Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL IHSAN
Jalan Kiastramanggala, Baleendah Telepon (022) 5940872, 5940873, 5940875,
5941719, 87799421, 87799431 Faksimil : 5941709 website www.rsudalihsan.jabarprov.go.id – email
rsudalihsan@jabarprov.go.id, rsudalihsan@yahoo.com

PANDUAN PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN


FASILITAS DAN KESELAMATAN PADA TENANT
YANG BERADA DI LINGKUNGAN RSUD AL IHSAN
PROVINSI JAWA BARAT

EDISI - 1

1
2022

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL IHSAN
Jl. Kiastramanggala, Telepon: (022) 5940872,5940875, 5941719 Faksimil: 5941709
Website : rsudalihsan.jabarprov.go.id e-mail: rsudalihsanprovjabar@gmail.com
Baleendah, Kabupaten Bandung 40381

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL IHSAN


PROVINSI JAWA BARAT
Nomor : /HK.02/RSIHSAN

TENTANG

PANDUAN PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN


KESELAMATAN PADA TENANT/PENYEWA LAHAN YANG BERADA DI
LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL IHSAN
PROVINSI JAWA BARAT

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL IHSAN PROVINSI JAWA BARAT,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan kegiatan penerapan


program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan pada
tenant perlu adanya panduan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu disusun dan ditetapkan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Al
Ihsan Provinsi Jawa Barat tentang Panduan Penerapan
Program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan Pada
Tenant/Penyewa Lahan yang Berada di Lingkungan
Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan Provinsi Jawa
Barat.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerdja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2918);
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik

2
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4431);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5309);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Berita
Negara Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017);
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit;
8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun
2019 tentang Penyelenggaraan Kesehatan (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 Nomor 14
Noreg Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat: (13-
236120191);
9. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 84 Tahun 2015
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang
Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah Di Lingkungan Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015 Nomor 84 Seri E);
10. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 184 Tahun
2021 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah di Lingkungan Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2021 Nomor 184).

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : Menetapkan Panduan Penerapan Program Manajemen
Fasilitas Dan Keselamatan Pada Tenant/Penyewa Lahan
Yang Berada Di Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Al
Ihsan Provinsi Jawa Barat sebagaimana terlampir dalam

3
lampiran dan menjadi satu kesatuan dengan keputusan
ini.

KEDUA : Panduan penerapan program Manajemen fasilitas dan


Keselamatan pada tenant di RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa
Barat sebagai dasar dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan program manajemen fasilitas dan keselamatan
dalam upaya pengendalian risiko keselamatan, keamanan,
proteksi kebakaran, kesiapsiagaan bencana dan
peneglolaan bahan berbahaya dan beracun serta limbahnya
di RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat yang bertujuan
mencegah terjadinya kecelakaan di RSUD Al Ihsan Provinsi
Jawa Barat.
KETIGA : Surat Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal
ditetapkan.

DITETAPKAN DI : B A N D U N G
PADA TANGGAL : 15 AGUSTUS 2022

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL-IHSAN


PROVINSI JAWA BARAT
DIREKTUR,

DEWI BASMALA, dr., MARS

4
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Alloh SWT, karena atas berkah Nya
penyusunan Panduan Penerapan Program Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan
Pada Tenant Yang Berada Di Lingkungan Rsud Al Ihsan Provinsi Jawa Barat , dapat
diselesaikan.

Penyusunan Panduan Penerapan Program Manajemen Fasilitas Dan


Keselamatan Pada Tenant Yang Berada Di Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Al
Ihsan Provinsi Jawa Barat ini sebagai dasar acuan dalam melaksanakan kegiatan
penerapan program manajemen fasilitas dan keselamatan pada tenant atau penyewa
lahan. Harapan kami pelaksanaan kegiatan ini dapat dilakukan dengan optimal, dan
bermanfaat serta hasil kegiatannya dapat sebagai bahan evaluasi.
Kami menyadari dengan keterbatasan-keterbatasan dalam penyusunan
Panduan Penerapan Program Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan Pada Tenant
Yang Berada Di Lingkungan Rsud Al Ihsan Provinsi Jawa Barat ini, maka kami
mengharapkan adanya masukan – masukan agar penyusunan Panduan Penerapan
Program Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan Pada Tenant Yang Berada Di
Lingkungan Rsud Al Ihsan Provinsi Jawa Barat ini menjadi lebih sempurna.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

