Anda di halaman 1dari 18

KESEHATAN OKUPASI DAN MANAJEMEN KESEHATAN

DOKTER BARU DI PUSKESMAS

DISUSUN OLEH

Audley Christophorus
61118008

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
2021
SKENARIO

Dokter Sambas , berusia 25 tahun, baru aja bertugas di puskesmas setelah selesai
pendidikan kedokterannya. Saat ini dokter Sambas bertugas di puskesmas di
kecamatan Sagulung, Kota Batam. Oleh dinas kesehatan Kota Batam, dr. Sambas
ditunjuk sebagai pimpinan puskesmas sebagai pengganti dokter sebelumnya yang
melanjutkan sekolah spesialis. Beberapa bulan berugas sebagai pimpinan
puskesmas dokter Sambas masih terlihat bingung dengan tugas-tugas di
puskesmas terutama dalam manajemen puskesmas. Dr. Sambas masih harus
belajar tentang fungsi puskesmas.

dr. Sambas juga harus memahami tentang struktur organisasi puskesmas,


program-program di puskesmas dan sistem pelayanan primer dipuskesmas. Di
puskesmas dr. Sambas belajar juga harus menguasai manajemen rekam medik
yang benar. dr. Sambas telah merencanakan berbagai kegiatan di kecamatan
tersebut berupa upaya promotif,preventif suatu penyakit pada masyarakat
dikecamatan tersebut. Bagaimana anda menjelaskan kondisi yang dialami oleh dr.
Sambas ?
TERMINOLOGI ASING

1. Preventif
Preventif adalah membantu untuk mencegah suatu kejadian atau
pencegahan (K.D edisi 29, hal-621)

2. Puskesmas
Puskemas/pusat kesehatan masyarakat adalah suatu kesatuan organisasi
kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan masyarakat
yang juga membina masyarakat disamping memberi pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wil kerjanya (depkes RI
2018)

3. Promotif
Promotif adalah Promosi kesehatan dimana para tenaga medis membantu
masyarakat agar gaya hidup mereka menjadi sehat optimal. (Jurnal
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. 2017)

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana seharusnya fungsi dari puskesmas?

2. Apa saja sistem pelayanan primer di puskesmas?

3. Apa yang membedakan sistem pelayanan dipuskesmas, rumah sakit, dan


pusat kesehatan lainnya?

