DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL IHSAN
Jalan Kiastramanggala, Baleendah Telepon (022) 5940872, 5940873, 5940875,
5941719, 87799421, 87799431 Faksimil : 5941709 website www.rsudalihsan.jabarprov.go.id – email
rsudalihsan@jabarprov.go.id, rsudalihsan@yahoo.com
EDISI - 1
1
2022
TENTANG
2
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4431);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5309);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Berita
Negara Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017);
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit;
8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun
2019 tentang Penyelenggaraan Kesehatan (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 Nomor 14
Noreg Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat: (13-
236120191);
9. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 84 Tahun 2015
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang
Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah Di Lingkungan Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015 Nomor 84 Seri E);
10. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 184 Tahun
2021 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah di Lingkungan Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2021 Nomor 184).
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Menetapkan Panduan Penerapan Program Manajemen
Fasilitas Dan Keselamatan Pada Tenant/Penyewa Lahan
Yang Berada Di Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Al
Ihsan Provinsi Jawa Barat sebagaimana terlampir dalam
3
lampiran dan menjadi satu kesatuan dengan keputusan
ini.
DITETAPKAN DI : B A N D U N G
PADA TANGGAL : 15 AGUSTUS 2022
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Alloh SWT, karena atas berkah Nya
penyusunan Panduan Penerapan Program Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan
Pada Tenant Yang Berada Di Lingkungan Rsud Al Ihsan Provinsi Jawa Barat , dapat
diselesaikan.
Penyusun
5
DAFTAR ISI
SK Penetapan Panduan………………………………………………………………. 2
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..……. 4
DAFTAR ISI………………………………………………..…………………………… 5
BAB I …………………………………………………………………………………… 6
DEFINISI ………………………………………………………………………………. 6
Tujuan …………………………………………………………………………………. 6
Definisi ………………………………………………………………………………… 6
BAB II …………………………………………………………………………………. 10
BAB IV …………………………………………………………………………………. 14
DOKUMENTASI ………………………………………………………………………. 14
6
BAB I
DEFINISI
A. Latar Belakang
Rumah sakit dalam melaksanakan fungsinya sebagai institusi pelayanan
yang memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam kegiatanya harus
menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi baik bagi pasien, pendamping
pasien, karyawan, dan pengunjung. Untuk mencapai tujuan tersebut fasilitas
fisik, peralatan medis, dan peralatan lainnya harus dikelola secara efektif dan
efisien. Rumah sakit harus berupaya keras mengurangi dan mengendalikan
bahaya dan resiko, mencegah kecelakaan dan cedera serta memelihara kondisi
aman.
Dalam melaksanakan kegiatannya, di Rumah Sakit tentunya bekerja sama
dengan pihak lain seperti tenant / penyewa lahan yaitu restaurant, coffe shop,
optik ataupun toko serba ada atau took lainnya maka rumah sakit memiliki
kewajiban untuk memastikan bahwa tenant / penyewa lahan tersebut mematuhi
program manajemen fasilitas dan keselamatan, yang meliputi sebagai berikut :
1. Keselamatan
2. Keamanan.
3. Penanganan B3 dan limbahnya.
4. Penanggulangan bencana
5. Proteksi kebakaran
6. Sarana prasarana umum
7
C. Definisi
1. Manajemen Resiko Fasilitas, Keselamatan dan Lingkungan
Manajemen risiko adalah budaya, proses dan struktur yang diarahkan
untuk mewujudkan peluang-peluang dengan mengelola efek yang tidak
diharapkan dengan tujuan meminimalisasi dan meniadakan risiko yang
ditimbulkan oleh berbagai potensi bahaya yang ada di Rumah Sakit Umum
Daerah Al-Ihsan. Tujuan khusus adanya manajemen risiko fasilitas adalah :
a. Mengurangi risiko kegagalan fasilitas yang ada di Rumah Sakit Umum
Daerah Al-Ihsan.
b. Mengawasi dan memonitor risiko terkait fasilitas, keselamatan, dan
lingkungan di Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan.
c. Meningkatkan keamanan dan keselamatan fungsi fasilitas yang ada di
Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan bagi karyawan, pasien dan
pengunjung.
8
7) Banjir
2 Penculikan Bayi - PICU,
- NICU,
- Ruang Perawatan Anak,
- IGD,
- IGD PONEK
3 Pencurian - IGD,
- Ruang Perawatan,
- IBS,
- IRJ
4 Kekerasan Fisik - Ruang Rawat Inap
- IGD,
- IBS
5 Cidera Fisik Semua tempat
6 Paparan Radiasi - Instalasi Radiologi
- Instalasi Radioterapi
7 Pasien hilang / pasien kabur / Ruang rawat inap
pasien bunuh diri
8 Tertusuk Jarum - Ruang rawat inap,
- Ruang Laboratorium,
- IPJT,
- IBS,
- IGD,
- Kesling : IPAL
9 Paparan B3 Semua area rumah sakit
9
d. Tenant yang berada di RSUD Al-Ihsan harus memenuhi program
manajemen fasilitas dan keselamatan yang meliputi keselamatan dan
keamanan, bahan beracun dan berbahaya, serta proteksi kebakaran. Hal
ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien,
pengunjung, karyawan serta penyewa lahan.
