Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN

PENGORGANISASIAN
INSTALASI FARMASI

i
PEMERINTAH PROPINSI SULAWESI BARAT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jalan : RE. Marthadinata Simboro Mamuju 91512
Website : http://rsud.sulbarprov.go.id Email : rsud.provinsi.sulbar@gmail.com

PERATURAN DIREKTUR RSUD PROVINSI SULAWESI BARAT


NOMOR : 108 Tahun 2023
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian


di RSUD Provinsi Sulawesi Barat, maka diperlukan
penyelenggaraan pelayanan yang bermutu tinggi yang
berorientasi pada keselamatan pasien;
b. bahwa agar pelayanan di RSUD Provinsi Sulawesi Barat
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya Pedoman
Pengorganisasian Instalasi Farmasi di RSUD Provinsi
Sulawesi Barat sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan farmasi;
c. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan
b, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur RSUD
Provinsi Sulawesi Barat.
Mengingat : 1. Undang – undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang – undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58. Tambajan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5607);
3. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

ii
4. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 472 tahun 1996 tentang
Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan;
6. Permenkes Menteri Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 228/ Menkes/ Per/ IV/2011 tentang
Penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang
wajib dilaksanakan Daerah;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 012 tahun 2012
tentang Akreditasi;
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 72 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit;
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1 1 tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien;
10. Keputusan Menteri Kesehatan republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI
Pasal 1
Menetapkan Keputusan Direktur RSUD Provinsi Sulawesi Barat
tentang Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi RSUD
Provinsi Sulawesi Barat sebagaimana tersebut pada lampiran
Keputusan ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
Pasal 2
Pedoman Pengorganisasian ini dimaksudkan untuk diketahui,
dipahami, dihayati dan digunakan dalam melaksanakan tugas,
kewenangan dan tanggung jawab oleh seluruh pegawai di lingkungan
Instalasi Farmasi RSUD Provinsi Sulawesi Barat.
Pasal 3
Dengan diberlakukannya keputusan ini, maka Keputusan Direktur
RSUD. Provinsi Sulawesi Barat No. 1661 Tahun 2019, tentang
Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi Tahun 2019
dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

iii
Pasal 4
Surat Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dan
penetapannya akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Mamuju
Pada Tanggal : 6 Januari 2023

iv
TIM PENYUSUN
PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI
RSUD PROVINSI SULAWESI BARAT

dr. H. Muhammad Ihwan Direktur RSUD. Provinsi Sulawesi Barat


Muzdalifah, SKM, M.Kes Kepala Tata Usaha
Nurwardi Nur, S.Si, M.Kes., Apt Kepala Bidang Pelayanan
Hj. Sunar, SKM Kepala sub Bidang Penunjang Medik
Irmawati, S.Si., Apt Kepala Instalasi Farmasi
Zakiah Nur, S.Si., Apt Staf Instalasi Farmasi
Hj. Rita Irawanni, S.Si., Apt Staf Instalasi Farmasi
Dra. Hj. Muliati, Apt Staf Instalasi Farmasi
Andi Rita MArzuki, S.Farm., Apt Staf Instalasi Farmasi
Rachmawati., S.Si., Apt Staf Instalasi Farmasi
Arifah Kurnia Astuti, S.Si., Apt Staf Instalasi Farmasi
Emmy Kartika, S.Farm., Apt Staf Instalasi Farmasi
Widya Winarni, S.Farm., Apt Staf Instalasi Farmasi
Sri Hartati., Amd. Farm Staf Instalasi Farmasi
Amalia Angraieni, Amd. Farm Staf Instalasi Farmasi
Lily Azdalia, Amd. Farm Staf Instalasi Farmasi