Bandung, Agustus 2022

Penyusun

5
DAFTAR ISI

SK Penetapan Panduan………………………………………………………………. 2

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..……. 4

DAFTAR ISI………………………………………………..…………………………… 5

BAB I …………………………………………………………………………………… 6

DEFINISI ………………………………………………………………………………. 6

Latar Belakang ……………………………………………………………………….. 6

Tujuan …………………………………………………………………………………. 6

Definisi ………………………………………………………………………………… 6

BAB II …………………………………………………………………………………. 10

RUANG LINGKUP …………………………………………………………………… 10

BAB III …………………………………………………………………………………. 11

TATA LAKSANA ……………………………………………………………………... 11

BAB IV …………………………………………………………………………………. 14

DOKUMENTASI ………………………………………………………………………. 14

6
BAB I
DEFINISI

A. Latar Belakang
Rumah sakit dalam melaksanakan fungsinya sebagai institusi pelayanan
yang memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam kegiatanya harus
menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi baik bagi pasien, pendamping
pasien, karyawan, dan pengunjung. Untuk mencapai tujuan tersebut fasilitas
fisik, peralatan medis, dan peralatan lainnya harus dikelola secara efektif dan
efisien. Rumah sakit harus berupaya keras mengurangi dan mengendalikan
bahaya dan resiko, mencegah kecelakaan dan cedera serta memelihara kondisi
aman.
Dalam melaksanakan kegiatannya, di Rumah Sakit tentunya bekerja sama
dengan pihak lain seperti tenant / penyewa lahan yaitu restaurant, coffe shop,
optik ataupun toko serba ada atau took lainnya maka rumah sakit memiliki
kewajiban untuk memastikan bahwa tenant / penyewa lahan tersebut mematuhi
program manajemen fasilitas dan keselamatan, yang meliputi sebagai berikut :
1. Keselamatan
2. Keamanan.
3. Penanganan B3 dan limbahnya.
4. Penanggulangan bencana
5. Proteksi kebakaran
6. Sarana prasarana umum

B. Tujuan Panduan Tenant / Penyewa Lahan


Tenant / penyewa lahan turut berperan dalam upaya menciptakan lingkungan
rumah sakit yang aman, nyaman dan selamat.

7
C. Definisi
1. Manajemen Resiko Fasilitas, Keselamatan dan Lingkungan
Manajemen risiko adalah budaya, proses dan struktur yang diarahkan
untuk mewujudkan peluang-peluang dengan mengelola efek yang tidak
diharapkan dengan tujuan meminimalisasi dan meniadakan risiko yang
ditimbulkan oleh berbagai potensi bahaya yang ada di Rumah Sakit Umum
Daerah Al-Ihsan. Tujuan khusus adanya manajemen risiko fasilitas adalah :
a. Mengurangi risiko kegagalan fasilitas yang ada di Rumah Sakit Umum
Daerah Al-Ihsan.
b. Mengawasi dan memonitor risiko terkait fasilitas, keselamatan, dan
lingkungan di Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan.
c. Meningkatkan keamanan dan keselamatan fungsi fasilitas yang ada di
Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan bagi karyawan, pasien dan
pengunjung.

2. Identifikasi Area Beresiko


Identifikasi area berisiko adalah suatu kegiatan melakukan identifikasi atau
menandai suatu tempat yang mengandung risiko terjadinya ancaman terkait
fasilitas, keselamatan dan lingkungan baik terhadap karyawan, pasien,
pengunjung, dan tenant.

No Jenis Risiko Keselamatan Area Berisiko


1 Kedaruratan / Bencana /Kebakaran - Instalasi Gizi
a. Internal : - IBS,
1) Ledakan tabung Gas - Instalasi Radiologi,
2) Kebocoran Gas - Instalasi Radioterapi,
3) Keracunan makanan - Instalasi Gas Medis,
4) Kebakaran - Instalasi Gizi,
b. Eksternal - Instalasi Pelayanan Jantung
1) Gempa Bumi Terpadu,
2) Ancaman bom - Instalasi Farmasi,
3) Kecelakaan lalulintas - Instalasi Rawat Inap,
4) Keracunan makanan - IGD
5) Kebakaran
6) Wabah penyakit

8
7) Banjir
2 Penculikan Bayi - PICU,
- NICU,
- Ruang Perawatan Anak,
- IGD,
- IGD PONEK
3 Pencurian - IGD,
- Ruang Perawatan,
- IBS,
- IRJ
4 Kekerasan Fisik - Ruang Rawat Inap
- IGD,
- IBS
5 Cidera Fisik Semua tempat
6 Paparan Radiasi - Instalasi Radiologi
- Instalasi Radioterapi
7 Pasien hilang / pasien kabur / Ruang rawat inap
pasien bunuh diri
8 Tertusuk Jarum - Ruang rawat inap,
- Ruang Laboratorium,
- IPJT,
- IBS,
- IGD,
- Kesling : IPAL
9 Paparan B3 Semua area rumah sakit

