PENGORGANISASIAN
INSTALASI FARMASI
RSU DHARMA IBUTERNATE
RUMAH SAKIT UMUM DHARMA IBU TERNATE
Jln. A. Mononutu No. 125, Kel.Tanah Raja, Kec Ternate Tengah 97713,
Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara Telp. (0921) 3121951,
Hp/WA +62 812 45216012 email: rsudharmaibuternate@gmail.com website :
www.rsudharmaibuternate.co.id
TENTANG
2
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 05 Tahun 1997 tentang
Psikotropika
Makanan
14 TanggungJawab Apoteker terhadap Keselamatan Pasien,
Departemen Kesehatan Tahun 2008
15 Pedoman Pemantauan Terapi Obat, Departemen Kesehatan Tahun
2009
16 Petunjuk Tehnis Standar pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
Tahun 2020
17 Pedoman Pelayanan Obat di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Tahun 2006
18 Pedoman Monitoring Efek Samping Obat ( MESO ) bagi Tenaga
Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Tahun 2012
19 Pedoman Pencampuran Obat Suntik dan Penanganan Sitostatika,
Departemen kesehatan Tahun 2019
20 Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Tahun 2010
21 Peraturan Badan Pengawar Obat dan Makanan Republik Indonesia
Nomor 04 Tahun 2018 tentang Pengawasan Pengelolaan Obat,
Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika dan Prekursor farmasi di
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
22 Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 02 Tahun
2014 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas
MEMUTUSKAN
TERNATE
Pasal 1
Keteraturan dalam pengorganisasian di Instalasi Farmasi RSU Dharma Ibu Ternate merupakan
hal yang penting dalam peningkatan mutu pelayanan Instalasi Farmasi Pasal 2
Pedomanan Pengorganisasian Instalasi Farmasi di RSU Dharma Ibu Ternate merupakan
acuan bagi pelaksanaan pelayanan kefarmasian.
Pasal
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan,apabila dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam peraturan ini maka akan dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Ternate
Pada tanggal : 18 Juni 2022
RSU Dharma Ibu Ternate
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
NOMOR : 15.002/RSUDI/PER-DIR/VI/2022
TANGGAL: 18 JUNI 2022
TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN
INSTALASI FARMASI
RSU DHARMA IBU TERNATE
BAB I
PENDAHULUAN
Instalasi Farmasi RSU Dharma Ibu Ternate adalah wadah yang mengelola pelayanan farmasi dan
pengelolaan perbekalan farmasi secara professional, bermutu serta terjangkau oleh pasien, yang
meliputi seluruh jenis-jenis pelayanan farmasi klinik dan pengelolaan perbekalan farmasi yang
diperlukan dalam menunjang pelayanan kesehatan pasien yang paripurna sesuai kemampuan RSU
Dharma Ibu Ternate.
Keteraturan dalam pengorganisasian di Instalasi Farmasi RSU Dharma Ibu Ternate merupakan hal
yang penting dalam peningkatan mutu pelayanan Instalasi Farmasi.
Untuk mendukung peningkatan mutu pelyanan Instalasi Farmasi RSU Dharma Ibu Ternate,maka
perlu disusun suatu Pedoman Pengorganisasian Farmasi RSU Dharma Ibu Ternate yang dapat
dipakai sebagai acuan dalam merencanakan peningkatan dan pengembangan pengorganisasian di
bidang farmasi.
Dalam hal penyusunan pedoman di setiap unit kerja, perlu diperhatikan adanya 2 (dua) pedoman
yang harus dibuat sebagaimana diatur dalam ketentuan, yaitu Pedoman
Pengorganisasian dan Pedoman Pelayanan. Dengan demikian, setiap unit kerja akan mendasarkan
pelaksanaan kegiatannya menurut tugas dan fungsi setiap SDM dalam pengorganisasiannya serta
menyelenggarakan pelayanannya sesuai dengan tata laksana yang telah ditetapkan
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
A. Sejarah Singkat
RSU Dharma Ibu bermula dari Rumah Sakit Bersalin (RSB) Dharma Ibu yang
didirikan pada tanggal 19 Mei 1953 dan diresmikan oleh Uskup Andreas Sol,MSC.