10
BAB II
RUANG LINGKUP
Semua tenant yang berada dilingkungan rumah sakit harus mentaati peraturan
yang dibuat untuk menciptakan lingkungan rumah sakit yang aman sehingga
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung rumah sakit dapat terjamin. Program
Manajemen Risiko Fasilitas, Keselamatan, dan Lingkungan yang harus dipatuhi oleh
tenant atau penyewa lahan adalah :
11
d. Proteksi kebakaran
BAB III
TATA LAKSANA
12
bahaya bagi karyawan, pasien, keluarga pasien, dan pengunjung RSUD Al-Ihsan.
Ruang lingkup keselamatan dan keamanan yang harus dipatuhi oleh tenant adalah :
1. Menciptakan lingkungan yang aman dengan penggunaan kartu identitas oleh
seluruh tenant.
2. Pencegahan terhadap pencurian dan pemaksaan pengambilan barang milik
pasien, penunggu pasien, pengunjung, petugas rumah sakit dan barang milik
rumah sakit.
3. Pencegahan kekerasan oleh petugas rumah sakit, pasien maupun pengunjung
dirumah sakit.
4. Tenant harus mematuhi tata tertib yang ada di rumah sakit sehingga tenant juga
berkewajiban untuk melaporkan kepada petugas keamanan (security) jika terdapat
pengunjung atau custumernya yang memiliki indikasi dapat melakukan kekerasan
kepada petugas, pasien, dan pengunjung.
5. Keselamatan dan keamanan lingkungan rumah sakit, tenant harus menjaga
keselamatan dan keamanan dengan cara :
a. Merawat kondisi bangunan tenant.
b. Mejaga kebersihan lingkungan dengan melaksanakan 5R ( ringkas, rapi, resik,
rawat dan rajin).
c. Melaporkan kepada security atau karyawan lain jika terdapat suatu hal yang
mencurigakan.
d. Jika terdapat aktivitas jual beli makanan, maka makanan yang dijual harus
aman, tidak mengandung bahan makanan yang berbahaya, bersih, dan sehat
bagi konsumen sehingga tidak membahayakan kesehatan pembeli.
e. Tenant yang berada didalam lingkungan rumah sakit harus mengikuti ketentuan
mengenai standar baku mutu dan persyaratan kesehatan untuk pangan siap
saji sebagai berikut :
1) Tempat pengelolaan pangan :
a) Perlu disediakan tempat pengelolaan pangan (dapur) sesuai dengan
persyaratan konstruksi, tata letak, bangunan dan ruangan dapur.
b) Sebelum dan sesudah kegiatan pengelolaan pangan, tempat dan
fasilitasnya selalu dibersihkan dengan bahan pembersih yang aman.
c) Asap dikeluarkan melalui cerobong.
2) Peralatan masak
13
a) Peralatan masakan terbuat dari bahan dan desain alat yang mudah
dibersihkan dan tidak boleh melepaskan zat beracun kedalam bahan
pangan (food grade).
b) Peralatan masak tidak boleh patah dan kotor serta tidak boleh dicampur.
c) Peralatan masak agar dicuci segera sesudah digunakan.
d) Peralatan yang sudah bersih harus disimpan dalam keadaan kering dan
disimpan pada rak terlindung dari vector.
3) Penjamah Makanan
a) Harus sehat bebas dari penyakit menular.
b) Harus menggunakan pakaian kerja dan perlengkapan pelindung
pengolahan pangan dapur.
c) Selalu mencuci tangan sebelum bekerja.
14
Sebagai penghuni yang ada di lingkungan rumah sakit, tenant harus
mematuhi alur jika terjadi kejadian bencana dan ikut serta dengan tenang membantu
kelancaran evakuasi korban bencana. Hal ini mengharuskan tenant untuk
diikutsertakan dalam program pemberian edukasi terkait penanggulangan bencana
dan mengikuti kegiatan simulasi bencana saat dilakukan kegiatan simulasi
kedaruratan. Selain itu tenant harus memahami risiko dan bahaya bencana yang
kemungkinan dapat terjadi di RSUD Al-ihsan. Daftar bencana yang mungkin dapat
terjadi anatara lain kebakaran, gempa bumi, ancaman bom, dan anging puting
beliung. Kegiatan edukasi harus dilakukan secara berkala untuk menrefresh ilmu
yang diperoleh.
D. PROTEKSI KEBAKARAN
Kegiatan pengamanan kebakaran harus dilakukan oleh tenant untuk
mencegah terjadinya kebakaran sehingga petugas, pasien, pengunjung dan tenant
terjamin keselamatanya, terhindar dari kerugian materi serta terhindar dari cidera
dan kemungkinan hilangnya nyawa. Oleh karena itu, tenant di RSUD Al-Ihsan harus
mengerti dan mampu cara penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan
tidak membuat kondisi yang dapat menimbulkan kebakaran seperti :
1. Tenant dilarang memasang jaringan listrik tanpa ijin Rumah Sakit.
2. Tenant dilarang menggunakan kompor gas dan dianjurkan untuk menggunakan
kompor listrik.
15
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi terkait dengan kepatuhan tenant terhadap program MFK dapat
dilakukan dengan melakukan audit dan inspeksi secara berkala ke masing-masing
tenant. Audit ini wajib dilakukan untuk menjaga dan memantau kepatuhan tenant agar
senantiasa mematuhi dan menjalankan program manajemen risiko fasilitas.
16
17