4. Apa saja kegiatan preventif dan promotif yang dilakukan puskesmas?

5. Bagaimana SOP menjadi pimpinan puskesmas?

6. Apa saja struktur organisasi di puskesmas?

7. Bagaimana menejemen rekam medik yang benar?


8. Bagaimana tahapan menejemen puskesmas?

HIPOTESIS

1. Fungsi dari puskesmas:


a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerja dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Pelayanan kesehatan perorangan primer adalah pelayanan kesehatan
dimana terjadi kontak pertama secara perorangan sebagai proses awal
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat primer adalah
pelayanan peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan pengobatan
dan pemulihan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
3. Yang membedakan puskesmas, rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya:
a. Puskesmas dan Klinik Pratama diterbitkan oleh Bupati/Walikota
atas rekomendasi Organisasi Perangkat Daerah yang menangani
Kesehatan;
b. Sarana Kesehatan Tingkat Pertama lainnya diterbitkan oleh
Organisasi Perangkat Daerah yang menangani Kesehatan.
4. Contoh beberapa upaya promotif dan preventif yaitu penyuluhan tentang
DBD, penyuluhan KB penyuluhan tentang Asi Ekslusif, promosi
mengenai penanggulangan HIV/AIDS, penanggulangan DBD yaitu
pemberantasan sarang nyamuk, dan deteksi dini ibu hamil berisiko.
5. Berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI nomor 43 tahun 2019 tentang
pusat kesegatan masyarakat Untuk dapat diangkat sebagai kepala
Puskesmas. Sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
persyaratan:
a. berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara;
b. memiliki pendidikan bidang kesehatan paling rendah sarjana S-1
(strata satu) atau D-4 (diploma empat)
c. pernah paling rendah menduduki jabatan fungsional tenaga
kesehatan jenjang ahli pertama paling sedikit 2 (dua) tahun
d. memiliki kemampuan manajemen di bidang kesehatan masyarakat
e. masa kerja di Puskesmas paling sedikit 2 (dua) tahun
f. telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
6. Stuktur organisasi puskesmas:
a. Kepala Puskesmas;
b. Kepala sub bagian tata usaha;
c. Penanggung jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat;
d. Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan Laboratorium; dan
e. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas
7. Selain menunjang administrasi dalam rangka meningkatkan pelayanan di
instansi pelayanan kesehatan, dan sebagai dasar dalam menetapkan
diagnosa dan menetapkan tindakan, perawatan, pengobatan terhadap
pasien, rekam medis mempunyai beberapa aspek kegunaan yang dikenal
dengan MALFRED yang kepanjangannya: Medical, Administrative,
Legal, Financial, Research, Education, Documentation.
8. Tahapan Manajemen Puskesmas:
a. Perencanaan (P1) = Menyususn rencana terkait kemungkinan
masalah kesehatan yang akan timbul pada daerah wilayah
puskesmas satu tahun kedepan dan diajukan dalam anggaran
puskesmas.
b. Pelaksanaan Pengendalian (P2) = Penyelenggaraan, Pemantauan
dan penilaian terhadap kinerja puskesmas
c. Pengawasan Pertanggungjawaban (P3) = Dilakukan Check dan
Recheck terhadap pencapaian puskesmas.
LEARNING OBJECTIVE

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan puskesmas sebagai


pelayanan primer

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan manajemen rekam medik


di puskesmas

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan upaya- upaya preventif


dan promotif yang dilakukan di puskesmas

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan program kerja dari


puskesmas

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan struktur organisasi


puskesmas (tugasnya dan divisinya)

6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan fungsi puskesmas

7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan peraturan pemerintah


tentang puskesmas

PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE

1. Puskesmas Sebagai Pelayanan Primer


Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Pusat Kesehatan
Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif unuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerja.

Puskesmas didirikan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar,


menyeluruh, paripurna, dan terpadu bagi seluruh penduduk yang tinggal di
wilayah kerja Puskesmas. Program dan upaya kesehatan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas merupakan program pokok (public health
essential) yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat (Herlambang, 2016).

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan


untuk mewujudkan masyarakat yang:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat (Permenkes No.75 Tahun 2014).

2. Manajemen Rekam Medik di Puskesmas


Catatan medis (Rekam Medis) merupakan keterangan baik yang tertulis
maupun yang terekam tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik,
laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan prosedur klinis yang
diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat
jalan, maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

Tujuan dibuatnya rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib


administrasi dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan di rumah
sakit/puskesmas/tempat pelayanan kesehatan lainya. Tanpa di dukung
suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, tertib
administrasi tempat pelayanan kesehatan tidak akan berhasil sebagaimana
yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu
faktor yang menentukan dalam upaya pelayanan kesehatan yang bermutu.

Selain menunjang administrasi dalam rangka meningkatkan pelayanan di


instansi pelayanan kesehatan, dan sebagai dasar dalam menetapkan
diagnosa dan menetapkan tindakan, perawatan, pengobatan terhadap
pasien, rekam medis mempunyai beberapa aspek kegunaan yang dikenal
dengan MALFRED.

Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:
a. Aspek medis (Medical) Suatu rekam medis mempunyai nilai
medik, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk
merencanakan pengobatan/perawatan yang harus di berikan kepada
seorang pasien.
b. Aspek Administrasi (Administrative) Suatu rekam medis
mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan
berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis
dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
c. Aspek hukum (Legal) Suatu rekam medis mempunyai nilai hukum,
karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian
hukum atas dasar keadilan dalam rangka usaha menegakkan
hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakan
keadilan.
d. Aspek keuangan (Financial) Suatu dokumen rekam medis
mempunyai nilai uang karena isinya menyangkut data dan
informasi yang dapat digunakan dalam menghitung biaya
pengobatan/tindakan dan perawatan.
e. Aspek penelitian (Research) Suatu dokumen rekam medis
mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut
data/informasi yang dapat dipergunakan dalam penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
f. Aspek pendidikan (Education) Suatu dokumen rekam medis
mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut
data/informasi tentang perkembangan/kronologis dan kegiatan
pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut
dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran di bidang
profesi kesehatan.
g. Aspek dokumentasi (Documentation) Suatu dokumen rekam medis
mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber
ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan
pertanggung jawaban dan laporan sarana pelayanan kesehatan.

Adapun kegunaan rekam medis secara umum yaitu:

a. Sebagai alat komunikasi antar dokter dengan tenaga ahli lainnya


yang ikut ambil bagian dalam memberikan pelayanan, pengobatan
serta perawatan terhadap pasien.
b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan
yang harus diberikan kepada seorang pasien.
c. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan,
perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung
atau dirawat di rumah sakit.
d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun
dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
f. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk
keperluan penelitian dan pendidikan.
g. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan
medis pasien.
h. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta
sebagai bahan pertanggung jawaban dan pelaporan.
Alur dan Prosedur Rekam Medis
1. Saat pasien datang, petugas pendaftaran harus memastikan terlebih
dahulu apakah pasien sudah pernah dating berobat atau belum.
2. Apabila pasien sudah pernah dating berobat, pasien tersebut
dimintai menunjukkan kartu identitas berobat(KIB). Kemudian
catat nomor rekam medis untuk mencari dokumen rekam medis di
filling
3. Untuk pasien yg tidak membawa KIB tetapi pernah berobat maka
ditanya nama,alamat, untk mencari No.RM nya di bagian filling
4. Apabila belum pernah berobat maka dibuatkan KIB dan kartu
index utama pasien (KIUP) kemudian dicatat.
5. Menyerahkan KIB kpd pasien dengan memberikan saran bahwa
KIB harus dibawa setiap kali datang berobat
6. Setelah petugas mengetahui poli mana yang akan dituju, pasien
dipersilahkan membayar jasa pelayanan di kasir dan menunggu
panggilan di poli yang dituju.
7. Menerima dokumen rekam medisn (DRM) lama dari filling dengan
menggunakan buku ekspedisi.
8. Mendistribusikan DRM sesuai unit rawat jalan yang sesuai dengan
tujuan pasien berobat oleh petugas dengan menggunakan buku
ekspedisi.
9. Identitas pasien dicatat dalam buku register tempat pendaftaran
pasien rawat jalan (TPPRJ) untuk keperluan pengecekan jumlah
pasien yang terdaftr di TPPRJ setiap harinya
10. Menyimpan KIUP dengan rapi sesuai dengan abjad
11. Melayani pendaftaran pasien peserta ASKES dengan menggunakan
system yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan ASKES
dimana system dan prosedur mengikuti ketentuan perusahaan.
12. Mencocokan jumlah pasien dengan jumlah penerimaan
pembayaran Bersama-sama kasir dengan menggunakan buku
register pendaftaran rawat jalan
13. Membuat laporan harian yang berisi berbagai infromasi yang
dihasilkan ditempat pelayanan tersebut.

3. Upaya Preventif dan Promotif yang dilakukan di Puskesmas


Promosi kesehatan adalah suatu proses untuk mempukan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatakan kesehatan mereka, dengan promosi
kesehatan kata lain adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat
sehingga masyarakat mau dan mampu untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoadmodjo, 2007). Menurut
Undang-Undang No.36 Tahun 2009 upaya preventif adalah suatu kegiatan
pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan penyakit.

