PENGORGANISASIAN
INSTALASI FARMASI
i
PEMERINTAH PROPINSI SULAWESI BARAT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jalan : RE. Marthadinata Simboro Mamuju 91512
Website : http://rsud.sulbarprov.go.id Email : rsud.provinsi.sulbar@gmail.com
ii
4. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 472 tahun 1996 tentang
Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan;
6. Permenkes Menteri Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 228/ Menkes/ Per/ IV/2011 tentang
Penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang
wajib dilaksanakan Daerah;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 012 tahun 2012
tentang Akreditasi;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 72 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit;
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1 1 tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien;
10. Keputusan Menteri Kesehatan republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI
Pasal 1
Menetapkan Keputusan Direktur RSUD Provinsi Sulawesi Barat
tentang Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi RSUD
Provinsi Sulawesi Barat sebagaimana tersebut pada lampiran
Keputusan ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
Pasal 2
Pedoman Pengorganisasian ini dimaksudkan untuk diketahui,
dipahami, dihayati dan digunakan dalam melaksanakan tugas,
kewenangan dan tanggung jawab oleh seluruh pegawai di lingkungan
Instalasi Farmasi RSUD Provinsi Sulawesi Barat.
Pasal 3
Dengan diberlakukannya keputusan ini, maka Keputusan Direktur
RSUD. Provinsi Sulawesi Barat No. 1661 Tahun 2019, tentang
Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi Tahun 2019
dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
iii
Pasal 4
Surat Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dan
penetapannya akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Mamuju
Pada Tanggal : 6 Januari 2023
iv
TIM PENYUSUN
PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI
RSUD PROVINSI SULAWESI BARAT
v
KATA PENGANTAR
Mamuju, 2023
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
Catalog
PERATURAN DIREKTUR RSUD PROVINSI SULAWESI BARAT .................................................... ii
A. Visi ................................................................................................................................................... 3
B. Misi ...................................................................................................................................................3
C. Tujuan ............................................................................................................................................. 3
D. Falsafah .......................................................................................................................................... 3
F. Motto ................................................................................................................................................ 4
vii
BAB I PENDAHULUAN
1
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
2
BAB III VISI, MISI, MOTTO DAN FALSAFAH
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Sulawesi Barat saat ini telah
beroperasi, terletak di jalan RE. Martadinatha, Kelurahan Simboro, Kabupaten
Mamuju, kapasitas tempat tidur 217 buah dengan visi,misi, sebagai berikut :
C. Tujuan :
a. Tujuan umum adalah terwujudnya derajat kesehatan setiap pasien
yang di rawat di Rumah Sakit secara optimal dengan proses pelayanan
Rumah Sakit yang prima, spesialistik, profesional, holistic, paripurna
dan terjangkau masyarakat sehingga memuaskan semua pihak. Selain
itu juga tercapainya kemandirian financial Rumah Sakit yang
memiliki sumber daya manusia yang berkomitmen tinggi dan kompoten.
b. Tujuan khusus adalah memberikan pelayanan medis spesialistik
yang lengkap dan terjangkau masyarakat, pelayanan rujukan
spesialistik yang professional, pelayanan kesehatan yang tepat waktu,
tepat sarana dan tepat empati, penurunan angka kematian di Rumah
Sakit, kepuasan pasien, kesejahteraan semua karyawan di Rumah
Sakit.
E. Nilai-Nilai Dasar
Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan
berdasarkan nilai-nilai sebagai berikut: Sehat (Salam, Senyum dan Sapa,
Energik, Harmonis, Akuntabel, Tertib).
3
F. Motto
G. Budaya Kerja
Budaya kerja RSUD Provinsi Sulawesi Barat adalah Disiplin (Datang tepat
waktu, Isi daftar hadir, Selesaikan tugas, Izin bila perlu, Pulang pada waktunya,
Lembur bila perlu, Ikuti perintah atasan, kerja yang tulus).
4
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI
5
B. STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI
6
BAB V URAIAN JABATAN INSTALASI FARMASI
B. URAIAN JABATAN
7
3. Bertanggungjawab dalam koordinasi penggunaan fasilitas kerja di
lingkungan instalasi farmasi agar terjalin kerjasama untuk
meningkatkan mutu pelayanan instalasi farmasi.
4. Mengawasi dan mengendalikan mekanisme kerja staf dan
memberi arahan cara penyelesaian masalah kepada staf.