3. Tenant atau Penyewa Lahan


a. Tenant atau penyewa lahan adalah seseorang atau suatu tim yang
bertugas dari instansi yang berbadan hukum yang membuat kesepakatan
untuk menyewa property/lahan milik RSUD Al Ihsan Provinsi Jawa Barat
b. Tenant atau penyewa lahan adalah pihak yang tidak terkait dengan
pelayanan rumah sakit dan berada dalam fasilitas pelayanan pasien di
Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan.

c. Tenant atau penyewa lahan ini dapat berupa outsourcing, restaurant,


coffe shop, optik dan lain sebagainya.

9
d. Tenant yang berada di RSUD Al-Ihsan harus memenuhi program
manajemen fasilitas dan keselamatan yang meliputi keselamatan dan
keamanan, bahan beracun dan berbahaya, serta proteksi kebakaran. Hal
ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien,
pengunjung, karyawan serta penyewa lahan.

4. Identifikasi Risiko Tenant atau Penyewa Lahan

No Jenis Risiko Pengendalian


1 Kedaruratan / Bencana /Kebakaran - Tersedia APAR
- Internal : - Mengikuti pelatihan
a. Kebakaran penggunaan APAR sehingga
- Eksternal dapat menggunakan APAR
a. Gempa Bumi
b. Ancaman bom
c. Keracunan makanan
d. Wabah penyakit
e. Banjir
2 Pencurian Pengawasan area penyewa lahan
3 Kekerasan Fisik Pengawasan area penyewa lahan
4 Cidera Semua tempat
5 Paparan B3 Semua area rumah sakit

10
BAB II
RUANG LINGKUP

Semua tenant yang berada dilingkungan rumah sakit harus mentaati peraturan
yang dibuat untuk menciptakan lingkungan rumah sakit yang aman sehingga
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung rumah sakit dapat terjamin. Program
Manajemen Risiko Fasilitas, Keselamatan, dan Lingkungan yang harus dipatuhi oleh
tenant atau penyewa lahan adalah :

a. Keselamatan dan keamanan


b. Bahan berbahaya dan beracun dan limbahnya.
c. Penanggulangan Bencana

11
d. Proteksi kebakaran

BAB III
TATA LAKSANA

A. KESELAMATAN DAN KEAMANAN


Tenant sebagai pihak yang menyewa lahan dilingkungan rumah sakit wajib ikut
serta menjaga keselamatan dan keamanan di RSUD Al-Ihsan. Dalam menjalankan
aktivitasnya harus memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan tidak menimbulkan

12
bahaya bagi karyawan, pasien, keluarga pasien, dan pengunjung RSUD Al-Ihsan.
Ruang lingkup keselamatan dan keamanan yang harus dipatuhi oleh tenant adalah :
1. Menciptakan lingkungan yang aman dengan penggunaan kartu identitas oleh
seluruh tenant.
2. Pencegahan terhadap pencurian dan pemaksaan pengambilan barang milik
pasien, penunggu pasien, pengunjung, petugas rumah sakit dan barang milik
rumah sakit.
3. Pencegahan kekerasan oleh petugas rumah sakit, pasien maupun pengunjung
dirumah sakit.
4. Tenant harus mematuhi tata tertib yang ada di rumah sakit sehingga tenant juga
berkewajiban untuk melaporkan kepada petugas keamanan (security) jika terdapat
pengunjung atau custumernya yang memiliki indikasi dapat melakukan kekerasan
kepada petugas, pasien, dan pengunjung.
5. Keselamatan dan keamanan lingkungan rumah sakit, tenant harus menjaga
keselamatan dan keamanan dengan cara :
a. Merawat kondisi bangunan tenant.
b. Mejaga kebersihan lingkungan dengan melaksanakan 5R ( ringkas, rapi, resik,
rawat dan rajin).
c. Melaporkan kepada security atau karyawan lain jika terdapat suatu hal yang
mencurigakan.
d. Jika terdapat aktivitas jual beli makanan, maka makanan yang dijual harus
aman, tidak mengandung bahan makanan yang berbahaya, bersih, dan sehat
bagi konsumen sehingga tidak membahayakan kesehatan pembeli.
e. Tenant yang berada didalam lingkungan rumah sakit harus mengikuti ketentuan
mengenai standar baku mutu dan persyaratan kesehatan untuk pangan siap
saji sebagai berikut :
1) Tempat pengelolaan pangan :
a) Perlu disediakan tempat pengelolaan pangan (dapur) sesuai dengan
persyaratan konstruksi, tata letak, bangunan dan ruangan dapur.
b) Sebelum dan sesudah kegiatan pengelolaan pangan, tempat dan
fasilitasnya selalu dibersihkan dengan bahan pembersih yang aman.
c) Asap dikeluarkan melalui cerobong.
2) Peralatan masak