Menurut Hartono (2010) banyak peluang untuk melaksanakan promosi


kesehatan oleh puskesmas. Secara umum peluang itu dapat dikategorikan
sebagai berikut:
a. Di dalam Gedung
Di dalam gedung puskesmas, promosi kesehatan dilaksanakan
seiring dengan pelayanan yang diselenggarakan puskesmas.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa di dalam gedung terdapat
peluang-peluang:
1) Promosi kesehatan di tempat pendaftaran, yaitu di tempat
pasien/klien harus melapor/ mendaftar sebelum
mendapatkan pelayanan kesehatan
2) Promosi kesehatan dalam pelayanan medis di poliklinik, di
pelayanan KIA & KB, dan di ruang perawatan (untuk
puskesmas dengan tempat perawatan).
3) Promosi kesehatan dalam pelayanan penunjang medis,
yaitu di kamar obat/apotik dan di laboratorium.
4) Promosi kesehatan dalam pelayanan klinik-klinik khusus
seperti klinik sanitasi.
5) Promosi kesehatan di tempat pembayaran rawat, yaitu di
ruang di mana pasien rawat inap harus menyelesaikan
pembayaran biaya rawat inap, sebelum meninggalkan
puskesmas (untuk puskesmas dengan tempat perawatan).
6) Promosi kesehatan di lingkungan puskesmas, yaitu di
tempat parkir, halaman, dinding, kantin/kios, tempat
ibadah, dan pagar halaman puskesmas.
b. Di Masyarakat (di luar gedung)
Banyak tatanan di mana puskesmas dapat melakukan promosi
kesehatan di masyarakat, yakni:
1) Tatanan rumah tangga, yaitu di pemukiman penduduk
misalnya di komplek-komplek perumahan, Dasa Wisma,
Rukun Tetangga/Rukun Warga dan lain-lain.
2) Tatanan sarana pendidikan, yaitu di sekolah-sekolah,
madrasah, pondok pesantren, kursus-kursus, perguruan
tinggi dan lain-lain.
3) Tatanan tempat kerja, yaitu di pabrik-pabrik, kanto-kantor,
koperasikoperasi, himpunan petani, pelelangan ikan,
kompleks pertokoan, dan lainlain.
4) Tatanan tempat umum, yaitu di terminal, stasiun,
dermaga/pelabuhan, pasar, restauran, penginapan, dan lain-
lain (Hartono, 2010).

4. Program Kerja Puskesmas


Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia,
pengelolaan program kerja puskesmas berpedoman pada 4 (empat) asas
pokok:
a. Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas bertanggung jawab untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang tinggal di wilayah kerjanya.
b. Asas Peran Serta Masyarakat
Asas peran serta masyarakat merupakan upaya-upaya yang
dilakukan petugas kesehatan di puskesmas untuk sebisa mungkin
memberdayakan masyarakat agar berperan aktif dalam
menyelenggarakan program kerja puskesmas. Contohnya yaitu
pelatihan kader-kader posyandu.
c. Asas Keterpaduan
Asas keterpaduan bertujuan untuk mengatasi keterbatasan sumber
daya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap
upaya puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu. Upaya ini
memadukan kegiatan-kegiatan masyarakat dengan program
kesehatan lain (lintas program dan lintas sektoral).
d. Asas Rujukan
Puskesmas sebagai sarana kesehatan tingkat pertama memiliki
kemampuan yang terbatas. Dalam membantu puskesmas
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan dan untuk
meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya
puskesmas harus ditopang oleh asas rujukan.

5. Struktur Organisasi Puskesmas


Struktur organisasi merupakan suatu hal yang penting bagi instansi
pemerintah, swasta maupun lembaga dalam rangka menjalankan usahanya
agar tercapai tujuan instansi tersebut. Dengan struktur organisasi yang
baik, tugas dan tanggung jawab dapat terlihat dengan jelas sehingga akan
mempermudah orang-orang yang ada didalam maupun diluar instansi
untuk mempelajari instansi tersebut.