v
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu


Rumah sakit merupakan salah satu tempat layanan kesehatan kepada
masyarakat yang diharapkan senantiasa berusaha untuk memperbaiki kualitas
pelayanan masyarakat di segala bidang. Instalasi farmasi merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari pelayanan rumah sakit secara keseluruhan . Sehingga
pelayanan kefarmasian sangat dituntut untuk selalu berupaya meningkatkan
kualitas pelayanannya.
Untuk menjamin kelancaran pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum
Daerah Provinsi Sulawesi Barat utamanya Pelayanan Farmasi Rumah Sakit yang
berorientasi pelayanan kepada pasien, penyediaan obat- obatan yang bermutu,
termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat,
maka sangat dibutuhkan suatu Pedoman sebagai acuan dalam Pengorganisasian
Instalasi Farmasi berdasarkan pada Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
Semoga pedoman ini bermanfaat dan kami sadari bahwa pedoman ini masih
jauh dari sempuna oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
kami harapkan untuk melengkapi kekurangan sehingga penyusunan buku pedoman
ini dimasa depan diharapkan mengalami perbaikan.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Mamuju, 2023

Penyusun

vi
DAFTAR ISI

Catalog
PERATURAN DIREKTUR RSUD PROVINSI SULAWESI BARAT .................................................... ii

TIM PENYUSUN ......................................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................vi

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................................1

BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT .......................................................................................... 2

BAB III VISI, MISI, MOTTO DAN FALSAFAH .......................................................................................3

A. Visi ................................................................................................................................................... 3

B. Misi ...................................................................................................................................................3

C. Tujuan ............................................................................................................................................. 3

D. Falsafah .......................................................................................................................................... 3

E. Nilai-Nilai Dasar ............................................................................................................................. 3

F. Motto ................................................................................................................................................ 4

G. Budaya Kerja ................................................................................................................................. 4

BAB IV STRUKTUR ORGANISASI ......................................................................................................... 5

A. STRUKTUR ORGANISASI RSUD PROVINSI SULAWESI BARAT ......................................5

B. STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI .................................................................. 6

BAB V URAIAN JABATAN INSTALASI FARMASI ................................................................................7

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSTALASI FARMASI ........................................................... 7

B. URAIAN JABATAN .................................................................................................................... 7

BAB VI TATA HUBUNGAN KERJA ....................................................................................................... 11

A. Tata hubungan kerja internal ..................................................................................................... 11

B. Tata Hubungan Kerja Eksternal ................................................................................................ 11

BAB VII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL .......................................................12

A. Pola Ketenagaan ..........................................................................................................................12

B. Kualifikasi Personil .......................................................................................................................12

BAB VIII KEGIATAN ORIENTASI .......................................................................................................... 13

BAB IX RAPAT/PERTEMUAN ................................................................................................................15

BAB X PELAPORAN ................................................................................................................................16

vii
BAB I PENDAHULUAN

Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi


masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin
meningkat pula tuntutan masyarakat akan kualitas kesehatan. Hal ini menuntut
penyedia jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk meningkatkan
kualitas pelayanan yang lebih baik, tidak hanya pelayanan yang bersifat
penyembuhan penyakit (curatif), pemulihan kesehatan ( rehabilitatif) tetapi
juga mencakup pelayanan yang bersifat pencegahan (preventif) untuk
meningkatkan kualitas hidup (promotif), Oleh karena itu sangatlah dibutuhkan
mutu pelayanan rumah sakit yang baik yaitu derajat kesempurnaan palayanan
rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat/konsumen akan
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar
pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah
sakit secara wajar, efisien, efektif dan diberikan secara aman serta memuaskan
konsumen sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosio budaya. serta
memberikan kepuasan bagi konsumen selaku pengguna jasa kesehatan.
Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi
kepada pelayanan pasien, penyediaan sediaan Farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik.
Apoteker khususnya yang bekerja di Rumah Sakit dituntut untuk
merealisasikan perluasan paradigma Pelayanan Kefarmasian dari orientasi
produk menjadi orientasi pasien. Untuk itu kompetensi Apoteker perlu
ditingkatkan secara terus menerus agar perubahan paradigma tersebut dapat
diimplementasikan. Apoteker harus dapat memenuhi hak pasien agar
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan termasuk tuntutan hukum.
Pengorganisasian Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus mencakup
penyelenggaraan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai, pelayanan farmasi klinik dan manajemen mutu, dan bersifat
dinamis dapat direvisi sesuai kebutuhan dengan tetap menjaga mutu. Sistem ini
harus diatur dengan baik dalam panduan serta pedoman yang jelas sehingga
dapat menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sekaligus penggunaan
obat yang rasional dan bermutu.