Maksud pendiriannya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat Kota Ternate dan sekitarnya, khususnya bagi ibu-ibu yang akan bersalin.
Dalam perkembangan pelayanannya, bukan ibu-ibu hamil saja yang datang
berobat, tetapi juga anak-anak dan orang dewasa, pria dan wanita sehingga kemudian
mulai dipikirkan agar keberadaan Rumah Sakit ini dapat dirasakan oleh seluruh lapisan
masyarakat, apalagi disaat itu Rumah Sakit Bersalin (RSB) Dharma Ibu mempunyai
reputasi yang baik dimata masyarakat kota Ternate dan sekitarnya. Oleh karena itu,
pada tahun 1998, mulai direncanakan untuk mengubah status Rumah Sakit Bersalin
(RSB) menjadi Rumah Sakit Umum (RSU), diikuti dengan langkah-langkah konkrit
dalam memperbaiki infra struktur Rumah Sakit.
Pada tanggal 04 November 1999 terjadi konflik komunal di kota Ternate. Konflik ini
seakan-akan meluluh-lantakkan segala impian dan rencana yang sementara di
bangun. Akibat konflik komunal tersebut gedung rumah sakit mengalami kerusakan,
berbagai alat kedokteran termasuk alat-alat diagnostik dan operatif hilang dijarah, para
pegawai rumah sakit tercerai berai menyelamatkan diri ke daerah–daerah yang aman.
Selang lima tahun kemudian, pada tanggal 01 Maret 2004, rumah sakit
kembali beroperasi, dan disetujui peningkatan status Rumah Sakit Bersalin Dharma
Ibu menjadi Rumah Sakit Umum Dharma Ibu Ternate berdasarkan surat keputusan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate Nomor 503.442.05.BI / Dinkes /YKM /II / 2004.
Pada tanggal 18 Januari 2011 di Jakarta dikeluarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Repulik Indonesia nomor, HK 03.5/I/264/2011 tentang penetapan Kelas
RSU Dharma Ibu Kelas D dan pada tanggal 14 Juli 2011 dikeluarkan surat keputusan
oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate nomor 01.B I /RS/VII/2011 tentang
pemberian Ijin penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Dharma Ibu Ternate berupa Ijin
tetap yang berlaku selama 5 tahun sejak tanggal dikeluarkan, dan diperbaharui setiap 5
(lima) tahun. Hingga saat ini RSU Dharma Ibu Ternate menjalankan pelayanan
kesehatan sesuai dengan peraturan perizinan Pemerintah Kota Ternate Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan Nomor:
005/RSUD/DPMPTSP/V/2019.
BAB III
VISI, MISI, MOTTO, FALSAFAH DAN TUJUAN RUMAH SAKIT
3.6 5 Pilar
1. Kejujuran
Kesadaran untuk bekerja secara jujur dalam menjalankan tugas yang dipercayakan
kepadanya
2. Disiplin
Kesadaran untuk taat pada aturan yang berlaku di RSU Dharma Ibu Ternate
3. Tanggungjawab
Kesadaran untuk bertanggungjawab dalam pelayanan dengan sopan santun dan beretika
4. Kerjasama
Kesadaran untuk turut merasa memiliki, terlibat secara aktif serta bekerjasama lintas unit
dan profesi dalam pengembangan SDM dan pelayanan yang bermutu.