5. Memotivasi staf dengan memberikan reward and punishman untuk
meningkatkan semangat kerja staf.
6. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lainnya di lingkungan
Rumah Sakit Prov Sulbar untuk menunjang kelancaran pelayanan
rumah sakit.
7. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, bimbingan dan evaluasi
terhadap pelaksanaan pelayanan kefarmasian dalam rangka
pengembangan mutu pelayanan farmasi
8. Mengkoordinir penyusunan usulan anggaran instalasi farmasi,
usulan kebutuhan ketenagaan instalasi, dan usulan sarana yang
dibutuhkan instalasi farmasi.
9. Mengkoordinir pelaporan berkala dari setiap kegiatan instalasi
farmasi.
10. Menyampaikan usulan pemecahan masalah yang berkaitan
dengan kegiatan instalasi farmasi kepada kabid pelayanan medik
sebagai masukan dalam pemecahan masalah yang timbul.
b. Penanggung Jawab Administrasi
1. Membuat laporan pemakaian obat dari resep yang masuk ke
instalasi farmasi
2. Membuat laporan stok perbekalan farmasi tiap bulan untuk
dilaporkan ke direktur
3. Membuat laporan jumlah resep yang masuk ke instalasi farmasi
4. Membuat laporan klaim obat tiap bulan
5. Membuat laporan narkotika dan psikotropika
6. Membuat dokumen instalasi farmasi yang dibutuhkan kepala
instalasi
7. Menyiapkan sarana kerja untuk para petugas farmasi lainnya
8. Membina hubungan kerja yang baik sesama staf farmasi dan unit
kerja lain di rumah sakit
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala instalasi farmasi
c. Penanggung jawab penyimpanan sediaan farmasi dan BMHP
1. Memberi masukan terhadap program kerja instalasi farmasi
terutama dalam hal pengelolaan perbekalan farmasi.
2. Membuat perencanaan pengadaan perbekalan farmasi
3. Mengatur system penyimpanan perbekalan farmasi.
8
4. Mengatur system distribusi perbekalan farmasi baik untuk di unit
perawatan maupun di unit pelayanan farmasi.
5. Mengatur dan menyelenggarakan kegiatan pengelolaan
perbekalan farmasi.
6. Membuat, memperbaiki, mengembangkan dan menjalankan SPO
pengelolaan perbekalan farmasi.
7. Melaksanakan pengendalian dan pengelolaan perbekalan Farmasi.
8. Membina hubungan kerja yang baik dengan unit kerja yang ada di
rumah sakit.
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Instalasi.
d. Penanggung Jawab Depo Farmasi
1. Memberi masukan terhadap program kerja instalasi Farmasi.
2. Membuat perencanaan pengembangan dan perbaikan pelayanan
farmasi di depo.
3. Mengatur system dan alur pelayanan farmasi di depo.
4. Memimpin, mengatur dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kefarmasian di depo.
5. Membuat, memperbaiki, mengembangkan dan menjalankan SPO
sesuai dengan perkembangan ilmu kefarmasian.
6. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, bimbingan dan evaluasi
terhadap staf di depo dalam rangka pengembangan mutu
pelayanan farmasi.
7. Melaksanakan pengendalian, pengawasan dan pengelolaan
pelayanan farmasi di depo.
8. Membina hubungan kerja yang baik dengan unit kerja yang adadi
rumah sakit.
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala instalasi
farmasi.
e. Penanggung Jawab Manajemen Mutu memiliki
1. Menyusun program kerja dan cara monitoring serta evaluasi untuk
peningkatan mutu di instalasi farmasi sesuai target yang
ditetapkan.
2. Melaksanakan monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan
program kerja.
3. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
4. Melakukan tindakan hasil monitoring dan evaluasi yaitu melakukan
perbaikan kualitas pelayanan sesuai target yang ditetapkan dan
meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.
5. Membuat, memperbaiki, mengembangkan dan menjalankan protap
sesuai dengan perkembangan ilmu kefarmasian.
9
6. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, bimbingan dan evaluasi
terhadapap pelaksanaan pelayanan kefarmasian dalam rangka
pengembangan mutu pelayanan farmasi.
7. Membina hubungan kerja yang baik dengan unit kerja yang ada di
rumah sakit.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala instalasi
farmasi.
f. Pelaksana Teknis Kefarmasian
1. Mengerjakan resep dokter.
2. Mengganti obat yang sama yang tersedia di apotek berdasarkan
formularium nasional dan formularium rumah sakit dengan
konfirmasi ke penulis resep.
