tenaga
izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 kesehatan yang memberikan pelayanan
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 langsung kepada penerima pelayanan
(lima) tahun. kesehatan harus melaksanakan upaya terbaik
Perlu diketahui Pasal 64 menyatakan: setiap untuk kepentingan penerima pelayanan
orang yang bukan tenaga kesehatan dilarang kesehatan dengan tidak menjanjikan hasil.
melakukan praktik seolah-olah sebagai tenaga Penjelasan Pasal 61: praktik tenaga kesehatan
kesehatan yang telah memiliki izin. dilaksanakan dengan kesepakatan berdasarkan
Ketentuan-ketentuan hukum dalam Pasal 83 hubungan kepercayaan antara tenaga
dan 64 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 kesehatan dan penerima pelayanan kesehatan

11 12
Sudarsono, Pengantar Ilmu Hukum, Op.Cit, 211-212. Soekidjo Notoatmodjo, Op.Cit, hal. 167.

140
Lex Crimen Vol. VII/No. 6 /Ags/2018

dalam bentuk upaya maksimal (1) dan (2). Hal ini menunjukkan adanya
(inspanningsverbintenis) pemeliharaan hubungan antara perbuatan kelalaian berat
kesehatan, pencegahan penyakit, dan yang dilakukan dengan luka berat atau
pemulihan kesehatan sesuai dengan standar kematian. Ini berarti terjadinya peristiwa
pelayanan profesi, standar profesi, standar pidana disebabkan oleh perbuatan orang atau
prosedur operasional, dan kebutuhan tenaga kesehatan.
kesehatan penerima pelayanan kesehatan. Antara larangan dan ancaman pidana ada
Dokter dan dokter gigi dengan perangkat hubungan yang erat, oleh karena di antara
keilmuan yang dimilikinya mempunyai kejadian itu ada hubungan yang erat pula. Yang
karakteristik yang khas. Kekhasannya ini terlihat satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain.
dari pembenaran yang diberikan oleh hukum Kejadian tidak dapat dilarang jika yang
yaitu diperkenankannya melakukan tindakan menimbulkan bukan orang dan orang tidak
medis terhadap tubuh manusia dalam upaya dapat diancam pidana, jika tidak karena
memelihara dan meningkatkan derajat kejadian yang ditimbulkan olehnya dan justeru
kesehatan. Tindakan medis terhadap tubuh untuk menyatakan hubungan yang erat itu,
manusia yang dilakukan bukan oleh dokter atau maka dipakailah perkataan perbuatan, yaitu
dokter gigi dapat digolongkan sebagai tindak suatu pengertian abstrak yang menunjuk pada
pidana.13 dua keadaan konkret: pertama, adanya
Berkurangnya kepercayaan masyarakat kejadian yang tertentu dan kedua adanya orang
terhadap dokter dan dokter gigi, maraknya yang berbuat yang menimbulkan kejadian itu.15
tuntutan hukum yang diajukan masyarakat Pemberlakuan sanksi pidana denda bagi
dewasa ini seringkali diidentikkan dengan tenaga kesehatan atas pelanggaran Undang-
kegagalan upaya penyembuhan yang dilakukan Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
dokter dan dokter gigi. Sebaliknya apabila Kesehatan menunjukkan adanya bentuk
tindakan medis yang dilakukan dapat berhasil, pertanggungjawaban hukum yang harus
dianggap berlebihan, padahal dokter dan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan baik warga
dokter gigi dengan perangkat ilmu negara Indonesia maupun tenaga kesehatan
pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya warga negara asing yang melaksanakan praktik
hanya berupaya untuk menyembuhkan, dan pelayanan kesehatan tanpa STR (Surat Tanda
kegagalan penerapan ilmu kedokteran dan Regiatrasi), STR sementara dan SIP (Surat Izin
kedokteran gigi tidak selalu identik dengan Praktik).
kegagalan dalam tindakan. Berbagai upaya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
hukum yang dilakukan dalam memberikan tentang Tenaga Kesehatan dalam
perlindungan menyeluruh kepada masyarakat pelaksanaannya memerlukan upaya
sebagai penerima pelayanan, dokter dan dokter pemantauan, pelaporan dan evaluasi terhadap
gigi sebagai pemberi pelayanan telah banyak praktik-praktik pelayanan kesehatan tapa izin
dilakukan, akan tetapi kemajuan ilmu yang melibatkan kerjasama antara pemerintah,
pengetahuan dan teknologi kedokteran yang pemerintah daerah, Konsil Tenaga Kesehatan
berkembang sangat cepat tidak seimbang Indonesia dan organisasi profesi dan
dengan perkembangan hukum.14 masyarakat.
Setiap tenaga kesehatan yang melakukan Peran serta masyarakat sebagai pemakai
kelalaian berat dan mengakibatkan penerima jasa pelayanan kesehatan sangat diperlukan
pelayanan menderita kesehatan luka berat atau untuk memberikan laporan kepada pihak-pihak
kematian, maka tenaga kesehatan dapat yang telah diberikan kewenangan oleh Undang-
dikenakan sanksi pidana, karena melakukan Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
kelalaian berat merupakan tindak pidana Kesehatan apabila melihat, mendengar atau
menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun mengalami adanya praktik-praktik pelayanan
2014 tentang Tenaga Kesehatan, Pasal 84 ayat kesehatan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan tanpa STR (Surat Tanda Regiatrasi),
13
Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
STR sementara dan SIP (Surat Izin Praktik).
29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran I. Umum.
14
Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
15
29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran I. Umum. Moeljatno, Op.Cit, hal. 59-60.