1
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan


kasehatan mengalami perubahan. Pada awal perkembangannya, rumah sakit
adalah lembaga yang berfungsi sosial, tetapi dengan adanya rumah sakit
swasta, menjadikan rumah sakit lebih mengacu sebagai suatu industri yang
bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan dengan melakukan pengelolaan
yang berdasar pada manajemen badan usaha. Seiring dengan itu, terjadi
persaingan antara sesama rumah sakit baik rumah sakit milik pemerintah
maupun rumah sakit milik swasta, semua berlomba-lomba untuk menarik
konsumen agar menggunakan jasanya.
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Sulawesi Barat adalah sebuah
rumah sakit pemerintah yang terletak di Jalan RE. Martadinata Kecamatan
Simboro Kabupaten Mamuju. Dibangun pada tahun 2007 dan mulai beroperasi
pada Tanggal 5 Mei 2009 yang pelayanannya masih terbatas pada pelayanan
poliklinik dan UGD.
Seiring dengan berjalannya waktu, Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
Sulawesi Barat telah memiliki beberapa dokter ahli serta fasilitas yang sangat
memadai yaitu :
1. Pelayanan medik : Pelayanan rawat jalan ( Poli ), pelayanan Rawat
Inap (VVIP, VIP, Kelas I, Kelas II, Kelas III),
pelayanan gawat darurat, pelayanan obgyn,
pelayanan bedah umum dan pelayanan bedah
mulut.
2. Penunjang medik : rekam medik, instalasi farmasi, fisioterapi, CSSD,
laboratorium, Instalasi Gizi, radiologi dan laundry.
3. Fasilitas Umum : Ruang tunggu, mobil ambulance, tempat parkir,
kantin, tempat ibadah, keamanan, air bersih dan
listrik.
Selaku penyedia jasa pelayanan kesehatan, manajemen rumah sakit
selalu berupaya memberikan pelayanan yang baik, senantiasa meningkatkan
mutu pelayanan untuk mencapai kepuasan pasien di rumah sakit dan menjadi
salah satu rumah sakit rujukan di Provinsi Sulawesi Barat.

2
BAB III VISI, MISI, MOTTO DAN FALSAFAH

Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Sulawesi Barat saat ini telah
beroperasi, terletak di jalan RE. Martadinatha, Kelurahan Simboro, Kabupaten
Mamuju, kapasitas tempat tidur 217 buah dengan visi,misi, sebagai berikut :

A. Visi : Menjadi RSUD Unggulan Pelayanan Rujukan Di Wilayah


Sulawesi.

B. Misi : Untuk membuat RSUD Provinsi Sulawesi Barat sebagai


pelayaan rujukan unggulan di wilayah sulawesi
ditempuh melalui misi sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan kesehatan bermutu sesuai
standar akreditasi.
2. Mewujudkan Rumah Sakit Tipe B.
3. Mengembangkan produk unggulan.
4. Meningkatkan performa kinerja manajemen Rumah
Sakit.