3. Mengkonfirmasi kejelasan resep kepada dokter dan menolak
resep yang meragukan.
4. Membuat permintaan sediaan farmasi dan BMHP ke gudang
instalasi farmasi.
5. Menerima sediaan farmasi dan BMHP dari gudang instalasi
farmasi serta menempatkan nya di tempat yang sesuai dan
mencatat dalam kartu stok.
6. Memperhatikan kesesuaian pesanan jenis, jumlah, bentuk dan
tanggal kadaluarsa.
7. Mencatat setiap pengeluaran sediaan farmasi dan BMHP di dalam
kartu stok dan lakukan inputan pengeluaran.
8. Memberi etiket dan bila perlu membuat copy resep.
9. Menyerahan obat unit dose ' resep individu dibawah pengawasan
apoteker.
g. Non Asisten Apoteker.
1. Menyiapkan barang farmasi yang diminta melalui daftar obat/
resep.
2. Membantu Tenaga Teknis Farmasi mencatat / merekapitulasi
daftar obat / resep peruangan / poli / instalasi.
3. Membantu Tenaga Teknis Farmasi merencanakan dan
mengajukan surat Permintaan obat ke gudang instalasi farmasi
ntuk kebutuhan pelayanan rawat inap / rawat jalan.
4. Membantu Tenaga Teknis Farmasi membuat laporan Pengeluaran
bulanan per ruangan / poli / instalasi.
10
BAB VI TATA HUBUNGAN KERJA
Instalasi farmasi merupakan salah satu unit kerja yang dipimpin oleh
seorang apoteker yang berpengalaman dalam memimpin instalasi farmasi
dinamakan kepala instalasi. Dalam menjalankan tugasnya, kepala instalasi
farmasi dibantu oleh beberapa apoteker sebagai penanggungjawab masing-
masing bagian. Apoteker sebagai penanggungjawab masing-masing bagian
dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian dalam melakukan pengelolaan
perbekalan farmasi dan pelayanan farmasi klinik, serta tenaga administrasi
dengan tata hubungan kerja sebagai berikut :
11
BAB VII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
A. Pola Ketenagaan
B. Kualifikasi Personil
12
BAB VIII KEGIATAN ORIENTASI
A. Orientasi Umum
HARI MATERI WAKTU PENGARAH
B. Orientasi Khusus
HARI MATERI WAKTU PENGARAH
13
Sosialisasi indikator kinerja/sasaran 30 menit Ka Inst
mutu Instalasi Farmasi Farmasi
Sosialisasi teknis kegiatan 30 menit Ka Inst
Pelayanan Farmasi sesuai dengan Farmasi
III nama dan jabatan
Orientasi ruang kerja instalasi 60 menit Ka Inst
farmasi Farmasi
Orientasi ruangan dan pelayanan 60 menit Ka Inst
RSUD. Provinsi Sulawesi Barat Farmasi
Orientasi Pekerjaan (On The Job Ka Inst
Training) di Instalasi farmasi Farmasi dan
IV 1 bulan
Koordinator
bagian
14
BAB IX RAPAT/PERTEMUAN
1. Daftar hadir
2. Agenda rapat
3. Notulen rapat
Format Notulen Rapat :
Hari/tanggal :
Tempat :
Pemimpin Rapat :
Notulen Rapat :
Jumlah peserta rapat :
Agenda rapat :
Hasil Rapat :
15
BAB X PELAPORAN
16
BAB XI PENUTUP
Perkembangan dan adanya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang komprehensif dapat menjadi peluang sekaligus merupakan
tantangan bagi tenaga kefarmasian yakni apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian untuk meningkatkan kompetensinya. Apoteker dan tenaga
teknis kefarmasian yang bekerja di Rumah Sakit dituntut untuk
merealisasikan perluasan paradigma Pelayanan Kefarmasian dari orientasi
produk menjadi orientasi pasien sehingga pelayanan yang diberikan kepada
pasien mampu menjamin keselamatan pasien dan meningkatkan kualitas
hidup pasien.
Dalam rangka untuk dapat tercapainya pelaksanaan pelayanan
kefarmasian dengan baik maka diperlukan suatu uraian tugas yang
dapat dijadikan pedoman bagi petugas farmasi dalam melakukan pekerjaan
kefarmasian.
17