5. Dedikasi
Memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengabdikan diri secara total dalam pelayanan.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
1. Direktur
a. Dalam Garis Koordinasi, meliputi :
1) Komite Medik
2) Komite Keperawatan
3) Komite Tenaga Kesehatan Lain
4) Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
5) Komite Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
6) Komite Etik dan Hukum
7) Satuan Pengawas Internal (SPI)
8) Tim-Tim
b. Dalam Garis Komando, meliputi :
1) Bidang Pelayanan Medis
2) Bidang Penunjang Medis
3) Bidang Keperawatan
4) Bagian Sumber Daya Manusia ( SDM)
5) Bagian Keuangan
6) Bagian Umum
7) Sekretaris Rumah Sakit
8) Manejer Pelayanan Pasien (MPP)
9) Unit Pengelolaan Sistim Informasi Rumah Sakit ( SIMRS)
6. Bagian Keuangan
a. Unit Pengadaan
b. Unit Kasir
c. Unit Akuntansi
d. Unit Pengelolaan Klem
7. Bagian Umum
a. Unit Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
b. Unit Logistik
c. Unit Loundry
d. Unit Keamanan
e. Unit Cleaning Service
f. Unit Ambulance
g. Unit Pemulasaran Jenazah
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI
Instalasi Farmasi RS Dharma Ibu Ternate dipimpin oleh seorang Kepala Ruang Instalasi
Farmasi yang bertanggung jawab langsung terhadapWakil Direktur Medis. Dalam
menyelenggarakan fungsi, peran, dan tanggung jawabnya, Kepala Ruang Instalasi Farmasi RS
Dharma Ibu Ternate ,penanggungjawab gudang perbekalan farmasi, penanggungjawab rawat jalan,
penanggungjawab rawat inap dan pelaksana.
Instalasi Farmasi RS Dharma Ibu Ternate dipimpin oleh seorang Kepala Ruang Instalasi
Farmasi yang bertanggung jawab langsung terhadap Direktur . Dalam menyelenggarakan fungsi,
peran, dan tanggung jawabnya, Kepala Ruang Instalasi Farmasi RS Dharma Ibu Ternate,Apoteker
Penanggungjawab, Penanggung Jawab Pengelolaan Perbekalan Farmasi, Penanggungjawab
Pelayananan kefarmasian,Penanggungjawab Manajemen Mutu, Penanggungjawab
Administrasi,Penanggungjawab Gudang Farmasi dan pelaksana.
Secara umum, struktur organisasi Instalasi Farmasi dapat digambarkan sebagai berikut :
BAB VI
URAIAN TUGAS
Wewenang :
1) Mengusulkan rencana persediaan obat, bahan obat dan alat kesehatan
2) Mengusulkan pengembangan pelayanan farmasi
3) Menentukan keputusan berkenaan dengan kebijakan pelayanan Instalasi Farmasi
4) Memberikan pembinaan dan teguran kepada karyawan Instalasi Farmasi
5) Memberikan teguran dan peringatan bagi karyawan yang tidak melaksanakan tugas dengan
baik.
6) Mengevaluasi kinerja karyawan
Dalam menjalankan fungsi dan perannya sebagaimana telah diuraikan pada pembahasan
sebelumnya, Instalasi Farmasi RSU Dharma Ibu Ternate berkoordinasi dengan pihak unit terkait
lainnya sebagaimana tergambar pada skema hubungan kerja, sebagai berikut :
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI SDM
Dalam upaya mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang handal, diperlukan berbagai upaya
dalam menyediakan dan mempertahankan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tepat bagi
organisasi. Berdasarkan pertimbangan tersebut, diperlukan adanya perencanaan SDM sebagai
suatu proses mengantisipasi dan menyiapkan perputaran internal dan eksternal SDM. Tujuannya
adalah untuk memberdayakan sumber-sumber tersebut seefektif mungkin sehingga pada waktu
yang tepat, tersedia sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan terkait.