C. Tujuan :
a. Tujuan umum adalah terwujudnya derajat kesehatan setiap pasien
yang di rawat di Rumah Sakit secara optimal dengan proses pelayanan
Rumah Sakit yang prima, spesialistik, profesional, holistic, paripurna
dan terjangkau masyarakat sehingga memuaskan semua pihak. Selain
itu juga tercapainya kemandirian financial Rumah Sakit yang
memiliki sumber daya manusia yang berkomitmen tinggi dan kompoten.
b. Tujuan khusus adalah memberikan pelayanan medis spesialistik
yang lengkap dan terjangkau masyarakat, pelayanan rujukan
spesialistik yang professional, pelayanan kesehatan yang tepat waktu,
tepat sarana dan tepat empati, penurunan angka kematian di Rumah
Sakit, kepuasan pasien, kesejahteraan semua karyawan di Rumah
Sakit.

D. Falsafah : RSUD Provinsi Sulawesi Barat adalah Rumah Sakit yang


memberikan pelayanan kesehatan dengan mutu yang
setinggi – tingginya dan sebaik – baiknya yang diabdikan
bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

E. Nilai-Nilai Dasar
Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan
berdasarkan nilai-nilai sebagai berikut: Sehat (Salam, Senyum dan Sapa,
Energik, Harmonis, Akuntabel, Tertib).

3
F. Motto

Adapun motto RSUD Provinsi Sulawesi Barat dalam memberikan


pelayanan adalah “Anda puas kami Bahagia”.

G. Budaya Kerja

Budaya kerja RSUD Provinsi Sulawesi Barat adalah Disiplin (Datang tepat
waktu, Isi daftar hadir, Selesaikan tugas, Izin bila perlu, Pulang pada waktunya,
Lembur bila perlu, Ikuti perintah atasan, kerja yang tulus).

4
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI

A. STRUKTUR ORGANISASI RSUD PROVINSI SULAWESI BARAT

Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Barat Nomor 25


Tahun 2013 tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi Rumah Sakit Umum
Daerah Provinsi Sulawesi Barat, Struktur Organisasi RSUD Provinsi Sulawesi
Barat di atur dan ditetapkan sebagai berikut:

Struktur Organisasi RSUD Provinsi Sulawesi Barat

5
B. STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI

6
BAB V URAIAN JABATAN INSTALASI FARMASI

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSTALASI FARMASI


a. Tugas Pokok
1. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal.
2. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional
berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi.
3. Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).
4. Memberi pelayanan bermutu melalui analisa, dan evaluasi untuk
meningkatkan mutu pelayanan farmasi.
5. Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
6. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi.
7. Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.
8. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan
formularium rumah sakit.
b. Fungsi
1. Mengelola kebutuhan dan kegiatan pelayanan farmasi.
2. Melaksanakan penilaian dan pemilihan sediaan farmasi, meliputi:
Obat, Alat kesehatan pakai habis, bahan obat, bahan radioligy,
gas medis dan sediaan farmasi lainnya.
3. Melaksanakan pengadaan, penyimpanan, peracikan dan
pendistribusian obat/ bahan dan alat kesehatan pakai habis dan
sediaan farmasi lainnya.
4. Melaksanakan pengawasan mutu perbekalan farmasi yang
diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan.
5. Melaksanakan pemantauan, pengendalian dan evaluasi
penggunaan Perbekalan Farmasi.
6. Melaksanakan penyuluhan, bimbingan dan konsultan penggunaan
obat dan pengobatan (konseling).
7. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi calon farmasi,
paramedis dan tenaga kesehatan lainnya.

B. URAIAN JABATAN

a. Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit.


1. Menyusun rencana kerja instalasi melalui evaluasi rencana dan
hasil kerja tahun lalu, proyeksi kegiatan yang akan datang. Dan
arahan dari direktur rumah sakit agar pelaksanaan kegiatan
instalasi terlaksana dengan efektif dan efisien.
2. Mengkoordinir penyusunan tatakerja di lingkungan instalasi
farmasi yang meliputi cara pelaksanaan tugas, pendistribusian
tugas, penentuan target kerja, serta bimbingn dalam pencapaian
target kerja instalasi farmasi

7
3. Bertanggungjawab dalam koordinasi penggunaan fasilitas kerja di
lingkungan instalasi farmasi agar terjalin kerjasama untuk
meningkatkan mutu pelayanan instalasi farmasi.
4. Mengawasi dan mengendalikan mekanisme kerja staf dan
memberi arahan cara penyelesaian masalah kepada staf.
5. Memotivasi staf dengan memberikan reward and punishman untuk
meningkatkan semangat kerja staf.
6. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lainnya di lingkungan
Rumah Sakit Prov Sulbar untuk menunjang kelancaran pelayanan
rumah sakit.
7. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, bimbingan dan evaluasi
terhadap pelaksanaan pelayanan kefarmasian dalam rangka
pengembangan mutu pelayanan farmasi
8. Mengkoordinir penyusunan usulan anggaran instalasi farmasi,
usulan kebutuhan ketenagaan instalasi, dan usulan sarana yang
dibutuhkan instalasi farmasi.
9. Mengkoordinir pelaporan berkala dari setiap kegiatan instalasi
farmasi.
10. Menyampaikan usulan pemecahan masalah yang berkaitan
dengan kegiatan instalasi farmasi kepada kabid pelayanan medik
sebagai masukan dalam pemecahan masalah yang timbul.
b. Penanggung Jawab Administrasi
1. Membuat laporan pemakaian obat dari resep yang masuk ke
instalasi farmasi
2. Membuat laporan stok perbekalan farmasi tiap bulan untuk
dilaporkan ke direktur
3. Membuat laporan jumlah resep yang masuk ke instalasi farmasi
4. Membuat laporan klaim obat tiap bulan
5. Membuat laporan narkotika dan psikotropika
6. Membuat dokumen instalasi farmasi yang dibutuhkan kepala
instalasi
7. Menyiapkan sarana kerja untuk para petugas farmasi lainnya
8. Membina hubungan kerja yang baik sesama staf farmasi dan unit
kerja lain di rumah sakit
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala instalasi farmasi
c. Penanggung jawab penyimpanan sediaan farmasi dan BMHP
1. Memberi masukan terhadap program kerja instalasi farmasi
terutama dalam hal pengelolaan perbekalan farmasi.
2. Membuat perencanaan pengadaan perbekalan farmasi
3. Mengatur system penyimpanan perbekalan farmasi.

8
4. Mengatur system distribusi perbekalan farmasi baik untuk di unit
perawatan maupun di unit pelayanan farmasi.
5. Mengatur dan menyelenggarakan kegiatan pengelolaan
perbekalan farmasi.
6. Membuat, memperbaiki, mengembangkan dan menjalankan SPO
pengelolaan perbekalan farmasi.
7. Melaksanakan pengendalian dan pengelolaan perbekalan Farmasi.
8. Membina hubungan kerja yang baik dengan unit kerja yang ada di
rumah sakit.
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Instalasi.
d. Penanggung Jawab Depo Farmasi
1. Memberi masukan terhadap program kerja instalasi Farmasi.
2. Membuat perencanaan pengembangan dan perbaikan pelayanan
farmasi di depo.
3. Mengatur system dan alur pelayanan farmasi di depo.
4. Memimpin, mengatur dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kefarmasian di depo.
5. Membuat, memperbaiki, mengembangkan dan menjalankan SPO
sesuai dengan perkembangan ilmu kefarmasian.
6. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, bimbingan dan evaluasi
terhadap staf di depo dalam rangka pengembangan mutu
pelayanan farmasi.
7. Melaksanakan pengendalian, pengawasan dan pengelolaan
pelayanan farmasi di depo.
8. Membina hubungan kerja yang baik dengan unit kerja yang adadi
rumah sakit.
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala instalasi
farmasi.
e. Penanggung Jawab Manajemen Mutu memiliki
1. Menyusun program kerja dan cara monitoring serta evaluasi untuk
peningkatan mutu di instalasi farmasi sesuai target yang
ditetapkan.
2. Melaksanakan monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan
program kerja.
3. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
4. Melakukan tindakan hasil monitoring dan evaluasi yaitu melakukan
perbaikan kualitas pelayanan sesuai target yang ditetapkan dan
meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.
5. Membuat, memperbaiki, mengembangkan dan menjalankan protap
sesuai dengan perkembangan ilmu kefarmasian.

9
6. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, bimbingan dan evaluasi
terhadapap pelaksanaan pelayanan kefarmasian dalam rangka
pengembangan mutu pelayanan farmasi.
7. Membina hubungan kerja yang baik dengan unit kerja yang ada di
rumah sakit.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala instalasi
farmasi.
f. Pelaksana Teknis Kefarmasian
1. Mengerjakan resep dokter.
2. Mengganti obat yang sama yang tersedia di apotek berdasarkan
formularium nasional dan formularium rumah sakit dengan
konfirmasi ke penulis resep.
3. Mengkonfirmasi kejelasan resep kepada dokter dan menolak
resep yang meragukan.
4. Membuat permintaan sediaan farmasi dan BMHP ke gudang
instalasi farmasi.
5. Menerima sediaan farmasi dan BMHP dari gudang instalasi
farmasi serta menempatkan nya di tempat yang sesuai dan
mencatat dalam kartu stok.
6. Memperhatikan kesesuaian pesanan jenis, jumlah, bentuk dan
tanggal kadaluarsa.
7. Mencatat setiap pengeluaran sediaan farmasi dan BMHP di dalam
kartu stok dan lakukan inputan pengeluaran.
8. Memberi etiket dan bila perlu membuat copy resep.
9. Menyerahan obat unit dose ' resep individu dibawah pengawasan
apoteker.
g. Non Asisten Apoteker.
1. Menyiapkan barang farmasi yang diminta melalui daftar obat/
resep.
2. Membantu Tenaga Teknis Farmasi mencatat / merekapitulasi
daftar obat / resep peruangan / poli / instalasi.
3. Membantu Tenaga Teknis Farmasi merencanakan dan
mengajukan surat Permintaan obat ke gudang instalasi farmasi
ntuk kebutuhan pelayanan rawat inap / rawat jalan.
4. Membantu Tenaga Teknis Farmasi membuat laporan Pengeluaran
bulanan per ruangan / poli / instalasi.

10
BAB VI TATA HUBUNGAN KERJA

Instalasi farmasi merupakan salah satu unit kerja yang dipimpin oleh
seorang apoteker yang berpengalaman dalam memimpin instalasi farmasi
dinamakan kepala instalasi. Dalam menjalankan tugasnya, kepala instalasi
farmasi dibantu oleh beberapa apoteker sebagai penanggungjawab masing-
masing bagian. Apoteker sebagai penanggungjawab masing-masing bagian
dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian dalam melakukan pengelolaan
perbekalan farmasi dan pelayanan farmasi klinik, serta tenaga administrasi
dengan tata hubungan kerja sebagai berikut :

A. Tata hubungan kerja internal

- Kepala Instalasi Farmasi bertanggungjawab kepada Kepala Sub Bidang


Penunjang Medik.
- Kepala instalasi farmasi melakukan koordinasi dengan kepala sub
bidang penunjang medik.
- Kepala Instalasi Farmasi mengawasi dan mengendalikan mekanisme
kerja Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian sebagai pelaksana
teknis pelayanan kefarmasian.
- Kepala Instalasi Farmasi melakukan koordinasi dengan unit kerja lain di
lingkungan rumah sakit.
- Penanggung jawab unit bertanggungjawab kepada Kepala Instalasi
Farmasi.
- Penanggung jawab unit mengawasi dan mengendalikan mekanisme
kerja pelaksana teknis kefarmasian setiap bagian
- Pelaksana teknis kefarmasian bertanggung jawab kepada penanggung
jawab unit