Manajemen Organisasi Puskesmas


1) Kepala Puskesmas
a. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, bimbingan dan
supervisi
b. Mengadakan koordinasi ditingkat metro pusat
c. Sebagai penggerak pembangunan kesehatan di tingkat
kecamatan diwilayah kerja UPT Puskesmas Ganjar Agung
d. Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua
kegiatan di puskesmas.
2) Kasubag Tata Usaha
a. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di
setiap sub bagian dan unit Tata Usaha.
b. Menggantikan tugas Kepala Puskesmas bila Kepala
Puskesmas berhalangan hadir.
c. Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan disetiapn seksi
dan unit Tata Usaha.
3) Satuan Pengawas Internal
a. Mengajukan saran dan pertimbangan mengenai perbaikan
pengolahan kegiatan
b. Melaporkan hasil pengawasan internal kepada kepala
puskemas
4) PJ Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial Dan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat
a. Merencanakan dan Mengevaluasi kegiatan Promkes,
KIA/KB, Gizi, Kesling, P2M.
b. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan
c. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
d. Pelayanan Pencegahan dan pengendalian penyakit PJ
Upaya.
5) Kesehatan Masyarakat Pengembangan Dan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat
a. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan.
b. Merencanakan dan Mengevaluasi UKS, UKK, Kesehatan
Remaja dan usila, Kesehatan Jiwa, UKGS, Kesehatan Olah
Raga, Perkesmas, UKBM
6) PJ Upaya Kesehatan Perorangan, Kefarmasian Dan Laboratorium
a. Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan Lab, Pelayanan
Obat, Pelayanan Pemeriksaan Umum, Pelayanan Gawat
Darurat.
b. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan
7) PJ Jejaring Pelayanan Dan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan
a. Merencanakan Dan mengevaluasi kegiatan Puskesmas
Keliling, Bidan Desa.
b. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan yang
dilakukan.

6. Fungsi Puskesmas
Fungsi puskesmas dalam melaksanakan tugasnya, puskesmas
meyelenggarakan fungsi yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya dan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama diwilayah kerjanya.
Puskesmas memiliki wewenang dalam melaksanakan fungsinya yaitu:
a. Melaksanakan perncanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi dan, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain
terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan
kesehatan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
puskesmas
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses
mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan; dan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit (Permenkes No.75 Tahun 2014).

Fungsi puskesmas sebagai penggerak pembangunan berwawasan


kesehatan yaitu puskesmas selalu berupya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya. Upaya yang dilakukan puskemas
adalah mengutamakan pemeliharaan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan peneyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

7. Peraturan Pemerintah tentang Puskesmas


Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan
oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
b. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya.

Pasal 3:
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:
a. paradigma sehat;
b. pertanggungjawaban wilayah;
c. kemandirian masyarakat;
d. ketersediaan akses pelayanan kesehatan;
e. teknologi tepat guna; dan
f. keterpaduan dan kesinambungan.

Menurut peraturan menteri kesehatan yaitu Permenkes 43 tahun 2019


pasal 1 ayat 1 menyatakan Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya
disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Puskesmas adalah UKM
tingkat pertama, yang dijelaskan berdasarkan Permenkes 43 tahun 2019
pasal 1 ayat 2 Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat
UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Umma, Khairul. 2018. Pelaksanaan Program Promotif dan Preventif di Puskesmas


Labuhan Bilik Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2018. Universitas Sumatera
Utara. Medan.

Latarisa, Risdahlila Noho. 2020. Analisis Manajemen Pengelolaan Sistem Rekam


Medis di Puskesmas. Yayasan Perawat Sulawesi Selatan.

Eprints Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Eprints Universitas Muhammadiyah Metro

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang


Pusat Kesehatan Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai