LIMBAH
LEMBAR PENGESAHAN
TANDA
KETERANGAN TANGGAL
TANGAN
Pembuat Dokumen
ii
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASIRIAN
NOMOR: 445/658/427.78/2018
TENTANG
iii
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 56 tahun 2014
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
9. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 24 tahun 2016
tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana
Rumah Sakit;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 4 Tahun
2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Daerah Pasirian Kabupaten
Lumajang;
11. Peraturan Bupati Nomor 20 Tahun 2017 tentang
Peraturan Internal Rumah Sakit Umum Daerah Pasirian;
12. Keputusan Bupati Lumajang Nomor 821/71/427/61/2016
tentang Pengangkatan dr. Wawan Arwijanto sebagai
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasirian.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH PASIRIAN TENTANG PENETAPAN PANDUAN
PENGELOLAAN LIMBAH
Pertama : Pelaksanaan Pengelolaan Limbah di Rumah Sakit Umum
Daerah Pasirian wajib dilaksanakan berdasarkan ketentuan
sebagaimana Lampiran Peraturan ini.
Kedua : Pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Limbah menjadi
tanggung jawab Unit Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit
Umum Daerah Pasirian
Ketiga : Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.
Ditetapkan di :LUMAJANG
Pada Tanggal : 01 Oktober 2018
DIREKTUR
RSUD PASIRIAN
iv
v
Lampiran
Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasirian
Nomor : 445/658/427.78/2018
Tanggal : 01 Oktober 2018
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. DEFINISI
1. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.
2. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang
berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari
limbah medis padat non medis.
3. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah
sitotoksis, limbah kimiawi, liimbah radioaktif, limbah container
bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
4. Limbah padat nonmedis adalah limbah padat yang dihasilkan dari
kegiatan rumah sakit di luar yang berasal dari dapur, perkantoran,
taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada
teknologinya.
5. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal
dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengndung
mikrroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya
bagi kesehatan.
6. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal
dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti incinerator, dapur,
perlengkapan generator, anestesi dan pembuatan obat sitotoksis.
7. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi dengan darah,
cairan tubuh pasien, ekskresi, sekresi yang dapat menularkan kepada
orang lain.
8. Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari
persiapan dan pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker
yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan sel hidup.
9. Minimalisasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk
mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi
1
bahan, menggunakan kembali limbah (reuse) dan daur ulang limbah
(recycle).
10. Bahan berbahaya, setiap unsur peralatan, bahan, atau proses yang
mampu atau berpotensi menyebabkan kerusakan.
11. Benda-benda tajam, jarum suntik, jarum jahit bedah, pisau, scalpel,
gunting, benang kawat, pecahan kaca dan benda lain yang dapat
menusuk atau melukai
12. Enkapsulasi, pengisian wadah benda tajam yang telah ¾ penuh
dengan semen atau tanah liat yang setelah kering dapat dimanfaatkan
untuk menambah gundukan tanah pada bagian yang rendah.
13. Insenerasi. Pembakaran limbah padat, cair, atau gas mudah terbakar
(dapatdibakar) yang terkontrol untuk menghasilkan gas dan sisa yang
tidak atau tinggal sedikit mengandung bahan mudah terbakar.
14. Kontaminasi, keadaan yang secara potensial atau telah terjadi kontak
dengan mikroorganisme. Seringkali digunakan dalam pelayanan
kesehatan, istilah tersebut umumnya merujuk pada adanya
mikroorganisme yang dapat menimbulkan infeksi atau penyakit.
15. Pembuangan, mengubur limbah, membuang, melempar, meletakkan
atau melepaskan bahan limbah apapun ke atau pada udara, tanah,
ataupun air. Pembuangan dilakukan tanpa bermaksud untuk
memungut kembali.
16. Pemilahan, pemilahan limbah padat dan menyisihkan bahan – bahan
yang masih bermanfaat dari gundukan limbah di atas tanah.
17. Pengelolaan limbah. Semua kegiatan, baik administrative maupun
operasional (termasuk kegiatan transportasi), melibatkan
penanganan, perawatan, mengkondisikan, penimbunan dan
pembuangan limbah.
18. Saluran kotoran. Sistem pengumpulan dan pengangkutan kotoran,
termasuk saluran – saluran air, pipa – pipa, tempat pompa.
19. Limbah infeksius. Bagian dari limbah medis yang dapat menyebabkan
penyakit infeksi.
20. Limbah kota praja. Limbah umum yang diurus oleh petugas
pembuangan limbah pemerintah setempat (misalnya dinas kebersihan
2
kota) terutama dari rumah tangga, aktifitas komersial dan limbah
jalanan.
21. Segregaasi. Pemisahan sistematis limbah padat sesuai dengan
kategori yang telah ditentukan.
22. Wadah. Tabung tempat penanganan, pengangkutan, penimbunan dan
atau akhirnya pembuangan limbah.
23. Limbah lain yang tidak membawa mikroorgqanisme, tetapi
digolongkan berbahaya karena mempunyai potensi berbahaya pada
lingkungan meliputi:
a. Bahan – bahan kimia atau farmasi (misalnya kaleng bekas, botol
atau kotak yang mengandung obat kadaluarsa, vaksin, reagen
disinfektan seperti formaldehid, glutaralldehid, bahan- bahan
organic seperti aseton dan klorofom)
b. Limbah sitotoksik (misalnya obat-obat untuk kemoterapi).
c. Limbah yang mengandung logam berat (misalnya air raksadari
thermometer yang pecah, tensimeter, bahan – bahan bekas gigi
dan cadmium dari baterai yang di buang).
d. Wadah bekas berisi gas dan tidak dapat di daur ulang (misalnya
kaleng penyembur) yang berbahaya dan dapat meledak apabila di
bakar.
3
BAB II RUANG LINGKUP
A. UNIT–UNIT DI RS
Seluruh unit kerja yang ada di Rumah Sakit
B. PELAKSANA
1. Dokter
2. Perawat
3. Petugas farmasi
4. Petugas radiologi
5. Petugas Boga
6. Petugas laundry
7. Petugas lain baik medis dan non medis
4
BAB III TATALAKSANA
5
e. Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus
f. Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan dan tertutup
g. Tidak boleh ada yang tercecer
h. Gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah
i. Tempat penampungan sementara harus di area terbuka,
terjangkau (oleh kendaraan), aman dan selalu di jaga
kebersihannya dan kondisi kering
6. Pengangkutan
a. Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus
b. Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan dan tertutup
c. Tidak boleh ada yang tercecer
d. Gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah
7. Treatmen
a. Limbah infeksius dimasukkan ke dalam TPS B3 (pihak ketiga).
b. Limbah non infeksius dibawa ketempat pembuangan limbah umum
(yang kemudian diambil oleh petugas atau pihak ketiga)
c. Limbah benda tajam dimasukkan dalam safetybox (pihak ketiga)
d. Limbah cair dalam wastafel di ruang spoelhoek
e. Limbah feces, urine kedalam WC
8. Penanganan limbah benda tajam
a. Jangan menekuk atau mematahkan benda tajam
b. Jangan meletakkan limbah benda tajam sembarang tempat
c. Segera buang limbah benda tajam kekontainer yang tersedia
tahan tusuk dan tahan air dan tidak bisa dibuka kembali
d. Selalu buang sendiri oleh si pemakai
e. Tidak menyarungkan kembali jarum suntik habis pakai
f. Container benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan
9. Penanganan limbah pecahan kaca
a. Gunakan sarung tangan rumah tangga
b. Gunakan kertas Koran untuk mengumpulkan pecahan benda tajam
tersebut, kemudian bungkus dengan kertas
c. Masukkan dalam container tahan tusukan beri label
10. Unit pengelolaan limbah cair
a. Limbah dari laundry dan gizi masuk ke dalam bak untu dilakukan
proses pre-treatment terlebih dahulu
b. Setelah di pre-treatment masuk ke tabung ekualisasi
c. Kemudian masuk kedalam tabung yang pertama yaitu bak aerasi
6
d. Setelah itu masuk ke tabung yang kedua yaitu tabung anaerob
e. Dan yang terakhir masuk ke tabung ketiga yaitu tabung filtrasi
f. Kemudian baru keluar ke badan air / got RS