B. Tata Hubungan Kerja Eksternal

Kepala Instalasi farmasi melakukan koordinasi dengan unit terkait di


luar lingkungan rumah sakit dalam melaksanakan pelayanan farmasi yaitu :
- Koordinasi dengan dinas kesehatan dalam implementasi regulasi,
perijinan dan monitoring.
- Koordinasi dengan Balai POM dalam Pengawasan implementasi
regulasi bidang Farmasi.
- Koordinasi dengan organisasi profesi apoteker ( IAI ) dalam peningkatan
kompetensi apoteker.
- Koordinasi dengan ISFI dalam P engembangan sumber daya tenaga
teknis kefarmasian.
- Koordinasi dengan Dirjen Pelayanan Farmasi Kemenkes RI dalam hal
laporan penggunaan sediaan obat narkotika dan psikotropika.

11
BAB VII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. Pola Ketenagaan

Instalasi Farmasi RSUD Priovinsi Sulawesi Barat memiliki pola


ketenagaan sebagai berikut :
PENGATURAN JADWAL
NO JABATAN
DINAS
1 Kepala Instalasi Pagi

2. Penaggung Jawab Pagi

3. Pelaksana Teknis Kefarmasian Pagi, Sore, Malam

4. Tenaga Administrasi Pagi

B. Kualifikasi Personil

No. JABATAN KUALIFIKASI PERSONIL

1. Kepala Instalasi Apoteker, S2, STRA, SIPA, dan


memiliki pengalaman praktek di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit

2. Penanggung Jawab Apoteker, STRA, SIPA, dan memiliki


pengalaman praktek di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit
3. Pelaksana Teknis Apoteker (memiliki STRA dan SIPA),
Kefarmasian S1 farmasi, D3 Farmasi (memiliki
STRTTK dan SIPTTK) serta memiliki
pengalaman bekerja di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit
4. Tenaga Administrasi S1 Farmasi, Apoteker, STRA, SIPA,
dan memiliki pengalaman praktek di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit
5. Tenaga Lain Minimal setingkat SMA

C. Jenis dan Jumlah Tenaga.

NO. JENIS TENAGA JUMLAH KETERANGAN


1 Apoteker 12 orang ASN
2 S1 Farmasi 3 orang ASN
3 S1 Farmasi 1 orang Tenaga Kontrak
4 D3 Farmasi 11 orang ASN
5 D3 Farmasi 2 orang Tenaga P3K
6 Tenaga Lain 1 orang Tenaga Kontrak

12
BAB VIII KEGIATAN ORIENTASI

Pengenalan akan tugas, kewajiban dan tanggung jawab terhadap tugas


yang dibebankan bagi seseorang memerlukan waktu, bimbingan dan arahan
yang jelas, terinci dan terprogram.

Orientasi adalah peninjauan untuk menentukan sikap, arah, tempat


dan sebagainya yang tepat dan benar.

Orientasi pekerjaan adalah melihat, memahami dan mengenal secara


langsung terhadap tugas, tanggung jawab dan wewenang yang akan diberikan
kepadanya.

Program orientasi dilakukan pada seluruh pegawai yang masuk ke Instalasi


Farmasi dan dibagi menjadi 2 macam yaitu orientasi umum dan orientasi khusus.
Orientasi umum adalah orientasi berupa pengenalan tata aturan organisasi
umum RSUD Provinsi Sulawesi Barat , sedangkan orientasi khusus adalah
orientasi yang berfokus pada organisasi dan pelayanan Instalasi Farmasi.