13
a) Peralatan masakan terbuat dari bahan dan desain alat yang mudah
dibersihkan dan tidak boleh melepaskan zat beracun kedalam bahan
pangan (food grade).
b) Peralatan masak tidak boleh patah dan kotor serta tidak boleh dicampur.
c) Peralatan masak agar dicuci segera sesudah digunakan.
d) Peralatan yang sudah bersih harus disimpan dalam keadaan kering dan
disimpan pada rak terlindung dari vector.
3) Penjamah Makanan
a) Harus sehat bebas dari penyakit menular.
b) Harus menggunakan pakaian kerja dan perlengkapan pelindung
pengolahan pangan dapur.
c) Selalu mencuci tangan sebelum bekerja.

B. BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DAN LIMBAHNYA


Tenant sebagai penghuni rumah sakit harus ikut serta mengelola material
yang diketahui memiliki potensi bahaya bagi manusia maupun lingkungan untuk
meminimalkan risiko bahaya maupun cidera. Tenant selain sebagai sasaran edukasi
dan pemberian informasi terkait B3 dan limbah B3 juga sebagai pihak pencegahan
bahaya akibat B3 dan limbahnya. Risiko bahan berbahaya difokuskan pada risiko
yang disebabkan oleh bermacam-macam bahan berbahaya yang dapat
membahyakan pasien, pengunjung dan karyawan RSUD Al-Ihsan, dengan :
1. Mengidentifikasi bahan berbahaya dan beracun serta limbah B3 di tenant bila
ada.
2. B3 yang ada di lingkungan tenant dilengkapi dengan material safety data sheet
(MSDS) atau dokumen sejenis yang disediakan oleh suplier tenant.
3. Tenant harus mengerti alur penanganan tumpahan, kebocoran jika terjadi dan
merespon cepat jika terjadi kondisi emergency / tumpahan.
4. Proses pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan harus mengikuti Standar
Prosedur Operasional yang berlaku di RSUD Al-Ihsan.
5. Tenant yang dalam kegiatanya menggunakan B3 harus mengerti dan mampu
menangani tumpahan B3 dengan menggunakan Spill Kit sesuai dengan SOP.

C. PENANGGULANGAN BENCANA (HOSPITAL DISASTER PLAN)

14
Sebagai penghuni yang ada di lingkungan rumah sakit, tenant harus
mematuhi alur jika terjadi kejadian bencana dan ikut serta dengan tenang membantu
kelancaran evakuasi korban bencana. Hal ini mengharuskan tenant untuk
diikutsertakan dalam program pemberian edukasi terkait penanggulangan bencana
dan mengikuti kegiatan simulasi bencana saat dilakukan kegiatan simulasi
kedaruratan. Selain itu tenant harus memahami risiko dan bahaya bencana yang
kemungkinan dapat terjadi di RSUD Al-ihsan. Daftar bencana yang mungkin dapat
terjadi anatara lain kebakaran, gempa bumi, ancaman bom, dan anging puting
beliung. Kegiatan edukasi harus dilakukan secara berkala untuk menrefresh ilmu
yang diperoleh.

D. PROTEKSI KEBAKARAN
Kegiatan pengamanan kebakaran harus dilakukan oleh tenant untuk
mencegah terjadinya kebakaran sehingga petugas, pasien, pengunjung dan tenant
terjamin keselamatanya, terhindar dari kerugian materi serta terhindar dari cidera
dan kemungkinan hilangnya nyawa. Oleh karena itu, tenant di RSUD Al-Ihsan harus
mengerti dan mampu cara penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan
tidak membuat kondisi yang dapat menimbulkan kebakaran seperti :
1. Tenant dilarang memasang jaringan listrik tanpa ijin Rumah Sakit.
2. Tenant dilarang menggunakan kompor gas dan dianjurkan untuk menggunakan
kompor listrik.

15
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi terkait dengan kepatuhan tenant terhadap program MFK dapat
dilakukan dengan melakukan audit dan inspeksi secara berkala ke masing-masing
tenant. Audit ini wajib dilakukan untuk menjaga dan memantau kepatuhan tenant agar
senantiasa mematuhi dan menjalankan program manajemen risiko fasilitas.

16
17

Anda mungkin juga menyukai