141
Lex Crimen Vol. VII/No. 6 /Ags/2018

Pemahaman Awal, Kencana Prenada


PENUTUP Media Group, Jakarta, 2010.
A. Kesimpulan Efendi Jonaedi, Mafia Hukum (Mengungkap
1. Bentuk-bentuk tindak pidana yang dapat Praktik Tersembunyi Jual Beli Hukum
dikenakan sanksi pidana denda apabila dan Alternatif Pemberantasannya
dilakukan oleh tenaga kesehatan menurut Dalam Prespektif Hukum Progresif),
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2014 Cetakan Pertama, PT. Prestasi
tentang Tenaga Kesehatan, yaitu perbuatan Pustakaraya, Jakarta, 2010.
dengan sengaja menjalankan praktik tanpa Girsang Junivers, Abuse of Power
memiliki STR (Surat Tanda Registrasi) dan (Penyalahgunaan Kekuasaan Aparat
SIP (Surat Izin Praktik) oleh tenaga Tenaga Penegak Hukum Dalam Penanganan
kesehatan warga negara Indonesia dan Tindak Pidana Korupsi, J.G. Publishing.
tenaga kesehatan warga negara asing tanpa Jakarta, 2012.
memiliki STR sementara dan SIP. Hamzah Andi, Terminologi Hukum Pidana,
2. Pemberlakuan ketentuan-ketentuan pidana (Editor) Tarmizi, Ed. 1. Cet. 1. Sinar
denda bagi tenaga kesehatan yang Grafika, Jakarta, 2008.
melakukan tindak pidana berkaitan dengan Hamzah Andi, Asas-Asas Hukum Pidana, Edisi
praktik pelayanan kesehatan tanpa STR, Revisi, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2008.
STR (sementara) dan SIP dipidana dengan Hariri Muhwan Wawan, Pengantar Ilmu
pidana denda paling banyak Rp. Hukum, Cet. l. Pustaka Setia. Bandung.
100.000.000.00 (seratus juta rupiah). 2012.
Hartanti Evi, Tindak Pidana Korupsi, Ed. 2. Cet.
B. Saran 1. Sinar Grafika, Jakarta, 2007.
1. Terjadinya tindak pidana oleh tenaga HR Ridwan, Hukum Adminstrasi Negara, Edisi l.
kesehatan warga negara Indonesia dan Cet. 4. PT. RadjaGrafindo, Jakarta,
warga negara asing dapat dicegah melalui 2008.
upaya pembinaan dan pengawasan yang Kansil C.S.T. dan Christine S.T. Kansil, Pokok-
efektif oleh pemerintah, pemerintah Pokok Etika Profesi Hukum, PT. Pradnya
daerah, Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia Paramita, Jakarta, 2003.
dan Organisasi Profesi. Koordinasi dan Kansil C.S.T., Christine S.T. Kansil, Engelien R.
kerjasama diperlukan oleh lembaga- Palandeng dan Godlieb N. Mamahit,
lembaga tersebut dalam melakukan Kamus Istilah Aneka Hukum, Edisi
pemantauan, evaluasi dan pelaporan Pertama, Cetakan Kedua, Jala Permata
pelaksanaan praktik pelayanan kesehatan Aksara, Jakarta, 2010.
oleh tenaga kesehatan. Mahmud Marzuki Peter, Penelitian Hukum,
2. Pemberlakuan ketentuan-ketentuan pidana Edisi Pertama Cetakan ke-2, Kencana
denda merupakan upaya hukum untuk Prenada Media Group, Jakarta, 2006.
mendidik agar tenaga kesehatan jera atas Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana,
perbuatannya dan tidak lagi mengulangi Cetakan Pertama, Sinar Grafika,
melakukannya perlu diterapkan sesuai Jakarta, 2011.
dengan peraturan perundang-undangan Mardani, Penyalahgunaan Narkoba Dalam
yang berlaku apabila terbukti tenaga Perspektif Hukum Islam dan Hukum
kesehatan telah memenuhi unsur-unsur Pidana Nasional, Ed. 1, PT.
tindak pidana dan bagi tenaga kesehatan RajaGrafindo, Jakarta, 2008.
lainnya akan menjadi suatu peringatan agar Marpaung Leden, Asas-Teori-Praktik Hukum
tidak melakukan perbuatan tersebut. Pidana, Sinar Grafika. Cetakan Kedua,
Jakarta. 2005.
DAFTAR PUSTAKA Masriani Tiena Yulies, Pengantar Hukum
Ali Achmad, Menguak Teori Hukum (Legal Indonesia, Cetakan Kelima, Sinar
Theory) & Teori Peradilan Grafika, Jakarta, 2009.
(Judicialprudence) Termasuk Undang- Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Edisi
Undang (Legisprudence) Volume I Revisi, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2008.