A. Orientasi Umum
HARI MATERI WAKTU PENGARAH

Mengenal RSUD. Provinsi 60 menit Manajemen


Sulawesi Barat

Sosialisasi Peraturan- 30 menit Ka Subbag


Peraturan lokal RSUD. Umum dan
Provinsi Sulawesi Barat Kepegawaian
Sosialisasi Keselamatan dan
I Kesehatan Kerja dan
30 menit Koord. K3RS
Keselamatan Pasien di RSUD.
Provinsi Sulawesi Barat
Sosialisasi Program 30 menit Ketua PPI
Pengendalian Infeksi ( PPI )
RS
Sosialisasi Peningkatan Mutu 30 menit Koord Mutu
RSUD. Provinsi Sulawesi Barat RS

B. Orientasi Khusus
HARI MATERI WAKTU PENGARAH

Sosialisasi pedoman kerja Instalasi 30 menit Ka Inst


Farmasi Farmasi
Sosialisasi uraian jabatan dan tata 30 menit Ka Inst
hubungan kerja Farmasi
I
Sosialisasi keselamatan dan 30 menit Ka Inst
kesehatan kerja di Instalasi Farmasi
Farmasi

13
Sosialisasi indikator kinerja/sasaran 30 menit Ka Inst
mutu Instalasi Farmasi Farmasi
Sosialisasi teknis kegiatan 30 menit Ka Inst
Pelayanan Farmasi sesuai dengan Farmasi
III nama dan jabatan
Orientasi ruang kerja instalasi 60 menit Ka Inst
farmasi Farmasi
Orientasi ruangan dan pelayanan 60 menit Ka Inst
RSUD. Provinsi Sulawesi Barat Farmasi
Orientasi Pekerjaan (On The Job Ka Inst
Training) di Instalasi farmasi Farmasi dan
IV 1 bulan
Koordinator
bagian

14
BAB IX RAPAT/PERTEMUAN

Instalasi Farmasi RSUD Provinsi Sulawesi Barat mengadakan


rapat/pertemuan minimal sekali dalam sebulan, pekan pertama setiap bulannya.
Rapat dihadiri oleh semua SDM Farmasi kecuali yang melakukan pelayanan
atau berhalangan dengan alasan yang jelas.

Beberapa hal yang harus dipersiapkan dalam rapat/pertemuan adalah


sebagai berikut :

1. Daftar hadir
2. Agenda rapat
3. Notulen rapat
Format Notulen Rapat :
Hari/tanggal :
Tempat :
Pemimpin Rapat :
Notulen Rapat :
Jumlah peserta rapat :
Agenda rapat :

Hasil Rapat :

15
BAB X PELAPORAN

Instalasi Farmasi RSUD Provinsi Sulawesi Barat melakukan pelaporan


pelayanan farmasi meliputi :
A. Laporan Harian
1. Laporan obat kosong
2. Laporan jumlah pelayanan resep
B. Laporan Bulanan
1. Laporan Narkotika dan Psikotropika
2. Laporan stok opname
3. Laporan Mutasi Persediaan Tiap Depo
4. Laporan Indikator Mutu Kepatuhan Penggunaan Formularium
5. Laporan Indikator Mutu Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi
6. Laporan Indikator Mutu Waktu Tunggu Pelayanan Resep Racikan
7. Laporan Indikator Mutu Tidak Adanya Kesalahan Dalam Pemberian Obat
C. Laporan Tahunan
1. Laporan RKO
2. Laporan Stok obat
3. Laporan Hasil Evaluasi Pelayanan Kefarmasian

16
BAB XI PENUTUP
Perkembangan dan adanya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang komprehensif dapat menjadi peluang sekaligus merupakan
tantangan bagi tenaga kefarmasian yakni apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian untuk meningkatkan kompetensinya. Apoteker dan tenaga
teknis kefarmasian yang bekerja di Rumah Sakit dituntut untuk
merealisasikan perluasan paradigma Pelayanan Kefarmasian dari orientasi
produk menjadi orientasi pasien sehingga pelayanan yang diberikan kepada
pasien mampu menjamin keselamatan pasien dan meningkatkan kualitas
hidup pasien.
Dalam rangka untuk dapat tercapainya pelaksanaan pelayanan
kefarmasian dengan baik maka diperlukan suatu uraian tugas yang
dapat dijadikan pedoman bagi petugas farmasi dalam melakukan pekerjaan
kefarmasian.

17

Anda mungkin juga menyukai