Selain itu, perencanaan ketenagaan ini dilaksanakan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan oganisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM). Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM)
di Instalasi Farmasi RSU Dharma Ibu Ternate adalah sebagai berikut :
Tabel 8.1
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI SDM INSTALASI FARMASI
A. Pola Ketenagaan
Instalasi Farmasi RSU Dharma Ibu Ternate memberlakukan pola ketenagaan sebagai berikut
:
NO JABATAN PENGATURAN JADWAL
1 Kepala Instalasi Dinas Pagi
2 Kepala Unit Dinas Pagi
3 PelaksaTeknis Kefarmasian Dinas Pagi, Siang, Malam
4 Tenaga Administrasi Dinas Pagi
B. Kualifikasi SDM
Instalasi Farmasi RSU Dharma Ibu Ternate memiliki kualifikasi dan jumlah SDM sebagai
berikut :
Beban Kerja
Kebutuhan tenaga =--------------------------------------------
Waktu standar pelayanan
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Program orientasi dilakukan pada SDM baru yang masuk ke Instalasi Farmasi RSU Dharma
Ibu Ternate. Dalam proses orientasi, pre-test dan post-test dilakukan sebagai dasar evaluasi
kegiatan orientasi. Kegiatan orientasi dimaksud mencakup :
1. Pengenalan lingkungan kerja di rumah sakit
2. Pedoman organisasi dan pedoman kerja di Instalasi Farmasi RSU Dharma Ibu Ternate
3. Pemahaman tentang Keselamatan Pasien di rumah sakit, Hand Hygiene,Alat Pelindung Diri
(APD), Penggunaan APAR dan Fasilitas Keselamatan Kerja lainnya
Tabel 9.1
Tabel Orientasi Umum SDM Instalasi Farmasi RSU Dharma Ibu Ternate
BAB X
RAPAT
A. Rapat Rutin
Rapat rutin yang diselenggarakan berupa :
Waktu : Satu kali dalam sebulan
Jam : Disesuaikan – selesai
Tempat : Ruangan Instalasi Farmasi
Peserta : Kepala. Ruangan, Penanggungjawab dan Staf Pelaksana
Materi :
1. Evaluasi pelayanan Farmasi yang telah dilakukan.
2. Tindak lanjut penyelenggaraan program
3. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja penyelenggaraan program.
Kelengkapan Rapat mencakup undangan, daftar hadir, notulen rapat,
laporan/rekomendasi/usulan kepada Direksi RSU Dharma Ibu Ternate.
B. Rapat Insidentil
Rapat Insidentil diselenggarakan pada :
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu dibahas dan
diselesaikan segera.
Jam : Sesuai undangan
Tempat : Sesuai undangan
Peserta : Kepala Ruangan, Penanggungjawab ,Staf Pelaksana, dan unit terkait (bila
diperlukan)
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas
Kelengkapan Rapat mencakup undangan, daftar hadir, notulen rapat,
laporan/rekomendasi/usulan kepada Direksi RS Dharma Ibu Ternate.
BAB XI
PELAPORAN
A. Laporan Harian
Laporan harian di Instalasi Farmasi RSU Dharma Ibu Ternate meliputi : a.
Laporan jumlah resep
b. Laporan pencatatan penjualan
c. Laporan pencatatan pembelian tunai obat ke apotik/RS lain
d. Laporan mutu pelayanan
e. Laporan yang dibuat oleh pelaksana farmasi dalam bentuk tertulis setiap hari .
B. Laporan Bulanan
Laporan yang dibuat oleh pelaksana farmasi dalam bentuk tertulis setiap bulannya per setiap
tanggal 10.
Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :
Laporan jumlah resep yang meliputi
Jumlah resep narkotika.
Jumlah resep berdasarkan rawat jalan, rawat inap, IGD
Laporan penggunaan obat generik diserahkan ke MRO setiap tanggal 5 bulan berikutnya
Laporan pengadaan obat generic diserahkan ke MRO setiap tanggal 5 bulan berikutnya.
Laporan Mutu Pelayanan instalasi Farmasi meliputi :
a) Waktu tunggu penyerahan obat jadi
b) Waktu tunggu penyerahan obat racik
c) Kepatuhan terhadap formularium rumah sakit dan formularium nasional
d) Tidak ada kesalahan pemberian obat
C. Laporan Triwulan
Laporan yang dibuat oleh pelaksana farmasi dalam bentuk tertulis setiap tiga bulan
dan diserahkan kepada Kepala Ruang Instalasi Farmasi per tiap tanggal 10 .Adapun halhal
yang dilaporkan adalah:
Laporan sampling stok dan evaluasi dalam 3 bulan
Laporan tiap 6 bulan
Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah : Laporan jumlah resep yang meliputi jumlah resep
psikotropika
D. Laporan Tahunan
Laporan yang dibuat oleh pelaksana farmasi dalam bentuk tertulis setiap satu bulan
dan diserahkan kepada Kepala Ruang Instalasi Farmasi dan direktur . Adapun hal-hal yang
dilaporkan adalah laporan sisa stock obat, laporan kepatuhan terhadap formularium,laporan
evaluasi pengadaan perbekalan farmasi dan laporan kajian pelayanan kefarmasian selama
setahun.