142
Lex Crimen Vol. VII/No. 6 /Ags/2018

Notoatmodjo Soekidjo, Etika & Hukum


Kesehatan, Rineka Cipta, PT. Rineka
Cipta, Jakarta, 2010.
Ridwan Juniarso H. dan Achmad Sodik Sudrajat,
Hukum Adminsitrasi Negara dan
Kebijakan Pelayanan Publik, Cetakan l.
Nuansa. Bandung. 2010.
Sadjijono, Polri Dalam Perkembangan Hukum
Di Indonesia, (Editor) M. Khoidin,
LaksBang PRESSindo, Yogyakarta, 2008.
S. Siswanto, H., Politik Hukum Dalam Undang-
Undang Narkotika, Cetakan Pertama,
PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2012.
Sudarsono, Kamus Hukum, Cet. 6. Rineka Cipta,
Jakarta, 2009.
Sudarsono, Pengantar Ilmu Hukum, Cetakan
Kelima, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2007.
Sunarso Siswantoro, Penegakan Hukum
Psikotropika, Dalam Kajian Sosiologi
Hukum, PT. RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2004.
Tomasevski Katarina, Hak Atas Kesehatan,
Dalam Ifdhal Kasim dan Johanes da
Masenus Arus, (Editor), Hak Ekonomi,
Sosial, Budaya, Esai-Esai Pilihan. (Buku
2), Cetakan Pertama, Lembaga Studi
dan Advokasi Masyarakat (ELSAM)
Jakarta. 2001.
Waluyadi, Ilmu Kedokteran Kehakiman Dalam
Perspektif Peradilan dan Aspek Hukum
Praktik Kedokteran, Djambatan,
Cetakan Ketiga. Edisi Revisi, Jakarta,
2007.
Wiranata Gede A.B. I., Dasar-Dasar Etika dan
Moralitas, Citra Aditya Bakti, Bandung,
2005.
Wahjoepramono Julianta Eka, Konsekuensi
Hukum, Dalam Profesi Medik, CV. Karya
Putra Darwati, Bandung. 2012.
Wiyanto Roni, Asas-Asas Hukum Pidana,
Cetakan ke-l. Mandar Maju, Bandung,
2012.

143

Anda mungkin juga menyukai